ILMU BEDAH
| DR. SEPRIANI | DR. YOLINA | DR. OKTRIAN | DR. REZA | DR. CEMARA |
| DR. AARON | DR. CLARISSA
Jakarta
Jl. Layur Kompleks Perhubungan VIII No.52 RT.001/007
Kel. Jati, Pulogadung, Jakarta Timur Tlp 021-22475872
WA. 081380385694/081314412212
Medan
Jl. Setiabudi Kompleks Setiabudi Square No. 15 Kel. Tanjung
Sari, Kec. Medan Selayang 20132 WA/Line 082122727364
w w w. o p t i m a p r e p . c o . i d
TO 1
SOAL NO 1
• Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun, dibawa
orangtuanya ke dokter dengan keluhan perut kembung
sejak 1 hari yang lalu. Keluhan diawali muntah-muntah
berwarna hijau sejak 3 hari. Keluhan lain yang menyertai
antara lain nyeri perut, tidak bisa buang angin dan tidak
bisa buang air besar. Pemeriksaan fisik: BB: 15 kg, keadaan
umum compos mentis, denyut nadi 120 x/menit, frekuensi
napas 16 x/menit, dan suhu 37,5ºC. Status lokalis regio
abdomen: cembung, Palpasi: massa (-), defans muskular (-
), nyeri tekan (+), Perkusi: timpani; Auskultasi: bising usus
meningkat. Hasil X-Ray abdomen didapatkan string of
pearls sign. Apakah diagnosis yang paling mungkin untuk
pasien ini?
A.Volvulus
B.Invaginasi
C.Meterorismus
D.Ileus obstruktif letak tinggi
E. Ileus obstruktif letak rendah
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6203489/
SOAL NO 3
• Tn Robi Pangalila, laki-laki berusia 24 tahun,
terjatuh dari sepeda motor dengan
selangkangan terbentur stang motor, satu jam
yang lalu. Pasien segera dilarikan ke IGD terdekat.
Saat ini pasien tidak bisa BAK dan terdapat darah
menetes dari uretra. Setelah dilakukan
pemeriksaan radiologi, ditemukan robekan pada
uretra membranosa, terdapat ekstravasasi cairan
kontras di ruang ekstraperitoneal pelvis di atas
diafragma urogenital. Diagnosis pasien ini
adalah…
A.Ruptur uretra colapinto 4
B.Ruptur uretra colapinto 3
C.Ruptur utetra colapinto 1
D.Ruptur uretra colapinto 2
E.Ruptur uretra colapinto 2a
3. Trauma Uretra
• Curiga adanya trauma
pada traktus urinarius
bag.bawah, bila:
– Terdapat trauma
disekitar traktus
urinarius terutama
fraktur pelvis
– Retensi urin setelah
kecelakaan
– Darah pada muara OUE
– Ekimosis dan hematom
perineal
Uretra Anterior:
• Anatomy:
– Bulbous urethra
Uretra Posterior :
– Pendulous urethra • Anatomy
– Fossa navicularis – Prostatic urethra
• Etiologi: – Membranous urethra
– Straddle type injuries • Etiologi:
– Intrumentasi – Fraktur tulang Pelvis
– Fractur penis • Gejala klinis:
• Gejala Klinis: – Darah pada muara OUE
– Disuria, hematuria – Nyeri Pelvis/suprapubis
– Hematom skrotal – Perineal/scrotal hematom
– Hematom perineal akan timbul bila terjadi robekan – RT Prostat letak tinggi atau
pada fasia Buck’s sampai ke dalam fasia melayang
Colles‘‘butterfly’’ hematoma in the perineum • Radiologi:
– will be present if the injury has disrupted Buck’s – Pelvic photo
fascia and tracks deep to Colles’ fascia, creating a
– Urethrogram
characteristic ‘‘butterfly’’ hematoma in the
perineum • Therapy:
• Therapy: – Cystostomi
– Cystostomi – Delayed Repair
– Immediate Repair
• Don't pass a diagnostic • Retrograde
catheter up the patient's urethrography
urethra because: – Modalitas pencitraan yang
– The information it will give utama untuk mengevaluasi
will be unreliable. uretra pada kasus trauma
– May contaminate the dan inflamasi pada uretra
haematoma round the
injury.
– May damage the slender
bridge of tissue that joins
the two halves of his
injured urethra
http://ps.cnis.ca/wiki/index.php/68._Urinary
Ruptur Uretra Anterior
• Penyebab tersering :
DIAGNOSIS
straddle injury ( cedera Klinis :
selangkangan ) • Perdarahan
peruretra/hematuri
Jenis kerusakan : • Hematom / butterfly
• Kontusio uretra hematom
• Ruptur parsial • Kadang retensi urine
• Ruptur total
• Kontusio : ekstravasasi
–
• Ruptur : ekstravasasi
+ bulbosa
Sleeve Hematom
Butterfly Hematom
TINDAKAN
Kontusio :
• observasi 4-6 bln
• evaluasi: uretrografi ulang
Ruptur :
• Sistostomi 1 bulan
• 3 bulan uroflometri, k/p uretrogram .
• striktura, lakukan sachse.
RUPTUR URETRA POSTERIOR
• Ruptur uretra pars COLAPINTO DAN MCCOLLUM
prostato – membranasea. (1976 ) :
• Grade I: Stretching (teregang)
• Terbanyak disebabkan
– Tidak ada ekstravasasi.
fraktur tulang pelvis.
• Grade II: Uretra ruptur diatas
• Robeknya ligamen pubo - prostato membranasea
prostatikum – Diaphragma urogenital utuh
– Ekstravasasi terbatas pada (di
atas) diaphragma urogenital.
• Grade III: Uretra posterior,
diaph.Urogenital & uretra pars
bulbosa proksimal ruptur.
– Ekstravassasi berada di atas
dan bawah diaphragma
urogenital hingga perineum.
DIAGNOSIS
GAMBARAN KHAS :
• PERDARAHAN PER URETRA
• RETENSI URINE
• RT : FLOATING PROSTAT. Floating Prostat
URETROGRAFI :
• EKSTRAVASASI KONTRAS PD PARS PROSTATO
MEMBRANASEA
• FRAKTUR PELVIS.
Uretrografi
Ruptur Parsial
Ruptur total
TINDAKAN KOMPLIKASI
AKUT : SISTOSTOMI • Striktura uretra
• Disfungsi ereksi
STABIL : • Inkontinentia urine
• Primary endoskopic
realigment, 1 minggu
paska ruptur
• Uretroplasti, 3 bulan
paska ruptur.
• Rail roading kateter
dilakukan bila bersamaan
dg operasi lain.
SOAL NO 4
• Pria, 64 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan
kencing tidak lampias. Pasien juga menjadi lebih
sering kencing, sehingga bangun tiap malam sampai
3-4 kali yang terjadi sudah 2 bulan. Selain itu, pasien
merasa pancaran kencingnya menjadi lebih lemah
dari biasanya. Pasien mengaku nafsu makan masih
baik, tubuh segar, tidak ada nyeri saat kencing, kencing
tersendat maupun berdarah. Pasien memiliki riwayat
hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan tidak pernah
minum obat antihipertensi. Apakah tatalaksana
farmakologis yang bisa diberikan untuk pasien ini?
A.Hidrochlorothiazid
B.Verapamil
C.Losartan
D.Tamsulosin
E.Bisoprolol
• Jawaban: D. Tamsulosin
• Kemungkinan diagnosis pada kasus ini adalah
BPH, atas dasar pasien dengan jenis kelamin laki-
laki, usia geriatric (65 tahun), disertai gejala LUTS
(BAK tidak lampias, frekuensi berkemih
meningkat, dan pancara BAK tampak lebih lemah
dari biasanya. Tatalaksana yang tepat pada kasus
ini adalah tamsulosin yang merupakan golongan
alpha blocker dengan mekanisme obatnya
relaksasi otot-otot polos pada dinding uretra
sehingga aliran urin menjadi lebih lancar.
4. BPH
BPH
adalah pertumbuhan
berlebihan dari sel-sel
prostat yang tidak ganas.
Pembesaran prostat jinak
diakibatkan sel-sel prostat
memperbanyak diri
melebihi kondisi normal,
biasanya dialami laki-laki
berusia di atas 50 tahun
yang menyumbat saluran
kemih.
NORMAL TIDAK NORMAL
Diagnosis of BPH
• Symptom assessment
– the International Prostate Symptom Score (IPSS) is recommended as it is used
worldwide
– IPSS is based on a survey and questionnaire developed by the American Urological
Association (AUA). It contains:
• seven questions about the severity of symptoms; total score 0–7 (mild), 8–19 (moderate),
20–35 (severe)
• eighth standalone question on QoL
• Digital rectal examination(DRE)
– inaccurate for size but can detect shape and consistency
• Prostat Volume determination- ultrasonography
• Urodynamic analysis
– Qmax >15mL/second is usual in asymptomatic men from 25 to more than 60 years of
age
• Measurement of prostate-specific antigen (PSA)
– high correlation between PSA and Prostat Volume, specifically Trantitional Zone
Volume
– men with larger prostates have higher PSA levels 1
CT Scan:
• Tampak ukuran prostat
membesar di atas ramus superior
simfisis pubis.
Derajat BPH, Dibedakan menjadi 4
Stadium :
Stadium 1 :
Obstruktif tetapi kandung kemih masih
mengeluarkan urin sampai habis.
Stadium 4 :
retensi urin total, buli-buli penuh pasien tampak
kesakitan urin menetes secara periodik.
Grade Pembesaran Prostat
Rectal Grading
Dilakukan pada waktu vesika urinaria kosong :
• Grade 0 : Penonjolan prostat 0-1 cm ke dalam rectum.
• Grade 1 : Penonjolan prostat 1-2 cm ke dalam rectum.
• Grade 2 : Penonjolan prostat 2-3 cm ke dalam rectum.
• Grade 3 : Penonjolan prostat 3-4 cm ke dalam rectum.
• Grade 4 : Penonjolan prostat 4-5 cm ke dalam rectum.
Kategori Keparahan Penyakit BPH Berdasarkan
Gejala dan Tanda (WHO)
Keparahan Skor gejala AUA Gejala khas dan tanda-tanda
penyakit (Asosiasi Urologis
Amerika)
Ringan ≤7 • Asimtomatik (tanpa gejala)
• Kecepatan urinari puncak < 10 mL/s
• Volume urine residual setelah
pengosongan 25-50 mL
• Peningkatan BUN dan kreatinin serum
Watchful Operasi
waiting
α-adrenergik α-adrenergik
antagonis atau antagonis dan 5-α
5-α Reductace
Reductace inhibitor inhibitor
Hematom Subkapsular
Ginjal Normal
CT Scan contrast
Trauma ginjal grade II
Hematom Perirenal
CT Scan contrast
Trauma ginjal grade III
Huruf U: menggambarkan
eksravasi urine ke peritoneal
CT Scan contrast
Trauma ginjal grade V
Demonstrating
extravasation of contrast
from the right kidney, and a
functioning left kidney.
Simsir A, Waisman J, Cangiarella J. Fibroadenomas with atypia: Causes of under‐ and overdiagnosis by aspiration biopsy. Wiley Online Library.
2001. Available from
https://doi.org/10.1002/dc.2055
Fibroadenoma Mammae (FAM)
• Treatment:
– Watchfull waiting
– Traditional open excisional biopsy
• Biopsy:
– Pengambilan sampel sel atau jaringan untuk
diperiksa
– Untuk menentukan adanya suatu penyakit
Pemeriksaan Radiologis Payudara
• USG Mamae
– Tujuan utama USG mamae adalah untuk
membedakan massa solid dan kistik
– Sebagai pelengkap pemeriksaan klinis dan
mamografi
– Merupakan pemeriksaan yang dianjurkan untuk
wanita usia muda (<35) dan berperan dalam
penilaian hasil mamografi ‘ dense’ breast
MAMMOGRAPHY
www.rad.washington.edu
Fibroadenoma
Mammography
Fibroadenoma tampak sebagai massa
oval atau bulat berbatas tegas, dapat
multiple atau bilateral.
http://www.meddean.luc.edu/lumen/meded/ra
dio/curriculum/surgery/mammography1.htm
Penatalaksanaan (Wanita < 35 tahun)
*Pada usia 35 tahun ke atas, bila
tidak ada perubahan,
kemungkinan menjadi ganas
sudah meningkat, maka perlu
dilakukan tindakan eksisi.
FA = Fibroadenoma
Penanganan utama fibroadenoma adalah Eksisi, namun hal ini dapat menyebabkan
jaringan parut yang besar dan kerusakan duktus, maka di bawah 35 tahun lebih
dipilih tindakan observasi
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1497021/#__sec16title
Penatalaksanaan (Wanita >= 35 tahun)
Karena kemungkinan keganasan
Pada usia 35 tahun ke atas, maka
perlu pemeriksaan mamografi
untuk menentukan batas massa.
FA = Fibroadenoma
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1497021/#__sec16title
Karakteristik Benjolan Payudara
Tipe Benjolan Onset Karakteristik
Kanker 30 tahun- Peau d’orange , keras, nyeri, border asimetris,
Payudara menopause invasive, keluar cairan/darah dari putting, massa
axilla
Fibroadenoma < 30 tahun Massa padat, bulat, kenyal yang bergerak bebas di
mammae payudara, tidak nyeri
(FAM)
Fibrokistik 20-40 tahun Massa di kedua payudara yang membesar dan nyeri
mammae saat sebelum menstruasi, terkadang disertai keluar
cairan dari putting.
Tumor 30-55 tahun Stroma intralobular dengan konfigurasi mirip daun
Phyllodes (leaf-like). Keras, permukaan licin, membesar cepat.
Ductal 45-50 tahun Muncul sering di saluran ductus utama, dengan
Papilloma secret serous atau berdarah keluar dari puting
SOAL NO 8
• Nn. Suwarti Purbanigrum, seorang perempuan berusia
20 tahun datang ke unit gawat darurat RS setelah
kecelakaan dengan dada menabrak trotoar, 1 jam
yang lalu. Pasien mengeluh nyeri dada terutama saat
menarik nafas dan batuk. Pada pemeriksaan tanda
vital didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 84x/menit, RR
24x/menit, dan suhu afebris. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan jejas pada hemitoraks kanan, dada kanan
tampak tertinggal saat inspirasi dan mengembang
saat ekspirasi, serta fraktur segmental iga 3, 4, 5.
