Anda di halaman 1dari 29

SKENARIO 3 BLOK EMERGENSI

“TIDAK DAPAT BUANG AIR KECIL”

KELOMPOK B-9
 
Ketua : Faradhila Tajriyani 1102017092
z Sekertaris : Risha Fairuz Fitriana 1102016188
Anggota : Ayudia Prameisty 1102017043
Fathin Furaida 1102017086
M. Adriansyah 1102017139 Nafila
Syahnaz 1102017165
Munawarah 1102017159
Tiara Sugirahmah A 1102017231
Skenario
z
“TIDAK DAPAT BUANG AIR KECIL”

Seorang laki-laki usia 26 tahun datang ke UGD dengan keluhan tidak dapat buang air kecil sejak 5 jam yang lalu setelah terjatuh di
jalan saat bersepeda. Pasien juga mengeluh nyeri pada perut bawahnya dan terdapat darah dari kemaluannya.

Pemeriksaan fisik

Airway : bebas

Breathing : frekuensi nafas 20x/menit

Circulation : tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit

Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran : compos mentis

Status urologikus

Costo vertebra angle : jejas (-), nyeri tekan (-), nyeri ketok (-), ballottement (-).

Suprasimfisis : jejas (-), nyeri tekan (+), buli-buli terasa penuh

Genital eksterna : meatal bleeding (+), butterfly hematom (+)

Pemeriksaan Rectal Toucher : Tonus Sfingter ani baik, ampula recti tidak kolaps, mukosa licin, tidak terba massa, prostat : tidak ada
nodul, konsistensi kenyal, permukaan rata. Sarung tangan : feses (-), darah (-), lender (-).

Dilakukan pemeriksaan penunjang Uretrografi retrograde dan hasilnya didapatkan disrupsi komplit.
Kata Sulit
z

1. Butterfly hematom: gambaran seperti kupu kupu karena robekan fascia buck yang
terlihat di daerah skrotum dan perineum.

2. Meatal bleeding: keluarnya darah melalui ostium uretra eksterna (oue).

3. Uretroretrograde: Pemeriksaan radiologi yang menggunakan kontras yang


diinjeksikan ke uretra secara retrograde, untuk melihat fungsi anatomi dan kelainan
pada uretra.

4. Disrupsi komplit: hasil pemeriksaan uretrografi retrograde yang menunjukan tidak


mengisi uretra posterior dan buli buli.

5. Rectal toucher: pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya masa dan mengetahui
adanya pembesaran prostat.
Pertanyaan
z

1. Mengapa pasien mengeluh tidak bisa buang air kecil?

2. Mengapa diperiksa rectal toucher?

3. Mengapa dapat terjadi butterfly hematom?

4. Mengapa terdapat darah yang keluar dari kemaluan pasien?

5. Mengapa terjadi nyeri pada perut bawah?

6. Bagaimana penanganan pertama untuk pasien?

7. Mengapa dilakukan pemeriksaan uretrografi retrograde?

8. Apa kemungkinan penyebab dari kasus ini?

9. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien tsb?


Jawaban
z
1. Trauma menyebabkan ruptur uretra jadi aliran urin tidak bisa menuju ke OUE.

2. Unutk menyingkirkan etiologi lain dan memastikan prostatnya tidak membesar.

3. Terdapat trauma pada uretra menyebabkan robek fascia buck, lalu darah keluar dan mengumpul ke
skrotum dan perineum.

4. Terdapat trauma pada uretra menyebabkan robek fascia buck, lalu darah keluar melalui kemaluan.

5. Fascia buck robek menimbulkan nyeri menjalar hingga abdomen bawah.

6. Dilakukan resusitasi cairan dan balut tekan utk menghentikan perdarahan, drainase urin (ruptur uretra
anterior dengan sistosomi karena tidak bisa dengan kateter, posterior dapat dipasang kateter).

