Anda di halaman 1dari 51

Terima Kasih kepada :

Pembimbing Kasus : dr. Djoko Koentjoro, SpPD


Pendamping Internsip : Letkol (CKM) dr. Zam Iwana
HIPOGLIKEMIA
By dr Meta Marina Sudarman

Suyoto Hospital, September 2018


INTERNSIP DOKTER INDONESIA
LET’S BEGIN NOW!
PENDAHULUAN

Glukosa merupakan bahan bakar utama metabolisme untuk otak. Otak hanya
menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dalam jumlah yang sangat sedikit.
Fungsi otak yang normal sangat tergantung asupan glukosa dari sirkulasi.
Gangguan asupan glukosa yang berlangsung lebih dari beberapa menit dapat
menimbulkan disfungsi sistem saraf pusat, gangguan kognitif dan koma.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 3


Nama : Tn. N
Usia : 70 tahun
Alamat : JL Gang Masjid RT 001 / RW 001,
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
Pekerjaan :-
Status Marital : Menikah
Pendidikan : SMA
Suku : Jawa
Agama : Islam
No. RM : 22.60.90
Tanggal MRS : 30 Juni 2018
Tanggal KRS : 8 Juli 2018

SECTION 1

IDENTITAS PASIEN
 Menurut keluarga pasien pasien tidak bisa
diajak komunikasi dan hanya terbaring
Pasien datang keluhan tidak memberikan respon ketika dipanggil
 Beberapa hari sebelumnya pasien kurang
utama mendadak
nafsu makan tetapi tetap meminum obat
mengalami penurunan kencing manis yang dibelinya sendiri
kesadaran sejak  Saat sadar pasien mengatakan lemas dan
mual
2 jam SMRS  Pasien mempunyai luka pada kaki kiri sejak
1 minggu yang lalu dan keluarga
mengatakan hanya memberikan salep kulit
 Selama mengalami kencing manis pasien
mengaku tidak rutin berobat kencing manis
ke puskesmas
The Power of PowerPoint | thepopp.com 5
Riwayat Riwayat
Penyakit Riwayat Penyakit
Dahulu Pengobatan Riwayat Gizi Keluarga

• Diabetes melitus Pasien biasa 5 hari sebelum Anggota


(+) sejak 7 tahun mengkonsumsi masuk rumah sakit,
yang lalu keluarga dengan
metformin 500mg nafsu makan
• Hipertensi yang kadang pasien menurun,
keluhan dan
disangkal (-) dibelinya sendiri sehingga pasien penyakit yang
• Bronkopnemonia tanpa kontrol atau jarang makan tepat sama disangkal
/Hospital resep dokter waktu dan sedikit.
Acquired sebelumnya
Pneumonia (+)

6
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Sopor Koma
Kesadaran : GCS E2-V2-M4
Vital Sign
TD : 210/106 mmHg
Nadi : 92 x/ menit, reguler, lemah
RR : 20 x/menit
Suhu : 36oC SpO2: 93%
Status Gizi  BB: 71 kg; TB: 168 cm

SECTION 2

PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala
- Bentuk : normosefal
PEMERIKSAAN KHUSUS
- Rambut : hitam, berombak, tidak mudah dicabut a. Thorax
- Mata : konjungtiva anemis : +/+ 1. Cor :
sklera ikterus : -/- - Inspeksi : pulsasi (+) iktus cordis (+)

