PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui penegakan diagnosis pulpitis kronis
1.3.2 Mengetahui penatalaksanaan pulpitis kronis
1.4 Manfaat
Menambah wawasan keilmuan tentang ringkasan dari kasis dan beberapa tinjauan tentang
pulpitis kronis.
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas
Nama : Ny. NA
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir / Umur : 60 tahun
Alamat : Klampis
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SD
Suku : Madura
Status : Menikah
Pekerjaan : IRT
Tanggal periksa : 5 Desember 2019
2.2 Anamnesa
a. Keluhan utama : Gigi sebelah kiri bawah bagian belakang terasa nyeri
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke poliklinik gigi dan mulut RSUD Syamrabu dengan keluhan gigi sebelah
kiri belakang terasa nyeri setelah ditambal 2 minggu yang lalu. Rasa nyeri memburuk sejak
semalam. Nyeri awalnya dirasa hilang timbul namun 2 hari ini nyeri dirasa terus menerus. Nyeri
dirasa semakin berat ketika pasien memakan makanan yang panas. Nyeri tidak hilang walaupun
sudah tidak memakan makanan yang panas. Nyeri yang dirasakan berdenyut. Pasien mengaku
nyeri menjalar ke daerah pipi, dan kepala bagian kiri. Rasa nyeri yang dirasakan membuat
pasien kesulitan untuk mengunyah. Pasien tidak mengeluh adanya gusi bengkak, maupun gusi
berdarah.
3.1 ANATOMI
Pulpa adalah organ formatif gigi dan membangung dentin primer selama perkembangan
gigi, dentin sekunder setelah erupsi dan dentin reparative sebagai respon terhadap stimulasi
selama odontoblas tetpau utuh. Pulpa bereaksi terhadap stimuli panas dan dingin yang hanya
dirasakan sebagai rasa skait. Pulpa biasanya tahan terhadap sushu sekitar 16 derajat celcius dan
55 derajat celcius yang dikenakan secara langsung pada daerah superfisial. Rasa sakit
merupakan suatu reaksi protektif yang menjadi tanda bahwa terjadi suatu peradangan atau
kerusakan pada pulpa. Apabila terjadi kerusakan pada pulpa sangat kecil kemungkinan untuk
kembali seperti semula. Semua ini tergantung pada aktivitas seluler, suplai nutrisi, usia,
metabolik dan parameter fisiologis yang lainnya.
3.3 ETIOLOGI
Etiologi yang sering didapatkan pada kerusakan yang terjadi pada pulpa adalah fisis
(mekanis ,thermal, listrik, dan radiasi), kimiawi (asam fosfat, monomer akriik, erosi akibat
asam) dan bacterial (toksin yang diproduksi oleh bakteri, invasi bakterial secara langsung
kedalam pulpa, dan kolonisasi microbial didalam pulpa).
Pulpitis atau inflamasi pulpa dapat akut atau kronis, sebagian atau seluruhnya, dan pulpa
dapat terinfeksi atau steril. Keradangan pulpa dapat terjadi karena adanya jejas yang dapat
menimbulkan iritasi pada jaringan pulpa. Jejas tersebut dapat berupa kuman beserta produknya
yaitu toksin, dan dapat juga karena faktor fisik dan kimia (tanpa adanya kuman).
Kebanyakan inflamasi pulpa disebabkan oleh kuman dan merupakan kelanjutan proses
karies, dimana karies ini proses kerusakannya terhadap gigi dapat bersifat local dan agresif.
Apabila lapisan luar gigi atau enamel tertutup oleh sisa makanan, dalam waktu yang lama akan
menjadi kuman sehingga terjadinya kerusakan di daerah enamel yang akan terus berjalan
mengenai dentin hingga pulpa. Ada tiga bentuk pertahanan dalam menaggulangi proses karies,
yaitu :
3.5 Diagnosis
Anamnesa: gejala nyeri termasuk kedalam kriteria reversibel atau irreversibel
Pemeriksaan fisik:
a. Cavity test: menentukan apakah sudah terjadi nekrosis dari pulpa
b. Electric pulp test: untuk menentukan apakah pulpa masih vital atau nekrosis, tidak bisa
digunakan pada gigi dengan crown atau beberapa gigi dengan filling yang luas
c. Thermal test: untuk menentukan atau memperkirakan vitalitas pulpa. Tes dingin
berfunfsi untuk mengetahui reversibel atau irreversibel pulpitis, sedangkan tes hangat
penting untuk menentukan pulpitis irreversibel.
