Anda di halaman 1dari 48

PRESENTASI KASUS

GANGREN DIABETIK

Dokter Pembimbing:
dr. Afvan Tri Kurniawan, SpB

Dokter Pendamping:
dr. Eko Yunita

Penyaji:
dr. Alvira Zulfa
 Nama : Tn. M
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 66 tahun
 Suku Bangsa : Jawa
 Agama : Islam
 Alamat : Suru - Dawar
 Tanggal Masuk Rumah Sakit : 04 Desember 2015
 Tanggal Pemeriksaan : 04 Desember 2015
Luka di kaki kanan menghitam.
Riwayat penyakit sekarang
 Pasien kontrol ke poli bedah post op amputasi
digiti I, III, IV Pedis D. Luka di kaki kanan
menghitam, nyeri, dan terasa panas.
Riwayat penyakit dahulu
 Tanggal 21 November 2015 pasien datang ke
RSUD RA Basuni dengan keluhan luka pada kaki
kanan sejak sebulan SMRS yang tidak sembuh-
sembuh. Sebelumnya pasien mengaku ada
benjolan kecil di kaki kanannya, kemudian pecah
dan timbul luka. Luka makin meluas dan pasien
merasa panas dan nyeri pada kakinya. Pasien
mengaku hanya merendam kakinya di air es
setiap hari tapi pasien tidak merasa lebih baik
sehingga berobat ke RSUD RA Basuni.
Riwayat penyakit dahulu
 Penyakit dahulu : DM (<1 tahun)
HT (disangkal)
 Masuk Rumah Sakit sebelumnya :
 23 Mei 2015 dg Anemia def besi ec Ulkus
Gaster + DM
 21 November 2015 dg Gangren Pedis D +
DM
 Riwayat operasi : 23 November 2015 px op
amputasi digiti I, III, IV Pedis D
 Riwayat alergi : disangkal
Riwayat penyakit keluarga
• Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini
• DM (-)
• HT (-)

Anamnesis Psikososial
 Kebiasaan:

- Pasien suka makan makanan manis


- Jarang berolahraga
 Keadaan umum : cukup
 Kesadaran : Compos Mentis, GCS 4-5-6
 Vital Sign :Tekanan Darah: 130/80 mmHg
Nadi : 80 x/min
RR : 20 x/min
Suhu axila : 36⁰C
 Kulit
- Tonus : Normal - Turgor : Normal
- Anemia : (+) - Ikterus : Tidak ada
 Umum : Dalam batas normal
 Mata
- Konjungtiva : Anemia (+)
- Sclera : Ikterus (-)
- Pupil : Bulat, isokor, diameter 3 mm/3 mm
 Telinga : Dalam batas normal
 Hidung : pernapasan cuping hidung (-)
 Mulut : Dalam batas normal

Leher
 Umum : Simetris
 Kelenjar limfe : pembesaran kelenjar getah bening tidak ada
 Trakea : Tidak ada deviasi
 Tiroid : Tidak ada pembesaran
 Vena jugularis : Dalam batas normal
 Arteri carotis : Dalam batas normal
Umum
 Bentuk : kesan normal
 ICS : Kanan kiri simetris (tidak melebar)
 Retraksi : Tidak ada
 Penggunaan otot bantu nafas: tidak ada
 Kulit : Dalam batas normal
 Axilla : pembesaran kelenjar getah bening
tidak ada
Depan Belakang
Pemeriksaan
Kanan Kiri Kanan Kiri

INSPEKSI

Bentuk Normal

Pergerakan Simetris

PALPASI

Pergerakan Simetris
+ + + +
Fremitus
+ + + +
raba
+ + + +
Nyeri - - - -
Pemeriksaan Depan Belakang
Kanan Kiri Kanan Kiri
PERKUSI
Sonor Sonor Sonor Sonor
Suara ketok Sonor Sonor Sonor Sonor
Sonor Sonor Sonor Sonor
- - - -
Nyeri ketok - - - -
- - - -
Tinggi
Normal
diafragma
Pemeriksaan Depan Belakang

Kanan Kiri Kanan Kiri

AUSKULTASI
Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler
Suara nafas Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler
Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler
+ + + +
Fremitus auditori + + + +
+ + + +
- - - -
Ronkhi
- - - -
- - - -

- - - -
Wheezing
- - - -
- - - -
Inspeksi
 Iktus : tidak tampak
 Pulsasi jantung : tidak tampak

