ABIMANYU DARMAWAN
1. Keluhan Utama
Mengeluh nyeri pada scrotum
2. Keluhan Tambahan
BAK berdarah
3. Riwayat Penyakit
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas atas sela iga II midclavicula sinistra
Batas kanan sela iga IV parasternal dextra
Batas kiri sela iga V midclavicula sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, murmur (-), gallop (-)
Perut (Abdomen)
Inspeksi : Datar, simetris, tidak terlihat massa
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba pembesaran
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Regio lumbal(Flank Area)
Inspeksi : Dextra : Datar, simetris, tidak terlihat massa, sikatrik (+)
Sinisra : Datar, simetris, tidak terlihat massa
Palpasi : Nyeri tekan (-), ballotement (-)
Perkusi : Nyeri ketok costovertebra (-)
Auskultasi : Tidak dilakukan
Ekstremitas
Superior dekstra/sinistra: Edem (-)/(-), deformitas (-)/(-), motorik(5)/(5)
Inferior dekstra/sinistra: Edem (-)/(-), deformitas(-)/(-), motorik (5)/(5)
Genitalia
Pada status lokalis
Perianal
Pada status lokalis
Neuromuskular
Sensibilitas : (+) baik
Refleks fisiologis : (+) baik
Refleks patologis : (-)
Tulang belakang
Tidak ada kelainan [skoliosis, lordosis, kifosis patologis (-)]
STATUS LOKALIS
Regio suprapubis : kateter sistostomi terpasang
Regio genitalia eksterna
Inspeksi : terdapat pembesaran pada
scrotum
Palpasi : gland penis tidak ada kelainan
Regio perianal
Rectal toucher : tidak di lakukan
III. LABORATORIUM RUTIN
Darah rutin
Hb : 13 g/dl
Leukosit : 10.100
SGOT/SGPT: 23/21
Ureum : 121 mg/dl
Creatinin : 1,02 mg/dl
GDS : 121 mg/dl
Ruptur uretra lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan karena
faktor anatomis. Uretra pada laki-laki lebih panjang, sementara uretra
perempuan lebih pendek dan mobile tanpa perlekatan bermakna pada tulang
pubis.
Epidemiologi
Adanya trauma pada perut bagian bawah, panggul, genetalia eksterna maupun
perineum.
Cedera eksternal
- Fraktur pelvis : rupture uretra pars membranasea.
- Trauma selangkangan : ruptur uretra pars bulbosa.
- Iatrogenik : pemasangan kateter folley yang salah.
- Persalinan lama.
- Ruptur yang spontan
KLASIFIKASI
Paling sering pada bulbosa disebut Straddle - Paling sering pada membranacea.
Injury, dimana robekan uretra terjadi antara - Ruptur utertra pars prostato-membranasea
ramus inferior os pubis dan benda yang - Terdapat tanda patah tulang pelvis.
menyebabkannya. Terdapat daerah memar atau - Terbanyak disebabkan oleh fraktur tulang pelvis.
hematoma pada penis dan scrotum (kemungkinan - Robeknya ligamen pubo-prostatikum.
ekstravasasi urine Penyebab tersering : straddle - Pada daerah suprapubik dan abdomen bagian
injury ( cedera selangkangan ) bawah dijumpai jejas, hematom dan nyeri tekan.
Patofisiologi dan Patologi
Trauma Urethra Posterior
1. Trauma urethra posterior biasanya disebabkan oleh karena trauma tumpul dan fraktur pelvis.
2. Urethra biasanya terkena pada bagian proksimal dan diaphragma U.G dan terjadi perubahan posisi
prostat ke arah superior (prostat terapung = floating prostat dengan terbentuknya hematoma
periprostat dan perivesical
Anamnesis Keluhan :
1. Ada riwayat trauma yang khas , adanya patah tulang panggul.
2. Tidak dapat berkemih/ retensio urin, terjadi pada ruptur uretra posterior.
3. Nyeri pada perineum/ genitalia, pada ruptur uretra anterior.
DIAGNOSIS (PEM. FISIK)
1. Trauma urethra posterior biasanya disebabkan oleh karena trauma tumpul dan fraktur pelvis.
2. Urethra biasanya terkena pada bagian proksimal dan diaphragma U.G dan terjadi perubahan
posisi prostat ke arah superior (prostat terapung = floating prostat dengan terbentuknya
hematoma periprostat dan perivesical
DIAGNOSIS (PEM. FISIK)
1. Fraktur pelvis
2. Retrograd urethrogram, akan menunjukan ekstravasasi
Kesan:
Full blast