Anda di halaman 1dari 25

Cabang Penyakit Gejala Pmx Fisik Pmx Penunjang Tatalaksana Edukasi

JANTU Penyakit Nyeri dada atipikal, Treadmill (Angina Stabil) ISDN


NG Koroner: menjalar bahu sampai EKG : Normal : Tanda-tanda
a. Angina telapak tangan, nyeri seperti iskemik (ST Depresi, T
Stable tercekik atau diremas Inversi, U inversi)
Khas Angina Stable: nyeri
(<15 menit) pada saat
aktivitas, membaik saat
istirahat dan nitrat
-Mengkontrol Penyakit - Penyerta
Lifestyle
SKA Nyeri saat istirahat dan EKG Hotler Monitor
-Unstable aktivitas , onset>30menit, Unstable Angin, NSTEMI : Oksigen
Angina tidak membaik dg istirahat. Tanda2 Iskemik Nitrt
-NSTEMI STEMI : ST Elevasi Aspirin
-STEMI Enzim Jantung (Trop, CKMB) Clopidogrel (Anti
Unstable (-) Platelet)
NSTEMI, STEMI (+) Obat lain
(Fibrinolitik ,
khusus STEMI)
Gagal Gagal Jantung GJ. Kiri: EKG : 12 Lead Stabil :Furosemid Kontrol Faktor Risiko (Tidak
Jantung Kiri :DyspneuonEffort, Suara Ronki Morfin Merokok, Alkohol dll)
Orthopneu, Basah Halus BUN Nitrat Bekerja sesuai kapasitas
ParoksismalNocturnalDispn di Paru, SK Oksigen
eu + Edema Paru. Suara GDA Posisi ½ Duduk
Gallopdi Profil Lipid
Gagal Jantung Jantung. Klo SyokDigoxin,
Kanan :Hepatomegali, Thorax:Radiologi: jika gagal
Ascites GJ Kanan: Batwings, CardioMegali Vasopressor (Dop,
JVP Dobut,
Meningkat, Norepinefrn)
Edema
Pitting, (gk
bisa balik),
Abdominal
Cabang Penyakit Gejala Pmx Fisik Pmx Penunjang Tatalaksana Edukasi
Hipertensi TD 1 >140/90 HT Grade 1 : 1 - DASH Diet Rendah Garam : diet
TD 2 >160/100 Obat kaya buah, syran, produk rendah
Hipertensi Emergensi : HT Grade 2 : 2 lemak, ikan.
>180/120 + Kerusakan Obat - perubahan lifestyle
Organ
Pilihan Obat
Ace Inhibitor:..pril
Captopril 2x12,5-
50mg
KI : batuk
Beta Bloker : ....lol
Propanolol 2x40-
120mg
KI : edem
CCB : ......pin
Amlodipin 5-10mg
KI : edem
Tiazid
Hidroklorotiazid
(HCT) 1x12,5mg
Hemat Kalium :
Spironolakton

HT Emergensi :
TD Turunkan
Perlahan
Target
emergensi<25%
IV : Nicardipin

HT Urgensi
Captopril 2x12,5-
50mg
Cabang Penyakit Gejala Pmx Fisik Pmx Penunjang Tatalaksana Edukasi

Atrial Fibrilasi :
Beta Bloker/CCB (Stabil)
Cardioversi 120-200J (Tdk Stabil)
AtrialFlutter:
Amiodaron, Beta Bloker (Stbil)
Cardioversi 120-200J (Tdk Stabil)
QRS Sempit Reguler : SVT : 50-100 J SVT
EKG FOR QRS Sempit Ireguler : AF : 120-200 VagalManuever/Adenosin (Stabil)
LYFE QRS Lebar Reguler : VT : 100J (-) Pulsasi : PVT Defib 200J Cardioversi 50-100J (Tdk Stabil)
QRS Lebar Ireguler : VF : Matikan Cardioversi, Defib 200 J VentrikularTakikardi
Amiodaron (Stabil)
Defib 200J (Tdk Stabil)
Ventrikel Fibrilasi
Defib
Asistoll
RJP dan Vasopresor
Paru TB Batuk Berdahak >2minggu -Ronki Rontgen : Awal -pake masker
Keringat malam hari Kasar di Tampak Infiltrat, tampak 2HRZE+4HR3 -jaga jarak
Bb turun apeks paru cavitasmultiple (Tb Aktif), -isolasi diri
demam sumer +/- -Perkusi Gagal Obat -tau diri lah pokoknya
Sesak redup Fibrosis Paru (Tb kronik) Pertama,
R.Penyakit Keluarga Ptus Obat, Kambuh
R. Sosial : Lingkungan Tes Sputum 2HRZES/HRZE/5H
BTA +, SPS (sewaktu pagi R3E3
sewaktu)
Tes Cepat Molekuler

