Anda di halaman 1dari 220

TO AIPKI ATRIA

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Anak pada kasus mengalami miopia OD dengan koreksi lensa S -4.00 D. Perbedaan miopia
kedua mata lebih dari 2,00 D dapat disebut sebagai anisometropia.

Anisometropia yang berisiko menyebabkan ambliopia tergantung kelainan refraksi yang dialami
oleh penderita:
- Pada miopia >2,00 Dioptri
- Pada hipermetropia >1,00 Dioptri
- Pada astigmatisme >1,50 Dioptri.

Jawaban Salah:
Ambliopia; Ambliopia dapat terjadi sebagai komplikasi dari anisometropia, ditandai dengan
penurunan visus yang tidak dapat diperbaiki maksimal menggunakan lensa kaca mata.

Computer vision syndrome; Tidak tergambar pada kasus ini. CVS memiliki manifestasi utama
berupa mata kering, terasa berpasir, dan dapat disertai rasa gatal atau perih.

Hipermetropia; Tidak tepat, koreksi hipermetropia menggunakan lensa positif (+).

Asthenopia; Merupakan mata lelah, ditandai dengan diplopia dengan faktor risiko penggunaan
mata berlebihan (mis. depan komputer seharian).

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami delirium, dicurigai akibat diabetic foot yang dideritanya. Tata laksana yang
tepat dari pilihan adalah Haloperidol HCl 5 mg IM. Haloperidol HCl bekerja secara langsung dan
memiliki waktu paruh yang singkat. Dosis Haloperidol HCl untuk agitasi akut adalah 2,5-5 mg IM

Jawaban Salah:
Diazepam 5 mg IV; Pasien sedang dalam kondisi agitasi akut, kurang mungkin untuk dilakukan
pemasangan akses intravena sehingga obat lebih tepat diberikan secara IM.

Haloperidol dekanoat 5 mg IM; Kurang tepat diberikan pada kasus agitasi akut, karena waktu
paruhnya yang panjang, Umumnya disuntikkan pada pasien dengan kepatuhan minum obat
antipsikotik yang buruk.

Haloperidol HCl 2,5 mg IV; Pasien sedang dalam kondisi agitasi akut, kurang mungkin untuk
dilakukan pemasangan akses intravena sehingga obat lebih tepat diberikan secara IM.

Olanzapine 20 mg IM; Olanzapin merupakan salah satu tata laksana lini pertama kondisi agitasi
akut, namun dosis yang tepat adalah 5-10 mg IM.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Anak pada kasus mengalami thalassemia beta mayor, dengan manifestasi berupa anemia
hemolitik berat (ditandai dengan anemia + ikterus), hepatosplenomegali akibat hemolisis
berlebih, dan dapat juga ditemukan facies Cooley (meskipun tidak ada di soal, namun hal ini
sangat khas).

Alur analisis kasus thalassemia pada konteks UKMPPD adalah bahwa thalassemia minor (alfa
maupun beta) umumnya bermanifestasi sebagai anemia ringan tanpa membutuhkan transfusi
rutin. Sedangkan thalassemia alfa mayor bersifat fatal saat lahir (hydrops fetalis). Artinya, bila
menemukan kasus thalassemia dengan anemia hemolitik berat dan kebutuhan transfuse rutin,
hampir dapat dipastikan bahwa kasus tersebut adalah thalassemia beta mayor.

Pemeriksaan penunjang baku emas adalah dengan elektroforesis Hb. Dapat juga dilakukan
rontgen kranium dengan gambaran hair-on-end (= crew cut sign).

Jawaban Salah:
Anemia hemolitik autoimun tipe warm; Pada AIHA tipe warm, hemolisis terjadi paling aktif pada
suhu tubuh >37 C. Pada kasus ditemukan gambaran hair-on-end yang mengarahkan ke
thalassemia.

Anemia hemolitik autoimun tipe cold; Pada AIHA tipe cold, hemolisis terjadi paling aktif pada
suhu tubuh 0 – 4 C. Pada kasus ditemukan gambaran hair-on-end yang mengarahkan ke
thalassemia.

Thalassemia alfa minor; Thalassemia minor (alfa maupun beta) memiliki manifestasi antara
asimtomatis atau anemia ringan, sehingga sering kali tidak membutuhkan transfusi darah rutin.

Thalassemia beta minor; Thalassemia minor (alfa maupun beta) memiliki manifestasi antara
asimtomatis atau anemia ringan, sehingga sering kali tidak membutuhkan transfusi darah rutin.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami taeniasis saginata, ditandai dengan riwayat mengonsumsi daging sapi
mentah dan ditemukan telur dan proglottid pada feses, yang merupakan stadium diagnostik dari
taeniasis.

Stadium infektif pada taeniasis adalah sistiserkus dan stadium diagnostik adalah telur atau
proglottid. Manifestasi taeniasis umumnya asimtomatis, namun pada sebagian kasus yang cukup
berat dapat menyebabkan gejala saluran cerna, misalnya nyeri perut, mual-muntah, hingga
penurunan berat badan.

Tata laksana lini pertama untuk kasus taeniasis adalah Prazikuantel dengan dosis 5-10 mg/kgBB
dosis tunggal.
Tata laksana alternatif dapat menggunakan Albendazol 400 mg PO selama 3 hari ATAU
Mebendazol 3x100 mg PO selama 2-4 minggu.

Siklus hidup Taenia saginata


Jawaban Salah:
Albendazol 400 mg PO dosis tunggal; Durasi konsumsi tidak tepat, Albendazol 400 mg PO dapat
diberikan, namun durasi seharusnya 3 hari.

Albendazol 200 mg/hari PO selama 3 hari; Durasi konsumsi tepat, namun dosis seharusnya 400
mg/hari PO

Mebendazol 3x100 mg PO selama 3 hari; Dosis tepat, namun durasi seharusnya 2-4 minggu.

Prazikuantel 40 mg/kgBB PO terbagi 2 dosis selama 1 hari; Dosis seharusnya 5-10 mg/kgBB PO
dosis tunggal.

Explanation
 [Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami gangguan pada memori eksplisit (disebut juga memori
deklaratif).
 Ingatan manusia dapat dibagi menjadi memori jangka pendek dan memori jangka
panjang. Memori jangka pendek digunakan bila kita ingin menahan informasi hanya
untuk sementara waktu (beberapa detik hingga beberapa menit),
 sedangkan memori jangka panjang digunakan untuk jangka waktu yang lebih
panjang (bahkan seumur hidup).
o Memori jangka panjang dapat dibagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu
 memori implisit (non-deklaratif) implisit berisi ingatan akan skill (mis.
seseorang yang tahu cara bersepeda memiliki memori implisit tentang
bagaimana mengendarai sepeda).
 memori eksplisit (deklaratif). memoeri eksplisit tidak berhubungan dengan
skill, namun merupakan informasi yang dapat diucapkan Memori
eksplisit disimpan di hipokampus pada lobus temporalis. Memori
eksplisit terbagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu
o memori episodik (berisi kejadian-kejadian yang dialami)
o memori semantik (berisi fakta, konsep, nama
benda/orang, pengetahuan umum).

Lobus frontalis; lobus frontalis terutama bagian korteks prefrontalis merupakan bagian yang
berperan dalam memori jangka pendek dan working memory, yang merupakan manipulasi dari
short-term memory.

Lobus oksipitalis; lobus oksipitalis tidak berperan dalam memori. Lobus ini memiliki hubungan ke
hipokampus dimana informasi visual dapat disimpan dan diubah menjadi memori.

Ganglia basalis; berperan dalam penyimpanan memori implisit. Ganglia basalis bertanggung
jawab dalam mengingat langkah-langkah dalam melakukan sesuatu (mis. bermain musik atau
berdansa).

Serebelum; berperan dalam penyimpanan memori implisit. Serebelum bertanggung jawab dalam
kontrol motorik halus kita seperti saat menggunakan sumpit untuk makan.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Sengatan benda bermuatan listrik dapat menyebabkan kematian karena tubuh manusia bersifat
sebagai konduktor, sehingga arus listrik dapat masuk melalui bagian tubuh yang bersentuhan
dengan sumber listrik, dan keluar melalui bagian tubuh lainnya yang terhubung dengan tanah
(grounding), biasanya melalui tungkai. Mekanisme kematian akibat sengatan listrik terdapat 3
macam, mulai dari yang tersering yaitu:
1. Fibrilasi ventrikel
2. Paralisis otot pernapasan
3. Paralisis pusat pernapasan di batang otak.

Jawaban Salah:
Refleks vagal; bukan merupakan mekanisme kematian pada trauma listrik.

Paralisis pusat pernapasan di batang otak; mekanisme kematian yang paling jarang terjadi pada
trauma listrik.

Ledakan gas panas; mekanisme kematian akibat sengatan petir.

Paralisis otot pernapasan; mekanisme kematian kedua tersering pada trauma listrik setelah
fibrilasi ventrikel.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pada kasus didapatkan gambaran kompleks QRS yang lebar di antara beberapa kompleks QRS
yang normal. Hal ini menunjukkan adanya focus ektopik pada ventrikel, yang disebut ventricular
extrasystole (VES) atau premature ventricular contraction (PVC). Apabila perbandingan
kompleks QRS lebar dan normal adalah 1:1 seperti pada kasus ini, maka PVC ini disebut
sebagai PVC bigeminy. Apabila focus ektopik berasal dari supraventrikel, yang ditandai dengan
munculnya gelombang P yang sempit dan tinggi, maka hal ini disebut supraventricular
extrasystole (SVES) atau premature atrial contraction (PAC).

Penjelasan gambaran EKG

Jawaban Salah:
PVC salvo; PVC yang terjadi > 3 kompleks berturut-turut dan dapat bertransformasi menjadi
ventricular tachycardia (VT).

PAC bigemini; PAC yang terjadi setiap 1 kompleks normal (perbandingan 1:1).

PVC couplet; PVC yang terjadi 2 kompleks berturut-turut.

PAC couplet; PAC yang terjadi 2 kompleks berturut-turut.


Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Anak mengalami gangguan berbahasa disertai dengan gambaran continuous spike (salah satu
bentuk gelombang epileptiform) pada EEG yang mengarahkan diagnosis menuju “afasia didapat
dengan epilepsi” atau sindrom Landau-Kleffner. Anak yang mengalami sindrom ini biasanya
memiliki perkembangan berbahasa normal sampai usia 3-7 tahun dan kemudian kehilangan
kemampuan berbahasa ekspresif dan reseptif secara gradual.

Jawaban Salah:
Gangguan berbahasa ekspresif; Anak kesulitan untuk mengekspresikan bahasa dengan
berbicara, namun kemampuan mengerti bahasa dalam batas normal.

Gangguan berbahasa reseptif; Kemampuan pengertian anak dibawah rata-rata, dapat berakibat
pada terganggunya kemampuan berbahasa ekspresif juga.

Stuttering; Cara bicara ditandai dengan pengulangan suara, sering tampak gugup dengan alur
bicara terkadang terhenti mendadak, tidak tergambar pada kasus ini.

Sindrom Lennox-Gastaut; Salah satu bentuk epilepsi berat dengan onset usia kanak-kanak awal.
Epilepsi biasanya sering, berulang, dan beragam (atonik, tonik, absans, dll.). Anak biasanya
mengalami gangguan perkembangan kognitif sejak awal.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien pada kasus mengalami fraktur klavikula 1/3 medial (= proximal third clavicle fracture).
Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada fraktur klavikula 1/3 medial:
- Akut: Hematopneumothorax, laserasi arteri subklavia, dan kompresi pleksus brakhialis
- Kronis: Nonunion dan arthritis post-trauma
Tata laksana umumnya berupa terapi konservatif dan suportif dengan imobilisasi berupa
penggunaan arm sling selama 4-6 minggu. Pembedahan diindikasikan bila terjadi displacement
atau lokasi fraktur tidak stabil.

Ilustrasi klasifikasi fraktur klavikula berdasarkan klasifikasi Allman

Jawaban Salah:
Nonunion; Dapat terjadi sebagai komplikasi kronis, bukan komplikasi akut. Nonunion paling
sering terjadi pada fraktur klavikula 1/3 distal.

Malunion; Dapat terjadi sebagai komplikasi kronis, bukan komplikasi akut. Malunion paling sering
terjadi pada fraktur klavikula 1/3 tengah.

Degenerasi sendi akromioklavikular; Salah satu bentuk arthritis, dapat terjadi sebagai komplikasi
kronis, bukan komplikasi akut. Arthritis pada sendi akromioklavikular paling sering terjadi pada
fraktur klavikula 1/3 medial.

Sindrom vena kava superior; Bukan merupakan komplikasi fraktur. Kondisi ini terjadi akibat
obstruksi pada vena kava superior, misalnya pada kasus keganasan.

[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami pielonefritis non-komplikata karena pasien merupakan wanita
yang tidak hamil dan diketahui tidak memiliki komorbid. Pielonefritis ditandai dengan demam
tinggi dan nyeri pinggang, terutama bila dilakukan pemeriksaan ketok CVA. Hasil urinalisis juga
mengarahkan pada infeksi ditandai dengan pyuria (leukosit > 10/LPB) dan terdapat leukosit
esterase. Pada pielonefritis non-komplikata, pasien masih mungkin berobat jalan, kecuali ada
indikasi rawat inap misalnya kegagalan terapi oral, KU sakit berat, atau intake oral buruk. Selain
itu pasien harus diberikan terapi antibiotik empiris, kemudian dapat dilakukan kultur urin untuk
diberikan antibiotik yang sesuai dengan hasil kultur.

Jawaban Salah:
Rawat jalan, kultur urin, antibiotik sesuai hasil kultur; pada pasien didapatkan indikasi rawat inap,
yaitu KU sakit berat dan intake oral buruk. Lagipula antibiotik empiris harus segera diberikan
tanpa perlu menunggu kultur.

Rawat inap, hidrasi, kultur urin, antibiotik sesuai hasil kultur; antibiotik empiris harus segera
diberikan tanpa perlu menunggu kultur.

Rawat jalan, hidrasi, antibiotik empiris; pada pasien didapatkan indikasi rawat inap, yaitu KU
sakit berat dan intake oral buruk.

Rawat jalan, antipiretik, antibiotik empiris; pada pasien didapatkan indikasi rawat inap, yaitu KU
sakit berat dan intake oral buruk.

Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Kesimpulan yang dapat dipetik dari rangkaian pemeriksaan adalah bahwa bayi tersebut
dilahirkan dalam keadaan meninggal (mati), ditegakkan dengan hasil uji apung paru negatif
(pada kasus: seluruh lobus paru tenggelam dalam wadah berisi air).

Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menentukan apakah bayi lahir hidup
atau lahir mati:

Jawaban Salah:
Bayi lahir hidup; Tidak tepat, karena pada kasus didapatkan uji apung paru negatif yang
menandakan bahwa bayi tersebut lahir mati.
Bayi lahir prematur; Prematuritas bayi dinilai berdasarkan usia kehamilan, yaitu <37 minggu.
Estimasi usia kandungan dapat dilakukan dengan mengukur panjang badan bayi dan dihitung
menggunakan rumus de Haas, namun pada kasus tidak terdapat panjang badan bayi sehingga
tidak dapat ditarik sebuah kesimpulan.

Bayi lahir kurang bulan; Merupakan sinonim dari prematur, yaitu bayi yang lahir pada usia
kehamilan <37 minggu.

Bayi viable; Viabilitas bayi secara umum dinilai berdasarkan usia kandungan (setidaknya 28
minggu) dan tidak adanya cacat bawaan yang fatal (mis. anensefali). Pada kasus tidak ada
informasi yang cukup untuk menarik kesimpulan ini.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Seorang dokter harus jujur dalam mengungkapkan temuan medis yang terdapat pada
pasiennya. Hal ini juga telah diatur dalam KODEKI pasal 7, bahwa “seorang dokter wajib hanya
memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.” Selain itu
apabila dokter terbukti memberikan surat keterangan palsu maka dianggap telah melanggar
hukum pidana yang diatur dalam KUHP pasal 267 ayat (1) yang berbunyi “Seorang dokter yang
dengan sengaja memberikan surat keterangan palsu tentang ada atau tidaknya penyakit,
kelemahan atau cacat, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.”

Jawaban Salah:
Tidak menulis karena mengikuti kemauan pasien; tidak sesuai dengan KODEKI maupun KUHP.

Tidak menulis karena buta warna tidak berkaitan dengan kemampuan pilot; seorang dokter tidak
perlu terpengaruh oleh alasan-alasan yang tidak berhubungan dengan hasil pemeriksaan
obyektif.

Tidak menulis dan merujuk pasien ke dokter spesialis oftalmologi; pemeriksaan buta warna
dengan tes Ishihara merupakan kompetensi dokter umum sehingga tidak perlu merujuk pasien.

Tetap menulis karena seorang pilot tidak diperbolehkan buta warna; apakah pilot diperbolehkan
atau tidak diperbolehkan mengidap buta warna tidak menjadi pertimbangan seorang dokter
untuk menuliskan hasil pemeriksaan obyektif.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pada awalnya pasien datang dalam kondisi pre-eklamsia berat (PEB) yang ditandai dengan
hipertensi berat (TDS > 160 mmHg atau TDD > 110 mmHg) dan proteinuria dengan warning sign
berupa nyeri kepala dan gangguan penglihatan. Selanjutnya kondisi ini berkembang menjadi
eklamsia karena saat di IGD pasien mengalami kejang tonik-klonik seluruh tubuh. Tata laksana
definitive pada kasus pre-eklamsia dan eklamsia adalah terminasi kehamilan sesegera mungkin.
Sedangkan untuk stabilisasi kondisi pasien dapat diberikan anti kejang yaitu MgSO4 dan
antihipertensi seperti Labetalol, Hidralazin, atau Nikardipin intravena.

Jawaban Salah:
Nikardipin 5 mg/jam IV; diberikan untuk menurunkan TD, namun bukan tata laksana definitive
kondisi eklamsia.

MgSO4 4 gram IV loading dose; diberikan untuk menghentikan dan mencegah kejang, namun
bukan tata laksana definitive kondisi eklamsia.

Tunda persalinan hingga pematangan paru; kondisi eklamsia merupakan kondisi yang sangat
fatal bagi ibu maupun janin sehingga harus dilakukan terminasi kehamilan.

Labetalol 20 mg IV; diberikan untuk menurunkan TD, namun bukan tata laksana definitive
kondisi eklamsia.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami hidrosefalus ex vacuo. Hidrosefalus adalah peningkatan CSF
pada SSP. Secara umum, hidrosefalus dapat dibagi menjadi 2, yakni hidrosefalus komunikans
dan non-komunikans. Hidrosefalus komunikans disebabkan adanya peningkatan produksi CSF
atau absorbsi CSF yang berkurang. Hidrosefalus non-komunikans disebabkan karena adanya
obstruksi sistem ventrikel. Pada kasus ini hidrosefalus ex vacuo terjadi saat parenkim otak
mengalami nekrosis sehingga volumenya berkurang, dimana hal ini dikompensasi dengan
meningkatkan produksi CSF sehingga tampak ventrikulomegali pada sisi sinistra pasien,
sedangkan pada sisi dekstra ventrikel lateral dalam batas normal.

Hal ini terjadi mengikuti prinsip Monro-Kelly dimana peningkatan volume salah satu komponen
atau munculnya komponen patologis (mis. tumor) akan menyebabkan menurunnya volume
komponen lainnya dan sebaliknya. Walaupun mengemban nama hidrosefalus, hidrosefalus ex
vacuo sebenarnya bukan merupakan hidrosefalus murni dan bersifat asimptomatis.

Jawaban Salah:
Malformasi Dandy-Walker; merupakan kelainan agenesis vermis serebelum dan pembesaran
dari ventrikel 4. Hidrosefalus pada keadaan ini termasuk pada hidrosefalus non-komunikans.
Namun pada hidrosefalus jenis ini ventrikulomegali akan terlihat secara bilateral, bukan
unilateral.

Hidrosefalus komunikans; hidrosefalus jenis ini terjadi akibat peningkatan produksi CSF (mis.
pada inflamasi pleksus koroid) atau penurunan absorpsi (mis. pada inflamasi vili araknoid).
Hidrosefalu komunikans juga akan menyebabkan ventrikulomegali yang bersifat bilateral, bukan
unilateral.

Hidrosefalus non-komunikans; pada kasus ini tidak terdapat riwayat maupun gambaran obstruksi
dari saluran ventrikel sehingga pilihan ini kurang tepat.
Normal pressure hydrocephalus; merupakan salah satu bentuk khusus dari hidrosefalus
komunikans dimana terjadi gangguan absorpsi CSF. Keadaan ini memiliki trias klasik yang
dikenal dengan 3W, yaitu: wet (menandakan inkontinensia urin), wacky (menandakan
demensia), dan wobbly (menandakan ketidakseimbangan sehingga pasien sering jatuh). Trias
ini tidak ditemukan pada kasus ini.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami ruptur ginjal grade 5, ditandai dengan ditemukannya avulsi hilum renal dextra.
Hilum renal merupakan tempat masuk dan keluarnya arteri, vena, nervus, dan ureter, sehingga
avulsi pada hilum berarti seluruh saluran ini terputus.

Grading ruptur ginjal

Jawaban Salah:
Ruptur ginjal grade 1; Umumnya hanya berupa hematuria mikroskopik/gross, dengan hematoma
subkapsular.

Ruptur ginjal grade 2; Laserasi korteks berukuran <1cm tanpa ekstravasasi urin.

Ruptur ginjal grade 3; Laserasi korteks berukuran >1cm tanpa ekstravasasi urin.

Ruptur ginjal grade 4; Laserasi melibatkan sistem kolektivus, sehingga umum terjadi
ekstravasasi urin. Selain itu dapat terjadi cedera pada arteri atau vena ginjal, namun tidak
seluruh bagian hilum.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien mengalami retinopati diabetik, ditandai dengan adanya neovaskularisasi pada diskus
optik. Manifestasi retinopati hipertensi dan diabetik sangat mirip, misalnya gambaran cotton-wool
spots, hard exudate, dot-blot haemorrhage, dll.

Ciri khas dari retinopati hipertensi adalah terdapatnya AV crossing, AV nicking, copper wire, dan
silver wire. Ciri khas dari retinopati diabetik adalah terdapatnya neovaskularisasi pada fase
proliferatif.

Klasifikasi retinopati diabetik

Jawaban Salah:
Oklusi arteri retina sentral; Manifestasi khas CRAO berupa cherry red spot.

Oklusi arteri retina cabang; Dapat tempak segmentasi kolom darah (cattle tracking) atau edema
putih pada kuadran retina yang mengalami iskemi (ground glass appearance).

Neuritis retrobulbar; Umumnya tidak ditemukan kelainan pada PF umum mata dan funduskopi,
sehingga dikenal dengan istilah “patient sees nothing, doctor sees nothing”.

Retinopati hipertensi; Terdapatnya neovaskularisasi pada kasus ini mengarahkan diagnosis ke


retinopati diabetik.
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien pada kasus ini mengalami keluhan gatal dan kemerahan setelah memakai jam tangan
logam. Pada pemeriksaan tampak vesikel multipel dengan dasar eritema menyerupai pola jam
tangan. Kemungkinan pasien mengalami dermatitis kontak alergi (DKA) yang disebabkan
paparan bahan jam tangan. Pada DKA keluhan gatal merupakan keluhan yang dominan,
sendangkan pada dermatitis kontak iritan (DKI) psaien lebih sering mengeluhkan rasa nyeri dan
terbakar. Bahan logam tersering penyebab DKA adalah Nikel walaupun logam lain juga
dilaporkan dapat menimbulkan reaksi serupa. Untuk menegakkan diagnosis maka dapat
dilakukan uji tempel (patch test).

Jawaban Salah:
Besi; sangat jarang menimbulkan DKA.

Emas; dapat menyebabkan DKA, namun bukan penyebab tersering.

Titanium; sangat jarang menimbulkan DKA.

Platina; dapat menyebabkan DKA, namun bukan penyebab tersering.


Jawaban Salah:
Menghindari paparan debu atau allergen; edukasi untuk mencegah penyakit yang berhubungan
dengan alergi, misalnya urtikaria, angioedema, asma bronkiale, konjungtivitis alergi.

Mengurangi konsumsi gula; edukasi untuk mencegah atau mengontrol kadar gula darah pada
kasus diabetes mellitus atau penyakit metabolic lainnya.

Berganti profesi; edukasi pada penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan, misalnya pada
pneumokoniosis.

Rutin berolahraga; edukasi yang secara umum dapat diberikan pada semua orang untuk
menjaga kesehatan.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien mengalami STEMI yang termasuk bagian dari acute coronary syndrome (ACS). ACS
adalah sekumpulan gejala klinis yang berhubungan dengan iskemia dan infark miokard akut.
Manifestasi klinisnya berupa nyeri dada saat istirahat, durasi >10 menit, lokasi nyeri substernal
dapat menjalar ke leher/rahang/lengan kiri, disertai gejala otonom (diaforesis, sinkop, palpitasi).
STEMI ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang (EKG +
biomarker). Tata laksana ACS terdiri dari:
- Oksigen 4 lpm bila SaO2 <90%
- Nitrat 5 mg SL, kontraindikasi pada kasus hipotensi, infark jantung kanan, dan penggunaan
sildenafil.
- Aspirin loading dose 162-325 mg, diteruskan 75-81 mg/hari.
- Clopidogrel loading dose 300 mg, dilanjutkan 75 mg/hari.
- Morfin 2-4 mg IV. Pada kasus didapatkan infark terlokalisir pada sadapan inferior yang juga
merepresentasikan area ventrikel kanan sehingga tidak tepat diberikan ISDN sebelum dipastikan
tidak ada keterlibatan infark ventrikel kanan menggunakan lead V3R, V4R, V7-V9.

Jawaban Salah:
Aspirin 80 mg PO; dapat diberikan sebagai maintenance setelah kegawatan akibat ACS teratasi.

Suplementasi oksigen; belum dibutuhkan karena SpO2 > 90%.

Morfin 1 mg IV; dapat diberikan sebagai pereda nyeri, namun pada kasus ini lebih diutamakan
pemberian antitrombotik dosis tinggi.

Clopidogrel 75 mg PO; dapat diberikan sebagai alternative aspirin, namun dosis yang
direkomendasikan adalah 300 mg PO.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien mengalami STEMI yang termasuk bagian dari acute coronary syndrome (ACS). ACS
adalah sekumpulan gejala klinis yang berhubungan dengan iskemia dan infark miokard akut.
Manifestasi klinisnya berupa nyeri dada saat istirahat, durasi >10 menit, lokasi nyeri substernal
dapat menjalar ke leher/rahang/lengan kiri, disertai gejala otonom (diaforesis, sinkop, palpitasi).
STEMI ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang (EKG +
biomarker). Tata laksana ACS terdiri dari:
- Oksigen 4 lpm bila SaO2 <90%
- Nitrat 5 mg SL, kontraindikasi pada kasus hipotensi, infark jantung kanan, dan penggunaan
sildenafil.
- Aspirin loading dose 162-325 mg, diteruskan 75-81 mg/hari.
- Clopidogrel loading dose 300 mg, dilanjutkan 75 mg/hari.
- Morfin 2-4 mg IV. Pada kasus didapatkan infark terlokalisir pada sadapan inferior yang juga
merepresentasikan area ventrikel kanan sehingga tidak tepat diberikan ISDN sebelum dipastikan
tidak ada keterlibatan infark ventrikel kanan menggunakan lead V3R, V4R, V7-V9.

Jawaban Salah:
Aspirin 80 mg PO; dapat diberikan sebagai maintenance setelah kegawatan akibat ACS teratasi.

Suplementasi oksigen; belum dibutuhkan karena SpO2 > 90%.

Morfin 1 mg IV; dapat diberikan sebagai pereda nyeri, namun pada kasus ini lebih diutamakan
pemberian antitrombotik dosis tinggi.

Clopidogrel 75 mg PO; dapat diberikan sebagai alternative aspirin, namun dosis yang
direkomendasikan adalah 300 mg PO.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien pada kasus ini menderita parotitis mumps. Mumps disebabkan oleh virus mumps dari
famili Paramyxoviridae dan bersifat sangat menular. Virus ini disebarkan melalui droplet saat
seseorang batuk atau bersin. Manifestasi klinis utama adalah pembengkakan kelenjar parotis
yang awalnya unilateral, namun dapat berprogresi hingga melibatkan kedua sisi. Pembengkakan
akan menyebabkan sudut mandibula sulit tervisualisasi Gejala lainnya dapat berupa demam dan
nyeri kepala. Tata laksana mumps bersifat simptomatis. Walaupun jarang terjadi, di UKMPPD
komplikasi mumps sering ditanyakan, yakni berupa orkitis atau oophoritis.

Mumps dapat dicegah dengan vaksin MMR (Mumps, Measles, Rubella).

Ilustrasi mumps

Jawaban Salah:
DPT; Untuk mencegah difteri, pertussis, dan tetanus.

BCG; Untuk mencegah infeksi TBC.

OPV; Merupakan vaksinasi polio oral, untuk mencegah poliomielitis.

IPV; Merupakan vaksinasi polio intramuskular atau subkutan, untuk mencegah poliomielitis.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami kaki gajah (elefantiasis) akibat infeksi cacing filaria, tersering di Indonesia
yaitu spesies Wuchereria bancrofti. Pasien tinggal di daerah perkotaan (pada kasus pasien
tinggal di Kota Jakarta), sehingga vektor W. bancrofti yang tersering pada daerah perkotaan
adalah nyamuk Culex quinquefasciatus.

Elefantiasis terjadi karena adanya obstruksi saluran limfatik oleh cacing-cacing filaria dewasa.
Obstruksi ini menyebabkan retensi cairan limfatik, terutama pada tungkai bawah dan sekitar
sistem genito-urinaria, sehingga manifestasi tersering berupa edema non-pitting pada tungkai
bawah.

W. bancrofti pada daerah perkotaan (mis. Jakarta, Bekasi, Tangerang, dll.) memiliki vektor
utama nyamuk Culex quinquefasciatus.
W. bancrofti pada daerah pedesaan luar Jawa (mis. Papua dan NTT) memiliki vektor utama
nyamuk Anopheles dan Aedes, meskipun dapat juga ditularkan oleh nyamuk Culex.

Jawaban Salah:
Anopheles spp.; Merupakan vektor utama filariasis pada pedesaan luar Jawa, misalnya pada
Papua dan NTT.

Plasmodium malariae; Tidak tepat, merupakan etiologi dari malaria tertiana. Pada kasus tidak
terdapat tanda maupun gejala malaria, misalnya demam menggigil periodik.

Wuchereria bancrofti; Merupakan etiologi dari kasus dan bukan vektor. Pada soal yang
ditanyakan adalah vektor dari kasus, sehingga pilihan jawaban ini tidak tepat.

Felis catus; Merupakan nama spesies dari kucing, merupakan vektor dari toksoplasmosis. Pada
kasus tidak terdapat tanda maupun gejala toksoplasmosis.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami psoriasis, ditandai dengan adanya penebalan pada kulit yang diperberat
stress psikis. Manifestasi khas yaitu tampaknya penebalan kulit berupa plak eritematosa dengan
skuama putih tebal berlapis-lapis seperti mika di atasnya dengan lokasi predileksi pada sendi
ekstensor (mis. siku, lutut). Beberapa tanda yang umum ditemukan pada kasus psoriasis adalah:
1. Auspitz sign: muncul bintik perdarahan bila skuama dilepas
2. Fenomena Koebner: munculnya lesi psoriasis setelah terjadi trauma pada kulit yang normal
3. Fenomena tetesan lilin: ketika skuama digores akan tampak semakin putih dan mengkilap
seperti lilin.

Pasien ini lebih spesifik mengalami psoriasis inversa, yaitu psoriasis dengan predileksi pada
sendi fleksor (mis. lipat siku, lipat lutut, ketiak).

Jawaban Salah:
Psoriasis vulgaris; Merupakan jenis tersering dari psoriasis, dengan predileksi lesi pada sendi
fleksor (mis. siku, lutut).

Psoriasis guttata; Merupakan salah satu jenis psoriasis dengan lesi papul eruptif berwarna
merah salmon yang menyebar diskret, berbentuk kecil-kecil seperti tetesan air (guttata = seperti
tetesan air).

Dermatitis atopi; Merupakan inflamasi kulit kronis-berulang yang muncul pada lokasi predileksi
sesuai usia dan umumnya berhubungan dengan riwayat atopi lainnya (mis. alergi, asma). Dapat
ditegakkan menggunakan kriteria Hanifin-Rajka.

Neurodermatitis sirkumskripta; Dikenal juga dengan istilah liken simpleks kronikus (LSK),
merupakan suatu peradangan kulit kronis yang sangat gatal berupa penebalan kulit dan
likenifikasi berbentuk sirkumskrip akibat garukan berulang. Pada LSK tidak ditemukan Auspitz
sign seperti pada soal.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien mengalami infeksi hepatitis B replikatif, ditandai dengan HBsAg dan HBeAg yang positif.
Faktor risiko pada kasus ini adalah penggunaan jarum suntik bergantian. Berdasarkan Pedoman
PPHI 2017, terdapat 3 tujuan/target tata laksana hepatitis B, yaitu:
1. Target ideal: hilangnya HBsAg dengan/tanpa serokonversi dari anti-HBs
2. Target memuaskan: serokonversi anti-HBe pada kasus HBeAg positif, atau HBV DNA <2000
IU/mL & ALT normal pada kasus HBeAg negatif
3. Target diinginkan: penekanan HBV DNA

Tabel pemeriksaan serologi hepatitis B


Jawaban Salah:
HBV DNA <2000 IU/mL; Merupakan target memuaskan pada kasus dengan HBeAg negatif.

Serokonversi anti-HBs; Bukan merupakan target spesifik dari tata laksana hepatitis B.

Mencegah sirosis hepatis; Bukan merupakan target spesifik dari tata laksana hepatitis B.

Serokonversi anti-HBe; Merupakan target memuaskan pada kasus dengan HBeAg positif.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Anak mengalami trichuriasis akibat infestasi cacing Trichuris trichiura (cacing cambuk).
Manifestasi khas berupa gejala GIT seperti diare dan pada kasus berat menyebabkan prolaps
rektum seperti pada kasus ini. Selain itu, sering pula menyebabkan anemia. Transmisi
trichuriasis secara fekal oral.

Stadium infektif adalah telur, dengan bentuk telur lonjong (atau barrel-shaped, seperti tempayan)
dengan plug (operculum) pada kedua kutubnya

Stadium diagnositik adalah telur.

Tata laksana dapat dengan menggunakan Albendazol dengan dosis 1x400 mg selama 3 hari
(pilihan utama) atau Mebendazol dengan dosis 2x100 mg selama 3 hari. Pada wanita hamil, tata
laksana sebaiknya ditunda, namun pada kondisi dimana tata laksana tidak mungkin ditunda,
dapat diberikan pirantel pamoat dengan dosis 10-11 mg/kgBB PO dosis tunggal.

Siklus hidup Trichuris trichiura


Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami vaginosis bacterial (bacterial vaginosis/BV) yaitu infeksi vulvovaginal akibat
bakteri Gardnerella vaginalis. Faktor risiko pada kasus ini adalah vaginal douching yang dapat
memengaruhi komposisi flora normal vagina. Faktor risiko lain misalnya riwayat hubungan
seksual dan penggunaan IUD. Penegakkan diagnosis BV dapat dilakukan menggunakan kriteria
Amsel bila terpenuhi 3 dari 4 kriteria berikut:
1. Clue cell > 20%
2. pH vagina > 4,5
3. Whiff test positif
4. Duh tubuh berwarna putih keabuan.

Pada kasus ini sudah didapatkan 2 kriteria, yaitu duh tubuh putih keabuan dan Whiff test positif
sehingga dibutuhkan 1 kriteria lagi, yaitu berdasarkan pemeriksaan pH sekret.

Jawaban Salah:
Inspeksi visual asetat; merupakan skrining yang dilakukan untuk menemukan kelainan pada
serviks, misalnya adanya lesi prakanker.

Whiff test; pada kasus ini sudah dilakukan dan didapatkan hasil positif.

Urinalisis; dapat dilakukan untuk melihat kemungkinan terjadi komorbid ISK, namun tidak
dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis BV.

Pemeriksaan basil tahan asam; dilakukan pada kasus infeksi Mycobacterium, misalnya kasus TB
dan lepra (Morbus Hansen).

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Gangguan isi pikir yang dominan pada pasien adalah obsesi. Obsesi adalah suatu pikiran atau
ide yang berulang dan mengganggu, biasanya membutuhkan suatu kompulsi (perilaku berulang)
untuk “memuaskan” obsesi yang muncul. Obsesi umumnya bersifat ego-distonik, artinya
penderitanya akan merasa terganggu dengan adanya obsesi tersebut.

Jawaban Salah:
Kompulsi; Kompulsi merupakan perilaku berulang sebagai respons dari obsesi, biasanya
dilakukan untuk “memuaskan” obsesi yang muncul.

