Anda di halaman 1dari 24

1

LAPORAN KELUARGA BINAAN

Family Oriented Medical Education

Oleh :

Abimayu Darmawan 1518011157

Maya Nurul Hidayati 1518011080

Nadia Eva Zahara 1518011114

Pembimbing

dr. Merry Indah Sari, M.Med, Ed.

NIP. 198305242008122002

Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung

Bandar Lampung

2018
2

Judul Kegiatan : Family Oriented Medical Education (FOME)

Penyusun : Kelompok 11

Abimayu Darmawan 1518011157

Maya Nurul Hidayati 1518011080

Nadia Eva Zahara 1518011114

Bandar Lampung, 14 Mei 2018

Menyetujui

Dosen Pembimbing

dr. Merry Indah Sari, M.Med, Ed.

NIP. 198305242008122002
3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

Hal tersebut diharapkan menjadi investasi bagi pembangunan sumber daya

manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia, 2015)

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, salaah satu upaya

pemerintah saat ini adalah dengan memfokuskan kebijakan pembangunan

kesehatan tahun 2015-2019 pada penguatan upaya kesehatan dasar (primary

health care) berkualitas yang salah satunya dilakukan melalui pendekatan

keluarga (Eva Laelasari et al., 2017). Keluarga adalah suatu lembaga yang

merupakan satuan terkecil dari masyarakat. Sebagai satuan dari masyarakat,

keluarga memiliki peran yang cukup signifikan dalam menentukan derajat

kesehatan masyarakat. Tinggi rendahnya derajat kesehatan keluarga akan

sangat menentukan tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat.

Pendekatan keluarga sebagai satuan terkecil masyarakat dinilai akan lebih


4

efektif dalam mengatasi berbagai persoalan kesehatan (Decky Ferdiansyah,

2016)

Dalam menjangkau keluarga, pemerintah melalui puskesmas tidak hanya

mengandalkan upaya kesehatan berbasis masyarakat yang ada sebagaimana

selama ini dilaksanakan, melainkan juga langsung berkunjung ke keluarga.

Tujuannya adalah meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat

melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Upaya yang

dilakukan pemerinta ini dilaksanakan dengan menegakkan 3 pilar utama yaitu

penerapan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan pelaksanaan

Jaminan Kesehatan Nasional. (Eva Laelasari et al., 2016)

Sebagai salah satu bentuk pembelajaran pelayanan kesehatan berbasis

keluarga, penulis melaksakanakan kegiatan Family Oriented Medical

Education (FOME) pada keluaraga Bapak Ponidjan Melan yang bertempat di

Desa Karanganyar Lampung Selatan. Kegiatan dilaksanakan selama 4

minggu. Minggu peertama dilakukan identifikasi masalah dan penetuan

prioritas masalah, minggu kedua intervensi masalah kesehatan dengan prinsip

promotif dan preventi, dan minggu keempat sebagai kegiatan evaluasi atas

intervensi yang telah diberikan.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan umum

Mengidentifikasi risiko atau masalah kesehatan yang terjadi pada

individu dan keluarga Tn. M serta melaksanakan promosi kesehatan


5

dan pencegahan untuk mengatasi masalah yang ada pada keluarga

tersebut.

1.2.2. Tujuan khusus

a. Mengembangkan hubungan yang baik dengan keluarga Tn. M

Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada serta

kemungkinan faktor-faktor yang mempengaruhi

b. Melakukan intervensi kesehatan kepada keluarga Tn. M

c. Melakukan evaluasi kesehatan kepada keluarga Tn. M

1.3. Manfaat

a. Bagi mahasiswa

Mengetahui cara mengidentifikasi masalah, menetukan prioritas masalah,

melakukan intervensi serta evaluasi di bidang kesehatan pada individu

maupun keluarga.

b. Bagi keluarga

Mengetahui risiko kesehatan apa saja yang dapat terjadi dengan keadaan

tempat tinggal dan keluarganya saat ini serta memahami cara mencegah

serta mengatasinya.

c. Bagi institusi/pemerintah

Membantu upaya pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan dan

kesejahteraan individu, keluarga, dan masyarakat.