eksoftalmus : -/- - Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V linea parasternal, thrill (-)
- Perkusi : redup di ICS IV MCL D s/d ICS V MCL S
refleks cahaya : +/+ d: 3/3, pupil isokor
- Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, suara tambahan (-)
- Hidung : sekret (-), bau (-), pernapasan cuping hidung (-), darah (-)
2. Pulmo :
- Telinga : sekret (-), bau (-), perdarahan (-) DEXTRA SINISTRA
- Mulut : sianosis (-), bau (-), perdarahan gusi (-) Inspeksi: Inspeksi:
Retraksi (-) Retraksi (-)
- Bibir : sianosis (-), pucat (-), mukosa bibir basah (-) Gerak nafas tertinggal (-) Gerak nafas tertinggal (-)
Palpasi: Palpasi:
- Lidah : candidiasis (-) Fremitus raba (n) Fremitus raba (n)
- Tenggorokan: faring hiperemis (-), hipertrofi tonsil (-) Deviasi trakea (-) Deviasi trakea (-)
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
a. Leher Perkusi: Perkusi:
Sonor Sonor
- KGB : tidak ada pembesaran Auskultasi: Auskultasi:
- Tiroid : tidak ada pembesaran Vesikuler (+) Vesikuler (+)
Ronkhi (+/-) Ronkhi (+/-)
- JVP : tidak meningkat Wheezing (-) Wheezing(-)

8
PEMERIKSAAN
a. Abdomen PENUNJANG
(30 Juni 2018)
- Inspeksi : cembung
- Auskultasi : bising usus (+) HEMATOLOGI HASIL NILAI SATUAN
NORMAL
- Perkusi : tympani normal
HB 10,7 13,2 – 17,3 gr/dL
- Palpasi : soepel, nyeri tekan epigastric (-), hepatosplenomegali (-)
LEUKOSIT 16.600 3.800 – 10.600 /uL
b. Ekstremitas
HEMATOKRIT 31 40 – 52 %
- Superior : akral hangat -/-, edema -/-
TROMBOSIT 567.400 150.000 – 440.000 /uL
- Inferior : akral hangat -/-, edema -/- FAAL HATI
Status lokalis : terdapat luka terbuka pada pedis sinitra dasar SGOT 95 8 – 35 U/L
luka jaringan, pus (-), darah (-), disekitar luka SGPT 110 4 – 35 U/L
terdapat jaringan yang berwarna merah GULA DARAH

(perbaikan), hiperemi (+) dan odor (+) GLUKOSA 27 < 180 mg/dL
SEWAKTU

9
ELEKTROLIT PEMERIKSAAN
NATRIUM 124 135 – 147 mmol/L
PENUNJANG
KALIUM 1,8 3.6 – 5.5 mmol/L

CHLORIDA 81 100 – 110 mmol/L

FAAL GINJAL

KREATIN SERUM 1,4 0.6 – 1.1 mg/dL

UREUM 44 5 – 35 mg/dL

ANALISA GAS
DARAH

pH 7,55

pCO2 49,7 mmHg

SO2% 100,0 %

HCO3 44,4 mmol/L

TCO2 45,9 mmol/L

BEecf 21,9 mmol/L

BEb 19,3 mmol/L

O2Cap 24,1 mL/dL

PO2/FIO2 580,6 mmHg

10
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

11
The Power of PowerPoint | thepopp.com 12
Planning Edukasi
 Istirahat yang cukup Medikamentosa H1 MRS

 Menjelaskan tentang penyakit – O2 2-3 lpm


– IVFD D10% 20 tpm
yang diderita pasien kepada – Inj. Bolus D40% 2 fl
keluarga – IVFD NaCl 3% 20 tpm
– IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
 Pemenuhan kebutuhan gizi – Inj. Ondansetron 3x8mg
– Inj. Omeprazole 2 x 1amp
 Menjaga kondisi lingkungan
– Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr
sekitar pasien – Inj. KCl 50 meq / 24jam
– KSR 3 x 2 tab
– Captopril 1x25mg Sublingual
Prognosis Planning Diagnostik :

Dubia at bonam Cek GDS secara berkala tiap 2-3 jam dan elektrolit
tiap 24 jam
13
30 Juni 2018

Subjektif K/L: a/i/c/d = -/-/-/- Abdomen:


Objektif Cembung, bising
Kesadaran Thorax: usus (+), timpani
GCS 2-2-4 Cor:
mendadak menurun
VS: TD=210/106 S1S2 tunggal, suara
Ekstremitas: akral
saat di IGD tambahan (-)
mmHg N= 92 x/m, hangat 4
RR= 20 x/m, ekstremitas,
GDS 27mg/dl ; Pulmo:
T= 36 C oedem (-), ulkus
Kalium 1,8mg/dl , vesikular +/+, rhonki
+-/+-, wheezing -/- pada dorsalis
pedis sinistra
Asessment
Post Syncope ec Hipoglikemia pada DM type 2 + Krisis Hipertensi + Elektrolit Imbalance + Hospital
Acquired Pneumonia + Ulcus Diabetikum et Dorsalis Pedis
Sinistra
14
Konsul dr Djoko, SpPD by (Pukul 02.05 WIB)
- O2 2-3 lpm phone mendapatkan terapi :
- Inj. Bolus D40% 2 fl GDA 56 mg/l  165 mg/dl
- IVFD D10% 30 tpm VS: TD : 194/90 mmHg
- Rawat ruang HCU
- Aspilet 1 x 80 mg N= 95 x/m
- IVFD NaCl 3% 500ml 20 RR= 20 x/m
- Captopril 1x25mg SL
tpm T= 36 C
- IVFD NaCl 0,9% 1000ml
20 tpm
Keterangan tambahan :
(Pukul 00.05 WIB) - Inj. Ondansetron 3x8 mg
pasien mengatakan lemas, - Inj. Omeprazole 2 x 1amp
GCS 4-5-6 - Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr
VS: TD : 144/73 mmHg
- Inj. KCl 50 meq / 24jam
N= 100 x/m
- KSR 3 x 2 tab
RR= 20 x/m, T= 36 C
GDA 27 mg/dl 56 mg/dl
 Inj. Bolus D40% 2 fl
15
1 juli 2018

Objektif K/L: a/i/c/d = -/-/-/-


Abdomen: Cembung,
Subjektif - Kesadaran kompos Thorax: bising usus (+),
Cor: timpani
mentis, GCS 4-5-6 S1S2 tunggal, suara
Pasien
tambahan (-) Ekstremitas: akral
- TD=176/89 mmHg,
mengeluhkan hangat 4 ekstremitas,
- N= 80 x/m, RR= 20 x/m, Pulmo: oedem (-), ulkus pada
pusing dan mual , vesikular +/+, rhonki dorsalis pedis sinistra
- T= 36 C +-/+-, wheezing -/-

16
Planning

Asessment Inj D10% 30tpm  Stop


IVFD NaCl 3% 20 tpm
Pemeriksaan 1/07/2018 Nilai Normal Post Hipoglikemia IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
pada DM type 2 + Inj. KCl 50 meq / 24jam
Gula Darah Hipertensi + Inj. Ondansetron 3x8mg
Elektrolit Imbalance Inj. Omeprazole 2 x
Glukosa sewaktu 166 - 184 - 218 <180 mg/dl 1amp
+ Hospital Acquired
Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr
Elektrolit Pneumonia + Ulcus KSR 3 x 2 tab
Diabetikum et
Natrium 122 135 – 147 mmol/L Dorsalis Pedis
Sinistra
Kalium 2,7 3.6 – 5.5 mmol/L

Chlorida 81 100 – 110 mmol/L

17
2 juli 2018

Objektif K/L: a/i/c/d = -/-/-/-


Abdomen: Cembung,
Subjektif Kesadaran kompos Thorax: bising usus (+),
mentis, Cor: timpani
GCS 4-5-6 S1S2 tunggal, suara
Pasien keluhan tidak tambahan (-) Ekstremitas: akral
bisa tidur hangat 4 ekstremitas,
TD= 178/85 mmHg, Pulmo: oedem (-), ulkus pada
N= 88 x/m, , vesikular +/+, rhonki dorsalis pedis sinistra
RR=20 x/m, +-/+-, wheezing -/-
T= 36,4 C