Diagnosis kasus diatas adalah…
A.Hematotoraks
B.Contusio pulmonum
C.Tamponade jantung
D.Contusio muskulorum
E.Fraktur costa
Nyeri dada
Treatment
ABC’s dengan c-spine control sesuai indikasi
Analgesik kuat
intercostal blocks
Hindari analgesik narkotik
Ventilation membaik tidal volume meningkat, oksigen darah
meningkat
Ventilasi tekanan positif
Hindari barotrauma
Chest tubes bila dibutuhkan
Perbaiki posisi pasien
Posisikan pasien pada posisi yang paling nyaman dan membantu
mengurangi nyeriPasien miring pada sisi yang terkena
Aggressive pulmonary toilet
Surgical fixation rarely needed
Rawat inap24 hours observasion
SOAL NO 9
• Pasien perempuan usia 20 tahun datang ke instalasi gawat
darurat dengan nyeri pada bahu kanan setelah kecelakaan
lalu lintas. Pasien pengendara sepeda motor dan terjatuh
dengan posisi menumpu pada bahu kanan setelah sepeda
motor menabrak mobil. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
primary survey dalam keadaan stabil. Pada secondary
survey di bahu kanan ditemukan deformitas pada
klavikula kanan, neovaskularisasi distal normal, dan
terdapat keterbatasan pada gerakan sendi bahu. Pada
pemeriksaan radiologis ditemukan adanya diskontinuitas
pada klavikula 1/3 medial simple dan minimal displace.
Tatalaksana yang paling tepat dilakukan adalah…
A.Protection only dengan arm sling atau figure of 8
B.Imobilisasi dengan U Slap cast
C.Reposisi tertutup dan fiksasi interna
D.Reposisi terbuka dan fiksasi interna
E.Reposisi tertutup dan fiksasi eksterna
• Jawaban: D. WSD
• Pasien dengan riwayat TB Paru mengeluhkan
sesak napas mendadak, dari pemeriksaan fisik
tampak takipneua dengan tekanan darah dan
nadi yang normal. Pada pemeriksaan fisik pada
hemitorak kiri mengembang, pernafasan dada kiri
tertinggal, suara nafas kiri melemah dan perkusi
hipersonor, JVP 5-2 cmH2O. Bedasarkan gejala
dan tanda tersebut diagnosis pada kasus ini
adalah simple pneumothorax. Tindakan yang
tepat pada kasus ini adalah WSD.
10. Pneumothorax
Definisi: Pneumotoraks udara bebas di dalam rongga pleura
P. traumatik
P. iatrogenik ( oleh karena efek samping
tindakan )
P. katamenial
Terapeutik
Udara
Pato fisiologi
Ruptur / kebocoran
dinding alveol
Intertisial paru
Septa lobuler
Perifer Sentral
Bleb Pneumomediastinum
Distensi
Pecah
Pneumotoraks
Diagnosis pneumotorak
Anamnesis
o Gejala penyakit dasar
o Sesak napas mendadak
o Nyeri dada
o Tanpa atau dg penyakit paru sebelumnya
• PF ; Takipnea Taki kardi
• PF Paru
:In ; Tertinggal pada pergerakan napas
Lebih cembung , sela iga melebar
Pal ; Fremitus melemah , Deviasi trakea
Per; Hipersonor, tanda 2 pendorongan organ
Aus; Suara napas melemah / tidak terdengar
Diagnosis pneumotorak
Ro : Paru kolaps
Pleural line
Daerah avascular
Hiper radio lusen
Sela iga melebar
tanda-tanda pendorongan
Kalau kurang jelas ro torak
CT Scan Thorak
NB: tidak dilakukan pada kasus tension
pneumotoraks
PNEUMOTORAKS
WSD
WSD (Water Seal Drainage)
• Tindakan invasive yang dilakukan untuk
mengeluarkan udara, cairan (darah,pus) dari
rongga pleura, rongga thorax; dan
mediastinum dengan menggunakan pipa
penghubung.
• Indikasi: Pneumothorax, Hematothorax,
Thoracotomy, Efusi Pleura, Empyema.
Tujuan
• Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari
rongga pleura dan rongga thorak
• Mengembalikan tekanan negative pada
rongga pleura
• Mengembangkan kembali paru yang kolaps
• Mencegah refluks drainage kembali ke dalam
rongga dada
http://www.learningradiology.com
Galleazzi Fracture
• Fraktur distal radius
dan dislokasi sendi
radio-ulna ke arah
inferior
• Like Monteggia fracture
if treated conservatively
it will redisplace
• This fracture appeared
in acceptable position
after reduction and POP
http://www.learningradiology.com
Fraktur Monteggia
Fraktur Galeazzi
Fraktur Colles
Fraktur Smith
SOAL NO 12
• Seorang laki-laki usia 42 tahun datang ke poliklinik
dengan keluhan nyeri kolik di pinggang kiri. Nyerinya
relatif ringan dengan VAS 4-5 yang menjalar ke testis
kiri, dan LUTS seperti urgensi dan frekuensi yang
dimulai sejak 12 jam yang lalu, dan kadang ada mual
dan muntah. Riwayat sebelumnya, pasien beberapa
tahun sebelumnya keluar batu 3 kali dari saluran
kemih. Pada saat dilakukan pemeriksaan foto polos
abdomen menunjukkan batu 3 mm di ureter bagian
proksimal ureterovesical junction kiri, dan Anda
seorang dokter di kota kecil. Manajemen awal terbaik
yang dapat dilakukan adalah…
A. Obat untuk nyeri kolik dan minum banyak air
B. Obat antibiotik untuk ISK dan pengobatan untuk nyeri kolik
C. Selective alpha blocker untuk relaksasi ureterovesical
junction
D.Obat untuk nyeri kolik dan selective alpha blocker
E. Obat untuk nyeri, selective alpha blocker, dan banyak
minum air
Tidak meradiasi
BNO 45-59 71-77 Terjangkau dan murah Kurang baik untuk melihat batu di
ureter media dan batu radiolusen
Digunakan sebagai pemeriksaan awal
Tatalaksana
• Emergency : sepsis, anuria, AKI rawat inap,
konsul bedah urologi cito.
• Analgetik : NSAIDS aspirin, Na dicolfenak,
ibuprofen, dan ketorolac.
• Tatalaksana Batu tergantung ukuran dan
letak konservatif /Medical Expulsive
Therapy (MET), ESWL, PNL atau URS
Terapi konservatif
1. Peningkatan asupan minum dan pemberian diuretik
target diuresis 2liter/hari
2. α-blocker nifedipin, tamsulosin
3. NSAID mengurangi nyeri.
• Jawaban: A. Le Fort I
• Pasien mengalami traum wajah akibat kecelakaan lalu lintas. Pasien
masih sadar dan mengeluhkan nyeri pada area wajahnya dan dari
pemeriksaan fisik terdapat garis patahan di wajah yang
menghasilkan kesan floating palatum. Istilah yang tepat adalah
floating jaw sementara palatum durum terdapat pergerakan akibat
rahang atas yang tidak stabil. Berdasarkan gejala dan tanda tersebut
diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah fraktur Le Fort 1.
• Le Fort II mengenai maksila dan tulang hidung, disebut juga
fraktur pyramidal.
• Le Fort III mengenai dasar orbita menyebabkan gejala
diplopia.
• Fraktur basis cranii tergantung fossa yang terkena dapat
terjadi Racoon eyes/ Battle sign, disertai rembesan CSF yang
muncul dari hidung ataupun telinga.
• Fraktur tripod fraktur kompleks zygomaticomaxillary.
13. Fraktur Le Fort
• Fraktur Le fort merupakan tipe fraktur tulang-
tulang wajah yang merupakan hal klasik terjadi
pada trauma-trauma pada wajah.
• Le Fort berasal dari nama seorang ahli bedah
Perancis yaitu Rene Le Fort (1869-1951) yang
mendeskripsikannya pertama kali pada awal
abad 20.
Anatomi Maksila
Etiologi
• Traumatic fracture
– Perkelahian
– Kecelakaan
– Tembakan
• Pathologic fracture
– Penyakit tulang setempat
– Penyakit umum yang mengenai tulang sehingga
tulang mudah patah
Fraktur Le Fort I
(horizontal)
• Extra oral :
– Pembengkakan pada muka disertai vulnus laceratum.
– Deformitas pada muka, muka terlihat asimetris.
– Hematoma atau echymosis pada daerah yang terkena fraktur, kadang-kadang
terdapat infraorbital echymosis dan subconjunctival echymosis.
– Penderita tidak dapat menutup mulut karena gigi posterior rahang atas dan
rahang bawah telah kontak lebih dulu.
– Floating jaw maksila tampak mengambang .
• Intra oral :
– Echymosis pacta mucobucal rahang atas.
– Vulnus laceratum, pembengkakan gingiva, kadang-kadang disertai goyangnya
gigi dan lepasnya gigi.
– Perdarahan yang berasal dari gingiva yang luka atau gigi yang luka, gigi fraktur
atau lepas.
– Open bite maloklusi sehingga penderita sukar mengunyah.
Fraktur Le fort II
(pyramidal)
• Extra oral :
– Pembengkakan hebat pada muka dan hidung, pada daerah tersebut
terasa sakit.
– Dari samping muka terlihat rata karena adanya deformitas hidung.
– Bilateral circum echymosis, subconjunctival echymosis.
– Perdarahan dari hidung yang disertai cairan cerebrospinal.
• Intra oral :
– Mulut sukar dibuka dan rahang bawah sulit digerakkan ke depan
– Adanya maloklusi open bite sehingga penderita sukar mengunyah.
– Palatum mole sering jatuh ke belakang sehingga dorsum lidah tertekan
sehingga timbul kesukaran bernafas.
– Terdapatnya kelainan gigi berupa fraktur, avultio, luxatio.
– Pada palpasi, seluruh bagian rahang atas dapat digerakkan, pada
bagian hidung terasa adanya step atau bagian yang tajam dan terasa
sakit.
Fraktur Le Fort III
(craniofacial
dysjunction)
• Extra oral :
– Pembengkakan hebat pada muka dan hidung.
– Perdarahan pada palatum, pharinx, sinus maxillaris, hidung dan telinga.
– Terdapat bilateral circum echymosis dan subconjunctival echymosis.
– Pergerakan bola mata terbatas dan terdapat kelainan N.opticus dan saraf
motoris dari mata yang menyebabkan diplopia, kebutaan dan paralisis bola
mata yang temporer.
– Deformitas hidung sehingga mata terlihat rata.
– Adanya cerebrospinal rhinorrhoea dan umumnya bercampur darah.
– Paralisis N.Fasialis yang sifatnya temporer atau permanen yang menyebabkan
Bell’s Palsy.
• Intra oral :
– Mulut terbuka lebih lebar karena keadaan open bite yang berat.
– Rahang atas dapat lebih mudah digerakkan.
– Perdarahan pada palatum dan pharynx.
– Pernafasan tersumbat karena tertekan oleh dorsum lidah.
SOAL NO 14
• Tn. Rico Simatupang, pasien laki-laki usia 28
tahun datang dibawa oleh Satpol PP ke RS
Azra Medika Tanjung dengan penurunan
kesadaran setelah mengalami kecelakaan lalu
lintas 45 menit yang lalu. Pasien baru saja tiba
di ruang Triase dengan GCS E2V3M4. Pasien
mengalami luka terbuka pada kepala, kedua
lengan, dan tungkai kiri. Anda sebagai dokter
yang bertugas tindakan selanjutnya yang
paling tepat dilakukan adalah…
– Rawat luka
– Cek Airway, Breathing, & Circulation
– Koreksi hipoglikemi
– CT scan
– Mencari kemungkinan luka lain pada tubuh
E. Exposure/Environment
1. Buka pakaian penderita, periksa jejas
2. Cegah hipotermia : beri selimut hangat dan
tempatkan pada ruangan yang cukup hangat.
ATLS Coursed 9th Edition
SOAL NO 15
• An. Johanda Damanik, seorang anak laki-laki
usia 3 tahun, dibawa ke UGD Rumah Sakit setelah
terkena ledakan gas LPG dengan kondisi terdapat
beberapa luka bakar di sekitar tubuhnya. Dari
pemeriksaan tampak beberapa kulit bewarna
merah terang dengan bullae, nyeri (+) hebat,
dan beberapa bagian tampak merah pucat di
dada, perut, dan seluruh tangan kanannya.
Berapakah derajat dan luas luka bakar yang
dialami oleh anak tersebut?
A.Derajat 2A dan 2B, 27%
B.Derajat 2A dan 3, 27%
C.Derajat 2A dan 2B, 18%
D.Derajat 1 dan 2, 36%
E.Derajat 1 dan 3B, 18%
• Kontrol Airway
• Menghentikan
proses luka bakar
• Pemsangan akses
intravena
Menghentikan Proses Luka Bakar
• Segera tanggalkan pakaian dan perhiasan pasien
– Menghentikan proses pemanasan
– Mencegah jeratan karena oedema
• Debris dan bubuk kimia kering dibersihkan
dengan cara menyapu untuk menghindari
terjadinya kontak langsung.
• Permukaan tubuh yang terkena dicuci dengan air
bersih, kemudian pasie diselimuti kain hangat
yang bersih dan kering.
Tatalaksana Emergency luka Bakar
Emergency Management of Severe Burns (EMSB) COURSE MANUAL 17th edition Feb
2013
Australia and New Zealand Burn Association Ltd 1996
• Bayi berusia sampai satu tahun
– Luas permukaan kepala dan leher berkisar 18%
– Luas permukaan tubuh dan tungkai berkisar 14%.
• Dalam masa pertumbuhannya, setiap tahun di
atas usia satu tahun, maka ukuran kepala
berkurang sekitar 1% dan ukuran tungkai
bertambah 0. 5%
• Proporsi dewasa tercapai saat seorang anak
mencapai usia sepuluh tahun
• Usia 10 thn penambahan ukuran tungkai dipindahkan ke
genitalia dan perineum 1%
Emergency Management of Severe Burns (EMSB) COURSE MANUAL 17th edition Feb 2013
Australia and New Zealand Burn Association Ltd 1996
Indikasi Resusitasi Cairan
• Rumus Baxter adalah
dasar pemberian cairan
pertama kali
• Titrasi sesuai produksi
urine
– Bila kurang dari target
0,5-1 cc/KgBB/Jam
tambahkan volume
cairan resusitasi menjadi
150% pada jam
berikutnya atau bolus
cairan 5-10cc/KgBB
Emergency Management of Severe Burns (EMSB) COURSE MANUAL 17th edition Feb 2013
Australia and New Zealand Burn Association Ltd 1996
Contoh
• Seorang perempuan, berat 60 kg dengan luka
bakar di dada dan perut, karena ledakan kompor
1 jam yang lalu. Terdapat eritem di dada dan
perut, bula, bula pecah, suara serak tidak ada.