7. Untuk membedakan ruptur parsial atau komplit. Jika parsial kontras dapat masuk ke kandung kemih, jika
komplit ekstravasasi ke tempat lain. Untuk melihat anatomi, fungsi dan kelainan pada ureter.

8. Untuk trauma uretra bisa disebabkan krn stradle injury, tendangan atau pukulan pd daerah perineum, luka
tembak atau luka tusuk, proses kateterisasi yang tidak benar, dan juga bisa karena fraktur pelvis.

9. Ruptur uretra anterior.


HIPOTESIS
z

Stradle injury, tendangan atau pukulan pada daerah perineum, luka tembak atau luka
tusuk, proses kateterisasi yang tidak benar, dan fraktur pelvis dapat menyebabkan
trauma uretra yang menyebabkan sulitnya miksi. Robeknya fascia buck
menyebabkan darah berkumpul di skrotum dan perineum sehingga didapat
gambaran butterfly hematom, meatal bleeding, dan nyeri menjalar hingga
suprasimfisis. Diagnosis dilakukan dengan melakukan pemeriksaan uretrografi
retrograde, dan didapatkan ruptur uretra anterior. Tatalaksana yang dapat dilakukan
resusitasi cairan dan balut tekan utk menghentikan perdarahan, drainase urin
(dengan kateter ataupun sisostomi).
Sasaran Belajar
z

LI.1 Memahami dan Menjelaskan Trauma Uretra


LO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Trauma Uretra
LO.1.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Trauma Uretra
LO.1.3. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Trauma Uretra
LI.2 Memahami dan Menjelaskan Ruptur Uretra Anterior dan Posterior
LO.2.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Ruptur Uretra Anterior dan Posterior
LO.2.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Ruptur Uretra Anterior dan Posterior
LO.2.3. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Ruptur Uretra Anterior dan Posterior
LO.2.4. Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Ruptur Uretra Anterior dan Posterior
LO.2.5. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Ruptur Uretra Anterior dan Posterior
LO.2.6. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi klinis Ruptur Uretra Anterior dan Posterior
LO.2.7. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Ruptur Uretra Anterior dan Posterior
LO.2.8. Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana Ruptur Uretra Anterior dan Posterior
LO.2.9. Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Ruptur Uretra Anterior dan Posterior
LO.2.10. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Ruptur Uretra Anterior dan Posterior
LO.2.11. Memahami dan Menjelaskan Prognosis Ruptur Uretra Anterior dan Posterior
z

Memahami dan Menjelaskan Trauma


Ureter
Definisi Trauma Ureter
z

Trauma uretra merupakan trauma uretra yang terjadi karena jejas yang
mengakibatkan memar dinding dengan atau tanpa robekan mukosa baik
parsial ataupun total
Etiologi Trauma Ureter
z

1. Cedera Eksternal: Fraktur tulang pelvis dan trauma tumpul pada


selangkangan atau sering disebut straddle injury

2. Cedera iatrogenik, misalnya : pemasangan kateter yang kurang hati-


hati atau tindakan operasi trans uretra
Klasifikasi
z
 Klasifikasi Sesuai Anatomi

1. Trauma Uretra Anterior

2. Trauma Uretra Posterior

 Klasifikasi Menurut Derajat Trauma


z

Memahami dan Menjelaskan Ruptur


Uretra Anterior dan Posterior
Definisi
z
Ruptur Uretra Anterior dan Posterior

 Ruprut Uretra Anterior

Trauma pada uretra yang terletak di bagian distal pars membranosa

 Ruptur Uretra Posterior

Trauma yang terletak di uretra pars membranosa dan uretra pars prostatica
Etiologi
z Ruptur Uretra Anterior dan Posterior

 Ruptur Uretra Anterior

Selain oleh cedera kangkang (straddle injury), dapat juga disebabkan oleh instrumentasi
urologik (iatrogenik), seperti pemasangan kateter, businai, dan bedah endoskopi.