18
Planning

Pemeriksaan 2/07/2018 Nilai Normal Asessment - IVFD NaCl 3% 20 tpm

- IVFD NaCl 0,9% 20 tpm


Gula Darah DM type 2 +
Hipertensi + - Inj. KCl 25 meq / 24jam

Glukosa sewaktu 218 – 326 - 292 <180 mg/dl Elektrolit Imbalance - Inj. Ondansetron 3x8mg
+ Hospital Acquired
Elektrolit Pneumonia + Ulcus - Inj. Omeprazole 2 x 1amp

Diabetikum et - Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr

Natrium 128 135 – 147 mmol/L Dorsalis Pedis - Amlodipin 1x5mg


Sinistra
- KSR 3 x 2 tab
Kalium 2,2 3.6 – 5.5 mmol/L

Chlorida 85 100 – 110 mmol/L

19
3 juli 2018

Objektif K/L: a/i/c/d = -/-/-/-


Abdomen: Cembung,
Subjektif Kesadaran kompos Thorax: bising usus (+),
mentis, Cor: timpani
GCS 4-5-6 S1S2 tunggal, suara
Pasien keluhan tambahan (-) Ekstremitas: akral
masih susah tidur hangat 4 ekstremitas,
TD= 164/80 mmHg, Pulmo: oedem (-), ulkus pada
N= 87 x/m, , vesikular +/+, rhonki dorsalis pedis sinistra
RR=18 x/m, T= 36 C +-/+-, wheezing -/-

20
Planning

- IVFD NaCl 3% 20 tpm

Pemeriksaan 3/07/2018 Nilai Normal Asessment - IVFD NaCl 0,9% 20 tpm

- Inj. KCl 25 meq / 8jam


Gula Darah DM type 2 +
Hipertensi + - Inj. Novorapid sesuai KGDH
Glukosa sewaktu 262 - 333 - 166 <180 mg/dl Elektrolit Imbalance - Inj. Ondansetron 3x8mg
+ Hospital Acquired
- Inj. Omeprazole 2 x 1amp
Elektrolit Pneumonia + Ulcus
Diabetikum et - Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr
Dorsalis Pedis
Natrium 129 135 – 147 mmol/L - Alprazolam 1x0,5mg
Sinistra
- KSR 3 x 2 tab
Kalium 2,7 3.6 – 5.5 mmol/L
- Amlodipin 1x5mg  ganti
Amlodipin 1x10mg
Chlorida 86 100 – 110 mmol/L
21
4 juli 2018

Objektif K/L: a/i/c/d = -/-/-/-


Abdomen: Cembung,
Subjektif Kesadaran kompos Thorax: bising usus (+),
mentis, Cor: timpani
GCS 4-5-6 S1S2 tunggal, suara
Pasien keluhan susah
tambahan (-) Ekstremitas: akral
tidur, lemas dan susah hangat 4 ekstremitas,
TD= 170/80 mmHg, Pulmo: oedem (-), ulkus pada
BAB , vesikular +/+, rhonki dorsalis pedis sinistra
N= 82 x/m, +-/+-, wheezing -/-

RR=18 x/m,

T= 36 C

22
Planning

- IVFD NaCl 3% 20 tpm

- IVFD NaCl 0,9% 20 tpm


Pemeriksaan 4/07/2018 Nilai Normal Asessment
- Inj. KCl 20 meq / 8jam

Gula Darah DM type 2 + - Inj. Novorapid sesuai KGDH

Hipertensi + - Inj. Ondansetron 3x8mg


Glukosa sewaktu 166 - 406 <180 mg/dl Elektrolit Imbalance - Inj. Omeprazole 2 x 1amp
+ Hospital Acquired
- Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr
Elektrolit Pneumonia + Ulcus
Diabetikum et - Alprazolam 1x0,5mg

Dorsalis Pedis
Natrium 129 135 – 147 mmol/L - KSR 3 x 2 tab
Sinistra - Amlodipin 1x10mg