d. Perkusi gigi: dilakukan untuk menentukan kondisi ligamen periodontal dan struktur
yang mendukung
e. Palapasi gigi: melihat keterlibatan periapikal
Pemeriksaan penunjang: foto X-ray
3.6 Tatalaksana
Pulpitis reversibel
a. Vitalitas pulpa dapat dipertahankan dengan menghilangkan karies dan restorasi gigi
b. Monitoring gejala yang dirasakan pasien
c. KIE pasien untuk kontrol kembali jika nyeri yang dirasakan menetap atau memburuk.
Pulpitis irreversibel
a. Pulpectomy atau complete pulpa removal
b. Root canal treatment
c. Ekstrasi
Simtomatis
Anti inflamsi (ibuprofen 600 mg/6 jam maksimal 2400mg/hari)
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien datang ke poli gigi RSUD Syamrabu dengan keluhan gigi kiri belakang bawah sakit
secara tiba-tiba, nyeri memberat saat dipegang, mengunyah, maupun memakan makanan panas,
dan tidak berkurang meskipun stimulus dihilangkan. Keluhan ini dirasa pasien sejak 2 minggu
yang lalu setelah tambal gigi kiri bawah belakang. Untuk meredakan nyeri pasien meminum
obat anti nyeri, namun nyeri tidak berkurang.
Pemeriksaan fisik:
EO: tidak ada kelainan
IO: Inspeksi: karies (+), kalkulus (+)
Sondase: profunda, sakit (+)
Perkusi: nyeri (+) gigi 3.7
Palpasi: nyeri (+) gigi 3.7
Berdasarkan anamnesis serta pemeriksaan, yang dirasakan pasien sesuai dengan teori
sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita pulpitis, yaitu peradangan pada pulpa.
Dikategorikan sebagai pulpitis kronis karena gejala yang dirasakan pasien tidak
memperlihatkan nyeri yang hebat, pasien terlihat lebih tenang. Pulpitis ini diakibatkan oleh
trauma dan faktor saliva, gigi, serta makanan dengan gejala sakit gigi yang tumpul, berdenyut,
terutama bila terkena makanan yang panas. . Pada inspeksi nampak karies, sondase: karies(+)
kalkulus (+), sakit (+), perkusi: dapat (+) maupun (-), tes thermal: (+), Hal ini disebabkan pada
pulpitis kronik terjadi oedem pada pulpa sehingga menekan saraf yang dapat menimbulkan rasa
sakit spontan atau tanpa rangsangan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penjabaran pada bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :
a. Pasien Ny. Na umur 60 tahun berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan, terdiagnosa menderita
pulpitis kronis.
b. Dalam mendiagnosis kasus pulpitis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik ekstra dan
intra oral, ditambah pemeriksaan penunjang seperti foto rontgen. Setelah diagnosis ditegakkan,
dipikirkan rencana perawatan pasien yang berprinsip pada mempertahankan vitalitas gigi serta
saraf gigi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Grossman, Louis I, et al. 1988. Edodontic Practice eleventh edition. Philadelphia:
Pennsylvania, U.S.A.
2. Medicastore.Pulpitis.http://medicastore.com/penyakit/141/Pulpitis_radang_pulpa_gigi.html.
3. Sudiono J, Kurniadhi B, Hendrawan Adhy, Djimantoro B. Ilmu Patologi.. Jakarta: EGC, 2003:
81-98.
4. Tronstad, Leif. Clinical Endodontics. Ed. 3. German: Thieme. 2009. P. 11-12.
5. Louis I. Grossman, Seymour Oliet, Carlos E. Del Rio. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Edisi
11. Jakarta : EGC. 1995. P.65-70, 73-74.