Anda di halaman 1dari 90

Persiapan OSCE Agustus 2022

Pediatri
Mediko made the med-easy!
Struktur OSCE
Pemeriksaan Fisik
Anamnesis
• Pemeriksaan tanda vital
• Keluhan utama • Pemeriksaan antropoometri
• Riwayat Penyakit Sekaang • Pemeriksaan head to toe
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Penyakit Ibu dan Anak
• Riwayat Tumbuh Kembang Asesmen
• Riwayat Imunisasi • Diferensial Diagnosis
• Riwayat Makan/Minum • Diagnosis Kerja
• Riwayat Penytakit Keluarga
• Kondisi Sosial Ekonomi
Tatalaksana
Informed Concent!!! • Medika mentosa
• Edukasi
• Manfaat & risiko disampaikan dengan empati
• Plan
• Nonjudgmental approach ➔ istilah awam &
sederhana
Anamnesis
Riwayat penyakit Sekarang
• Lokasi (dimana ? menyebar atau tidak ?)
• Onset / awitan dan kronologis (kapan terjadinya? berapa
lama?)
• Kuantitas keluhan (ringan / berat, seberapa sering terjadi ?)
• Kualitas keluhan (rasa seperti apa ?)
• Faktor-faktor yang memperberat keluhan.
• Faktor-faktor yang meringankan keluhan.
• Analisis sistem yang menyertai keluhan utama.

Riwayat penyakit Dahulu


• Utamakan yang berhubungan dengan keluhan utama
• Riwayat dirawat di rumah sakit
• Riwayat pembedahan
• Riwayat pengobatan tenrtentu
• Riwayat alergi obat/ makanan (termasuk bentuk alergi dan
terapi yang didapatkan
Riwayat Ibu dan Anak
Riw. Prenatal • Usia ibu saat melahirkan
• Paritas
• Penyulit kehaamilan
• Riwayat usia kehamilan (preterm, aterm, postterm)
• Penyakit ibu saat hamil
• Riwayat pengobatan ibu say masa konsepsi dan saat hamil
• Riwayat merokok dan alcohol ibu dan ayah

Riw. Perinatal • Proses persalinan(spontan, instrumentasi, operasi)


• Penyulit kelahiran (KPD, malpresentasi)
• BBL
• Skor APGAR
• Penyakit fase neonatal + interfensi medis yang didapatkan
• Cacat kongenital
Riwayat Tumbuh kembang
• Sesuaikan dengan kurva tumbuh kembang (KPSP)
• Ingat 4 komponen (motoric kasar, motoric halus, sosio-
personal, Bahasa-adaptif)
• Untuk anak usia sekolah, tanyakan prestasi belajar,
kelainan tingkah laku, emosi, masa pubertas

KPSP
Denver
Pertumbuhan dan
Perkembangan
Riwayat Imunisasi
• Imunisasi dasar dan booster sesuai jadwal
• Kejadian ikutan paska imunisasi

Imunisasi Dasar Imunisasi Lanjutan


Diberikan pada anak <1 tahun Diberikan pada anak <3 tahun, usia sekolah, dan
Wanita usia subur

• Hepatitis B pada BBL • Anak < 3 tahun ➔ DPT-HB/ DPT-HB-HiB dan


• BCG campak
• Polio • Anak usia sekolah ➔ BIAS : DT, campak, Td
• DPT-HB atau DTP-HB-HiB • Wanita Usia Subur ➔ TT
• Campak
Vaksin Jadwal Pemberian Dosis Lokasi injeksi Sediaan Keterangan

Usia 0,2,3,4 bulan Uniject Monovalen


IM
Hepatitis B 0 → monovalent 0,5 mL
M Vastus lateralis Kombinasi bersama
Lainnya : pentabio Pentabio
DPT dan HiB
Usia 0,2,3,4 bulan :
2 tetes Oral OPV Biofarma
tetes Umur 4 bulan diberikan
Polio
Usia 4 bulan : tetes dan IM OPV dan IPV
0,5 mL IPV
injeksi M Vastus lateralis
BCG : bubuk- Intracutan Setelah dilarutkan
BCG vaksin
harus dilarutkan, Usia < 3 bulan 0,05 mL Insertio M Deltoideus hanya dapat disimpan
Biofarma
tahan 3 jam Kanan selama 3 jam

IM Kombinasi bersama
DPT Usia ,2,3,4 bulan 0,5 mL Pentabio
M Vastus lateralis Hepatitis B dan HiB