Asma Sesak Wheezing Spirometri Beta 2 Agonis Hindari Alergen


Ada riwayat keluarga saat Ig E +
Ada riwayat alergi ekspirasi DL : Eusinofil>> Bronkodilator +
Pneumonia Demam, suhu >38’C Palpasi Radiologi ABC -batuk dittutup
Cabang Penyakit Gejala Pmx Fisik Pmx Penunjang Tatalaksana Edukasi
Sesak Fremitus Foto Thorax : Konsolidasi, Fl0rokuinolon + -pakai masker
Dahak Purulen (Bakterial) Menurun Airbronchogram , beta laktam -tidak merokok
Dahak Non Purulen (Viral) Perkusi (Amoksilin dosis -pola hidup sehat
Suara Rdup tinggi 1g)
Auskultasi CT Scan
Ronki Basah Ground Glass Apperence
Kasar
Bilateral

SCOR
PORT
>70 : rawat
inap

Covids Anosmia Foto Thorax :


Ground Glass Opacity
PPOK Faktor risiko : Wheezing Spirometri Pursedlipsbreathing Hentikan merokok
Merokok, laki2, usia tua, Retraksiinter Dl: neutrofil, CD8+ Bronkodilator Gunakan masker
keluarga yang merokok. costal BGA: asidosisrespiratori Oksigen Jangan sampai kambuh nanti fungsi
Sesak Pernapasan Antibiotik paru menurun
Batuk cuping (amoksilin, Nutrisinya dipenuhi
Riwayat tempat tinggal hidung klafulaknat)
Pneumothor Trauma tekanan Pergerakan Foto thoraks: ABC Hindari trauma dan berhati-hatilah
aks Komplikasi TB dinding Deviasi trakea WSD (waterseal dijalan, jangan sampe kecelakaan
dada Hiperlusen drainase) dan jangan lupa berdo sebelum
asimteris Bayangan paru mengecil Kontraventil perjalanan, banyak sholawat juga.
(yang sakit Corak vaskular meningkat AllohummaSholli Ala Sayyidina
tertinggal) (kontra lateral) Muhammad
Palpasi: ThibbilQulubiWadawaaiha Wa
yang sakit AfiyatilAbdaani wa Syifa
tertinggal. ihawanurilAbshori Wa diyaaiha Wa
Perkusi: Ala Alihi Wa Sohbihi Wa Sallim
Hipersonor
Suara paru
Cabang Penyakit Gejala Pmx Fisik Pmx Penunjang Tatalaksana Edukasi
menjauh
IPD UlkusPeptik Nyeri Ulu hati (epigastrium) Nyeri tekan Gold :endoskopi, urea breath Antasida -Hindaripaparan kopi
um dipengaruhimakanan, epigastrium, test ( UBT) -H 2 antagonis -soda
hematemesis melena, Auskultasi: :Ranitidin 150 mg 2 - pedas
Riwayat NSID lama, suarabising x1 - kecut/ asam
penurunanBB usus normal - - santan
,jajansembarang -PPI: Omeprazole - seringminum air yadek 2,5 L
20 mg 2x1 14 hari - Makan on time
-Duodenum: ac laparazol
nyeriberkurangsaatmakan
-Gaster : Nyeri - PAC (PPI, Amox,
bertambahsaatmakan Clariromisin)
-PMC ( PPI, Metro,
Clari)
- PMT (PPI, Metro,
Tetra)

GERD Nyeri di ulu hati, panas/ Nyeri ulu Endokskopi -PPI


terbakardidada (heart hati -Omeprazole
burn) ,mengganjal di (epigastrium
tenggorokan , suaraserak )
9
kuaadranpri
ksa
Colesistitis -Panas Terus menerus -napas Gold : USG,
(infeksi di (gkpernhturun) panjngnyeri( Bilirubin,
kantongemp - murpi sign
edu) nyerikolikbisaadabisanggak +)
( ada batu klokolik)

Colelitiasis Mual ,muntah, , nyerimakan Murphy sign USG: tampakadanyagambaran Indikasibedah: batu Diet rendahlemak ,kurangi bb,
(batu lemak, rasa mengganjal (-) acoustic shadow tunggalukuran 2 control LDL,
dikantonge ( colic biliar), sertaadanyapenebalandindingk cm,
Cabang Penyakit Gejala Pmx Fisik Pmx Penunjang Tatalaksana Edukasi
mpedu) BABdempul , steatorehea antungempedu bilirubin Laparoskopi (gold
(BAB lemak) / BAK teronjugasi, standart)
urinteh,di kantong, ERCP >ductusbisaataukan
Jarangkethuan, ( kolangiopancreatografiendos tongbbisa
biasanyaktahuankalausdhko kopiretrogate) >untuk batu di
ledokolitiasis ductus empedu Klo di kntong :
UDCA
Kalaukoledokolitiasis (ada (ursoursodeoksikola
batu di saluranobtruksi) ada t)8-12 mg/kgBB
icterus

