Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KEGIATAN

F 6. UPAYA PENGOBATAN DASAR

PAROTITIS

Disusun oleh:

dr. Yuri Afifah

Pembimbing :

Dr. Wahyu Widiyanti

INTERNSIP DOKTER INDONESIA

PUSKESMAS KETAWANG KABUPATEN MALANG

PERIODE DESEMBER 2016 MARET 2017


HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Usaha Kesehatan Perorangan

Laporan F6. Upaya Pengobatan Dasar

Topik : Parotitis

Diajukan dan dipresentasikan dalam rangka praktik klinis dokter internship sekaligus sebagai
bagian dari persyaratan menyelesaikan program internship dokter Indonesia di Puskesmas
Ketawang Kabupaten Malang

Telah diperiksa dan disetujui pada Desember 2016

Mengetahui,
Dokter Internsip, Dokter Pendamping

dr. Yuri Afifah Dr. Wahyu Widiyanti


A. LATAR BELAKANG
Salah satu penyakit yang paling sering mengenai Nervus medianus adalah neuropati
tekanan/jebakan (entrapment neuropathy). Di pergelangan tangan nervus medianus berjalan
melalui terowongan karpal (carpal tunnel) dan menginnervasi kulit telapak tangan dan
punggung tangan di daerah ibu jari, telunjuk, jari tengah dan setengah sisi radial jari manis.
Pada saat berjalan melalui terowongan inilah nervus medianus paling sering mengalami
tekanan yang menyebabkan terjadinya neuropati tekanan yang dikenal dengan istilah
Sindroma Terowongan Karpal/STK (Carpal Tunnel Syndrome/CTS).
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan sindrom yang timbul akibat N. Medianus
tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di pergelangan tangan, sewaktu nervus
melewati terowongan tersebut dari lengan bawah ke tangan. CTS merupakan salah satu
penyakit yang dilaporkan oleh badan-badan statistik perburuhan di negara maju sebagai
penyakit yang sering dijumpai di kalangan pekerja-pekerja industri dan dapat mengenai ibu-
ibu rumah tangga yang aktif melakukan pekerjaan rumah tangga.
Tingginya angka prevalensi yang diikuti tingginya biaya yang harus dikeluarkan
membuat permasalahan ini menjadi masalah besar dalam dunia okupasi. Beberapa faktor
diketahui menjadi risiko terhadap terjadinya CTS pada pekerja, seperti gerakan berulang
dengan kekuatan, tekanan pada otot, getaran, suhu, postur kerja yang tidak ergonomik dan
lain-lain.

B. PERMASALAHAN PASIEN
Dalam laporan ini, kasus yang diangkat adalah pasien warga desa berusia paruh baya,
bekerja sebagai ibu rumah tangga,yang mengeluhkan tentang rasa nyeri pada kedua jempol
tangan. Rasa nyeri ini terasa sangat mengganggu dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
Pasien mengaku sudah lama menderita penyakit ini, pasien baru datang berobat ke puskesmas.
Selain penatalaksanaan secara medikametosa, penanganan yang harus dilakukan adalah
edukasi kepada pasien tantang penyakit carpal tunnel syndrome. Edukasi dilakukan agar
pasien paham dengan bahaya serta komplikasinya serta meningkatkan kesadaraan akan
berobat rutin.
Pasien cukup baik menjelaskan kronologi keluhannya tersebut sehingga sangat
membantu menegakkan diagnosis. Pasien juga memiliki kemauan yang kuat serta kesadaran
untuk mengubah gaya hidupnya. Hal ini sangat membantu dalam upaya manajemen kasus ini.