IM Kombinasi bersama
HiB Usia ,2,3,4 bulan 0,5 mL Pentabio
M Vastus lateralis DPT dan HiB

SC dalam/ IM Measless Setelah dilarutkan


Campak : bubuk Usia 9 bulan : 0,5 mL di daerah M Vastus vaccine hanya dapat disimpan
laterals/lengan Biofarma selama 6 jam
JADWAL IMUNISASI
KEMENTERIAN
KESEHATAN
Menyiapkan Vaksin
1. Baca nama, tanggal kadaluarsa
2. Teliti kondisi vaksin apakah masih layak :
warna indikator VVM ➔ warna putih
bagus
3. Kocok : penggumpalan, perubahan warna :
boleh simpan beku, BCG, campak dan
polio (tidak perlu uji kocok), yg perlu uji
kocok : pentabio
4. Alat suntik : sekali pakai
5. Encerkan dan ambil vaksin sebanyak dosis
6. Ukuran jarum : ketebalan otot bayi / anak
7. Pasang dropper botol polio dengan benar
Vaccination Vial Monitor
Uji Kocok
(shake test)

Untuk menguji
apakah vaksin
sudah pernah
beku atau
belum
Teknik Pemberian Vaksin
Oral
e.g. polio

Subcutaneous
e.g. measles, mumps,
rubella, varicella

Intramuscular
e.g. hepatitis A and B,
Intradermal DTP
BCG
Riwayat Ibu dan Anak
Riw. Makan • Kualitas dan Kuantitas minum ASI atau
susu formula (durasi dan frekuensi) Kondisi Sosial Ekonomi
• Kapan mulai mendapat makanan padat • Lokasi tempat tinggal
• Naffsu makan • Pendidikan dan pekerjaan orang
• Alergi makanan tertentu tua
• Keseimbangan nutrisi • Jumlah anggota keluarga di
• Suplementasi makanan yang diberikan rumah
• Kecukupan asupan makanan dan cairan • Higiene lingkungan sekitar rumah
• Khusus untuk kasus tumbuh
Riwayat • Diutamakan yang bersifat herediter kembang, tanyakan pola
Penyakit • Dilacak hingga minimal 2 generasi [engasuhan dan stimulasi
Keluarga sebelumnya
Pemeriksaan Fisik
Mediko made the med-easy!
Pemeriksaan Tanda Vital
Nadi Frekuensi, irama, dan kualitas

Tekanan • Diperiksa saat anak dalam kondisi tenang


Darah • Anak dalam posisi telentang
• Ukuran manset harus sesuai dengan usia
• Pemeriksaan selanjutnya dilakukan seperti pada dewasa

Frekuensi • Hitung frekurnsi pernapasan


Pernapasan • Perhatikan regularitas inspirasi dan ekspirasi

Temperatur • Letakkan thermometer di dalam mulut (bawah lidah), dalam rectum, atau di
aksila, tunggu 3-5 menit
• Untuk bayi dananak <7 tahun dianjurkan pengukuran rectal ➔ lebih akurat
Pemeriksaan Antropometri
TB / PB • Panjang Badan ➔ usia <24 bualn, atau 24-36
bulan yang belum dapat berdiri tegak tanpa
bantuan
• Tinggi badan ➔ usia >24 bulan yang daoat
berdiri tegak tanpa bantuan

BB • Berat badan menggambarkan kondoso malnutrisi akut


• Pada anak <2 tahun ➔ lepaskan pakaian dan popok

Lingkar • Lingkar kepoala menggambarkan kekurangan energi protein kronis


Kepala • Meletakkan pita ukur melalui glabella pada dahi bagian atas alis mata ➔
protuberantia occipitalis

Lingkar
Lengan
Pengukuran Lingkar Lengan

Pengukuran Tinggi Badan Pengukuran Panjang Badan


Keadaan Umum
– Kesadaran ➔ kuantitatif : GCS,
kualitatif (Composmentis, Apatis,
Somnolen, Sopor, Koma)
– Pernapasan ➔ spontan/tidak, pola napas,
dan frekuensi
– Appearance ➔ well (aktif) / ill (rewel) /
toxic appearance (penurunan kesadaran)
– Kesan status gizi ➔ Tampak normal,
kurus, sangat kurus, gemuk.
– Tanda-tanda khas ➔ Kuning, Pucat,
Sianosis, Kejang, Wajah dismorfik, Tanda
lahir, Tanda dehidrasi, Perdarahan
Pemeriksaan Head to toe
Urutan :
KEPALA ➔ HEENT (Head, Eye, Ear, Nose, Throat) ➔ LEHER ➔ THORAKS ➔ ABDOMEN ➔ GENITAL ➔ PUNGGUNG