Preokupasi; Merupakan ide atau pikiran yang berfokus pada suatu topik/tema, biasanya tidak
sampai menyebabkan distress. Preokupasi yang timbul terus menerus dan mengakibatkan
distress dapat menjadi obsesi.

Waham; Suatu keyakinan yang salah dan tidak dapat dipatahkan, pada kasus tidak tergambar
kondisi ini.

Fobia; Ketakutan patologis yang persisten, irasional, dan berlebihan.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien pada kasus mengalami gangguan afektif bipolar episode kini depresi tanpa gejala
psikotik. Gangguan bipolar tergolong sebagai gangguan afektif (F3).

Gangguan afektif bipolar didefinisikan sebagai gangguan mood yang ditandai dengan adanya
episode mania/hipomania dan gangguan depresi.

Klasifikasi bipolar berdasarkan PPDGJ-III tergantung dari episode yang saat ini dialami pasien:
- Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomania
- Gangguan afektif bipolar, episode kini mania tanpa gejala psikotik
- Gangguan afektif bipolar, episode kini depresi sedang, dll.

Klasifikasi bipolar berdasarkan DSM-5:


- Bipolar tipe I: minimal 1 episode mania saja (baik ada maupun tidak riwayat depresi
sebelumnya)
- Bipolar tipe II: minimal 1 episode hipomania DAN 1 episode depresi

Terdapat banyak sekali kombinasi obat bipolar pada PNPK Psikiatri 2015, namun untuk
UKMPPD, prinsip utama tata laksana bipolar adalah sebagai berikut:
- Bipolar episode mania tanpa gejala psikotik: utamakan monoterapi mood stabilizer ATAU
antipsikotik atipikal
- Bipolar episode mania dengan gejala psikotik: utamakan kombinasi mood stabilizer DAN
antipsikotik atipikal
- Bipolar episode depresi:
1. Monoterapi mood stabilizer ATAU antipsikotik atipikal, atau
2. Kombinasi mood stabilizer ATAU antipsikotik atipikal DAN SSRI
3. HINDARI monoterapi antidepresan karena dapat memicu episode mania
Pilihan tata laksana yang tepat pada kasus ini adalah Divalproat.

Tabel pilihan obat mood stabilizer, antipsikotik, dan antidepresan


Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pada korban dengan kecurigaan mati tenggelam maka perlu ditentukan apakah memang benar
korban masih hidup sebelum tenggelam, atau sudah mati baru ditenggelamkan. Pemeriksaan
konfirmasi dalam kasus ini adalah pemeriksaan diatom dengan spesimen jaringan paru sebab
pada mayat belum ditemukan tanda pembusukkan. Apabila mayat sudah busuk maka spesimen
pemeriksaan diatom dapat diambil dari jaringan ginjal atau sumsum tulang.

Ilustrasi diatom
Jawaban Salah:
Elektrolit bilik jantung; pemeriksaan kadar elektrolit pada bilik jantung dapat digunakan untuk
melihat apakah korban meninggal dalam air tawar atau air laut.

Tes Florence; pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya cairan mani, digunakan dalam kasus
kejahatan seksual.

Tes Takayama; pemeriksaan untuk mengidentifikasi apakah bercak darah berasal dari manusia
atau bukan.

Tes apung paru; digunakan pada pemeriksaan jasad bayi untuk melihat bayi lahir mati atau
hidup.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien pada kasus ini kemungkinan besar mengalami komplikasi DM yang tidak terkontrol
berupa luka diabetes. Luka ini dapat terjadi akibat neuropati yang dialami oleh pasien DM.
Neuropati ini menyebabkan pasien memiliki gangguan sensorik sehingga kaki pasien sering
mengalami trauma yang dapat menyebabkan luka. Saat ini luka klasifikasi luka diabetes yang
dipakai secara umum adalah klasifikasi University of Texas yang dapat dilihat dari tabel berikut
ini:
Terapi luka diabetes sangat ekstensif dan memerlukan terapi yang berbeda pada stage yang
berbeda pula. Secara umum, kontrol gula darah dan antibiotik perlu diberikan pada kasus luka
diabetes. Tata laksana lokal berupa debridemen dan pembalutan. Terkadang pasien
membutuhkan skin graft untuk menutup luka. Luka diabetes yang terletak terutama pada telapak
kaki lebih sulit sembuh karena selalu tertekan. Oleh karena itu, terapi mechanical offloading
untuk mengurangi beban telapak kaki dapat membantu kesembuhan luka dan mencegah
rekurensi.

Beberapa strategi mechanical offloading dan indikasinya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Jawaban Salah:
Total casting contact; Pilihan ini dapat menjadi pilihan untuk mechanical offloading dengan
membuat gips untuk mendistribusikan tekanan yang dialami pada telapak kaki. Namun, terapi
gips menyebabkan luka tidak dapat sering diobservasi sehingga merupakan kontraindikasi pada
luka diabetes yang masih terinfeksi seperti pada kasus di atas.

Prosthesis; Prostesis merupakan alat yang bertujuan untuk menggantikan struktur anatomi yang
hilang, misalnya prostesis tungkai pada pasien yang telah menjalani operasi amputasi tungkai.
Pasien pada kasus ini belum memerlukan prostesis.

Orthosis; Orthosis merupakan alat yang bertujuan untuk stabilisasi dan support bagian tubuh
yang mengalami cedera/kelemahan. Pada luka di telapak kaki yang sudah sembuh, orthosis
dalam bentuk sol sepatu khusus dapat dimasukkan ke alas kaki pasien untuk mencegah
terjadinya rekurensi. Pada kasus ini ulkus pasien belum sembuh sehingga pilihan ini kurang
tepat.

Antidepresan; Pasien pada kasus ini tidak menunjukkan keluhan maupun manifestasi depresi
sehingga penggunaan obat ini kurang tepat.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami kehamilan mola atau sering disebut sebagai hamil anggur. Mola hidatidosa
merupakan penyakit trofoblastik gestasional di mana terjadi perubahan pada vili korionik akibat
proliferasi trofoblas. Mola dibagi menjadi 2 jenis, yaitu mola parsial dan mola komplit. Pada
kasus ini pasien mengalami mola komplit yang ditandai dengan TFU lebih besar dibandingkan
dengan usia kehamilan, lalu tidak terbentuk janin sama sekali dan munculnya gambaran
snowstorm pada USG. Sedangkan pada mola parsial biasanya masih didapatkan bagian tubuh
janin dan ukuran TFU sebanding dengan usia kehamilan.

Ilustrasi snowstorm appearance

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Sebuah alat diagnostik baru perlu diuji keakuratannya dengan dibandingkan dengan
pemeriksaan gold standard. Terdapat 2 ukuran akurasi sebuah tes diagnostik, yaitu sensitivitas
dan spesifisitas. Sensitivitas adalah kemampuan sebuah tes untuk mendeteksi apakah penyakit
betul ada, sedangkan spesifistas merupakan kemampuan sebuah tes untuk mengeksklusi
seseorang yang memang tidak memiliki penyakit tersebut. Pada alat dengan sensitivitas yang
sangat tinggi, hasil negatif akan sangat berguna untuk merule out suatu penyakit (SNOUT =
sensitivity untuk RULE OUT). Pada alat dengan spesifisitas yang sangat tinggi, hasil positif
sangat berguna untuk merule in suatu penyakit (SPIN = specificity untuk RULE IN). Pemeriksaan
sensitivitas dan spesifisitas dapat dipermudah dengan membuat tabel sebagai berikut:
Sehingga spesifisitas pada kasus ini adalah 60/(60+40) = 60/100

Jawaban Salah:
270/300; Pilihan ini merupakan sensitivitas; sensitivitas dapat dihitung dengan rumus A/(A+C)

270/310; Pilihan ini merupakan positive predictive value (PPV). PPV merupakan angka yang
menunjukkan kemungkinan seseorang yang benar-benar sakit akan memiliki hasil tes yang
positif. Rumus menghitung PPV adalah A/(A+B).

60/90; Pilihan ini merupakan negative predictive value (NPV). NPV merupakan angka yang
menunjukkan kemungkinan seseorang yang tidak sakit akan memiliki hasil tes negatif. Rumus
menghitung NPV adalah D/(C+D).

300/400; Pilihan ini merupakan prevalensi. Prevalensi menunjukkan jumlah angka orang sakit
dibandingkan dengan angka keseluruhan. Dalam tabel 2x2, prevalensi dapat dihitung dengan
rumus (A+C)/(A+B+C+D)
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien pada kasus mengalami fobia spesifik, yaitu fobia terhadap darah (hemophobia). Fobia
spesifik adalah ketakutan yang berlebihan dan tidak rasional terhadap suatu objek dan/atau
situasi tertentu. Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-5 adalah kondisi ini minimal terjadi selama 6
bulan dengan penderita hampir selalu menghindari objek dan/atau kondisi yang ditakutinya
tersebut.

Beberapa tema fobia spesifik beserta dengan diagnosis terseringnya:


1. Tema alam: petir (astrafobia), air (akuafobia), pohon (dendrofobia)
2. Tema medis: dokter gigi (dentofobia), jarum suntik (tripanofobia), darah (hemofobia), nyeri
(algofobia)
3. Tema hewan: anjing (cynofobia), ular (ophidiofobia), serangga (entomofobia), laba-laba
(araknofobia), kucing (ailurofobia)
4. Tema kondisi/situasi: ketinggian (akrofobia), tempat tertutup (klaustrofobia), mandi/mencuci
(ablutofobia), terbang (aerofobia).

Jawaban Salah:
Agorafobia dengan gangguan panik; Rasa cemas pada tempat/situasi yang sulit meloloskan diri
disertai gangguan panik dengan gejala seperti berkeringat berlebih, gemetar, merasa pusing,
berdebar, tercekik.

Gangguan stress pasca trauma; Manifestasi berupa gangguan psikologis (flashback, intrusive
thoughts, nightmares), dan gangguan perilaku (avoidance, hypervigilance, hyperarousal).
Manifestasi ini muncul setelah paparan terhadap trauma yang berat (mis. pemerkosaan, korban
perang, bencana alam).

Reaksi stress akut; Manifestasi berupa terpaku (dazed), depresi, cemas, marah, kecewa,
overaktif, penarikan diri, muncul setelah adanya stresor berat (mis. pemerkosaan, korban
perang, bencana alam).

Gangguan penyesuaian; Manifestasi berupa gejala depresi, cemas, atau campuran keduanya.
Umumnya terjadi akibat stres yang bersifat lebih ringan (mis. perubahan dalam hidup).
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien memiliki gejala infeksi saluran napas dengan desaturasi oksigen (SpO2 85%) dan
didapatkan infiltrat pada kedua lapang paru. Pasien juga memiliki riwayat bepergian ke daerah
zona merah COVID-19 10 hari lalu. Melalui data ini maka pasien telah memenuhi kriteria klinis
(demam >38°C) dan kriteria epidemiologis (bepergian ke zona merah), disertai gambaran
radiologis sugestif ke arah COVID-19, sehingga memenuhi definisi kasus probabel COVID-19.

Jawaban Salah:
Kontak erat; Merupakan orang yang memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probabel atau
konfirmasi COVID-19 tanpa gejala saat ini.

Suspek; Memiliki gejala ISPA berat atau asimtomatis namun hasil rapid antigen (+).

Terkonfirmasi; Orang dengan hasil RT-PCR positif atau kasus suspek atau probabel dengan
hasil rapid test antigen SARS-CoV-2 positif.

Gejala berat; Bukan merupakan definisi kasus, melainkan derajat keparahan pada pasien
konfirmasi COVID-19.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami gangguan preferensi seksual berupa frotteurisme. Gangguan preferensi


seksual adalah stimulus seksual yang menyimpang dari perilaku seksual normal, tetapi
dibutuhkan oleh beberapa orang untuk dapat terangsang dan akhirnya mancapai kepuasan
seksual (orgasme), gangguan ini juga dikenal sebagai parafilia.

Frotteurisme ditandai dengan tindakan menggesekkan kelamin ke lawan jenis yang berpakaian
utuh untuk memperoleh kepuasan seksual.

Jawaban Salah:
Voyeurisme; Preokupasi dengan mengamati/mengintip orang yang sedang telanjang atau
sedang melakukan hubungan intim.

Fetishisme; Fokus seksual adalah sebuah objek atau situasi yang berhubungan dekat dengan
tubuh manusia (mis. sepatu, sarung tangan, celana dalam, stoking, dll).

Masokisme; Masokisme ditandai dengan seseorang sebagai resipien yang merasa terangsang
dengan dihina, dipukul, diikat atau tindakan lain yang membuatnya menderita.

Sadisme; Rangsangan seksual dengan menyebabkan penderitaan fisik dan psikologis kepada
orang lain (pelaku).

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pada kasus ini dilema kaidah bioetik yang dihadapi oleh dokter adalah autonomi dan non-
maleficence. Apabila dokter mengikuti kaidah autonomi, maka dokter akan mengikuti permintaan
keluarga pasien untuk melakukan operasi sebab pasien dalam kondisi tidak kompeten untuk
mengambil keputusan untuk dirinya sendiri. Di sisi lain, dokter mengetahui bahwa melakukan
operasi justru akan memberikan risiko atau dampak buruk (harm) pada pasien sehingga bila
dokter menolak untuk melakukan operasi, maka dokter sedang melaksanakan kaidah non-
maleficence dan mengabaikan kaidah autonomi.

Jawaban Salah:
Autonomy; kaidah bioetik yang menekankan untuk menghargai pemikiran dan keputusan pasien.

Patient preference; bagian dari turunan kaidah bioetik yang mengutamakan pada keputusan
pasien.

Beneficence; kaidah bioetik yang menekankan melakukan perbuatan yang memberikan manfaat
bagi orang lain, misalkan memberi obat pereda nyeri, merawat luka pasien.

Justice; kaidah bioetik yang menekankan pada prinsip keadilan, misalnya memberikan perlakuan
yang sama antar pasien tanpa memandang status atau latar belakangnya.
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), ditandai dengan hambatan aliran
udara, bersifat progresif, dan berkaitan dengan respons inflamasi kronis paru terhadap
partikel/gas berbahaya (mis. paparan rokok).

Manifestasi klinis khas PPOK berupa batuk kronis produktif, wheezing, pursed lip breathing,
barrel chest, dan clubbing finger.

Pemeriksaan penunjang baku emas adalah spirometri dengan kriteria FEV1/FVC <70%. Namun
demikian, sebaiknya spirometri tidak dilakukan saat serangan akut.

Ilustrasi gambaran rontgen thoraks pada penderita PPOK


Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami abses peritonsilar (Quinsy), yaitu suatu abses (akumulasi pus) yang terbentuk
pada kelompok glandula saliva pada fossa tonsilaris yang disebut sebagai kelenjar Weber.
Etiologi tersering adalah Group A beta-hemolytic Streptococcus (GABHS).

Manifestasi khas berupa hot potato voice (suara bergumam, seperti sedang makan makanan
panas), nyeri menelan, halitosis, limfadenopati (terutama servikal dan submandibular),
pendorongan uvula atau tonsil ke sisi kontralateral, dan pembengkakan palatum mole, disertai
dengan fluktuasi.

Tata laksana dapat dengan insisi drainase untuk evakuasi pus.

Jawaban Salah:
Tonsilitis akut; Pada konteks UKMPPD, tonsilitis akut sering digambarkan sebagai suatu proses
infeksi akut dengan manifestasi pembesaran tonsil tanpa kripta yang melebar.

Tonsilitis kronis; Pada konteks UKMPPD, tonsilitis kronis umumnya disebabkan akibat tonsilitis
akut berulang dengan manifestasi khas berupa kripta yang melebar, dapat disertai detritus,
namun tanda peradangan tak seberat tonsilitis akut.

Abses parafaring; Merupakan infeksi bakteri yang membentuk abses pada leher bagian dalam
(ruang parafaring). Memiliki manifestasi menyerupai tonsilitis, namun lebih berpotensi fatal akibat
sumbatan jalan napas total.

Abses retrofaring; Merupakan infeksi bakteri yang awalnya menginfeksi KGB servikal dan
kemudian membentuk abses pada ruang retrofaring. Manifestasi berupa nyeri menelan disertai
pembesaran KGB servikal. Abses dapat menyebabkan sumbatan jalan napas total.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien pada kasus ini mengalami paralisis pada wajah sisi kiri disertai gangguan menutup
kelopak mata kiri (lagoftalmos). Gangguan motorik unilateral pada segmen wajah bagian atas
dan bawah menandakan adanya lesi LMN (perifer) pada nervus fascialis (N. VII) sehingga
diagnosis pada pasien ini adalah Bell's palsy. Hal ini juga sesuai dengan riwayat batuk pilek
yang dialami pasien, sebab kondisi Bell's palsy diduga berkaitan dengan infeksi virus.
Perbedaan lesi UMN (sentral) dan LMN (perifer) pada nervus fascialis dapat dilihat sebagai
berikut:

Jawaban Salah:
Paresis CN. VII sentral; Pasien seharusnya masih memiliki fungsi motoric pada segmen atas
wajah seperti mengernyitkan dahi (m. frontalis) dan menutup kelopak mata.

Paresis CN. XII perifer; Pada kasus ini yang mengalami paresis adalah N. VII yang berfungsi
untuk menggerakkan otot-otot wajah, sedangkan N. XII berfungsi untuk pergerakan lidah.

Paresis CN. VII dan XII perifer; Pada kasus ini yang mengalami paresis adalah N. VII yang
berfungsi untuk menggerakkan otot-otot wajah, sedangkan N. XII berfungsi untuk pergerakan
lidah.

Paresis CN. VII dan XII sentral; Pada kelainan N. VII sentral, pasien seharusnya masih memiliki
fungsi motoric pada segmen atas wajah seperti mengernyitkan dahi (m. frontalis) dan menutup
kelopak mata. N. XII tidak terlibat pada kasus ini.
Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease/PID), yaitu infeksi pada
traktus genitalia wanita bagian atas. Pada kasus ini, pasien merasakan nyeri pada perut bawah
disertai riwayat kuretase di Puskesmas (kemungkinan risiko tindakan kurang steril), sehingga
diagnosis yang lebih spesifik adalah endometritis.

Rawat inap terutama diindikasikan pada pasien dengan:


1. Indikasi bedah darurat (mis. apendisitis atau KET)
2. Curiga abses pada rongga panggul
3. Kemungkinan terjadi perburukan bila rawat jalan
4. Pasien tidak mau atau tidak menaati regimen rawat jalan
5. Pasien hamil
6. Kegagalan pengobatan saat rawat jalan

Baik rawat jalan maupun rawat inap, prinsip tata laksana utama PID adalah pemberian antibiotik
untuk gonore DITAMBAH antibiotik untuk klamidosis DITAMBAH antibiotik untuk bakter anaerob.

Tabel regimen tata laksana PID rawat jalan


Jawaban Salah:
Rawat jalan, edukasi bahwa kondisi akan membaik dengan sendirinya; Kondisi pasien saat ini
masih memungkinkan untuk rawat jalan, namun prinsip tata laksana utama pada kasus PID
adalah pemberian antibiotik. Penundaan pemberian antibiotik berisiko menyebabkan perluasan
fokus infeksi dan berpotensi menyebabkan peritonitis.

Rawat jalan, berikan analgesik dan kortikosteroid; Kondisi pasien saat ini masih memungkinkan
untuk rawat jalan, namun prinsip tata laksana utama pada kasus PID adalah pemberian
antibiotik. Penundaan pemberian antibiotik berisiko menyebabkan perluasan fokus infeksi dan
berpotensi menyebabkan peritonitis.

Rawat inap, lakukan laparoskopi; Kondisi pasien saat ini masih memungkinkan untuk dilakukan
rawat jalan, selain itu tindakan bedah utamanya diindikasikan pada kasus PID yang sudah
berlanjut menjadi peritonitis, ditandai dengan adanya defans muskular (+).

Rawat inap, lakukan laparotomi; Kondisi pasien saat ini masih memungkinkan untuk dilakukan
rawat jalan, selain itu tindakan bedah utamanya diindikasikan pada kasus PID yang sudah
berlanjut menjadi peritonitis, ditandai dengan adanya defans muskular (+).
Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Manifestasi pada pasien berupa nyeri pada lutut disertai sulit berjalan dan terdapat pergerakan
yang terbatas (rasa lutut bagian dalam seperti terkunci) mengarahkan diagnosis ke arah curiga
cedera meniskus medial. Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada kasus kecurigaan cedera
meniskus adalah medial McMurray test.

Cedera meniskus:
- Cedera meniskus medial: nyeri dan pergerakan terbatas terutama di lutut bagian dalam.
Pemeriksaan dengan medial McMurray test, dengan langkah rotasi EKSTERNAL tibia,
dilanjutkan VALGUS stress test, dilanjutkan EKSTENSI lutut. Pemeriksaan positif bila terdapat
rasa nyeri.
- Cedera meniskus lateral: nyeri dan pergerakan terbatas terutama di lutut bagian luar.
Pemeriksaan dengan lateral McMurray test, dengan langkah rotasi INTERNAL tibia, dilanjutkan
VARYS stress test, dilanjutkan EKSTENSI lutut. Pemeriksaan positif bila terdapat rasa nyeri.

Ilustrasi medial vs lateral McMurray test

Jawaban Salah:
Posterior sag sign; Tidak tepat, umumnya dilakukan untuk evaluasi kemungkinan cedera
posterior cruciate ligament (PCL).

Lachman test; Tidak tepat, umumnya dilakukan untuk evaluasi kemungkinan cedera anterior
cruciate ligament (ACL).
Lateral McMurray test; Pada soal, pasien lebih dicurigai mengalami cedera meniskus medial
karena nyeri dominan pada daerah lutut bagian dalam, sehingga lebih tepat dilakukan medial
McMurray test.

Valgus stress test; Tidak tepat, umumnya dilakukan untuk evaluasi kemungkinan cedera medial
cruciate ligament (MCL).

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami katarak Morgagni, yaitu salah satu variasi dari katarak senilishipermatur yang
ditandai dengan melelehnya korteks lensa dan inti (nucleus) lensa “terjatuh” ke bagian bawah
kapsul lensa.

Katarak ditandai dengan adanya kekeruhan pada lensa mata. Keadaan ini paling sering terjadi
akibat usia tua, namun dapat juga disebabkan akibat trauma okuli, gangguan metabolik, maupun
infeksi kongenital. Kekeruhan ini menyebabkan distorsi cahaya sehingga pasien sering
mengeluhkan silau. Katarak merupakan keadaan yang biasanya terjadi secara berangsur-angsur
(kecuali katarak traumatika) dan dapat divisualisasi dengan slit-lamp. Pembedahan dilakukan
pada pasien dengan gangguan penglihatan yang signifikan dimana lensa mata pasien digantikan
dengan lensa mata artifisial.

Tabel pembagian derajat katarak senilis


awaban Salah:
Katarak insipiens; Pada katarak insipiens, penurunan visus bersifat ringan. Pada kasus
penurunan visus terjadi cukup berat dan tampak likuefaksi korteks lensa, sehingga diagnosis
yang paling tepat adalah katarak Morgagni.

Katarak imatur; Pada kasus tampak likuefaksi korteks lensa, sehingga diagnosis yang paling
tepat adalah katarak Morgagni.

Katarak matur; Pada kasus tampak likuefaksi korteks lensa, sehingga diagnosis yang paling
tepat adalah katarak Morgagni.

Katarak traumatika; Katarak traumatika terjadi akibat trauma langsung pada mata, ditandai
dengan lensa berbentuk bintang (stellata).

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami xeroftalmia, ditandai dengan adanya kekeringan pada konjungtiva dan
kornea, namun struktur konjungtiva dan kornea tampak masih dalam batas normal (konjungtiva
tanpa injeksi dan kornea masih jernih). Tes fluorescein negatif juga menunjukkan bahwa belum
terbentuk ulkus pada kornea. Derajat xeroftalmia pada kasus ini adalah xeroftalmia X2, dimana
telah terjadi xerosis kornea.

Pada kasus, pasien menunjukkan gejala rabun senja. Rabun senja pada xeroftalmia karena
gangguan pada sel batang di retina akibat defisiensi vitamin A. Sehingga, pada kasus ini struktur
yang terbukti mengalami kelainan adalah retina.

Tabel grading xeroftalmia berdasarkan WHO

[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami otitis eksterna difusa, ditandai dengan edema dan hiperemis pada 2/3 liang
telinga bagian dalam sehingga membran timpani sulit divisualisasi. Etiologi tersering adalah
Pseudomonas sp. Manifestasi klinis dapat ditemukan nyeri tekan tragus dan liang telinga yang
menyempit.

Tata laksana terbaik adalah dengan pemberian tampon antibiotik untuk mengatasi infeksi.
Jawaban Salah:
Tetes telinga H2O2; Dapat digunakan pada kasus OMA yang telah mengalami perforasi untuk
cuci telinga.

Tetes telinga karbogliserin; Dapat digunakan pada kasus serumen prop untuk melunakkan
serumen.

Dekongestan oral; Dapat digunakan pada kasus OMA stadium oklusi.

Kortikosteroid oral; Penggunaannya luas, namun bukan merupakan indikasi pada kasus ini.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami otitis media supuratif kronis (OMSK) tipe benigna. Diagnosis OMSK
ditegakkan bila proses infeksi telah berlangsung >2 bulan lamanya. OMSK dibagi menjadi tipe
aman (benigna) dan tipe bahaya (maligna) berdasarkan ditemukan atau tidaknya kolesteatoma.

Umumnya, perforasi membran pada pars tensa (sentral membran) cenderung berkembang
menjadi OMSK tipe benigna. Sedangkan, perforas pada pars flaccida (area marginal dan atik)
cenderung berkembang menjadi OMSK tipe maligna.

Tata laksana pembedahan yang dapat dilakukan adalah mastoidektomi:


- Mastoidektomi sederhana dilakukan pada OMSK tipe aman
- Mastoidektomi radikal dilakukan pada OMSK tipe bahaya.

Jawaban Salah:
Mastoidektomi radikal; Dilakukan pada OMSK tipe bahaya. Kasus ini tergolong OMSK tipe
aman.

Miringoplasti; Dapat dilakukan setelah infeksi akut teratasi.

Timpanoplasti; Dapat dilakukan setelah infeksi akut teratasi. Timpanoplasti umumnya dilakukan
bila terdapat kerusakan tulang pendengaran.

Pemasangan pipa Grommet; Umumnya dilakukan pada kasus OME.


Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami rhinitis alergi, yaitu suatu kondisi yang diperantarai IgE dengan manifestasi
utama berupa bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar
allergen. Rhinitis alergi termasuk dalam reaksi hipersensitivitas tipe I. Manifestasi klinis khasnya
mukosa livid dan hipertrofi, allergic shiner (bayangan gelap di bawah mata), allergic salute
(menggosok hidung dengan telapak tangan karena gatal), dan allergic crease (garis melintang
pada dorsum nasi akibat sering menggosok hidung). Pemeriksaan penunjang akan ditemukan
eosinofilia dan uji cukit kulit (+). Salah satu komplikasi yang dapat ditimbulkan adalah timbulnya
polip nasi.

Jawaban Salah:
Rhinitis vasomotor; Manifestasi khas berupa hidung tersumbat bergantian yang dicetuskan oleh
bau-bauan tertentu (mis. parfum, makanan).

Rhinitis medikamentosa; Rhinitis yang terjadi akibat penggunaan dekongestan topikal lebih dari
1 minggu.

Rhinosinusitis; Pada rhinosinusitis umumnya ditemukan sekret hidung mukopurulen berwarna


kuning kehijauan.

Rhinitis atrofi; Rhinitis atrofi ditandai dengan atrofi progresif mukosa dan konka hidung. Paling
sering akibat infeksi oleh Klebsiella ozaena.
Secara umum, epistaksis dapat dibagi menjadi 2 jenis:
1. Epistaksis anterior: diakibatkan perdarahan pada pleksus Kiesselbach (tersering melibatkan
arteri etmoidalis anterior). Selain itu dapat juga melibatkan arteri labialis superior dan arteri
palatina mayor.
2. Epistaksis posterior: diakibatkan perdarahan pada pleksus Woodruff (tersering melibatkan
arteri sfenopalatina). Selain itu dapat juga melibatkan arteri etmoidalis posterior.

. Tata laksana epistaksis posterior dengan pemasangan tampon Bellocq selama 48-72 jam.
Pasien dianjurkan rawat inap selama pemasangan tampon karena risiko hipoksia.

Jawaban Salah:
Arteri labialis superior; Sumber perdarahan pada epistaksis anterior.

Arteri palatina mayor; Sumber perdarahan pada epistaksis anterior.

Pleksus Kiesselbach; Sumber perdarahan pada epistaksis anterior.

Little's area; Nama lain dari pleksus Kiesselbach, sumber perdarahan pada epistaksis anterior.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien mengalami noise-induced hearing loss (NIHL) yang merupakan tuli sensorineural akibat
paparan bising yang keras dalam jangka waktu lama. Tuli sensorineural pada NIHL biasanya
bersifat bilateral, sehingga hasil pemeriksaan garpu tala yang sesuai adalah Rinne +/+,
Weber tidak ada lateralisasi, dan Schwabach memendek dibandingkan pemeriksa.

Jawaban Salah:
Rinne negatif; Rinne negatif pada tuli konduktif, sedangkan NIHL seperti pada kasus adalah tuli
sensorineural dengan hasil Rinne positif.

Weber lateralisasi ke kanan; Weber pada tuli sensorineural bilateral tidak terdapat lateralisasi
sehingga jawaban ini tidak tepat.

Schwabach sama dengan pemeriksa; Ini merupakan hasil pemeriksaan normal, sedangkan pada
kasus terdapat tuli sensorineural sehingga pemeriksaan Schwabach akan memendek
dibandingkan pemeriksa.

Weber lateralisasi ke kiri; Weber pada tuli sensorineural bilateral tidak terdapat lateralisasi
sehingga jawaban ini tidak tepat.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami gangguan skizoafektif tipe mania. Gangguan skizoafektif merupakan suatu
gangguan psikiatri yang ditandai dengan adanya gejala definitif skizofrenia (gejala psikotik) dan
gejala definitif gangguan afektif (depresi atau mania).

Gejala psikotik umumnya muncul terlebih dahulu, baru diikuti oleh gejala gangguan afektif.
Setelah itu keduanya menetap, sama dominannya, dan berlangsung bersamaan.

Pada kasus ini, tampak gejala psikotik pasien berawal sekitar 2 bulan yang lalu, diikuti dengan
adanya gejala mania yang menyusul sekitar 3 hari yang lalu. Kedua gejala ini muncul dan
menetap bersamaan, sehingga diagnosis yang tepat adalah gangguan skizoafektif tipe mania.

Jawaban Salah:
Episode mania dengan gejala psikotik; Diagnosis episode mania dengan gejala psikotik berarti
mania lebih menonjol dan muncul mendahului gejala psikotiknya. Pada kasus ini gejala psikotik
mendahului gejala afektifnya dan menetap bersamaan dengan gejala afektif mania yang sama-
sama menonjol.

Gangguan afektif bipolar episode kini mania dengan gejala psikotik; Pada gangguan bipolar
harus terdapat riwayat depresi. Pada kasus ini gejala psikotik mendahului gejala afektif dan
menetap bersamaan dengan gejala mania yang sama-sama menonjol.

Gangguan afektif bipolar episode kini hipomania dengan gejala psikotik; Gejala mania yang
terdapat pada pasien sudah menyebabkan disfungsi sosial dan kehidupan sehari-hari, sehingga
tidak lagi tepat dikategorikan sebagai hipomania. Selain itu, diagnosis bipolar berdasarkan
PPDGJ-III membutuhkan setidaknya 1 episode depresi.

Gangguan waham menetap; Tidak tepat, pada gangguan waham menetap umumnya hanya
waham yang menonjol, tanpa disertai gejala afektif seperti pada kasus ini.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien dicurigai mengalami intoksikasi-overdosis Benzodiazepine (paling mungkin akibat


konsumsi Alprazolam yang dimilikinya). Manifestasi intoksikasi-overdosis Benzodiazepine
berupa penurunan kesadaran tanpa perubahan tanda vital yang bermakna (coma with normal
vitals).

Antidotum yang dapat diberikan pada kondisi gawat darurat seperti pada kasus ini adalah
Flumazenil.

Jawaban Salah:
Nalokson; Merupakan antidotum intoksikasi opioid.

Metadon; Merupakan tata laksana ketergantungan opioid

Risperidon; Dapat diberikan pada kasus intoksikasi stimulant.

Chlordiazepoxide; Dapat diberikan pada kasus intoksikasi dan putus zat alcohol.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien pada kasus ini mengalami vaginismus non-organik. Berdasarkan PPDGJ-III, vaginismus
non-organik adalah spasme otot-otot vagina sehingga penetrasi menjadi sulit atau nyeri.
Berdasarkan DSM-5, istilah vaginismus sudah tidak lagi digunakan dan vaginismus digolongkan
menjadi genito-pelvic pain/penetration disorder.

Kriteria diagnosis yaitu:


1. Keluhan menetap >6 bulan dan terjadi pada >75% aktivitas seksual
2. Terdapat kontraksi otot-otot vagina
3. Terdapat rasa nyeri/panas setelah penetrasi
4. Menyebabkan fobia akan nyeri sehingga kehilangan minat seksual

Tata laksana dengan SSRI (mis. fluoksetin, sertralin, dll.).

Jawaban Salah:
Disfungsi orgasme; Orgasme tidak dapat terjadi atau terjadi sangat terlambat.

Dispareunia non-organik; Keadaan nyeri pada saat berhubungan seksual, dapat terjadi pada pria
maupun wanita. Diagnosis ini dibuat hanya bila tidak ada kelainan seksual primer lainnya seperti
vaginismus atau kegagalan lubrikasi.

Gangguan aversi seksual; Gangguan aversi atau penolakan seksual akibat adanya perasaan
negatif terhadap interaksi seksual.

Frigiditas; Sebuah kondisi dimana seseorang menjadi kurang peka terhadap rangsangan
seksual (arousal) meskipun rangsangan sudah adekuat.
Jawaban Salah:
Gangguan kepribadian skizotipal; Memiliki pola perilaku magis dan percaya takhayul, dapat
disertai ide-ide rujukan (merasa segala sesuatu yang terjadi adalah pertanda untuk dirinya).

Gangguan kepribadian skizoid; Suka menyendiri, tidak membutuhkan hubungan sosial, afek
dingin. Berbeda dengan gangguan kepribadian cemas menghindar, pada gangguan kepribadian
skizoid, penderitanya tidak peduli terhadap kritik/penolakan dan murni senang menyendiri.

Gangguan kepribadian ambang; Hubungan interpersonal tidak stabil dan impulsif, sering
mengancam bunuh diri atau melukai diri sendiri agar tidak ditinggalkan.

Gangguan kepribadian narsisistik; Merasa dirinya sangat penting, spesial, dan butuh pujian atau
perlakuan khusus. Iri terhadap keberhasilan orang lain dan cenderung sombong serta tidak
dapat berempati.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien pada kasus dicurigai mengalami gejala hipertiroidisme (tirotoksikosis), berupa dada
berdebar, mudah lelah, panas, telapak tangan berkeringat dan bergetar. Berdasarkan PPK
PAPDI, untuk kasus kecurigaan hipertiroidisme pemeriksaan awal yang tepat dilakukan adalah
TSH dan fT4.

Pada kasus ini telah didapatkan kadar TSH yang meningkat, namun tetap harus disertai dengan
pemeriksaan fT4 untuk memastikan kondisi hipertiroidisme.

Jawaban Salah:
T3; T3, sama hal nya seperti T4, terikat protein di dalam tubuh sehingga kurang representatif.

fT3; Pemeriksaan T3 bebas diindikasikan bila TSH rendah namun fT4 normal.

T4; T4, sama hal nya seperti T3, terikat protein di dalam tubuh sehingga kurang representatif.

TRAbs; Antibodi anti reseptor TSH dapat ditemukan pada kasus Graves' disease. Dapat
dilakukan bila terdapat kecurigaan ke arah Graves' disease dan TSH serta fT4 telah diperiksa.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami pankreatitis akut yang ditandai dengan nyeri ulu hati yang
menjalar hingga ke punggung. Pankreatitis akut paling sering disebabkan oleh karena adanya
batu empedu yang menyumbat duktus pankreas atau adanya riwayat alkoholisme. Pada
pankreatitis akut, kerusakan sel asinar yang terjadi menyebabkan keluarnya enzim proteolitik
yang merusak struktur pankreas. Mekanisme ini disebut dengan autodigesti. Bila autodigesti ini
juga merusak sel beta pankreas, dapat terjadi defisiensi insulin yang dapat berujung pada
diabetes mellitus. DM yang disebabkan oleh karena penyakit lain disebut dengan diabetes
sekunder. Pada pilihan kasus ini tidak ada pilihan diabetes sekunder sehingga pilihan yang
paling tepat adalah diabetes lainnya.