DM: Gejalakhaspolidipsi, poliuri, TTV + gdp≥ 126−¿ -Obatsinsitistezer: Diet 3 J


DM tipe polifagi, pnurunan BB, Smuanyadri + gda≥ 200 metformin 2/3 x 1 Jadwal :makanberat 3 x
1( kerukasan kesemutan, mataburam, atas - bawah + gd2pp ≥ 200 500 mg 1 jam pc disleinginmakanringan 3x dengn
pada pabrik) kaki ulkus, lemas + Hbaic>0,5 -obat sulfonylurea interval 3jam
Tipe + C peptide: tentuin dm (sekeresi>>: Jenis :
2( kerusaksa 1( menurun) atau dm 2 glibenklamid 1x1 5 Jumlah
n pada (meningkat) mg ac
insulinnya -Alfa glukosidase Olaragaha 30 mnit per hari
-resisten-) (enzimgi
track):acarbose
(garaikentut) 3x1
50 -100 mg c
(stelahsuapanperta
ma)

 RegulasiInsulin :
Cabang Penyakit Gejala Pmx Fisik Pmx Penunjang Tatalaksana Edukasi

-KAD Baunafaskusmaul, TTV, GD sangattinggi Terapicairannacl Obatteratur, control GD, samakyak


Kusmaul BGA (asidoasi metabolic), 0,9%, DM, rajinkepuskesmas
(dalam dan keton + koreksielektrolit
cepat) dan asambasa,
-KHONK Lemah, syok, Sangat-sangatsangattinggi> insulin drip
600
Keton -
Cabang Penyakit Gejala Pmx Fisik Pmx Penunjang Tatalaksana Edukasi
- Minum air gula
Hipoglikemi

SM 3 dari 5 gejala Lingkar - trigliserida >150 mg/dl Hipertensi : Modifikasi gaya hidup
(metabolic - hiperglikemia perut (NL: - GDP >110mg/dl ACEI, ARB, CCB, Olahraga rutin
sindrom) - hipertensi >40 inch; - HDL (<40 pada pria, <50 tiazid Diet rendah garam dan lemak
- hipertrigliserida NP: >35 pada wanita)
- obese central inch) Hiperglikemia :
- hipo HDL Tekanan Sulfonilurea,
darah sensitisizer, insulin
>130/85mm
Hg Hipertrigliserida :
Cabang Penyakit Gejala Pmx Fisik Pmx Penunjang Tatalaksana Edukasi
Golongan statin
(simvastatin 2-40
mg 1x1)
Hepatitis Mual muntah, ikterus, sakit - ikterus DL, USG, SGOT, SGPT, Hepatitis A : tirah Hepatitis A : menjaga hygiene,
kepala, nyeri perut kanan (pake Bilirubin baring, dan jangan jajan sembarangan
atas, BAK seperti teh, flu jempol, simptomatik
like symptomp, demam menarik Hepatitis A : IgG anti HAV
hepatomegali, splenomegali palpebra, (pernah terinfeksi), IgM anti Hepatitis B : Hepatitis B : jangan suntik
mata melirik HAV (pertama kali/akut) Lamivudinje, sembarangan, jangan gonta ganti
Hepatitis A : ke bawah) adefovir, pasangan, menggunakan pengaman
akibat fekal-oral, badan - inspeksi Hepatitis B : HbsAg, HbeAg, telbivudine, saat berhubungan, jangan pakai
lemah wajah (mata HbcAg, Anti HBs, HBV DNA, tenofovir, interferon NAPZA
bibir, wajah, Anti Hbe alpha
Hepatitis B : telapak
Ikterus, akibat cairan, tangan)
ascites (kronis) - perkusi
batas hepar
- palpasi
hepar
- perkusi
lien
- palpasi lien
- undulasi
- shifting
dullness