Langkah pemeriksaan :
Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi
Pemeriksaan Fisik
Mediko made the med-easy!
Pemeriksaan Thorax
• Inspeksi : bentuk thoraks? simetris atau tidak? Pergerakan yang
tertinggal?
• Palpasi : stem fremitus, fraktur? Nyeri tekan?
• Perkusi : sonor? redup, pekak? timpani
• Auskultasi : suara dasar vesikuler, bronkhial, trakeal apakah
ditempat semestinya?, suara tambahan rhonki, wheezing, stridor Pectus carinatum Pectus excavatum

• Inspeksi : kuat angkat


• Palpasi : iktus kordis
• Perkusi : batas-batas jantung (jarang dilakukan)
• Auskultasi : Bunyi jantung I dan II, bising, gallop, thrill
Pemeriksaan Abdomen dan Ekstremitas

• Inspeksi : cembung atau datar? Venektasi, striae? Pergerakan


usus? Hernia umbilikalis?
• Auskultasi : bunyi peristaltik usus?
• Palpasi : nyeri tekan per regio? Pembesaran hepar, lien, ginjal?
Undulasi?
• Perkusi : timpani? Pekak sisi? Pekak alih

• Inspeksi :
• Edem, sianosis, CRT, clubbing, dsb.
Pemeriksaan Genital
• Jenis kelamin, testis? Skrotum?
Labia mayora, minora?
• Ambigus genital?
• Mikropenis?
• ANUS : atresia ani? Ekskoriasi
• Pemeriksaan Pubertas :
• Perempuan : breast + pubic hair
• Laki – laki : testis, scrotum, pubic
hair, penis
Pemeriksaan Punggung dan Postur

• Auskultasi paru
• Spina bivida
• Vertebra? Deformitas?

SUSPENSI
HORIZONTAL
HEAD LAG
Pemeriksaan Neurologis
• Pemeriksaan Neurologis
– Nervi kraniales
– Kekuatan
– Tonus
– Refleks fisiologis
– Refleks patologis
– Refleks primitif
– Rangsang meningeal
– Gerakan
Gizi Buruk
Mediko made the med-easy!
Gizi Buruk
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• Kapan anak mulai kurus? Rutin periksa ke • Pemeriksaan antropometri ➔
posyandu? Grafik tumbuh kembang di KIA BB,TB/PB, LILA ➔ Plot Kurva
bagaimana? • Bedakan marasmus dan
• Kebiasaan makan dan minum sebelumnnya kwashiorkor (head to toe
• Tanda dehidrasi ➔ kencing terakhir, akral • Cari tanda edema, xeroftalmia,
dingin, mata cekung hepatomegaly, asites
• Riwayat kontak dengan penderita campak atau • Tanda dehidrasi dan syok
KB • Tanda infeksi THT, tandainfeksi
• Riwayat pre dan perinatal: lahir/aterm? BB pneumonia
lahir? ➔ Plotting di buku KIA • Tanda PJB
• Riwayat Vaksinasi
Gizi Buruk
Marasmus

Karbohidrat
Wajah Tulang rusuk
Pemecahan lemak dan terlihat tua terlihat jelas
protein meningkat IGA GAMBANG

Lemak subkutan
menurun

Muscle wasting, kulit Baggy pants


keriput

Turgor kuli berkurang


Rambut kemerahan
Gizi Buruk Mudah tercabut

Protein menurun
edema

Serum albumin menurun

Tekanan osmotic koloid


serum menurun
Crazy pavement dermatosis
Kelainan kulit berupa bercak merah
Edema muda yang
Meluas, berubah warna menjadi
coklat gelap dan
terkelupas
Tentukan status gizi berdasarkan kurva WHO, berikan 3 diagnosis banding.