Jawaban Salah:
DM tipe 1; Pada DM tipe 1, terjadi kerusakan sel beta pankreas yang disebabkan oleh proses
autoimun. Pada kasus ini kerusakan disebabkan oleh pankreatitis akut sehingga pilihan ini
kurang tepat.

DM tipe 2; Pada diabetes mellitus tipe 2, kenaikan gula darah disebabkan oleh adanya resistensi
insulin perifer. Pasien pada kasus ini mengalami kenaikan gula darah akibat kerusakan sel beta
pankreas oleh karena pankreatitis akut sehingga pilihan ini kurang tepat.
Prediabetes; Prediabetes ditandai dengan gula darah puasa 100-125 mg/dL atau gula darah 2
jam PP 140-199 mg/dL. Pasien pada kasus ini hanya menjalani pemeriksaan gula darah
sewaktu sehingga diagnosis prediabetes tidak dapat ditegakkan.

Diabetes insipidus; Diabetes insipidus ditandai dengan adanya poliuria dan ketidakmampuan
dalam memekatkan urin. Keadaan ini tidak berhubungan dengan pankreatitis sehingga pilihan ini
kurang tepat.

awaban Salah:
Penggunaan steroid oral; Pada kasus ini tidak tampak adanya riwayat penggunaan steroid oral.
Selain itu, bila pasien tetap menggunakan steroid oral saat diperiksa dengan uji deksametason,
maka kortisol pasien akan tetap tinggi.

Tumor paru pemroduksi ACTH; Small cell lung cancer dapat mensekresi ACTH sehingga pasien
akan menghasilkan kortisol yang tinggi. Namun, tumor paru tidak akan merespon dengan uji
deksametason sehingga pasien akan tetap memiliki kortisol yang tinggi.

Kesalahan lab; Pada kasus ini nilai lab yang ada dapat menjelaskan patologi dari pasien
sehingga pilihan ini kurang tepat.

Tumor adrenal; Tumor adrenal dapat menghasilkan kortisol dengan sendirinya dan akan
menyebabkan supresi dari ACTH.Pada kasus ini ACTH dalam batas normal sehingga bukan
merupakan pilihan yang teapt.

[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien pada kasus ini kemungkinan mengalami diabetes melitus tipe I mengingat riwayat
keluarga dengan keluhan serupa. Terapi DM tipe I adalah dengan menggunakan insulin, bukan
obat hipoglikemia oral (OHO). Regimen pemberian insulin dapat diberikan secara basal-bolus
atau secara split-mix. Regimen yang lebih direkomendasikan pada anak dan remaja adalah
basal bolus, dimana insulin kerja cepat/pendek diberikan sebelum makan utama, dan insulin
basal yang diberikan sekali sehari (pagi/malam hari).

Jawaban Salah:
Metformin; Metformin bekerja dengan meningkatkan sensitivitas reseptor insulin pada sel target.
Obat ini merupakan pilihan lini pertama bagi penderita DM Tipe II. Pasien pada kasus ini
menderita DM Tipe I sehingga tidak dapat diterapi dengan OHO.

Sulfonilurea; Sulfonilurea bekerja dengan meningkatkan sekresi insulin dari sel beta pankreas.
Obat ini seringkali menyebabkan efek samping hipoglikemia. Pasien pada kasus ini menderita
DM tipe I sehingga tidak dapat diterapi dengan OHO.

SGLT2 inhibitor; SGLT2 terdapat pada tubulus nefron dan berfungsi untuk mereabsorbsi
glukosa. Inhibitor SGLT2 berfungsi untuk menghambat kotransporter ini sehingga ekskresi gula
melalui urin meningkat. Obat OHO tidak diperlukan pada DM Tipe I.

Acarbose; Akarbose merupakan inhibitor kompetitif enzim amilase dan alfa-glukosidase. Obat ini
berfungsi untuk memperlambat hidrolisis karbohidrat kompleks menjadi glukosa sehingga
mengambat absorbsi glukosa ke plasma. Obat OHO tidak diperlukan pada DM Tipe I.
Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami malaria, ditandai dengan adanya demam disertai menggigil yang hilang-
timbul disertai riwayat bepergian ke daerah endemis malaria (Indonesia Timur). Pada
pemeriksaan penunjang apusan darah tepi ditemukan ukuran eritrosit yang membesar disertai
inti tak beraturan (merozoite) sebanyak 15-18 buah yang merujuk pada infeksi Plasmodium
vivax, sehingga diagnosis yang lebih spesifik pada pasien ini adalah malaria tertiana.

Pada malaria tertiana (infeksi oleh P. vivax atau P. ovale), terdapat fase hipnozoit dimana
Plasmodium dapat “bersembunyi” dan berpotensi menyebabkan kekambuhan, sehingga
pemberian Primakuin pada malaria tertiana diberikan selama 14 hari.

Tabel diagnosis banding malaria

Tabel pilihan tata laksana malaria


Jawaban Salah:
Klorokuin PO 3 hari; Tidak tepat, sebagai profilaksis pun, klorokuin diberikan 1-2 minggu
sebelum paparan dan sampai 4 minggu setelah kembali dari daerah berisiko.

Meflokuin PO 3 hari; Tidak tepat, sebagai profilaksis pun, klorokuin diberikan 2 minggu sebelum
paparan dan sampai 4 minggu setelah kembali dari daerah berisiko. Merupakan profilaksis
terpilih untuk ibu hamil.

ACT 3 hari; Merupakan regimen tata laksana pada malaria kuartana dan pada ibu hamil.

ACT 3 hari + Primakuin dosis tinggal; Merupakan regimen tata laksana pada malaria tropica.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami limfoma Hodgkin. Limfoma Hodgkin umumnya dimulai dengan keterlibatan
KGB servikal dan axilla, kemudian menyebar ke KGB sekitar. Salah satu manifestasi khas
adalah demam Pel-Ebstein, yaitu demam tinggi 1-2 minggu, diikuti periode afebris selama 1-2
minggu, kemudian kembali demam.

Diagnosis banding tersering adalah limfoma non-Hodgkin. Limfoma non-Hodgkin umumnya


dimulai dengan keterlibatan KGB intraabdomen dengan penyebaran yang lebih acak (tidak harus
menyebar ke sekitarnya).

Maka dari itu, gambaran yang paling mungkin ditemukan pada massa leher pasien adalah Reed-
Sternberg cells.

Ilustrasi Reed-Sternberg cells


Jawaban Salah:
Smudge cells; Merupakan gambaran yang ditemukan pada leukemia limfositik kronis (CLL).

Auer rods; Merupakan gambaran yang ditemukan pada leukemia mielositik akut (AML).

Starry sky appearance; Merupakan gambaran yang ditemukan pada limfoma Burkitt, salah satu
subtipe dari limfoma non-Hodgkin.

Inflamasi granulomatosa dengan nekrosis perkijuan; Merupakan gambaran yang ditemukan


pada limfadenopati TB.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien dicurigai mengalami systemic lupus erythematosus (SLE), suatu penyakit autoimun
multisistem kronis yang ditandai dengan terbentuknya berbagai antibodi, antara lain ANA (anti-
nuclear antibody), anti-dsDNA, dan anti-Sm (Smith).

Manifestasi klinis SLE sangat luas dan dapat disingkat dengan mnemonic DOPAMINE RASH
(lihat tabel di bawah). Pada kasus ini pasien Nampak memiliki beberapa manifestasi SLE,
ditunjang dengan ditemukannya antibodi anti-nuclear (ANA) yang positif maka pasien dicurigai
kuat mengalami SLE.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan diagnosis SLE adalah kriteria American College of
Rheumatology (ACR). Terdapat pula beberapa kriteria untuk menentukan aktif atau tidaknya
penyakit SLE, dimana salah satu yang paling luas digunakan adalah skoring MEX-SLEDAI.

Tabel mnemonic DOPAMINE RASH


Jawaban Salah:
Kriteria MEX-SLEDAI; Digunakan untuk menentukan aktif atau tidaknya perjalanan SLE.

Kriteria Jones; Digunakan untuk diagnosis demam rematik akut.

Kriteria Sokolov-Lyon; Digunakan untuk diagnosis LVH berdasarkan gambaran EKG.

Kriteria Duke; Digunakan untuk diagnosis endocarditis infektif.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami leptospirosis, ditandai dengan demam disertai nyeri pada otot gastrocnemius
(betis belakang) dan riwayat terekspos air, tanah, atau lumpur yang berpotensi tercemar urin
hewan vektor (mis. tikus). Faktor risiko paling sering pada kasus leptospirosis adalah riwayat
membersihkan selokan dan pekerjaan terutama petani atau peternak. Pemeriksaan penunjang
dapat menggunakan beberapa modalitas, misalnya kultur (darah atau urin), mikroskopi lapang
gelap, dan microscopic agglutination test (MAT). Pemeriksaan baku emas adalah MAT.

Tata laksana definitif adalah pemberian antibiotik, yaitu Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari.
Jawaban Salah:
Biopsi otot; Bukan merupakan pemeriksaan penunjang pada kasus leptospirosis.

Mikroskop lapang gelap; Merupakan salah satu modalitas yang dapat digunakan, namun bukan
baku emas.

Western blot; Dapat digunakan untuk diagnosis HIV, namun sudah mulai jarang digunakan.

CT-scan kepala dengan kontras; Umumnya digunakan untuk kasus tumor intrakranial.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami urtikaria, yaitu reaksi vaskular pada kulit yang ditandai dengan adanya edema
setempat yang cepat timbul dan hilang perlahan, berwarna pucat/kemerahan, umumnya
dikelilingi oleh halo kemerahan (flare). Urtikaria sering kali terjadi sebagai respons terhadap
reaksi alergi. Gejala yang muncul berupa rasa gatal hebat yang disertai rasa panas/terbakar
pada kulit.

Tata laksana topikal terpilih yaitu becak kocok yang dibubuhi antipruritus atau menthol,
sedangkan tata laksana sistemik yang umum digunakan adalah antihistamin, misalnya cetirizine
atau loratadine.

Jawaban Salah:
Cetirizine 1x10 mg + krim hidrokortison 2,5%; Tata laksana topikal kurang tepat, seharusnya
bedak kocok yang mengandung menthol.

Loratadine 2x10 mg + salep klobetasol propionate 0,05%; Tata laksana topikal kurang tepat,
seharusnya bedak kocok yang mengandung menthol.

Metilprednisolon 3x4 mg + krim hidrokortison 2,5%; Tata laksana sistemik yang dianjurkan
adalah golongan antihistamin dan tata laksana topikal yaitu bedak kocok menthol.
Injeksi epinefrin 0,3 mL IM + krim hidrokortison 2,5%; Tata laksana sistemik yang dianjurkan
adalah golongan antihistamin dan tata laksana topikal yaitu bedak kocok menthol. Injeksi
epinefrin dapat diberikan apabila terdapat kegawatdaruratan, misalnya sesak napas akut.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami neurodermatitis sirkumskripta, yang dikenal juga dengan istilah liken simpleks
kronikus (LSK), merupakan suatu peradangan kulit kronis yang sangat gatal berupa penebalan
kulit dan likenifikasi berbentuk sirkumskrip akibat garukan berulang. Kondisi ini diperberat oleh
stress psikis dan umumnya terjadi pada dewasa >40 tahun. Prinsip tata laksana utama adalah
menghambat siklus gatal-garuk, karena bila tetap digaruk, lesi tidak akan sembuh. Tata laksana
simtomatis yang dapat diberikan misalnya emolien, kortikosteroid, dan antihistamin, dengan
tujuan untuk membantu mengurangi rasa gatal.

Jawaban Salah:
Liken planus; Merupakan suatu penyakit inflamasi kronis yang mengenai kulit, membran
mukosa, kuku dan rambut. Manifestasi khas yaitu 4P: Papul Poligonal datar berwarna keunguan
(Purple), disertai Pruritus. Dapat ditemukan umbilikasi pada lesi yang dikenal dengan sebutan
Wickham's striae.

Psoriasis vulgaris; Merupakan jenis tersering dari psoriasis, dengan predileksi lesi pada sendi
fleksor (mis. siku, lutut). Dapat ditemukan fenomena tetesan lilin, fenomena Koebner, dan
Auspitz sign.

Dermatitis numularis; Merupakan inflamasi kulit kronis berupa papulovesikel yang berkonfluens
membentuk gambaran plakat berbentuk seperti koin.

Veruka vulgaris; Dikenal juga dengan istilah kutil, merupakan papul padat verukosa yang terjadi
akibat infeksi Human papilloma virus tipe 1, 2, atau 4.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien pada kasus ini mengalami kondiloma akuminata atau yang disebut juga dengan kutil
kelamin (genital warts). Etiologi dari kutil kelamin adalah HPV non-onkogenik, yaitu HPV serotipe
6 dan 11. Kondiloma akuminata memiliki gambaran khas berupa massa dengan bentuk seperti
kembang kol dengan predileksi tersering (~90%) pada area vulvovaginal.

Kondiloma akuminata vulvovaginal

Jawaban Salah:
HPV 16; merupakan HPV onkogenik atau penyebab dari keganasan serviks.
Candida albicans; penyebab dari kandidosis vulvovaginal yang ditandai dengan pruritus vulva
dan keputihan seperti keju (cottage cheese).

Treponema pallidum; dapat menyebabkan kondiloma lata yaitu salah satu manifestasi sifilis
sekunder yang ditandai dengan munculnya papul hingga plakat berwarna keabuan pada daerah
yang lembab seperti tepi mulut dan genital. Pada kasus ini tidak didapatkan adanya riwayat sifilis
primer.

HSV-2; penyebab herpes simpleks genitalis yang ditandai dengan gambaran vesikel
berkelompok dengan dasar eritema dan nyeri.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien mengalami luka bakar derajat IIA yang ditandai dengan bula dengan dasar eritema
disertai nyeri. Berikut klasifikasi sederhana derajat luka bakar:
- Derajat I; superficial burn (hanya eritema dengan nyeri)
- Derajat IIA; superficial partial-thickness burn (terdapat bula dengan dasar eritem)
- Derajat IIB; deep partial-thickness burn (bula yang umumnya sudah pecah dengan dasar pucat)
- Derajat III; full thickness burn (warna kulit putih-abu sampai hitam).

Jawaban Salah:
Derajat I; ditandai dengan eritema dan nyeri.

Derajat IIB; ditandai dengan bula dengan dasar pucat dan nyeri.

Derajat III; ditandai dengan warna kulit putih keabuan atau hitam.

Tidak dapat diklasifikasikan; setiap jenis luka bakar harus diklasifikasikan untuk keperluan tata
laksana dan prognosis.
xplanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien pada kasus ini kemungkinan mengalami Waardenburg syndrome, yaitu suatu kelainan
kongenital akibat mutasi gen. Kriteria diagnosis Waardenburg syndrome adalah (2 mayor atau 1
mayor + 2 minor):

Kriteria Mayor
1. Tuli sensorineural tanpa ada penyebab lain
2. Abnormalitas pigmen iris: iris kedua mata berbeda, iris bicolor, atau iris berwarna biru safir
3. Hipopigmentasi rambut yang tampak sejak lahir, atau usia kapanpun
4. Dystopia canthorum: pergeseran lateral kantus medial
5. Terdapat kerabat tingkat pertama yang didiagnosis dengan Waardenburg syndrome

Kriteria Minor
1. Leukoderma kongenital
2. Synophrys
3. Pangkal hidung lebar
4. Hipoplasia alae nasi
5. Rambut menjadi keabuan sebelum usia 30 tahun

Jawaban Salah:
Chediak-Higashi syndrome; albinisme okulokutaneus disertai infeksi pyogenic berulang.

Piebaldism Hermansky-Pudlak syndrome; albinisme okulokutaneus disertai gangguan


perdarahan, fibrosis paru, dan colitis granulomatosa.

Albinisme okulokutaneus; salah satu jenis albinisme yang paling umum, ditandai dengan
gangguan pada mata (hipopigmentasi iris, fotofobia, nystagmus), hipopigmentasi rambut, dan
kulit seluruh tubuh.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien mengalami ulkus molle (chancroid), ditandai dengan ulkus pada penis dengan tepi
irregular, dasar kotor (terdapat pus), dan nyeri. Kondisi ini sering kali disertai dengan
limfadenopati inguinal ipsilateral. Etiologi dari penyakit ini adalah Haemophilus ducreyi. Tata
laksana ulkus mole berdasarkan pedoman penatalaksanaan IMS 2016 adalah

1. Ciprofloxacin 2x500 mg PO selama 3 hari; atau


2. Eritromisin base 4x500 mg PO selama 7 hari; atau
3. Azitromisin 1 gram PO dosis tunggal

Jawaban Salah:
Asiklovir 5x200 mg PO selama 7 hari; merupakan tata laksana pada kasus infeksi Herpes
simplex virus episode pertama.

Penisilin Prokain 600.000 U/hari IM selama 10 hari; merupakan tata laksana alternative pada
kasus sifilis primer.

Azitromisin 500 mg PO dosis tunggal; dapat digunakan pada kasus ulkus mole, namun dosis
yang tepat adalah 1 gram (1.000 mg).

Doksisiklin 2x100 mg PO selama 10 hari; merupakan tata laksana pada kasus limfogranuloma
venereum.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami meningoensefalitis bakterial, ditandai dengan adanya gejala meningitis dan
ensefalitis di saat yang bersamaan. Manifestasi meningitis sangat mirip dengan ensefalitis.
Manifestasi umum meningitis dan ensefalitis adalah adanya demam disertai penurunan
kesadaran. Manifestasi khas meningitis adalah ditemukannya tanda rangsang meningeal (mis.
kaku kuduk, Kernig sign, dan Brudzinki's sign). Sedangkan, kejang lebih sering ditemukan pada
kasus ensefalitis.

Tabel analisis CSF pada kasus meningitis dan meningoensefalitis

Jawaban Salah:
Meningoensefalitis TB; Umumnya terdapat gejala konstitusional TB, seperti batuk dan demam
lama, penurunan berat badan, keringat malam. Selain itu, ditemukan juga CSF berwarna
kekuningan (xantochrome).

Meningitis bakterial; Pada kasus pasien mengalami kejang. Kejang umumnya ditemukan pada
kasus ensefalitis, sehingga diagnosis meningoensefalitis lebih tepat.

Ensefalitis viral; Terdapat tanda rangsang meningeal sehingga diagnosis meningoensefalitis


lebih tepat.

Meningitis kriptokokus; Pada kasus pasien mengalami kejang. Kejang umumnya ditemukan pada
kasus ensefalitis, sehingga diagnosis meningoensefalitis lebih tepat.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami cerebral palsy tipe spastik, ditandai dengan adanya peningkatan tonus otot
dan gejala UMN (mis. hiperrefleks).

Cerebral palsy adalah sekelompok gangguan yang melibatkan tonus otot dan perkembangan
motorik serta gangguan postur. Faktor risiko pada kasus ini adalah trauma kepala saat lahir.
Pada CP tipe spastik, kerusakan terjadi pada korteks serebri sehingga termasuk ke dalam lesi
UMN.

Ilustrasi klasifikasi CP

Jawaban Salah:
Cerebral palsy tipe ataksik; Ditandai dengan gangguan keseimbanga (ataxia). Tonus otot
ditemukan melemah.

Cerebral palsy tipe athetoid; Ditandai dengan gerakan menggeliat seperti berdansa. Gerakan
pada tipe athetoid bersifat pelan dan halus.

Cerebral palsy tipe distonik; Ditandai dengan adanya gerakan memutar lengan dan tungkai yang
repetitif. Refleks umumnya normal atau berkurang.

Amyotrophic lateral sclerosis; Ditandai dengan adanya kombinasi antara gejala LMN dan UMN
yang bersifat progresif ireversibel.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Infeksi SSP yang paling sering terjadi pada pasien dengan HIV/AIDS adalah ensefalitis
toksoplasma yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Manifestasi dari keadaan ini sama
seperti manifestasi ensefalitis pada umumnya yaitu nyeri kepala, penurunan kesadaran, disertai
dengan gejala neurologis fokal. Kejang juga dapat terjadi pada ensefalitis seperti yang
ditemukan pada kasus ini. Selain gejala neurologis, korioretinitis juga merupakan gejala yang
dapat ditemui pada toksoplasmosis.

Pada pemeriksaan CT-scan kontras atau MRI kontras dapat ditemukan multiple ring enhancing
lesions dengan inti yang hipointens pada lokasi basal ganglia seperti pada gambar berikut ini:
Jawaban Salah:
Primary CNS lymphoma; Penyakit ini merupakan bagian dari limfoma non-Hodgkin yang dapat
ditemukan pada pasien imunokompromais (mis. akibat HIV). Manifestasi klinis penyakit ini mirip
dengan toksoplasmosis serebri sehingga memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Pada MRI T2-
weighted akan ditemukan massa dengan penyengatan yang homogen, bukan berbentuk cincin.

Progressive multifocal leukoencephalopathy; PML merupakan penyakit demielinisasi SSP yang


disebabkan oleh infeksi virus John Cunningham (virus JC). Virus ini biasanya bersifat laten pada
pasien imunokompeten, namun dapat bermanifestasi pada keadaan imunokompromais (mis.
akibat HIV). Demielinisasi yang terjadi akan menyebabkan gangguan kognitif, motorik, afasia,
dan defisit lainnya yang bersifat progresif. Namun, keadaan ini tidak meneyababkan gangguan
pada mata maupun ring-enhancing lesions seperti pada kasus di atas.

Cerebral cryptococcosis; Nama lain penyakit ini adalah meningitis kriptokokus. Keadaan ini juga
merupakan infeksi SSP yang sering ditemukan pada pasien penderita HIV yang paling sering
disebabkan oleh Cryptococcus neoformans. Pada kasus ini ditemukan kaku kuduk yang dapat
mengarahkan diagnosis pada penyakit ini. Namun, kriptokokosis tidak menyebabkan ring-
enhancing lesions maupun korioretinitis sehingga pilihan ini tidak tepat.

Neurocysticercosis; Neurosistiserkosis merupakan infeksi SSP oleh sistiserkus dari cacing


Taenia solium akibat mengonsumsi telurnya. Keadaan ini menyebabkan gejala berupa kejang
dan defisit neurologis fokal. Pilihan ini tidak tepat karena keadaan ini tidak menyebabkan
manifestasi korioretinitis dan pasien tidak memiliki faktor risiko konsumsi telur cacing Taenia
solium (mis. makan dengan tangan kotor).

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami syok spinal yang ditandai dengan hilangnya refleks fisiologis
bilateral disertai dengan gangguan motorik (paralisis flaccid) dan sensorik bilateral (anesthesia).
Syok spinal biasanya mengawali sindrom medulla spinalis inkomplit maupun komplit. Pada
grading cedera medulla spinalis ASIA, syok spinal masuk ke ASIA grade A. Setelah periode
beberapa jam hingga beberapa minggu, biasanya pasien akan mengalami perbaikan fungsi yang
hilang (mis. refleks akan kembali).

Jawaban Salah:
Sindrom spinalis anterior; Sindrom spinalis anterior dapat menyebabkan gangguan sensorik dan
motorik. Pada lokasi yang melibatkan T9-T12 dapat pula terjadi gangguan otonom seperti
neurogenic bladder. Namun pada kasus ini ditemukan arefleksia total yang bukan merupakan
bagian dari sindrom spinalis anterior.
Sindrom Brown-Sequard; Sindrom Brown-Sequard muncul akibat hemiseksi dari medulla
spinalis. Sindrom ini ditandai dengan gangguan motorik ipsilateral dan gangguan suhu dan nyeri
yang kontralateral.

Sindrom spinalis sentral; Sindrom spinalis sentral dapat menyebabkan gangguan sensorik dan
motorik namun biasanya lebih dominan pada ekstremitas atas (cape-like distribution). Selain itu,
arefleksia total bukan merupakan bagian dari sindrom ini.

Sindrom spinalis posterior; Sindrom spinalis posterior menyebabkan gangguan pada


propriosepsi murni. Pada kasus ini juga ditemukan gangguan otonom, gangguan motorik dan
sensorik sehingga pilihan ini tidak tepat.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami sindrom Wallenberg yang merupakan lesi pada medulla
oblongata sisi lateral. Keadaan ini disebabkan karena infark dari arteri selebelaris posterior
inferior (PICA). Pasien dengan sindrom ini akan mengalami 4 gejala, yaitu: hilangnya nyeri dan
suhu pada sisi kontralateral ekstremitas, ataksia ipsilateral ekstremitas, sindrom Horner
ipsilateral, dan hilangnya sensasi suhu dan nyeri pada wajah sisi ipsilateral. Pasien dengan
sindrom ini juga dapat mengalami gangguan pada nervus kranialis 9 dan 10 yang ditandai
dengan suara serak dan disfagia. Gambar berikut ini merangkum kelainan yang ditemukan pada
sindrom Wallenberg.
Jawaban Salah:
Diencephalon; Diencephalon merupakan nama lain untuk thalamus. Stroke pada bagian ini akan
menyebabkan stroke lakunaris dimana terjadi stroke sensorik murni. Gangguan disfagia dan
suara serak pada kasus ini melibatkan saraf kranialis IX dan X yang terletak di medulla
oblongata sehingga pilihan ini kurang tepat.

Metencephalon; Metencephalon merupakan bagian dari otak embrionik yang akan berubah
menjadi pons dan serebelum. Pada kasus ini memang terjadi gangguan pada jaras
spinoserebelaris, namun tidak melibatkan pons sehingga pilihan ini tidak tepat.

Mesencephalon; Mesensefalon merupakan nama lain untuk midbrain. Stroke pada lokasi ini
akan menyebabkan gangguan pada wajah dan tubuh dengan sisi ipsilateral. Pada kasus ini
sensasi suhu dan nyeri dirasakan pada wajah dan ekstremitas pada sisi berlainan sehingga
pilihan ini tidak tepat.

Pons; Gangguan pada pons dapat menyebabkan locked-in syndrome dimana pasien akan
kehilangan seluruh kontrol akan tubuhnya kecuali fungsi mengedipkan mata atau menggerakkan
bola mata. Pada kasus ini gangguan neurologis hanya dirasakan pada salah satu sisi tubuh
sehingga pilihan ini tidak tepat.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami ensefalitis viral. Hal ini dapat dilihat dari trias ensefalitis berupa
demam, nyeri kepala, dan perubahan status mental. Pada penyakit ensefalitis dan meningitis
sebaiknya dilakukan pemeriksaan pungsi lumbal agar dapat menentukan etiologi. Berikut adalah
tabel yang menunjukkan gambaran etiologi yang mungkin pada penderita ensefalitis.

Secara umum, makhluk hidup (bakteri, TB, jamur) akan menggunakan glukosa yang terdapat
pada LCS sehingga angka glukosa akan rendah, sedangkan virus tidak dapat menggunakan
glukosa sehingga angka nya akan normal seperti pada kasus ini.

Jawaban Salah:
Meningitis viral; pasien pada kasus ini tidak mengalami meningitis karena tidak ada bukti iritasi
meninges (meningismus) seperti kaku kuduk, Kernig sign, Brudzinski sign, dll.

Meningitis bakterial; pada meningitis akan ditemukan bukti iritasi meninges seperti kaku kuduk,
kernig sign, brudzinski sign, dll. Selain itu meningitis bakterial akan menunjukkan glukosa yang
rendah.

Ensefalitis bakterial; pada infeksi bakteri akan terjadi penurunan glukosa pada pemeriksaan
LCS. Selain itu, leukosit yang dominan ditemukan biasanya merupakan neutrofil, bukan limfosit.
Abses otak; abses otak merupakan satu-satunya infeksi SSP yang tidak membutuhkan
pemeriksaan pungsi lumbal. Hal ini dikarenakan tingginya risiko herniasi otak serta hasil pungsi
yang sering kali normal. Patogen juga sering kali tidak dapat diambil dari hasil pungsi lumbal
pada abses otak.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami bronkiektasis, yaitu pelebaran bronkus yang bersifat ireversibel akibat
inflamasi kronis dan destruksi saluran napas yang progresif. Etiologi tersering akibat Klebsiella
pneumoniae.

Manifestasi klinis yaitu demam disertai nyeri dada pleuriti. Ditemukan juga batuk persisten
dengan penemuan khas sputum mukopurulen 3 lapis yang berbau busuk. Pada auskultasi dapat
ditemukan ronkhi dan wheezing. Dapat dilakukan rontgen thoraks atau CT-scan thoraks untuk
menunjang diagnosis. Gambaran khas yang ditemukan adalah honeycomb appearance.

Gambaran rontgen thoraks

Ilustrasi honeycomb appearance pada CT-scan


Jawaban Salah:
Infiltrat pada apeks pulmo; Dapat ditemukan pada kasus TB paru aktif.

Kerley B lines; Dapat ditemukan pada kasus edema paru akut.

Kavitas dengan air-fluid level; Dapat ditemukan pada kasus abses paru.

Eggshell calcification; Dapat ditemukan pada kasus silikosis.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami gejala infeksi saluran napas atas seperti batuk, pilek, dan
odinofagia, disertai riwayat bepergian ke daerah di mana banyak unggas mati mendadak
sehingga termasuk dalam kasus suspek avian influenza. Berdasarkan pedoman
penanggulangan flu burung Kemenkes dan PPK PAPDI, maka tata laksana pada kasus suspek
adalah Oseltamivir 2x75 mg PO selama 5 hari.
Rangkuman kriteria diagnosis dan tata laksana avian influenza

Jawaban Salah:
Zanamivir 2x10 mg PO selama 5 hari; penggunaan zanamivir dalam bentuk inhalasi, bukan per
oral.

Zanamivir 2x6 puff selama 5 hari; 1 puff zanamivir setara dengan 5 mg, sehingga dosis yang
tepat adalah 2x2 puff (10 mg).

Oseltamivir 1x75 mg PO selama 7 hari; regimen ini untuk kasus orang dalam investigasi.

Oseltamivir 2x75 mg PO selama 3 hari; dosis sudah tepat, namun durasi pengobatan
seharusnya 5 hari.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami pneumonia yang ditandai dengan demam, sesak napas, dan
batuk berdahak. Pada pemeriksaan didapatkan ronkhi dan leukositosis yang menunjukkan
infeksi bakterial. Hal ini sesuai dengan epidemiologi bahwa pada anak usia > 5 tahun etiologi
tersering adalah bakteri seperti Streptococcus pneumonia dan Mycoplasma pneumonia.
Sedangkan pada anak usia < 5 tahun lebih sering disebabkan virus seperi Influenza virus,
Adenovirus, Respiratory syncytial virus. Tata laksana pneumonia pada anak adalah:
- Suplementasi oksigen dengan target SpO2 > 92%

- Nebulisasi dengan beta-2 agonis dan/atau NaCl

- Antibiotik: amoksisilin pada anak < 5 tahun dan makrolid pada anak > 5 tahun

- Simtomatik: antipiretik, mukolitik

Jawaban Salah:
Oksigen, steroid, mukolitik, parasetamol; diperlukan antibiotik pada kasus ini.

Oksigen, bronkodilator, mukolitik, parasetamol; diperlukan antibiotik pada kasus ini.

Oksigen, antivirus, mukolitik, parasetamol; diperlukan antibiotik pada kasus ini.

Oksigen, antibiotik, antihistamin, parasetamol; untuk tata laksana simtomatis lebih tepat mukolitik
dibanding antihistamin.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami TB kasus baru yang ditandai dengan batuk berdahak, demam,
dan penurunan BB > 1 bulan. Pada kasus terduga TB perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologis,
namun pada pasien ini didapatkan hasil negatif. Hasil rontgen sugestif TB sehingga TB pada
pasien ini adalah TB klinis sehingga tata laksananya sama dengan TB bakteriologis, yaitu segera
mulai pengobatan OAT sesuai dengan berat badan 40 kg (38-54 kg) 3 tablet 4KDT. Berdasarkan
PDPI 2021, OAT maksimal yang dikonsumsi adalah 4 tablet (dosis maksimal Rifampisin 600
mg).

Dosis KDT
Jawaban Salah:
Berikan antibiotik non-OAT; bila uji bakteriologis negatif dan tidak ada fasilitas rontgen, padahal
terdapat gejala klinis TB.

Rujuk untuk TCM; pemeriksaan BTA mikroskopis masih dapat diterima bila tidak ada fasilitas
TCM.

Berikan injeksi Streptomisin 750 mg; Streptomisin merupakan bagian dari OAT kategori 2, di
mana regimen ini sudah tidak lagi digunakan.

Rujuk untuk uji kepekaan obat; apabila dari hasil TCM didapatkan resisten Rifampisin, atau pada
monitoring pengobatan didapatkan hasil positif pada akhir bulan ke-2.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien pada kasus ini diduga mengalami penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) yang ditandai
dengan batuk produktif kronis dan riwayat merokok. Pada PPOK terjadi hambatan airway
ireversibel atau reversible parsial, sehingga bila dilakukan pemeriksaan spirometri akan
menunjukkan gambaran penyakit paru pola obstruktif dengan FEV1/FVC < 70%. Derajat
keparahan PPOK menurut GOLD 2018 ditentukan menurut nilai FEV1, yaitu:
Pada kasus ini nilai FEV1/FVC 54% (<70%) sudah menggambarkan pola obstruktif, dengan nilai
FEV1 68% menunjukkan derajat keparahan sedang (50-80%).

Jawaban Salah:
Ringan; ditandai dengan FEV1/FVC < 70% dan FEV1 > 80% Berat; ditandai dengan FEV1/FVC
< 70% dan FEV1 50-80% Sangat berat; ditandai dengan FEV1/FVC < 70% dan FEV1 < 30%
atau sudah terjadi kor pulmonale.

Sangat ringan; tidak ada derajat keparahan ini dalam grading PPOK menurut GOLD.

xplanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami serangan atau eksaserbasi asma, yang ditandai dengan sesak
napas mendadak dan sudah memiliki keluhan serupa sebelumnya. Klasifikasi asma berdasarkan
derajat keparahan eksaserbasi (PDPI 2021) adalah sebagai berikut:

Jawaban Salah:
Ringan-sedang; ditandai dengan masih dapat bicara kalimat/frasa, RR < 30 kali/menit, HR < 120
kali/menit, dan APE > 50% prediksi.

Persisten; derajat keparahan asma berdasarkan frekuensi serangan, setidaknya > 1 kali/minggu.

Mengancam nyawa; ditandai dengan penurunan kesadaran, silent chest, dan pernapasan
paradoksal.

Intermiten; derajat keparahan asma berdasarkan frekuensi serangan, dengan gejala < 1
kali/minggu.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien kemungkinan mengalami penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dengan eksaserbasi
akut, ditandai dengan sesak napas disertai manifestasi berupa sela iga yang melebar dan
perkusi thorax hipersonor. Pasien juga memiliki riwayat merokok 2 bungkus per hari sejak usia
remaja, yang menjadi faktor risiko kuat terjadinya PPOK.

Interpretasi EKG yang tepat adalah right bundle branch block (RBBB), ditandai dengan adanya
gelombang RSR' (berbentuk seperti huruf M) pada lead prekordial kanan (V1-V3). RBBB cukup
sering terjadi pada kasus hipertrofi ventrikel kanan (right ventricular hypertrophy/RVH), yang
pada kasus ini kemungkinan terjadi akibat PPOK yang diderita pasien. Splitting pada S2 umum
ditemukan pada kasus RVH yang disertai RBBB.

Ilustrasi gambaran RBBB pada EKG


Mnemonic bundle branch block

Jawaban Salah:
AV block derajat I; Tidak tepat, pada kasus AV block derajat I harus terdapat pemanjangan PR
interval, sedangkan pada gambaran EKG kasus tidak tampak pemanjangan PR interval.

AV block derajat II Mobitz I; Tidak tepat, pada kasus AV block derajat II harus terdapat dropped
beat, sedangkan pada gambaran EKG kasus tidak tampak gambaran dropped beat.

AV block derajat II Mobitz II; Tidak tepat, pada kasus AV block derajat II harus terdapat dropped
beat, sedangkan pada gambaran EKG kasus tidak tampak gambaran dropped beat.

Left bundle branch block; Tidak tepat, pada LBBB ditemukan gambaran notched R wave pada
lead prekordial kiri dan lateral (lead I, aVL, V5, dan V6).
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami kardiomiopati peripartum, ditandai dengan adanya manifestasi gagal jantung
berupa rasa mudah lelah setelah beraktivitas, sesak yang memberat saat berbaring (ortopneu),
edema tungkai, dan batuk pada malam hari (nocturnal cough). Selain itu ditemukan juga
peningkatan JVP, dan edema pulmo akut. Manifestasi gagal jantung yang terjadi saat pasien
hamil atau tidak lama setelah pasien melahirkan didiagnosis sebagai kardiomiopati peripartum.

Jawaban Salah:
Emboli paru; Merupakan obstruksi pada arteri pulmonalis akibat adanya massa padat, cair,
ataupun gas. Manifestasi akut, mendadak, dan progresif. Pada pemeriksaan rontgen thorax
dapat ditemukan Westermark sign dan pada EKG dapat ditemukan gambaran SI-QIII-TIII.