Palpasi
 Iktus : teraba, pada ICS V midclavicular line
sinistra
 Pulsasi jantung : teraba, pada apeks
 Getaran (thrill) : tidak ada
Perkusi
 Batas kanan : ICS IV parasternal dextra
 Batas kiri : ICS V midclavicular line sinistra
Auskultasi
 Suara 1, suara 2 : tunggal, normal
 Suara 3, suara 4 : tidak ditemukan
 Murmur : tidak ditemukan
 Gallop : tidak ditemukan
 I : tampak datar
 P : supel, hepar dan lien tak teraba
 P : timpani, shifting dullness (-)
 A : Bising usus (+) normal

EKSTREMITAS
 Ekstremitas Superior
• Akral : Hangat, kering, merah
• Deformitas : (-) / (-)
• Erythema palmaris : (-) / (-)
• Edema : (-) / (-)
• Petechiae : (-) / (-)
• Clubbing finger : (-) / (-)
 Ekstremitas Inferior
• Deformitas : (+) / (-)
• Edema : (-) / (-)
• Petechiae : (-) / (-)
 Regio : Pedis Dextra
 Inspeksi : Kaki terbalut perban, Luka Hitam (+),
rembesan darah (-), edema (-)
 Palpasi : Nyeri tekan (+), hangat (+)
Darah Lengkap
Hemoglobin : 7,8 g/dl SGOT : 35 u/l
Eritrosit : 3.510.000 /µL SGPT : 42 u/l
Hematocrite : 24,6%
Leukosit : 15.100 /µL BUN : 28 mg/dl
Trombosit : 554.000 /µL Creatinin : 1,0 mg/dl

BT : 1’ 00” GDA : 203 mg/dl


CT : 11’ 40”
 Pasien kontrol ke poli bedah post op amputasi
digiti I, III, IV Pedis D (23 November 2015).
Luka di kaki kanan menghitam, nyeri, dan terasa
panas.
 Sebelumnya, tanggal 21 November 2015 pasien
datang dg keluhan luka pada kaki kanan sejak
sebulan SMRS yang tidak sembuh-sembuh.
Sebelumnya pasien mengaku ada benjolan kecil
di kaki kanannya, kemudian pecah dan timbul
luka. Luka makin meluas dan pasien merasa
panas dan nyeri pada kakinya. Pasien mengaku
hanya merendam kakinya di air es setiap hari.
 Pasien memiliki riwayat penyakit DM (<1 tahun).
 Pasien pernah MRS tanggal 23 Mei 2015 dg
Anemia def besi ec Ulkus Gaster + DM. Dan
tanggal 21 November 2015 dg Gangren Pedis D
+ DM
 Pasien memiliki kebisaan suka makan makanan
manis dan jarang berolahraga.
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
compos mentis, tekanan darah 130/80 mmHg, laju
nadi 80 x/min, laju nafas 20 x/min, suhu axilla 36⁰C.
Pada pemeriksaan kepala didapatkan konjungtiva mata
anemis.
 Status lokalis yaitu pada regio pedis dextra
pada inspeksi kaki terbalut perban, luka hitam
(+), rembesan darah (-), edema (-) dan pada
palpasi terdapat nyeri tekan (+), hangat (+).
 Pada pemeriksaan lab didapatkan leukosit
meningkat (15.100/µL), Hb rendah (7,8g/dl),
hematokrit menurun (24,6%), dan GDA
meningkat (203mg/dl)
Diabetes Melitus tipe II +
Gangren Diabetik Pedis
dekstra + Anemia
Medikamentosa
Advis dr Afvan, SpB:
 IUFD RL 20 tpm
 Injeksi Cefotaxim 3 x 1 g
 Drip Metronidazole 3x500 mg
 Injeksi Antrain 3 x 1 ampul k/p
 Injeksi Ranitidin 2 x 1 ampul k/p
 Pro tranfusi PRC 2 kalf/hari
 Pro amputasi below knee  perbaikan KU dulu

Non-Medikamentosa
 Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya,
terapi, komplikasi serta prognosisnya
 Diet DM
 Rawat luka, menjaga kebersihan luka
Tanggal Subjek Obyektif Assessment Planning

04-12-2015 Luka di kaki KU : cukup DM tipe II + - IUFD RL 20 tpm


kanan Vital sign: TD 132/72, N Gangren Diabetik - Injeksi
menghitam, 116, RR 20, T 37 Pedis D + Anemia Cefotaxim 3 x 1
nyeri, dan Kepala/Leher : a+/i-/c-/d- g
terasa panas. Thorax : Simetris, retraksi - Drip
(-) Metronidazole
- Cor : S1S2 normal, 3x500 mg
murmur (-), gallop (-) - Injeksi Antrain
- Paru : ves/ves, Ronchi -/- 3 x 1 ampul k/p
, wheezing (-) - Injeksi Ranitidin
Abdomen: Flat supel, Bu(+) 2 x 1 ampul k/p
normal - Tranfusi PRC 1
Status lokalis: (R Pedis D) bag
I: kaki terbalut perban, - Diet DM
luka hitam (+), rembesan
darah (-), edema (-)
P: nyeri tekan (+), hangat
(+)