C. MANAJEMEN KASUS
1. DATA PASIEN DAN KELUARGA
Nama : An. MDR
Tanggal lahir : 5 Juli 2015
Umur : 17 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Gondanglegi Kulon RT 25 RW 3
Agama : Islam
No. RM : 4341
Jenis Pembayaran : Umum

2. ANAMNESA
Keluhan Utama : Panas 2 hari
Riwayat Keluhan : Orang tua pasien mengeluhkan pasien panas 2 hari naik turun
disertai adanya benjolan di bawah telinga kanan seperti gondongan. Benjolan timbul 2
hari yang lalu. Benjolan terasa nyeri. Nyeri tidak menjalar. Nyeri dirasakan semakin sakit jika
mengunyah dan tidak membaik walaupun dibuat istirahat. Nyeri menelan (-) Nyeri telinga (-)
Batuk (-), Alergi (-) Pilek (-). Nafsu makan normal seperti biasanya. Nyeri kepala (-) Nyeri perut
(-) Mimisan (-), perdarahan gusi (-).

Keluhan lain :-
Riwayat penyakit terdahulu : -
Riwayat keluarga : Keluarga pasien dengan riwayat sakit yang sama seperti pasien saat ini
(-), TB (-) riwayat keluarga batuk lama (-)
Riwayat pengobatan : Diberikan obat sirup penurun panas
Riwayat trauma : Orang tua pasien menyangkal
Riwayat sosial : Tetangga pasien ada yang menderita gondongan satu keluarga,
pasien sering bermain dengan tetangganya tersebut.