Contoh diagnosis : Tentukan haruskah rawat inap atau rawat jalan


Gizi Buruk Tipe Marasmus • Bila rawat inap ➔ berikan terapi cairang sebelum dirujuk (cek
Dd/ Gizi buruk tipe kwashiorkor GDS dulu)
Gizi Buruk tipe campuran • Bila rawat jalan ➔ berikan edukasi seputar pemberian
Keganasan makanan
Antropometri dan Asuhan pediatri
• Jadwal pelaksanaan
• O – 1 tahun : 1 x / bulan
• 3 – 6 tahun : 1 x/ 6 bulan
• >6 tahun : 1x / 12 bulan
• Asesmen Nutrisi ➔ plot menggunakan kurva
pertumbuhan
• < 5 tahun : kurva WHO
• > 5 tahun : kurva CDC
• Kebutuhan kalori
• Hitung kebutuhan kalori menggunakan BB ideal dari
kurva WHZ (menggunakan TB sebagai acuan)
• Tentukan usia seharusnya dari TB kronologis Tabel RDA
• Hitung jumlah kalori dengan menyesuaikan table RDA
10 Langkah
Tatalaksana Gizi
Buruk di RS

1. Atasi/ cegah hipoglikemia


2. Atasi/ cegah hipotermia
3. Atasi/ cegah dehidrasi
4. Perbaiki gangguan elektrolit
5. Obati infeksi
6. Perbaiki defisiensi nutrient mikro
7. Makanan stabilisasi dan transisi
8. Makanan tumbuh kerja
9. Stimulasi
10. Siapkan tindak lanjut
Antropometri dan Asuhan pediatri
• Tentukan cara pemberian
• Oral
• Enteral (OGT/ NGT)
• Parenteral (Vena)
• Jenis nutrisi
• Fase stabilisasi : F75
• Fase transisi : F100
• Fase rehabilitasi : F100
• Monitoring :
• Akseptabilitas ➔ mual/ muntah
• Toleransi ➔ diare
• Efektivitas ➔ kenaikan berat
badan dan monitoring
pertumbuhan
Pemberian Mikronutrien pada Gizi Buruk
• Asam folat (5 mg pada hari 1, dan selanjutnya 1
mg/hari)
• Zinc (2 mg Zn elemental/kgBB/hari)
• Tembaga (0.3 mg Cu/kgBB/hari)
• Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari setelah berat badan naik
(mulai fase rehabilitasi)

Vitamin A pada Gizi Buruk


• Vitamin A diberikan secara oral pada hari ke 1 dengan dosis:
<6 bulan ➔ 50.000 iu (½ kapsul biru)
6-12 bulan ➔ 100.000 iu (kapsul biru)
1-5 tahun ➔ 200.000 iu (kapsul merah)
• Jika ada gejala defisiensi vitamin A, atau pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir, beri vitamin A
dengan dosis sesuai umur pada hari ke 1, 2, dan 15.
SKENARIO
Mediko made the med-easy!
SKENARIO 1
Seorang ibu membawa anaknya, 7 tahun, nyeri telan, tidur ngorok, sering ngeludah,
temannya ada yang sakit serupa, tidak pernah vaksin

A. Anamnesis
B. Lakukan pemeriksaan yg sesuai
C. Diagnosis dan Diferensial Diagnosis
D. Tatalaksana yang tepat
E. Edukasi
Tonsilitis Difteri Pemeriksaan Fisik

Anamnesis • Pemeriksaan Tanda Vital


• Pemeriksaan Status Gizi
• Anamnesis seven sacred’ • Pemeriksaan Tenggorokan
• Riwayat keluarga atau teman atau tetangga • Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening
yang serupa?
• Upaya apa yang sudah dilakukan? • Pernah kontak dengan kasus (2 minggu)
• Apakah Riwayat imunisasi anak lengkap? • Status imunisasi tidak lengkap, termasuk
belum dilakukan booster
Temuan • Stridor, bullneck
• Pendarahan submukosa atau petekie pada
Kasus probable difteri adalah orang dengan gejala
laringitis, nasofaringitis atau tonsilitis ditambah
kulit
pseudomembran putih keabu-abuan yang tak mudah • Gagal jantung toksik, gagal ginjal akut
lepas dan mudah berdarah di faring, laring, tonsil • Miokarditis dan/atau kelumpuhan motorik
(suspek difteri) ditambah salah satu dari : 1 s/d 6 minggu setelah onset
• Meninggal.
Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Pada regio x,
teraba KGB
sebesar AxXcm
dengan konsistensi
kenyal lunak, NT
(+)
Diferensial Diagnosis Tonsilitis
• Inflamasi tonsil, sering disertai dengan inflamasi faring (tonsilofaringitis)
• Infeksi bakteri tersering → Streptokokus beta hemolitikus grup A
• Akut → tonsil hiperemis, detritus (+), demam, odinofagia, limfadenopati
servikal, hot potato voice
• Kronik → kripta melebar, halitosis
• Difteri → pseudomembran (membran putih kotor) dan mudah berdarah
• Komplikasi : abses peritonsilar /abses Quincy
Gambaran Drumstick Pada Tonsilitis Difteri