Lab: WBC: 15.100/µL


Hb: 7,8g/dl, Hct: 24,6%),
GDA: 203mg/dl
Tanggal Subjek Obyektif Assessment Planning

05-12-2015 Luka di kaki KU : cukup DM tipe II + - IUFD RL 20 tpm


kanan Vital sign: TD 120/90, N Gangren Diabetik - Injeksi
menghitam, 80, RR 20, T 36,4 Pedis D + Anemia Cefotaxim 3 x 1
nyeri, dan Kepala/Leher : a+/i-/c-/d- g
terasa panas. Thorax : Simetris, retraksi - Drip
(-) Metronidazole
- Cor : S1S2 normal, 3x500 mg
murmur (-), gallop (-) - Injeksi Antrain
- Paru : ves/ves, Ronchi -/- 3 x 1 ampul k/p
, wheezing (-) - Injeksi Ranitidin
Abdomen: Flat supel, Bu(+) 2 x 1 ampul k/p
normal - Tranfusi PRC 1
Status lokalis: (R Pedis D) bag
I: kaki terbalut perban, - Diet DM
luka hitam (+), rembesan - Rawat luka
darah (-), edema (-)
P: nyeri tekan (+), hangat
(+)

Lab: WBC: 10.000/µl


Hb: 9 g/dl, Hct: 27,2%
Tanggal Subjek Obyektif Assessment Planning

06-12- Luka di kaki kanan KU : cukup DM tipe II + - IUFD RL 20 tpm


2015 menghitam, nyeri, Vital sign: TD 130/80, N 88, Gangren Diabetik - Injeksi Cefotaxim 3
dan terasa panas. RR 20, T 36 Pedis D + Anemia x1g
Kepala/Leher : a+/i-/c-/d- - Drip Metronidazole
Thorax : Simetris, retraksi (- 3x500 mg
) - Injeksi Antrain 3 x 1
- Cor : S1S2 normal, murmur ampul k/p
(-), gallop (-) - Injeksi Ranitidin 2 x
- Paru : ves/ves, Ronchi -/-, 1 ampul k/p
wheezing (-) - Tranfusi PRC 2 bag
Abdomen: Flat supel, Bu(+) - Diet DM
normal - Rawat luka
Status lokalis: (R Pedis D) - Pro amputasi below
I: kaki terbalut perban, luka knee besok
hitam (+), rembesan darah (-
), edema (-) Advis dr Diana SpAn
P: nyeri tekan (+), hangat (+) - Puasa mulai jam
03.00
Lab: GDA: 123 mg/dl - Inj Ondancentron 8
mg
- Inj Ranitidin 1 amp
- Siap WB 2 bag di
PMI
Tanggal Subjek Obyektif Assessment Planning

07-12-2015 Luka di kaki KU : cukup DM tipe II + - IUFD RL 20 tpm


kanan Vital sign: TD 132/82, N Gangren Diabetik - Injeksi
menghitam, 76, RR 20, T 36 Pedis D + Anemia Cefotaxim 3 x 1
nyeri, dan Kepala/Leher : a+/i-/c-/d- g
terasa panas. Thorax : Simetris, retraksi - Drip
(-) Metronidazole
- Cor : S1S2 normal, 3x500 mg
murmur (-), gallop (-) - Injeksi Antrain
- Paru : ves/ves, Ronchi -/- 3 x 1 ampul
, wheezing (-) - Injeksi Ranitidin
Abdomen: Flat supel, Bu(+) 2 x 1 ampul
normal
Status lokalis: (R Pedis D)
I: kaki terbalut perban,
luka hitam (+), rembesan
darah (-), edema (-)
P: nyeri tekan (+), hangat
(+)

Lab: WBC: 12.700/µl


Hb: 12 g/dl, Hct: 37,8%
Tanggal Subjek Obyektif Assessment Planning

08-12-2015 Luka post op KU : cukup DM tipe II + - IUFD RL 20 tpm


nyeri (+) Vital sign: TD 140/90, N Gangren Diabetik - Injeksi
88, RR 20, T 36 Pedis D + Anemia Cefotaxim 3 x 1
Kepala/Leher : a+/i-/c-/d- g
Thorax : Simetris, retraksi - Drip
(-) Metronidazole
- Cor : S1S2 normal, 3x500 mg
murmur (-), gallop (-) - Injeksi Antrain
- Paru : ves/ves, Ronchi -/- 3 x 1 ampul k/p
, wheezing (-) - Injeksi Ranitidin
Abdomen: Flat supel, Bu(+) 2 x 1 ampul k/p
normal - Diet DM
Status lokalis: (R Pedis D)
I: kaki terbalut perban,
drain minimal
P: nyeri tekan (+), hangat
(+)