Hipertiroid Berkeringat, leher - FT3 meningkat Metimazole 15-30 Diet rendah garam
membesar, tremor, Pemeriksaan T4 meningkat mg/hari Istirahat yang cukup
Cabang Penyakit Gejala Pmx Fisik Pmx Penunjang Tatalaksana Edukasi
hipertensi, berdebar2, tidak tiroid (ikut TSH menurun PTU 300 mg/hari Minum obat teratur
tahan panas, BB menurun, goyang saat Propanolol 40
diare, aritmia menelan) mg/12 jam
- tes tremor
- auskultasi
jantung
- tekanan
darah
Demam Demam dengue : - suhu DL (trombositopenia ABC 3M (menguras, mengubur, menutup)
dengue - Suhu 1-3 naik 4-5 turun - rumple <150.000) Rehidrasi, Tidur pake kelambu
(masa kritis) 6-7 naik lagi leed (+) HCT normal antipiretik, Pake baju panjang
- atralgia (pake antiemetik Fogging
- nyeri retroorbita torniquet Pake baygon atau autan
- ptekie terus Buang sampah pada tempatnya
ditunggu Minum yang cukup
sampe Makan teratur
keluar
ptekie)
Demam berdarah dengue Grade I : HCT meningkat >20%
(DBD) : rumple leed Trombosit menurun <100.000
(+)
Grade I :
+kebocoran plasma Grade II :
Rumple leed
Grade II : (+)
Tanda perdarahan
SPONTAN : gusi berdarah,
hematemesis, melena,
epitaksis, ekimosis
Demam shock dengue Grade III : HCT meningkat >20%
Rumple leed Tombosit menurun <100.000
Grade III : (+/-)
Tanda shock (hipotensi,
nadi lemah), dingin basah, Grade IV :
Cabang Penyakit Gejala Pmx Fisik Pmx Penunjang Tatalaksana Edukasi
hepatomegali Rumple leed
(-)
Grade IV :
TD tidak terdeteksi, syok
berat, penurunan kesadaran
Tifoid Diare, mual, demam pada Pemeriksaan Feses lengkap ABC Jangan makan sembarangan
malam hari, lidah kotor, abdomen : DL Rehidrasi kristaloid Minum yang banyak agar tidak
berhubungan dengan bising usus IgM IgG Dewasa : dehidrasi
makanan, nyeri perut, meningkat Tubek TF ciprofloxacin
Nyeri pada 2x500mg
abdomen
Anak anak :
ampicilin

Ibu hamil :
amoxicilin
Anemia: Konjungtiva anemis, 4L Def besi : Def besi : Def besi : Def besi :
-Def Besi (lemah, letih, lesu, lunglai) Pemeriksaan DL (eritrosit, HCT, MCV, Preparat besi 3-6 Makan makanan gizi seimbang
- AIHA konjungtiva, MCH, MCHC menurun) bulan mengandung besi yang tinggi (limpa,
Def besi : mengecek SI menurun Ferrous sulfat hati, daging, bayam, kacan
Koilonychia, atrofi papil kuku, TIBC meningkat 3x200 mg kacangan)
lidah, stomatitis angularis mengecek Transferin menurun Obat cacing
lidah, dan Feritin menurun AIHA :
AIHA : sudut mulut, Hapusan darah tepi : AIHA : Minum obat teratur
Jaundice perkusi dan hipokromik mikrositik (ring Lini pertama
palpasi lien, cell) kortikosteroid dosis
perkusi dan tinggi
palpasi AIHA : Lini kedua
hepar Coomb test (+) Splenoktomi
G6PD enzim berkurang
AIHA :
pemeriksaan
ikterus,
perkusi dan
Cabang Penyakit Gejala Pmx Fisik Pmx Penunjang Tatalaksana Edukasi
palpasi lien,
perkusi dan
palpasi
hepar
AKI
CKD
Gastroentriti
s
Bedah Apendicitis Mc burney
Psoas
obturator
Obgyn KB Pasca persalinan IUD, MAL, Kontap, Hormonal :
Pil KB
Pasca keguguran Implan, pil KB, Suntik KB – jika ada infeksi Suntik KB
Semua bisa – kalo tidak ada infeksi Implan
Memiliki sakit tertentu IUD, kondom, kontap, coitus interuptus, kalender, pil kb progesteron
(hipertensi, DM) (mini pil)
Non hormonal
Untuk PSK Kondom, pil kb, suntik kb, IUD, implan, kondar, koitus interuptus IUD
MAL
Pasca KET/Abortus Implan, pil kb, suntik kb Kondom
Kontap (vasektomi dan tubektmi)
Kontrasepsi darurat IUD – 5 hari pasca koitus Coitus interuptus
Pil kombinasi dosis tinggi, pil kombinasi dosis rendah, progestin – 3 Kalender (metode pantang berkala)
hari pasca koitus
Keputihan Pil kb, Suntik kb, implan,

Umroh/travelling Pil kb, suntik kb

Menyusui MAL, kondom


PEMERIKSAAN ANTE NATAL DAN KALA I

1. Assalamualaikum dan cairan antiseptik


2. Anamnesis
a. Keperluan
b. Sudah menikah?
c. HPHT
d. Kehamilan keberapa
e. Anak nya ada berapa
f. Ada yang abortus? Preterm? Dulu lahir di usia berapa?
3. Inform consent
4. Persiapan alat bahan
5. Pemeriksaan fisik umum
a. Vital sign (TD, nadi, RR, suhu)
b. Berat badan
c. Tinggi badan
d. LILA
6. Pemeriksaan generalis lengkap
a. Mata (anemis/ikterus)
b. Higiene mult dan gigi (karies?)
c. Tiroid : inspeksi pembesaran tiroid, palpasi di belakang pasien dengan menyuruh
pasien untuk menelan
d. Tulang belakang : normal
e. Mempersilahkan pasien untuk berbaring
f. Jantung paru : inspeksi paru jantung, auskultasi suara paru dan jantung
g. Payudara : bentuk, inflamasi, keganasan
h. Abdomen : bentuk, striae, sikatrik
i. Ekstremitas : HKM/DBP, edema
j. Kebersihan kulit
7. Mengukur TFU (menggunakan meteran, dari fundus ke simfisis)
a. 38 minggu : 33 cm diatas simfisis
b. 40 minggu : 37,7 cm diatas simfisis
8. Leopold I-IV
a. Leopold I : tinggi fundus uteri, bagian janin tertinggi/teratas
b. Leopold II : bagian janin pada sisi kiri dan kanan
c. Leopold III : bagian janin di bawah
d. Leopold IV : janin telah memasuki PAP (1/5, 2/5, 3/5, 4/5, 5/5)
Normal : presentasi kepala
Sungsang : presentasi bokong
Melintang : siku dan bahu
9. Auskultasi DJJ : dopler atau fetoskop (N : 120-160)
10. Inspeksi vulva/perineum : varises, kondiloma, edema, hemorrhoid, nanah, kista
11. VT
a. Memberikan antiseptik terlebih dahulu
b. Liang vagina : licin, kista, kelenjar bartholin, kelenjar skene
c. Serviks : bentuk, tekstur, pembukaan, penipisan servix (0-100%), infeksi, cairan
dari ostium uteri (ada cairan kalau menjelang inpartu)
d. Uterus : kontraksi
12. Status inpartu (kesimpulan)
a. Pembukaan servix
b. Penipisan servix
c. Cairan ketuban
d. Presentasi
PEMERIKSAAN KALA II

1. Persiapan ibu bayi dan penolong


2. Persiapan bayi : 3 kain, dan persiapan lainnya (sebutkan yang ada disitu)
3. Persiapan ibu : pakaian ibu, doek steril, oksitosin 10 unit, kateter nelaton
4. Persiapan penolong : APD, handscoon
5. Pasang APD
6. Pada saat ada dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perinium menonjol, vulva
membuka, maka lakukan pemeriksaan dalam dan didapatkan pembukaan 10
7. Pada saat ada his, ibu disuruh untuk meneran, apabila tidak ada his ibu disuruh
istirahat dan minum
8. Pada saat ada his, ibu dipimpin untuk mengejan maka kepala bayi membuka vulva
9. Pada saat itu, salah satu tangan kanan dibawah perineum tekan dengan kain steril dan
tangan kiri berada di simfisis pubis untuk menahan gerakan kepala
10. Pada saat his ibu dipimpin mengeran, akhirnya oksiput sebagai ibu nukleon maka
lahirlah ubun ubun besar, ubun ubun kecil, dahi, hidung, dagu, dan lahirlah seluruh
wajah
11. Periksa apakah ada lilitan
12. Jika ada lilitan, maka dilonggarkan
13. Jika tidak bisa dilonggarkan, maka klem di dua tempat lalu potong
14. Tunggu bayi melakukan putar paksi luar
15. Kemudian, kepala bayi dipegang secara biparietal lakukan tarikan curam ke bawah
sampai bahu atas lahir
16. Lalu, angkat curam keatas sampai bahu lahir
17. Tarik bayi kedepan kemudian salah satu tangan memegang kepala, dan salah satu
tangan menyusuri punggung sampai mata kaki maka lahirlah seluruh bayi
18. Segera setelah bayi lahir, bersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir atau air
ketuban yang masuk kedalam mulut dan kerongkongan
19. Keringkan bayi mulai bagian muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
20. Letakkan bayi dalam posisi mantap diatas dada ibu
21. Pastikan tidak ada bayi lagi didalam perut ibu
PEMERIKSAAN KALA III

1. Assalamualaikum dan cairan antiseptik


2. Informed consent
3. Menyuntikkan oksitosin (10 unit IM di sepertiga atas lateral)
4. Jepit tali pusat menggunakan klem 3 cm dari pusat bayi dan 2 cm dari klem pertama
5. Potong tali pusat diantara kedua klem tersebut
6. Ikat tali pusat dengan benang DTT (pada bayi)
7. Lepaskan klem pada bayi dan masukkan kedalam larutan klorin
8. Lakukan IMD (minimal 1 jam)
9. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat, pasang topi
10. Klem pada ibu dipindahkan 5-10 cm dari vulva
11. Letakkan satu kain diatas simfisis dan tangan kiri pemeriksa menekan simfisis, tangan
kanan menegangkan tali pusat
12. Saat uterus berkontraksi, tangan kanan menegangkan tali pusat kearah bawah, tangan
kiri menekan uterus ke arah atas (dorsokranial)
13. Minta keluarga menstimulasi puting susu
14. Lakukan peregangan tali pusat terkendali (bawah tengah atas) sampai tali pusat
terlepas
15. Setelah plasenta lahir, masasse fundus uteri sampai teraba keras
16. Periksa kelengkapan plasenta (kotiledon lengkap tidak ada yang hilang)
17. Evaluasi laserasi vagina dan perineum dan lakukan penjahitan
18. Nilai ulang uterus dan memastikan kontraksi
19. Observasi IMD bayi pada ibu selama 1 jam
20. Setelah IMD selesai :
a. Timbang dan ukur bayi
b. Tetes mata antibiotik profilaksis
c. Suntik vitamin K (1 mg paha kiri anterolateral)
d. Cek suhu (N: 36,5-37,5)
e. Memberikan tanda pengenal
f. Lakukan cek kelainan bawaan
g. Setelah 1 jam berikan hepatitis B di paha kanan
21. Observasi luka episiotomi (jika ada)
22. Jazakumullah khairan katsiran
PEMERIKSAAN KALA IV

1. Informed consent
2. Edukasi masase uterus, menilai kontraksi, tanda bahaya
3. Evaluasi kehilangan darah
4. Melakukan bimanual interna (5 menit, tangan dimasukan kedalam uterus dalam
bentuk kepalan dan tangan lainnya mendorong korpus uteri dan lakukan kompresi)
5. Jika sudah kontraksi, pertahankan
6. Jika tidak berkontraksi, lakukan bimanual eksterna oleh keluarga atau asisten (tangan
kiri menahan fundus uteri dan tangan lainnya mengepal dan melakukan kompresi
pada dinding depan uterus)
7. Berikan ergometrin 0,2 IV
8. Berikan infus 20 unit oksitosin dalam 1 L NaCL atau RL dengan kecepatan 60 tetes
per menit dan metil ergometrin 0,4 mg
9. Periksa TD, nadi, dan kandung kemih ibu setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca
persalinan dan setiap 30 menit setelah 2 jam selanjutnya
10. Periksa tanda vital bayi (nafas, nadi, mandikan setelah suhu stabil)
11. Dekontaminasi alat, dekontaminasi bahan, dan tempat persalinan, dan handscon di
letakkan di larutan klorin 0,5%
12. Cuci tangan dengan air mengalir
13. Melengkapi partograf
14. Jazakumullah khairan katsiran
PEMERIKSAAN APGAR SCORE DAN FISIK BAYI BARU LAHIR

1. Assalamualaikum dan mencuci tangan


2. Informed consent (optional)
3. Menilai A (appearance)
a. 0 : semua biru
b. 1 : tubuh merah tangan kaki biru
c. 2 : semua merah
4. Meniali P (pulsasi) – dengarkan menggunakan bell pada jantung
a. 0 : tidak ada
b. 1 : <100
c. 2 : >100
5. Menilai G (Grimance/reflek)
a. 0 : tidak ada
b. 1 : gerakan sedikit
c. 2 : gerakan banyak
6. Menilai A (Activity)
a. 0 : lumpuh
b. 1 : fleksi lemah
c. 2 : fleksi kuat/aktif
7. Menilai R (Respiration)
a. 0 : tidak ada
b. 1 : lemah merintih
c. 2 : tangisan kuat
8. Melaporkan nilai APGAR
a. 7-10 : normal
b. 4-6 : asfiksia
c. 1-3 : asfiksia berat – lakukan resusitasi

Pemeriksaan fisik baru lahir

1. Assalamualaikum dan cuci tangan\


2. Bismillahirrohmanirrohim
3. Informed consent
4. Memakai handscoon
5. Meletakkan bayi di tempat yang rata
6. Pemeriksaan umum
a. BB (N : 2500-4500)
b. PB (N : 45-50)
c. Lingkar kepala (N : 33-35) – dari titik terjauh kepala belakang ke dahi
d. Lingkar dada (opsional)
7. Pemeriksaan tanda vital
a. Suhu (N : 36,5-37,5)
b. Nadi (N : 120-140)
c. RR (N : 30-60x)
8. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : ubun ubun besar, ubun ubun kecil (N : tidak cekung, kalo cekung tanda
dehidrasi, kalo cembung, peningkatan TIK: hidrocephalus)
b. Telinga : bentuk dan posisi (low set ear pada down syndrome), cukup bulan
(banyak rambut halus lewat bulan), tulang rawan matang
c. Mata : katarak kongenital, strabismus, ikterus
d. Hidung : bentuk dan lebar hidung (N : >2,5 cm)
e. Mulut : bibir bayi kemerahan, lidah rata dan simetris, bibir tidak sumbing, langit
langit tertutup
f. Leher : simetris, ukuran (N : pendek dengan banyak lipatan tebal)
g. Dada : normal nya bulat dan simetris, dimetrisitas gerak dada saat bernafas
h. Bahu, lengan, dan tangan : lengan harus bebas gerak, jumlah jari lengkap, telapak
tangan harus dapat terbuka, dan garis tangan normal (pada down syndrome garis
tangan nyambung hanya 1 buah)
i. Perut : bentuk, penonjolan sekitar tali pusat, pergerakan simetris antara dada dan
perut
j. Kelamin : letak uretra pada laki laki (hipospadia, epispadia) menilai labia mayor
(menutupi labia minor dan klitoris) dan minor, klitoris, menyebutkan jenis
kelamin
k. Ekstremitas : fleksi dengan baik dengan gerakan yang simetris (atas), normal nya
pendek, bengkok, fleksi dengan baik (bawah)
l. Punggung : spina bifida
m. Kulit : terdapat verniks, tanda lahir, terdapat lanugo
9. Pemeriksaan refleks
a. Rooting reflek (mencari)
b. Sucking reflek (menghisap)
c. Moro reflek (kejut)
d. Grap reflek (menggenggam)
e. Tonick neck reflek (menolehkan kepala bayi satu sisi dengan cepat)
f. Babinski reflek (menggores telapak kaki)
10. Interpretasi hasil (kelainan yang ditemukan aja)
11. Jazakumullah khairan katsiran
PEMERIKSAAN STATUS GIZI DAN GANGGUAN PERTUMBUHAN (DENVER II)

1. Assalamualaikum dan menggunakan cairan antiseptik, bismillah


2. Informed consent
3. Anamnesis singkat : nama ibu dan anak, alamat, usia (TANYA DALAM TANGGAL
LAHIR, pake usia koreksi jika anak <2 tahun), jenis kelamin, anak ke berapa, dulu
cukup bulan/kurang bulan
4. Mengukur PB dan BB
5. Melakukan plotting (sesuaikan sama grafik cowo/cewe, sesuaikan sama usia, dan
jenis plotting (BB/U, PB/U, BB/PB)
6. Interpretasi hasil
a. TB/U
Normal : -2 s/d 2
Pendek : dibawah -2
Sangat pendek : dibawah -3
b. BB/U
Normal : -2 s/d 2
Gizi kurang : dibawah -2
Gizi buruk : dibawah -3
c. BB/TB
Obese : diatas 3
Overweight : diatas 2
Normal : 2 s/d -2
Kurus : dibawah -2
Sangat kurus : dibawah -3
7. Menjelaskan tujuan pemeriksaan dan menjelaskan bahwa pemeriksaan ini bukan
untuk menilai IQ
8. Interpretasi :
a. Normal : tidak ada delayed atau minimal satu caution
b. Suspect : >=2 caution atau >=1 delayed
c. Untestable/tidak dapat diuji : R >=1 uji coba yang terletak disebelah kiri garis
umur, atau >1 uji coba yang ditembus garis umur pada daerah 75-90%
Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu
ANAMNESIS THT DAN PEMERIKSAAN THT

1. Salam, cuci, bismillah


2. Perkenalan diri
3. Informed consent
4. RPS
a. Nyeri telan
 Nyeri nya sejak kapan?
 Dimana letak nyerinya?
 Nyeri nya hilang timbul atau terus menerus?
 Apakah nyeri nya menyebar? Kalau menyebar ke mana? (telinga)
 Nyeri nya tertusuk? Atau seperti apa?
 Dalam 1-10 berapa derajad nyerinya?
 Jika dibuat aktifitas tertentu, nyerinya berkurang apa bertambah? Contohnya
makan, tidur
 Analisa sistem : ada batuk atau tidak?, ada sesak atau tidak? Ada suara parau
atau tidak? Adakah nyeri dileher atau tidak?
b. Suara parau
 Suara parau nya sudah berapa lama?
 Nyeri timbul sejak kapan?
 Memberat saat kapan?
 Membaik saat kapan?
 Apakah saat kerja, suara serak nya nambah?
 Saat tidur, bagaimana suara serak nya?
 Analisa sistem : ada batuk atau tidak? Ada sesak atau tidak? Ada nyeri telan
atau tidak?
c. Hidung buntu
 Hidung buntunya disebelah mana?
 Hidung buntu nya seja kapan?
 Saat pagi hari memberat apa tidak?
 Apakah ada sekret nya? sekret nya bagaimana? Cair, kental, apakah ada
nanah, darah
 Warna sekretnya apa?
 Berbau atau tidak sekretnya?
 Analisis sistem : apakah ada bersin bersin? Hidung gatal? Nyeri pada wajah?
Rasa keluar sekret di tenggorokan/sering turun ke tenggorokan apa ngga?
5. RPD
a. Sebelumya apakah pernah sakit seperti ini? Kapan? Berapa kali?
b. Pernah diberikan obat apa?
6. RPK
a. Apakah dikeluarga ada yang pernah memiliki keluhan yang sama?
7. RSE
a. Pekerjaannya apa bu?
b. Apakah merokok?
c. Apakah minum alkohol?
8. Kesimpulan dan rekomendasi pemeriksaan