Trombosis vena dalam; Trombosis vena dalam (deep vein thrombosis/DVT) merupakan
thrombosis yang terjadi pada vena profunda, faktor risiko utama berupa trias Virchow, yaitu:
1. Kondisi hiperkoagulabilitas (mis. keganasan, trauma, post-operasi, dll.)
2. Perlukaan endotel (mis. infeksi, hipertensi, dll.)
3. Stasis vena (mis. obesitas, imobilisasi post-operasi, dll.)

Trombosis vena dalam merupakan salah satu faktor risiko tersering terjadinya emboli paru.
Trombosis vena dalam umumnya ditandai dengan rasa nyeri pada kaki dengan Homan's sign
(+).

Kardiomiopati hipertrofi; Umumnya terjadi pada usia muda, terutama olahragawan. Manifestasi
utama berupa sesak dan sinkop, terutama setelah aktivitas/olahraga.

Cor pulmonale; Merupakan perubahan struktur dan/atau fungsi ventrikel kanan akibat hipertensi
pulmonal. Manifestasi tersering berupa tanda gagal jantung kanan (mis. hepatomegali, edema
tungkai, peningkatan JVP). Umumnya terdapat riwayat penyakit paru pada penderita cor
pulmonale, misalnya PPOK.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pada kasus, pasien mengalami riwayat gagal ginjal, namun menolak untuk dilakukan HD,
sehingga kemungkinan pasien mengalami gagal ginjal kronis (chronic kidney disease/CKD).
Terdapat ronkhi basah pada seluruh lapang paru, sehingga pasien dicurigai mengalami edema
paru akut. Pitting edema pada tungkai pasien disertai dengan edema paru akut menandakan
suatu kondisi overload cairan.

Sekitar 40-50% penderita CKD rentan mengalami hiperkalemia akibat disfungsi ginjal dalam
mengatur homeostasis Kalium. Hal ini terbukti dengan ditemukannya tall-T wave pada gambaran
EKG yang dikenal juga dengan istilah gelombang T hiperakut.

Ilustrasi gelombang T hiperakut (tall-T wave)


Ilustrasi gelombang EKG hiperkalemia vs hipokalemia

Ilustrasi gelombang EKG hiperkalsemia vs hipokalsemia

Jawaban Salah:
Hiperkalsemia;

Pada kondisi hiperkalsemia, gambaran EKG akan menunjukkan pemendekan interval QT.

Hipokalemia; Pada kondisi hipokalemia, ditemukan gelombang T yang landai atau ter-inversi,
disertai tampaknya gelombang U.

Oklusi arteri koroner; Oklusi arteri coroner memberikan gambaran EKG khas sindrom koroner
akut, misalnya depresi gelombang ST, elevasi gelombang ST, atau inversi gelombang T.

Hipokalsemia; Pada kondisi hipokalsemia, gambaran EKG akan menunjukkan pemanjangan


interval QT.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien pada kasus ini kemungkinan mengalami demam rematik akut yang ditandai dengan
manifestasi klinis demam dan nyeri pada persendian (arthralgia). Pasien juga terindikasi
mengalami faringitis bacterial yang ditandai dengan hasil positif pada pemeriksaan ASTO.
Komplikasi jangka panjang dari demam rematik akut adalah penyakit jantung rematik (Rheumatic
Heart Disease/RHD) yang ditandai dengan kerusakan katup akibat proses inflamasi yang terjadi
pada demam rematik akut. Katup yang paling sering mengalami gangguan pada penyakit
jantung rematik adalah katup mitral, lalu diikuti oleh katup aorta (kedua tersering).

Revised Jones Criteria 2015


Jawaban Salah:
Juvenile idiopathic arthritis; merupakan diagnosis eksklusi yang ditandai dengan demam > 2
minggu dan nyeri sendi (arthralgia) > 6 minggu pada anak di bawah 16 tahun.

Endokarditis infektif; peradangan endocardium akibat infeksi hematogen dengan factor


predisposisi penggunaan jarum suntik atau tindakan gigi dan rongga mulut. Hal ini menimbulkan
vegetasi pada katup jantung. Penegakkan diagnosis dengan kriteria Duke.

Penyakit Kawasaki; vaskulitis idiopatik pada anak di bawah 5 tahun, ditandai dengan demam,
eritema dan edema ekstremitas, konjungtivitis, dan strawberry tongue.

Rheumatic heart disease; biasanya dialami orang dewasa akibat komplikasi jangka panjang dari
demam rematik akut yang ditandai dengan gejala gagal jantung disertai gangguan katup jantung
(tersering katup mitral).
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami takiaritmia dengan gambaran EKG fibrilasi atrium. Kondisi
takiaritmia ini termasuk stabil karena tidak ada hipotensi, penurunan kesadaran, tanda syok,
nyeri dada iskemik, dan gagal jantung akut. Pada kasus fibrilasi atrium dengan hemodinamik
stabil maka dapat diberikan calcium chanel blocker atau beta blocker.

Algoritma takiaritmia ACLS


Jawaban Salah:
Adenosin 6 mg IV; digunakan pada kasus takiaritmia stabil dengan gambaran EKG regular. Bila
diberikan pada fibrilasi atrium atau atrial flutter hanya dapat membantu diagnosis namun tidak
mengatasi kondisi.

Amiodaron 150 mg IV; antiaritmia diberikan pada kasus takiaritmia stabil degan gambaran EKG
kompleks QRS lebar.

Sotalol 100 mg IV; antiaritmia diberikan pada kasus takiaritmia stabil degan gambaran EKG
kompleks QRS lebar.

Dabigatran 150 mg PO; antitrombotik sebagai pencegahan stroke pada kasus fibrilasi atrium,
namun belum tentu diberikan karena harus dilakukan stratifikasi risiko terlebih dahulu dengan
skoring CHA2DS2VASc.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien pada kasus mengalami henti jantung atau cardiac arrest yang ditandai dengan tidak
adanya kesadaran atau respon, tidak terdapat nadi, dan tidak ada napas. Berdasarkan
pembacaan EKG pada pasien didapatkan irama VF sehingga tindakan yang paling tepat
selanjutnya adalah Defibrilasi 200 Joule.

Algoritma henti jantung


Jawaban Salah:
Injeksi Sulfas Atropin; dilakukan pada kasus bradikardia tidak stabil.

Defibrilasi 200 Joule; dilakukan pada henti jantung dengan gambaran EKG shockable.

RJP 5 siklus; dilakukan segera setelah pasien dinyatakan henti jantung dan setelah diberikan
injeksi Epinefrin.

Kardioversi 100 Joule; dilakukan pada kasus takiaritmia tidak stabil.


Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien mengalami gagal jantung akut yang ditandai dengan keluhan sesak napas mendadak,
peningkatan RR, dan penurunan saturasi oksigen. Gagal jantung akut menyebabkan adanya
overload cairan pada paru-paru menyebabkan edema paru. Gagal jantung akut pada kasus ini
merupakan episode perburukan dari kondisi gagal jantung yang sudah ada sebelumnya
sehingga disebut juga acute decompensated heart failure (ADHF). Gambaran rontgen untuk
kasus edema paru adalah batwing appearance dan Kerley B line.

Jawaban Salah:
Tram line sign; disebabkan karena penebalan dinding bronkus, seringkali pada kasus
bronkiektasis.

Water bottle sign; disebabkan karena akumulasi cairan intrapericardial, misalnya pada kasus
efusi pericardial dan tamponade jantung.

Figure of three; didapatkan pada kasus koarktasio aorta.

Meniscus sign; didapatkan pada kasus efusi pleura.


Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien mengalami gagal jantung akut yang ditandai dengan keluhan sesak napas mendadak,
peningkatan RR, dan penurunan saturasi oksigen. Gagal jantung akut menyebabkan adanya
overload cairan pada paru-paru menyebabkan edema paru. Gagal jantung akut pada kasus ini
merupakan episode perburukan dari kondisi gagal jantung yang sudah ada sebelumnya
sehingga disebut juga acute decompensated heart failure (ADHF). Gambaran rontgen untuk
kasus edema paru adalah batwing appearance dan Kerley B line.

Jawaban Salah:
Tram line sign; disebabkan karena penebalan dinding bronkus, seringkali pada kasus
bronkiektasis.

Water bottle sign; disebabkan karena akumulasi cairan intrapericardial, misalnya pada kasus
efusi pericardial dan tamponade jantung.

Figure of three; didapatkan pada kasus koarktasio aorta.

Meniscus sign; didapatkan pada kasus efusi pleura.


Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami gagal jantung kongestif yang telah memenuhi kriteria
Framingham. Penegakkan diagnosis berdasarkan kriteria Framingham membutuhkan 2 kriteria
mayor atau 1 kriteria mayor + 2 kriteria minor, di mana pada kasus ini terdapat kriteria mayor
yaitu orthopnea, peningkatan JVP, dan kriteria minor yaitu edema tungkai, batuk malam hari, dan
dyspnea d'effort. Tata laksana hipertensi pada gagal jantung kongestif berdasarkan PERKI
adalah (secara berurutan): ACE-inhibitor/ARB, beta-blocker, dan antagonis reseptor aldosterone.

Ramipril; termasuk dalam ACE-inhibitor, sehingga tidak boleh dikombinasi dengan Candesartan
(ARB).

Jawaban Salah:
Prazosin; termasuk dalam alfa-blocker, bukan sebagai lini pertama antihipertensi.

Klonidin; antihipertensi yang bekerja secara sentral, bukan sebagai lini pertama antihipertensi.

Diltiazem; termasuk dalam CCB non-dihidropiridin, masih dapat digunakan sebagai alternative
pada HFpEF, namun tidak boleh digunakan pada HFrEF.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien mengalami penyakit arteri perifer pada fase klaudikasio intermiten, yaitu munculnya nyeri
pada tungkai saat digunakan untuk beraktivitas dan membaik bila beristirahat. Penyakit ini
ditimbulkan akibat gangguan perfusi pada tungkai akibat obstruksi pada arteri, yang paling
sering disebabkan karena plak aterosklerosis. Gangguan perfusi tersebut menimbulkan tanda
dan gejala seperti tungkai tampak lebih pucat, teraba dingin, denyut nadi sisi distal teraba lemah.
Pemeriksaan sederhana yang dapat dilakukan adalah pengukuran ABI (ankle-brachial index).

Jawaban Salah:
Thromboangiitis obliterans; inflamasi arteri berukuran kecil-sedang, biasanya terjadi pada ujung-
ujung jari dan dapat menyebabkan iskemik, nekrosis, bahkan amputasi. Faktor risiko yang
signifikan adalah kebiasaan merokok.

Fenomena Raynaud; vasokonstriksi arteri yang dekat dengan kulit, biasanya pada ujung-ujung
jari dan diprovokasi oleh suhu dingin atau stress emosional.

Insufisiensi vena kronis; inkompetensi katup vena yang menyebabkan hipertensi vena dan
ekstravasasi cairan pada jaringan interstisial ekstremitas dan menimbulkan manifestasi edema
tungkai, varises, hiperpigmentasi kulit, dan ulkus vena.

Acute limb ischemia; gangguan perfusi pada tungkai yang terjadi secara akut dan mendadak
yang seringkali disebabkan oleh emboli. Ditandai dengan 6P yaitu pain, pallor, pulselessness,
paresthesia, paralysis, dan poikilothermia.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien mengalami nyeri dada kiri yang tidak membaik dengan istirahat, dengan karakteristik
nyeri seperti tertindih beban berat. Nyeri seperti ini disebut dengan nyeri angina tipikal pada
sindrom koroner akut. Gambaran iskemia miokard juga didapatkan dari adanya depresi segmen
ST pada seluruh lead precordial (V1-V6) yang menggambarkan area dinding anterior jantung.

Untuk mengonfirmasi diagnosis maka perlu dilakukan pemeriksaan enzim jantung. Mioglobin
terpilih dalam kasus ini karena onset serangan 1 jam yang lalu, di mana Mioglobin merupakan
enzim jantung yang pertama kali meningkat pada sindrom koroner akut.

Pilihan enzim jantung yang dapat diperiksa adalah sebagai berikut


1. Mioglobin: merupakan enzim jantung yang pertama kali meningkat sebelum peningkatan
Troponin T/I dan CK-MB terdeteksi.

2. CK-MB: meningkat dalam 4-6 jam sejak onset infark. Pemeriksaan ini memiliki kelemahan
karena tidak spesifik pada otot jantung saja sehingga hanya digunakan bila tidak tersedia
pemeriksaan Troponin T/I.

3. Troponin T/I: meningkat dalam 2-3 jam sejak onset infark dan spesifik untuk nekrosis
miokardium. Troponin I sedikit lebih superior dibanding Troponin T pada kasus ACS dengan
komorbid gangguan ginjal.

Jawaban Salah: CK-MB; pemeriksaan yang kurang spesifik pada kasus sindrom koroner akut,
selain itu dilihat dari onsetnya kemungkinan besar belum terdapat peningkatan kadar CK-MB.

Troponin T; pemeriksaan yang spesifik pada kasus sindrom koroner akut, namun dilihat dari
onsetnya kemungkinan besar belum terdapat peningkatan kadar Troponin T.

Troponin I; pemeriksaan yang spesifik pada kasus sindrom koroner akut, namun dilihat dari
onsetnya kemungkinan besar belum terdapat peningkatan kadar Troponin I.

NT-proBNP; pemeriksaan yang dilakukan pada kasus gagal jantung karena NT-proBNP akan
meningkat pada kondisi miokardium yang teregang akibat volume overload.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021] Pasien mengalami priapismus, yaitu ereksi yang
bertahan untuk waktu yang cukup lama meskipun tanpa rangsangan seksual. Priapismus secara
umum dibagi menjadi:
1. Priapismus high-flow, umumnya terjadi akibat trauma
2. Priapismus low-flow, umumnya terjadi akibat penggunaan obat atau hemoglobinopati
Pasien memiliki riwayat hemoglobinopati dengan ditemukannya drepanosit (sickle cell) pada
apusan darah tepi, sehingga pasien terdiagnosis pula mengalami sickle cell disease. Penderita
sickle cell disease lebih rentan mengalami stuttering priapism, yang merupakan bagian dari
priapismus low-flow. Stuttering priapism umumnya menetap hanya <3 jam.

Tabel perbandingan priapismus

Jawaban Salah:
Peyronie disease; Merupakan jaringan parut pada penis yang menyebabkan penis membengkok
saat terjadi ereksi. Sering kali disertai rasa nyeri saat terjadi efeksi.

Disfungsi ereksi; Suatu kondisi yang ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk
mencapai dan/atau mempertahankan ereksi untuk melakukan hubungan seksual, pada kasus
tidak ditemukan kondisi tersebut.

Priapismus high-flow; Pada priapismus high-flow warna kulit penis masih sama seperti kulit
sekitar (tidak lebih gelap), sehingga pilihan ini kurang tepat pada kasus ini.

Striktura uretra; Merupakan penyempitan uretra akibat terbentuknya jaringan fibrosis. Sering kali
terjadi akibat infeksi (mis. uretritis gonore).

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Manifestasi berupa BAK berdarah, nyeri pada pinggang kanan, disertai BMI yang rendah
(kemungkinan akibat penurunan berat badan) dan riwayat merokok lama mengarahkan
diagnosis ke arah suatu keganasan. Keganasan ginjal yang paling umum terjadi pada usia
dewasa adalah renal cell carcinoma. Pemeriksaan penunjang awal dapat menggunakan USG
atau CT-scan.

Ilustrasi staging renal cell carcinoma

Jawaban Salah:
Pielonefritis; Pielonefritis merupakan suatu proses infeksi, sehingga umumnya ditemukan
manifestasi demam. Pada kasus tidak terdapat riwayat demam pada pasien.

Hidronefrosis; Hidronefrosis umumnya terjadi akibat obstruksi saluran kemih bawah. Umumnya
bermanifestasi sebagai massa pada ginjal dengan ballottement (+). Pada kasus ini massa teraba
keras dan berbentuk irregular, lebih mengarahkan ke suatu keganasan.

Wilms' tumor; Dikenal juga dengan istilah nefroblastoma, merupakan keganasan ginjal yang
umumnya terjadi pada anak-anak.

Papillary carcinoma; Merupakan keganasan kelenjar tiroid dengan hasil biopsi ditemukan
Psamomma bodies dan gambaran Orphan Annie eyes.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami kandidiasis oral, yaitu infeksi jamur Candida pada rongga mulut. Pasien juga
memiliki riwayat menggunakan narkoba dan seks bebas yang mengarahkan kecurigaan ke
kemungkinan infeksi HIV (kondisi imunokompromais). Pada pemeriksaan fisik ditemukan plak
keputihan dengan dasar eritema yang merupakan gambaran khas dari kandidiasis oral.

Pemeriksaan penunjang pada kasus ini dapat dengan pemeriksaan KOH 10% dan ditemukan
hasil berupa blastospora dengan pseudohifa.

Tata laksana kandidiasis oral

Jawaban Salah:
Leukoplakia; Leukoplakia merupakan lesi premaligna dengan manifestasi plak keputihan yang
asimtomatis. Plak tersebut umumnya sulit atau tidak bisa diangkat sama sekali. Faktor risiko
tersering yaitu merokok dan konsumsi alkohol.

Liken planus; Merupakan suatu penyakit inflamasi kronis yang mengenai kulit, membran
mukosa, kuku dan rambut. Manifestasi khas yaitu 4P: Papul Poligonal datar berwarna keunguan
(Purple), disertai Pruritus. Dapat ditemukan umbilikasi pada lesi yang dikenal dengan sebutan
Wickham's striae.

Stomatitis aftosa; Merupakan istilah lain dari sariawan, gejala umumnya berupa rasa nyeri. Pada
kasus, lesi terasa gatal yang lebih mengarahkan ke arah infeksi jamur.

Behçet's disease; Merupakan suatu kondisi idiopatik yang diduga bagian dari gangguan
autoimun. Manifestasi berupa inflamasi pada pembuluh darah yang menyebabkan lesi berulang,
terutama pada daerah mukosa misalnya mulut, mata, dan area genital.
xplanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami peritonitis, ditandai dengan nyeri abdomen disertai distensi, nyeri tekan-lepas
(Blumberg's sign) dan defans muskular. Prinsip tata laksana awal pada kasus peritonitis adalah
FIDA:
- Fasting: puasakan pasien
- IV-line: pasang jalur infus untuk rehidrasi dan akses obat
- Decompression: upaya dekompresi abdomen dengan pemasangan selang nasogastrik
dan/atau kateter urin
- Antibiotiks: pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi.

Berdasarkan PPK Primer IDI, pemberian analgesik sebaiknya dihindari pada kasus peritonitis
karena ditakuti dapat “menyembunyikan” manifestasi yang sesungguhnya.

Jawaban Salah:
Antibiotik IV; Merupakan salah satu prinsip tata laksana awal.

Puasakan pasien; Merupakan salah satu prinsip tata laksana awal.

Pemasangan selang nasogastrik; Merupakan salah satu prinsip tata laksana awal.

Infus kristaloid; Merupakan salah satu prinsip tata laksana awal.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien mengalami leukoplakia, ditandai dengan adanya plak putih pada mukosa oral yang sulit
dikerok dengan faktor risiko merokok sejak usia muda. Leukoplakia merupakan suatu lesi
prekursor keganasan berupa hiperkeratosis epitel dan mukosa oral. Pemeriksaan penunjang
yang tepat untuk menegakkan diagnosis adalah biopsi dengan sampel kerokan dasar lesi.

Jawaban Salah:
Kultur kerokan dasar lesi; Leukoplakia tidak disebabkan oleh infeksi mikroorganisme sehingga
kultur tidak relevan.

Swab orofaring; Leukoplakia bukan merupakan suatu infeksi sehingga swab tidak relevan.

Swab nasofaring; Leukoplakia bukan merupakan suatu infeksi sehingga swab tidak relevan.

Tes KOH 10%; Dapat dilakukan pada kecurigaan kandidosis oral, namun tidak pada kasus ini.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien mengalami karies dentis, ditandai dengan adanya kerusakan lapisan enamel yang
menyebabkan munculnya gejala ngilu pada gigi, terutama bila terpapar suhu panas atau dingin.
Klasifikasi ICDAS untuk karies dentis adalah sebagai berikut:
- ICDAS 0: tidak ditemukan atau hanya sedikit translusensi enamel setelah dilakukan air drying
- ICDAS 1: tampak perubahan yang jelas pada enamel setelah dilakukan air drying
- ICDAS 2: tampak perubahan yang jelas pada enamel meskipun tanpa air drying
- ICDAS 3: tampak kerusakan dan diskolorasi enamel lokal, belum mencapai dentin
- ICDAS 4: tampak diskolorasi dan kerusakan dentin dangkal
- ICDAS 5: tampak kavitas, menandakan kerusakan dentin yang lebih dalam (<50% dari
permukaan)
- ICDAS 6: kerusakan dentin yang lebih dalam lagi (>50% dari permukaan)

Pada kasus ini ditemukan diskolorasi enamel disertai kerusakan dentin dangkal sehingga paling
tepat diklasifikasikan sebagai ICDAS 4.

Ilustrasi grading karies dentis berdasarkan ICDAS


Jawaban Salah:
ICDAS 1; Tampak perubahan yang jelas pada enamel setelah dilakukan air drying.

ICDAS 2; Tampak perubahan yang jelas pada enamel meskipun tanpa air drying.

ICDAS 3; Tampak kerusakan dan diskolorasi enamel lokal, belum mencapai dentin.

ICDAS 5; Tampak kavitas, menandakan kerusakan dentin yang lebih dalam (<50% dari
permukaan).

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien mengalami intususepsi, ditandai dengan adanya tanda obstruksi saluran cerna (muntah
setiap makan dan tidak bisa BAB), teraba massa seperti sosis, dan tampak red currant jelly
stool. Sebagian besar kasus intususepsi terjadi pada regio ileocaecal dan bersifat idiopatik. USG
dapat dilakukan sebagai pemeriksaan awal dengan gambaran target sign, namun pemeriksaan
penunjang yang juga dapat sekaligus menjadi terapi pada kasus ini adalah enema barium.

Ilustrasi target sign pada USG


Jawaban Salah:
CT-scan abdomen dengan kontras; CT-scan sebaiknya dihindari pada anak-anak karena risiko
paparan radiasi yang tinggi. Sebaiknya hanya digunakan apabila keuntungan jauh melebihi
potensi kerugian.

USG abdomen; Dapat dilakukan juga sebagai penunjang awal, namun tidak dapat berperan
sebagai terapi.

Kolonoskopi; Kurang tepat untuk dilakukan pada kasus intususepsi.

Esofagogram; Tidak tepat dilakukan karena patologi bukan pada saluran cerna atas.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien mengalami hemoroid interna grade II, ditandai dengan benjolan yang menonjol saat
mengejan dan masih bisa masuk dengan sendirinya. Hemoroid adalah dilatasi pembuluh darah
arteri-vena dan jaringan ikat pada kanalis analis. Hemoroid diklasifikasikan menjadi hemoroid
interna (di atas line dentata), hemorid eksterna (dibawah linea dentata), dan mixed haemorrhoid.
Berikut ini adalah klasifikasi hemoroid interna:
Grade I: tidak menonjol, hanya di dalam kanalis analis.
Grade II: menonjol saat mengejan, namun reduksi saat istirahat.
Grade III: menonjol saat mengejan, harus direduksi dengan jari.
Grade IV: menonjol dan tidak dapat direduksi, dapat terjadi strangulasi dan thrombosis.

Ilustrasi klasifikasi hemoroid interna

Jawaban Salah:
Grade 1; Tidak menonjol, hanya di dalam kanalis analis.

Grade 3; Menonjol dan harus direduksi dengan jari.

Grade 4; Menonjol dan tidak dapat direduksi, dapat terjadi strangulasi dan thrombosis.

Grade 5; Tidak ada grade 5. Pilihan jawaban ini hanya perancu.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami demam tifoid, ditandai dengan demam remiten, bradikardia relatif,
konstipasi/diare, dan nyeri kepala. Pemeriksaan penunjang menyesuaikan dengan onset
penyakit;
- Minggu 1: Kultur darah
- Minggu 2-3; Kultur feses
- Minggu 3-4: Kultur urin

Pemeriksaan baku emas dengan menggunakan kultur sumsum tulang. Pemeriksaan serologis
lainnya yang dapat dilakukan adalah tubex (positif bila ≥4) dan tes Widal (positif bila titer O
≥1/180, titer H ≥1/160).

Pada kasus ini, onset penyakit adalah 10 hari yang lalu (saat ini pada minggu ke-2), sehingga
pemeriksaan penunjang terbaik saat ini adalah kultur feses.

Jawaban Salah:
Tes Widal; Merupakan tes serologi pada demam tifoid, tidak lebih superior dibandingkan
kultur.br>
Kultur darah; Kultur darah merupakan pemeriksaan pada minggu-1, saat ini lebih tepat dilakukan
kultur feses

Tes Tubex; Merupakan tes serologi pada demam tifoid, tidak lebih superior dibandingkan kultur.

Kultur urin; Kultur feses merupakan pemeriksaan pada minggu-3 dan 4, saat ini lebih tepat
dilakukan kultur feses.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami fibroadenoma mammae (FAM) yang ditandai dengan adanya benjolan pada
payudara yang tidak membesar (atau pada beberapa kasus membesar sangat lambat dan
lama). Benjolan ini umumnya tidak nyeri, namun pada sebagian kecil kasus dapat timbul rasa
nyeri, terutama menjelang menstruasi. Manifestasi khas berupa benjolan ukuran <5 cm yang
teraba lunak dan mobile, tanpa adanya perubahan kulit payudara.

Diagnosis banding massa jinak payudara


Jawaban Salah:
Karsinoma mammae; Umumnya ditemukan massa yang membesar dengan cepat dan umumnya
disertai perubahan kulit payudara (peau d'orange) dan/atau dischare dari payudara.

Mastalgia akut; Merupakan nyeri pada payudara dan sering terjadi sebagai suatu respons
fisiologis menjelang menstruasi.

Paget's disease; Merupakan kelainan pada kulit papilla dan areola mammae berupa ruam, gatal,
dapat disertai discharge berdarah. Sering kali menandakan sebuah keganasan pada daerah
papilla mammae.

Mastitis carcinomatosa; Dikenal juga dengan istilah inflammatory breast cancer, merupakan
keganasan payudara yang sangat progresif, dengan manifestasi peradangan hebat pada area
payudara sehingga menyebabkan pembengkakan, kemerahan pada kulit, dan nyeri tekan.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami fistula vesikovagina, yaitu persambungan abnormal antara kandung kemih
menuju vagina sehingga urin mengalir keluar dari dinding anterior vagina. Faktor risiko utama
berupa riwayat persalinan macet (pada soal tergambar dari riwayat melahirkan bayi dengan BBL
4000 gram). Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah sistoskopi untuk menilai
adanya fistula. Tata laksana utama adalah bedah reparasi.
Jawaban Salah:
Tes nitrazin; Dilakukan untuk menilai ketuban pecah dini. Pada kasus pasien tidak hamil
sehingga pilihan ini tidak tepat.

USG transvaginal; Dapat juga dilakukan, namun modalitas utama pada kasus fistula
vesikovaginal adalah sistoskopi atau CT-scan dengan kontras.

Rektoskopi; Dapat digunakan pada kasus fistula rektovaginal, suatu kondisi dimana terjadi
persambungan abnormal antara rectum menuju dinding posterior vagina, sehingga feses keluar
melalui vagina.

Tes plano; Uji kehamilan, tidak tepat dilakukan pada kasus

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Diagnosis yang paling tepat adalah kista Nabothi, dikenal juga dengan istilah kista retensi
musinosa, merupakan kista yang berisi mukus pada permukan zona transformasi serviks.
Umumnya bersifat asimtomatis, namun pada sebagian kecil kasus dapat menyebabkan servisitis
atau keputihan. Tata laksana cukup dengan observasi bila asimtomatis dan dapat dilakukan
biopsi kolposkopi bila terdapat kecurigaan terhadap keganasan.

Diagnosis banding kista Nabothi:


1. Kista Bartholin: kista pada kelenjar Bartholin yang terletak pada arah jam 5 dan 7 dari orifisium
(pembukaan) vagina
2. Kista Gartner: kista pada dinding vagina, umumnya asimtomatis dan sering kali ditemukan
secara tidak sengaja pada pemeriksaan ginekologis
3. Kista Nabothi: kista pada zona tranformasi serviks, umumnya asimtomatis

Jawaban Salah:
Kista Bartholin; Tidak tepat, kista Bartholin terjadi pada kelenjar Bartholin dengan lokasi pada
orifisium vagina arah jam 5 dan/atau jam 7.

Abses Bartholin; Tidak tepat, merupakan kista Bartholin yang terinfeksi, umumnya tampak tanda
peradangan (bengkak, merah) disertai nyeri tekan.

Kista Gartner; Tidak tepat, kista Gartner terjadi pada dinding vagina.

Vaginosis bakterial; Tidak tepat, vaginosis bakterial terjadi akibat ketidakseimbangan antara flora
normal dengan flora abnormal pada vagina, dengan manifestasi utama berupa keputihan yang
berbau amis.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami masalah pada kala 3, yaitu proses pelepasan dan lahirnya plasenta.
Normalnya pelepasan plasenta terjadi dalam 30 menit, namun pada kasus ini bahkan plasenta
belum dapat dilahirkan setelah 40 menit. Hal ini disebut retensio plasenta. Faktor risiko yang
terdapat pada kasus ini adalah riwayat tindakan kuretase pada kehamilan pertamanya, yang
dapat menyebabkan perubahan struktur uterus dan penempelan vili korionik. Faktor risiko lain
adalah persalinan premature, penggunaan ergometrin, dan riwayat SC. Pada kasus retensio
plasenta maka dapat diberikan infus oksitosin 20-40 IU dilanjutkan dengan peregangan tali pusat
terkendali.

Jawaban Salah:
Rest placenta; plasenta dapat dilahirkan namun terdapat fragmen plasenta yang masih
menempel pada uterus.

Atonia uteri; penyebab perdarahan post-partum akibat kontraksi uterus yang tidak adekuat,
ditandai dengan perut yang teraba lembek (tidak ada kontraksi).

Ruptur uteri; pada kasus rupture uteri post-partum, maka akan terjadi perdarahan disertai nyeri
perut hebat walaupun sudah diberikan uterotonika.

Plasenta perkreta; menembusnya vili korionik hingga perimetrium. Dapat menyebabkan retensio
plasenta namun pada kasus ini belum dilakukan pemeriksaan penunjang sehingga penyebab
retensio plasenta belum dapat disimpulkan.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami ketuban pecah dini (KPD) yang ditandai dengan adanya
cairan ketuban yang mengalir dari vagina sebelum tanda inpartu (perubahan serviks maupun
kontraksi uterus). Usia gestasi pasien masih <37 minggu sehingga diagnosis yang tepat pada
kasus ini adalah KPD preterm. Tata laksana utama pada KPD yang penting diingat adalah
pemberian antibiotik profilaksis. Pemberian antibiotik sebagai tata laksana awal menurunkan
jumlah kasus korioamnionitis dan memperpanjang fase laten (PNPK Ketuban Pecah Dini, POGI
2016). Pilihan antibiotik yang biasanya digunakan adalah berdasarkan PNPK tersebut antara lain
adalah ampisilin 2 g IV setiap 6 jam + eritromisin 4x250 mg IV selama 48 jam kemudian
dilanjutkan dengan amoksisilin 3x250 mg PO + eritromisin 3x333 mg PO selama 5 hari. Tata
laksana lebih lanjut dapat dilakukan berdasarkan UK pasien dan dapat dilihat pada tabel berikut
ini:

Jawaban Salah:
Induksi persalinan; Induksi persalinan pada KPD sebaiknya dilakukan bila UK pasien telah
mencapai 34 minggu atau setelah paru janin matang.

Progesteron; Progesteron merupakan suatu tokolitik. Pada kasus KPD, tokolisis tidak
direkomendasikan karena gagal memperlambat persalinan dibandingkan kelompok KPD yang
tidak menerima tokolitik (PNPK Ketuban Pecah Dini, POGI 2016)

Nifedipin; Nifedipin juga merupakan suatu tokolitik yang tidak direkomendasikan pada tata
laksana ketuban pecah dini.

Terminasi kehamilan; Terminasi kehamilan dapat dipertimbangkan pada UK <24 minggu karena
sulitnya menunggu viabilitas maupun pematangan paru. Namun opsi ini perlu dibicarakan
terlebih dahulu dengan keluarga.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien pada kasus ini merupakan neonatus. Ginekomastia (pembesaran payudara) pada
neonatus merupakan keadaan yang umum yang terjadi saat estrogen ibu masih bersirkulasi
pada aliran darah neontaus. Beberapa neonatus bahkan dapat mengalami galaktorea
(mengeluarkan ASI) bila estrogen maternal dapat menstimulasi kelenjar pituitari untuk
mensekresi prolaktin. Pada neonatus, ginekomastia dan galaktorea akan sembuh dengan
sendirinya dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan.

Jawaban Salah:
Suplementasi testosteron; suplementasi ini diindikasikkan pada kasus hipogonadisme.
Hipogonadisme pada laki-laki dapat menyebabkan ginekomastia namun baru akan terlihat pada
masa pubertas.

Biopsi payudara; tindakan ini hanya dilakukan pada ginekomastia yang patologis. Ginekomastia
patologis ditandai dengan onset yang bukan di masa neonatus maupun pubertas, pembesaran
yang cepat, ukuran >4 cm, persistensi ≥12 bulan, dan onset usia >17 tahun. Pada kasus ini
ginekomastia bersifat fisiologis.

Dikloksasilin oral; Obat ini dapat diberikan pada neonatus yang menderita mastitis (biasanya
akibat S. aureus). Keadaan ini dapat dialami oleh bayi usia <2 bulan akibat stimulasi estrogen
maternal. Namun, mastitis akan memiliki manifestasi eritema, nyeri, dan rasa hangat yang tidak
ditemukan pada kasus ini.

Pengukuran estrogen dan progesteron; Pilihan ini dapat dilakukan pada pasien dengan
ginekomasti patologis. Pasien pada kasus ini mengalami ginekomastia fisiologis.
xplanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami trauma setelah terjatuh dari pohon, sudah dilakukan x-ray dan tampak
gambaran diskontinuitas pada 1/3 tengah klavikula sinistra tanpa displacement, sehingga
diagnosis saat ini adalah fraktur klavikula 1/3 tengah (1/3 middle).

Perlu berhati-hati dalam membedakan antara fraktur klavikula 1/3 medial vs 1/3 tengah (middle).
Untuk memperjelas hal ini, perhatikan pembagian fraktur klavikula berdasarkan klasifikasi
Allman:
Grup 1, fraktur klavikula 1/3 tengah (=1/3 middle): fraktur terjadi pada 1/3 tengah klavikula.
Paling sering terjadi (~70%)
Grup 2, fraktur klavikula 1/3 lateral (=1/3 distal): fraktur terjadi pada 1/3 klavikula paling
lateral/distal dari batang tubuh
Grup 3, fraktur klavikula 1/3 medial (=1/3 proksimal): fraktur terjadi pada 1/3 klavikula paling
medial/proksimal dari batang tubuh. Hati-hati jangan tertukar dengan 1/3 tengah (1/3 middle).
Fraktur klavikula tipe ini paling jarang terjadi (~3%)

Tata laksana umumnya berupa terapi konservatif dan suportif dengan imobilisasi dan
penggunaan arm sling selama 4-6 minggu. Pembedahan diindikasikan bila terjadi displacement
atau lokasi fraktur tidak stabil.

Ilustrasi klasifikasi fraktur klavikula berdasarkan klasifikasi Allman

Jawaban Salah:
Reposisi tertutup dengan gips; Pada kasus ini fraktur tidak disertai dengan displacement,
sehingga tidak dibutuhkan tindakan reposisi.

Reposisi terbuka; Pada kasus ini fraktur tidak disertai dengan displacement, sehingga tidak
dibutuhkan tindakan reposisi.

Pemasangan implant plate; Pada kasus ini fraktur tidak disertai dengan displacement, sehingga
tidak diperlukan pemasangan implant plate untuk mempertahankan posisi.

Kompres dingin; Dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri, namun pilihan paling tepat pada
kasus ini adalah pemasangan arm sling dengan tujuan imobilisasi, stabilisasi, sekaligus
mengurangi rasa nyeri.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami fraktur Colles, ditandai dengan adanya deformitas berbentuk dinner fork.
Fraktur Colles adalah fraktur radius distal tanpa disertai dislokasi sendi radioulna, disertai
angulasi fragmen ke arah dorsal (punggung tangan). Tata laksana konservatif yaitu imobilisasi
dengan balut bidai. Tata laksana definitif dengan pembedahan, dengan indikasi yaitu fraktur
terbuka, tidak stabil, dan terdapat keterlibatan/cedera saraf/vaskular.