• Kebutuhan cairan 4x18%x60 kg = 4320 cc/24 jam
– 2160 cc dalam 8 jam pertama 270 cc/jam
– 2160 cc dalam 16 jam berikutnya
• Saat pemberian cairan jam pertama urine 30
cc/jam (sesuai target 0,5-1 cc/KgBB/Jam
• jam ke-2 didapatkan urine 10 cc/jam (kurang dari
target.
A. Jam berikutnya diberikan 270ccx150% = 405
cc/ jam kemudian nilai ulang produksi urine
jam berikutnya
– Masih kurang? Tambah jadi 405ccx150%= 607,5
cc/jam
B. Atau berikan bolus cairan 5-10 cc/kgBB
secepatnya (utk pasien ini 300-500 cc). Nilai
urine jam berikutnya
– Masih kurang? Boleh pilih A atau B lagi
INDIKASI RAWAT INAP
PADA LUKA BAKAR
– LB yang memenuhi indikasi resusitasi cairan (Baxter)
– LB derajat II >30% ICU
– LB yang mengenai: wajah, leher, mata, telinga, tangan,
kaki, sendi, genitalia
– LB derajat III >5% (semua umur)
– LB elektrik / petir dengan kerusakan di bawah jaringan
kulit
– LB kimia / radiasi
– LB dengan Trauma Inhalasi
– LB dengan penyakit penyerta
emedicine
Luka Bakar Khusus
• Luka bakar listrik
– Target urine lebih banyak (1-2cc/kgBB/jam)
• mencegah sumbatan mioglobin di ginjal
• bila tidak memenuhi target dengan penambahan volume
cairan
• pertimbangkan pemberian manitol 12,5 g setiap 1000 cc
cairan resusitasi
– Fasciotomi segera untuk kompartemen syndrome
• Luka bakar anak <10 thn
– Risiko hipoglikemiaberikan cairan maintenance
tambahan yang mengandung glukosa (dihitung
dengan rumus Darrow/Holliday Segar)
TO 2
SOAL NO 16
• Seorang laki-laki usia 32 tahun datang ke IGD RS
dengan keluhan tidak bisa BAK sejak 4 jam yang
lalu. Sebelumnya pasien sempat terjatuh dari
motor dan terduduk di atas aspal. Keluhan
disertai keluar darah yang menetes dari ujung
kemaluan. Terdapat nyeri dan bengkak pada
kemaluan. Pada pemeriksaan didapatkan darah
menetes dari OUE, perineum bengkak hingga
meluas sampai dengan skrotum, penis,
suprapubik. Pernyataan yang tidak benar
dibawah ini adalah?
A. Diagnosis yang mungkin terjadi pada pasien adalah ruptur
uretra
B. Pemasangan kateter adalah tatalaksana awal untuk
mengevaluasi perdarahan pada kasus di atas
C. Pemeriksaan RT mungkin didapatkan floating prostate
D. Modalitas pencitraan utama untuk kasus diatas adalah
retrograde urethrography
E. Komplikasi yang dapat terjadi adalah striktur uretra
http://ps.cnis.ca/wiki/index.php/68._Urinary
Ruptur Uretra Anterior
• Penyebab tersering :
DIAGNOSIS
straddle injury ( cedera Klinis :
selangkangan ) • Perdarahan
peruretra/hematuri
Jenis kerusakan : • Hematom / butterfly
• Kontusio uretra hematom
• Ruptur parsial • Kadang retensi urine
• Ruptur total
• Kontusio : ekstravasasi
–
• Ruptur : ekstravasasi
+ bulbosa
Sleeve Hematom
Butterfly Hematom
TINDAKAN
Kontusio :
• observasi 4-6 bln
• evaluasi: uretrografi ulang
Ruptur :
• Sistostomi 1 bulan
• 3 bulan uroflometri, k/p uretrogram .
• striktura, lakukan sachse.
RUPTUR URETRA POSTERIOR
• Ruptur uretra pars COLAPINTO DAN MCCOLLUM
prostato – membranasea. (1976 ) :
• Grade I: Stretching (teregang)
• Terbanyak disebabkan
– Tidak ada ekstravasasi.
fraktur tulang pelvis.
• Grade II: Uretra ruptur diatas
• Robeknya ligamen pubo - prostato membranasea
prostatikum – Diaphragma urogenital utuh
– Ekstravasasi terbatas pada (di
atas) diaphragma urogenital.
• Grade III: Uretra posterior,
diaph.Urogenital & uretra pars
bulbosa proksimal ruptur.
– Ekstravassasi berada di atas
dan bawah diaphragma
urogenital hingga perineum.
DIAGNOSIS
GAMBARAN KHAS :
• PERDARAHAN PER URETRA
• RETENSI URINE
• RT : FLOATING PROSTAT. Floating Prostat
URETROGRAFI :
• EKSTRAVASASI KONTRAS PD PARS PROSTATO
MEMBRANASEA
• FRAKTUR PELVIS.
SOAL NO 17
• Tn Sartono Mangku Kusumo, laki-laki 25 tahun datang
dibawa polisi ke IGD Rumah Sakit setelah mengalami
kecelakaan lalu lintas. Menurut saksi mata, pasien
tergelincir dari sepeda motornya saat melalui
genangan air. Pasien tampak letargis, tekanan darah
90/60 mmHg, HR 130x/menit, laju pernapasan 24x/
menit, dan suhu afebris. Pada pemeriksaan fisik
abdomen tampak jejas di kiri atas, akral dingin, dan
pembengkakan pada femur dextra, serta luka lecet
serta memar di wajah dan keempat ekstrimitas.
Apakah tindakan yang Anda lakukan selanjutnya?
A.Menghentikan perdarahan dan mengganti
volume darah
B. Rontgen abdomen
C. Memasang bidai
D.Melakukan patensi jalan nafas dan proteksi
servikal
E. Mewawancarai saksi mata/polisi
http://www.genitalsurgerybelgrade.com/urogenital_surgery
_detail.php?Epispadias-4
Management
• Classic bladder exstrophy:
– Segera setelah lahir tali pusat di
jahit menggunakan silk 2.0 pada
dinding abdomen, sehingga clamp
tali pusat tidak melukai mukosa
kandung kemih.
– Mukosa kandung kemih dapat
ditutup menggunakan plastic wrap,
agar tidak menempel ke celana/
pampers. • Epispadia (penile, glandular, penopubic)
– Indikasi operasi setelah lahir o Operasi: The Young-Dees-Leadbetter
• Kapasitas bladder 5ml/ lebih pada bladder neck plasty, Marshall-
keadaan ini bladder dapat berkembang Marchetti- Krantz suspension, and
baik setelah operasi. Operasi meliputi ureteral reimplantation --> dilakukan
bladder, posterior urethral, and operasi saat kapasitas bladder 80-85ml,
abdominal wall closure with early biasanya pada usia 4-5 tahun.
epispadias repair. o Pada ukuran tersebut bladder lebih
• Operasi dapat ditunggu hingga pasien supple, lebih mudah di mobilisasi, dan
berusia 6-12 bulan bila kapasitas lebih siap untuk rekonstruksi bladder
kandung kemih <5ml.
neck.
Anchal. Exostrophy-epispadia complex. DNB Resident MMHRC.
Epispadia without extrophia
• Penile reconstruction aims to
correct the dorsal chordee while
achieving the most corporal
length possible
• releasing the corpora cavernosa,
tubularization of the urethral
plate, skin coverage (Cantley-
Ransley or Mitchell-Bagli)
• Epispadias repair most
commonly is carried out
between 6 months and 1 year of
age
http://orthoinfo.aaos.org/
http://orthoinfo.aaos.org/
Pemeriksaan Radiologis
• Plain X-rays (AP dan lateral) cukup membantu
diagnosis, sedangkan CT-scan sering digunakan untuk
evaluasi pre-operatif dari intra-artikularis.
• Hal-hal yang perlu diperhatikan foto polos sendi siku:
– Arah dislokasi, posterior, posterolateral, posteromedial,
lateral, medial, atau divergent.
– Fraktur
• Tersering fraktur: caput radialis, prosesus koronoideus
• Fraktur lain yang sering menyertai: condilus lateral, capitellum,
olecranon
– Foto polos pergelangan tangan dan bahu perlu dievaluasi,
apabila terdapat gejala klinis.
http://radiopaedia.org/
• Atas (2 gambar):
dislokasi posterior
• Kanan:
– dislokasi disertai
fraktur collum radialis
http://radiopaedia.org/
• Atas kiri: dislokasi dengan
fraktur prosesus
koronoideus
• Atas kanan: terrible triad
olf elbow
• Kiri: dislokasi medial
http://radiopaedia.org/
Tatalaksana
• Simple dislocation
– Closed reduction (prone technique) sebaiknya dilakukan
spesialis orthopedi, menggunakan sedasi dan analgetik.
– Dilanjutkan dengan imobilisasi (min 2minggu), lengan
fleksi 90o.
• Complex dislocation
– ORIF.
– Outcome biasanya buruk,
– komplikasi meliputi
• Osteoartritis
• ROM terbatas
• Instabilitas
• dislokasi rekuren.
• Pada dislokasi dengan luka terbuka sering terjadi jejas
pada arteri brakialis.
SOAL NO 21
• Laki-laki usia 40 tahun datang ke Poliklinik
dengan keluhan BAB bercampur darah sejak 7
hari yang lalu. Darah keluar saat mengejan dan di
akhir BAB. Selain itu dikeluhkan adanya benjolan
yang keluar dari anus dan dapat masuk sendiri.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan KU agak lemah,
konjungtiva pucat, TTV, pemeriksaan thorax, dan
pemeriksaan abdomen dalam batas normal.
Pemeriksaan RT teraba massa di anus kenyal dan
darah pada handscoon. Apakah diagnosis pasien
tersebut?
A.Hemorrhoid externa
B.Hemorrhoid interna grade 1
C.Hemorrhoid interna grade 2
D.Hemorrhoid interna grade 3
E. Hemorrhoid interna grade 4
• Grade II hemorrhoids may protrude beyond the anal verge with straining
or defecating but reduce spontaneously when straining ceases (ie, return
to their resting point by themselves)
Wald A, Bharucha AE, Cosman BC, et al. ACG clinical guideline: management of benign anorectal
disorders. Am J Gastroenterol. Aug 2014
SOAL NO 22
• Tn Campbell Ferdinand, seorang laki-laki berusia
30 tahun datang ke IGD Rumah Sakit dengan
keluhan tidak bisa BAB dan buang angin sejak 5
hari yang lalu. Pemeriksaan tanda vital dalam
batas normal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
perut kembung dan tidak didapatkan bising
usus. Gambaran foto abdomen terlihat distensi
usus halus dan usus besar disertai adanya air
fluid level di rongga peritoneum. Kemungkinan
diagnosis pasien adalah…
A.Ileus obstruktif dengan asites
B.Ileus paralitik dengan asites
C.Ileus obstruktif dengan pneumoperitoneum
D.Ileus paralitik dengan pneumoperitoneum
E. Ileus obstruktif
• Jawaban: B. Eksisi
Wanita 35 tahun dengan keluhan benjolan di bahu kanan yang semakin
besarnamun tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan massa padat diameter
4 cm dengan punctate di atasnya, sewarna kulit, dan batas tegas. Dari gambaran
fisik tersebut kemungkinan diagnois pada kasus ini adalah kista aterom.
Tatalaksana yang tepat pada kasus ini adalah eksisi.
Ekstirpasi pengangkatan jaringan beserta kapsulnya. Dapat dilakukan untuk
tatalaksana kista aterom, namun risiko terjadi kekambuhan lebih tinggi, sehingga
bisasnya pada kasus kista aterom lebih eksisi. Mengangkat keseluruhan tumor
beserta sebagian jaringan sehat disekitarnya untuk mendapatkan prognosis yang
lebih baik.
Liposuction/ liposculpture, merupakan tindakan body shaping. Indikasi utama
liposuction biasanya masalah estetika bukan untuk menurunkan berat badan.
Selain masalah estetika, penonjolan lemak di perut juga akan mengganggu fungsi
seksual karena akan terjadi kesulitan dalam proses penetrasi penis.
Insisi drainase tindakan yang biasa dialkuakn pada abses yang luas atau pada
kista aterom terinfeksi dengan jumlah pus yang banyak. Pada kasus tidak
ditemukan adanya tanda-tanda peradangan kea rah infeksi.
25. KISTA ATEROMA
• Kista ateroma merupakan benjolan yang
terbentuk dari kelenjar keringat (sebacea).
Benjolan tersebut berbentuk bulat dan
berdinding tipis.
• Kista ateroma sendiri terbentuk akibat
adanya sumbatan pada muara kelenjar
keringat, maka sering disebut sebagai kista
sebacea atau kista epidermal.
– Sekret kelenjar keringat yaitu sebum dan sel-sel
mati tertimbun dan berkumpul dalam kantung
kelenjar dan lama-lama membesar.
• Etiologi:
– Terjadinya kista ateroma disebabkan karena
adanya sumbatan pada muara kelenjar keringat
yang disebabkan oleh Infeksi, Trauma
(luka/benturan), atau Jerawat
Gejala Kista Ateroma
• Predileksi:
– bagian tubuh yang banyak mengandung kelenjar keringat misalnya:
• muka,
• kepala,
• punggung.
• Karakteristik massa:
– Berbentuk bulat,
– berbatas tegas,
– berdinding tipis,
– dapat digerakkan,
– melekat pada kulit dermis di atasnya.
– Warna kulit biasanya normal
– Konsistensi lunak-kenyal
– Berisi cairan kental berwarna putih abu-abu , kadang disertai bau asam
– Tidak nyeri
– Daerah muara yang tersumbat merupakan tanda khas yang disebut
puncta.
– Jika terjadi peradangan kista akan berwarna merah dan nyeri.
Terapi Kista Ateroma
• Jika terjadi infeksi sekunder dan abses:
– pembedahan dan evakuasi nanah.
– Pada infeksi saja, diberikan antibiotik selama 2
minggu
• Setelah 3-6 bulan , dapat dilakukan operasi.
• Penatalaksanaan kista atheroma:
– mengambil benjolan dengan menyertakan kulit
dan isinya
• tujuannya mengangkat seluruh bagian kista hingga ke dindingnya
secara utuh
• Bila dinding kista tertinggal saat eksisi , kista dapat kambuh , oleh
karena itu harus dipastikan seluruh dinding kista telah terangkat.
EKSISI KISTA SEBASEA
Prosedur
• Suntikkan anestesi lokal di sekeliling lesi.
• Buat insisi berbentuk elips di atas kista termasuk punctum jika terlihat
• Cengkeram kista dengan menarik potongan kulit dan dengan seksama
diseksi pada kedua sisi untuk membebaskan kista dari lemak dan jaringan
subkutan sekitarnya.
• Jahit kulit dengan benang non-serap berukuran 2/0 atau 3/0.
Pokok-pokok penting
1. Jika kista pecah, hapus kotoran (debris) dengan
hati-hati dan pastikan semua dinding kista
diangkat.
– Jika dinding kista gagal diangkat seluruhnya,
kemungkinan kista bisa kambuh lagi.
2. Jika kista jelas terinfeksi, lakukan drainase, eksisi
dan luka dibiarkan terbuka
– Atau operasi bisa ditunda sampai infeksi telah
mereda
– Kista yang terinfeksi lebih sukar dieksisi dan
cenderung lebih banyak vaskularisasi dibanding kista
yang tak-terinfeksi.
SOAL NO 26
• An Balaban Siarait, anak laki-laki usia 1 tahun 6
bulan datang dibawa ibunya ke IGD Rumah Sakit
dengan keluhan muntah kehijauan sejak 3 hari
yang lalu. Tanda vital nadi 90x/ menit, laju napas
22x/ menit, dan suhu 36,5OC. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan anak tampak kesakitan, perut
membesar, distensi (+), dan borborigmi (+).
Dokter memutuskan untuk melakukan
pemeriksaan fluoroskopi. Kemungkinan
gambaran radiologis yang akan didapatkan pada
kasus ini adalah?
A.Cork-screw sign
B.Portio-like sign
C.Coffe bean sign
D.Cupula sign
E. Rat tail sign
TRIAD:
• vomiting
• abdominal pain
o colicky, severe, and intermittent,drawing the legs up to the abdomen,kicking
the air, In between attacks, calm and relieved
• blood per rectum /currant jelly stool
http://bestpractice.bmj.com/best-practice/monograph/679/highlights/overview.html
PART OF THE
INTESTINE
FOLDS ON
ITSELF LIKE A
TELESCOPE
Etiologi
• 90% Idiopatik
– Belum dapat dipastikan, namun diperkirakan
penyebabnya adalah virus ( Anomalies with
peristalsis)
• 10% Patologis
– Polyp, tumour or other mass within the intestinal
tract is caught by the normal contractions,
creating a “lead point” which pushes along
causing the intussusception
Anne Connell
Radiologic Signs
• Ultrasound signs
include:
– target sign /doughnut
sign)
– pseudokidney sign
– crescent in a doughnut
sign
Barium Enema
• Barium Enema
pemeriksaan gold
standar
• intussusception as an
occluding mass
prolapsing into the
lumen, giving the
"coiled spring”
appearance
SOAL NO 27
• Tn Ilham Yudiansyah Lubis, seorang laki-laki usia
22 tahun dibawa ke IGD Rumah Sakit karena
mengalami luka bakar. Bensin yang dipegang
pasien secara tidak sengaja tersulut api saat
membakar sampah. Saat pemeriksaan kesadaran
somnolen, TD 90/70 mmHg, nadi 120x/ menit,
laju pernpasan 28x/ menit, dan suhu 36OC. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan luka bakar tampak
kemerahan, terdapat bula, nyeri seluas 45%.
Berapakah cairan yang diberikan apabila berat
badan pasien 50 kg?
A.22500 cc/ 24 jam
B.11250 cc/ 24 jam
C.9000 cc/ 24 jam
D.6000 cc/ 24 jam
E. 2450 cc/ 24 jam
Adult Infant
• Bayi berusia sampai satu tahun
– Luas permukaan kepala dan leher berkisar 18%
– Luas permukaan tubuh dan tungkai berkisar 14%.
• Dalam masa pertumbuhannya, setiap tahun di
atas usia satu tahun, maka ukuran kepala
berkurang sekitar 1% dan ukuran tungkai
bertambah 0. 5%
• Proporsi dewasa tercapai saat seorang anak
mencapai usia sepuluh tahun
• Usia 10 thn penambahan ukuran tungkai dipindahkan ke
genitalia dan perineum 1%
Emergency Management of Severe Burns (EMSB) COURSE MANUAL 17th edition Feb 2013
Australia and New Zealand Burn Association Ltd 1996
SOAL NO 28
• Seorang laki-laki usia 20 tahun datang ke
puskesmas dengan keluhan nyeri pada lutut
kanan setelah terjatuh saat bermain basket 2
hari yang lalu. Keluhan disertai bengkak pada
area di sekitar bagian dalam lutut kanan
tersebut. Nyeri dirasakan baik saat lutut
digerakkan dan saat istirahat sehingga gerakan
pada lutut terbatas. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan Mc Murray’s test dan Appley’s test
positif, tes varus positif, sedangkan tes valgus
negatif. Apakah penatalaksanaan awal yang
paling tepat diberikan?
A.Tidak dibutuhkan penanganan segera
B.Operasi segera
C.Kompres dengan handuk hangat
D.Pemberian analgesik golongan NSAID
E.Pembatasan aktivitas gerak lutut sampai dengan
operasi selesai dilakukan
Tes Apley
• Posisi pasien : telungkup,
dengan lutut fleksi ± 90˚.
• Pegangan : pada kaki disertai
dengan pemberian tekanan
vertikal ke bawah
• Gerakan:
• Putar kaki ke eksorotasikompresi
pada meniscus lateralis
• Putar kaki endorotasikompresi
pada meniscus medialis
• Positif bila ada nyeri dan bunyi
“kIik”.
Tes McMurray
• Posisi pasien : telentang
dengan pancjgul ± 110˚ fIeksi,
tungkai bawah maksimal feksi.
• Pegangan : tangan pasif pada
tungkai atas sedekat mungkin
dengan lutut, tangan aktif
memegang kaki.
• Gerakan :
• Tungkai bawah ekstensi disertai
dengan tekanan ke valgus dan
eksorotasiprovokasi nyeri pada
meniscus medialis dan bunyi “kIik”
• Gerakan tungkai bawah ekstensi
disertai dengan tekanan ke varus
dan endorotasi provokasi nyeri
pada meniscus lateralis dan bunyi
“kIik”
Varus Stress Test
• Pasien pada posisi supine.
• Tungkai pasien relaksasi. Pemeriksaan
melakukan fleksi lutut 30O secara pasif.
• Lakukan palpasi area sendi lateral
bersamaan dengan pemberian tekanan
terhadap sendi searah varus.
• Hasil positif bila rasa nyeri timbul atau
teraba “gapping”. (terkadang adanya
“gapping” normal pada posisi 30O.
• Ulangi pemeriksaan dalam posisi
tungkai pasien lurus (0O).
• Hasil positif bila rasa nyeri timbul atau
teraba “gapping”.
https://www.uptodate.com/contents/meniscal-injury-of-the-
knee?search=meniscus%20tear&source=search_result&selectedTitle=1~55&usage_type=default&display_rank=1
USG
Penanganan Awal Cedera Muskuloskeletal
Fase Akut: Surgical Intervention
• Lakukan RICE (Rise, Ice, • Most meniscal tears do not
heal without intervention
Compression, Elevation) • Indication:
• untuk mencegah pembengkakan – symptoms persist
• Pemberian NSAID untuk – if the patient cannot risk the delay
of a potentially unsuccessful period
mengurangi nyeri of observation (eg, elite athletes),
– in cases of a locked knee, surgical
• Fisioterapi • Untreated tears may increase
• to strengthen muscles around the in size and may abrade
knee to prevent joint instability articular cartilage, resulting in
• Goals are to: arthritis
• minimize the effusion • The basic principle of
• normalize gait meniscus surgery is to save the
• normalize pain-free range of meniscus
motion – preserving as much normal
meniscus as possible
• prevent muscular atrophy
• maintain proprioception
• maintain cardiovascular fitness http://emedicine.medscape.com/article/90661-treatment
SOAL NO 29
• Tn Cha In Chon, pasien laki-laki berusia 29 tahun
dibawa ke Instalasi Gawat Darurat RS karena
mengalami kecelakaan lalu lintas satu jam yang
lalu. Pasien jatuh terkangkang saat mengendarai
sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Dari
hasil pemeriksaan didapatkan tungkai kanan
tampak dalam fleksi, abduksi, dan eksorotasi
sendi panggul. Tampak luka-luka lecet di sekujur
tubuh pasien. Keadaan hemodinamik pasien
stabil. Apakah diagnosis yang paling tepat pada
kasus tersebut?
A.Fraktur collum femur
B.Fraktur shaft femur
C.Dislokasi lutut
D.Dislokasi panggul posterior
E.Dislokasi panggul anterior
netterimages.com
Tatalaksana Dislokasi Sendi Panggul:
Reposisi
• Bila pasien tidak memiliki komplikasi lain:
– Berikan Anestetic atau sedative dan manipulasi
tulang sehingga kembali pada posisi yang
seharusnya reduction/reposisi
• Pada beberapa kasus, reduksi harus dilakukan
di OK dan diperlukan pembedahan
• Setelah tindakan, harus dilakukan
pemeriksaan radiologis ulang atau CT-scan
untuk mengetahui posisi dari sendi.
SOAL NO 30
• Tn Kwah Bach Soo, seorang laki-laki usia 65
tahun datang ke poliklinik dengan keluhan BAB
berdarah sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan
disertai dengan berat badan yang semakin turun,
perut semakin kembung walaupun nafsu makan
baik. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan
adanya filling deffect yang menyebabkan
penyempitan lumen kolon sigmoid dengan tepi
ireguler dan gambaran apple core. Apa diagnosis
yang mungkin pada pasien?
A.Diverticulitis
B.Adenokarsinoma kolon
C.Kolitis ulseratif
D.Infark usus
E.TB usus
Insidensi tahun 2002 : >1 juta, dengan tingkat mortalitas lebih dari 50%.
Angka insiden tertinggi terdapat pada Eropa, Amerika, Australia dan Selandia
baru.
Insiden pada pria sebanding dengan wanita, dan lebih banyak pada orang
muda.
Faktor predisposisi
• Polyposis familial
• Defisiensi Imunologi
• Inflamatory bowel disease : Kolitis ulseratifa, granulomatosis
• Diet (rendah serat, tinggi protein hewani, lemak dan
karbohidrat refined) mengakibatkan perubahan pada flora
feces dan perubahan degradasi garam-garam empedu atau
hasil pemecahan protein dan lemak, dimana sebagian dari zat-
zat ini bersifat karsinogenik.
DIAGNOSA KLINIS
1. Anamnesa
• Diare palsu atau “spurious diarrhoea”
• BAB berlendir
• Feses pipih seperti kotoran kambing
• Penurunan berat badan
• Perdarahan bercampur tinja
Colon Carcinoma
Awal sering asimtomatik
Sign Symtoms
Anemia defisiensi besi
Letak kiri obstruksi >>, kanan < •Koilonychias
•Glossitis
•Cheilitis
Endoskopi
• Sigmoidoskopi
• Kolonoskopi
• Virtual colonoscopy (CT colonography)
Imaging Tehnik :
• MRI, CT scan, transrectal ultrasound
Pemeriksaan penunjang
Fecal Occult Blood Stool DNA (sDNA)
Lab Darah
Test (FOBT) test
• guaiac-based • Mendeteksi • DL
(gFOBT) adanya mutasi • LFT
• immunochemical gen • Tumor marker
tests (iFOBT) • Jika (+) CEA, CA 19-9
• Jika (+) disarankan untuk
disarankan untuk colonoscopy
colonoscopy
American Cancer Society. 2013. Colorectal Cancer. Atlanta Georgia
327
Pemeriksaan penunjang
MRI (Magnetic
Colon in loop Resonance Foto thorax
Imaging)
Positron Emission
CT Scan abdomen
Sigmoidoscopy Tomography
dengan kontras
(PET) scan
Colon in loop:
adenocarcinoma colon
Colonoscopy USG abdomen Angiography assending
(Fauci AS. Kasper DL. 2008)
328
Penatalaksanaan
Penanganan
Pembedahan Radiasi Kemoterapi Jangka
Panjang
Note:
• Folfox (5-FU/
Leucovorin/Ocalipatin)
• CapeOx
(Capecitabine/Oxaliplati
n)
Jenis Pembedahan Sesuai Jenis dan
Lokasi Massa Kanker
Low anterior
di tengah atau 1/3 atas rektum
resection (LAR)
Pertimbangan kemoterapi ;
• usia muda
• histologi derajat keganasan tinggi
• invasi ke saluran limfe dan/atau vaskuler
• obstruksi atau perforasi pada waktu diagnosis
• faktor prognosis molekuler seperti ekspresi timidilat sintase,
p53, dan adanya instabilitas mikrosatelit
Penanganan Jangka Panjang
Evaluasi
deteksi tumor primer baru atau metastase
klinik
Stadium I - 72%
Stadium II - 54%
Stadium IV - 7%
SOAL NO 31
• Pasien perempuan, usia 20 tahun datang dengan
riwayat fraktur humerus sinistra 2 minggu yang
lalu. Fraktur tidak sembuh sempurna dan sering
mengeluarkan sekret kental berbau kuning dan
kental pada daerah sekitar luka. Keluhan disertai
rasa nyeri. Pada pemeriksaan radiologis
didapatkan gambaran focus bone menghilang
dan dilakukan cauter biopsi ditemukan
sekuestrasi, poliferasi sel inflamasi, dan jaringan
granulasi. Kuman pathogen yang umum
menyebabkan kondisi tersebut adalah…
A.Escherichia Coli
B.Campilobacter sp.