 Ruptur Uretra Posterior

Disebabkan oleh karena trauma tumpul dan fraktur pelvis. Ruptur uretra posterior dapat
terjadi total atau inkomplet. Pada ruptur total, uretra terpisah seluruhnya dan ligamentum
puboprostatikum robek sehingga vesika urinaria dan prostat terlepas ke kranial.
Klasifikasi
z Ruptur Uretra Anterior dan Posterior

Klasifikasi ruptur uretra menurut Collapinto & Mc Collum:

Tipe I → Uretra teregang (stretched) akibat ruptur ligamentum puboprostatikum dan


hematom periuretra. Uretra masih intack

Tipe II → Uretra pars membranacea ruptur diatas diafragma urogenital yang masih
intack. Ekstravasasi kontras ke ekstraperitoneal pelvic space

Tipe III → Uretra pars membranacea ruptur. diafragma urogenital ruptur. uretra
pars bulbosa proksimal rusak, ekstravasasi kontras ke peritoneum
Epidemiologi
z Ruptur Uretra Anterior dan Posterior

Cedera saluran kemih memiliki proporsi 10% dari seluruh kasus trauma.
Trauma uretra mencakup 4% dari seluruh trauma saluran kemih, terutama
disebabkan fraktur pelvis pada kecelakaan lalu lintas dan kasus jatuh dari
ketinggian. Lebih panjangnya uretra pada laki-laki, menyebabkan kasus
trauma uretra lebih sering pada laki-laki. Sejumlah 65% kasus merupakan
ruptur komplit dan 35% inkomplit.
Patofisiologi Ruptur Uretra Anterior dan Posterior
z

 Trauma dengan fraktur pelvis sebagian besar disertai trauma uretra posterior. Pada
kasus trauma uretra posterior, uretra pars membranasea atau pars prostatika
merupakan bagian prostat yang ruptur. Fraktur pelvis menembus lantai pelvis dan
sfingter volunter, dan robekan ligamen puboprostatik akan merobek uretra
membranosa dari apeks prostat. Kemudian akan terbentuk hematoma di retropubis
dan perivesika.

 Pada kasus straddle injury terjadi trauma tumpul daerah perineum, bagian uretra
yang ruptur adalah uretra pars bulbosa, karena tekanan objek dari luar menyebabkan
kompresi uretra bulbosa dengan simfisis pubis sehingga terjadi kontusio atau laserasi
dinding uretra.
Manifestasi klinis Ruptur Uretra Anterior dan Posterior

Tanda klinis yang dapat ditemukan pada ruptur uretra:


 Darah di uretra meatus
 Nyeri atau ketidakmampuan untuk berkemih
 Ketidakstabilan panggul
 Kandung kemih teraba sekunder karena ketidakmampuan untuk berkemih
 Pembengkakan skrotum atau labial, prostat tinggi
 Pola memar "kupu-kupu" pada perineum.

 The American College of Surgeons, sebagai bagian dari pedoman dukungan kehidupan trauma
lanjutan (ATLS), menekankan tiga serangkai (TRIAD) sebagai penyebab evaluasi cedera uretra:
 Darah di meatus uretra
 Ketidakmampuan untuk berkemih
 Kandung kemih yang teraba
Cara Diagnosis dan Diagnosis Banding Ruptur Uretra Anterior dan Posterior
z

 Anamnesis

Anamnesis yang perlu digali untuk meningkatkan kecurigaan ruptur uretra, antara lain:

 Kejadian kecelakaan yang melibatkan trauma area pelvis

 Adanya trauma eksternal pada area kemaluan

 Keluhan berkemih: kapan terakhir berkemih, pancaran urin, nyeri, adanya darah,
atau malah menjadi tidak bisa berkemih. Hilangnya kemampuan berkemih
menandakan ruptur uretra

 Untuk luka tembak, perlu digali jenis senjata dan peluru yang digunakan untuk
menilai potensi kerusakan jaringan yang terjadi
z
 Pemeriksaan Fisik

 Pemeriksaan fisik yang harus dilakukan adalah pemeriksaan colok dubur; selain untuk
menemukan prostat letak tinggi yang menandakan adanya ruptur uretra, juga dapat
menyingkirkan cedera rektal.