Ilustrasi fraktur Colles


Jawaban Salah:
Fraktur Galeazzi; Fraktur Galeazzi melibatkan adanya dislokasi sendi radius ulna; tidak
didapatkan gambaran dinner fork deformity pada fraktur Galeazzi.

Fraktur Monteggia; Fraktur 1/3 proksimal ulna + dislokasi sendi radius ulna.

Fraktur Smith; Deformitas pada fraktur Smith adalah garden spade deformity yang menandakan
bahwa fragmen fraktur distal mengarah ke arah telapak (angulasi ventral).

Fraktur Boxer; Fraktur pada proksimal metakarpal, paling sering terjadi pada digiti IV dan V
akibat gerakan meninju.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami tenosinovitis supuratif, dikenal juga dengan istilah flexor tenosynovitis, yaitu
infeksi pada selaput pembungkus tendon yang umumnya didahului oleh trauma. Manifestasi
khas berupa tanda Kanavel, yaitu:
1. Nyeri tekan pada selaput pembungkus tendon yang terinfeksi
2. Pembengkakan uniformis pada jari yang terlibat (sausage digiti)
3. Posisi jari dalam bentuk fleksi pasif
4. Nyeri pada ekstensi pasif

Ilustrasi Kanavel's sign


Jawaban Salah:
Stenosing tenosynovitis; Disebut juga trigger finger, merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat
inflamasi pada tendon dengan manifestasi khas berupa jari yang terkunci pada posisi fleksi dan
apabila dilakukan ekstensi jari paksa akan terdengar suara “klik”.

De Quervain's tenosynovitis; Merupakan inflamasi non-infeksi yang terjadi pada selaput tendon
ibu jari. Umumnya terjadi akibat gerakan ibu jari repetitif.

Selulitis; Merupakan infeksi kulit profunda, umumnya ditandai dengan kemerahan pada kulit
yang difus, dengan batas tidak tegas.

Erisipelas; Merupakan infeksi kulit superfisial, umumnya ditandai dengan kemerahan pada kulit
dengan batas yang tegas.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]
Pasien pada kasus ini mengalami rheumatoid arthritis, dengan manifestasi berupa nyeri pada
daerah predileksi yaitu pergelangan dan jari-jari tangan dan dibuktikan dengan ditemukannya
antibodi anti-CCP (+) pada pemeriksaan laboratorium. Rasa nyeri pada kasus RA umumnya
memberat pada pagi hari dan berkurang seiring aktivitas. Gambaran radiologis yang umum
ditemukan adalah erosi pannus.

Ilustrasi erosi pannus pada RA

Jawaban Salah:
Osteofit; Merupakan kelainan radiologis yang ditemukan pada kasus osteoarthritis (OA).

Kristal berbentuk jarum dengan birefringent negatif; Merupakan gambaran kristal asam urat yang
ditemukan melalui pemeriksaan mikroskopis dengan sampel cairan sendi, ditemukan pada kasus
gout arthritis.

Kristal berbentuk rhomboid dengan birefringent positif; Merupakan gambaran kristal kalsium
pirofosfat yang ditemukan pada kasus pseudogout.

Podagra; Ditemukan pada kasus gout arthritis, berupa benjolan pada distal metatarsal I.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami infeksi akibat kemungkinan riwayat patah tulang yang dialami
beberapa bulan lalu. Riwayat infeksi pada tulang disebut dengan osteomielitis dan dapat dibagi
menjadi 3 fase berdasarkan onset dan manifestasi klinisnya. Ketiga fase osteomielitis ini dapat
dilihat pada tabel berikut:

Jawaban Salah:
Osteomielitis akut; Pada kasus ini sudah tidak ditemukan tanda peradangan aktif sehingga
pilihan ini kurang tepat.

Osteoarthritis; Osteoarthritis dapat merupakan komplikasi dari fraktur yang terjadi ad regio
persendian (fraktur artikular). Namun, pada kasus ini tidak ditemukan nyeri sendi. Gambaran
sinus tract juga bukan merupakan manifestasi dari osteoarthritis.

Osteosarcoma; Osteosarcoma merupakan keganasan pada tulang dan dapat bermanifestasi


sebagai fraktur patologis. Namun, diagnosis osteosarcoma membutuhkan pemeriksaan
penunjang. Pada rontgen osteosarcoma dapat menunjukkan sunburst appearance dan
Codman's triangle. Pada osteosarcoma juga tidak ditemukan sinus tract sehingga pilihan ini
kurang tepat.

Osteomielitis subakut; Osteomielitis subakut ditandai dengan berkurangnya tanda inflamasi


seperti demam, bengkak, dan merah pada lokasi luka seperti pada kasus ini. Namun, adanya
sinus tract menandakan bahwa telah terjadi proses yang lebih kronis sehingga pilihan ini kurang
tepat.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Nyeri pada siku pasien disertai angka asam urat yang tinggi mengarahkan diagnosis pada
arthritis gout. Keadaan ini timbul akibat deposisi kristal asam urat pada sendi. Pada pemeriksaan
cairan sendi gout dapat ditemukan cairan berupa kristal jarum birefringens (-). Tata laksana gout
dibagi menjadi tata laksana akut dan kronik. Pada fase akut, tujuan terapi adalah untuk
mengurangi rasa nyeri dan inflamasi (mis. NSAID, kortikosteroid, kolkisin). Sedangkan pada fase
kronik, dapat diberikan terapi penurun asam urat (mis. allpurinol, febuxostat, probenesid). Dosis
penurun asam urat dan cara kerjanya dapat ditentukan sebagai berikut:

Penggunaan obat penurun asam urat tidak diberikan pada semua orang, namun pada orang
dengan indikasi tertentu, antara lain: serangan gout ≥2 kali, kadar asam urat ≥8 mg/dL, usia <40
tahun. Pada kasus ini asam urat pasien 8,2 mg/dL sehingga dapat diberikan terapi penurun
asam urat setelah serangan akut tertangani.

Jawaban Salah:
Serangan gout berulang; pada kasus ini pasien baru pertama kali mengalami serangan sehingga
pilihan ini kurang tepat.

Usia >60 tahun; usia pasien yang merupakan indikasi pemberian obat penurun asam urat adalah
<40 tahun.

Komorbiditas hipertensi; komorbiditas hipertensi bukanlah indikasi memulai terapi penurun asam
urat.

Komorbiditas dislipidemia; komorbiditas dislipidemia bukanlah indikasi memulai terapi penurun


asam urat.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan vaksinasi COVID-19 skala nasional
termasuk dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat tersier (UKM tersier). Upaya pelayanan
kesehatan masyarakat (UKM) dibagi menjadi:
1. UKM primer: penyelenggara utama adalah Puskesmas yang setidaknya terdapat satu di
setiap kecamatan
2. UKM sekunder: mencakup wilayah yang lebih luas dengan penanggung jawab utama adalah
Dinkes kabupaten/kota, termasuk melayani rujukan dari Puskesmas
3. UKM tersier: mencakup wilayah yang lebih luas lagi dibandingkan UKM sekunder,
penanggung jawab utama adalah Dinkes provinsi dan Depkes, sehingga mencakup skala yang
lebih luas, yaitu provinsi hingga nasional

Jawaban Salah:
Upaya pelayanan kesehatan perseorangan primer; UKP primer diselenggarakan oleh
Puskesmas, sehingga Puskesmas menjadi penyelenggara UKP dan UKM primer.

Upaya pelayanan kesehatan perseorangan sekunder; UKP sekunder merupakan pelayanan


kesehatan lanjutan yang mencakup pelayanan dokter spesialistis, umumnya setelah dirujuk dari
UKP primer.
Upaya pelayanan kesehatan masyarakat primer; Mencakup pelayanan kesehatan masyarakat
oleh Puskesmas, mencakup skala kecamatan.
Upaya pelayanan kesehatan masyarakat sekunder; Mencakup pelayanan kesehatan di skala
yang lebih luas, yaitu kabupaten/kota.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Dokter pada kasus ini membuat suatu acara / program tertentu. Suatu program kesehatan dapat
dilakukan analisis sistem yang mencakup adanya input, proses, output, dan outcome (dampak).
Input mencakup ketersediaan fasilitas, dana, tenaga, dan sumber daya lainnya dalam
menjalankan suatu program. Contoh input pada kasus ini adalah jumlah hadiah yang diperlukan
per bulan. Proses merupakan strategi dan perencanaan dalam menggunakan sumber daya yang
telah dikumpulkan pada input. Contoh proses pada kasus ini adalah distribusi hadiah yang akan
dilakuakn setiap akhir bulan. Output merupakan hasil yang dapat diukur secara langsung dan
merupakan indikator dari keberhasilan suatu acara/program. Contoh output pada kasus ini
adalah cakupan prolanis, jumlah pasien dengan gula darah normal, jumlah pasien baru yang
mengikuti prolanis, dll. Outcome merupakan dampak jangka panjang akibat program yang
dijalankan. Contoh outcome pada kasus ini adalah menurunnya angka mortalitas akibat DM tipe
II dan komplikasinya pada wilayah tersebut.

Jawaban Salah:
Input; Cakupan merupakan hasil dari acara yang dibentuk dan dapat dinilai secara kuantitatif
sehingga merupakan ouput, bukan input.

Proses; Cakupan merupakan hasil dari acara yang dibentuk dan dapat dinilai secara kuantitatif
sehingga merupakan ouput, bukan proses.

Outcome; Cakupan merupakan hasil dari acara yang dibentuk dan dapat dinilai secara kuantitatif
dalam jangka pendek sehingga bukan merupakan outcome.

Impact; Tidak ada istilah ini dalam analisis sistem suatu acara/program.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Derajat pencegahan merupakan tingkatan pencegahan yang dibuat untuk menghentikan suatu
proses penyakit, baik itu kejadian penyakit, atau disabilitas. Secara umum, terdapat 3 tingkatan
pencegahan yaitu primary prevention, secondary prevention, dan tertiary prevention. Primary
prevention berfungsi untuk mencegah terjadinya suatu penyakit, Secondary prevention berfungsi
untuk mendeteksi dan mengobati penyakit yang telah ada namun belum menyebabkan
disabilitas, sedangkan tertiary prevention berfungsi untuk meminimalisir kecacatan dan
meningkatkan kualitas hidup dengan kecacatan yang telah ada. Bagan berikut akan
merangkumkan ketiga jenis pencegahan di atas:

Primary prevention dapat dibagi menjadi 2 derajat yang lebih kecil, yaitu health promotion dan
specific protection. Health promotion berfungsi untuk meningkatkan perilaku hidup sehat
(biasanya dengan cara penyuluhan) sehingga dapat mengurangi faktor risiko yang dapat
menyebabkan penyakit (mis. merokok, makan fast-food, dll). Specific protection berfungsi untuk
mencegah terjadinya penyakit dengan memberikan alat pelindung terhadap faktor risiko yang
telah ada (mis. kondom untuk mencegah IMS, kacamata untuk melindungi mata pekerja las, dll).

Secondary prevention disebut juga sebagai early diagnosis & prompt treatment dimana
dilakukan penemuan penyakit secara aktif walaupun pasien tidak memiliki gejala. Contoh
secondary prevention adalah skrining IVA yang dilakukan pada wanita secara rutin. Wanita yang
mengalami pemeriksaan IVA mencurigakan akan segera ditata laksana lebih lanjut sesuai
hasilnya. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi disabilitas maupun komplikasi dari keadaan yang
telah dialami oleh pasien.

Tertiary Prevention memiliki 2 tahapan lebih lanjut, yakni disability limitation dan rehabilitation.
Pada disability limitation kecacatan telah terjadi namun pencegahan dilakukan agar kecacatan
tidak meluas. Contoh disability limitation adalah amputasi jari yang mengalami gangren agar
tidak meluas ke 1 ekstremitas. Rehabilitation adalah pencegahan yang berfokus pada
peningkatan kualitas hidup pada pasien yang telah mengalami kecacatan. Contoh rehabilitation
adalah terapi wicara pada pasien yang mengalami stroke.

Jawaban Salah:
Specific protection; Pada kasus ini tidak ada alat pelindung diri yang diberikan untuk mencegah
gizi buruk sehingga pilihan kasus ini tidak tepat

Early diagnosis & prompt treatment; Pada kasus ini dokter hanya melakukan penyuluhan tanpa
melakukan skrining pada balita wilayah tersebut sehingga pilihan ini kurang tepat.

Disability limitation; Pada kasus ini dokter melakukan penyuluhan untuk mencegah kejadian gizi
buruk sehingga masuk kategori primary prevention, bukan tertiary prevention.

Rehabilitation; Pada kasus ini dokter melakukan penyuluhan untuk mencegah kejadian gizi
buruk sehingga masuk kategori primary prevention, bukan tertiary prevention.

Explanation
[Inspirasi soal dari UKMPPD Agustus 2021]

Pada kasus ini dokter melakukan rujukan individu. Secara umum, proses rujukan dapat dibagi
menjadi 2, yakni rujukan individu (rujukan terkait suatu kasus spesifik pasien) dan rujukan
masyarakat (rujukan terkait masalah kesehatan masyarakat, bukan perseorangan). Jenis-jenis
rujukan individu dapat diliihat pada tabel ini:
Pada kasus ini karena hanya sampel dahak yang dikirim, maka rujukan yang paling tepat adalah
rujukan bahan / spesimen laboratorium.

Jawaban Salah:
Rujukan individu; Pada kasus ini memang dilakukan rujukan individu, namun pilihan ini kurang
spesifik. Rujukan individu yang dilakukan pada kasus ini adalah rujukan spesimen.

Rujukan kasus; pada rujukan kasus, pasien yang dikirim ke fasilitas kesehatan lain untuk
mencari pengobatan di tempat tersebut.

Rujukan ilmu pengetahuan; rujukan ini merupakan rujukan individu dimana seorang dokter /
tenaga ahli didatangkan untuk memberikan pelatihan / bimbingan pada suatu fasilitas kesehatan.

Rujukan sarana dan logistik; rujukan ini merupakan bagian dari rujukan masyarakat dimana
peralatan medis / non-medis dikirimkan ke fasilitas kesehatan yang membutuhkan (mis. obat dan
vaksin).
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini termasuk dalam penelitian pre-eksperimental karena
dilakukan dalam kelompok kecil dan mengabaikan kriteria penelitian true experiment, yaitu:
1. Adanya kelompok intervensi dan kontrol (tidak menerima intervensi)
2. Adanya variable yang dapat dimanipulasi peneliti (variable bebas/independent/predictor)
3. Randomisasi sampel ke dalam kelompok, artinya setiap sampel punya peluang yang sama
untuk masuk ke dalam kelompok kontrol ataupun intevensi.

Jenis penelitian pre-eksperimental

Pada penelitian ini peneliti melakukan pre-test dan post-test terhadap kelompok yang diberi
intervensi (penggunaan LCD monitor) dan peneliti tidak menyediakan kelompok kontrol,
sehingga penelitian ini termasuk dalam penelitian pre-eksperimental dengan desain one group
pre-/posttest.

Jawaban Salah:
Pre-experimental; Static-group comparison; terdapat kelompok paparan dan kontrol, namun
hanya dilakukan post-test saja pada 2 kelompok tersebut.

True experimental; desain penelitian terbaik karena terdapat kelompok intervensi dan kontrol
serta dilakukan randomisasi sampel.

Quasi experimental; desain penelitian yang sudah sangat menyerupai true experimental.
Perbedaan utamanya adalah pada quasi experimental tidak dilakukan randomisasi sampel di
setiap kelompok.

Pre-experimental; One-shot case study; hanya terdapat 1 kelompok paparan yang dilakukan
post-test saja.

xplanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Indonesia memiliki beberapa angka kematian anak yang penting untuk diketahui. Beberapa
definisi operasional dan formula untuk angka kematian tersebut dapat dilihat dibawah ini:

Pada kasus ini neonatus yang meninggal sebanyak 20 dengan total kelahiran hidup sebanayk
2.000 jiwa. Dengan formula Angka kematian neonatus maka didapatkan 20/2000 x 1000 = 10
kematian setiap 1.000 jiwa.

Jawaban Salah:
15 kematian dalam 1.000 jiwa; Angka ini merupakan angka kematian bayi yang didapatkan dari
rumus 30/2000 x 1000 jiwa.

20 kematian dalam 1.000 jiwa; Angka ini tidak tepat karena 20 tidak menunjukkan angka
kematian apapun.
30 kematian dalam 1.000 jiwa; Angka ini tidak tepat karena 30 tidak menunjukkan angka
kematian apapun.

50 kematian dalam 1.000 jiwa; Angka ini tidak tepat karena 50 tidak menunjukkan angka
kematian apapun.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Untuk menentukan uji hipotesis yang tepat maka dapat dilakukan 3 langkah sederhana, yaitu:
1. Menentukan variabel independen dan variabel dependen
2. Melihat apakah variabel independen merupakan kategorik 2 kelompok, kategorik >2
kelompok, atau numerik
3. Melihat apakah variabel dependen merupakan data nominal, ordinal, atau numerik.

Berdasarkan kasus ini kita dapat menyimpulkan bahwa variabel independen merupakan
Pemberian ASI Eksklusif dan variabel dependen merupakan Angka Kejadian Diare Selama 1
Bulan. Langkah ke-2 adalah menentukan apakah Pemberian ASI eksklusif merupakan data
kategorik atau numerik. Pada kasus ini Pemberian ASI eksklusif dinilai dengan Ya/Tidak, maka
merupakan data kategorik. Hanya ada 2 kategori (Ya/Tidak) dan bayi yang berada di kelompok
ASI eksklusif tidak mungkin masuk ke kelompok Tidak ASI Eksklusif sehingga variabel
independen pada kasus ini merupakan data 2 kelompok yang tidak berpasangan. Langkah ke-3
adalah menentukan apakah variabel dependen merupakan data nominal, ordinal, atau numerik.
Pada kasus ini Angka Kejadian Diare dilaporkan sebagai Ya/Tidak sehingga variabel dependen
pada kasus ini merupakan data kategorik. Pilihan uji hipotesis yang tepat pada kasus ini adalah
Chi-square. Pilihan lengkap uji hipotesis dapat dilihat pada 3 bagan berikut ini:
Jawaban Salah:
Independent T-test; Independent T-test merupakan nama lain dari Unpaired T-test. Uji hipotesis
ini digunakan pada variabel independen dengan 2 kelompok tidak berpasangan dan variabel
dependen numerik. Pada kasus ini variabel dependen merupakan data nominal sehingga pilihan
ini tidak tepat.

Pearson correlation test; Pearson correlation test merupakan uji hipotesis yang digunakan pada
variabel independen numerik dan variabel dependen numerik pula. Pada kasus ini variabel
independen merupakan data kategorik sehingga pilihan ini tidak tepat.

Spearman correlation test; Spearman correlation test merupakan uji hipotesis yang digunakan
pada variabel independen numerik dan variabel dependen ordinal/numerik tanpa distribusi
normal. Pada kasus ini variabel independen merupakan data kategorik sehingga pilihan ini tidak
tepat.

One-way ANOVA; One-way ANOVA merupakan uji hipotesis yang digunakan pada variabel
independen >2 kelompok tidak berpasangan dan variabel dependen numerik. Pada kasus ini
variabel dependen merupakan data nominal sehingga pilihan ini tidak tepat.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Dalam menentukan besar sampel, perlu untuk mengerti perbedaan populasi target, populasi
terjangkau, subjek yang diinginkan, dan subjek yang diteliti (sampel). Populasi target adalah
manusia dengan ciri tertentu yang akan diteliti (mis. balita, wanita usia subur, laki-laki, dll).
Populasi terjangkau adalah populasi target yang masih memungkinkan untuk diteliti (biasanya
dibatasi karena jarak dan biaya). Subjek yang diinginkan adalah jumlah peserta penelitian yang
diharapkan oleh peneliti. Subjek yang diteliti adalah sampel yang menjalani penelitian tersebut
dari awal hingga akhir. Bagan berikut dapat membantu dalam memahami perbedaan klasifikasi
populasi dan sampel:

Jawaban Salah:
500 balita; 500 balita pada kasus ini adalah subyek yang diinginkan, bukan populasi target.

430 balita; 430 balita pada kasus ini adalah subyek yang diteliti (sampel), bukan populasi target.

Balita yang berada di 3 desa kecamatan A; merupakan populasi terjangkau (hanya 3 desa dari
seluruh kecamatan yang dapat diteliti), bukan populasi target.
Seluruh balita; penelitian ini hanya ingin meneliti kecamatan A sehingga seluruh balit merupakan
himpunan yang lebih besar dari populasi target.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien telah dinyatakan meninggal dunia. Terdapat beberapa tanda pasti kematian yang dapat
diperiksa, antara lain:
1. Lebam mayat (livor mortis): terjadi akibat akumulasi eritrosit, berupa bercak merah keunguan
pada bagian terbawah tubuh pasien, mulai muncul 20-30 menit pasca kematian
2. Kaku mayat (rigor mortis): terjadi akibat habisnya cadangan glikogen otot sehingga aktin dan
myosin menggumpal dan menyebabkan otot menjadi kaku. Mulai muncul sekitar 2 jam pasca
kematian
3. Penurunan suhu (algor mortis): terhentinya metabolism menyebabkan penurunan suhu
gradual, sekitar 0,9-1 C per jam nya
4. Pembusukan (dekomposisi): degradasi jaringan akibat autolysis dan aktivitas bakteri
pembusuk, pertama kali terjadi pada perut kanan bawah (area caecum) dan ditandai dengan
warna kehijauan yang muncul sekitar 24 jam pasca kematian
5. Adiposera (saponifikasi): terbentuknya bahan berwarna keputihan, lunak atau berminyak, dan
berbau tengik. Umumnya terjadi pada jenazah yang meninggal dilingkungan lembap dan basah
6. Mumifikasi: pengeringan jaringan dan penghentian pembusukan akibat penguapan dan
dehidrasi jaringan yang cepat. Umumnya terjadi pada jenazah yang meninggal di lingkungan
kering dengan kelembapan rendah

Jawaban Salah:
Tidak teraba nadi karotis; Bukan merupakan tanda pasti kematian.

Refleks cahaya negatif; Bukan merupakan tanda pasti kematian.

Refleks doll's eye negatif; Bukan merupakan tanda pasti kematian. Refleks doll's eye yang
negatif menandakan kerusakan batang otak yang kemungkinan mengindikasikan kematian otak
(brain death).

Ditemukan kaku mayat; Merupakan tanda pasti kematian, namun pada jenazah diperkirakan
kematian terjadi sekitar 1,5 jam yang lalu, sehingga kemungkinan belum akan ditemukan kaku
mayat.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pada kasus ini prinsip yang dijalankan adalah prinsip portabilitas, yaitu kepesertaan BPJS
kesehatan dapat dipakai di manapun di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berdasarkan UU No. 24 tahun 2011 pasal 4, terdapat sembilan prinsip penyelenggaraan BPJS
kesehatan, sebagaimana tertera dalam tabel berikut:
Jawaban Salah:
Keadilan; tidak ada prinsip pelaksanaan ini.

Gotong royong; prinsip kebersamaan antar peserta dalam menanggung beban biaya iuran.

Keberpihakan; tidak ada prinsip pelaksanaan ini.

Nirlaba; pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan hasil pengembangan dana untuk
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Kasus ini termasuk dalam kategori kecurangan (fraud). Berdasarkan Peraturan BPJS kesehatan
No. 6 tahun 2020, fraud didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk
mendapatkan keuntungan finansial dari program jaminan kesehatan dalam sistem jaminan sosial
nasional melalui perbuatan curang yang tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Selain itu, dikaji dari sisi bioetik maka tindakan dokter tersebut juga melanggar prinsip non-
maleficence karena melakukan tindakan operasi tanpa indikasi justru akan meningkatkan risiko
harm pada pasien dibanding benefit yang didapat.

Jawaban Salah:
Tidak salah asalkan pasien menandatangani informed consent; walaupun pasien setuju,
tindakan ini tidak dapat dibenarkan baik dari sisi perundang-undangan maupun kaidah bioetik.

Tidak salah karena tidak ada pihak yang dirugikan; sejatinya pasien dirugikan karena terpapar
risiko harm yang lebih tinggi, selain itu BPJS kesehatan juga dirugikan karena tindakan ini
termasuk fraud.

Salah karena bukan kompetensi dokter untuk menentukan; dokter memiliki kompetensi untuk
menentukan tindakan berdasarkan diagnosis sehingga alasan ini tidak tepat.

Tidak salah karena bertujuan menyelamatkan tungkai pasien; berdasarkan kondisi pasien,
tindakan debridement di poli sudah cukup untuk mengatasi kondisi ini.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami retinopati hipertensi. Manifestasi “bayangan hitam yang menghalangi lapang
pandang dan membesar” diakibatkan oleh iskemi retina progresif. Sedangkan penemuan pada
funduskopi berupa penyilangan arteri-vena (AV nicking/crossing), disertai flame-shaped
haemorrhage dan cotton-wool spots mengarahkan diagnosis pada retinopati hipertensi grade 3.
Berdasarkan referensi AAO, pemeriksaan lanjutan yang dapat dilakukan adalah angiografi
fundus untuk menilai luas iskemi dan mencari koroidopati hipertensi, suatu kondisi yang ditandai
dengan nekrosis fibrinoid dari arteriol koroid.

Indikasi dilakukannya angiografi fundus adalah kelainan pada daerah retina atau koroid,
misalnya retinopati diabetikum, retinopati hipertensi, dan age-related macular degeneration
(ARMD). Tujuan dilakukannya pemeriksaan ini adalah untuk menilai luas lesi, menentukan tata
laksana, dan menilai keberhasilan tata laksana.

Klasifikasi retinopati hipertensi menurut Keith-Wagner-Barker (tersering digunakan di UKMPPD)


Jawaban Salah:
USG okuli; Kurang tepat, indikasi utama USG okuli adalah untuk menilai panjang bola mata,
menilai ukuran tumor, visualisasi dislokasi lensa, dan mendeteksi ablasio retina.

Perimetri; Kurang tepat, indikasi perimetri adalah untuk menilai lapang pandang. Pada kasus ini,
pemeriksaan lanjutan untuk menilai luas iskemi lebih tepat menggunakan angiografi fundus.

MRI okuli; Tidak umum digunakan, dapat digunakan terutama pada kasus tumor.

Tonometri; Kurang tepat, indikasi tonometri adalah untuk menilai tekanan intra-okular (TIO),
dapat digunakan pada kasus glaukoma atau hipertensi okuli.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami uveitis anterior (iridosiklitis), ditandai dengan adanya cell and flare pada bilik
mata depan yang menyebabkan Tyndall phenomenon (+). Beberapa manifestasi khas yang
sering kali ditemukan pada kasus uveitis anterior adalah terdapatnya presipitat keratik, serta
nodul pada iris (nodul Busacca dan nodul Koeppe).

Uveitis anterior paling sering bersifat idiopatik. Dapat juga terjadi sebagai respons terhadap
kondisi autoimun dan dapat juga terjadi akibat infeksi.

Prinsip tata laksana menggunakan sikloplegi untuk mencegah sinekia posterior. Kortikosteroid
topikal juga dapat diberikan untuk meredakan inflamasi. Uniknya, antibiotik justru tidak
diindikasikan pada kasus uveitis anterior.
Ilustrasi manifestasi klinis uveitis

Jawaban Salah:
Glaukoma fakomorfik; Terjadi pada kasus katarak imatur – matur dimana terjadi lensa
intumesen, ukuran membesar, menyebabkan hambatan pada aliran ke trabekulum Meshwork
sehingga terjadi glaukoma sudut tertutup. Pada kasus tidak didapatkan kekeruhan pada lensa,
tidak terdapat peningkatan TIO, dan CDR normal (<0,5).

Glaukoma akut sudut terbuka; Pada kasus tidak didapatkan kekeruhan pada lensa, tidak
terdapat peningkatan TIO, dan CDR normal (<0,5).

Endoftalmitis; Umumnya terdapat pencetus infeksi pada endoftalmitis, misalnya riwayat trauma
(termasuk operasi mata, misalnya katarak). Pada kasus ini tidak terdapat pencetus infeksi yang
jelas (kondisi pada kasus bersifat idiopatik).

Hifema; Ditandai dengan adanya penumpukan darah pada bilik mata depan. Umumnya terjadi
akibat trauma langsung pada mata.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami hipermetropia. Hipermetropia, disebut juga rabun dekat, merupakan kelainan
refraksi dimana bayangan jatuh di belakang lensa.

Etiologi hipermetropia antara lain akibat panjang aksial bola mata terlalu pendek, kurvatura lensa
terlalu datar, atau gangguan akomodasi. Prinsip penatalaksanaannya dengan menggunakan
lensa sferis positif terkuat yang mampu memberikan visus terbaik.
Jawaban Salah:
Terdapat lebih dari 1 titik fokus pada kornea; Merupakan patofisiologi yang mendasari
astigmatisme.

Lensa terlalu tebal; Merupaka patofisiologi yang mendasari miopia.

Lensa terlalu keruh; Merupakan patofisiologi yang mendasari katarak.

Kurvatura kornea terlalu cembung; Merupakan patofisiologi yang mendasari miopia.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien saat ini mengalami hordeolum eksterna, ditandai dengan adanya benjolan pada bagian
luar palpebra superior dextra yang disertai tanda inflamasi aktif (hiperemis, teraba hangat, nyeri
tekan).

Salah satu komplikasi tersering dari hordeolum adalah kalazion, berupa benjolan pada kelopak
mata yang tidak lagi menunjukkan tanda inflamasi aktif.

Ilustrasi perbandingan kalazion, hordeolum interna, dan hordeolum eksterna

Jawaban Salah:
Blefaritis anterior; Manifestasi klinis berupa kelopak mata kemerahan dan gatal, terdapat skuama
dan krusta di sekitar kelopak mata, epifora, iritasi mata.

Hordeolum eksterna; Benjolan terdapat di bagian luar kelopak mata, terjadi akibat gangguan
pada kelenjar Zeis dan Moll. Diagnosis pada kasus ini adalah hordeolum eksterna, namun
pertanyaan pada soal adalah komplikasi tersering, sehingga paling tepat adalah kalazion.

Hordeolum interna; Benjolan terdapat di bagian dalam kelopak mata, terjadi akibat gangguan
pada kelenjar Meibom. Diagnosis pada kasus ini adalah hordeolum eksterna, namun pertanyaan
pada soal adalah komplikasi tersering, sehingga paling tepat adalah kalazion.

Endoftalmitis; Umumnya terdapat riwayat menjalani operasi mata pada pasien. Ditandai dengan
nyeri pada mata, edema palpebra, penurunan visus, hipopion, ditemukannya cell dan flare pada
COA, hasil funduskopi berupa hilangnya red reflex.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami pterigium, ditandai dengan adanya massa berbentuk segitiga. Puncak massa
sudah mencapai pertengahan bola mata dan pada kasus ini menyebabkan obstruksi sehingga
cahaya sulit masuk ke pupil dan terjadi penurunan visus. Pterigium pada kasus ini tergolong
grade 4.

Penjelasan grading pterygium

Jawaban Salah:
Efek desak ruang oleh massa; Massa pada kasus ini merujuk kepada pterigium. Pterigium tidak
menyebabkan efek desak ruang, sehingga jawaban ini tidak tepat.
Edema kornea; Edema kornea merupakan penyebab menurunnya visus pada glaukoma.

Lensa terlalu tebal; Merupakan penyebab menurunnya visus pada miopia.

Robekan pada retina; Merupakan penyebab menurunnya visus pada ablasio retina.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami dakriostenosis, yaitu adanya sumbatan pada saluran air mata sehingga
muncul gejala obstruksi air mata, terutama epifora (mata berair). Dakriostenosis cukup sering
bersifat kongenital pada bayi baru lahir akibat kelainan struktur saluran air mata, namun bisa
juga terjadi secara idiopatik pada orang dewasa. Berbeda dengan dakriosistitis, pada
dakriostenosis tidak ditemukan tanda radang (hiperemis, nyeri tekan, muncul pus).

Ilustrasi dakriostenosis dan diagnosis bandingnya

Jawaban Salah:
Dakriosistitis; Pada dakriosistitis umumnya disertai tanda infeksi, misalnya hiperemis, nyeri
tekan, akumulasi pus.

Dakrioadenitis; Dakrioadenitis umumnya bermanifestasi sebagai pembengkakan pada


superolateral mata. Pada kasus ini edema terdapat pada sudut mata dekat hidung, sehingga
secara anatomis mengarah ke dakriostenosis atau dakriosistitis.

Sindrom Sjögren; Merupakan suatu kondisi autoimun yang menyerang kelenjar, tidak tepat pada
kasus ini.
Parotitis viral; Pada parotitis viral, pembengkakan terjadi pada pipi-leher, bukan pada sudut
mata.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien pada kasus mengalami panoftalmitis. Per definisi, panoftalmitis adalah inflamasi pada
lapisan dalam bola mata (aqueous humor dan/atau vitreous humor) disertai inflamasi jaringan
orbita (mis. otot mata ekstraokular. Diagnosis banding tersering dari panoftalmitis adalah
endoftalmitis. Endoftalmitis merupakan inflamasi hanya pada lapisan dalam bola mata tanpa
melibatkan jaringan orbita. Pada panoftalmitis umumnya didapatkan nyeri ketika pasien diminta
menggerakkan bola mata, seperti pada kasus ini.

Keadaan ini merupakan kegawatdaruratan oftalmologi sehingga butuh perujukan ke spesialis


mata. Terapi utama pada endoftalmitis adalah pemberian antibiotik intravitreal dengan regimen
sebagai berikut:
- Vankomisin + Amikasin ATAU
- Vankomisin + Ceftazidime

Tata laksana bedah yang dapat dilakukan pada kasus ini adalah vitrektomi pars plana.

Jawaban Salah:
Endoftalmitis; Pada kasus pasien merasa nyeri ketika menggerakkan bola mata, sehingga lebih
tepat panoftalmitis.

Uveitis anterior; Pada kasus pasien memiliki riwayat operasi katarak disertai nyeri berat pada
mata dan nyeri ketika diminta menggerakkan bola mata, sehingga diagnosis lebih ke arah
panoftalmitis.

Uveitis posterior; Pada kasus pasien memiliki riwayat operasi katarak disertai nyeri berat pada
mata dan nyeri ketika diminta menggerakkan bola mata, sehingga diagnosis lebih ke arah
panoftalmitis.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien mengalami computer vision syndrome (=digital eye strain), yaitu sekumpulan gejala yang
terjadi akibat penggunaan komputer dan gawai untuk jangka waktu panjang (>6 jam/hari).
Manifestasi umumnya berupa mata kering dan merah, pandangan kabur, diplopia, dan nyeri
kepala. Edukasi yang tepat untuk mencegah kasus serupa adalah dengan menerapkan aturan
20-20-20, yaitu untuk setiap 20 menit waktu penggunaan gadget, istirahatkan mata selama 20
detik dan tatap objek lain yang berjarak setidaknya 20 kaki (6 meter).

Jawaban Salah:
Menyarankan menggunakan kacamata; Visus ODS pasien dalam batas normal sehingga tidak
dibutuhkan kacamata pada kasus ini.

Menyarankan pindah pekerjaan; Kondisi pasien dapat dicegah dengan aturan 20-20-20
sehingga tidak perlu sampai pindah pekerjaan.

Menyarankan menggunakan eye patch; Bukan merupakan tata laksana yang tepat pada kondisi
ini. Eye patch dapat digunakan misalnya pada kasus ambliopia (dipasang pada mata sehat).

Menyarankan konsumsi suplemen vitamin A; Kondisi pasien bukan akibat defisiensi vitamin A.
suplementasi vitamin A dapat dianjurkan pada penderita xeroftalmia.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami abses fistula preaurikular, ditandai dengan adanya pus yang mengalir dari
lubang kecil di depan telinga kiri disertai fluktuasi (+).

Fistula preaurikular merupakan suatu kelainan/variasi kongenital yang bermanifestasi sebagai


lubang kecil di tepi helix anterior atau tragus telinga. Bila lubang ini terinfeksi dan terbentuk
akumulasi pus, maka disebut abses fistula preaurikular. Pada kasus abses, dapat dilakukan
insisi drainase disertai pemberian antibiotik. Pada kasus infeksi berulang, dapat dipertimbangkan
eksisi sinus untuk mencegah kekambuhan.

Jawaban Salah:
Pemberian antibiotik empiris; Pada kasus sudah terbentuk abses, sehingga tata laksana yang
paling tepat adalah insisi drainase.

Kompres hangat; Dapat saja dilakukan, namun tidak banyak membantu.

Kompres dingin; Dapat saja dilakukan untuk mengurangi nyeri, namun hanya bersifat sementara.

Melakukan pemeriksaan fistulografi; Fistulografi dapat digunakan untuk memastikan diagnosis


fistula dan melihat bentuk saluran fistula, umumnya dilakukan sebagai persiapan operasi eksisi
sinus.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami kanker nasofaring, yaitu tumor maligna di daerah kepala dan leher
(nasofaring) yang cukup banyak di temukan di Asia Timur. Etiologi kanker nasofaring bersifat
multifaktorial terdiri dari genetik, infeksi virus (terutama EBV), lingkungan, dan paparan terhadap
nitrosamine (terkandung pada ikan asin). Pertumbuhan kanker nasofaring berawal dari fossa
Rosenmuller dan dapat menyebar intrakranial melalui foramen laserum dan mengenai nervus
kranialis.

Manifestasi klinis berupa benjolan di daerah leher, gejala nasofaring (epistaksis, hidung
tersumbat), gejala telinga (tinnitus), gejala mata (diplopia), gejala neurologis (sindrom Jackson).

Pemeriksaan penunjang baku emas dengan biopsi massa. Pilihan utama pencitraan dengan
menggunakan Gadolinum-enhanced MRI.

Jawaban Salah:
Streptokokus grup A; Etiologi dari cukup banyak penyakit, yang paling sering dan berkaitan
dengan UKMPPD antara lain faringitis, tonsilitis, demam rematik akut, dan GNAPS.

Klebsiella ozaenae; Etiologi dari rhinitis ozaena, salah satu subtipe dari rhinitis atrofi.

Human papilloma virus; Etiologi dari veruka vulgaris (tipe 1 dan 2), kondiloma akuminata (tipe 6
dan 11), dan kanker serviks (tipe 16 dan 18).

Herpes simplex virus; Etiologi dari infeksi herpes simpleks

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Kasus ini merupakan benda asing hidung. Pada gambar terdapat benda asing berwarna hijau
pada hidung kiri anak. Berdasarkan Buku Ajar THT-KL FKUI, cara mengeluarkan benda asing
hidung adalah dengan menggunakan pengait (hook) yang dimasukkan ke dalam hidung bagian
atas, menyusuri atap kavum nasi sampai menyentuh nasofaring, kemudian diturunkan sedikit
dan ditarik ke depan. Sebagai alternatif, dapat digunakan cunam Nortman atau wire loop.

Jawaban Salah:
Dorong benda asing agar keluar ke mulut; Tidak dianjurkan untuk mendorong benda asing
karena berpotensi untuk menyumbat saluran napas bawah.

Beri antibiotik spektrum luas 5-7 hari; Dapat diberikan karena sudah ada tanda infeksi (ingus
kehijauan), namun tata laksana yang lebih tepat saat ini adalah mengeluarkan benda asing
terlebih dahulu.

Ekstraksi dengan forseps alligator; Bukan merupakan alat terpilih untuk ekstraksi benda asing
hidung.

Ekstraksi dengan pinset; Bukan merupakan alat terpilih untuk ekstraksi benda asing hidung.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Anak mengalami rhinitis alergi intermiten sedang-berat berdasarkan klasifikasi WHO ARIA,
ditandai dengan gejala yang terjadi <4 hari/minggu, namun derajat gejala menyebabkan
disfungsi aktivitas sehari-hari yang bermakna (anak sering tidak masuk sekolah).

Berdasarkan Buku Ajar THT-KL FKUI, [ilihan tata laksana untuk rhinitis alergi intermiten derajat
sedang-berat antara lain: (pilih salah satu)
1. Antihistamin oral/topikal
2. Antihistamin + dekongestan oral
3. Kortikosteroid topikal
4. Na kromoglikat

Dari pilihan yang ada, pilihan yang paling tepat adalah mometason furoate spray hidung karena
merupakan kortikosteroid topikal.

Jawaban Salah:
Pseudoefedrin HCl PO; Dekongestan oral sebaiknya dikombinasikan dengan antihistamin. Pada
kasus ini lebih tepat kortikosteroid topikal monoterapi.

Amoksisilin-klavulanat PO; Antibiotik tidak diindikasikan pada rhinitis alergi kecuali terdapat bukti
infeksi.

Oxymetazoline spray hidung; Dekongestan topikal tidak termasuk dalam pilihan tata laksana.

Metilprednisolone PO; Kortikosteroid oral tidak termasuk dalam pilihan tata laksana.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien mengalami rhinosinusitis frontalis dan maksilaris, yaitu infeksi pada sinus frontalis dan
sinus maksilaris. Manifestasi khas sinusitis frontalis berupa nyeri kepala regio frontal yang
diperberat dengan posisi menunduk disertai pilek dengan ingus kental berwarna kehijauan dan
berbau tak sedap. Pada sinusitis maksilaris nyeri berpusat pada daerah tulang pipi. Pemeriksaan
penunjang baku emas untuk kasus ini adalah CT-scan sinus paranasal karena visualisasi tulang
yang lebih superior dibandingkan MRI maupun foto polos. Selain itu, angka false positive pada
MRI dilaporkan cukup tinggi.

Jawaban Salah:
X-ray posisi waters; X-ray bukan merupakan pemeriksaan baku emas dan hanya merupakan
pemeriksaan awal. Penggunaannya juga sudah mulai ditinggalkan karena CT-scan jauh lebih
superior.

FESS; Bukan merupakan modalitas diagnostik. FESS adalah tindakan operatif untuk kasus
sinusitis.

Sinoskopi; Tindakan endoskopi sinus yang dapat digunakan untuk diagnostik maupun terapeutik,
namun bukan merupakan baku emas terpilih untuk diagnostik.

MRI sinus paranasal; CT-scan lebih superior untuk visualisasi tulang, serta MRI memiliki angka
false positive yang tinggi pada kasus sinusitis.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami gangguan panik, yaitu suatu kondisi dimana seseorang mengalami serangan
panik berulang dan tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi. Serangan panik sendiri
didefinisikan sebagai perasaan sangat ketakutan, muncul tiba-tiba, bertahan beberapa menit,
disertai rasa akan terjadi malapetaka.

Kriteria diagnosis gangguan panik berdasarkan PPDGJ-III adalah terjadinya beberapa serangan
panik berat selama minimal 1 bulan.

Secara singkat, gejala serangan panik dibagi menjadi 3 gejala utama, yaitu kecemasan (gelisah,
banyak pikiran), ketegangan motorik (otot pegal atau kram), dan hiperaktivitas otonom
(berdebar, berkeringat). Sesungguhnya berdasarkan PPDGJ-III, kriteria diagnosis serangan
panik harus memenuhi setidaknya 4 dari 13 gejala, namun sebagian besar soal tryout maupun
soal UKMPPD berpatokan hanya pada 3 gejala utama, yaitu kecemasan, ketegangan motorik,
dan hiperaktivitas otonom.

13 manifestasi serangan panik:


1. Berkeringat berlebihan
2. Tampak bergemetar
3. Pusing (dapat disertai pingsan)
4. Derealisasi/depersonalisasi
5. Berdebar-debar
6. Mual-muntah
7. Kesemutan
8. Sesak napas
9. Takut kehilangan kendali atas dirinya
10. Takut akan mati
11. Merasa tercekik
12. Rasa tidak nyaman/nyeri pada dada
13. Merasa kedinginan/kepanasan

Jawaban Salah:
Serangan panik; Tidak tepat karena pada pasien sudah terjadi beberapa serangan panik yang
berat selama 1 bulan.

Hipokondriasis; Tidak tepat, penderita hipokondriasis umumnya meyakini bahwa diri mereka
menderita suatu penyakit berat meskipun sudah dilakukan berbagai pemeriksaan dan tidak
terbukti.
Gangguan cemas menyeluruh; Tidak tepat, manifestasi GCM berupa kecemasan yang tidak
rasional terhadap berbagai peristiwa sehari-hari yang sudah terjadi selama beberapa minggu
hingga bulan (berdasarkan PPDGJ-III). Berdasarkan DSM-5, gejala ini minimal terjadi selama 6
bulan.

Fobia spesifik; Tidak tepat fobia spesifik merupakan respons ketakutan berlebihan terhadap
suatu objek/kondisi spesifik.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami depresi post-partum, yaitu gangguan depresi yang terjadi setelah melahirkan
dan menetap minimal 2 minggu (memenuhi kriteria gangguan depresi pada umumnya). Pada
pasien terdapat 3 gejala mayor depresi (mood: tampak sedih, minat: kehilangan minat, dan
energi: lemas) dan 2 gejala minor (menyalahkan diri sendiri dan ide/usaha bunuh diri). Kondisi ini
sudah berlangsung setidaknya 1 bulan, sehingga kriteria diagnosis gangguan depresi sudah
terpenuhi.

Tabel diagnosis banding gejala depresi peripartum

Jawaban Salah:
Gangguan afektif bipolar tipe 1; Tidak tepat karena tidak ada riwayat episode mania pada
pasien.

Gangguan cemas menyeluruh; Tidak tepat karena pasien bukan hanya mengalami kecemasan,
namun sudah memenuhi kriteria diagnosis dari gangguan depresi.
Sindrom baby blues; Merupakan kondisi yang paling ringan dari spektrum depresi peri-partum.
Pada kasus, pasien sudah memenuhi kriteria diagnosis gangguan depresi.

Psikosis post-partum; Tidak tepat karena tidak terdapat gejala psikotik (waham/halusinasi) pada
pasien.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien mengalami gangguan afektif bipolar episode kini depresi, ditandai dengan adanya
manifestasi gangguan depresi saat ini (onset sejak 2 minggu lalu) dengan riwayat episode mania
sebelumnya.

Klasifikasi bipolar berdasarkan PPDGJ-III tergantung dari episode yang saat ini dialami pasien:
- Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik
- Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik
- Gangguan afektif bipolar, episode kini depresi sedang, dll.

Klasifikasi bipolar berdasarkan DSM-5:


- Bipolar tipe I: minimal 1 episode mania saja (baik ada maupun tidak riwayat depresi
sebelumnya)
- Bipolar tipe II: minimal 1 episode hipomania DAN 1 episode depresi

Terdapat banyak sekali kombinasi obat bipolar pada PNPK Psikiatri 2015, namun untuk
UKMPPD, prinsip utama tata laksana bipolar adalah sebagai berikut:
- Bipolar episode mania tanpa gejala psikotik: utamakan monoterapi mood stabilizer ATAU
antipsikotik atipikal
- Bipolar episode mania dengan gejala psikotik: utamakan kombinasi mood stabilizer DAN
antipsikotik atipikal
- Bipolar episode depresi:
1. Monoterapi mood stabilizer ATAU antipsikotik atipikal, atau
2. Kombinasi mood stabilizer ATAU antipsikotik atipikal DAN SSRI
3. HINDARI monoterapi antidepresan karena dapat memicu episode mania

Pilihan tata laksana yang tepat pada kasus ini adalah monoterapi antipsikotik, yaitu Quetiapine.

Tabel pilihan obat mood stabilizer, antipsikotik, dan antidepresan


Jawaban Salah:
Haloperidol; Antipsikotik atipikal lebih terpilih sehingga Haloperidol (antipsikotik tipikal) tidak lebih
tepat.

Diazepam; Golongan benzodiazepin bukan merupakan tata laksana gangguan afektif bipolar.

Alprazolam; Golongan benzodiazepin bukan merupakan tata laksana gangguan afektif bipolar.

Asam valproat; Dapat dipertimbangkan sebagai tata laksana gangguan bipolar, namun bukan
merupakan lini pertama.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Diagnosis yang sesuai dengan gejala pasien adalah gangguan campuran cemas-depresi,
ditandai dengan adanya campuran gejala cemas (sulit tidur, berdebar, merasa cemas) dan
gejala depresi (sedih, tidak bertenaga, kehilangan minat). Kedua gejala tersebut tidak cukup
dominan dan secara onset belum memenuhi untuk didiagnosis sebagai gangguan cemas
menyeluruh maupun episode depresi.

Jawaban Salah:
Gangguan bipolar episode kini depresi; Tidak tepat karena tidak terdapat episode mania pada
pasien.

Gangguan depresi berat dengan gejala psikotik; Tidak terdapat gejala psikotik (waham atau
halusinasi) pada pasien.

Gangguan cemas menyeluruh; Terdapat gejala depresi juga pada pasien sehingga lebih tepat
didiagnosis sebagai campuran cemas-depresi.

Gangguan depresi berat tanpa gejala psikotik; Manifestasi depresi yang ada tidak cukup berat
untuk didiagnosis sebagai depresi berat. Gangguan depresi berat biasanya memiliki 3 gejala
mayor disertai 4 gejala minor, atau gejala yang ada cukup berat untuk menyebabkan gangguan
bermakna pada kehidupan sehari-hari pasien.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami hipoglikemia (GDS <70 mg/dL) akibat konsumsi OHO golongan Sulfonilurea
(Glimepirid). OHO golongan Sulfonilurea bekerja dengan cara meningkatkan sekresi insulin
sehingga berpotensi menyebabkan hipoglikemia, terutama bila pasien tidak segera makan
setelah mengonsumsi obat tersebut.

Berdasarkan pedoman DM tipe II Perkeni tahun 2021, tata laksana hipoglikemia adalah sebagai
berikut:
1. Hipoglikemia ringan (pasien masih sadar penuh):
- Pilihan utama: Glukosa 15-20 gram yang dilarutkan dalam air
- Alternatif: Makanan tinggi karbohidrat
2. Hipoglikemia berat (ada penurunan kesadaran):
- D20% 75-100cc dalam 15 menit

Jawaban Salah:
D10% 100cc/jam IV drip; Merupakan regimen maintenance yang dapat diberikan setelah tata
laksana awal dan glukosa sudah mencapai target (>70 mg/dL).

D10% 150cc IV bolus; Tidak tepat, merupakan tata laksana berdasarkan Perkeni 2019 dan
sudah tidak digunakan lagi pada update pedoman Perkeni 2021.
D40% 50cc IV bolus; Tidak tepat, pedoman Perkeni 2021 tidak lagi menganjurkan penggunaan
D40%.

D20% 100cc IV bolus; Merupakan anjuran tata laksana hipoglikemia dengan gejala berat (pasien
dengan penurunan kesadaran) sesuai dengan pedoman Perkeni 2021.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien pada kasus mengalami xanthelasma akibat dislipidemia. Tata laksana yang tepat
diberikan pada kasus ini adalah obat golongan statin. Statin termasuk golongan inhibitor HMG-
CoA reduktase.

Pemberian fibrat (golongan asam amfipatik karboksilik) dapat menjadi lini pertama pada kasus
hipertrigliseridemia >500 mg/dL, sehingga pada kasus ini kurang tepat.

Jawaban Salah:
Inhibitor karbonik anhidrase; Merupakan golongan obat dari Asetazolamid. Umumnya digunakan
pasa kasus glaukoma.

Asam amfipatik karboksilik; Merupakan golongan obat Fibrat, bekerja dengan cara mengaktifkan
enzim lipoprotein lipase. Diindikasikan sebagai lini pertama terutama pada kasus
hipertrigliseridemia >500 mg/dL.

Inhibitor kolinesterase; Merupakan golongan obat Donepezil dan Rivastigmine, umumnya


digunakan pada kasus demensia Alzheimer.

Antagonis reseptor dopamin; Merupakan golongan obat antipsikotik, umumnya digunakan pada
kasus gangguan psikotik (mis. skizofrenia)
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Komplikasi kronis pada DM tipe II dibagi menjadi makroangiopati dan mikroangiopati:


1. Makroangiopati umumnya terjadi pada:
- Pembuluh darah jantung, menyebabkan penyakit jantung coroner
- Arteri perifer, menyebabkan peripheral arterial disease (PAD)
- Pembuluh darah otak, menyebabkan stroke iskemik atau hemoragik
2. Mikroangiopati, umumnya terjadi pada:
- Pembuluh darah retina, menyebabkan retinopati DM
- Pembuluh darah ginjal, menyebabkan nefropati DM
- Kapiler yang memperdarahi persarafan, menyebabkan neuropati perifer

Pada pilihan jawaban yang ada, yang termasuk komplikasi mikrovaskular adalah nefropati
diabetik.

Jawaban Salah:
Ketoasidosis diabetikum; Merupakan komplikasi akut hiperglikemia dan bukan merupakan
komplikasi mikrovaskular.

Penyakit jantung koroner; Termasuk komplikasi makrovaskular.

Stroke iskemik; Termasuk komplikasi makrovaskular.

Peripheral arterial disease; Termasuk komplikasi makrovaskular.


Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami thyrotoxic periodic paralysis yang merupakan komplikasi yang
jarang dari pasien dengan tirotoksikosis. Keadaan ini disebabkan oleh hipokalemia dan
menyebabkan kelemahan tungkai atas proksimal yang dapat menjalar ke seluruh ekstremitas.
Pada kasus berat, otot pernapasan dapat terlibat dan dapat meneybabkan gangguan napas.

Tirotoksikosis dapat meningkatkan transkripsi dan aktivitas pompa Na-K ATPase yang
menyebabkan kalium ekstraselular masuk ke dalam intrasel. Kejadian ini menyebabkan
depolarisasi sarkolema sehingga terjadi inaktivasi dari channel Na pada sarkolema. Channel Na
yang tidak aktif menyebabkan kalsium tidak dapat keluar dari retikulum sarkoplasma sehingga
kontraksi otot tidak dapat terjadi dan pasien mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan ini bersifat
episodik dan setelah serangan biasanya kekuatan otot meningkat kembali. Serangan thyrotoxic
periodic paralysis juga lebih sering dialami pada pagi hari atau setelah mengonsumsi makanan
tinggi karbohidrat.

Jawaban Salah:
Hipokalsemia; Keadaan hipokalsemia justru menyebabkan hipereksitabilitas dari neuron.
Keadaan ini dapat menyebabkan spasme otot yang disebut dengan tetani. Spasme otot ini dapat
diperiksa dengan memasang sfingomanometer pada lengan atas pasien selama 3 menit.
Keadaan ini akan menyebabkan carpal spasm. Pada kasus ini pasien mengalami kelemahan
otot, bukan spasme sehingga pilihan ini tidak tepat.

Hipokloremia; Hipokloremia biasanya tidak menyebabkan gejala apapun namun dapat


merupakan bagian dari alkalosis metabolik. Hipertiroidisme tidak menyebabkan gangguan
elektrolit klorin sehingga pilihan ini kurang tepat.

Hipomagnesium; Hipomagnesemia dapat terjadi akibat gangguan GIT dan gangguan ginjal.
Sama seperti hipokalsemia, hipomagnesemia juga menyebabkan hipereksitabilitas
neuromuskular. Akibatnya, pasien juga dapat memiliki gambaran spasme otot, kejang, dan
gerakan involunter. Pasien pada kasus ini mengalami kelemahan otot, bukan spasme otot.
Selain itu, hipertiroidisme juga tidak menyebabkan gangguan kadar magnesium dalam darah.

Hiponatremia; Hiponatremia dapat meneybabkan mual, muntah, nyeri kepala, letargi, dan
penurunan kesadaran. Pada keadaan kronis, hiponatremia dapat menyebabkan rasa lemas dan
keram otot. Namun, pada kasus ini pasien mengalami gambaran hipertiroidisme yang tidak
menyebabkan hiponatremia sehingga pilihan ini kurang tepat.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami ketoasidosis diabetikum (KAD) yang dibuktikan dengan
adanya hiperglikemia, pola napas Kussmaul dan napas bau buah (aseton). KAD merupakan
komplikasi akut dari DM yang tidak terkontrol yang paling sering ditemukan pada penderita DM
tipe I. KAD dapat menyebabkan gangguan kesadaran akibat gangguan elektrolit, gangguan
asam-basa, maupun akibat hiperglikemia yang dialami oleh pasien. Oleh karena itu, pasien pada
kasus ini memerlukan pemeriksaan lanjutan berupa analisa gas darah dan pemeriksaan
elektrolit. Hasil pemeriksaan penunjang pada KAD dan perbedaannya dengan Hyperosmolar
hyperglycemic syndrome (HHS) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Setelah melakukan pemeriksaan penunjang ini, tata laksana KAD dapat dimulai dengan 1)
rehidrasi, 2) pemberian insulin (bila memungkinkan), 3) pemberian kalium (bila perlu), dan 4)
pemberian bikarbonat (bila perlu). 3 terapi pertama dapat dilihat pada bagan berikut ini (Petunjuk
Praktis Terapi Insulin pada Pasien Diabetes Melitus, PERKENI 2021):
Terapi bikarbonat dapat dilihat pada tabel ini (Petunjuk Praktis Terapi Insulin pada Pasien
Diabetes Melitus, PERKENI 2021):

Jawaban Salah:
Darah lengkap; Pemeriskaan darah lengkap dapat dilakukan pada kasus ini namun tidak
membantu dalam evaluasi awal pasien dengan KAD.

Urin lengkap; Urine lengkap pada kasus krisis hiperglikemia dilakukan untuk menilai adanya
keton. Pada kasus ini ketonuria telah ditegakkan sehingga pemeriksaan ini tidak diperlukan.

Fungsi hati; Fungsi hati dapat diperiksa pada kasus KAD namun bukan merupakan bagian dari
evaluasi awal sehingga pilihan ini kurang tepat.

Fungsi ginjal; Fungsi ginjal dapat diperiksa pada kasus KAD namun bukan merupakan bagian
dari evaluasi awal sehingga pilihan ini kurang tepat.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien menderita penyakit pes yang dikenal juga dengan istilah bubonic plague. Etiologi dari
penyakit ini adalah Yersinia pestis, dengan vektor utama kutu pada hewan pengerat (mis. tikus,
kelinci, dll.). Transmisi utama melalui gigitan kutu dan/atau kontak dengan cairan tubuh hewan
pengerat yang terinfeksi Y. pestis.

Infeksi Infeksi Y. pestis memiliki beberapa bentuk, bentuk tersering yaitu:


1. Bubonic plague: demam, nyeri kepala, limfadenopati (bubo) pada regio tubuh multipel.
2. Septicemic plague: demam, nyeri perut, perdarahan spontan pada kulit atau organ dalam.
3. Pneumonic plague: demam, nyeri kepala, pneumonia progresif cepat yang menyebabkan
sesak, nyeri dada, dan batuk berdarah.

Pandemi bubonic plague pada tahun 1300-an menyebabkan kematian sekitar 75-200 juta
penduduk di seluruh dunia dan dikenal dengan fenomena “The Black Death”.

Ilustrasi jenis-jenis infeksi infeksi Y. pestis (sumber: CDC)

Jawaban Salah:
Leptospira interrogans; Merupakan etiologi dari leptospirosis. Manifestasi utama leptospirosis
adalah kontak dengan cairan tubuh hewan vektor (mis. air banjir, selokan, sawah), dengan
gejala utama nyeri otot gastrocnemius atau ikterus (pada leptospirosis berat). Pada kasus,
manifestasi limfadenopati multipel mengarahkan diagnosis ke bubonic plague.

Bacillus anthracis; Merupakan etiologi dari penyakit anthrax. Transmisi melalui kontak langsung
misalnya dari luka pada kulit, inhalasi langsung bakteri, atau dari makanan/minuman. Manifestasi
umumnya berupa ulkus kehitaman pada kulit, sesak napas, dan diare. Pada kasus, tidak tampak
manifestasi dermatologis, serta limfadenopati multipel lebih mengarahkan diagnosis ke bubonic
plague.

Treponema pallidum; Merupakan etiologi dari sifilis. Pada kasus tidak terdapat informasi riwayat
berhubungan seksual berisiko, sehingga pilihan jawaban ini tidak tepat.

Coxiella burnetti; Merupakan etiologi dari Q fever. Transmisi melalui kontak dengan cairan tubuh,
kotoran, termasuk daging dan susu hewan ternak (mis. domba, kambing, sapi). Gejala umumnya
ringan, berupa demam, nyeri otot, mual-muntah, dan gejala konstitusional lainnya.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien pada kasus mengalami anemia defisiensi besi, ditandai dengan adanya manifestasi
umum anemia (mudah lelah, kurang bersemangat), disertai kuku sendok (koilonikia) dan luka
pada sudut bibir (cheilitis angularis). Diagnosis anemia ditegakkan bila didapatkan kadar Hb <13
g/dL pada laki-laki dan <12 g/dL pada perempuan tidak hamil.

Berdasarkan Textbook Harrison dan PPK PAPDI, target suplementasi besi tidak hanya hingga
gejala menghilang atau Hb normal, namun sebaiknya hingga cadangan besi terisi 0,5 – 1 gram.

Ilustrasi manifestasi klinis anemia defisiensi besi

Jawaban Salah:
Hitung retikulosit normal; Merupakan respons paling awal dari suplementasi besi, digunakan
sebagai follow up keberhasilan tata laksana namun bukan sebagai target tata laksana.
Hemoglobin normal; Merupakan salah satu target, namun bukan target akhir.

Transferin normal; Bukan merupakan target tata laksana anemia defisiensi besi.

Keluhan pasien teratasi; Bukan merupakan target tata laksana, namun akan membaik seiring Hb
yang kembali normal.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien pada kasus ini mengalami pityriasis alba, yaitu suatu kelainan kulit yang ditandai dengan
munculnya macula hipopigmentasi yang diduga berkaitan dengan pajanan sinar matahari dan
insidensi tertingginya adalah anak usia sekolah (3-16 tahun). Predileksi dari pityriasis alba
adalah wajah, batang tubuh, dan ekstremitas tanpa disertai keluhan subyektif. Efloresensi pada
pityriasis alba adalah macula hipopigmentasi dengan skuama halus dengan bentuk oval, bulat
ataupun ireguler.

Ilustrasi pitiriasis alba

Jawaban Salah:
Vitiligo; kelainan multifactorial (genetic, lingkungan, stress, dll) yang menyebabkan depigmentasi
kulit, membrane mukosa dan rambut tanpa adanya keluhan subyektif. Pada vitiligo memiliki
batas yang sangat tegas antara area yang sehat dan sakit.

Hipopigmentasi paska inflamasi; perubahan warna kulit menjadi hipopigmentasi setelah area
tersebut mengalami inflamasi. Pada kasus ini tidak ada informasi mengenai riwayat inflamasi
pada area yang menjadi hipopigmentasi.

Morbus Hansen; dikenal dengan nama lepra atau kusta, disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
leprae yang menimbulkan lesi kulit macula hipopigmentasi disertai keterlibatan saraf perifer
sensoris (anestesi), motoric (paralisis), atau otonom (anhidrosis).
Pitiriasis versikolor; dikenal dengan nama panu, disebabkan oleh infeksi jamur Malassezia furfur.
Efloresensi berupa macula hipo atau hiperpigmentasi dengan skuama halus di atasnya dan
dirasakan gatal saat berkeringat.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien mengalami vitiligo, ditandai dengan makula hipopigmentasi yang asimtomatis. Vitiligo
adalah penyakit depigmentasi kulit, membran mukosa, dan rambut progresif akibat hilangnya
melanosit fungsional. Manifestasi vitiligo adalah makula hipopigmentasi berbatas tegas dengan
fenomena Koebner (trauma mekanis di tempat lain menimbulkan vitiligo) dan bersifat progresif
(dapat bertambah luas). Hasil pemeriksaan lampu wood berpendar warna putih kebiruan.

Jawaban Salah:
Albinisme; penyakit keturunan yang menyebabkan penurunan atau tidak adanya produksi
pigmen melanin sehingga seluruh kulit berwarna putih. Dapat disertai keterlibatan mata.

Melasma; hipermelanosis dengan predileksi area wajah, berkaitan dengan paparan sinar UV dan
hormonal.

Piebaldism; penyakit keturunan yang menyebabkan depigmentasi local, seringkali mengenai


area dahi dan rambut memberikan gambaran khas white forelock/poliosis.

Pitiriasis alba; hipopigmentasi dengan skuama halus yang diduga berkaitan dengan pajanan
sinar matahari.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien pada kasus ini mengalami sifilis primer, yaitu suatu infeksi menular seksual yang
disebabkan bakteri Treponema pallidum, yaitu suatu bakteri gram negative berbentuk spiral
(heliks). Sifilis primer ditandai dengan lesi yang terlokalisir pada area genital saja, dengan
efloresensi ulkus dengan tepi indurasi, dasar licin, bersih, dan tidak nyeri. Seringkali pasien juga
mengalami linfadenopati bilateral dengan onset yang sama dengan munculnya lesi genital.

Treponema pallidum pada mikroskop lapang gelap


Jawaban Salah:
School of fish; gambaran dari sekelompok bakteri Haemophilus ducreyi, yang menyebabkan
ulkus mole (chancre), ditandai dengan ulkus dengan dasar kotor dan nyeri.

Bakteri berbentuk drumstick; merupakan gambaran dari Corynebacterium diphtheriae yang


menyebabkan tonsilitis difteri.

Protozoa berflagel yang motil; merupakan gambaran dari Trichomonas vaginalis yang
menyebabkan trikomoniasis, ditandai dengan keputihan yang berbau busuk dan berwarna
kuning kehijauan.

Diplokokus gram negative; merupakan gambaran dari Neisseria gonorrhoeae, yang


menyebabkan penyakit urethritis dan servisitis GO.
Explanation
[Inspirasi soal dari UKMPPD Mei 2021]

Pasien mengalami sifilis primer, ditandai dengan adanya ulkus durum (chancre) pada genitalia.
Ulkus durum merupakan ulkus soliter dengan indurasi (+), berbentuk bulat, tidak nyeri, dengan
dasar bersih (tidak tertutup pus). Prinsip penelusuran kasus sifilis adalah dengan melakukan
pemeriksaan antibodi non-Treponemal dan dilanjutkan ke pemeriksaan antibodi Treponemal.

Pemeriksaan antibodi non-Treponemal dapat menggunakan pemeriksaan rapid plasma reagin


(RPR) atau venereal disease research laboratory (VDRL).
Pemerikasan antibodi Treponemal dapat menggunakan pemeriksaan Treponema pallidum
hemagglutination (TPHA), fluorescent treponemal antibody test absorption test (FTA-Abs), dll.

Tabel diagnosis banding ulkus genitalis berdasarkan Pedoman IMS 2016, Kemenkes

Jawaban Salah:
VDRL; Sudah dilakukan tes non-Treponemal yaitu RPR, sehingga tidak lagi dibutuhkan VDRL.
Insisi biopsi lesi; Tidak tepat dilakukan, dapat dilakukan pada kecurigaan keganasan kulit.

KOH 10%; Tidak tepat dilakukan, umumnya dilakukan pada curiga infeksi jamur pada kulit.

Microscopic agglutination test; Merupakan pemeriksaan baku emas pada kasus leptospirosis

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien mengalami sifilis sekunder atau sifilis stadium II. Agen penyebab sifilis adalah bakteri
gram negatif berbentuk spiral, yaitu Treponema pallidum. Manifestasi klinis sifilis sesuai dengan
stadiumnya.
Stadium I (sifilis primer): Ulkus durum (ulkus dengan indurasi (+), soliter, bulat, tidak nyeri, dasar
jaringan granulosa merah bersih).
Stadium II: Copper penny rash (lesi kulit polimorfik bewarna merah coklat) dan limfadenopati
generalisata.
Stadium III: Terjadi 3-10 tahun setelah stadium I, ditemukan gumma (infiltrat sirkumskripta) dan
neurosifilis (tabes dorsalis dan meningitis).

  Jawaban Salah:
  Neisseria gonorrhoeae; Bakteri Gram (-), diplokokus bentuk ginjal, menyebabkan uretritis dan
servisitis gonore, dengan keluhan umumnya berupa kencing nanah (duh mukopurulen).

  Haemophilus ducreyi: Bakteri Gram (-), dengan gambaran rel kereta api, menyebabkan ulkus
molle dengan manifestasi ulkus bergaung, dasar kotor, nyeri, kissing lesion (+).

  Chlamydia trachomatis; Bakteri Gram (-), obligat intraselular, menyebabkan uretritis non gonore
(seringkali koinfeksi dengan uretritis gonore) dan limfogranuloma venereum/LGV dengan
manifestasi limfadenitis inguinal yang dapat melunak menjadi abses dan fistula.

  Klebsiella granulomatis: Bakteri berbentuk safety pin dan badan Donovan (vakuol dalam
sitoplasma makrofag), menyebabkan granuloma inguinale/donovanosis dengan manifestasi
beefy red ulcer dan pseudobubo.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami kejang demam, yaitu bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal >38 C) TANPA melibatkan proses intrakranial ataupun gangguan elektrolit.

Kejang demam umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan-5 tahun. Klasifikasi kejang demam:
1. Kejang demam sederhana/simpleks (KDS), harus terpenuhi seluruh kriteria:
- Durasi kejang <15 menit
- Frekuensi kejang 1x dalam 24 jam
- Jenis kejang umum tonik-klonik

2. Kejang demam kompleks (KDK, minimal terpenuhi satu kriteria:


- Durasi kejang >15 menit
- Frekuensi kejang lebih dari 1x dalam 24 jam
- Jenis kejang fokal/parsial atau umum namun didahului fokal/parsial.

Berdasarkan pedoman kejang demam IDAI 2016, dapat diberikan tata laksana di rumah oleh
orangtua pasien (pre-hospital) berupa diazepam rektal dengan dosis 5 mg untuk BB <12 kg dan
dosis 10 mg untuk BB ≥12 kg. Di pedoman ini juga dinyatakan bahwa apabila anak sudah
sampai di IGD RS, maka “obat yang paling cepat untuk menghentikan kejang adalah diazepam
intravena” dengan dosis 0,2-0,5 mg/kgBB/kali, bolus pelan selama 3-5 menit.

Pada kasus ini anak mengalami KDS karena kejang berlangsung sekitar 5 menit yang lalu. Saat
di IGD, anak masih kejang, sehingga tata laksana yang paling tepat diberikan adalah diazepam
intravena dengan dosis 0,3 mg/kgBB/kali.

Algoritma tata laksana kejang pada anak


Jawaban Salah:
Paracetamol 10 mg/kgBB IV; Dapat juga diberikan, namun tidak sebagai tata laksana utama
kejang.

Fenitoin 5 mg/kgBB IV; Dapat diberikan pada kasus yang tidak memberikan respons terhadap
diazepam, namun dosis yang tepat adalah 20 mg/kgBB.

Paracetamol 150 mg per rektal; Dapat juga diberikan, namun tidak sebagai tata laksana utama
kejang.

Diazepam 10 mg per rektal; Pada kasus, anak sudah tiba di IGD RS, sehingga berdasarkan
pedoman kejang demam IDAI 2016, tata laksana yang paling cepat menghentikan kejang pada
anak adalah diazepam intravena.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien pada kasus ini mengalami nyeri kepala yang bersifat unilateral dengan karakteristik
berdenyut. Pasien juga merasa terlalu silau yang menunjukkan adanya fotofobia. Sebelum
serangan nyeri kepala, pasien mengalami kilatan garis hitam putih yang disebut dengan aura.
Maka diagnosis pasien ini adalah migren klasik atau migren dengan aura. Tata laksana abortif
serangan migren adalah OAINS (NSAIDs) dan asetaminofen dengan alternative lini keduanya
adalah triptan atau ergotamine. Sedangkan tata laksana preventif atau profilaksis pada migren
adalah Propranolol yang merupakan suatu penyekat beta.

Tabel nyeri kepala primer

Jawaban Salah:
Antikonvulsan; Dapat diberikan sebagai tata laksana preventif, namun lebih diutamakan
penggunaan Propranolol.

Ergot; Merupakan tata laksana abortif sebagai lini kedua setelah OAINS dan asetaminofen.

Triptan; Merupakan tata laksana abortif sebagai lini kedua setelah OAINS dan asetaminofen,
kecuali pada kasus migren berat yang mengganggu aktivitas.

OAINS; Merupakan tata laksana abortif lini pertama, bukan sebagai preventif atau profilaksis.
xplanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami subarachnoid haemorrhage (SAH), ditandai dengan nyeri kepala hebat
(thunderclap headache), kaku kuduk, dan Kernig sign (+). SAH termasuk dalam stroke
hemoragik dan merupakan perdarahan pada spatium subaraknoid. Etiologi tersering SAH adalah
trauma dan ruptur aneurisma Berry. Manifestasi klinis berupa thunderclap headache (nyeri
kepala mendadak sangat berat umur hidup), tanda rangsang meningeal (kaku kuduk, Kernig
sign, Brudzinski sign), penurunan kesadaran progresif. Pemeriksaan penunjang CT-scan kepala
non-kontras akan menunjukkan lesi hiperdens berbentuk bintang (stellata).

Ilustrasi CT-scan pada SAH

Jawaban Salah:
Perdarahan epidural; Ditandai dengan lesi hiperdense berbentuk bikonveks/lentikular pada CT-
scan, rangsang meningeal (-), lucid interval (+).

Perdarahan subdural; Ditandai dengan lesi hiperdens berbentuk bulan sabit pada CT-scan,
rangsang meningeal (-).
Perdarahan intraventrikular; Ditandai dengan lesi hiperdense pada parenkim otak yang tidak
mengikuti fisura dan sulkus, nyeri kepala biasanya tidak seberat SAH, kaku kuduk (-).

