UNSRI
Penyusun
G-Eleven
Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya Palembang
Penerbit
FTMK
Fotokopi Turut Mencerdaskan Koas
Palembang, awal 200
Guide Book Obgyn FK UNSRI
o Lab DR, UR, KD, EKG 5. G1P0A0 hamil aterm inpartu kala I fase laten
o Konsul mata, PDL dengan KPSW 17 jam, JTH preskep.
o Stabilisasi 3 jam
o Drip pitosin 5 IU setelah stabilisasi mulai gtt X, KU :
dinaikkan tiap 15’ sd his adekuat Mau melahirkan dengan keluar air-air
o R/ amniotomi RPP :
o Evaluasi ± 12 jam SMRS, os mengeluh perut mules yang
menjalar ke punggung hilang timbul makin lama
makin sering dan kuat, R/ keputihan (+), R/ trauma (-
4. G2P1A0 hamil 26 – 27 minggu. Inpartu, kala II ), R/ post coitus (+), os lalu ke bidan dan dirujuk ke
fase aktif dengan HAP ec susp. Solutio plasenta + RSMH. Os mengaku hamil cukup bulan dan gerakan
anemia sedang, JTM, presbo dengan tali pusat anak masih dirasakan.
menumbung.
Status Obstetrik
KU : Pemeriksaan luar :
Mau melahirkan dengan hamil kurang bulan Tifut 3 jbpx(31cm), memanjang, puki, kepala,
RPP : penurunan 4/5, his 2x/10’/25”, DJJ 148x/menit, TBJ
± 4 jam SMRS, os mengeluh perut mules yang 2900 gram.
menjalar ke punggung hilang timbul makin lama
makin sering dan kuat, R/ keluar darah lendir (-), R/ VT :
keluar air-air (+), os lalu ke dukun pijat dan perut os Portio lunak, medial, eff 100%, pembukaan 2 cm,
diurut-urut lalu os merasa perutnya nyeri dan os ketuban (-), terbawah kepala, H I penunjuk
– II,
belum
mengeluh keluar darah berwarna merah kehitaman, R/ jelas teraba.
keputihan (-), R/ demam (-), R/ minum jamu/ obat- Terapi :
obatan (-), os lalu ke puskesmas dan dirujuk ke • Observasi TVI, tanda-tanda perdarahan
RSMH. Os mengaku hamil 6 bulan dan gerakan anak • Kosongkan VU
tidak dirasakan lagi. • Injeksi kedacillin 3x1 gram i.v.
• DR, UR, CT
Status Obstetrik • R/ partus pervaginam
Pemeriksaan luar : • Evaluasi partograf WHO
Tifut 3 japst(19 cm), ballotement (+), his tetani, DJJ
(-), TBJ 600 gram.
Inspekulo : 6. G1P0A0 hamil aterm inpartu kala II tak cakap
Portio livide, OUE terbuka 5 cm, tampak tali pusat pervaginam JTH, preskep
keluar dari OUE 2x7 cm, fluxus (+), darah tak aktif
merah kehitaman. KU :
VT : Mau melahirkan dengan anak tak lahir-lahir
Portio lunak, medial, eff 80%, pembukaan 5 cm, RPP :
ketuban (-) 4 jam kemerahan bau (-), terbawah ± 8 jam SMRS, os mengeluh perut mules yang
bokong, penurunan di atas spina ischiadika, teraba tali menjalar ke punggung hilang timbul makin lama
pusat keluar dari OUE, pulsasi (-) H I – I ISSL
, makin sering dan kuat, R/ keluar darah lendir (+),
keluar air-air (+), kemudian os dipimpin untuk
Terapi : mengedan tapi anak tak lahir-lahir lalu os divakum
• Observasi TVI, tanda-tanda perdarahan tapi anak tak lahir, kemudian os dirujuk ke RSMH
• Kosongkan VU dengan berat pengantar. Os mengaku hamil cukup
• Akselerasi dengan drip piton 5 IU dalam Asering bulan dan gerakan anak masih dirasakan.
500 cc mulai gtt X/menit naik 5 tetes tiap 15’
sampai gtt XL/m Status Obstetrik
• Injeksi kedacillin 3x1 gram i.v. Pemeriksaan luar :
• Transfusi sd Hb > 10 gram % Tifut 2 jbpx(34cm), memanjang, puki, kepala,
• DR, UR, CT, BT, COT, Cross match penurunan 3/5, his 4x/10’/40”, DJJ 130x/menit, TBJ
3500 gram.
VT :
Portio tak teraba, , pembukaan lengkap, ketuban (-),
terbawah kepala, H I I , UUK ki lintang
Terapi :
• Observasi TVI, his, DJJ
• Terminasi perabdominam
Nico – Verdi – Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta
• – ErtyPersiapan
– Fahmioperasi
– Putu – Putri 2
Guide Book Obgyn FK UNSRI
Terapi : KU :
• IVFD D5 : Asering = 1 : 1 gtt XX/m Mau melahirkan dengan bekas SC 2x
• Injeksi MgSO4 20 % i.v. 4 gram pelan-pelan RPP :
• ± 17jam SMRS os mengeluh perut mules yang
Injeksi MgSO4 40 % 4 gram i.m boka boki
• menjalar ke pinggang hilang timbul makin lama
R/ partus pervaginam
makin sering dan kuat, R/ keluar darah lendir (+), R/
• Cateter menetap, catat I/O keluar air-air (+) 11 jam yang lalu. Os ke bidan dan
• Lab DR, UR, KD sudah mengejan selama 1 jam tetapi anak tak lahir-
• Konsul PDL, Mata, Neurologi lahir, os pernah dioperasi 2x pada waktu melahirkan
• Rawat ICU anak ke 2 dan ke 3. Os mengaku hamil cukup bulan
• Stabilisasi 3 – 6 jam dan gerakan anak masih dirasakan.
• Observasi TVI, tanda-tanda perdarahan
Status Obstetrik
Pemeriksaan luar :
8. G1P0A0 hamil aterm inpartu kala I fase aktif Tifut 3 jbpx (35 cm), memanjang, puki, preskep,
dengan PEB, JTH, preskep penurunan 4/5, his 3x/10’/30”, DJJ 148 x/m, TBJ
3500 gram.
KU : VT :
Mau melahirkan dengan darah tinggi Portio edema, medial, eff 100 %, ketuban (+),
pembukaan 9 cm, ketuban (-), kehijauan, bau (-),
RPP : kepala, H I –penunjuk sulit dinilai, caput (+) 6x6 cm
II,
± 12 jam SMRS os mengeluh perut mules yang
menjalar ke pinggang makin lama makin sering dan Terapi :
kuat, R/ keluar darah lendir (+), R/ keluar air-air (-). • R/ terminasi perabdominam
Os ke bidan dan dikatakan darah tinggi, lalu os • IVFD D5 : Asering = 2 : 1 gtt XXV/m
disarankan ke RS, R/ pandangan kabur (-), R/ nyeri • Cateter menetap, catat I/O
ulu hati (-), R/ mual muntah (-), R/ darah tinggi pada • Lab DR, UR, KD, Cross match
kehamilan sebelumnya (-). Os mengaku hamil cukup • Injeksi kedacillin 3 x 1 gram i.v
bulan dan gerakan anak masih dirasakan. • Persiapan operasi (obat, alat, darah dan izin).
Status Obstetrik
Pemeriksaan luar :
Tifut 3 jbpx (30 cm), memanjang, puki, preskep,
penurunan 4/5, his 3x/10’/30”, DJJ 148 x/m, TBJ
2900 gram. Nico – Verdi – Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri 3
Guide Book Obgyn FK UNSRI
KU :
Mau melahirkan dengan keluar air-air
RPP : 13. G1P0A0 hamil 31-32 minggu dengan Partus
± 7 jam SMRS os mengeluh keluar air air banyaknya Prematurus Imminens, JTH preskep
±3 kali ganti kain basah. R/ keluar darah lendir (-), R/
perut mules yang menjalar ke pinggang (-). R/ trauma KU :
(-), R/ diurut urut (-), R/ minum obat atau jamu- Hamil kurang bulan dengan mules-mules
jamuan (-). R/ post koital (+) 3 hari yang lalu. Os RPP :
mengaku hamil cukup bulan dan gerakan anak masih ± 6 jam SMRS os mengeluh perut mules yang
dirasakan. menjalar ke pinggang hilang timbul makin lama
makin sering dan kuat, os juga mengaku keluar darah
Status Obstetrik dari kemaluan warna merah terang, 2 kali ganti kain.