Kalium 3,2 3.6 – 5.5 mmol/L - Dulcolax 2tab malam

- Laxadyn 3x1C
Chlorida 86 100 – 110 mmol/L
23
5 juli 2018

Objektif K/L: a/i/c/d = -/-/-/-


Abdomen: Cembung,
Subjektif Kesadaran kompos Thorax: bising usus (+),
mentis, Cor: timpani
GCS 4-5-6 S1S2 tunggal, suara
Pasien keluhan susah
tambahan (-) Ekstremitas: akral
tidur dan belum bisa hangat 4 ekstremitas,
TD= 150/90 mmHg, Pulmo: oedem (-), ulkus pada
BAB N= 88 x/m, , vesikular +/+, rhonki dorsalis pedis sinistra
RR=18 x/m, +-/+-, wheezing -/-
T= 36 C

24
Planning

- IVFD NaCl 3%  Stop


Pemeriksaan 5/07/2018 Nilai Normal - IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Asessment
Gula Darah - Inj. KCl 25 meq / 8jam

Glukosa sewaktu 133 - 289 - 190 <180 mg/dl DM type 2 + - Inj. Novorapid sesuai KGDH

Hipertensi + - Inj. Ondansetron 3x8mg


Hematologi Elektrolit Imbalance - Inj. Omeprazole 2 x 1amp
Hb 9,6 13,2 – 17,3 gr/dL + Hospital Acquired
- Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr
Leukosit 13.290 3.800 – 10.600 /uL Pneumonia + Ulcus
Hematokrit 28 40 – 52 % Diabetikum et - Alprazolam 1x0,5mg

Trombosit 510.200 150.000 – 440.000 /uL


Dorsalis Pedis - KSR 3 x 2 tab
Sinistra - Amlodipin 1x10mg
Elektrolit
- Dulcolax Supp 1 pagi
Natrium 131 135 – 147 mmol/L
- Hemobion 1x1tab
Kalium 3,2 3.6 – 5.5 mmol/L

Chlorida 92 100 – 110 mmol/L


25
6 juli 2018

Objektif K/L: a/i/c/d = -/-/-/-


Abdomen: Cembung,
Subjektif Kesadaran kompos Thorax: bising usus (+),
mentis, Cor: timpani
GCS 4-5-6 S1S2 tunggal, suara
Pasien keluhan BAB tambahan (-) Ekstremitas: akral
belum lancar hangat 4 ekstremitas,
TD= 166/82 mmHg, Pulmo: oedem (-), ulkus pada
N= 100 x/m, , vesikular +/+, rhonki dorsalis pedis sinistra
RR=18 x/m, +-/+-, wheezing -/-
T= 36,6 C

26
Planning

- IVFD NaCl 0,9% 20 tpm

Pemeriksaan 6/07/2018 Nilai Normal Asessment - Inj. KCl 25 meq / 8jam

Gula Darah DM type 2 + - Inj. Novorapid sesuai KGDH


Hipertensi + - Inj. Ondansetron 3x8mg
Glukosa sewaktu 162 - 280 - 286 <180 mg/dl Elektrolit Imbalance
+ Hospital Acquired - Inj. Omeprazole 2 x 1 amp

Hematologi Pneumonia + Ulcus - Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr


Diabetikum et
Hb 8,7 13,2 – 17,3 gr/dL - Alprazolam 1x0,5mg
Dorsalis Pedis
Leukosit 11.100 3.800 – 10.600 /uL Sinistra - KSR 3 x 1 tab
Hematokrit 24 40 – 52 % - Amlodipin 1x10mg
Trombosit 588.000 150.000 – 440.000 /uL - Laxadyn 3x1cth

27
7 juli 2018

Objektif K/L: a/i/c/d = -/-/-/-


Abdomen: Cembung,
Subjektif Kesadaran kompos Thorax: bising usus (+),
mentis, Cor: timpani
GCS 4-5-6 S1S2 tunggal, suara
Pasien keluhan tambahan (-) Ekstremitas: akral
masih lemas dan hangat 4 ekstremitas,
TD= 156/80 mmHg, Pulmo: oedem (-), ulkus pada
BAB lancar N= 98 x/m, , vesikular +/+, rhonki dorsalis pedis sinistra
RR=18 x/m, +-/+-, wheezing -/-
T= 36,6 C