Lab: WBC: 14.500/µl


Hb: 10,8 g/dl, Hct: 34,5%
Tanggal Subjek Obyektif Assessment Planning

09-12-2015 Luka di kaki KU : cukup DM tipe II + - KRS


kanan Vital sign: TD 150/90, N Gangren Diabetik - Rawat luka, Aff
menghitam, 80, RR 20, T 36 Pedis D + Anemia drain
nyeri, dan Kepala/Leher : a+/i-/c-/d- - Cefadroxil 2x1
terasa panas. Thorax : Simetris, retraksi - Asam
(-) mefenamat
- Cor : S1S2 normal, 3x500mg
murmur (-), gallop (-) - Ranitidin 2x1
- Paru : ves/ves, Ronchi -/-
, wheezing (-)
Abdomen: Flat supel, Bu(+)
normal
Status lokalis: (R Pedis D)
I: kaki terbalut perban
P: nyeri tekan (+), hangat
(+)
 Ad vitam : Dubia ad bonam
 Ad fungsionam : Dubia ad malam
 Ad sanasionam : Dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
 Kaki manusia terdiri atas 26 tulang dengan
29 sendi yang dikendalikan oleh sekitar 40
otot kecil kaki dan otot tungkai.

 Insiden diabetes melitus di Indonesia sekitar


1,5%, sedangkan gangren diabetik ditemukan
pada sekitar 4%-nya
 Gangren Pedis Diabetikum menurut
International Concensus on the Diabetic Foot
gangren ditetapkan sebagai sebuah nekrosis
yang berkelanjutan dari kulit dan struktur lain
yang mendasarinya. Gangren pedis
diabetikum adalah kelainan pada ekstremitas
bawah yang merupakan komplikasi kronik
diabetes melitus.
 Gangren diabetik akibat mikroangiopati
-Daerah akral tampak merah dan terasa
hangat.
-Biasanya teraba pulsasi arteri di bagian
distal
-Terdapat ulkus diabetik pada telapak
kaki.
 Gangren diabetik akibat makroangiopati
Akut:
-Pain
-Paleness
-Parestesia
-Pulselessness
-Paralisis
-Prostration
Kronik
-Stadium Fontaine
Stadium Tanda dan gejala

I Asimptomatis atau gejala tidak khas (semutan,


geringgingan)
II Klaudikasio intermiten (sehingga jarak tempuh
memendek)
III Nyeri saat beristirahat

IV Manifestasi kerusakan jaringan karena anoreksia


(sekresi, ulkus)
Menurut Wagner kaki diabetik dibagi menjadi:
1. Derajat 0 : tidak ada lesi terbuka, kulit masih
utuh disertai dengan pembentukan kalus
2. Derajat I : ulkus superfisial terbatas pada
kulit
3. Derajat II : ulkus dalam dan menembus
tendon dan tulang
4. Derajat III : abses dalam, dengan atau tanpa
osteomielitis
5. Derajat IV : gangren jari kaki atau bagian
distal kaki dengan atau tanpa selullitis
6. Derajat V : gangren seluruh kaki atau
sebagian tungkai bawah
 Pengendalian diabetes, status gizi, tekanan
darah, kadar kolesterol, pola hidup sehat
 Penanganan kelainan kaki

 Berdasarkan pembagian derajat menurut


Wagner, maka tindakan pengobatan atau
pembedahan dapat ditentukan sebagai
berikut:
1. Derajat 0: perawatan lokal secara khusus
tidak ada
2. Derajat I-IV: pengelolaan medik dan
tindakan bedah minor
3. Derajat V: tindakan bedah minor, bila gagal
dilanjutkan dengan tindakan bedah mayor
seperti amputasi di atas lutut atau amputasi di
bawah lutut
 Beberapa tindakan bedah khusus diperlukan
dalam pengelolaan kaki diabetik, sesuai
indikasi dan derajat lesi yang dijumpai
seperti:
1. Insisi: abses atau selulitis yang luas
2. Eksisi: pada kaki diabetik derajat I dan II
3. Debridement/nekrotomi: pada kaki diabetik
derajat II, III, IV dan V
4. Mutilasi: pada kaki diabetik derajat IV dan V
5. Amputasi: pada kaki diabetik derajat V
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai