PULMO-HEMA
MEDIKO made the med-easy!
Yang dipelajari:
• Asma
• PPOK
PULMO • TB
• Pneumonia
• Bronkiektasis
• Efusi pleura
Asma SKDI
• Adanya inflamasi jalan nafas yang menyebabkan hiperreaktivitas dan obstruksi dengan derajat yang
bervariasi; reaksi hipersensitivitas tipe I
• Ciri khas → timbul kronik/berulang, gejala berfluktuasi, memberat pada malam/dini hari, timbul
bila ada pencetus (allergen)
• Manifestasi klinis → batuk wheezing, sesak nafas, rasa tertekan
6
Tatalaksana serangan asma
(lanjutan)
Step Pengobatan Asma
(GINA 2016)
Step Pengobatan Asma
(GINA 2019)
Nebulizer
Metered Dose Inhaler (MDI)
Inhaler
Tingkatan Asma Terkontrol
Spirometri
• FEV1 < 80 % prediksi
• FEV1 / FVC< 70 % (GOLD); <75% (pneumobile Indonesia)
X-Foto Thorax
• Emfisema
Hiperinflasi, hiperlusen, sela iga melebar, diafragma
mendatar, jantung pendulum
• Bronkitis kronik : Peningkatan corakan bronkovaskular
Emfisema
Agarwal AK, Raja A, Brown BD. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)
[Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2020 Jan-.
Chest X-Ray Normal Bronkitis Kronik
Klasifikasi dan Terapi Contoh regimen obat
Berat Gejala PPOK
Tatalaksana PPOK Stabil
• Kelompok A – Rendah Risiko, Sedikit Gejala Pasien dengan klasifikasi GOLD 1 atau 2, mengalami eksaserbasi
paling banyak 1 kali dalam setahun dan tidak pernah mengalami perawatan rumah sakit akibat eksaserbasi, serta
hasil penilaian CAT score<10 atau mMRC grade 0-1.1
• Kelompok B – Rendah Risiko, Banyak Gejala Pasien dengan klasifikasi GOLD 1 atau 2, mengalami eksaserbasi
paling banyak 1 kali dalam setahun dan tidak pernah mengalami perawatan rumah sakit akibat eksaserbasi, serta
hasil penilaian CAT score ≥10 atau mMRC grade>=2
• Kelompok C – Tinggi Risiko, Sedikit Gejala Pasien dengan klasifikasi GOLD 3 atau 4, dan/atau mengalami
eksaserbasi sebanyak ≥2 kali per tahun atau ≥1 kali mengalami perawatan rumah sakit akibat eksaserbasi, serta
hasil penilaian CAT score<10 atau mMRC grade 0-1
• Kelompok D – Tinggi Risiko, Banyak Gejala Pasien dengan klasifikasi GOLD 3 atau 4, dan/atau mengalami
eksaserbasi sebanyak ≥2 kali per tahun atau ≥1 kali mengalami perawatan rumah
PPOK Eksaserbasi Akut ditandai dengan
3 tanda cardinal, yakni :
- Bertambahnya Sesak Nafas
- Bertambahnya Volume Dahak
- Peningkatan Purulensi Dahak
Pemeriksaan Bakteriologis
Pemeriksaan dahak mikroskopis Sputum Sewaktu dan Pagi
Kasus baru Belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT atau sudah pernah
menelan OAT kurang dari satu bulan (28 hari)
Kasus drop out Tidak mengambil obat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum masa
pengobatannya selesai.
Kasus gagal Hasil pemeriksaan dahak tetap positif pada bulan ke lima
Kasus sembuh Pasien TB dengan hasil pemeriksaan bakteriologis (+) pada awal pengobatan,
kemudian (-) pada bulan ke 2/5 dan akhir pengobatan
Kasus pengobatan lengkap Pasien TB yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap, (-) pada
bulan ke 2/5, namun tidak ada bukti hasil pemeriksaan bakteriologis di akhir
pengobatan
Regimen obat
Manifestasi Klinis
✓ Batu progresif
✓ Perubahan karakter dahak (purulent)
✓ Demam >38oC
✓ Peningkatan stem fremitus Pneumonia Atipikal
✓ Perkusi redup ✓ Legionella pneumophila
✓ Auskultasi suara nafas bronkovesikuler, disertai ✓ Mycoplasma pneumonia
ronki basah halus ✓ Moraxella catarrhalis
Pemeriksaan Penunjang
✓ Pemeriksaan laboratorium
✓ Biakan Sputum Derajat keparahan pneumonia:
✓ X-Foto Thorax CURB-65
Kistik Fibrosis
adanya gangguan sekresi klorida ke mucus → mucus kental →
rentan infeksi bakteri
Foam
Liquid
Clubbing finger
Pus Foto Thorax :
Honeycomb/tram track appearance
Tatalaksana
• Fisioterapi dada (drainase postural)
• Antibiotik (7-10 hari)
✓ Mild-moderate → Amoxicillin, TMP-SMX,
Azitromisin PO
✓ Moderate-severe → Gentamicin,
Tobramicin IV
Maeve P Smith. 2017 Diagnosis and management of bronchiectasis. CMAJ Jun 19;189(24):E828-E835. doi: 10.1503/cmaj.160830.
SKDI
Efusi Pleura
• Penumpukan cairan pada rongga pleura
• Normalnya → hanya ada cairan serous (lubrikan pleura)
Etiologi = eksudat
= transudat
Tekanan hidrostatik → CHF
Permeabilitas vascular → Pneumonia
Tekanan negative intrapleura → Atelektasis
Tekanan onkotik →Sindroma Nefrotik
Pemeriksaan Penunjang
Drainase pembuluh limfe → Karsinoma
• X Foto Thorax PA dan RLD
Manifestasi klinis
• Tes Rivalta → specimen aspirat pleura
• Sesak Mengevaluasi pH, protein, LDH, kolesterol,
• Stem fremitus menurun glukosa
• Perkusi redup
• Egofoni
Membedakan transudate dan eksudat
X Foto Thorax AP
(mendeteksi 250-300 ml cairan) Tes Rivalta (+) pada eksudat
• Sudut costofrenikus tumpul
• Meniscus sign
Light’s criteria
Right Lateral Decubitus
(mendeteksi 50 ml cairan)
Menghitung pleural effusion index
Tatalaksana
Thoracocentesis terapeutik pada triangle of safety
✓ Lateral pectoralis mayor
✓ Lateral latisimus dorsi
✓ Sejajar lipat payudara (SIC V)
Berthold Jany, Prof. Dr. med. 2019. Pleural Effusion in Adults—Etiology, Diagnosis, and Treatment
Dtsch Arztebl Int. 2019 May; 116(21): 377–386. Published online 2019 May 24. doi: 10.3238/arztebl.2019.0377
Tn. Agora, 30 tahun, datang ke IGD RS Ilmu Hitam dengan keluhan sesak yang
memberat sejak 1 jam yang lalu. Keluhan seperti ini sudah beberapa kali
dirasakan pasien. Pasien mengeluh sesak timbul sebanyak 4 kali dalam
seminggu. Pasien tidak rutin menggunakan obat inhalasi. Saat di IGD pasien
hanya mampu mengucap kata demi kata. Saat diperiksa didapatkan
kesadaran composmentis, TD 120/70 mmHg, HR 120x/menit, RR 32x/menit,
suhu 37,6oC. Wheezing +, Retraksi +
Diskusi :
a. Usulan pemeriksaan penunjang
b. Diagnosis kerja dan banding
c. Tatalaksana
d. Edukasi
Tn Anay, 40 tahun, datang dengan keluhan batuk sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien juga sempat mengeluhkan batuk berdarah. Keluhan dirasakan
semakin lama semakin memberat. Keluhan disertai badan terasa nglemeng
dan keringat malam. Pasien merupakan seorang kuli, dan teman kerjanya
ada yang memiliki keluhan serupa. Saat diperiksa didapatkan kesadaran
composmentis, TD 120/70 mmHg, HR 89x/menit, RR 18x/menit, suhu
37,9oC. Terdapat ronki di apex paru
Diskusi :
a. Usulan pemeriksaan penunjang
b. Diagnosis kerja dan banding
c. Tatalaksana
d. Edukasi
Hematologi
Anemia
Kondisi kadar Hb dibawah normal (Laki-laki <13 g/dL, perempuan <12 g/dL)
Mikrositik Hipokromik Normositik Normokromik Makrositik
• MCV < 80 fL • MCV 80-100 fL MCV >100 fL
• Contoh penyakit : • Contoh penyakit :
o Anemia defisiensi besi o Anemia perdarahan Megaloblastik
o Thalasemia o Anemia hemolitik Gambaran neutrophil
o Anemia penyakit kronis o Anemia aplastik hipersegmen
o Anemia sideroblastik • Anemia defisiensi B12
• Anemia defisiensi folat
Non-Megaloblastik
• Penyakit liver
• Alkohol
Anemia
Anemia Defisiensi Besi
Etiologi
Manifestasi Klinis
• Neuropati perifer (kesemutan)
• Bingung, delirium, demensia
• Gangguan propioeptif
• Gejala GIT (glositis, diare)
Pemeriksaan Laboratorium Schilling test
• MCV >100 fL, retikulosit rendah • (+) → usus dapat menyerap B12 (normal)
• Kadar serum B12 rendah • (-) → usus tidak dapat menyerap B12 =
• Apusan darah tepi anemia pernisiosa
Manifestasi Klinis
Malaise, mudah lelah, myalgia, hipotensi
ortostatik, sinkop, palpitasi, gangguan tidur,
penurunan nafsu makan
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
• Transfusi denggan target Hb 12-13 g/dl
• Komplikasi transfuse → hemokromatosis, iron overload
Facies Cooley • Indikasi pemberian agen kelasi besi :
o Ferritin serum >1000 ng/ml
o Saturasi transferrin >55%
o 10-20 kali transfuse PRC
o Menerima transfuse darah sebanyak 1 liter
• Agen kelasi besi → deferoksamin (SC), deferipron dan deferasirox (oral)
Polisitemia Vera
• Disebut juga polisitemia rubra Kriteria Diagnosis
• Merupakan kelainan
mieloproliferatif maligna yang Kriteria Mayor • Hb >18,5 g/dL (laki laki); >16,5
ditandai dengan eritrositosis, g/dL (perempuan)
trombositosis, leukositosis • Mutasi Gen JAK2
ALL CLL