28
Planning

- IVFD NaCl 0,9% 20 tpm


Pemeriksaan 7/07/2018 Nilai Normal Asessment
- Inj. KCl 25 meq / 8jam
Gula Darah DM type 2 + - Inj. Novorapid sesuai KGDH
Glukosa sewaktu 155 - 196 - 207 <180 mg/dl Hipertensi +
Elektrolit Imbalance - Inj. Ondansetron 3x8mg

+ Hospital Acquired - Inj. Omeprazole 2 x 1amp


Pneumonia + Ulcus
Diabetikum et - Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr
Dorsalis Pedis - Alprazolam 1x0,5mg
Sinistra
- KSR 2 x 1 tab

- Amlodipin 1x10mg

29
8 juli 2018

Objektif K/L: a/i/c/d = -/-/-/-


Abdomen: Cembung,
Subjektif Kesadaran kompos Thorax: bising usus (+),
mentis, Cor: timpani
GCS 4-5-6 S1S2 tunggal, suara
Pasien mengatakan tambahan (-) Ekstremitas: akral
kondisi sudah hangat 4 ekstremitas,
TD= 160/90 mmHg, Pulmo: oedem (-), ulkus pada
membaik N= 80x/m, , vesikular +/+, rhonki dorsalis pedis sinistra
RR=18 x/m, +-/+-, wheezing -/-
T= 36 C

30
Planning

- ACC rawat jalan


Pemeriksaan 7/07/2018 Nilai Normal
Asessment
- Cefixime 2 x 200mg tab
Gula Darah
DM type 2 + - Omeprazole 2 x1 tab
Glukosa sewaktu 157 <180 mg/dl
Hipertensi +
Hematologi Elektrolit Imbalance - KSR 3 x 2 tab

Hb 8,8 13,2 – 17,3 gr/dL + Hospital Acquired - Amlodipin 1x10mg tab


Leukosit 11.300 3.800 – 10.600 /uL Pneumonia + Ulcus
Hematokrit 25 40 – 52 % Diabetikum et
Trombosit 580.000 150.000 – 440.000 /uL
Dorsalis Pedis
Sinistra
Elektrolit

Natrium 132 135 – 147 mmol/L

Kalium 4,1 3.6 – 5.5 mmol/L

Chlorida 100 100 – 110 mmol/L


31
SECTION 3

ANALISA KASUS
Hipoglikemia adalah
timbul setelah pasien
keadaan dimana kadar mengkonsumsi obat
glukosa darah <60 mg/dL hiperglikemik oral
yaitu metformin
atau kadar glukosa darah
500mg.
< 80 mg/dL dengan gejala
klinis.
Pada kasus ini pasien
laki-laki 70 tahun datang
ke IGD dengan keluhan
penurunan kesadaran
sejak 2 jam SMRS
dengan GDS 27mg/dl.

33
Diperkirakan 2-4% dari Saat ini Indonesia memiliki
mortalitas akibat diabetes estimasi prevalensi
hipoglikemia sebesar 1,2-
melitus dikaitkan dengan 2,3%
hipoglikemia.

Studi di Inggris menunjukkan


bahwa pada pasien dengan
diabetes mellitus tipe 2 risiko
hipoglikemia berat rendah dalam
beberapa tahun pertama (7%) dan
meningkat menjadi 25% dalam
perjalanan diabetes

34
Triad Whipple
1. Keluhan adanya kadar glukosa darah
Klasifikasi :
plasma yang rendah. Gejala otonom
seperti berkeringat, jantung berdebar- 1. Hipoglikemia puasa
debar, tremor, lapar. Pada pasien ini Triad Whipple 2. Hipoglikemia pasien rawat inap
2. Kadar glukosa darah yang rendah seperti gejala otonom merasa lapar tapi 3. Reaktif hipoglikemi atau
Gejala neuroglikopenik seperti malas makan, gejala neuroglikopenik
hipoglikemi pasca makan
seperti bingung, sulit berbicara, mual,
bingung, mengantuk, sulit berbicara,
sakit kepala serta hilangnya dengan
inkoordinasi, perilaku berbeda,
cepat keluhan sesudah kurangnya
gangguan visual, parestesi, mual, sakit glukosa dikoreksi.
kepala. .