3. PEMERIKSAAN
A. Pemeriksaan pada tingkat individu
a. Pemeriksaan fisik
Ku: tampak sakit ringan
Gizi : cukup
TB : 87 cm BB : 9,3kg
Higiene: cukup
Tax: 36.8C nadi: 110 x/m RR : 32 x/m
KULIT
Inspeksi: pigmentasi, tekstur, turgor, Turgor kulit dalam batas normal,
rash, luka, infeksi, ptechiae, hematom, Rash (-), Luka (-), Infeksi (-), Ptechiae
ekskoriasi, ikterus, kuku, rambut. (-), Hematom (-), Ekskoriasi (-),
Palpasi: nodul, atrofi, sclerosis Ikterus (-), Nodul (-), Atrofi (-),
Sklerosis (-)
KEPALA DAN LEHER
Inspeksi: bentuk kepala, sikatrik, Normocephali, Anemis (-), Tulang pipi
pembengkakan. normal, Pembengkakan (-)
Palpasi: kelenjar limfe, pembengkakan, Pembesaran KGB (-), Nyeri tekan (-)
nyeri tekan, tiroid, trakea, pulsasi vena. JVP R+1cm H2O (30o)
Auskultasi: bruit Neck Tenderness (-)
Pemeriksaan: JVP, kaku kuduk
TELINGA
Inspeksi: serumen, infeksi, membran Serumen (-/-)
timpani, tophi Infeksi (-/-)
Palpasi: mastoid, massa Massa (-)
HIDUNG
Inspeksi: septum, mukosa, sekret, Mukosa dan Septum Deviasi (-),
perdarahan, polip Sekret (-), Perdarahan (-), Polip (-)
Palpasi: nyeri Nyeri (-)
RONGGA MULUT DAN TENGGOROKAN
Inspeksi: pigmentasi, leukoplakia, Gigi Tampak Normal, Leukoplakia (-),
ulkus, tumor, gusi, gigi, infeksi, lidah, Ulkus (-), Tumor (-), Infeksi (-),
faring, tonsil Tonsil T1/T1
Palpasi: nyeri, tumor, kelenjar ludah Nyeri (-), Tumor (-)
Inspeksi: ptosis, sclera, ikterus, pucat, Ptosis (-), Sclera Icteric (-/-),
kornea, arkus, merah, infeksi, air mata, Konjungtiva Anemis (-/-), Kemerahan
tumor, perdarahan, pupil (kanan/kiri), (-/-), Infeksi (-/-), Tumor (-/-),
lapangan pandang Perdarahan (-/-), Diplopia (-/-),
Pupil bulat isokor.
Palpasi: tonometri (kanan/kiri) Tidak dilakukan
Funduskopi: (kanan/kiri) Tidak dilakukan
TORAKS (PULMO)
Inspeksi: simetri, gerakan, respirasi, Simetris, Ritmis
irama, payudara, tumor SF D=S
Palpasi: gerakan, fremitus fokal ss v v rh - - wh - -
Perkusi: resonansi ss vv -- --
Auskultasi: suara nafas, rales, ronkhi, ss vv -- --
wheezing, bronkofoni, pectoriloquy
JANTUNG
Inspeksi: iktus Iktus Invisible
Palpasi: iktus, thrill Iktus Palpable @ ICS V MCL S
Perkusi: batas kiri, batas kanan, LHM~iktus, RHM~Parasternal Line D
pinggang jantung S1S2 single, Gallop (-), Murmur (-)
Auskultasi: denyut jantung (frekuensi,
irama) S1, S2, S3, S4, gallop, murmur,
ejection click, friction rub
ABDOMEN
Inspeksi: kontur, striae, sikatrik, vena Soefl, Flat
caput medusa, hernia BU (+) Normal ,Bruit (-)
Auskultasi: peristaltic usus, bruit, rub Troube Space Timpani
Palpasi: nyeri, defans/rigiditas, massa, Shifting Dullness (-)
hernia, hati, limpa, ginjal Liver span 9 cm, Konsistensi padat
Perkusi: resonansi, shifting dullness, Kenyal, Permukaan rata, Tepi tajam
undulasi
PUNGGUNG
Inspeksi: postur, mobilitas, skoliosis, Dalam batas normal
kifosis, lordosis Nyeri (-), Tidak teraba adanya tumor,
Palpasi: nyeri, gybus, tumor Ketok ginjal (-), Tenderness (-)
EKSTREMITAS
Inspeksi: gerak sendi, pembengkakan, Pembengkakan kaki bilateral (-),
merah, deformitas, simetri, edema, Deformitas (-), Sianosis (-), Varises (-),
sianosis, pucat, ulkus, varises, kuku Kemerahan (-)
Palpasi: panas, nyeri, massa, edema, Nyeri (+) pada kedua ibu jari tangan,
denyut nadi perifer Pitting Edema -/-, Massa (-), Akral
hangat,
ALAT KELAMIN
Perempuan: introitus, vagina, serviks, Tidak diperiksa
uterus, adneksa, nyeri, tumor
Laki-laki: penis, scrotum, nyeri, tumor
REKTUM
Hemoroid, fisura, kondiloma, darah, Tidak diperiksa
sfingter ani, massa, prostat
NEUROLOGI
Berdiri, gaya jalan, tremor, koordinasi, Status Neurologi :
kelemahan, flaksid, paralitik, fasikulasi, Tinel Test +/+
syaraf kranial, reflex fisiologis, reflex Phalen Test +/+
Kontraphalen Test +/+
patologis
Flick Test +/+
Lhermitte -/+
Naffziger -/-
Valsava -/-

Motorik
T N/N
P 5/5
BICARA
Disartria, apraxia, afasia Tidak ditemukan kelainan

b. Pemeriksaan kondisi psikologi


Stressful event : -
Saat ini pasien dalam keadaan eutimia. Hubungan pasien dengan keluarganya pun
hangat dan saling pengertian satu sama lain. Permasalahan saat ini hanya nyeri pada
kedua jempol tangannya. Hal ini membuat pasien merasa produktivitasnya sebagai
ibu rumah tangga berkurang akibat penyakitnya ini.
Pada pasien ini, diagnosis Carpal Tunnel Syndrome didasarkan pada anamnesis
dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis diperoleh faktor-faktor risiko yang mengarah
pada kemungkinan penyebab terjadinya CTS pada pasien antara lain: Faktor risiko
pada pasien ini adalah usia (>30 tahun), gaya hidup yang kurang berolahraga, dan
pekerjaan pasien yang menimbulkan gerakan repetitive pada pergelangan tangan
seperti mencuci baju, memasak, menyapu dan lain-lain. Dari pemeriksaan fisik
diperoleh bahwa pemeriksaan kepala sampai kaki dalam batas normal tetapi
didapatkan nyeri pada kedua ibu jari tangan disertai Tinel test (+), Phalen test (+),
Kontraphalen test (+) dan Flick test (+). Pada pasien ini diberikan terapi farmakologis
berupa natrium diclofenac 2x50 mg serta pemberian Vitamin B complex 1x1 tab.
DIAGNOSA HOLISTIK KOMPREHENSIF
A. 1. Diagnosa biomedis 1 : Carpal Tunnel Syndrome dd De Quervain Syndrome
2. Diagnosa biomedis 2 : Susp Cervical Root Syndrome