Kasus konfirmasi laboratorium difteri


➔ Didapatkan hasil kultur atau PCR C. diphtheria positif dan tes Elek positif.
Tonsilitis lakunaris Tonsilitis folikular Abses peritonsilar

Tonsilitis difteri Tonsilitis kronik


Tata Laksana Tonsilitis Difteri
• Antibiotik → Penisilin prokain 50.000 U/kgbb IM selama 7 hari atau Eritromisin
25-50 mg/kgbb/hari (pada kasus resisten/hipersensitivitas penisilin)
• Antitoksin (ADS)
SKENARIO 2
Bapak bawa anaknya 7 tahun, anaknya gatel-gatal, sebelumnya makan udang, ibunya punya
asma/riwayat alergi, sebelumnya juga pernah kaya
gini tiap abis makan udang

A. Anamnesis
B. Pemeriksaan fisik
C. Deskripsikan UKK
D. Pemeriksaan penunjang
E. Terapi
Dermatitis Alergi
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• Anamnesis seven sacred • Apakah ada tanda syock anafilaktik?
• Riwayat keluarga atau teman atau tetangga yang • Periksa UKK sesuai gambar (lesi primer,
serupa? lesi sekunder)
• Upaya apa yang sudah dilakukan?
• Riwayat atopi/alergi keluarga minimal 2 generasi?
• Hanifin Rajka?
Dermatitis Alergi
Tipe Infantil (2 bulan-2 • UKK : eritema dengan papul dan vesikel yang halus,
tahun) eksudatif (basah) ➔ menjadi krusta
• Predileksi : pipi, leher, ekstremitas sisi ekstensor
Tipe anak (2 tahun-12 • UKK : lesi lebih kering, papuler, ada sedikit likenifikasi
tahun) • Predileksi : lipat siku, lipat lutut, pergelangan bagian
flexor.
Tipe remaja dan dewasa • Lesi kronis : likenifikasi jejas, hiperpigmentasi dan
(>12 tahun) hyperkeratosis.
• Predileksi : ekstensor ekstremitas, tengkuk, tangan

TATALAKSANA
• Hindari pencetus
• Mengurangi gatal : antihistamin
• Menekan inflamasi : pada anak-anak memakai steroid potensi lemah
• Menjaga kelembapan kulit : emolien (urea 10%)
Skin Prick Tes
Indikasi
• RA, rinokonjungtivitis,
rinosinusitis, konjungtivitis
alergi
• Asma, dermatitis atopik
• Alergi makanan,
latex,sengatan serangga
Kontra indikasi Persiapan Penderita
• Pasien tidak kooperatif • Keadaan pasien nyaman
(serangan asma) • Tidak konsumi antihistamin dll
• Kelainan/ infeksi kulit • Usia : bayi & lansia ➔ reaksi <<
• Dermatographisme • Jangan melakukan tes pd penyakit kulit,
• Ibu hamil, bayi, anak kecil keganasan/ imunosupresan
• Konsumsi obat antihistamin,
• steroid, beta bloker
Negatif palsu
Interpretasi Tes Cukit • Kualitas & potensi
Histamin/kontrol (+) 3 mm ➔ ikatan IgE spesifik–alergen • alergen buruk
• Pengaruh obat
• Penyakit tertentu
• Penurunan reaktivitas
Positif palsu • Teknik cukitan salah
• Ritme harian
• Dermatografisme
• Reaksi iritan, rx.
• penyangatan non
• spesifik dari
• reaksi kuat
• alergen
• yang berdekatan
• Perdarahan
Skenario 3
Anak bengkak pertama di mata lama lama jadi ke semuanya. Hematuria (-), pernah radang
tenggorokan dan infeksi kulit

A. Periksa head to toe


B. Usulan pemeriksaan penunjang,
C. Diagnosis dan diagnosis banding,
D. Edukasi
Dermatitis Alergi
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• Anamnesis seven sacred • Pemeriksaan kepala, leher (JVP, KGB), dan
• BAK warnanya apa? Apakah berbuih? tenggorokan
• Riwayat keluarga atau teman atau tetangga yang • Pemeriksaan edema,apakah anasarca?
serupa? • Apakah ada organomegaly? Apakah ada
• Upaya apa yang sudah dilakukan? ascites?

Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan urin rutin
• Pemeriksaan albumin serum
• Pemeriksaan profil lipid
• Pemeriksaan ASTO dan C3
Nephritic Vs Nephrotic
Sindroma
Nefrotik Massive Proteinuria
- ≥50 mg/kg body weight /day, or
- ≥40 mg/m2/hour, or
- Urine protein/creatinin ratio >2 mg/mg,
- dipstick ≥+2)

Heavy Hypoalbuminemia
<2,5 g/dL
Edema

Hyperlipidemia (>200mg%)
Klasifikasi Sindroma Nefrotik

Response to Histopathology:
steroid

Sensitive Minimal

Non minimal
Resistant ➔ Mainly
FSGS
Klasifikasi Sindroma Nefrotik
Standard Treatment Corticosteroid
INITIAL TREATMENT

FULL DOSE ALTERNATING

4 MINGGU 4 MINGGU
Prednison FD: 60 mg/m2/day
Prednison AD: 40 mg/m2/day

REMISSION (+) REMISSION (-) STEROID


SENSITIVE

STEROID RESISTANT

IMMUNOSUPRESSIVE AGENTS

THE INTERNATIONAL COMMITTEE OF KIDNEY DISEASE IN CHILDREN (1967)


SINDROMA NEFRITIK
• Suatu sindrom yang ditandai dengan hematuria,
edema, hipertensi, dan penurunan fungsi ginjal
(azotemia).

• Termasuk hipersensitifitas tipe 3: terjadi


penumpukan kompleks imun-antibody pada
glomerulus yang menimbulkan respon radang.

TANDA DAN GEJALA


• Riwayat ISPA 1-2 minggu atau infeksi kulit 3-6 minggu.
• Urin kemerahan/seperti coca cola/cucian daging.
• Bengkak pada kedua mata.
• BAK menjadi sedikit.
Laboratorium :
• ASTO dan C3
• Protein, silinder dan eritrosit

Tatalaksana :
• Amoksisilin 50 mg/kgBB/hari
• Prokain Penicilin 10 hari

Supportif :
• Rendah protein (1
mg/kgBB/hari)
• Rendah garam (1 gram/hari)
Skenario 4
Anak laki-laki, 6 bulan, lakukan pemeriksaan KPSP

A. Alloanamnesis singkat
B. Sebutkan kuesioner/kurva yg relevan
C. Pemeriksaan TTV dan antropometri
D. Kurva A/B yg relevan?
E. Diagnosis
Pemeriksaan Tumbuh Kembang
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• Anamnesis seven sacred • Pemeriksaan head to toe singkat
• Bagaimana pola makan dan minum anak selama 6 • Pemeriksaan antropometri
bulan? Apakah ASI eksklusif? • Pemeriksaan status gizi menggunakan
• Apakah anak sering sakit? Sakit apa? kurva WHO sesuai usia
• Riwayat penyakit kongenital?
• Riwayat penyakit keluarga?
• Pola BAB dan BAK anak apakah normal?
• Riwayat ibu dan anak
• Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau
kadang-kadang)
• Hitung jawabab Tidak (bila jawaban belum pernah
atau tidak pernah)
• Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai
dengan tahapan perkembangan (S)
• Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak
meragukan (M)
• Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P).
• Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.
Interpretasi
Anak dengan Perkembangan SESUAI (S)

A. Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik.


B. Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan stimulasi sesuaikan
dengan umur dan kesiapan anak.
C. Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi. Tidak usah
mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai kegiatan sehari-hari yang
terarah.
D. Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.
Interpretasi
Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M)

A. Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang diberikan lebih sering .
B. Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar ketertinggalan anak.
C. Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter anak. Tanyakan adakah penyakit pada
anak tersebut yang menghambat perkembangannya.
D. Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang sama pada saat anak pertama
dinilai.
E. Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama sudah bisa semua dilakukan. Lakukan
lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak.
F. Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami ketertinggalan lagi.
G. Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8 jawaban YA. Konsultasikan dengan
dokter spesialis anak atau ke rumah sakit dengan fasilitas klinik tumbuh kembang.
Skenario 5
Batuk udah 3 bulan

A. Anamnesis
B. Pemeriksaan Fisik
C. Dx Sementara dan Dd
D. Interpretasi Rontgen
E. Dx Akhir
F. Tatalaksana
G. Edukasi
Tuberkulosis pada Anak
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• Anamnesis seven sacred • Pemeriksaan antropometri
• Riwayat kontak dengan orang yang batuk lama? • Pemeriksaan KGB
• Riwayat penyakit imun atau kongenital? • Pemeriksaan Thorax
• Riwayat batuk, demam, pembengkakakn sendi?
BATUK
DURASI USIA