3. Hilangnya dengan cepat keluhan


sesudah kelainan biokimia dikoreksi
35
Patogenesis Hipoglikemia

Pasca
Obat-obatan Puasa
Makan

Kasus ini termasuk ke dalam hipoglikemia


Hiperinsulinemia
puasa yaitu penyebab utamanya adalah kurangnya
Contohnya Turunnya
insulin, alkohol produksi produksi glukosa atau penggunaan glukosa yang
Pengososngan dan glukosa dan
lambung yang sulfonylurea penggunaan berlebihan yang disebabkan pasien tidak berselera
cepat glukosa yang
berlebih makan tetapi tetap beraktifitas dan meminum obat

Pengeluaran insulin
anti diabetiknya.
yang berlebihan dan
penyerapan glukosa
yang kurang
Produksi glukosa
tidak seimbang
dengan
Tidak seimbang kebutuhan
HIPOGLIKEMIA
insulin dan glukosa

The Power of PowerPoint | thepopp.com 36


Pertahanan fisiologis yang
kedua terhadap hipoglikemia
Pertahanan fisiologis yang
adalah peningkatan sekresi
pertama terhadap
glukagon. Sekresi glukagon
hipoglikemia adalah
meningkatkan produksi glukosa
penurunan sekresi insulin
di hepar dengan memacu
oleh sel beta pankreas.
glikogenolisis

Pertahanan fisiologis yang ketiga Tubuh meningkatkan epinefrin sehingga prekursor


terhadap hipoglikemia adalah glukoneogenik dapat dimobilisasi dari sel otot dan
peningkatan sekresi epinefrin lemak untuk produksi glukosa tambahan
adrenomedullar. Sekresi ini terjadi Walaupun penderita hipoglikemia berat akan terlihat
apabila sekresi glukagon tidak cukup sadar tapi akan terlihat letargik, kelelahan dan
untuk meningkatkan kadar gula emosional, disebabkan karena glukagon tidak dapat
darah mengompensasi adanya insulin yang berlebihan

The Power of PowerPoint | thepopp.com 37


The Power of PowerPoint | thepopp.com 38
a. Gejala dan tanda klinis :
b. Anamnesis :
- Stadium parasimpatik : lapar, - Penggunaan preparat insulin atau
mual, tekanan darah turun ADO : dosis terakhir, waktu
- Stadium simpatik : keringat pemakaian terakhir dan perubahan
dosis
dingin pada wajah, bibir atau Otonomik Neuroglikopenik Malaise
- Waktu makan terakhir, jumlah
tangan gemetar Berkeringat Bingung Mual
asupan gizi
- Stadium gangguan otak ringan : - Riwayat jenis pengobatan dan dosis Jantung berdebar Mengantuk Sakit kepala
lemah, lesu, sulit bicara, sebelumnya Tremor Sulit berbicara
kesulitan menghitung - Lama menderita DM, komplikasi DM Lapar Inkoordinasi
- Penyakit penyerta : ginjal, hati, dll Perilaku yang berbeda
sementara
- Penggunaan obat sistemik lainnya : Gangguan visual
- Stadium gangguan otak berat :
penghambat adrenergik B, dll
Parestesi
tidak sadar dengan atau tanpa
kejang