Meningitis bakterial; Ditandai dengan adanya demam disertai tanda rangsang meningeal. Pada
kasus pasien tidak mengalami demam.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami afasia Broca akibat stroke iskemik yang dialaminya. Afasia adalah
ketidakmampuan menghasilkan dan/atau memahami bahasa verbal maupun tulisan. Afasia
Broca terjadi akibat lesi pada area girus frontalis inferior dengan manifestasi berbicara terpatah-
patah, tidak dapat mengerti pembicaraan orang lain, serta tidak dapat mengulangi kata-kata
yang diucapkan pemeriksa.

Algoritma diagnosis afasia

Jawaban Salah:
Afasia Wernicke; Pasien dengan afasia Wernicke mengalami kesulitan memahami pembicaraan
orang lain dan tidak dapat mengulang kata-kata. Dapat berbicara dengan lancar, namun aneh
(mis. word salad, neologisme, dll.)

Afasia motorik transkortikal; Pasien dengan afasia motorik transkortikal akan mengalami
kesulitan berbicara lancar meskipun dapat mengerti pembicaraan orang lain. Berbeda dengan
afasia motorik, penderita gangguan ini masih dapat mengulang kata-kata.

Afasia sensorik transkortikal; Pasien dengan afasia sensorik transkortikal akan mengalami
kesulitan mengerti pembicaraan orang lain, masih dapat berbicara namun aneh (mis. word salad,
neologisme, dll.). Berbeda dengan afasia sensorik, penderita gangguan ini masih dapat
mengulang kata-kata.

Afasia global; Pasien dengan afasia global mengalami gangguan seluruh fungsi berbahasa (sulit
berbicara lancar, sulit memahami pembicaraan orang, sulit mengulang kata-kata.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien pada kasus ini memiliki penyakit Parkinson yang ditandai dengan beberapa gejala TRAP
(tremor, rigiditas, akinesia, dan postural instability). Penyakit ini memiliki komponen genetik
namun tidak secara umum merupakan penyakit degeneratif dimana terjadi kematian dari neuron
dopaminergik pada substansia nigra pars compacta. Kematian dari neuron ini akan
menyebabkan gangguan pada basal ganglia dan menyebabkan gerakan involunter.

Jawaban Salah:
Gangguan neurotransmitter GABA; Penyakit Parkinson disebabkan oleh gangguan
neurotransmitter GABA, bukan dopamin sehingga pilihan ini tidak tepat.

Gangguan neurotransmitter serotonin; Gangguan neurotransmitter serotonin dapat


menyebabkan gangguan berupa depresi. Keadaan ini tidak menyebabkan gejala motorik pada
penyakit Parkinson.

Gangguan autosomal resesif; Walaupun Parkinson memiliki komponen genetik, namun pola
penurunan tertentu belum dapat dibuktikan pada penelitian sehingga pilihan ini tidak tepat.

Gangguan autosomal dominan; Walaupun Parkinson memiliki komponen genetik, namun pola
penurunan tertentu belum dapat dibuktikan pada penelitian sehingga pilihan ini tidak tepat.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Epilepsi merupakan keadaan dimana terjadi 2 kejang yang terpisah dalam waktu 24 jam. Pada
kasus ini pasien mengalami 3 episode kejang serta 1 episode kejang 1 tahun yang lalu sehingga
telah memenuhi definisi epilepsi. Pada anak perlu diperhatikan adanya kejang demam. Namun
pada kasus ini anak sudah berusia >5 tahun sehingga kemungkinan ia mengalami kejang
demam sudah sangat kecil. Selain itu, pada pemeriksaan tanda vital tidak didapatkan demam
sehingga juga dapat menyingkirkan diagnosis kejang demam. Pemeriksaan yang dibutuhkan
untuk epilepsi adalah elektroensefalografi (EEG). EEG dilakukan saat pasien dalam keadaan
terjaga dan tidur. Pada kasus ini anak mengalami kejang seluruh tubuh sehingga dapat
tergambar sebagai spike and wave generalisata pada fase interiktal.

Jawaban Salah:
EMG; Elektromiografi banyak digunakan pada gangguan saraf yang berhubungan dengan
neuromuscular junction (mis. myasthenia gravis). Pemeriksaan ini tidak dibutuhkan pada kasus
ini karena gambaran kelojotan seluruh tubuh lebih mengarah ke kejang yang merupakan
gangguan di sistem saraf pusat.

EKG; Elektrokardiografi merupakan alat untuk menilai aktivitas listrik jantung. Pada saat kejang
tonik klonik akan terjadi peningkatan denyut nadi akibat meningkatnya kebutuhan oksigen ke
otot. Namun, pemeriksaan ini tidak dapat menegakkan diagnosis epilepsi.

Pungsi lumbal; Pungsi lumbal dapat dilakukan pada pasien yang kejang dengan kecurigaan
infeksi SSP (nyeri kepala, kaku kuduk, penurunan kesadaran, demam). Pada kasus ini tidak ada
gambaran yang mengarah ke infeksi SSP sehingga pilihan ini kurang tepat.

MRI kepala; Pencitraan SSP diperlukan pada kasus kejang fokal, defisit neurologis fokal, atau
gangguan kesadaran setelah kejang selesai. Pada kasus ini tidak memenuhi kriteria tersebut
sehingga pemeriksaan ini tidak dibutuhkan.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Gejala yang dialami pada kasus ini adalah amnesia anterograd. Terdapat 2 jenis amnesia
secara umum: 1) amnesia retrograd: pasien tidak dapat mengingat kejadian sebelumnya. 2)
amnesia anterograd: pasien tidak dapat mengingat dan membentuk memori baru. Amnesia
dapat terjadi pada beberapa kelainan otak misalnya pada demensia, kejang, maupun trauma
kepala. Pada trauma kepala seperti pada kasus ini, salah satu penyebab amnesia yang umum
adalah commotio serebri. Keadaan amnesia pada kasus ini biasanya dapat membaik seiring
dengan berjalannya waktu.

Jawaban Salah:
Demensia vaskular; Demensia merupakan keadaan kronis progresif dimana salah satu
gejalanya merupakan amnesia. Pada demensia vaskular, biasanya akan terjadi penurunan
fungsi kognitif (termasuk memori) yang diakibatkan karena gangguan vaskularisasi otak (stroke
iskemik atau stroke perdarahan). Pada kasus ini tidak didapatkan adanya gangguan
vaskularisasi otak. Terlebih lagi, keadaan pada kasus bersifat akut, bukan kronis.

Demensia Alzheimer; Demensia Alzheimer juga merupakan suatu keadaan kronis yang
disebabkan karena adanya penumpukan protein Tau dan neurofibrillary tangles. Penumpukan ini
dapat menyebabkan gangguan kognitif termasuk gangguan memori. Pada kasus ini gangguan
ingatan terjadi secaa akut sehingga pilihan ini tidak tepat.

Amnesia retrograd; Amnesia retrograd merupakan kehilangan ingatan pada masa sebelum
terjadi kecelakaan. Pada kasus ini pasien tidak dapat membentuk ingatan baru setelah kejadian
sehingga merupakan manifestasi dari amnesia anterograd, bukan retrograd. Transient global
amnesia; Keadaan ini merupakan diagnosis keranjang sampah. Transient global amnesia
ditandai dengan amnesia anterograd sementara yang belum diketahui dengan jelas etiologinya.
Keadaan ini akan membaik dalam 24 jam. Pasien pada kasus ini memiliki etiologi yang jelas
untuk menjelaskan amnesianya, yaitu akibat trauma kepala.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami efusi pleura masif akibat suspek TB paru. Gejala demam dan batuk lama
yang dialami pasien merujuk pada kemungkinan terjadinya TB paru. Saat ini pasien mengalami
sesak akut, disertai manifestasi lain berupa sesak yang memberat pada satu posisi (berbaring ke
sebelah kiri) dan membaik pada posisi lainnya (berbaring ke sebelah kanan). Pada perkusi juga
didapatkan suara pekak pada hemithorax dextra yang menandakan terdapat akumulasi cairan
intrathorakal. Pada rontgen thorax tampak gambaran meniscus sign yang merupakan gambaran
khas pada efusi pleura.

Tindakan yang paling tepat dilakukan selanjutnya adalah evakuasi cairan dengan memasang
water sealed drainage (WSD). Kondisi pasien saat ini dengan tanda vital yang masih stabil
bukan merupakan indikasi untuk dilakukan thoracocentesis cito.

Ilustrasi meniscus sign


Jawaban Salah:
Memulai OAT kategori I segera; Pasien mungkin perlu diberikan OAT, namun dibutuhkan
pemeriksaan BTA untuk mengonfirmasi diagnosis TB paru pasien sebelum diberikan OAT.

Melakukan CT-scan thorax; Pemeriksaan CT-scan thorax untuk saat ini tidak dibutuhkan karena
kondisi pasien sudah tergambar melalui pemeriksaan rontgen thorax.

Melakukan bronkoskopi; Pemeriksaan bronkoskopi untuk saat ini tidak dibutuhkan karena
kondisi pasien sudah tergambar melalui pemeriksaan rontgen thorax.

Melakukan needle decompression cito; Needle decompression cito terutama diindikasikan bila
pasien pada kondisi gawat darurat, misalnya pada kasus tension pneumothorax. Pada kasus,
tanda vital pasien masih dalam batas normal, sehingga tidak diperlukan needle decompression
cito. Sebenarnya needle decompression bisa saja dilakukan pada kasus ini, namun tetap harus
dilanjutkan dengan pemasangan WSD hingga produksi cairan efusi terbukti minimal.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien merupakan anak yang mengalami keluhan batuk yang diawali tarikan napas panjang
dengan durasi lama, menyebabkan mual, muntah, dan sianosis. Gejala tersebut merupakan
gejala yang cukup khas pada penyakit Pertusis yang disebabkan Bordetella pertussis. Pertusis
merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi DPT yang merupakan imunisasi
dasar. Perjalanan penyakit pertussis terbagi menjadi 3 fase, yaitu
1. Fase kataral yang ditandai dengan gejala non-spesifik seperti batuk, pilek, dan demam
subfebris.
2. Fase paroksismal yang ditandai dengan episode batuk yang intens dengan high-pitched
whooping, sesak, mual-muntah (post-tussive vomiting), dan dapat disertai perdarahan
konjungtiva.
3. Fase konvalesens di mana gejala mulai mereda dan menyisakan batuk ringan saja.

Jawaban Salah:
Bronkopneumonia; Infeksi parenkim paru yang menyebabkan demam, batuk, dan sesak pada
anak. Pada PF didapatkan ronkhi pada lapang paru dan pada rontgen thoraks didapatkan
infiltrat.

Asma bronkiale; Pada anak biasanya terkait dengan riwayat alergi tertentu, dan pada
pemeriksaan didapatkan adanya wheezing.

Laringotrakeobronkitis viral; Merupakan nama lain croup, yaitu suatu inflamasi pada laring dan
trakea, terkadang hingga bronkus, dengan etiologic terseringnya adalah Parainfluenza virus.
Gejala khas adalah barking cough dan stridor inspiratori dengan gambaran steeple sign atau
wine bottle sign pada rontgen thoraks.

TB intraparu; TB pada anak memiliki gejala batuk, demam, atau malaise > 2 minggu dan
penegakkan TB menggunakan skoring TB. Pada kasus ini tidak didapatkan adanya gejala khas
TB dan riwayat kontak dengan pasien TB.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami pneumothoraks traumatik akibat terbentur stang motor. Pneumothoraks pada
kasus ini ditandai dengan dada yang tertinggal saat inspirasi dan terdengar hipersonor ketika
dilakukan perkusi pada dada kanan.

Kasus ini kurang tepat disebut sebagai pneumothoraks spontan karena terdapat pencetus, yaitu
trauma. Kasus ini juga tidak tergolong sebagai pneumothoraks ventil karena belum tampak
manifestasi berupa tanda vital yang tidak stabil (hipotensi, penurunan kesadaran).
Ilustrasi pneumothoraks non-tension vs pneumothoraks tension (ventil)

Jawaban Salah:
Pneumothoraks spontan primer; Merupakan pneumothoraks yang terjadi secara spontan tanpa
penyakit paru yang mendasari, umumnya terjadi pada orang tinggi dan kurus.

Pneumothoraks spontan sekunder; Merupakan pneumothoraks yang terjadi secara spontan


tanpa trauma pada pasien dengan riwayat penyakit paru, misalnya infeksi paru atau PPOK.

Pneumothoraks ventil; Merupakan pneumothoraks yang disertai gejala syok obstruksi, misalnya
penurunan kesadaran, peningkatan laju napas, dan hipotensi.

Hematothoraks; Pada hematotoraks, didapatkan suara redup pada perkusi, bukan hipersonor.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien mengalami bronkiolitis akut, yaitu inflamasi pada saluran napas bawah terutama
bronkiolus, pada anak di bawah 2 tahun. Perjalanan penyakit bronkiolitis akut biasanya diawali
tanda dan gejala saluran napas atas seperti batuk dan pilek, kemudian diikuti inflamasi saluran
napas bawah yang menimbulkan mengi dan/atau ronkhi basah halus. Bronkiolitis umumnya
disebabkan karena infeksi virus, dengan virus penyebab terseringnya adalah Respiratory
syncytial virus (RSV), disusul oleh Rhinovirus. Beberapa etiologi lain adalah Parainfluenza virus,
Adenovirus, Influenza virus, dan lain-lain. Bronkiolitis akut merupakan diagnosis klinis sehingga
pemeriksaan penunjang tidak rutin dilakukan. Tata laksana pada kasus ini umumnya hanya
suportif saja, seperti pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat.

Jawaban Salah:
Parainfluenza virus; lebih umum menyebabkan croup atau laringotrakeobronkitis, walaupun bisa
juga menyebabkan bronkiolitis akut.

Bordetella pertussis; merupakan etiologi dari pertussis atau batuk rejan, yang ditandai dengan
whooping cough, post-tussive vomiting, dan perdarahan subkonjungtiva terutama pada anak
yang belum diimunisasi DPT.

Haemophilus influenzae B; termasuk dalam jenis bakteri sehingga tidak menyebabkan


bronkiolitis akut. Bakteri ini merupakan etiologic tersering dari epiglottitis akut dan beberapa
infeksi saluran napas lainnya.

Streptococcus pneumoniae; termasuk dalam jenis bakteri sehingga tidak menyebabkan


bronkiolitis akut. Bakteri ini merupakan etiologi tersering dari faringitis bakterial dan beberapa
penyakit lain seperti pneumonia komunitas, otitis media akut, dan lain-lain.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami hematothoraks atau hemothoraks, yaitu akumulasi darah pada
kavum pleura. Gambaran klinis pada hematothoraks mirip dengan efusi pleura, yaitu adanya
distress napas, gangguan ekspansi paru, perkusi redup, dan suara napas menurun. Karena
pasien memiliki riwayat trauma maka diagnosis lebih mengarah pada hematothoraks. Tata
laksana pada kasus ini adalah stabilisasi hemodinamik dan pemasangan WSD/chest
tube/thoracostomy tube. Apabila volume darah terlalu banyak (>1.500 ml) maka dapat
dilanjutkan dengan torakotomi.

Ilustrasi hematothoraks
Ilustrasi pemasangan WSD

Jawaban Salah:
Needle decompression; tata laksana awal pada pneumothoraks ventil sebelum dilakukan
pemasangan WSD.

Lobektomi; pengangkatan lobus paru, dilakukan pada lobus paru yang sudah tidak fungsional,
mengalami infeksi, atau terdapat tumor atau keganasan.

Torakotomi; tindakan lanjutan setelah dilakukan pemasangan WSD pada hematothoraks,


misalnya pada kasus hematothoraks masif.

Balut kasa 3 sisi; tata laksana awal pada open pneumothorax sebelum dilakukan pemasangan
WSD.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien pada kasus ini diduga mengalami karsinoma paru. Tanda dan gejala yang muncul pada
karsinoma paru umumnya menandakan penyakit yang sudah lanjut, dengan manifestasi utama
adalah batuk, hemoptisis, sesak napas, dan nyeri dada. Karsinoma paru harus dicurigai pada
perokok atau orang yang memiliki riwayat merokok yang mengalami batuk atau hemoptisis onset
baru. Perkusi yang pekak menandakan ada pemadatan atau konsolidasi pada lapang paru yang
mengarah pada massa.

Jawaban Salah:
Pneumonia; ditandai dengan demam, batuk, dan sesak. Pada auskultasi akan terdengar ronkhi
pada lapang paru.

Aspergilloma; disebut juga fungus ball, merupakan infeksi jamur Aspergillus pada kavitas paru.
Pada rontgen memberikan gambaran air-crescent.

Efusi pleura; akumulasi cairan intrapleural, menyebabkan sesak napas dan nyeri dada, namun
pada perkusi akan didapatkan hasil redup karena sifat cairan.

Abses paru; seringkali disebabkan karena aspirasi, menyebabkan infeksi fokal pada parenkim
paru. Ditandai dengan demam tinggi, batuk produktif berbau busuk, dan pada auskultasi
didapatkan suara napas amforik.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien pada kasus ini mengalami keluhan suara serak kemudian menghilang sehingga diduga
terdapat masalah pada laring, terutama area pita suara/plika vokalis. Pada pemeriksaan
laringoskopi ternyata didapatkan adanya massa bertangkai pada plika vokalis sehingga
diagnosis kasus ini adalah polip laring. Baik polip maupun nodul laring memiliki beberapa faktor
risiko yang sama antara lain riwayat merokok, refluks laringofaringeal, dan trauma repetitif plika
vokalis (misal akibat berteriak, menyanyi, batuk).

Jawaban Salah:
Karsinoma laring; pada tahap awal memiliki gambaran plakat keputihan (leukoplakia) dan
berkembang menjadi massa ireguler, eksofitik, ulserasi, dan mudah berdarah. Faktor risiko
tersering adalah riwayat merokok dan konsumsi alcohol.

Edema laring; laring dan plika vokalis tampak hiperemis dan membengkak, dapat ditemukan
pada beberapa patologi laring seperti laryngitis akut akibat trauma dan infeksi bacterial atau viral.

Nodul laring; memiliki faktor risiko dan gambaran klinis yang mirip dengan polip laring,
perbedaannya adalah pada laringoskopi didapatkan nodul bilateral simetris pada 1/3 anterior
plika vokalis.

Granuloma laring; massa globus mengkilat pada laring yang seringkali disebabkan iritasi laring
oleh isi lambung (zat asam dan enzim) pada kasus refluks laringofaringeal.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI 2021]

Pasien mengalami limfedema post-mastektomi radikal. Limfedema terjadi akibat kelenjar getah
bening (KGB) yang luka atau terbuang setelah pasien menjalani operasi mastektomi radikal.
Terganggunya fungsi KGB menyebabkan aliran drainase limfatik juga terganggu, sehingga
terjadi penumpukan cairan limfatik yang menyebabkan terjadinya limfedema, dengan manifestasi
berupa pembengkakan pada lengan pasien. Kejadian limfedema pada lengan ipsilateral
dilakukannya mastektomi radikal mencapai 70%.

Jawaban Salah:
Flebitis; Flebitis merupakan infeksi pada vena superfisial, umumnya terjadi akibat pemasangan
jalur infus yang terlalu lama dan/atau tidak steril.

Trombosis vena dalam; Trombosis vena dalam (deep vein thrombosis/DVT) merupakan
thrombosis yang terjadi pada vena profunda, faktor risiko utama berupa trias Virchow, yaitu:
1. Kondisi hiperkoagulabilitas (mis. keganasan, trauma, post-operasi, dll.)
2. Perlukaan endotel (mis. infeksi, hipertensi, dll.)
3. Stasis vena (mis. obesitas, imobilisasi post-operasi, dll.)

Limfangitis; Merupakan infeksi pada saluran limfatik, ditandai dengan kemerahan pada kulit yang
mengikuti alur saluran limfatik. Kemerahan pada kulit umumnya teraba hangat disertai dengan
rasa nyeri.

Metastasis keganasan; Kondisi yang dialami pasien saat ini kurang tepat digambarkan sebagai
metastasis dari keganasan primer yang dialami oleh pasien. Keganasan payudara umumnya
bermetastasis ke paru dan/atau otak.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien pada kasus ini didugan mengalami endocarditis infektif. Penegakkan diagnosis
endocarditis infektif dilakukan dengan menggunakan kriteria Duke apabila terpenuhi:
1. 2 kriteria mayor, atau
2. 1 kriteria mayor + 3 kriteria minor, atau
3. 5 kriteria minor

Pada kasus ini baru terpenuhi 3 kriteria minor, yaitu adanya demam > 38 C, factor predisposisi
riwayat penggunaan obat intravena, dan fenomena vascular yaitu lesi Janeway. Untuk
menegakkan diagnosis maka dibutuhkan pemeriksaan penunjang seperti ekokardiografi atau
kultur darah.

Tabel kriteria diagnosis


Ilustrasi manifestasi klinis

Jawaban Salah:
Systemic lupus erythematosus; penyakit autoimun kronis yang dapat menimbulkan berbagai
tanda dan gejala (mnemonic: SOAP BRAIN MD) disertai pemeriksaan ANA positif.

Miokarditis viral; peradangan miokardium yang didahului infeksi viral, menyebabkan gejala gagal
jantung akut. Pada pemeriksaan penunjang dapat terjadi perubahan segmen ST pada EKG, dan
kenaikan kadar biomarker jantung.

Defek septum ventricular; penyakit jantung kongenital asianotik, seharusnya didapatkan murmur
pansistolik pada ICS 4 linea sternalis sinistra, bukan pada apeks jantung.

Penyakit jantung rematik; biasanya dialami orang dewasa akibat komplikasi jangka panjang dari
demam rematik akut yang ditandai dengan gejala gagal jantung disertai gangguan katup jantung
(tersering katup mitral).

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien pada kasus ini mengalami henti jantung (cardiac arrest) karena tidak didapatkan respon,
nadi, maupun napas. Ketika menemukan pasien henti jantung maka harus segera dilakukan RJP
sembari memasang monitor EKG untuk mengetahui pola gelombang EKG. Pada kasus ini
didapatkan flatline yang berarti asistol, sehingga termasuk dalam gambaran non-shockable
sehingga langkah selanjutnya adalah injeksi Epinefrin segera.

Algoritma Henti Jantung ACLS 2020


Jawaban Salah:
RJP sebanyak 5 siklus; dilakukan setelah pemberian Epinefrin.

Kardioversi tidak tersinkronisasi; nama lain dari defibrilasi, dilakukan apabila gambaran EKG
shockable (mis: VT, VF).

Adenosin 6 mg IV; diberikan pada kasus takiaritmia stabil dengan kompleks QRS sempit
ataupun lebar dengan irama regular.
Kardioversi tersinkronisasi; diberikan pada kasus takiaritmia tidak stabil. Dosis kardioversi
menyesuaikan gambaran EKG.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami limfangitis akut, yaitu peradangan pada saluran limfatik.
Etiologi limfangitis dapat bersifat infeksi maupun non-infeksi. Pada penyebab infeksi, limfangitis
terjadi karena adanya inokulasi mikroorganisme pada kulit yang terluka. Pada status lokalis
pasien tampak port d'entrée berada pada sisi ventral antebrachii dan penjalaran pada saluran
limfatik ditunjukkan dengan adanya lesi eritema linier. Etiologi infektif tersering dari limfangitis
akut adalah Streptococcus pyogenes yang termasuk dalam Streptokokus beta hemolitikus grup
A. Beberapa etiologi lain adalah Staphylococcus aureus dan beberapa bakteri Gram negatif.

Jawaban Salah:
Staphylococcus aureus; dapat menyebabkan limfangitis, namun bukan etiologi tersering.

Clostridium tetani; merupakan etiologi dari tetanus yang ditandai dengan spasme otot akibat
toksin yang dihasilkan C. tetani.

Pseudomonas aeruginosa; bukan merupakan etiologi yang umum pada limfangitis.

Wuchereria bancrofti; dapat menyebabkan limfangitis filarial, namun gambaran klinisnya mudah
dibedakan karena pada infestasi cacing filaria menyebabkan obstruksi saluran limfatik sehingga
saluran menjadi melebar, menebal, berkelok, disertai inkompetensi katup.
xplanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien mengalami ruptur uretra, ditandai dengan adanya darah yang mengalir disertai
ketidakmampuan untuk berkemih. Ruptur uretra umumnya didahului oleh trauma (mis.
kecelakaan). Ruptur uretra secara umum dibagi menjadi:
1. Ruptur uretra anterior, dengan fitur khas berupa butterfly hematoma pada area perineum
2. Ruptur uretra posterior, dengan fitur khas berupa floating prostate dan umumnya disertai
dengan fraktur pelvis.

Pada kasus tidak bisa ditentukan jenis ruptur uretra pada pasien karena tidak terdapat gambaran
khas, namun tata laksana awal yang tepat dilakukan pada kasus retensi urin yang terjadi pada
pasien adalah sistostomi. Perlu diingat bahwa pemasangan kateter urin dikontraindikasikan pada
kasus ruptur uretra.

Jawaban Salah:
Uretrografi; Merupakan pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan
diagnosis. Pada kasus pasien mengalami retensi urin sehingga tata laksana yang paling tepat
adalah evakuasi urin dengan melakukan sistostomi yang dilanjutkan dengan pemasangan
kateter suprapubik.

Sistografi; Merupakan pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan


diagnosis ruptur buli. Pada kasus pasien lebih dicurigai mengalami ruptur uretra sehingga pilihan
ini kurang tepat.

Pemasangan foley catheter; Dikontraindikasikan pada kasus ruptur uretra.

CT-scan kepala non-kontras; Pasien memang mengalami kecelakaan lalu lintas dan berpotensi
mengalami benturan kepala, namun tidak terdapat tanda peningkatan TIK dan tidak terdapat
penurunan skor GCS, sehingga tidak terdapat indikasi dilakukan CT-scan kepala pada kasus ini.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021] Pasien mengalami sindrom nefrotik yang ditandai dengan
adanya tetrad nefrotik, meskipun tidak keempatnya tampak pada kasus ini. Tetrad nefrotik
meliputi:
1. Proteinuria masif (>3,5 gram/24 jam)
2. Hipoalbuminemia (Albumin <2,5 g/dL)
3. Edema anasarka
4. Hiperlipidemia (Kolesterol total >200 mg/dL).

Pemeriksaan penunjang terbaik yang dapat digunakan untuk konfirmasi proteinuria adalah
pemeriskaan protein urin kuantitatif yang dikenal dengan istilah uji Esbach. Prinsip tata laksana
utama pada sindrom nefrotik adalah pemberian kortikosteroid, yaitu prednison. Tata laksana
suportif lainnya seperti anti-hipertensi, transfusi albumin, dan diuretik juga dapat diberikan sesuai
indikasi.

Monitoring terapi sindrom nefrotik:


- Remisi: proteinuria negatif 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu
- Relaps: proteinuria >2 + 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu
* Relaps jarang: episode relaps <2x dalam 6 bulan
* Relaps sering: episode relaps >2x dalam 6 bulan
- Dependen steroid: relaps 2x berurutan saat tahap lanjutan atau dalam 14 hari setelah selesai
pengobatan
* Resistan steroid: tidak terjadi remisi setelah selesai tahap awal
* Sensitif steroid: tidak terjadi remisi setelah selesai tahap awal

Sindrom nefrotik vs sindrom nefritik


Jawaban Salah:
Glomerulonefritis akut post-streptokokal; Merupakan contoh dari sindrom nefritik, dengan
manifestasi utama sindrom nefritik berupa hematuria dan hipertensi. Pada GNAPS juga
umumnya terdapat riwayat infeksi, terutama infeksi saluran napas atau kulit beberapa minggu
sebelum terjadi GNAPS.

Sindrom nefrotik dependen steroid; Relaps 2x berurutan saat tahap lanjutan atau dalam 14 hari
setelah selesai pengobatan, pada soal tidak ada informasi mengenai pengobatan, sehingga
kurang informasi untuk menegakkan diagnosis ini.

Sindrom nefrotik resistan steroid; Tidak terjadi remisi setelah selesai tahap awal, pada soal tidak
ada informasi mengenai pengobatan, sehingga kurang informasi untuk menegakkan diagnosis
ini.

Sindrom nefrotik remisi; Proteinuria negatif 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu, tidak tepat
karena pada soal pasien justru mengalami proteinuria.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien pada kasus mengalami nefrolithasis sinistra, ditandai dengan nyeri pinggang disertai
nyeri ketok CVA kiri (+) tanpa adanya demam. Riwayat ISK berulang yang dialami pasien
meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu saluran kemih akibat infeksi yang dikenal dengan
istilah batu struvite (= triple fosfat). Batu struvite berpotensi menyumbat pelvis renalis dan kaliks
renal sehingga terbentuk batu staghorn.
Ilustrasi staghorn calculi

Jawaban Salah:
Kalsium oksalat; Riwayat ISK berulang pada pasien cenderung mengarahkan ke arah batu
struvite.

Kalsium fosfat; Riwayat ISK berulang pada pasien cenderung mengarahkan ke arah batu
struvite.

Asam urat; Riwayat ISK berulang pada pasien cenderung mengarahkan ke arah batu struvite.
Selain itu, batu asam urat bersifat radiolusen.

Sistin; Riwayat ISK berulang pada pasien cenderung mengarahkan ke arah batu struvite. Selain
itu, batu sistin bersifat radiolusen.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami kriptorkidismus atau undescended testis yang ditandai dengan
tidak turunnya testis kanan sejak lahir hingga saat ini. Pada sebagian besar kasus, testis akan
turun spontan dalam 6 bulan pasca kelahiran sehingga dalam rentang waktu tersebut dapat
dilakukan observasi saja. Apabila setelah usia 6 bulan testis belum turun, maka dapat dilakukan
operasi orkidopeksi dengan usia ideal sebelum usia 1 tahun, walaupun masih dapat dilakukan
sebelum usia 2 tahun. Apabila tidak dilakukan atau terlambat dilakukan orkidopeksi, maka testis
yang tertinggal pada lipat paha dapat mengalami komplikasi menjadi keganasan dan infertilitas.

Jawaban Salah:
Orkidektomi; dilakukan bila testis sudah tidak viable, untuk mengurangi risiko timbulnya
keganasan.

Observasi selama 6 bulan; dilakukan pada bayi baru lahir. Saat ini usia pasien sudah 2 tahun.

Bedah detorsion; tata laksana pada torsio testis apabila tidak dapat segera dioperasi.

Pemberian analog GnRH; sudah tidak direkomendasikan lagi dalam tata laksana kriptorkidismus.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Sekumpulan gejala yang dialami oleh pasien, terutama nyeri perut kanan, penurunan berat
badan, riwayat hepatitis C, disertai pemeriksaan USG yang ditemukan lesi hipoekoik multipel
dan peningkatan kadar alfa fetoprotein mengarah ke suatu keganasan (karsinoma
hepatoselular).

Selain itu, pada pemeriksaan juga ditemukan shifting dullness (+) dan tampak cairan bebas
cavum abdomen pada pemeriksaan USG yang mengarah ke kondisi ascites.

Sehingga, diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah karsinoma hepatoselular dengan ascites.

Jawaban Salah:
Hepatitis C kronis dengan ascites; Pasien memang memiliki riwayat hepatitis C kronis, namun
tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien pada saat ini suda mengarah ke suatu
keganasan, yaitu karsinoma hepatoselular.

Sirosis hepatis dengan ascites; Penurunan berat badan progresif cepat pada pasien disertai
penemuan pada USG berupa lesi hipoekoik heterogen multipel disertai peningkatan kadar alfa
fetoprotein lebih mengarahkan diagnosis ke arah karsinoma hepatoselular.

Sirosis hepatis dengan peritonitis; Penurunan berat badan progresif cepat pada pasien disertai
penemuan pada USG berupa lesi hipoekoik heterogen multipel disertai peningkatan kadar alfa
fetoprotein lebih mengarahkan diagnosis ke arah karsinoma hepatoselular. Selain itu, pada
pemeriksaan juga tidak ditemukan defans muskular, sehingga pada kasus ini tidak terjadi
peritonitis.

Karsinoma hepatoselular dengan peritonitis; Pada pemeriksaan tidak ditemukan defans


muskular, sehingga pada kasus ini tidak terjadi peritonitis

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Pasien merupakan seorang anak yang mengalami penurunan kesadaran yang didahului dengan
kejang. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan SGOT dan SGPT yang
menandakan adanya kerusakan pada hepar. Hal ini mengindikasikan bahwa obat penurun
panas yang dikonsumsi oleh pasien memiliki efek hepatotoksik dan menimbulkan gangguan
pada SSP. Kondisi ini dikenal dengan Sindrom Reye yang dipicu penggunaan asam
asetilsalisilat atau aspirin. Diperkirakan penggunaan aspirin pada anak dapat mengganggu
fungsi hepar yang berakibat hiperamonemia, sehingga terjadi edema serebri dan peningkatan
TIK. Satu-satunya indikasi penggunaan aspirin pada anak adalah untuk tata laksana penyakit
Kawasaki.

Jawaban Salah:
Ibuprofen; Penggunaan Ibuprofen sebagai antipiretik tergolong aman untuk anak.

Metampiron; Merupakan antipiretik dan antiinflamasi yang tergolong aman untuk anak.

Deksamethasone; Merupakan antiinflamasi yang tergolong aman untuk anak. Tidak memiliki
fungsi antipiretik.

Asam mefenamat; Merupakan antiinflamasi yang direkomendasikan untuk anak usia > 14 tahun.
Tidak memiliki fungsi antipiretik.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami striktur esofagus (stenosis esofagus) akibat GERD. Pada striktur esofagus,
terjadi penyempitan esofagus akibat inflamasi kronis dan berulang, misalnya akibat paparan
asam lambung pada kasus GERD. Manifestasi khas striktur esofagus adalah sulit menelan
makanan padat, namun tidak sulit menelan makanan cair.

Diagnosis banding tersering adalah akalasia. Pada akalasia, terjadi kerusakan pada saraf
esofagus sehingga gerakan peristalsis esofagus terganggu. Berbeda dengan striktur esofagus,
pada akalasia terdapat kesulitan menelan makanan padat dan cair.

Penjelasan ilustrasi kasus dan perbandingannya dengan akalasia esofagus


Jawaban Salah:
Esofagitis erosif; Mungkin saja esophagitis erosif yang menyebabkan striktur esofagus pada
pasien, namun keluhan pada saat ini cenderung kea rah striktur esofagus.

Barrett's esophagus; Merupakan komplikasi dari esophagitis erosif berulang akibat GERD.
Merupakan lesi awal keganasan esofagus, umumnya membutuhkan biopsi untuk menegakkan
diagnosis.

Adenokarsinoma esofagus; Keganasan esofagus akibat inflamasi berulang misalnya akibat


GERD. Umumnya membutuhkan biopsi untuk menegakkan diagnosis.

Akalasia; Pada akalasia terdapat kesulitan menelan makanan padat dan cair. Pada kasus pasien
hanya mengalami kesulitan menelan makanan padat.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Soal dengan tipe seperti ini paling tepat dikerjakan dengan eliminasi pilihan jawaban. Manifestasi
utama pasien ini berupa BAB berdarah disertai nyeri pada perut kiri bawah, sehingga apendisitis
akut dapat disingkirkan. Defans muskular (-) sehingga peritonitis akut dapat disingkirkan. Pada
pemeriksaan colok dubur tidak teraba adanya benjolan, hemoroid interna dapat disingkirkan.

Tersisa pilihan antara divertikulitis vs divertikulosis. Divertikulosis umumnya asimtomatis, atau


bila terdapat gejala biasanya hanya berupa hematochezia. Sehingga pada kasus ini diagnosis
yang paling mungkin adalah divertikulitis, karena terdapat demam dan tanda inflamasi (nyeri
pada perut kiri bawah). Divertikulosis adalah suatu kondisi dimana terbentuk “kantong-kantong”
pada saluran cerna, terutama kolon. Manifestasi utama berupa darah pada BAB. Divertikulosis
yang terinfeksi akan menyebabkan divertikulitis.

Jawaban Salah:
Apendisitis akut; Nyeri perut pasien di regio kiri bawah, sehingga pilihan jawaban ini kurang
tepat.

Peritonitis; Tidak terdapat defans muskular, sehingga pilihan jawaban ini kurang tepat.

Divertikulosis; Pada kasus tampak gejala inflamasi berupa nyeri, sehingga kemungkinan
diagnosis ke arah divertikulitis.

Hemoroid interna; Tidak teraba benjolan pada colok dubur, sehingga pilihan jawaban ini kurang
tepat.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami irritable bowel syndrome (IBS). Kriteria yang digunakan untuk mendiagnosis
IBS adalah kriteria ROME IV, yaitu nyeri perut rekuren minimal 1x/minggu selama 3 bulan
terakhir yang berhubungan dengan dua hal:
1. Berhubungan dengan defekasi (membaik setelah defekasi)
2. Perubahan frekuensi BAB
3. Perubahan konsistensi BAB

Pada IBS ditemukan gangguan anatomis. Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium juga
didapatkan normal.