REKUREN KRONIK NEONATUS 1-5 tahun > 5 tahun

TR- Post Viral


≥6x/tahun > 2 minggu laringomalacia ASMA
Infection

Alergi TB Rinosinusitis

Penumonia Bronkiektasi
GERD
Atipikal s
Infeksi
PERTUSIS PERTUSIS
Respirasi
SPECIFIC COUGH

ASMA PERTUSIS
Wheezing (+), episodik, Whopping (+), riwayat
nocturnal, reversibel imunisasi tidak lengkap (DPT)

TB ATIPICAL PNEUMONIA
Demam (+), M.tuberculosis Usia sekolah, walking
(+), stunting pneumonia

RHINOSINUSITIS
GERD
Post Nasal Drip/PND (+),
Muntah (+), gagal tumbuh
hidung tersumbat (+)

LR-TRACHEOMALACIA OSAS ➔ ngorok, riw.alergi


Stridor (+), gagal tumbuh (+)
(+) CLD, etc
TB pada anak
Petunjuk Teknis Tatalaksana TB Anak
• Penegakan diagnosis TB anak didasarkan 4 hal :
– Konfirmasi bakteriologis TB
– Gejala klinis yang khas TB
– Adanya bukti infeksi TB(tuberculin atau kontak TB)
– Foto thorax sugestif TB

• Sistem skoring:
– Telah digunakan untuk diagnosis TB anak
– Bila tidak terdapat fasilitas pemeriksaan tuberculin dan foto thoraks, maka
skoring ini akan tidak dapat terpenuhi seluruh komponennya
– Sehingga dibuat alur diagnostik berdasarkan klinis dan
pemeriksaan bakteriologis
Sistem Skoring
Mantoux Test
Tatacara:
• 0,1 ml intrakutan di bagian
volar lengan bawah.
• Pembacaan 48-72 jam
setelah penyuntikan

Cara pembacaan indurasi:


⮚ 0 - 5 mm : negatif
⮚ 5 - 9 mm : meragukan
⮚ ≥ 10 mm : positif

Bila Negatif:
o Tidak ada infeksi TB
o Masa inkubasi
o Anergi
Pengobatan TB anak
Terapi
• Fase Intensif :
Kombinasi 3-5 OAT
selama 2 bulan awal (2
RHZ)
• Fase Lanjutan :
Kombinasi 2 OAT
selama 4 bulan (4 RH)
Profilaksis TB pada Anak
Umur HIV Hasil pemeriksaan Tata laksana
Balita +/- ILTB PP INH
Balita +/- Terpajan PP INH
>5 tahun + ILTB PP INH
>5 tahun + Terpajan PP INH
>5 tahun - ILTB Observasi
>5 tahun - Terpajan observasi
Profilaksis TB pada anak
Profilaksis primer Profilaksis sekunder
Untuk mencegah tertular/infeksi pada kelompok Untuk mencegah terjadinya sakit TB
yang mengalami kontak erat dengan pasien TB pada kelompok yang telah terinfeksi
dewasa dengan uji BTA positif (kontak +) TB tapi belum sakit TB (infeksi +)
Dosis obat: INH 5-10 mg/kgBB/hari selama 3 bulan Dosis obat: INH 5-10 mg/kgBB/hari
selama 6-12 bulan
Jika setelah 3 bulan hasil negative dan tidak ada
kontak ➔ profilaksis dihentikan
• Jika terjadi konversi tuberculin menjadi positif➔
tentukan hanya terinfeksi atau sakit TB
• Jika hanya terinfeksi ➔ lanjutkan profilaksis
sekunder
• Jika sakit TB ➔ Obati Sesuai Regimen Tb
KETERANGAN :

• Infeksi Laten TB (ILTB)


• Obat yang diberikan adalah INH (Isoniazid) dengan dosis 10 mg/kgBB (7-15
mg/kg) setiap hari selama 6 bulan.
• Setiap bulan (saat pengambilan obat Isoniazid) dilakukan pemantauan terhadap
adanya gejala TB. Jika terdapat gejala TB pada bulan ke 2, ke 3, ke 4, ke 5 atau
ke 6, maka harus segera dievaluasi terhadap sakit TB dan jika terbukti sakit TB,
pengobatan harus segera ditukar ke regimen terapi TB anak dimulai dari awal
• Jika rejimen Isoniazid profilaksis selesai diberikan (tidak ada gejala TB selama 6
bulan pemberian), maka rejimen isoniazid profilaksis dapat dihentikan.
• Bila anak tersebut belum pernah mendapat imunisasi BCG, perlu diberikan BCG
setelah pengobatan profilaksis dengan INH selesai.
Contoh Resep TB anak
dr. Stephen Strange
Jl. Bleecker 177 A
SIP. 190244582910 Misal : Anak Cantik usia 5 th dengan BB 20 kg
(Fase Intensif ➔ 2 bulan pertama)
Semarang, 29 Agustus 2020