6

BAB II

HASIL KEGIATAN

2. 1. Identitas Keluarga

Pada kegiatan FOME ini kami melakukan 3 kali kunjungan, yaitu:

a. Kunjungan 1 = 21 April 2018 (Idetifikasi masalah kesehatan)

b. Kunjungan 2 = 3 Mei 2018 (Intervensi)

c. Kunjungan 3 = 11 Mei 2018 (Evaluasi)

Pada kunjungan pertama, kami mendapatkan identitas dari keluarga Tn.

Mberalamat di Dusun 1A Gg. Komando 1/1 Karang Anyar Jati Agung Kab.

Lampung Selatan

Tabel 1. Daftar anggota keluarga Bp. Melan tinggal satu rumah

No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan

dalam

keluarga

1 Tn. M Suami L 76 Th Tamat SLTP Pensiunan

/ Sederejat

2 Ny. S Istri P 45 Th Tamat SD / Ibu Rumah

Sederajat Tangga
7

Tn. M(74 tahun ) merupakan pensiunan TNI yang kini bekerja sebagai

pembantu pamong desa. Beliau tamat SLTP dan selanjutnya melanjutkan

pendidikan tentara Istri pertamanya telah meninggal delapan tahun yang

lalu. Dari hasil pernikahannya dengan istri pertama, Tn. M memiliki lima

anak. Setelah ditinggal wafat istri pertamanya, Tn. M menikah lagi dengan

seorang wanita yang kini menjadi istrinya. Istri kedua nya tersebut bernama

Ny. S (45 Tahun). Ny. S hanya menamatkan pendidikan sampai sekolah

dasar. Sehari-hari Ny. S hanya mengurus rumah tangga. Sebelumnya Ny. S

sudah pernah menikah dan memiliki dua orang anak sebelum akhirnya

bercerai dengan suaminya yang pertama. Pernikahan Tn. M dan Ny. S tidak

menghasilkan buah hati. Anak mereka masing-masing dari pernikahan

sebelumnya telah tumbuh dewasa dan berkeluarga. Oleh karena itu, kini

Tn. M dan Istri hanya hidup berdua di rumah.

Gambar 1. Genogram keluarga Tn. M


8

Keterangan:

= laki-laki

= perempuan

= garis perkawinan

= garis perceraian

= laki-laki meninggal

= perempuan meninggal

= anggota keluarga tinggal 1 rumah

2. 2. Keadaan Rumah

Luas rumah Tn. M dapat dikatakan sangat luas untuk dihuni dua orang. Di

dalamnya terdapat ruang tamu, ruang keluarga, 6 kamar tidur, satu kamar

sholat, satu dapur, dan 2 WC. Lantai rumah terbuat dari keramik, namun di

bagian dapur sampai kamar mandi masih menggunakan alas semen kasar.

Tembok terbuat dari bata yang sudah dicat. Atap rumah terbuat dari

genteng. . Tiap ruangan memiliki jendela kecuali kamar mandi, dan dapur.

Masing-masing kamar tidur dilengkapi lampu kecuali kamar tidur pak

melan dan istri karena sang istri tidak bisa tidur dalam keadaan lampu mati.

Dua kamar mandi ditempatkan paling belakang di dekat sumur. Keluarga

Tn. M menggunakan sumur timba untuk sumber air dengan alasan agar

berolahraga sambil menimba air. Bagian dapur Tn. M kurang tertata rapi
9

dengan banyak barang-barang yang menumpuk tidak teratur. Di beberapa

sudut rumah juga terdapat baju-baju yang digantung.

Gambar. 2 Denah Rumah Bp. Melan

2. 3. Keadaan Keluarga

Keluarga Tn. Madalah keluarga yang harmonis. Meskipun hanya tinggal

berdua dengan istrinya, ia tidak merasa kesepian. Anak-anaknya selalu

berkunjung ke rumahnya2-3 kali tiap minggu. Anak-anaknya juga tidak

pernah lupa menanyakan kabar orangtuanya setiap hari. Tn. M dan Ny. S

selalu mendiskusikan setiap keputusan . Berkaitan dengan ibadah, Tn. M

tidak pernah memaksa istriya ikut serta sholat di masjid.