C.Staphylococcus aureus
D.Pseudomonas aeruginosa
E.Streptococcus pyogenes
Faktor risiko
• Advanced maternal age, European ethnicity, obesity, tobacco
smoking, infants weighing < 1.500 g at birth
Sumber : Townsend C, Beauchamp D, Evers M. Sabiston Textbook of Surgery. 20th edition. Philadelphia: Elsevier; 2017
Atresia Esofagus
Klasifikasi menurut Gross
• Type A - Esophageal atresia without fistula or so-called pure esophageal atresia
(7%)
• Type B - Esophageal atresia with proximal TEF (2%)
• Type C - Esophageal atresia with distal TEF (86%)
• Type D - Esophageal atresia with proximal and distal TEFs (<1%)
• Type E - TEF without esophageal atresia or so-called H-type fistula (4%)
Sumber : Townsend C, Beauchamp D, Evers M. Sabiston Textbook of Surgery. 20th edition. Philadelphia: Elsevier; 2017
Atresia Esofagus
Presentation
• Prenatal – polyhydramnios, absent Management
stomach bubble, associated • Decompression of the proximal
abnormalities. esophageal pouch
• Birth onwards – frothing of oral • Upright prone position
secretions, drooling, choking or and minimize GER and prevent
sianosis. aspiration
• Thoracotomy repair
Investigations
• Unable to pass wide - bore
orogastric tube; confirmed on chest
• X - ray, shows tube in esophageal
pouch. Air in the stomach indicates
a fistula is present.
Sumber : Townsend C, Beauchamp D, Evers M. Sabiston Textbook of Surgery. 20th edition. Philadelphia: Elsevier; 2017
MANIFESTASI KLINIS
Foto thorax
• Jawaban: C. Colostomi
• Bayi usia 2 hari dengan keluhan perut kembung dan muntah hijau serta tidak
didapatkan anus. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan rectum berakhir di atas
m. Musculus levator ani. Diagnosis pada pasien ini adalah atresia ani letak tinggi.
Tindakan operasi yang dikerjakan pertama kali adalah colostomi untuk muara feses
sementara.
• PSARP Posterior Sagittal Anorectoplasty, prosedur yang dilakukan untuk
tatalaksana atresi ani, dengan membentuk saluran anus. Tindakan PSARP dapat
langsung dilakukan apabila pada pemeriksaan Ro Knee-Chest position udara dalam
rectum dibawah Os. Coccygeus atau pada kasus atresia ani dengan fistula perineal.
Sementara pada kasus atresia ani letak tinggi pada pemeriksaan knee-chest
position berada di atas Os. Coccygeus harus dilakukan tindakan kolostomi dahulu,
setelah 1-2 bulan baru dilakukan PSARP.
• Soave salah satu prosedur operasi untuk penyakit Hirschsprung.
• Laparotmi tindakan bedah yang melibatkan insisi dinding abdomen luas untuk
membuka kases ke rongga abdomen.
• Milking procedure teknik yang digunakan dalam laparotomy dengan maksud
dekomresi usus secara manual, yakni memindahkan isi usus dari arah proksimal ke
distal.
36. Malformasi Kongenital
invertogram Intussusception Hirschprung
Classifcation:
• A low lesion
– colon remains close to the skin
– stenosis (narrowing) of the anus
– anus may be missing altogether,
with the rectum ending in a blind
pouch
• A high lesion
– the colon is higher up in the pelvis
– fistula connecting the rectum and
the bladder, urethra or the vagina
• A persistent cloaca
– rectum, vagina and urinary tract
are joined into a single channel
http://emedicine.medscape.com/ Learningradiology.om Duodenal atresia
Classification
• Menurut Berdon, membagi • Menurut Stephen, membagi atresia
atresia ani berdasarkan ani berdasarkan pada garis
pubococcygeal.
tinggi rendahnya kelainan, – Atresia ani letak tinggi
yakni : • bagian distal rectum terletak di
– Atresia ani letak tinggi atas garis pubococcygeal.
• bagian distal rectum – Atresia ani letak rendah
berakhir di atas muskulus • bila bagian distal rectum terletak
levator ani (> 1,5cm di bawah garis pubococcygeal.
dengan kulit luar)
– Atresia ani letak rendah
• distal rectum melewati
musculus levator ani (
jarak <1,5cm dari kulit
luar)
Management
Newborn Anorectal Malformation
/VENTRAL HERNIA
INGUINAL HERNIA
• Most common
• Most difficult to understand
• Congenital ~ indirect
• Acquired ~ direct or indirect
• Direk • Indirek
• usually no peritoneal sac • has peritoneal sac
• medial to epigastric vessels • lateral to epigastric vessels
• Timbul karena adanya defek atau kelemahan • mengikuti kanalis inguinalis
pada fasia transversalis dari trigonum Hesselbach • Karena adanya prosesus vaginalis persistent
• segitiga Hasselbach, daerah yang dibatasi oleh • The processus vaginalis outpouching of
• Inferior : ligamentum inguinale, peritoneum attached to the testicle that trails
• Lateral: pembuluh darah epigastrika behind as it descends retroperitoneally into the
inferior scrotum.
• Medial : tepi otot rectus
Tipe Hernia Definisi http://emedicine.medscape.com/article/
Gambaran klinik
jenis Reponibel nyeri obstruksi sakit toksik
Reponibel/ + - - - -
bebas
Ireponibel/ - - - - -
akreta
Inkarserata - + + + -
Strangulata - ++ + ++ ++
TEST KETERANGAN
Finger test Untuk palpasi menggunakan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak dapat
teraba isi dari kantong hernia, misalnya usus atau omentum (seperti karet). Dari
skrotum maka jari telunjuk ke arah lateral dari tuberkulum pubicum, mengikuti
fasikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis internus. Dapat dicoba
mendorong isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui anulus
eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau
tidak. Pada keadaan normal jari tidak bisa masuk. Dalam hal hernia dapat
direposisi, pada waktu jari masih berada dalam anulus eksternus, pasien diminta
mengedan. Bila hernia menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis,
dan bila hernia menyentuh samping ujung jari berarti hernia inguinalis medialis.
Siemen test Dilakukan dengan meletakkan 3 jari di tengah-tengah SIAS dengan tuberculum
pubicum dan palpasi dilakukan di garis tengah, sedang untuk bagian medialis
dilakukan dengan jari telunjuk melalui skrotum. Kemudian pasien diminta
mengejan dan dilihat benjolan timbal di annulus inguinalis lateralis atau annulus
inguinalis medialis dan annulus inguinalis femoralis.
Thumb test Sama seperti siemen test, hanya saja yang diletakkan di annulus inguinalis
lateralis, annulus inguinalis medialis, dan annulus inguinalis femoralis adalah ibu
jari.
Valsava test Pasien dapat diperiksa dalam posisi berdiri. Pada saat itu benjolan bisa saja
sudah ada, atau dapat dicetuskan dengan meminta pasien batuk atau
melakukan manuver valsava.
Valsalva Maneuver
• Increases intrathecal
pressure.
• Aggravates pain caused
by pressure on cord or
roots.
Inguinal Hernia Pre Op Evaluation
&Preparation
A Randomized trial concluded that this is an acceptable option for men with minimally symptomatic
inguinal hernia and that delaying repair until symptoms increase is safe due to low rate of incarceration. 23%
of pt initially treated with watchful waiting crossed over to surgical treatment due to increase in symptoms
(most often hernia-related pain) , only 1 pt (0.3%) experienced acute hernia incarceration without
strangulation within 2years, a second had acute incarceration with
Bowel obstruction at 4 years, corresponding to frequency of acute intervention of 1.8/1000 pt-years (JAMA
2006,295:285)
Emergency Surgery
• Incarceration, Sliding, Strangulation Emergencies.
• Incarcerated Hernia: Hernia that cannot be reduced for a long
time.
optimized by optima
Gejala Klinis
• Biasanya, satu-satunya gejala yang diduga sebagai keganasan adalah
adanya massa tiroid teraba yang tidak nyeri atau kelenjar getah
bening yang membesar.
• Terkadang, pasien datang dengan gejala dan tanda-tanda yang
perlu diwaspadai untuk kemungkinan kondisi ganas.
• Gejala dan tanda tersebut misalnya:
– suara serak (akibat penekanan n. Laryngeus rekuren)
– nyeri lokal
– Disfagia
– sesak napas
– Hemoptisis
– nodul atau massa pada leher tidak nyeri yang cepat membesar
– Stridor
Klasifikasi Karsinoma Tiroid menurut WHO:
420
Evaluation of the thyroid Nodule
(Physical Exam)
• Examination of the thyroid nodule: • Examine for ectopic thyroid
• consistency - hard vs. soft tissue
• Indirect or fiberoptic
• size - < 4.0 cm laryngoscopy
• Multinodular vs. solitary nodule – vocal cord mobility
– multi nodular - 3% chance of – evaluate airway
malignancy (Goldman, 1996) • Systematic palpation of the
– solitary nodule - 5%-12% neck
chance of malignancy • Metastatic adenopathy
(Goldman, 1996) commonly found:
• Mobility with swallowing – in the central
• Mobility with respect to compartment (level VI)
surrounding tissues – along middle and lower
portion of the jugular vein
• Well circumscribed vs. ill defined (regions III and IV) and
borders
optimized by optima
Evaluation of the Thyroid Nodule
• Blood Tests • Radioactive iodine
– Thyroid function tests – is trapped and organified
• thyroxine (T4) – can determine functionality of a
• triiodothyronin (T3) thyroid nodule
• thyroid stimulating hormone (TSH) – 17% of cold nodules, 13% of warm
– Serum Calcium or cool nodules, and 4% of hot
– Thyroglobulin (TG) nodules to be malignant
– Calcitonin • FNAB : Currently considered to be the
• USG : best first-line diagnostic procedure in
the evaluation of the thyroid nodule
– 90% accuracy in categorizing
nodules as solid, cystic, or mixed
(Rojeski, 1985)
– Best method of determining the
volume of a nodule (Rojeski, 1985)
– Can detect the presence of lymph
node enlargement and
calcifications
optimized by optima
Foto USG
optimized by optima
WDTC - Papillary Carcinoma
optimized by optima
Papillary carcinoma • Micro Findings:
– Based on characteristic
– Most common form of architecture & cytological
thyroid cancer. feature.
– Twenties to forties, – Papillae formed by a central
fibrovascular stalk & covered by
associated with previous neoplastic epithelial cells.
exposure to ionizing – Psammoma bodies in the
radiation. papillary stalk, fibrous stroma or
between tumor cells.
Gross Findings: – Nuclear features:
• Round to slight oval shape.
– Solid, firm, grayish white • Pale, clear, empty or ground
lobulated lesion with glass appearance (Orphan
sclerotic center. Annie): empty of nucleus with
irregular thickened inner aspect
of nuclear membrane.
• Pseudo-inclusion: deep
cytoplasmic invagination and
result in nuclear acidophilic,
inclusion-like round structures,
sharply outlined and eccentric,
with a crescent-shaped rim of
compressed chromatin on the
side.
• Grooves: coffee-bean like.
WDTC - Follicular Carcinoma
optimized by optima
Medullary Thyroid Carcinoma
optimized by optima
Medullary Thyroid Carcinoma
• Diagnosis
• Labs: 1) basal and pentagastrin stimulated serum
calcitonin levels (>300 pg/ml)
2) serum calcium
3) 24 hour urinary catecholamines
(metanephrines, VMA, nor-metanephrines)
4) carcinoembryonic antigen (CEA)
• Fine-needle aspiration
• Genetic testing of all first degree relatives
optimized by optima
Anaplastic Carcinoma of the Thyroid
optimized by optima
Management
• Surgery is the definitive management of thyroid cancer, excluding
most cases of ATC and lymphoma
• Types of operations:
– lobectomy with isthmusectomy
• minimal operation required for a potentially malignant thyroid
nodule
– total thyroidectomy –
• removal of all thyroid tissue
• preservation of the contralateral parathyroid glands
– subtotal thyroidectomy
• anything less than a total thyroidectomy
optimized by optima
SOAL NO 39
• Laki laki, 45 tahun, datang dengan keluahan
nyeri kaki kiri sejak 1 tahun yang lalu. Nyeri
dirasakan hanya saat berjalan. Pasien
mengatakan jarak tempuh semakin lama
makin pendek dan sering merasakan nyeri.
Saat istirahat nyeri berkurang. Dari
pemeriksaan fisik tanda vital normal, pada
ekstremitas inferior ditemukan tidak teraba
arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis
posterior. Apakah diagnosis nya ?
A.Oklusi arteri akut
B.Tromboanguilits obliterans
C.Diabetic arterioplasti
D.Trombosis arteri kronik
E.Aterosklerosis pheriperal
1. Lilly LS. Pathophysiology of heart disease. 5th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2011. p. 350
2. Kumar, Abbas, Fausto. Robbins and Cotran’s pathologic basis of disease. 7 th ed.
Manifestasi Klinis
Manifestasi
Klinis
Iskemi tungkai
Iskemi tungkai Iskemi Tungkai
kronis non
kronis kritis Akut
kritis
Tatalaksana Khusus
• Berikan antibiotika :
– Kloksasilin 500 mg/6 jam PO , 10-14 hari ATAU
– Eritromisin 250 mg, PO 3x/hari, 10-14 hari
• Tetap menyusui, mulai dari payudara sehat. Bila payudara yang
sakit belum kosong setelah menyusui, pompa payudara untuk
mengeluarkan isinya.
• Kompres dingin untuk mengurangi bengkak dan nyeri.
• Berikan parasetamol 3x500mg PO
• Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas.
• Lakukan evaluasi setelah 3 hari.
Diagnosis banding: Bendungan Payudara
Nodular Sclerosis
Hodgkin
Lymphocyte
Predominance
LIMFOMA
MALIGNA Lymphocyte
Depletion
Mixed Cellularity
Tatalaksana
• Pembedahan, radioterapi, kemoterapi, imunoterapi,
transplasi sumsum tulang.
Komplikasi
Pertumbuhan
Kemoterapi:
kanker:
pansitopenia,
Infeksi Pansitopenia
kelainan pada jantung mual dan muntah,
kelainan pada paru-paru neuropati,
sindrom vena cava dehidrasi
superior, toksisitas jantung
kompresi pada spinal cord, akibat penggunaan
kelainan neurologis doksorubisin,
Obstruksi, etc
Prognosis
Prognosis limfoma hodgkin Prognosis limfoma non
ditentukan oleh : hodgkin ditentukan oleh :
Serum albumin < 4 g/dL • usia (>60 tahun)
Hemoglobin < 10.5 g/dL • Ann Arbor stage (III-IV)
Jenis kelamin laki-laki • hemoglobin (<12 g/dL)
Stadium IV • jumlah area limfonodi yang
Usia 45 tahun ke atas terkena (>4)
Jumlah sel darah putih > 15,000/mm3 • serum LDH (meningkat)
Jumlah limfosit < 600/mm3 atau < 8%
dari total jumlah sel darah putih
0 faktor: 84%
1 faktor: 77%
2 Faktor: 67% 5 Years survival rate:
3 Faktor: 60% 0-1 faktor; 75%
4 Faktor 51% 2 faktor: 50%
>5 faktor: 42% >3faktor: 25%
SOAL NO 43
• Nn Najwa Al-Atas, seorang perempuan berusia
24 tahun, mengeluhkan nyeri perut kanan
bawah disertai demam sejak 3 hari yang lalu.