R/ INH tab 100 mg


FDC
saccharin q.s.
m.f. pulv. dtd. no. XXX
S 1 dd pulv I
R/ Pirazinamide tab 300 mg dr. Stephen Strange
saccharin q.s. Jl. Bleecker 177 A
m.f. pulv. dtd. no. XXX SIP. 190244582910
S 1 dd pulv I Semarang, 29 Agustus 2020
R/ Rifampicin tab 150 mg
saccharin q.s. R/ FDC paed. tab no. XXX
m.f. pulv. dtd. no. XXX S 1 dd tab IV j.e.j (saat perut kosong)
S 1 dd pulv I
Pro : An. Cantik
Pro : An. Cantik Usia : 5 tahun
Usia : 5 tahun
Skenario 6
Seorang bayi baru lahir secara SC di RS. Bayi lahir cukup bulan tidak mengangis setelah lahir,
berat badan lahir 2900 gram
A. Apa yang akan anda lakukan?
Downe’s
Score

Interpretasi ➔ cek per 30 menit untuk mengetahui progresi


<4 : Tidak ada distress pernapasan
4–7 : Distres klinis
>7 : impending respiratory failure
Persiapan Resusitasi
Penolong • APD (penutup kepala, masker, sarung tangan, jubbah steril, sepatu bot)

Tim • Team Leader ➔ bertanggung jawab untuk airway dan breathing


• Asisten Sirkulasi
• Asisten logistic (Drugs and equipment)

Alat • Airway : Suction, Laringoskop, Endotracheal tube


• Breathing : Oksigen, Sungkup, balon, CPAP, nasal prong/ kanul
• Circulation : Stetoskop, infus set, pulse oxymeter
• Drugs : Epinefrin, D10, Na Bikarbonat, vit K 1
• Equipment : Infant Warmer, kain 3 lapis, topi bayi, plester, gunting, OGT

Bayi • Bayi cukup bulan/tidak? Apabila salah satu dari Ketiganya baik →
• Bernapas atau menangis? pertanyaan tersebut ada 10 Asuhan Bayi
• Tonus baik atau tidak yang tidak baik → algoritma baru Lahir
resusitasi neonatus
H angatkan
A tur Posisi
I sap Lendir
K eringkan + Isap lender
A tur Posisi
N ilai APGAR
S ungkup
R eposisi (semiekstensi)
I sap lendir
B uka mulut
T ekanan
A lternatif O2 via intubasi
APGAR SCORE

Penilaian dilakukan pada menit


ke-1 dan 5 serta dilanjutkan
setiap 5 menit sampai nilai
Apgar mencapai 7

Interpretasi :
• 7 – 10 → Normal
• 4 – 6 → Moderately Depressed
• 0 – 3 → Severely Depressed
Tanda Bahaya!!!

10 Asuhan Bayi Baru Lahir • Tidak mau makan atau minum


1. Jaga bayi tetap hangat (cegah hipotermi) • Kejang
2. Isap lender dari mulut dan hidung • Gerak hanya bila dirangsang
3. Keringkan bayi • Napas > 60x/ menit atau < 30x/ menit
4. Potong tali pusat • Retraksi / Merintih
5. IMD
• Diare
6. Pencegahan perdarahan (Vit K 1 dosis 1 mg
single dose di anterolateral paha kiri (IM)) • Banyak nanah di mata
7. Salep mata antibiotic (Tetrasiklin 1%) • Suhu tubuh > 37,5 / < 36 ° C
8. Imunisasi (Hepatitis B 0,5 mL IM) ➔ lakukan
Klasifikasi Suhu
di paha kanan 1-2 jam post pemberian Vit K 1
9. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Hipotermi sedang 32 – 36,4 °C
10. Pemulangan bayi dan nilai tanda bahaya Hipotermi berat < 32° C
(minimal 24 jam post partum) Suhu tubuh tidak stabil Fluktuatif 36 – 39, 4 ° C
Hipertermi > 37,5 ° C

Anda mungkin juga menyukai