B. Diagnosa faktor resiko :


Internal
a. Genetik :-
b. Persepsi : sering beranggapan rasa sakit pada pergelangan tangan adalah hal
yang biasa-biasa saja dan akan hilang dengan sendirinya
c. Psikologis :-
d. Perilaku : Pasien jarang berolah raga
Eksternal
c. Ekonomi :-
d. Sosial :-
e. Budaya : Pasien menganggap bahwa sakit pada ibu jarinya merupakan
sakit yang biasa dan pasien tetap beraktifitas seperti biasanya hingga rasa sakit
bertambah parah dan tak kunjung sembuh, barulah pasien membawanya berobat.
f. Fisik : Pasien selalu melakukan pekerjaan dengan menggunakan kedua
tangannya dengan gerakan-gerakan yang berulang.
g. Kimia :-
h. Biologi :-

Upaya : pasien tetap beraktifitas seperti biasa meskipun rasa sakit di ibu jarinya sudah
dirasakan sejak lama

INTERVENSI HOLISTIK KOMPREHENSIF


- Medikamentosa dan Tindakan Medis
Pencegahan Primer :
a) Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit CTS, faktor resiko, gejala-
gejala, komplikasi dan penatalaksanaannya.
b) Menyarankan penderita menyampaikan kepada anggota keluarga cara
mencegah penyakit CTS
c) Menjelaskan kepada anggota keluarga penderita tentang pentingnya
mendukung pasien.
Pencegahan Sekunder :
a) Memberi obat natrium diclofenac 50 mg diminum 2 kali sehari pagi dan sore
masing-masing 1 tablet dan vitamin B complex 1x1 tablet yang diminum
setelah makan untuk mengurangi rasa nyeri.
b) Mengingatkan keluarga untuk memotivasi penderita agar pasien
mengkonsumsi obat minum sesuai dengan anjuran dokter dan tidak beli obat
sendiri tanpa resep.
c) Melakukan kompres dingin pada bagian yang terasa nyeri atau sakit selama 5-
10 menit
Pencegahan Tersier :
a. Mengatur postur tubuh terutama saat bekerja dan meminimalisir aktifitas yang
menimbulkan gerakan berulang pergelangan tangan yang berlebihan.
b. Sering-sering mengistirahatkan tangan di tengah-tengah aktifitas.
c. Setelah beraktivitas sebaiknya pasien istirahat untuk meringankan kekakuan pada
pergelangan tangan.

- Edukasi dan Advokasi


Pasien diberikan informasi megenai Parotitis, penyebab, pencegahan, dan
komplikasinya. Pasien diberikan obat natrium diclofenac diminum 2 kali sehari pagi
dan sore masing-masing 1 tablet, obat ini berfungsi mengurangi nyeri, diminum
apabila terasa nyeri saja. Efek samping obat ini adalah nyeri perut, mual, dan
konstipasi. Pasien dianjurkan untuk memeriksakan lebih lanjut seperti foto rontgen
untuk mengetahui adanya kelainan pada tulang pergelangan tangan serta EMG untuk
mengetahui derajat kerusakan pada saraf medianus.

Anda mungkin juga menyukai