Jawaban Salah:
Kriteria Ranson; Digunakan pada kasus pankreatitis.

Kriteria Cornell; Digunakan untuk menentukan LVH berdasarkan EKG.

Kriteria Alvarado; Digunakan pada kasus apendisitis akut.

Kriteria Hinchey; Digunakan pada kasus divertikulitis akut.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien mengalami koledokolitiasis, ditandai dengan adanya ikterus disertai mual-muntah, nyeri
perut, dan gatal pada selruh tubuh. Tidak ditemukan demam dan tidak teraba hepatomegali
maupun massa sehingga bukan merupakan kolangitis maupun kolesistitis. Bukan juga
merupakan kolelitiasis karena terdapat ikterus pada kasus ini.

Koledokolitiasis merupakan batu pada duktus koledokus yang menyebabkan obstruksi saluran
empedu sehingga sering kali menyebabkan ikterus. Komplikasi dari kolekololitiasis dapat
menyebabkan terjadinya kolangitis.

Tabel diagnosis banding gangguan pada sistem bilier

Jawaban Salah:
Kolangitis; Ditandai dengan trias Charcot yaitu demam, ikterus, dan nyeri perut kanan atas. Pada
kasus ini tidak terdapat demam.

Kolelitiasis; Pada kasus terdapat ikterus sehingga lebih tepat koledokolitiasis.

Karsinoma pankreas; Tidak teraba massa sehingga diagnosis ini dapat disingkirkan.

Hepatitis akut; Tidak terdapat hepatomegali sehingga diagnosis ini dapat disingkirkan.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien mengalami pankreatitis akut, Pankreatitis akut adalah inflamasi akut akibat kerusakan
pankreas yang mengakibatkan pelepasan enzim proteolitik digestif sehingga terjadi autodigesti
jaringan pankreas. Etiologi tersering antara lain pankreatitis bilier (batu empedu) seperti pada
kasus, alcohol induced, hipertrigliseridemia berat (>1000 mg/dL). Kriteria diagnosis pankreatitis
akut adalah peningkatan lipase atau amilase 3x lipat batas nilai normal, disertai nyeri perut yang
menembus hingga ke punggung dan adanya temuan pencitraan abdomen sesuai dengan
pankreatitis akut. Jika terjadi perdarahan retroperitoneal pada kasus berat menimbulkan
ekimosis dengan lokasi pada flank (Grey turner sign) dan/atau periumbilikal (Cullen's sign).

Ilustrasi manifestasi klinis khas pankreatitis akut

Jawaban Salah:
Ludwig's sign; Nyeri tekan perut kanan atas pada abses hepar, kasus ini adalah pankreatitis
akut.

Murphy's sign; Nyeri saat menarik napas, saat pemeriksa melakukan palpasi perut kanan atas.
Merupakan tanda pada kolesistitis akut yang mungkin ditemukan pada pasien ini, namun bukan
merupakan tanda bahaya pada pankreatitis akut.

McBurney's sign; Nyeri saat palpasi titik McBurney merupakan tanda dari apendisitis akut, kasus
ini adalah pankreatitis akut.

Rovsing's sign; Nyeri pada perut kanan bawah ketika dilakukan palpasi pada perut kiri bawah,
merupakan salah satu tanda apendisitis akut.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien mengalami giardiasis. Giardiasis adalah infeksi parasit Giardia lamblia pada saluran
cerna. Giadia adalah protozoa berbentuk seperti buah pir (atau layangan), berflagel, dan berinti
2. Manifestasi khas giardiasis berupa steatorrhea (feses berlemak, mengambang, dan sulit di-
flush), diare, malaise. Pemeriksaan penunnjang mikroskopi feses diperlukan untuk menemukan
kista dan trofozoit G. lamblia. Tata laksana giardiasis dengan pemberian metronidazole 3 x 250
mg selama 5-10 hari.

Ilustrasi Giardia lamblia


Jawaban Salah:
Shigellosis; Merupakan salah satu bentuk disentri dengan manifestasi BAB berdarah dan
berlendir. Pada kasus ini BAB berminyak (steatorrhea) merupakan manifestasi dari giardiasis.

Disentri amoeba; Merupakan salah satu bentuk disentri dengan manifestasi BAB berdarah dan
berlendir. Pada kasus ini BAB berminyak (steatorrhea) merupakan manifestasi dari giardiasis.

Leishmaniasis; Merupakan penyakit akibat infeksi parasit Leishmania. Manifestasi berupa


hepatosplenomegali dan rasa lemas yang memberat, bukan diare berminyak seperti pada kasus
ini.

Kolitis pseudomembran; Infeksi kolon akibat penggunaan berbagai macam antibiotik dalam
jangka panjang. Pada kasus tidak tampak riwayat penggunaan antibiotik.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Diagnosis pada kasus adalah paten urachus. Paten urachus terjadi ketika terdapat kegagalan
involusi duktus urachus, yaitu saluran yang menghubungkan antara kandung kemih dengan
umbilikus janin. Manifestasi utama akibat patensi ini adalah urin yang bocor keluar melalui
umbilicus anak, seperti pada kasus.

Jawaban Salah:
Omphalitis; Infeksi pada umbilikus. Pada kasus tanda vital anak normal dan tidak terdapat
kelainan lain pada area umbilikus sehingga jawaban ini tidak tepat.

Hernia umbilical; Manifestasi utama berupa benjolan pada area umbilikus. Pada kasus, massa
yang terdapat pada umbilikus mengeluarkan cairan bening yang sugestif merupakan urin,
sehingga diagnosis yang lebih tepat adalah paten urachus.

Granuloma umbilikal; Berupa jaringan kemerahan yang tumbuh pada umbilikus anak, biasanya
merupakan bagian dari proses penyembuhan pemotongan tali pusat.

Gastroschisis; Merupakan defek dinding ventral abdomen yang mengakibatkan terburainya


organ intraabdomen tanpa adanya kantong hernia.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien pada kasus ini kemungkinan besar mengalami ruptur uteri. Terdapat 2 jenis ruptur uteri,
yaitu: 1) ruptur uteri komplit: melibatkan seluruh lapisan uterus, 2) ruptur uteri inkomplit: hanya
melibatkan sebagian lapisan uterus. Ruptur uteri pada kasus ini kemungkinan terjadi akibat
riwayat SC pada kasus ini disertai dengan tekanan abdomen yang tinggi. Perdarahan dari ruptur
uteri biasanya bersifat intraabdominal sehingga tidak selalu keluar dari jalan lahir. Ruptur uteri
juga dapat menyebabkan terhentinya / melemahnya kontraksi uterus.

Ruptur uteri merupakan suatu kegawatan yang memerlukan tindakan yang cepat. Karena pada
kasus ini pasien mengalami syok dan janin mengalami kegawatan, perlu dilakukan laparatomi
ekplorasi dan persalinan per abdominam. Pemberian cairan diperlukan dengan 2 IV line seperti
pada penanganan syok hemoragik dan dilakukan di ruang operasi.

Jawaban Salah:
Pemberian bolus cairan; Pasien pada kasus ini memang memerlukan bolus cairan namun pasien
telah mengalami perdarahan hebat sehingga sumber perdarahan perlu segera ditemukan.
Pemberian bolus cairan tidak menyelesaikan maslaah pasien sehingga bukan merupakan terapi
yang terbaik pada kasus ini.

Observasi; Pasien pada kasus ini kemungkinan besar mengalami ruptur uteri yang merupakan
keadaan emergensi. Observasi saja dapat menyebabkan kematian pada ibu.

Betametason; Betametason merupakan kortikosteroid untuk pematangan paru janin. Namun,


pematangan paru membutuhkan waktu 2 hari sehingga dalam keadaan emergensi pematangan
paru tidak dilakukan.

Induksi persalinan; Pasien sudah dalam tahap persalinan dan dalam keadaan ruptur uteri tidak
memungkinan melakukan persalinan per vaginam sehingga pilihan ini kurang tepat.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami eklamsia karena riwayat kejang disertai dengan preeklamsia
(tekanan darah tinggi disertai dengan proteinuria). Eklamsia merupakan salah satu kegawatan
maternal sehingga setelah stabilisasi perlu dilakukan persalinan cito baik secara SC (bila serviks
belum matang) atau per vaginam (bila serviks sudah matang).

Spektrum hipertensi pada kehamilan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Jawaban Salah:
Preeklamsia berat; Pasien pada kasus ini memang mengalami preeklamsia berat yang ditandai
dengan tekanan darah sistolik >160 mmHg. Namun pada kasus ini telah terjadi komplikasi yang
lebih berat berupa eklamsia.

Superimposed eclampsia; Istilah yang tepat adalah superimposed preeclampsia. Pada penyakit
ini pasien sudah harus memiliki riwayat hipertensi kronis terlebih dahulu namun saat UK >20
minggu keluar tanda kegagalan organ (misalnya proteinuria) sehingga pasien mengalami
preeklamsia. Pada kasus ini riwayat hipertensi pasien tidak diketahui. Selain itu, pasien telah
mengalami kejang sehingga pilihan ini tidak tepat.

Hipertensi gestasional; Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang baru diketahui saat UK >20
minggu tanpa riwayat HT sebelumnya. Pada kasus ini riwayat HT pasien tidak diketahui. Selain
itu, pasien telah mengalami kejang dan proteinuria sehingga daignosis yang lain lebih tepat.

Preeklamsia; Pasien pada kasus ini memang memiliki preeklamsia, namun keadaan ini telah
diperparah dengan adanya kejadian kejang sehingga pilihan ini kurang tepat.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien pada kasus di atas mengalami nyeri pada saat berkemih yang kemungkinan disebabkan
oleh urethritis. Walaupun tidak diberikan pemeriksaan penunjang pada kasus ini, duh tubuh
purulen pada kasus ini mengarahkan etiologi ke N. gonorrhoeae.

Urethritis merupakan infeksi pada saluran kemih yang paling sering disebabkan oleh IMS. Pada
wanita, kuman dari saluran kemih mudah berpindah ke liang vagina sehingga dapat
menyebabkan gangguan seperti vaginitis, servisitis, hingga PID. Pada kasus ini pasien telah
mengalami nyeri suprapubis sehingga bisa disimpulkan bahwa pasien menderita endometritis
yang merupakan salah satu bentuk dari PID. Tata laksana PID yang disebabkan oleh gonore
melibatkan 1 OBAT ANTIGONORE + 1 OBAT ANTIKLAMIDIA + TERAPI KUMAN ANAEROB.
Pilihan obat untuk PID dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Gonore pada laki-laki dapat bersifat asimptomatis sehingga penting untuk dilakukan
pemeriksaan skrining pada pasangan seksual. Bila tidak dilakukan skrining dan ternyata
pasangan memiliki gonore juga, maka rekurensi dapat terjadi bila pasien melakukan hubungan
seksual yang tidak aman lagi.

Jawaban Salah:
Pasien harus memakai pakaian ketat; Menggunakan pakaian ketat dapat merupakan faktor risiko
terjadinya infeksi sekunder jamur. Pasien dengan PID justru diharapkan tidak menggunakan
pakaian yang ketat.

Minum 3 kali sehari; Konsumsi air tidak berhubungan dengan tata laksana PID sehingga bukan
merupakan pilihan yang tepat.

Membersihkan kemaluan dengan cairan antiseptik; Pembersihan dengan cairan antiseptik bukan
merupakan rekomendasi pada pasien dengan PID. Frekuensi pembersihan yang terlalu sering
justru dapat menyebabkan vaginosis bakterialis.

Membersihkan kemaluan dari belakang ke depan; Cara membersihkan kemaluanyang tepat


adalah dari depan ke belakang untuk mencegah kuman dari anus berpindah ke kemaluan
sehingga anjuran pada pilihan ini tidak tepat.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami perdarahan post-partum karena adanya robekan perineum.
Grading robekan perineum dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Jawaban Salah:
Ruptur perineum grade 1; Pada derajat 1 ruptur hanya sebatas pada kulit dan epitel vagina.

Ruptur perineum grade 2; Pada derajat 2 ruptur melibatkan otot perineum namun tidak
melibatkan sfingter ani.
Ruptur perineum grade 4; Pada derajat 4 ruptur melibatkan seluruh sfingter ani serta mukosa
anus.

Ruptur perineum grade 5; Tidak ada ruptur perineum derajat 5.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami bakterial vaginosis yang ditegakkan karena warna duh tubuh
pasien, pH >4,5 serta ditemukannya clue cells (bakteri yang mengerumuni sel epitel seperti pada
gambar kasus). Diagnosis ini dapat ditegakkan dengan menggunakan kriteria Amsel. Kriteria ini
terdiri dari 4 komponen, yaitu: 1) duh tubuh putih keabuan, 2), whiff test (+), 3) pH cairan >4,5, 4)
ditemukan clue cells pada >20% sel epitel vagina. Bila 3 dari 4 kriteria ini dipenuhi maka
diagnosis tegak. Selain BV, duh tubuh vagina yang sering ditemukan juga pada UKMPPD adalah
trikomoniasis dan kandidiasis vaginalis. Berikut adalah tabel untuk membedakan diagnosis dan
terapi ketiga diagnosis tersebut:
Pilihan terapi untuk kasus BV yang paling tepat pada kasus ini adalah metronidazole 2x500
mg/hari PO selama 7 hari

Jawaban Salah:
Metronidazol 2 g PO selama 5 hari; merupakan pilihan antibiotik yang tepat, namun regimen ini
hanya diberikan secara single dose

Flukonazol 150 mg PO SD; merupakan terapi untuk kandidiasis vagina. Pada kasus ini tidak
ditemukan gambaran duh tubuh cottage cheese mauapun mikroskopi berupa pseudohifa dengan
blastospora, sehingga pilihan ini tidak tepat.

Klindamisin 2x300 mg/hari PO selama 5 hari; Klindamisin dapat dijadikan terapi alternatif pada
pasien dengan vaginosis bakterialis namun terapi ini diberikan selama 7 hari dan bukan 5 hari.

Klotrimazol intravagina 200 mg/hari selama 3 hari; Terapi ini diberikan pada pasien dengan
kandidiasis vagina. Ditemukannya clue cells pada kasus ini mengarahkan diagnosis ke BV,
bukan kandidiasis vagina.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami muntah-muntah pada trimester II disertai dengan adanya
penurunan berat badan. Gambaran kasus ini ditemukan pada diagnosis hiperemesis gravidarum
(HEG). HEG sendiri memiliki 3 tingkatan tergantung dari manifestasi dan pemeriksaan
penunjang yang dapat ditemukan seperti yang tertera pada tabel ini:

Pasien pada kasus ini telah mengalami ketosis tanpa adanya penurunan kesadaran sehingga
masuk ke derajat sedang. Terapi HEG diberikan berdasarkan derajat penyakitnya. Pada kasus
ini pasien perlu diberikan obat antiemetik berupa ondansetron. Secara umum, terapi antiemetik
baru diberikan pada kasus HEG sedang dan berat. Berikut adalah bagan yang menunjukkan
terapi lengkap dari HEG:

Jawaban Salah:
Ekstrak jahe; Ekstrak jahe dapat diberikan pada HEG ringan. Pada kasus ini pasien telah
mengalami ketosis sehingga pilihan ini tidak tepat.

Doksilamin + Vitamin B6; Terapi antihistamin dan vitamin B6 diberikan pada pasien dengan HEG
ringan. Pada kasus ini pasien telah mengalami ketosis sehingga pilihan ini tidak tepat.

Dimenhidrinat + Vitamin B6; Terapi antihistamin dan vitamin B6 diberikan pada pasien dengan
HEG ringan. Pada kasus ini pasien telah mengalami ketosis sehingga pilihan ini tidak tepat.

Difenhidramin + Vitamin B6; Terapi antihistamin dan vitamin B6 diberikan pada pasien dengan
HEG ringan. Pada kasus ini pasien telah mengalami ketosis sehingga pilihan ini tidak tepat.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Ibu pada kasus ini telah mengalami inpartu. Proses persalinan dapat dibagi menjadi 4 kala. Kala
I menandakan waktu untuk perubahan serviks. Kala I dapat dibagi menjadi 2 fase, yakni fase
laten (pembukaan 1-3 cm), dan fase aktif (pembukaan >3 – 10 cm). Kala II dimulai sejak
pembukaan telah lengkap hingga bayi lahir. Kala III dimulai sejak bayi telah lahir hingga plasenta
lahir. Kala IV dimulai saat plasenta telah lahir hingga 2 jam postpartum. Pasien pada kasus
pasien juga terlihat sangat kurus yang dapat menandakan adanya kekurangan asupan makanan
maternal. Gambaran TFU 34 cm menunjukkan TFU < UK. Secara umum TFU normal dapat
dihitung dengan menggunakan rumus usia kehamilan dalam minggu + 2 cm. TFU < UK pada
kasus ini menunjukkan indikasi bahwa telah terjadi petumbuhan janin yang terhambat (PJT). Hb
10 g/dL pada kasus ini juga menunjukkan pasien mengalami anemia. Angka Hb minimal pada
kehamilan dibagi per trimester. Pada trimester 1 dan 3, Hb minimal adalah 11 g/dL, sednagkan
pada trimester 2 Hb minimal adalah 10,5 g/dL. UK pada kasus 37 minggu sehingga janin masuk
ke golongan aterm.

Jawaban Salah:
Kala I fase aktif + anemia + KEK, janin preterm; TFU pada pasien ini juga < UK sehingga pada
pasien ini perlu dicurigai adanya perkembangan janin terganggu

Kala I fase laten + KEK + suspek PJT, janin preterm; pasien pada kasus ini juga mengalami
anemia. Terlebih lagi janin pada kasus ini sudah aterm karena sudah memenuhi UK 37-41 6/7
minggu.

Kala I fase aktif + anemia + KEK + suspek PJT, janin aterm; pada kasus ini pasien masih berada
pada fase laten karena pembukaan masih 1 cm. Fase aktif baru dimulai paa pembukaan serviks
>3 – 10 cm.

Kala I fase laten + anemia + suspek PJT, janin aterm; pada kasus ini pasien terlihat sangat kurus
sehingga kemungkinan pasien mengalami kekurangan energi kronis. Selain itu, kurangnya
asupan nutrisi juga dapat menjadi alasan PJT pada janin di kasus ini.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien pada kasus ini mengalami perdarahan per vaginam dalam jumlah banyak pasca
melahirkan anak. Keadaan ini masuk dalam perdarahan post-parum (PPH). Penyebab
perdarahan ini dapat dibagi menjadi 4 klasifikasi besar yang disebut dengan 4T dan tergambar
sebagai berikut:

Pada kasus ini uterus tampak lembek dengan tonus lemah sehingga mengarahkan diagnosis
kepada atonia uteri. Tata laksana atonia uteri secara berurutan antara lain: 1) pijat uterus, 2)
oksitosin 20-40 unit dalam 1 L NaCl 0,9% dan 10 unit IM, 3) ergometrin 0,2 mg IM atau IV lambat
(maksimal 5 dosis), 4) 1 gram asam traneksamat IV, 5) kompresi bimanual, 6) rujuk / tindakan
operatif. Pada kasus ini belum dilakukan tindakan apapun sehingga pilihan masase uterus
merupakan pilihan yang paling tepat.

Jawaban Salah:
Terapi oksitosin; diberikan apabila masase uterus tidak dapat meningkatkan tonus otot uterus

Terapi metilergometrin; ergometrin diberikan bila drip oksitosin masih tidak dapat meningkatkan
tonus otot uterus

Terapi asam traneksamat; diberikan bila ergometrin tidak dapat meningkatkan tonus otot uterus,
asam traneksamat berfungsi untuk membantu proses penggumpalan darah

Kompresi bimanual; merupakan tata laksana terakhir yang dapat dilakukan sebelum
histerektomi. Tindakan ini dilakukan bila agen farmakologis tidak dapat meningkatkan tonus otot
uterus.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Struktur pulsatil pada kasus ini mengarahkan diagnosis ke prolaps tali pusat. Ada 2 jenis prolaps
tali pusat, yaitu tali pusat terkemuka (ketuban belum pecah) dan tali pusat menumbung (ketuban
telah pecah). Keadaan ini merupakan emergensi obstetri yang membutuhkan SC cito dan
monitoring janin. Bila dilakukan kardiotokografi biasanya akan ditemukan bradikardia dan
deselerasi lambat. Sambil menunggu proses rujuk / SC cito pasien dapat diletakkan pada posisi
yang paling menurunkan tekanan pada fundus, yakni posisi Tredelenburg (Gambar 1) atau
posisi knee-chest (Gambar 2). Penting juga untuk memberikan suplementasi oksigen untuk
mengurangi risiko hipoksia pada janin.
Jawaban Salah:
Posisi Fowler; posisi ini disebut juga posisi setengah duduk karena bed pasien (bagian kepala)
dinaikkan sebesar 45-60 derajat. Posisi ini membantu ekspansi paru sehingga digunakan pada
pasien yang sesak napas. Selain itu, posisi ini juga optimal bagi pasien yang memiliki NGT yang
terpasang.

Posisi litotomi; posisi ini merupakan posisi yang optimal untuk pemeriksaan vagina dan dalam
persalinan. Posisi ini memberikan penekanan yang besar pada fundus sehingga tidak
disarankan pada ibu dengan prolaps tali pusat.

Posisi Semi-Fowler; posisi ini merupakan modifikasi dari posisi Fowler namun kepala pasien
hanya ditinggikan sebesar 30-45 derajat. Sama seperti posisi Fowler, posisi ini juga
meningkatkan kemampuan ekspansi paru dan berguna pada pasien dengan NGT terpasang.

Posisi left lateral decubitus; Posisi ini banyak digunakan pada pemeriksaan penunjang terutama
pada pencitraan dan kolonoskopi dimana pasien akan tidur dengan sisi kiri tubuh menyentuh
bed.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Anak pada kasus mengalami Duchenne muscular dystrophy (DMD), suatu penyakit genetik
progresif yang menyebabkan atrofi dan kelemahan otot yang diturunkan secara x-linked resesif.
Patofisiologi dari kondisi ini adalah mutasi/defek pada gen distrofin yang menyebabkan protein
distrofin tidak diproduksi sama sekali. Manifestasi khas pada DMD adalah Gower's sign, yaitu
anak yang tampak “memanjat tubuhnya sendiri” untuk mencapai posisi berdiri sempurna.
Pada pemeriksaan penunjang dapat ditemukan peningkatan enzim kreatin kinase akibat proses
disintegrasi otot yang terjadi.

Ilustrasi Gower's sign

Jawaban Salah:
Lipase; Enzim yang dapat ditemukan meningkat pada kasus pankreatitis akut

Laktat dehidrogenase; Enzim yang ditemukan meningkat pada kondisi kerusakan organ atau
jaringan. Umumnya dikorelasikan dengan kasus sepsis.

Asetilkolinesterase; Enzim yang ditemukan meningkat pada kasus myasthenia gravis.

Distrofin; Merupakan nama gen yang mengalami mutasi pada kasus DMD. Nama protein yang
dihasilkan oleh gen distrofin juga adalah protein distrofin. Protein distrofin tidak diproduksi sama
sekali pada kasus DMD. Selain itu, perlu berhati-hati membedakan antara enzim dengan protein.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Diagnosis pada kasus ini adalah Scheuermann kyphosis dimana terjadi pembungkukan pada
badan vertebra dan diskus vertebra. Lokasi vertebra yang paling sering terlibat adalah pada
regio torakal. Penyebab penyakit ini hingga sampai saat ini masih belum diketahui.

Pasien biasanya didiagnosis pada usia 12-17 tahun akibat deformitas yang terlihat dimana
pasien tampak sangat membungkuk dengan tonjolan di punggungnya. Pasien juga dapat
merasakan nyeri yang kronis dan memburuk dengan aktivitas. Bungkuk pasien tidak dapat
diperbaiki dengan meminta pasien untuk melakukan ekstensi atau dengan berbaring. Hal ini
dapat membedakan Scheuermann kyphosis dengan kifosis akibat postur tubuh yang buruk.
Sudut kemiringan pasien paling baik diperiksa dari samping saat pasien membungkuk seperti
pada gambar ini.

Penegakkan diagnosis dilakukan dengan rontgen vertebra lateral dengan paseien berdiri. Hasil
(+) adalah bila ditemukan anterior wedging ≥5 derajat pada 3 tulang vertebra yang berurutan.
Anterior wedging adalah gambaran dimana bagian depan vertebra tampak lebih rendah
dibandingkan bagian belakang tulang tersebut sehingga membentuk suatu sudut (lihat gambar di
bawah ini).

Tata laksana penyakit ini dapat dicapai dengan terapi konservatif atau bracing bila sudut kifosis
yang tinggi (>60 derajat).
Jawaban Salah:
Adolescent idiophatic scoliosis; Penyakit ini menyebabkan tulang punggung pasien mengalami
deformitas ke kiri / ke kanan. Pada kasus ini postur pasien condong ke depan (membungkuk)
sehingga deformitas yang dialami pasien adalah kifosis, bukan skoliosis.

Kifosis kongenital; Kifosis kongenital merupakan keeadaan yang dialami sejak lahir. Bungkuk
pada pasien baru disadari 1 tahun yang lalu sehingga pilihan ini kurang tepat.

Ankylosing spondylitis; Pasien pada ankylosing spondylitis akan mengalami vertebra yang kaku
akibat fusi dari corpus beberapa vertebra yang dapat diidentifikasi sebagai bamboo spine pada
ronten. Pasien pada kasus ini tidan menunjukkan gambaran rontgen tersebut sehingga pilihan ini
kurang tepat.

Fraktur vertebra; Pasien pada kasus ini tidak memiliki riwayat trauma maupun faktor risiko lain
(mis gangguan mineralisasi tulang) yang dapat meningkatkan risiko fraktur vertebra pada kasus
ini. Pasien juga tidak mengeluhkan adanya nyeri akut sehingga pilihan ini kurang tepat.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pasien mengalami open tibial plateau fracture dengan klasifikasi Gustilo-Anderson tipe II. Fraktur
terbuka yang terjadi pada pasien memiliki luas luka 4x2 cm (1-10 cm), kontaminasi sedang,
dengan jaringan lunak dan neurovaskular yang masih baik, sehingga belum tergolong sebagai
tipe III. .

Tabel tipe fraktur terbuka berdasarkan Gustilo-Anderson:

Jawaban Salah:
Open tibial plateau fracture, Gustilo-Anderson type I; Ukuran luka umumnya <1 cm, tanpa
kontaminasi.

Open tibial plateau fracture, Gustilo-Anderson type IIIA; Ukuran luka umumnya >10 cm dengan
kontaminasi berat dan/atau fraktur kominutif berat.

Open tibial plateau fracture, Gustilo-Anderson type IIIB; Umumnya disertai kerusakan jaringan
sekitar yang sudah tidak dapat ditutup lagi menggunakan flap lokal.

Open tibial plateau fracture, Gustilo-Anderson type IIIC; Umumnya disertai kerusakan
neurovaskular.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Januari 2022]

Pasien pada kasus ini paling mungkin mengalami ankle sprain. Keadaan ini biasanya
disebabkan akibat kerusakan/robekan pada ligamentum talofibularis anterior akibat inversi yang
berlebihan. Terapi Rest, Ice, Compression, dan Elevation (RICE) dan terapi analgetik merupakan
terapi awal pada pasien dengan ankle sprain akut. Pasien kemudian dapat melakukan
rehabilitasi bila pembengkakan dan nyeri menghilang. Terapi RICE sudah cukup pada pasien
dengan rontgen normal (tidak tampak deformitas) dan memenuhi Ottawa ankle rules yaiut dapat
menahan berat badan, tidak ada nyeri tekan pada sisi posterior atau ujung malleolus lateral. Bila
terdapat nyeri hebat atau instabilitas, pembidaian dapat dilakukan selama beberapa hari.
Pembedahan dapat dilakukan pada pasien yang tidak membaik dengan terapi sebelumnya.

Jawaban Salah:
Bedah rekonstruksi; Bedah rekonstruksi dari ligamen ankle dapat dipertimbangkan pada pasien
dengan instabilitas sendi ankle yang dibuktikan pada kasus yang rekuren, atau ligamentum yang
robek secara sempurna. Pasien pada kasus ini masih dapat menahan berat badannya dan tidak
memiliki riwayat rekurensi sehingga pilihan ini kurang tepat.
MRI ankle; MRI pada ankle dapat dilakukan pada kasus yang tidak merespon terhadap terapi
konservatif RICE. Pasien pada kasus ini baru mengalami gejala sejak 4 hari yang lalu. Pada
keadaan seakut ini, MRI tidak memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan rontgen biasa.

Bidai pada ankle; pembidaian dapat dilakukan pada pasien dengan fraktur ankle dan instabilitas.
Hal ini dapat dibuktikan dengan ketidakmampuan seseorang untuk menaruh beban pada kaki
yang sakit. Namun pada kasus ini pasien masih dapat meletakkan beban pada kaki yang sakit
sehingga tidak perlu dilakukan pembidaian.

ORIF; ORIF jarang dilakukan pada kasus gangguan ankle, namun dapat dilakukan bila ada bukti
fraktur. Pada kasus ini tidak tampak fraktur baik pada pemeriksaan fisik maupun pada rontgen.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Juli 2021]

Berdasarkan Permenkes RI No. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, dokter


sebaiknya melengkapi rekam medis segera setelah pasien memperoleh pelayanan.

Jawaban Salah:
Setelah praktek hari itu selesai; Tidak tepat, karena terdapat kemungkinan yang cukup besar
dokter sudah lupa tentang kondisi pasien hingga terapi yang diberikan.

Sebelum menulis resep; Kurang tepat, rekam medis paling tepat dilengkapi segera setelah
pasien memperoleh pelayanan.

Hanya jika melakukan tindakan; Tidak tepat, baik dilakukan tindakan ataupun tidak, rekam medis
harus segera dilengkapi.

Sebelum pasien meninggalkan ruangan praktek; Kurang tepat, rekam medis dilengkapi segera
setelah pasien mendapatkan pelayanan.
Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Transmisi penyakit menular merupakan salah satu hazard biologis sehingga dapat dilakukan
langkah-langkah tertentu untuk mengendalikan hazard tersebut. Hirarki pengendalian hazard
terdiri dari eliminasi, substitusi, engineering control, administrative, dan penggunaan APD. Pada
kasus ini dilakukan manajemen administrative, yaitu melakukan perubahan terhadap kebiasaan
kerja petugas, misalnya dengan mengubah prosedur pelayanan, memberikan pelatihan,
memasang tanda bahaya, dll. Manajemen administrative ini tidak menghilangkan hazard,
melainkan membatasi orang untuk terpapar hazard tersebut.

Hierarki pengendalian bahaya kerja (hazard)

Jawaban Salah:
Eliminasi; menyingkirkan hazard secara langsung, misalnya dengan melarang orang dengan
gejala batuk untuk masuk ke dalam Puskesmas.

Substitusi; mengganti sumber hazard dengan hal yang lebih tidak berbahaya.
Engineering control; mengisolasi hazard dengan memberikan barrier tertentu misalkan dengan
memasang HEPA filter.

Manipulasi; tidak ada dalam manajemen pengendalian hazard.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memprediksi pergerakan satu variable terhadap
pergerakan variable lainnya. Penelitian semacam ini disebut dengan uji regresi. Variabel bebas
(predictor) pada penelitian ini adalah IMT yang menggunakan data numerik, sedangkan variable
terikatnya adalah kadar LDL yang juga menggunakan data numerik sehigga uji statistic yang
digunakan adalah regresi linier.

Skema uji statistik


Jawaban Salah:
Korelasi Pearson; uji korelasi dengan variable bebas dan variable terikatnya menggunakan data
numerik.

Regresi logistik; uji regresi di mana peneliti ingin memprediksi variable terikat yang bersifat
dikotomi (ya-tidak, baik-buruk).

Korelasi Spearman; uji korelasi dengan variable bebas menggunakan data numerik dan variable
terikat menggunakan data ordinal.

Paired T-test; uji hipotesis komparatif 2 kelompok berpasangan dengan variable bebas dan
terikat menggunakan data numerik.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Pada luka tembak, semakin banyak kelim yang teridentifikasi pada korban melambangkan
semakin dekatnya jarak tembak. Kelim anak peluru merupakan kelim yang ditimbulkan akibat
komponen anak peluru, yaitu lubang luka, kelim lecet, dan kelim kesat. Pada kasus hanya
didapatkan kelim lecet di sekitar lubang luka sehingga perkiraan jarak tembak adalah jarak jauh,
yaitu > 60 cm.

Tabel identifikasi jarak tembak

Jawaban Salah:
Luka tembak tempel; pada luka tembak tempel, maka akan tampak jejas laras atau lesi seperti
bintang. Selain itu akan tampak pula kelim api, kelim jelaga, kelim tatoo, dan kelim anak peluru
(kelim lecet dan kelim kesat) di sekitar lubang luka.

Luka tembak jarak dekat; ditandai dengan adanya kelim tatoo dan kelim anak peluru (kelim lecet
dan kelim kesat) Luka tembak jarak sangat dekat; ditandai dengan adanya kelim api, kelim
jelaga, kelim tatoo, dan kelim anak peluru (kelim lecet dan kelim kesat) di sekitar lubang luka.

Luka tembak jarak sangat jauh; tidak ada klasifikasi ini.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Dalam kasus trauma tajam akibat tusukan benda tajam, maka dapat diperkirakan ukuran benda
tajam berdasarkan ukuran luka yang ditimbulkan. Panjang senjata tajam akan menusuk ke
dalam jaringan, sehingga menimbulkan ukuran kedalaman luka. Sedangkan lebar senjata tajam
akan menimbulkan ukuran panjang luka. Panjang luka akan memiliki ukuran lebih dari atau sama
dengan lebar senjata. Sedangkan kedalaman luka akan memiliki ukuran kurang dari atau sama
dengan panjang senjata.

Jawaban Salah:
Panjang 10 cm, lebar 2 cm; Dengan panjang senjata 10 cm, tidak akan dapat menimbulkan
kedalaman luka 15 cm.

Panjang 10 cm, lebar 4 cm; Dengan panjang senjata 10 cm, tidak akan dapat menimbulkan
kedalaman luka 15 cm. Sedangkan dengan lebar senjata 4 cm tidak akan dapat menimbulkan
panjang luka 3 cm.

Panjang 20 cm, lebar 4 cm; Dengan lebar senjata 4 cm tidak akan dapat menimbulkan panjang
luka 3 cm.

Panjang 15 cm, lebar 4 cm; Dengan lebar senjata 4 cm tidak akan dapat menimbulkan panjang
luka 3 cm.

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI Oktober 2021]

Dalam kepesertaan BPJS kesehatan, mereka yang tergolong sebagai pekerja penerima upah
(PPU) maka pembiayaan BPJS kesehatannya akan dibagi menjadi 2, yaitu 1% dibayar oleh
pekerja dan 4% sisanya dibayarkan oleh pemberi kerja. Dalam hal individu pada kasus ini
merpakan PNS tingkat provinsi, maka iuran yang ditanggung Pemprov selaku pemberi kerja
adalah sebsar 4% dari upah bulanan pekerja.

Tabel besaran iuran BPJS Kesehatan


Jawaban Salah:
1%; Merupakan proporsi iuran yang harus dibayarkan oleh pekerja.

2%; Saat ini sudah tidak ada skema proporsi 2% lagi.

3%; Saat ini sudah tidak ada skema proporsi 3% lagi.

5%; Merupakan total iuran BPJS kesehatan bulanan, yang terdiri dari 4% (dibayar pemberi kerja)
dan 1% (dibayar pekerja).

Explanation
[Inspirasi soal dari TO AIPKI April 2022]

Kegiatan yang bersifat skrining kesehatan di Puskesmas (FKTP) termasuk dalam layanan yang
menggunakan pembiayaan non kapitasi, yaitu pembiayaan yang dilakukan terpisah dari
pembiayaan kapitasi dan FKTP harus mengirimkan klaim terpisah sesuai dengan layanan yang
diberikan. Beberapa contoh layanan yang dibiayai secara non kapitasi adalah:

-pelayanan ambulans
-pelayanan obat program rujuk balik
-pelayanan skrining kesehatan tertentu
-rawat inap tingkat pertama
-pelayanan kebidadan dan neonatal
-pelayanan gawat darurat di fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS
kesehatan.

Jawaban Salah:
Kapitasi; mekanisme pembiayaan di FKTP di mana BPJS kesehatan membayar di awal bulan
sesuai jumlah peserta terdaftar.

INA-CBG; mekanisme pembiayaan di FKRTL di mana BPJS kesehatan membayar sesuai kode
diagnosis pasien.

Non INA-CBG; mekanisme pembiayaan di FKRTL di luar klaim INA-CBG, misalnya alat bantu
kesehatan, obat kemoterapi, obat penyakit kronis.

Out of pocket; mekanisme pembiayaan secara pribadi (pasien sendiri sebagai penjamin
pembiayaan).

Anda mungkin juga menyukai