Pemeriksaan THT

Pemeriksaan telinga dan otoskopi

1. Salam, cuci, bismillah


2. (anamnesis seperti diatas)
3. Mempersilahkan duduk (duduk bersilangan dengan pemeriksa)
4. Menggunakan head light : lampu diletakkan diantara kedua mata dan mengecek
lampu
5. Pemeriksaan telinga luar (Telinga kanan : pasien berada di kanan pemeriksa dan
diminta untuk menoleh ke kiri, telinga kiri : sebaliknya)
6. Inspeksi
a. Bentuk dan daun telinga : N/TN
b. Kulit daun telinga : N/hematom
c. Kelainan kongenital : +/-
d. MAE : terbuka/tertutup
e. Tanda peradangan, massa, sikatrik : +/-
f. Cairan yang keluar : +/-
g. Fistel dan abses retroaulikular : +/-
7. Palpasi
a. Nyeri tekan tragus
b. Nyeri tarik auricular
c. Nyeri tekan dan ketok mastoid
8. Interpretasi hasil
9. Membersihkan speculum telinga yang akan digunakan dengan kapas alkohol
10. Menarik daun telinga (telinga kanan: ditarik dengan tangan kiri, telinga kiri: ditarik
dengan tangan kanan, lakukan dengan menarik ke atas dan ke belakang)
11. Penilaian
a. Canalis aukustikus (MAE) : tanda peradangan (granulasi, furunkel, peradangan
difus, jamur)
b. Korpus alienum
c. Serumen (cair, padat, keras)
d. Cairan (serous, mukus, purulen, sanguinis)
e. Membran timpani : terlihat atau tidak
Jika terlihat :
- Utuh (cone of light, hiperemis, bulging, retraksi)
- Perforasi (sentral/marginal/subtotal/total)
12. Menyampaikan hasil
13. Jazakumullah
Pemeriksaan hidung dan rhinoskopi

1. Salam, cuci, bismillah


2. (anamnesis seperti diatas)
3. Mempersilahkan duduk (duduk bersilangan dengan pemeriksa)
4. Memakai head light (cahaya difokuskan ke hidung pasien)
5. Inspeksi hidung luar
a. Deformitas
b. Peradangan
c. Massa
d. Septum deviasi
6. Palpasi hidung luar : nyeri tekan hidung, nyeri tekan sinus frontalis dan maksilaris
7. Melakukan rhinoskopi anterior
8. Meminta pasien untuk sedikit mengadah keatas
9. Mengambil spekulum yang sesuai dengan uuran hidung pasien (hidung kanan:
speculum dengan tangan kiri, hidung kiri: sebaliknya)
10. Inspeksi hidung anterior
a. Mukosa (normal/hiperemis/pucat)
b. Sekret (mucous, serous, purulen, darah)
c. Cavum nasi : benda asing
d. Septum nasi : deviasi/tidak
e. Konka media dan inferior : (normal/atropi/hipertropi)
f. Meatus media dan inferior (polip/tidak)
11. Interpretasi hasil
12. Jazakumullah
Pemeriksaan rongga mulut dan transiluminasi

1. Salam, cuci, bismillah


2. (anamnesis seperti diatas)
3. Mempersilahkan duduk (duduk bersilangan dengan pemeriksa)
4. Memakai head light (cahaya difokuskan ke mulut pasien)
5. Meminta pasien untuk membuka mulut lebar lebar
6. Tangan kiri menekan lidah dengan spatel pada 2/3 posterior lidah
7. Inspeksi :
a. Mukosa bibir (basah dan kemerahan)
b. Mukosa bukal : (normal/hiperemis)
c. Gigi : caries?
d. Gusi : normal/hiperemis/edema
e. Lidah : ulkus +/-, pseudomembran (biasanya pada kandidiasis oral)
f. Uvula : posisi nya gimana? Deviasi (deviasi ke yang sehat kalo ada tonsil atau
gangguan nervus)
g. Mukosa faring : hiperemis, pseudomembran, sekret
h. Fossa tonsil : abses, hiperemis, pembesaran tonsila palatina (T1-T4), detritus,
kripta nya melebar atau tidak
8. Keluarkan tongue spatel, matikan lampu dan interpretasi
9. Pemeriksaan transiluminasi (SIAPKAN RUANGAN GELAP)
10. Sinus frontalis : lampu diletakkan di pangkal hidung dibawah alis
11. Sinus maksilaris : pasien membuka mulut lebar lebar, arahkan cahaya di os
zigomatikum ke bawah.
12. Matikan penlight dan interpretasi
a. Normal : kemerahan
b. Ada cairan : cahaya redup
13. Jazakumullah

Anda mungkin juga menyukai