 Sebuah cedera rektal ditunjukkan oleh darah pada jari pemeriksa dan / atau laserasi
yang teraba.

 Tanda lain dari cedera uretra adalah kesulitan atau ketidakmampuan untuk memasang
kateter uretra

 → Cedera uretra wanita harus dicurigai dari kombinasi fraktur pelvis (tidak stabil)
dengan darah di introitus vagina, laserasi vagina, hematuria, uretrorrhagia,
pembengkakan labial, retensi urin atau kesulitan saat memasang kateter uretra.
Pemeriksaan vagina diindikasikan untuk menilai laserasi vagina
z

 Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan radiologis uretrografi retrograd (RUG) (Gold standard)

Direkomendasikan karena dapat menunjukkan derajat ruptur uretra, parsial


atau komplit, serta lokasinya, baik anterior maupun posterior, sehingga dapat
menentukan pilihan tatalaksana akut drainase kandung kemih.

 Cysto-urethroscopy

 Ultrasonografi dan pencitraan resonansi magnetic

Pada fase akut, USG scanning digunakan untuk memandu penempatan kateter
suprapubik.
z
 Diagnosis Banding

• Cedera genital eksternal


• Fraktur pelvis
• Retroperitoneal hematoma
• Cedera ginjal
• Cedera buli-buli
• Cedera ureter
• Fraktur penile
• Kontusio uretra
Tatalaksana Ruptur Uretra Anterior dan Posterior
z
z
Komplikasi
z Ruptur Uretra Anterior dan Posterior

• Impotensi

Cedera straddle dari trauma tumpul menyebabkan disfungsi ereksi lebih sering
dikarenakan crush injury pada arteri penis dan saraf (Wein AJ et al, 2007).

• Striktur uretra
Pencegahan Ruptur Uretra Anterior dan Posterior
z

Untuk mencegah ruptur uretra dapat dilakukan dengan menghindari faktor risiko yaitu
mencegah trauma. Cedera uretra tidak mengancam jiwa, tetapi jika tidak ditangani
dengan tepat dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan, sehingga sebaiknya cedera
ini dapat ditangani dengan baik untuk mencegah komplikasi kedepannya.
Prognosis
z
Ruptur Uretra Anterior dan Posterior

Prognosis pada pasien dengan ruptur uretra ketika penanganan awal baik dan tepat akan
lebih baik. Ruptur uretra anterior mempunyai prognosis yang lebih baik ketika diketahui
tidak menimbulkan striktur uretra karena apabila terjadi infeksi dapat membaik dengan
terapi yang tepat. Sedangkan pada ruptur uretra posterior ketika disertai dengan
komplikasi yang berat maka prognosis akan lebih buruk.
DaftarzPustaka

 Sjamsuhidajat R, Jong WM. 2005. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC.

 Kusumajaya, C. 2018. Diagnosis dan Tatalaksana Ruptur Uretra. Cermin Dunia Kedokteran, 45(5), 340-342.

 Purnomo, Basuki. 2012. Trauma Urogenitalia dalam Dasar-Dasar Urologi. Jakarta: Sagung Seto.

 Nelson Q, Leslie SW, Baker J. 2020. Urethral Injury. [Updated 2020 Sep 3]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.

 European Association of Urology https://uroweb.org/guideline/urological-trauma/#4

 Martinez-Pineiro L. 2007. Urethral trauma. Emergencies in Urology. Berlin; Springer.


https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-540-48605-3_23#citeas
z

TERIMAKASIH..

Anda mungkin juga menyukai