Pemeriksaan luar : Lalu os ke klinik dan dianjurkan untuk dirujuk ke
Tifut 3 jbpx (30 cm), memanjang, puki, preskep, RSMH. Os mengaku hamil cukup bulan dan gerakan
penurunan 4/5, his(-), DJJ 148 x/m, TBJ 2650 gram. anak masih dirasakan.
Portio livide,
Inspekulo:
(+),cairan ketuban
OUE tidk
tertutup,
Nico
aktif,lakmus
– fluor
Verdi(-),fluksus
– test
Irca(+),E/L/P
– Ria – Agoes
(-). – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri 4
Guide Book Obgyn FK UNSRI
Status obstetrik :
Status Obstetrik
Pemeriksaan luar : PL:
FUT 4jbpx (25cm), memanjang, puka, terbawah
Tiut 3 jbpx(30 cm), memanjang, puki, presbo, his
kepala, 5 /5, his (-), DJJ 148x/menit, TBJ 2500 gr.
3x/10’/30”, DJJ 148 x/m, TBJ 3000 gram..
VT : VT :
tak dilakukan
Portio lunak, medial, eff 100 %, ketuban (+), jernih,
Insp:
bau (-), terbawah kaki, penurunan di atas spina,
penunjuk tumit. portio livide, OUE tertutup, fluor (-), fluxus (+) darah
tak aktif, e/l/p (-) --- erosi/laserasi/polip.
Terapi :
• R/ terminasi perabdominam
Th/: - rencana ekspektatif
• Injeksi phenobarbital 1 amp i.m - observasi DJJ, TVI, perdarahan
• Observasi his, DJJ, TVI - tokolitik dengan MgSO 40%
4 4gr iv
• Persiapan operasi (izin, alat, obat, darah). pelan (20’-30’) dilanjutkan dengan
MgSO 440% 10gr dalam D55% 500cc
15. P1A0 post partum spontan 9 jam (di luar) gtt xx/m
dengan HPP dini e.c laserasi jalan lahir - injeksi Kedacillin 3x1 gr iv (skin test)
- DR (darah rutin), UR (urin rutin), KD
KU: (kimia darah), crossmatch
perdarahan setelah melahirkan
RPP : 5
± 10 jam oleh
ditolong SMRS bidan,
os melahirkan
spontan
Nico – Verdi
lahir
bayi
hidup,
– Irca
, 3000
kemudian
– Ria
gr,– Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri
Guide Book Obgyn FK UNSRI
24. D/ P1A0 post par tum spontan 5 ½ jam (diluar) 26. Diagnosa P1A0 post portum spontan 2 hari
dengan HPP ec laserasi dinding posterior + (diluar) dengan eclampsia post partum
presyok+ anemia berat KU: kejang setelah melahirkan
KU: pendarahan setelah melahirkan RPP: ± 2 hari smrs, os melahirkan bayi , spontan
RPP: langsung menangis, setelah melahirkan os langsung
± 5 ½ jam smrs, os melahirkan bayi hidup, 3200g, kejang, kemudian os tidak sadarkan diri os kejang >
langsung menangis ditolong bidan diikuti dengan 3x. Os lalu ditangani oleh bidan, setelah 2 hari tidak
lahirnya ari-ari lengkap ada perubahan, os langsung dirujuk ke RS. Riwayat,
± 2 ½ jam smrs os mengalami pendarahanbanyaknya darah tinggi selama hamil + pada waktu hamil 9 bulan
2x ganti kain basah lalu os dirujuk ke RSMH lebih os dikatakan darah tinggioleh beban pkm dan
dianjurkan di rawat di RSMH tapi karena tidak ada
Status Obstetrik biaya os tidak ke RS. Riwayat demam + lochia berbau
PL: tifut 3jbpst +
Kontraksi baik
Tampak jahitan situasi pada luka episiotoni Status obstetric
Insp: RL: tifut ½, kontraksi baik, darah aktif –, lochia rubia
- portio livide, OUE terbuka +, bau +, vulva edema
- fluxus +, lochia rubia + Insp: portio livide, OUE terbuka, Fluor -, fluxus +,
- laserasi -, polip – lochia tak aktif, e/l/p –
