Glukosa merupakan bahan bakar utama metabolisme untuk otak. Otak hanya
menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dalam jumlah yang sangat sedikit.
Fungsi otak yang normal sangat tergantung asupan glukosa dari sirkulasi.
Gangguan asupan glukosa yang berlangsung lebih dari beberapa menit dapat
menimbulkan disfungsi sistem saraf pusat, gangguan kognitif dan koma.
SECTION 1
IDENTITAS PASIEN
Menurut keluarga pasien pasien tidak bisa
diajak komunikasi dan hanya terbaring
Pasien datang keluhan tidak memberikan respon ketika dipanggil
Beberapa hari sebelumnya pasien kurang
utama mendadak
nafsu makan tetapi tetap meminum obat
mengalami penurunan kencing manis yang dibelinya sendiri
kesadaran sejak Saat sadar pasien mengatakan lemas dan
mual
2 jam SMRS Pasien mempunyai luka pada kaki kiri sejak
1 minggu yang lalu dan keluarga
mengatakan hanya memberikan salep kulit
Selama mengalami kencing manis pasien
mengaku tidak rutin berobat kencing manis
ke puskesmas
The Power of PowerPoint | thepopp.com 5
Riwayat Riwayat
Penyakit Riwayat Penyakit
Dahulu Pengobatan Riwayat Gizi Keluarga
6
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Sopor Koma
Kesadaran : GCS E2-V2-M4
Vital Sign
TD : 210/106 mmHg
Nadi : 92 x/ menit, reguler, lemah
RR : 20 x/menit
Suhu : 36oC SpO2: 93%
Status Gizi BB: 71 kg; TB: 168 cm
SECTION 2
PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala
- Bentuk : normosefal
PEMERIKSAAN KHUSUS
- Rambut : hitam, berombak, tidak mudah dicabut a. Thorax
- Mata : konjungtiva anemis : +/+ 1. Cor :
sklera ikterus : -/- - Inspeksi : pulsasi (+) iktus cordis (+)
eksoftalmus : -/- - Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V linea parasternal, thrill (-)
- Perkusi : redup di ICS IV MCL D s/d ICS V MCL S
refleks cahaya : +/+ d: 3/3, pupil isokor
- Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, suara tambahan (-)
- Hidung : sekret (-), bau (-), pernapasan cuping hidung (-), darah (-)
2. Pulmo :
- Telinga : sekret (-), bau (-), perdarahan (-) DEXTRA SINISTRA
- Mulut : sianosis (-), bau (-), perdarahan gusi (-) Inspeksi: Inspeksi:
Retraksi (-) Retraksi (-)
- Bibir : sianosis (-), pucat (-), mukosa bibir basah (-) Gerak nafas tertinggal (-) Gerak nafas tertinggal (-)
Palpasi: Palpasi:
- Lidah : candidiasis (-) Fremitus raba (n) Fremitus raba (n)
- Tenggorokan: faring hiperemis (-), hipertrofi tonsil (-) Deviasi trakea (-) Deviasi trakea (-)
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
a. Leher Perkusi: Perkusi:
Sonor Sonor
- KGB : tidak ada pembesaran Auskultasi: Auskultasi:
- Tiroid : tidak ada pembesaran Vesikuler (+) Vesikuler (+)
Ronkhi (+/-) Ronkhi (+/-)
- JVP : tidak meningkat Wheezing (-) Wheezing(-)
8
PEMERIKSAAN
a. Abdomen PENUNJANG
(30 Juni 2018)
- Inspeksi : cembung
- Auskultasi : bising usus (+) HEMATOLOGI HASIL NILAI SATUAN
NORMAL
- Perkusi : tympani normal
HB 10,7 13,2 – 17,3 gr/dL
- Palpasi : soepel, nyeri tekan epigastric (-), hepatosplenomegali (-)
LEUKOSIT 16.600 3.800 – 10.600 /uL
b. Ekstremitas
HEMATOKRIT 31 40 – 52 %
- Superior : akral hangat -/-, edema -/-
TROMBOSIT 567.400 150.000 – 440.000 /uL
- Inferior : akral hangat -/-, edema -/- FAAL HATI
Status lokalis : terdapat luka terbuka pada pedis sinitra dasar SGOT 95 8 – 35 U/L
luka jaringan, pus (-), darah (-), disekitar luka SGPT 110 4 – 35 U/L
terdapat jaringan yang berwarna merah GULA DARAH
(perbaikan), hiperemi (+) dan odor (+) GLUKOSA 27 < 180 mg/dL
SEWAKTU
9
ELEKTROLIT PEMERIKSAAN
NATRIUM 124 135 – 147 mmol/L
PENUNJANG
KALIUM 1,8 3.6 – 5.5 mmol/L
FAAL GINJAL
UREUM 44 5 – 35 mg/dL
ANALISA GAS
DARAH
pH 7,55
SO2% 100,0 %
10
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
11
The Power of PowerPoint | thepopp.com 12
Planning Edukasi
Istirahat yang cukup Medikamentosa H1 MRS
Dubia at bonam Cek GDS secara berkala tiap 2-3 jam dan elektrolit
tiap 24 jam
13
30 Juni 2018
16
Planning
17
2 juli 2018
18
Planning
Glukosa sewaktu 218 – 326 - 292 <180 mg/dl Elektrolit Imbalance - Inj. Ondansetron 3x8mg
+ Hospital Acquired
Elektrolit Pneumonia + Ulcus - Inj. Omeprazole 2 x 1amp
19
3 juli 2018
20
Planning
RR=18 x/m,
T= 36 C
22
Planning
Dorsalis Pedis
Natrium 129 135 – 147 mmol/L - KSR 3 x 2 tab
Sinistra - Amlodipin 1x10mg
- Laxadyn 3x1C
Chlorida 86 100 – 110 mmol/L
23
5 juli 2018
24
Planning
Glukosa sewaktu 133 - 289 - 190 <180 mg/dl DM type 2 + - Inj. Novorapid sesuai KGDH
26
Planning
27
7 juli 2018
28
Planning
- Amlodipin 1x10mg
29
8 juli 2018
30
Planning
ANALISA KASUS
Hipoglikemia adalah
timbul setelah pasien
keadaan dimana kadar mengkonsumsi obat
glukosa darah <60 mg/dL hiperglikemik oral
yaitu metformin
atau kadar glukosa darah
500mg.