10

Gambar 3. Hubungan tiap anggota keluarga (family map)

Keterangan :

= laki-laki

= perempuan

= hubungan erat

2. 4. Pemenuhan Kebutuhan Keluarga

Pemenuhan kebutuhan yang ingin diketahui ini bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana fungsi dalam keluarga berjalan dengan baik. Kebutuhan-

kebutuhan yang dimaksud antara lain :

a. Kebutuhan ekonomi

Tn. M seorang pensiunan TNI yang kini bekerja sebagai pamong desa.

Ia mengandalkan uang pensiunan tiap bulan untk menafkahi istrinya

yag hanya IRT.

Tn. M bisa memenuhi kebutuhan dasar primer, sekunder hingga tersier .

Untuk masalah kesehatan, Tn. M dan Istri sudah terdaftar sebagai

peserta BPJS.

Ekonomi keluarga Tn. M dan istri bergantung pada uang pensiunan

yang diterima tiap bulan. Dari uang pensiunan tersebut dapat memenuhi

kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan. Untuk kebutuhan


11

sekunder, dalam rumah tersebut sudah mempunyai saluran listrik,TV

sebagai hiburan keluarga,dan sebuah sepeda motor. Selain it

b. Kebutuhan kesehatan

Tn. M dan Istri merupakan orang yang tidak rutin berkunjung ke

pelayanan kesehatan , selain itu Tn. M dan Istri jarang sekali

mengontrol dirinya ke pelayanan kesehatan untuk mengobati Hipertensi

nya. Tn. M dan Istri hanya berkunjung ke pelayanan kesehatan setelah

ada nya keluhan dari penyakit hipertensinya tersebut. Tn. M mengaku

tidak nyaman dengan pelayanan kesehatan di puskesmas, maka dari itu

Tn. M hanya memeriksakan kesehatannya pada dokter desa pada saat

terdapat keluhan yang mengganggu aktivitas.

2. 5. Gaya Hidup Keluarga

a. Kebiasaan makan dan olahraga dalam keluarga

Kebutuhan makan disiapkan oleh keluraga dengan memasak sendiri.

Frekuensi memasak dilakukan tidak pasti kadang 2x dalam sehari

kadang juga 3x dalam sehari. Sedangkan untuk olahraga, keluarga ini

jarang berolahraga. Keluarga sering mengkomsumsi makan-makan

yang mengadung santan dan tinggi lemak.

b. Kebiasaan meminum kopi dan merokok

Tn. M mengkonsumi rokok sejak usia muda hingga sekarang dan

mengkonsumsi kopi, Frekuensi Tn.M merokok sehari bisa sampai

mencapai 1 bungkus atau 2 bungkus dan frekuensi meminum kopi 1x


12

sehari. Ny. S tidak memiliki riwayat merokok tetapi memiliki kebiasaan

meminum kopi dengan frekuensi 1x dalam sehari.

2.6. Lingkungan Hidup Keluarga

a. Lingkungan perumahan keluarga

Keluarga ini tinggal di area tempat tinggal permanen dengan jarak dari

rumah satu ke rumah lain sekiat 3-4 meter. Lingkungan area rumah

masih dikeilingi pepohonan. Tn. M memiliki pelataran yang cukup

luasdibanding perumahan yang lain.

b. Lingkungan pekerjaan anggota keluarga

Tn. M adalah pensiunan dari satuan tentara indonesia, Kini

pekerjaannya hanya membantu aparat balai desa dalam mengurus

administrasi penduduk desa. Sedangkan Ny. S merupakan ibu rumah

tangga. Biaya makan dan hidup berasal dari uang pensiun dan kiriman

anak-anaknya. Tn. M dan Ny. S banya menghabiskan waktu di rumah

dan merawat cucu.

c. Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga

a. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan karakteristik

keluarga

Jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah Tn. M ada 2

orang yang pendidikan terakhirnya adalah tamat SMP atau

sederajat. Hal ini kemungkinan menyebabkan kurangnya

pemahaman keluarga Tn. Mmengenai pentingnya menjaga

kesehatan. Selain itu, pada keluarga Tn. M juga suka


13

mengkomsusmi makan-makanan yang bersantan. Selain Tn. M

memiliki riwayat merokok dan meminum kopi sedangkan Ny. S

memiliki riwayat meminum kopi sehingga memungkinkan

terjadinya masalah kesehatan yaitu penyakit Hipertensi.

b. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan keadaan

rumah

Tn. M memiliki rumah yang cukup luas. Tata ruang yang kurang

baik menyebabkan rumah terkesan sempit. Kamar tidur utama

tidak dilengkapi dengan lampu dan memiliki jendela yang tidak

proposional dengan luas kamar. Hal ini mengakibatkan sedikitnya

cahaya yang masuk ke dalam kamar. Sedikitnya cahaya yang

masuk daat meenyebabkan kamar lembab dan menjadi area yang

nyaman untuk tumbuh kembang bakteri. Area dapur juga tidak

memiliki ventilasi insidentil, melainkan langsung berhubungan

dengan lingkungan luar. Hal ini memudahkan kontaminasi

makanan dengan debu

c. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan fungsi

keluarga

Fungsi keluarga cukup baik. Semua permaslahan diselesaikan

dengan jalan musyawarah. Kendala yang dihadapi adalah

kurangnya kepatuhan Ny. S terhadap anjuran Tn. M untuk

memeriksakan kesehatan nya ke pelayanan kesehatan. Maka dari

itu tekanan darah Ny. S jarang teerkontrol.


14

d. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan

kebutuhan keluarga

Kebutuhan keluarga sudah dipenuhi dengan baik. Tidak ada

kesulitan dalam memenuhi kebutuhan gizi dan pelayanan

kesehatan.

e. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan gaya hidup

keluarga

Tn. M memiliki kebiasaaan merokok sejak remaja yang dilakukan

setiap hari dengan jumlah hampir 1-2 bungkus/hari. Hal ini tentu

sangat memungkinkan terjadinya masalah, baik untuk Tn.

Msendiri maupun untuk anggota keluarga yang lain.

Kemungkinan masalah yang timbul pada diri sendiri yaitu

terjadinya PPOK dan Ca paru mengingat lamanya Tn. Mmerokok,

yaitu sejak remaja. Selain itu, jika Tn. Mmerokok di dalam rumah

akan mengganggu kesehatan Ny. S.

Selain itu, Tn. M dan Istri gemar mengonsumsi makanan

bersantan. Hampir setiap hari menu masakan di rumah adalah

makanan bersantan. Hal ini dapat menyebabkan resiko

hiperlipidemia

Tn. M dan Istri tidak gemar olahraga. Tn. M hanya menjadikan

aktivitasnya menimba air di sumur sebagai bagian dari olahraga.

Sedangkan Ny. S angat jarang melaukan olahraga Kurangnya

aktivitas olahraga menjadi salah satu faktor penyebab obesitas.


15

Pada kunjungan pertama, hasil pemeriksaan tekanan darah Tn. M

dan Ny. S cukup tinggi dan keduanya masuk kategori hipertensi

stage 1. Sedangkan pengukuran berat badan dan tinggi badan Ny.

S menunjukan obesitas tingkat 1.

f. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan

hidup keluarga

Lingkungan hidup keluarga Tn. M cukup baik. Interaksi antar

tetangga sangat baik sehingga tidak ada stress yang disebabkan

oleh lingkungan rumah. Lingkungan kerja Tn. M juga tidak

memberi tekanan karena Tn. M hanya diminta membantu

semampunya dalam administrasi desa dan tidak termasuk dalam

struktur erangkat desa. Sedangkan Ny. S yang hanya sebagai

IRT, dapat mengalami stress akibat terlalu lama berada di rumah.

2.8. Urutan Prioritas Masalah Kesehatan Keluarga

Urutan prioritas masalah yang ada pada Keluarga Tn. M adalah :

1. Hipertensi Tn. M dan Ny. S

2. Kebiaasaan merokokok Tn. M

3. Obesitas Ny. S

4. Risiko hiperlipidemia karena konsumsi makanana berlemak yang tinggi


16

Bab III
Hasil dan Pembahasan

3.1. Penyusunan Prioritas Masalah Kesehatan Keluarga

Berdasarkan informasi yang telah didapatkan dari keluarga Tn. M, maka

penulis menyusun prioritas masalah kesehatan menggunakan metode skoring

Urgency, Seriousness, Growth (USG). Alasan pemilihan metode ini adalah ..