KU: tampak sakit sedang, TD 120/80 mmHg, nadi
90x/ menit, laju napas 20x/ menit, dan suhu
38,5OC. Dokter bedah memutuskan untuk
melakukan appendectomy pada. Sebelum
mencapai mukosa gaster, dokter pemeriksa
mengamati lapisan pada organ tersebut.
Bagaimanakah urutan lapisan yang paling tepat
yang akan dilalui pisau dokter bedah tersebut?
A. Serosa, peritoneum, smooth muscle, submucosa, peritoneal
cavity
B. Peritoneums, peritoneal cavity, smooth muscle, serosa,
submucosa
C. Peritoneal cavity, serosa, smooth muscle, submucosa,
peritoneum
D. Peritoneum, peritoneal cavity, serosa, smooth muscle,
submucosa
E. Peritoneum, serosa, peritoneal cavity, smooth muscle,
submucosa
10
13 11
SOAL NO 44
• Tn Abdul Munim Idris, laki-laki berusia 34 tahun,
datang ke Puskesmas Rawa Batu dengan keluhan
nyeri pinggang kanan sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan nyeri menjalar ke perut kanan dan
selangkangan. Pasien bekerja sebagi supi seudah
10 tahun dan terdapat riwayat kencing berpasir.
Keadaan umum pasien stabil. Pada pemeriksaan
fisik nyeri ketok CVA (+)/ (-). Pemeriksaan BNO
terdapat gambaran radio-opak dengan diameter
1 cm pada ginjal kanan. Penyebab batu ginjal
yang paling mungkin adalah…
A.Struvit
B.Kalsium Oksalat
C.Asam Urat
D.Fosfat
E.Sistin
Radio-opak
Semi-opak
Radio-lusen
Radio-lusen
Radio-lusen
• Calcium oxalate stones
– Batu ureter yang tersering
– Cenderung terbentuk pada urin yang bersifat asampH
rendah
– Sebagian oksalat yang terdapat di urin, diproduksi oleh tubuh
– Kandungan Kalsium dan oksalat yang terdapat di makanan
memiliki pengaruh terhadap terbentuknya batu, tetapi bukan
merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi
– Dietary oxalate an organic molecule found in many
vegetables, fruits, and nuts
– Calcium from bone may also play a role in kidney stone
formation.
• Calcium phosphate stones
– Lebih jarang
– Cenderung terbentuk pada urin yang alkalinpH tinggi
• Struvite stones (Triple phosphate/magnesium alumunium
phosphat)
– Lebih sering ditemukan pada wanita
– Hampir selalu akibat dari ISK
– Disebut juga batu triple phosphat
• Uric acid stones
– These are a byproduct of protein metabolism
– commonly seen with gout,and may result from certain genetic
factors and disorders of your blood-producing tissues
– fructose also elevates uric acid, and there is evidence that
fructose consumption is helping to drive up rates of kidney
disease
• Cystine stones
– Representing only a very small percentage
– these are the result of a hereditary disorder that causes kidneys
to excrete massive amounts of certain amino acids (cystinuria)
Kristal urine
Amorphous Urates and Uric Acid
Phosphates Bilirubin Crystals
• Jawaban: B. Epididimo-orkitis
• Laki-laki 23 tahun, dengan keluhan bengkak
dan nyeri pada kantung dan bah zakar kanan
sejak 2 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan skrotum dan testis kanan bengkak,
kemerahan, dan nyeri. Nyeri berkurang jika
skrotum diangkat (Phren’s sign positif). Pasien
diketahui menderita sakit kelenjar parotis 5
hari yang lalu. Berdasarkan gejala dan tanda
yang ada diagnosis yang paling mungkin
adalah epididimo-orkitis.
45. Epididymo-Orchitis
• Epididimo orkitis adalah inflamasi akut yang
terjadi pada testis dan epididimis yang
memiliki ciri yaitu nyeri hebat dan terdapatnya
pembengkakan di daerah belakang testis yang
juga disertai skrotum yang bengkak dan
merah.
• Cara membedakan orchitis dengan torsio
testis yaitu melalui Prehn Sign yaitu membaik
jika scrotum yang sakit dinaikkan.
Etiologi
• Dapat disebabkan Bakteri dan virus
• Virus yang paling sering menyebabkan orkitis adalah virus gondong (mumps)
• Sekitar 15-25% pria yang mengalami gondongan (parotitis) orkitis ketika masa setelah
pubernya
• Orkitis juga ditemukan pada 2-3% pria yang menderita bruselosis.
• Orkitis sering dikaitkan dengan infeksi prostat atau epidedemis, serta
merupakan manifestasi dari penyakit menular seksual (gonore atau klamidia).
• Faktor resiko untuk orkitis yang tidak berhubungan dengan penyakit menular
seksual adalah:
a. Imunisasi gondongan yang tidak adekuat
b. Usia lanjut (lebih dari 45 tahun)
c. Infeksi saluran kemih berulang
d. Kelainan saluran kemih
• Sedang untuk faktor resiko orkitis yang berhubungan dengan penyakit menular
seksual antara lain :
a. Berganti-ganti pasangan
b. Riwayat penyakit menular seksual pada pasangan
c. Riwayat gonore atau penyakit menular seksual lainnya
PRESENTATION DIAGNOSIS
• Nyeri skrotum yang menjalar ke lipat paha • Diagnosis ditegakkan berdasarkan
dan pinggang.
– Nyeri testis, bias saat mengejan atau ketika
gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
BAB • Terjadi pembengkakan kelenjar
• Pembengkakan skrotum karena inflamasi
atau hidrokel getah bening di selangkangan dan
• Testis yang terkena terasa berat, di testis yang terkena.
membengkak dan teraba lunak • Pemeriksaan lain yang bias
• Pembengkakan selangkangan pada testis
yang terkenaNyeri selangkangan dilakukan adalah :
• Demam – Analisa air kemih
• Gejala dari uretritis, sistitis, prostatitis. – Pembiakan air kemih
– Keluar nanah dari penis – Tes penyaringan untuk klamidia dan
– Nyeri ketika berkemih / disuria gonore
– Nyeri saat berhubungan seksual / saat – Pemeriksaan darah lengkap
ejakulasi
• O/E tendered red scrotal swelling. – Pemeriksaan kimia darah
• Elevation of scrotum relieves painphren
sign (+)
• Semen mengandung darah
Tatalaksana
• Jika penyebabnya bakteri maka diberikan antibiotic oral.
– Selain itu diberikan obat pereda nyeri dan anti
peradangan.
• Tapi jika penyebabnya virus
– hanya diberikan obat anti nyeri.
• Penderita sebaiknya menjalani tirah baring.
• Skrotumnya diangkat dan dikompres dengan es.
• Admission & IV drugs used.
– In STD treat partner.
– In chronic pain do epididymectomy.
SOAL NO 46
• Tn Maersk Alabama Gomes, pasien laki – laki
berusia 40 tahun datang ke tempat praktek Anda
mengeluhkan ada benjolan di dubur. Benjolan
terasa nyeri sejak 2 minggu yang lalu. Keadaan
umum baik, Compos Mentis, TD 110/70 mmHg,
nadi 80x/menit, laju pernapasan 20x/menit, dan
suhu 37OC. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
mukosa ani prolapse, terjadi inkaserata, dan
terasa sangat nyeri. Terapi non farmakologis
yang paling tepat adalah…
A.Manual Reduction
B.Rubber band ligament
C.Sclerotherapy
D.Heater probe coagulation
E.Hemorroidectomy
• Jawaban: E. Hemorroidectomy
• Laki-laki 40 tahun dengan keluhan adanya benjolan di dubur dan terasa nyeri sejak
2 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan mukosa ani prolapse,
terjadi inkaserata, dan terasa sangat nyeri. Berdasarkan gejala dan tanda yang
dijabarkan kemungkinan diagnosis pada kasus ini adalah Hemorroid interna grade
IV, sehingga tatalaksana yang tepat E. Hemorroidectomy.
• Manual reduction tindakan memasukan mukosa ani yang prolapse dengan
bantuan tangan. Teknik tersebut untuk mengurangi nyeri sementara pada
hemoroid interna grade IV.
• Rubber band ligation ligasi yang dilakukan dengan bantuan pita karet,
tatalaksaan yang dapat digunakan pada Hemoroid interna grade 1-3. Efeltifitas
tertinggi pada Hemoroid interna grade 2.
• Sclerotherapy menyuntikan phenol 5% langsung ke pembuluh darah yang
mengalami varises. Sebagai terapi alternatif pada Hemoroid interna grade 1 dan 2.
• Heater probe coagulation/ infrared coagulation memasukan probe infr red
langsung ke dalam anus untuk koagulasi hemoroid. Hasil baik pada hemoroid
interna grade 1 dan 2.
46. Hemoroid
External Hemorrhoid Treatment
• Remember that therapy is directed solely at
the symptoms, not at aesthetics.
• Jawaban: D. Derajat 3
• Pasien mengalami gigitan ular di kaki kanan 2
jam yang lalu. Luka gigitan terasa nyeri disertai
eritem dan edema sepanjang 30 cm, dan
adanya bercak-bercak perdarahan di kulit
serta tanda-tanda syok. Gejala tersebut sesuai
dengan klasifikasi Schawtz derajat 3.
47. Snake Bite
• Bisa ular (venom) terdiri dari 20 atau lebih komponen
sehingga pengaruhnya tidak dapat diinterpretasikan
sebagai akibat dari satu jenis toksin saja.
• Bisa ular terdiri dari beberapa polipeptida yaitu
fosfolipase A, hialuronidase, ATP-ase, 5 nukleotidase,
kolin esterase, protease, fosfomonoesterase, RNA-ase,
DNA-ase.
• Enzim ini menyebabkan destruksi jaringan lokal,
bersifat toksik terhadap saraf, menyebabkan hemolisis
atau pelepasan histamin sehingga timbul reaksi
anafilaksis.
• Hialuronidase merusak bahan dasar sel sehingga
memudahkan penyebaran racun.
De Jong W., 1998. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC: Jakarta
Diagnosis gigitan ular berbisa tergantung pada keadaan bekas gigitan
atau luka yang terjadi dan memberikan gejala lokal dan sistemik
sebagai berikut (Dreisbach, 1987):
• Gejala lokal : edema, nyeri tekan pada luka gigitan, ekimosis (dalam
30 menit – 24 jam)
• Gejala sistemik : hipotensi, kelemahan otot, berkeringat, mengigil,
mual, hipersalivasi, muntah, nyeri kepala, dan pandangan kabur
• Gejala khusus gigitan ular berbisa :
– Hematotoksik: perdarahan di tempat gigitan, paru, jantung, ginjal,
peritoneum, otak, gusi, hematemesis dan melena, perdarahan kulit
(petekie, ekimosis), hemoptoe, hematuri, koagulasi intravaskular
diseminata (KID)
– Neurotoksik: hipertonik, fasikulasi, paresis, paralisis pernapasan,
ptosis oftalmoplegi, paralisis otot laring, reflek abdominal, kejang dan
koma
– Kardiotoksik: hipotensi, henti jantung, koma
– Sindrom kompartemen: edema tungkai dengan tanda – tanda 5P
(pain, pallor, paresthesia, paralysis pulselesness), (Sudoyo, 2006)
Bisa Ular
Neurotoksin
• jenis racun yang menyerang sistem saraf.
• Bekerja cepat dan cepat diserap
• Racun jenis ini melumpuhkan otot-otot hingga otot pernafasan, yang
dapat menyebabkan kematian gagal napas
• Mulai bergejala dalam hitungan menit setelah tergigitmengalami
kelemahan yang progresif.
• Kematian terjadi setelah 5-15 jam
• Contoh jenis ular yang memiliki racun neurotoksin adalah jenis elapidae
seperti ular Kobra
• Gejala yang segera muncul:
– Sensasi seperti ditusuk jarum pada tempat gigitan, akan menyebar keseluruh
tubuh dalam 2-5 menit setelah gigitan
– Udem minimal disekitar tempat gigitantidak meluas
– Gigitannya sendiri tidak nyeri
http://www.chm.bris.ac.uk/webprojects2003/stoneley/types.htm
Gejala Lain Neurotoksin:
• Fang marks • Tremor otot(fasiciculation)
• Nyeri abdomen dan otot Menyerang motor neuron
Abdominal • Midriasis
• Halusinasi and confusion
• Drowsiness.
• Hipotensi
• Ptosis
• Takikardia atau bradikardi
• Paralisis otot leherkepala
• Paralisis flaksid
terkulai
• Chest tightness.
• Hilangnya koordinasi otot
• Respiratory distress.
• Kesulitan berbicara 20
• Respiratory muscle paralyses.
minutes setelah gigitan
• Gelisah/REstlessness.
• Mual dan muntah
• Kehilangan kontrol terhadap
• Disfagia Konstriksi esofagus fungsi tubuhinkontinensia
• Peningkatan salivasikarena • Koma
tidak dapat menelan • Mati
• Peningkatan produksi keringat
http://www.snakes-uncovered.com/Neurotoxic_Venom.html
Hemotoksin
• jenis racun yang menyerang sistem sirkulasi
darah dalam tubuh, terdapat pula enzim
pemecah protein (proteolytic).
• Akibatnya sel-sel darah akan rusak dan terjadi
penggumpalan darah, pembengkakan di
daerah sekitar luka gigitan,
• beberapa menit saja korban akan merasakan
sakit yang dan terasa panas yang luar biasa.
Menurut Schwartz (Depkes,2001) gigitan ular dapat di klasifikasikan sebagai
berikut:
0 0 + +/- <3cm/12> 0
I +/- + + 3-12 cm/12 jam 0
• Jawaban: C. Pasien 3
• Urutan Triage mengategorikan pasien ke dalam 4 skala
prioritas (merah, kuning, hijau, dan hitam) berdasarkan
penilaian primary survey (ABCDE). Pada kasus ini
pasien pertama yang memerlukan penanganan adalah
pasien 1, karena pasien tidak sadar berisiko mengalami
gangguan Airway sehingga mortalitasnya lebih tinggi.