< 80 mg/dL dengan gejala
klinis.
Pada kasus ini pasien
laki-laki 70 tahun datang
ke IGD dengan keluhan
penurunan kesadaran
sejak 2 jam SMRS
dengan GDS 27mg/dl.
33
Diperkirakan 2-4% dari Saat ini Indonesia memiliki
mortalitas akibat diabetes estimasi prevalensi
hipoglikemia sebesar 1,2-
melitus dikaitkan dengan 2,3%
hipoglikemia.
34
Triad Whipple
1. Keluhan adanya kadar glukosa darah
Klasifikasi :
plasma yang rendah. Gejala otonom
seperti berkeringat, jantung berdebar- 1. Hipoglikemia puasa
debar, tremor, lapar. Pada pasien ini Triad Whipple 2. Hipoglikemia pasien rawat inap
2. Kadar glukosa darah yang rendah seperti gejala otonom merasa lapar tapi 3. Reaktif hipoglikemi atau
Gejala neuroglikopenik seperti malas makan, gejala neuroglikopenik
hipoglikemi pasca makan
seperti bingung, sulit berbicara, mual,
bingung, mengantuk, sulit berbicara,
sakit kepala serta hilangnya dengan
inkoordinasi, perilaku berbeda,
cepat keluhan sesudah kurangnya
gangguan visual, parestesi, mual, sakit glukosa dikoreksi.
kepala. .
Pasca
Obat-obatan Puasa
Makan
Pengeluaran insulin
anti diabetiknya.
yang berlebihan dan
penyerapan glukosa
yang kurang
Produksi glukosa
tidak seimbang
dengan
Tidak seimbang kebutuhan
HIPOGLIKEMIA
insulin dan glukosa
Terapi Hipoglikemia
a. Stadium permulaan (sadar) b. Stadium lanjut
- Diberikan larutan dekstrosa 40%
- Berikan gula murni 30 gr (2 sdm) dan
makanan yang mengandung sebanyak 2 flakon (50ml) bolus IV
karbohidrat. - Diberikan cairan dekstrosa 10% per
- Hentikan obat hipoglikemia infuse 6 jam/kolf
sementara
Injeksi glukosa 40% intravena 25 mL
- Pantau GDS tiap 1-2 jam
1 flash Bila kadar glukosa 60-90 mg/dL 1 flash dapat meningkatkan kadar
- Pertahankan gula darah sekitar 200
2 flash Bila kadar glukosa 30-60 mg/dL glukosa 25-50 mg/dL.
mg/dl (bila sebelumnya tidak sadar)
3 flash Bila kadar glukosa < 30 mg/dL Kadar glukosa yang diinginkan > 120
- Cari penyebab
mg/dL
43
- Bila belum sadar, - Bila GDS >200mg/dl : - Bila GDS >200 mg/dl, Bila hipoglikemia belum
teratasi dipertimbangkan
dilanjutkan infus maltosa pertimbangkan
pertimbangkan pemberian antagonis insulin
10% atau glukosa 10% menurunkan kecepatan
mengganti infus seperti : adrenalin, kortison
kemudian diulang 25 cc drip dekstrosa 10% dosis tinggi atau glucagon
dengan dekstrosa 5% 0,5-1 mg IV/IM (bila
glukosa 40% sampai
atau NaCl 0,9%. penyebab insulin)
penderita sadar
Pencegahan Hipoglikemia
47
a.Edukasi obat-obatan untuk diabetes
b. Pola makan
c. Aktivitas sehari-hari
WE MUST KNOW
d. Konsumsi alkohol