Tabel 2.. Penentuan Prioritas Masalah Menggunakan Metode USG

Nilai Kriteria Nilai


No Masalah
U S G Akhir

1 Hipertensi Tn. M dan Ny. S 4 3 5 12

Kebiasaan merokok Tn. M 1


2 3 3 4 10
bungkus/hari

3 Obesitas Ny. S 4 3 4 11

Risiko hiperlipidemia karena


4 3 3 4 10
konsumsi makanan berlemak

Rumah yang berdebu dan kamar


5 3 3 4 10
yang jendelanya selalu tertutup
17

Berdasarkan metode USG, masalah kesehatan yang menjadi prioritas

pertama di Keluarga Tn. M adalah hipertensi yang diderita Tn. M dan Ny.

S. Selanjutnya, penulis merancang rencana intervensi terhadap masalah

hipertensi Tn. M dan Ny. S

3.2. Rencana Intervensi Masalah Kesehatan Keluarga Berdasarkan


Matriks

Berdasarkan penyusunan prioritas masalah, hipertensi menjadi masalah

utama yang akan diintervensi di keluarga Tn. M dan Ny. S. Hipertensi

sebagai silent killer memiliki gejala yang....(...). Hipetensi sering dianggap

masalah sepele oleh Tn. M dan Ny. S sehingga keduanya jarang melakukan

kontrol tekanan darah. Selain itu, hipertensi Tn. M dan Ny. S semakin tidak

terkontrol karena gaya hidup yang tidak baik.

Baik Tn. M maupun Ny. S memiliki kesadaran yang rendah akan

pentingnya menciptakan gaya hidup yang baik di kehidupan sehari-hari.

Terbukti dengan rendahnya frekuensi keduanya dalam melaksanakan

olahraga dan konsumsi makanan dengan kadar lemak tinggi.

Oleh karena itu, penulis melakukan intervensi pada kunjungan kedua

dengan metode dan media yang disesuaikan dengan karakteristik keluarga

Tn. M. Penulis menggunaka metode penyuluhan sederhana dengan bantuan

media flipchart yang berisi pengenalan hipertensi, faktor risiko, komplikasi,

target pengobatan, alur pengobatan, dan perubahan gaya hidup yang perlu

dilakukan.
18

Rencana perubahan gaya hidup yang ditawarkan terdiri dari 4 poin, yaitu

diet, konsumsi air yang cukup, kurangi merokok, rutin berolahraga.

3.3. Proses Intervensi

Proses intervensi dilakuan pada hari kamis, tanggal 3 Mei 2018 pukul 16.00

WIB dengan didampingi oleh dosen pembimbing. Intervensi di mulai

dengan pembukaan dari dosen pembimbing dr. Merry Indah Sari yang

menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan. Kemudian dilanjutkan dengan

penyampaian materi intervensi oleh Abimanyu, Maya dan Eva.

Media intervensi yang kami gunakan adalah flipchart yang terdiri dari 5

lembar. Adapun materi yang terkandung dalam filpchart meliputi :

1. Pengertian hipertensi dan derajatnya

2. Penyebab hipertensi

3. Komplikasi hipertensi

4. Perubahan gaya hidup

5. target pengobatan hipertensi

setelah penyamapaian materi intervensi dilakukan sesi tanya jawab dengan

keluarga Tn. M. Kemudian Tn. M dan Ny. S di berikan penjelasan tentang

form evaluasi yang harus diisi setiap hari nya selama 1 minggu. Form

tersebut berisi mengenai makanan yang dikonsumsi, banyaknya air minum

yang dikonsumsi, rokok yang di konsumsi dan olahraga yang dilakukan

setiap harinya selama satu minggu.


19

3.4. Hasil intervensi atau evaluasi dan kesesuaiannya dengan matriks yang telah
dibuat
20

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2015. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia Tahun 2015-2019. Jakarta : Katalog Dalam Terbitan Kementerian
Kesehatan RI

Eva Laelasari et al. 2017. Evaluation of Readiness in Implementation of Program


Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga. Jurnal Ekologi Kesehatan. 16
(2) : 57 - 72

Decky Ferdiansyah. 2016. Metode Pendekatan Keluarga, Terobosan Baru dalam


Pembangunan Kesehatandi Indonesia. Majalah Farmas etika. 1(4) : 5-8
21

LAMPIRAN
22

1. Proses intervensi dan peyuluhan tentang hipertensi

2. Keadaan rumah Bapak Melan


23
24

3. Foto bersama dengan keluarga Bapak Melan

Anda mungkin juga menyukai