Prioritas kedua adalah pasien 3, akibat adanya luka
pada paha kiri dsertai deformitas dan krepitasi
sehingga dicurigai adanya fraktur Os. Femur. Fraktur
Os. Femur dapat menyebabkan kehilangan darah yang
cukup besar ±1500ml sehingga pasien berisiko
mengalami gangguan sirkulasi.
48. Triage
Triage Priorities
1. Red- prioritas utama
– memerlukan penanganan
segeraberkaitan dengan kondisi
sirkulasi atau respirasi
4. Black- Meninggal
– Akan meninggal dalam penanganan
emergensi memiliki luka yang
mematikan
RESPIRATIONS/VENTILATIONS
NONE
YES
REPOSITION AIRWAY
ASSESS RESPIRATIONS/VENTILATIONS
Patients Delayed
Deceased
START Algorithm (Circulation)
PERFUSION
IMMEDIATE
Immediate
Patients Delayed
Deceased
START Algorithm (Disability)
MENTAL STATUS
DELAYED IMMEDIATE
Immediate
Patients Delayed
Deceased
SOAL NO 49
• Tn Johny Gilberger seorang laki- laki, usia
produktif, datang ke Praktek Dokter Swasta
dengan keluhan penis ereksi sejak 1 hari yang
lalu. Ereksi terasa nyeri dan sebelumnya tanpa
disertai rangsangan seksual. Pasien memiliki
riwayat leukemia sejak 2 tahun yang lalu.
Pemeriksaan hemodinamik stabil. Penis dapat
relaksasi sendiri segera setelah pasien mendapat
suntikan sesuatu dari dokter. Diagnosis yang
paling tepat pada kasus tersebut adalah…
A.Priapismus
B.Strangulasi penis
C.Torsion testis
D.Epididymitis
E. Hidrocele
• Jawaban: A. Priapismus
• Pasien laki-laki, usia produktif, dengan keluhan
penis ereksi yang terasa nyeri tanpa disertai
rangangan seksual dan riwayat leukemia. Penis
dapat relaksasi setelah mendapatkan suntikan
dari dokter (kemungkinan phenylephrine.
Berdasarkan gejala dan tanda di atas diagnosis
yang tepat pada kasus ini adalah priapismus.
49. Priapism - definition/background
• Ereksi penis/klitoris yang persisten dan nyeri
tanpa keinginan seksual (purposeless
erection)
• Seringkali idiopatik
• Dapat berkaitan dengan beberapa penyakit
sistemik
• Terkadang terlihat setelah penyuntikan intra-
cavernosal
Priapism
• Ischemic priapism (low-flow)
– a persistent erection marked by pain and rigidity of
the corpora cavernosa, with little or no cavernous
arterial inflow.
– Etiology: sickle cell disease, malignancy, drugs, etc.
– Stuttering priapism/ recurrent priapism: the term has
traditionally described recurrent prolonged and
painful erections in men with SCD (sequential
compression device).
• Nonischemic priapism (arterial, high-flow)
– a persistent erection caused by unregulated
cavernous arterial inflow.
– The corpora are tumescent but not rigid, and the
erection is not painful.
– Etiology: penile trauma.
Priapism - causes
• Psychotropic drugs • calcium-channel
– phenothiazines blockers
– butyrophenones • anti-coagulants
• hydralazine • tamoxifen
• prazosin, labetolol, • omeprazole
phentolamine and • hydroxyzine
other -blockers
• cocaine, marijuana, and
• testosterone ethanol
• metoclopramide
Management
• Ischemic:
– less than four hours’ duration with an
intracavernosal injection of a
sympathomimetic drug (eg,
phenylephrine).
– After four hours’ duration,
aspiration, with or without
irrigation, combined with an
intracavernosal injection of a
sympathomimetic drug is considered
to be the optimal treatment.
• Non-ischemic:
– Nonischemic priapism is not an
urgent condition and may resolve
spontaneously after several hours to
a few days
Kelainan Tanda & Gejala
Fimosis Ketidakmampuan untuk meretraksi kulit distal yang
melapisi glans penis
Parafimosis Kulit yang ter-retraksi tersangkut/ terjebak di belakang
sulcus coronarius
Peyronie’s disease Inflamasi kronik tunica albuginea, suatu kelainan jaringan
ikat yang berkaitan dengan pertumbuhan plak fibrosa,
menyebabkan nyeri, kurvatura abnormal, disfungsi ereksi,
indentasi, loss of girth and shortening
Acute chronic
• Stress UI
• Overflow UI
• Urgency UI --- OAB
• Functional UI
• Mixed UI
BASICS MECHANISMS
Urgensi Dikaitkan dengan sensasi keinginan berkemih akibat dengan kontraksi detrusor
tak terkendali (detrusor overactivity). Masalah-masalah neurologis sering
dikaitkan dengan inkontinensia urin urgensi ini, meliputi stroke, penyakit
Parkinson, demensia dan cedera medula spinalis. Pasien mengeluh tak cukup
waktu untuk sampai di toilet setelah timbul keinginan untuk berkemih sehingga
timbul peristiwa inkontinensia urin. Inkontinensia tipe urgensi ini merupakan
penyebab tersering inkontinensia pada lansia di atas 75 tahun.
Overflow Tidak terkendalinya pengeluaran urin dikaitkan dengan distensi kandung kemih
yang berlebihan. Hal ini disebabkan oleh obstruksi anatomis, seperti
pembesaran prostat, faktor neurogenik pada diabetes melitus atau sclerosis
multiple, yang menyebabkan berkurang atau tidak berkontraksinya kandung
kemih, dan faktor-faktor obat-obatan. Pasien umumnya mengeluh keluarnya
sedikit urin tanpa adanya sensasi bahwa kandung kemih sudah penuh.
Fungsional Memerlukan identifikasi semua komponen tidak terkendalinya pengeluaran urin
akibat faktor-faktor di luar saluran kemih. Penyebab tersering adalah demensia
berat, masalah muskuloskeletal berat, faktor lingkungan yang menyebabkan
kesulitan untuk pergi ke kamar mandi, dan faktor psikologis.
SOAL NO 51
• Nn Sarah Connor, seorang perempuan berusia 30
tahun, mengalami kecelakaan mobil dengan
dadanya menghantam kemudi. Pasien tampak
gelisah. Pada pemeriksaan fisik menunjukkan
tekanan darah 70/50 mmHg, frekuensi nadi
130x/menit, pernafasan 24x/menit, JVP
meningkat dan pada auskultasi jantung terdengar
suara jantung menjauh. Rontgen ditemukan
gambaran jantung seperti botol. Apa
kemungkinan diagnosis pada pasien ini?
A.Needle perikardiosontesis
B.Hematothoraks
C.Efusi Pleura
D.Cardiac Tamponade
E. Tension Pneumothoraks
http://emedicine.medscape.com/article/152083-overview
SOAL NO 52
• Tn Dodi Mulyono Agung, laki-laki berusia 18
tahun datang ke IGD Rumah Sakit mengeluhkan
sakit pada lutut kirinya setelah bermain bola.
Pada saat bermain bola, lutut pasien terputar
sampai terdengar bunyi “klik” lalu pasien jatuh
kesakitan, pasien masih dapat berjalan namun
makin lama makin dirasa sakit. Dari pemeriksaan
didapatkan kaki kiri tidak dapat ekstensi
sepenuhnya. Pemeriksaan McMurray positif. Apa
yang terjadi pada kaki pasien?
A.Ruptur bursa infrapatella
B.Ruptur bursa prepatella
C.Dislokasi patella
D.Ruptur meniscus lateralis
E.Fraktur patella
Tes Apley
• Posisi pasien : telungkup,
dengan lutut fleksi ± 90˚.
• Pegangan : pada kaki disertai
dengan pemberian tekanan
vertikal ke bawah
• Gerakan:
• Putar kaki ke eksorotasikompresi
pada meniscus lateralis
• Putar kaki endorotasikompresi
pada meniscus medialis
• Positif bila ada nyeri dan bunyi
“kIik”.
Tes McMurray
• Posisi pasien : telentang
dengan pancjgul ± 110˚ fIeksi,
tungkai bawah maksimal feksi.
• Pegangan : tangan pasif pada
tungkai atas sedekat mungkin
dengan lutut, tangan aktif
memegang kaki.
• Gerakan :
• Tungkai bawah ekstensi disertai
dengan tekanan ke valgus dan
eksorotasiprovokasi nyeri pada
meniscus medialis dan bunyi “kIik”
• Gerakan tungkai bawah ekstensi
disertai dengan tekanan ke varus
dan endorotasi provokasi nyeri
pada meniscus lateralis dan bunyi
“kIik”
Varus Stress Test
• Pasien pada posisi supine.
• Tungkai pasien relaksasi. Pemeriksaan
melakukan fleksi lutut 30O secara pasif.
• Lakukan palpasi area sendi lateral
bersamaan dengan pemberian tekanan
terhadap sendi searah varus.
• Hasil positif bila rasa nyeri timbul atau
teraba “gapping”. (terkadang adanya
“gapping” normal pada posisi 30O.
• Ulangi pemeriksaan dalam posisi
tungkai pasien lurus (0O).
• Hasil positif bila rasa nyeri timbul atau
teraba “gapping”.
https://www.uptodate.com/contents/meniscal-injury-of-the-
knee?search=meniscus%20tear&source=search_result&selectedTitle=1~55&usage_type=default&display_rank=1
USG
SOAL NO 53
• Seorang laki-laki berusia kir-kira 30 tahun
datang dibawa oleh Satpol PP ke IGD Rumah
Sakit setelah mengalami kecelakaan lalu lintas
1 jam ynag lalu. Pasien dibawa dalam keadaan
tidak sadar, TD 140/90 mmHg, nadi 80x/
menit, laju napas 30x/ menit, dan suhu
afebris. Diketahui bahwa ia mengalami fraktur
basis cranii dan pada pemeriksaan, mulut
pasien dipenuhi oleh darah yang tidak kunjung
henti. Tindakan apa yang harus dilakukan?
A.Chin lift dan jaw trust
B.Pasang NGT untuk mencegah muntah
C.Pasang endotrakeal
D.Krikotiroidomi
E. Pasang nasotrakeal
• Jawaban: D. Krikotiroidotomi
• Pada kasus, tampak pasien mengalami
gangguan jalan napas. Perdarahan dari mulut
yang tidak berhenti, tidak memungkinkan
untuk dipasang ETT melalui mulut. Intubasi
melalui nasal pun tidak mungkin dilakukan
adanya fraktur basis cranii. Tindakan yang
mungkin dilakukan ialah krikoidotomi. Dapat
dilakukan needle cricotyroidotomi sebagai
tindakan awal.
53. Initial Assessment
Penderita trauma/multitrauma memerlukan penilaian dan pengelolaan yang
cepat dan tepat untuk menyelamatkan jiwa penderita. Waktu berperan
sangat penting, oleh karena itu diperlukan cara yang mudah, cepat dan tepat.
Proses awal ini dikenal dengan Initial assessment ( penilaian awal ).
STENOSIS SUBGLOTIK
SOAL NO 54
• Tn Dadang Mulyana, seorang laki-laki 35 tahun
datang ke Poliklinik RUmah Sakit untuk konsultasi
karena ingin mempunyai anak setalah 5 tahun
menikah. KU: baik, compos mentis,TD 120/80
mmHg, nadi 80x/ menit, laju napas 18x/ menit,
dan suhu 36OC. Telah dilakukan pemeriksaan
dengan hasil sebagai berikut: analisis sperma
azoospermia, histologi PA: tubulus seminiferus
hanya terdapat sel sertoli, USG: volume testis 9cc,
FSH : 26 mIU/mL (1.5 to 12.4 mIU/mL (1.5 to 12.4
IU/L)). Etiologi penyakit adalah…
A.Hipergonadism
B.Varikokel
C.Sindrome Kallman
D.Sindrom Klinefelter
E. Atrofi testis
Indikasi Operasi
• Displaced fracture
• Fraktur disertai cedera vaskular
• Fraktur terbuka
• Pada pendenta dewasa kebanyakan patah di daerah suprakondiler
sering kali menghasilkan fragmen distal yang komunitif dengan garis
patahnya berbentuk T atau Y. Untuk menanggulangi hal ini lebih baik
dilakukan tindakan operasi yaitu reposisi terbuka dan fiksasi fragmen
fraktur dengan fiksasi yang rigid.
Komplikasi
• Komplikasi jangka pendek
– Cedera nervus: N.
Medianus dan/ N. Ulnaris
– Cedera vaskular: A.
Brachialis
– Sindrom kompartemen
• Komplikasi jangka
panjang
– Malunion salah satu
manifestasinya Cubitus
Varus.
– Joint stiffness
SOAL NO 56
• An Bohlinger Kusuma Atmadja, seorang anak
laki-laki berusia 4 tahun dibawa oleh ibunya ke
Puskemas Sari Aman dengan keluhan kesulitan
berkemih. Keadaan umum: compos mentis,
nadi 90x/ menit, laju napas 20x/ menit, dan
suhu 36OC. Pada hasil pemeriksaan secara
inspeksi tampak adanya konstriksi cincin
preputium dan non retractable foreskin.
Apakah diagnosis yang paling mungkin?
A.Paraphymosis
B.Phymosis
C.Hypospadia
D.Epispadia
E.Posthitis
• Jawabanan: B. Phymosis
• Anak laki-laki berusia 4 tahun dengan keluhan sulit
berkemih. Keadaan hemodinaik stabil. Pemeriksaan secara
inspeksi tampak adanya konstriksi cincin preputium dan
non retractable foreskin. Diagnosis yang paling sesuai
dengan gejal yang tampak pada soal adalah phymosis.
• Paraphymosis preputium menjepit glans penis, dan tidak
dapat kembali pada posisi semula.
• Hypospadia OUE di ventral penis.
• Epispadia OUE di dorsal penis.
• Posthitis radang pada preputium, tidak dipilih karena
pada soal tidak tampak tanda-tanda peradangan pada
preputium
56. Fimosis
• Prepusium penis yang tidak
dapat diretraksi ke proksimal
sampai korona glandis.