The Power of PowerPoint | thepopp.com 39


The Power of PowerPoint | thepopp.com 40
Diagnosis pada pasien ini adalah
hipoglikemia ec ADO pada DM tipe 2
(stadium gangguan otak berat) ,
Berdasar kan riwayat penyakit
sebelumnya pasien pernah di rawat inap hipokalemia dan hiponatremia
dan mengeluhkan demam, batuk dan
dengan hospital acquaired
sesak, ditemukan adanya rhonki pada
kedua lapang paru pasien, adanya pneumonia ditambah ulcus
peningkatan leukosit. Berdasarkan hal diabeticum pada dorsalis pedis
tersebut dapat di diagnosis pasien
menderita Hospital Acquaired Pneumonia sinistra pasien.
(HAP).
The Power of PowerPoint | thepopp.com 41
SECTION 4

Terapi Hipoglikemia
a. Stadium permulaan (sadar) b. Stadium lanjut
- Diberikan larutan dekstrosa 40%
- Berikan gula murni 30 gr (2 sdm) dan
makanan yang mengandung sebanyak 2 flakon (50ml) bolus IV
karbohidrat. - Diberikan cairan dekstrosa 10% per
- Hentikan obat hipoglikemia infuse 6 jam/kolf
sementara
Injeksi glukosa 40% intravena 25 mL
- Pantau GDS tiap 1-2 jam
1 flash Bila kadar glukosa 60-90 mg/dL 1 flash dapat meningkatkan kadar
- Pertahankan gula darah sekitar 200
2 flash Bila kadar glukosa 30-60 mg/dL glukosa 25-50 mg/dL.
mg/dl (bila sebelumnya tidak sadar)
3 flash Bila kadar glukosa < 30 mg/dL Kadar glukosa yang diinginkan > 120
- Cari penyebab
mg/dL

43
- Bila belum sadar, - Bila GDS >200mg/dl : - Bila GDS >200 mg/dl, Bila hipoglikemia belum
teratasi dipertimbangkan
dilanjutkan infus maltosa pertimbangkan
pertimbangkan pemberian antagonis insulin
10% atau glukosa 10% menurunkan kecepatan
mengganti infus seperti : adrenalin, kortison
kemudian diulang 25 cc drip dekstrosa 10% dosis tinggi atau glucagon
dengan dekstrosa 5% 0,5-1 mg IV/IM (bila
glukosa 40% sampai
atau NaCl 0,9%. penyebab insulin)
penderita sadar

The Power of PowerPoint | thepopp.com 44


- Bila pasien belum sadar Bila koma hipoglikemia
GDS 200 mg/dl : terjadi pada pasien yang
hidrokortison 100mg/4 mendapat sulfonilurea
jam selama 12 jam atau sebaiknya pasien
deksametason 10 mg IV
tersebut dirawat di
rumah sakit, karena ada
bolus dilanjutkan 2 mg
risiko jatuh koma lagi
tiap 6 jam, manitol 1,5-
setelah suntikan
2g/kg BB/IV setiap 6-
dekstrosa.
8jam. Cari penyebab lain
penurunan kesadaran.
45
SECTION 5

Pencegahan Hipoglikemia
47
a.Edukasi obat-obatan untuk diabetes

b. Pola makan

c. Aktivitas sehari-hari
WE MUST KNOW
d. Konsumsi alkohol

e. Rencana pengelolaan diabetes


Prognosis hipoglikemia dinilai
dari penyebab, nilai glukosa
darah dan waktu onset.
Apabila bersifat simtomatik
dan segera diobati memiliki
prognosis baik (dubia et
bonam) dibandingkan dengan
asimtomatik tanpa segera
diberikan oral glucose (dubia
et malam)
It Always Seems
Impossible
Until It’s Done :D

The Power of PowerPoint | thepopp.com 50


T H A N K YO U !
Do You Have Any Questions?

The Power of PowerPoint | thepopp.com


Icons: Material Design by Google | CC BY 3.0
Fonts: Ropa Sans, Reenie Beanie
Pencil & Eraser: Andrew Taylor

Anda mungkin juga menyukai