Purnomo, Basuki B. Dasar-Dasar Urologi. Edisi ketiga. Malang :Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya. 2011 : 14, 236-237
Paraphimosis
• Tight preputial ring is
trapped behind the
glans after retraction
– Very painful
– Edematous preputial skin
and glans
– Urinary retention
• Requires immediate
attention
– Pain
– Possible necrosis
• Management
– Compression
– Dorsal slit
Phimosis vs Paraphimosis
Phimosis Paraphimosis
• Prepusium tidak dapat • Prepusium tidak dapat
ditarik kearah proksimal ditarik kembali dan
• Fisiologis pada neonatus terjepit di sulkus
• Komplikasiinfeksi koronarius
– Balanitis • Gawat darurat bila
– Postitis – Obstruksi vena
– Balanopostitis superfisial edema dan
nyeri Nekrosis glans
• Treatment penis
– Dexamethasone 0.1% (6
weeks) for spontaneous
• Treatment
retraction – Manual reposition
– Dorsum incisionbila – Dorsum incision
telah ada komplikasi
http://emedicine.medscape.com/article/ http://en.wikipedia.org/wiki/
• Jawaban: C. E. Coli
• Adanya gangguan berkemih merupakan salah
satu gejala yang terjadi akibat adanya
gangguan pada prostat. Adanya keluhan nyeri
di perineum, serta pmeriksaan colok dubur
didapatkan pembesaran prostat yang
irreguler, teraba hangat, dan nyeri tekan,
memperkuat diagnosis ke arah prostatiti akut.
Organisme etiologi tersering adalah E. Coli
(kemungkinan besar kontaminasi dari anus),
ditambah tidak adanya riwayat promiskuitas.
57. Prostatitis
• Incidence/prevalence: 4% -11%
• 8-12% of urologist office visits
• Life time prevalence 14.8%
• most common urological diagnosis in men <50
• Quality of Life is dismal (depressing) !
• Sukar disembuhkan masalah rumit
• Prostat sekretnya memiliki anti bakteriel
• Drach, fair, Meares & Stamey (1978) Klasifikasi
Sindroma Prostatitis
1. Prostatitis akut bakteriel
2. Prostatitis kronis bakteriel
3. Prostatitis non bakteriel
4. Prostatodinia
Investigation
• Physical
– Signs of infection
– abdomen tenderness
– DRE (anal tone, prostate, pain).
• Examination of Urine.
• Urodynamics (Video)
– Rule out other cause – obstruction, OAB, dyssynergia.
• Cystoscopy?
• TRUS
– Abscess, medial cysts, SV obstruction.
– Not diagnostic for Chronic Prostatitis.
– Biopsy of no clinical benefit to management.
PROSTATITIS AKUT BAKTERIEL
http://www.aafp.org/afp/2016/0115/p114.html
Category II – Chronic Bacterial Prostatitis.
• 5 – 15% of Prostatitis
• Recurrent UTI’s in 25 – 40%
• May be asymptomatic between episodes or have a long
history of CPPS.
• Treat with Antibiotics
• sesuai hasil kultur
• Fluoroquinolones (Cipro- Levo- and Ofloxacine) most effective.
• 12 weeks of treatment.
• 60 – 85% bacteriological cure.
• 40% symptom cure.
PROSTATITIS KRONIS BAKTERIEL
• As name suggests!!
• WBC’s or bacteria in EPS or VB3 or histological
examination of gland.
• Present with obstruction, raised PSA,
infertility.
SOAL NO 58
• Wanita, 59 tahun, datang dengan keluhan
nyeri pergelangan tangan dan tidak bisa
digerakan. Riwasat jatuh bertumpu dengan
tangan kanan 1 hari yang lalu. Dari
pemeriksaan didapatkan dinner fork
deformity. Dari pemeriksaan radiologis
didapatkan fraktur pada distal radius angulasi
ke dorsal. Apa diagnosis yang tepat pada
pasien ini?
A.Fraktur Colles dextra
B.Fraktur Reverse Colles dextra
C.Fraktur Galeazzi dextra
D.Fraktur Monteggia dextra
E.Fraktur Smith dextra
http://www.learningradiology.com
Galleazzi Fracture
• Fraktur distal radius
dan dislokasi sendi
radio-ulna ke arah
inferior
• Like Monteggia fracture
if treated conservatively
it will redisplace
• This fracture appeared
in acceptable position
after reduction and POP
http://www.learningradiology.com
Fraktur Monteggia
Fraktur Galeazzi
Fraktur Colles
Fraktur Smith
SOAL NO 59
• Tn Jaden Smith Ontario, seorang laki-
laki berusia 20 tahun dibawa oleh
keluarganya ke IGD Rumah Sakit pasca
terjatuh dari sepeda motor 1 jam yang
lalu. Pasien mengeluhkan nyeri pada
kanan-nya dan sulit menggerakan
lengan kanan. TD 120/80 mmHg, nadi
92x/ menit, laju napas 20x/ menit, dan
suhu afebris. Gambaran klinis: lengan
adduksi, endorotasi, ROM terbatas.
Tampak dari pemeriksaan radiologi Diagnosis pada
gambaran glenohumeral joint:
pasien tersebut
adalah?
A.Dislokasi sendi bahu anterior
B.Dislokasi sendi bahu posterior
C.Dislokasi sendi bahu inferior
D.Dislokasi sendi beserta fraktur
E. Fraktur clavicula
• Pembahagian
• Dis.Posterior (2 %)
• Dis. Inferior
• Mekanisme Trauma
• Puntiran sendi bahu tiba-tiba
Rontgen Foto
CT Scan
Sulcus Sign test
• a shoulder stability
examination to determine
if there is anterior or
multidirectional instability
observed between the
acromion and the humeral Prominent
head. acromion
• With the arm straight and
relaxed to the side of the
patient, the elbow is
grasped and traction is Sulcus
applied in an inferior Sign
direction
SOAL NO 60
• By Anna Bella Safira, bayi perempuan berusia 3
bulan, dibawa ke IGD Rumah Sakit dengan
keluhan sesak nafas. Sesak nafas terjadi 15 menit
setelah pasien diberi minum ASI oleh ibunya.
Pada pemeriksaan fisik: Nadi 140x/mnt, RR
60x/mnt, dan didapatkan sianosis pada bibir.
Dokter segera mendiagnosis adanya sumbatan di
jalan napas akibat tersedak. Dokter dan
paramedic segera mengambil tindakan untuk
mengatasi kondisi tersebut Penanganan yang
tepat pada pasien ini adalah…
A.Back blow
B.Finger swab
C.Heimlich maneuver
D.Chest thrust
E.CPR
• Posisikan kepala
menghadap ke bawah
– 5 back blows (periksa apakah ada
objek yang keluar)
• Ulangi
Finger Sweep
• Jawab: A. Hipospadia
• Orifisium uretra eksterna berada pada bagian
ventral penis merupakan ciri dari hipospadia.
Terjadi akibat gangguan penutupan urethral
groove oleh urethral fold
http://emedicine.medscape.com/article/1015227
61. Hypospadia
Hypospadia
• OUE berada pada ventral penis
• Three anatomical
characteristics
• An ectopic urethral
meatus
• An incomplete prepuce
• Chordee ventral
shortening and curvature
SOAL NO 62
• Seorang wanita berusia 40 tahun mengeluhkan
nyeri saat buang air kecil. Keluhan sudah
dirasakan 2 hari. Keluhan lain harus mengedan
setiap kali BAK dan susah menahan kencing,
disertai nyeri perut bawah. Dari pemeriksaan
tanda-tanda vital normal, sebelumnya pasien
mengalami kecelakaan mobil dan bagian perut
membentur dashboard. Pemeriksaan urinalisis
didapatkan sedimen eritrosit 10-20, sedimen
leukosit banyak, bakteri +. Pemeriksaan apakah
yang menunjang diagnosis…
A.BNO
B.BNO-IVP
C.USG abdomen
D.Sistogram
E. CT-scan abdomen
• Jawaban: D. Sistogram
• Kecurigaan telah terjadi trauma buli sangat besar. Terdapat trias trauma
buli: hematuria gros (tanda utama), nyeri tekan pada area suprapubik,
kesulitan/ tidak bisa buang air kecil. Terdapat riwayat trauma di bagian
perut dari arah depan (membentur dashboard). Pemeriksaan penunjang
dalam kasus tersebut adalah sistogram, saat pengisian dan pengosongan
kontras, untuk menentukan letak ruptur.
• BNO penilaian untuk rupture organ pelvis sangat sulit dinilai.
• BNO-IVP untuk mendapatkan hasil yang akurat perlu dilakukan
persiapan terlebih dahulu, bukan suatu pemeriksaan yang dapat dilakukan
pada kondisi gawat darurat.
• USG Abdomen dapat mendeteksi rupture namun, sulit menilai letak
dan derajat rupture buli.
• CT-Scan Abdomen akurasi tidak lebih baik dari sitogram. Pemeriksaan
penunjang menggunakan CT Scan akan memberikan hasil yang lebih baik
dengan bantuan cairan kontras. Pemeriksaan penunjang yang tepat adalah
CT-Sistografi.
62. TRAUMA BULI
• Peritonitis
– Peradangan dari peritoneum
– Disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur atau reaksi inflamasi
peritoneum terhadap darah(pada kasus trauma abdomen)
• Jenis:
– Peritonitis Primer
• Disebabkan oleh penyebaran infeksi dari peradaran darah dan
pembuluh limfe ke peritoneumpenyakit hati
• Cairaan terkumpul pada rongga peritoneum, menghasilkan lingkungan
yang cocok untuk pertumbuhan bakteri
• Jarang terjadi kurang dari 1% dari seluruh kasus peritonitis
– Peritonitis Sekunder
• Lebih sering terjadi
• Terjadi ketika infeksi menyebar dari traktus bilier atau GIT
http://www.umm.edu/altmed/articles/peritonitis-000127.htm#ixzz28YAqqYSG
PERITONITIS
• Peritonitis Sekunder
– Bakteri, enzim, atau cairan empedu mencapai
peritoneum dari suatu robekan yang berasal dari
traktus bilier atau GIT
– Robekan tersebut dapat disebabkan oleh:
• Pancreatitis
• Perforasi appendiks
• Ulkus gaster
• Crohn's disease
• Diverticulitis
• Komplikasi Tifoid
Gejala dan Tanda
• Distensi dan nyeri pada Tanda
abdomen • BU berkurang atau
• Demam, menggigil absenusus tidak dapat
• Nafsu makan berkurang berfungsi
• Mual dan muntah • Perut seperti papan
• Peningkatan frekuensi • Peritonitis primerasites
napas dan nadi
• Nafas pendek
• Hipotensi
• Produksi urin berkurang
• Tidak dapat kentut atau BAB
Gambaran radiologis pada peritonitis:
a. Adanya kekaburan pada cavum abdomen
b. Preperitonial fat dan psoas line menghilang
c. Adanya udara bebas subdiafragma atau
d. Adanya udara bebas intra peritoneal
SOAL NO 64
• Seorang laki-laki umur 42 tahun datang ke IGD
RS dengan keluhan nyeri hebat pada betis dan
pergelangan kaki kiri. Keluhan ini dirasakan
pasien setelah pasien terjatuh saat main basket
dan terdengar benturan keras pada kakinya. Saat
ini pasien tidak bisa menapak menggunakan
tumit/ tidak bisa mengangkat punggung kaki,
Status lokalis betis tegang, nyeri tekan, dan
teraba massa irreguler pada betis kiri.
Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah…
A.Tendorafi
B.Tendoplasti
C.Dipasang gips
D.Diberikan anti nyeri
E. Diberikan compres pada daerah cedera
• Jawaban: A. Tendorafi
• Laki-laki 42 tahun, dengan keluhan nyeri pada pergelangan kaki kiri askibat
terjatuh saat main basket., pasien tidak bisa menapak menggunakan
tumit. Status lokalis betis tegang, nyeri tekan, dan teraba massa irreguler
pada betis kiri, plantar fleksi (-). Berdasarkan gejala dan tanda tersebut
diagnosis yang paling mungkin pad akasus ini adalah rupture tendon
Achilles. Pilihan jawaban yang tepat pada kasus ini adalah tendorafi, yakni
teknik penyambungan kembali tendon yang rupture.
• Tendoplasti teknik operasi untuk memendekan atau memanjang
tendon yang abnormal. Misal pada cedera ankle kronis, seringkali terjadi
loose tendon/ tendon memanjang sehingga perlu dilakukan tendoplasti
untuk mengembalikan tendon ke ukuran normal.
• Dipasang gips indikasi pada fraktur tulang.
• Diberikan anti nyeri sebatas terapi suportif.
• Diberikan kompres pada daerah cedera tatalaksana cedera secara
umum.
64. Ruptur Tendon Achilles
• Ruptur tendo Achilles adalah putusnya tendo
Achilles atau cedera yangmempengaruhi
bagian bawah belakang kaki.
• Klasifikasi:
• Tipe I: Pecah parsial, yaitu sobek yang kurang dari
50%, biasanya diobati dengan manajemen
konservatif
• Tipe II: sobekan yang penuh dengan kesenjangan
tendon kurang dari sama dengan 3 cm, biasanya
diobati dengan akhir-akhir anastomosis
• Tipe III: sobek yang penuh dengan jarak tendon 3
sampai 6 cm
• Tipe IV: perpisahan yang penuh dengan cacat
lebih 6 cm (pecah diabaikan)
Diagnosis
• Weakness in
plantarflexion
• Gap in tendon
• Palpable swelling
• Positive Thompson test
Pemeriksaan Fisik Ruptur Tendon
Achilles
Obrie’n test/
Copeland test
test jarum
Pemeriksaan Radiologi
• Achilles tendon rupture may be diagnosed solely by clinical
examination, but ultrasound enables rapid bedside
confirmation of the diagnosis.
• Ultrasound was reported to have 100 percent sensitivity, 83
percent specificity, and 92 percent accuracy for
distinguishing between partial and full thickness Achilles
tendon tears.
• Magnetic resonance
imaging (MRI) is often used
to assess musculoskeletal
complaints and is the study
of choice when tendon
rupture is suspected and
high quality diagnostic
ultrasound is unavailable.
• MRI provides greater
anatomic detail and greater
accuracy in detecting partial
Achilles tendon tears
Pemeriksaan Penunjang
Magnetic Resonance Image (MRI)
Foto Rontgen
• Terapi fisik
– Pengobatan konservatif Boot
orthosis
– Percutaneous Surgery
– Open Surgical Repair Tendorafi
Cupula sign
• Jawaban: A. Hidrokel
• Dipilih jawaban hidrokel pembesaran pada
buah zakar, tidak ada nyeri, pemeriksaan fisik
teraba massa dan hasil transluminasi (+).
• Varikokel keluhan utam biasanya
infertilitas, terdapat massa seperti cacaing di
skrotum.
• Orkhitis testis membesar, kemerahan,
terdapat nyeri tekan.
67. Hydrocele