- tampak laserasi pada dinding posterior VT: portio lunak, OUE terbuka, 1 jari CUT ~ 10
vagina ukuran 5x1 cm minggu, kontraksi baik, AP kanan/ kiri, tak menonjol
VT: portio lunak, OUE terbuka 2 jari langgar, teraba Terapi:
laserasi pada dinding posterior vagina ukuran 5x1 cm, - O2 3-5 l/m
cut ~20 minggu, kontraksi baik, AP kanan kiri lama , - Injeksi MgSO4 20% 4 gr, IV, perlahan-
cavum douglasi tidak menonjol lahan dilanjutkan dengan injeksi MgSO4
Terapi: 40% dengan lanjutkan maintenance injeksi
- observasi tvi, pendarahan MgSO4 40% 4 g/6 jam
- perbaikan ku O2 3-5 l/m - IVFD NS : RL = 1 : 1 gtt xx/m
- IVFD RL:NS:D5=1:1:1:1 kocor sampai - Catheter menetap catat i/o
preshock teratasi selanjutnya mainthenance - Injeksi anti biotik kedacilin 3x1 griv
gtt xx/m (skin test)
- Transfusi sampai Hb = 10gr% - Flagyl supp 1 gr
- Injeksi antibiotk - Cek labor DR, UR, KD, kultur urin
- Labor DR, UR crossmatch - Pindah rawat ICU
- M hecting laserasi - Konsul PDL, mata, neurologi
- Lapor senior
27. Diagnosa G1P0A0 hamil 38-39 minggu inpartu
25. Pb A0 post partum spontan 3 jam (diluar) Kala I fase aktif, JTM, presentasi bokong
bagian HPP dini ec retensio plasenta + KU: mau melahirkan dengan letak sungsang
anemia ringan RPP:
KU: pendarahan setelah melahirkan ± 5 jam smrs os mengeluh perut mules yang menjalar
RPP: ± 3 jam smrs, os melahirkan anak , langsung ke pinggang makin lama makin kuat dan sering,
menangis, ditolong oleh bidan keluar darah lendir +, keluar air-air. Os berobat ke
Kemudian setelah itu saat mau melahirkan plasenta, bidan dan oleh bidan dika takan bayinya letaknya
tali pusat putus oleh bidan dirujuk ke RSMH sungsanglalu os dirujuk ke RSMH. Os mengaku
hamil cukup bulan dangerakan anak masih dirasakan
Status Obstetric
RL: tifut sepusat, kontraksi jelek, nyeri tekan -, tcb - Status Obstetric
Insp: portio livide, OUE terbuka, tampak tali pusat di RL: tifut 3jbpx (31 cm), Djj 148 x/m, memanjang,
muara ovul panjang ±2 cm, fluor -, fluxus +, darah tak peka, bokong, penurunan bokong, his 2x/10’/30”,
aktif e/l/p – GBJ 3000 gr
VT: portio lunak, OUE terbuka 2 jari longgar, pada VT: portio lunak, medial, effacemen 100%, diameter
eksplorasi cav. uteri teraba TP di muara OUE tidak 3 cm, terbawah bokong, penurunan di atas spina,
ditemukan discontinuitas jaringan sakrum kiri depan
Terapi : Terapi:
Observasi TVI Rencana fortus penvaginam, observasi his, DJJ,tvi,
IVFD: assering + piton s 20v gtt xxv/m kosongkan vesikula urinaria, evaluasi ~ patograf
Injeksi
DR,UR,kedacellin
Normal plasenta 3x1Nico
crossmatch gr IV WHO,
– Verdi – Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta lab –DR,UR
– Erty Fahmi – Putu – Putri 8
Guide Book Obgyn FK UNSRI
28. Diagnosa G1P0A0 hamil 38-39 minggu inpartu ganti kain, os berobat ke bidan diberi obat,
Kala I fase aktif, JTH, presentasi bokong pendarahan berhenti.
KU: mau melahirkan dengan letak sungsang ± 2,5 jam smsr, os mengeluh pendarahan penvaginam,
RPP: warna merah segar banyaknya 2x ganti kain, os
5 jam smsr, os mengeluh perut mules yang menjalar berobat ke bidan dan dianjurkan ke RSMH. Trauma -,
ke pinggang makin lama makin kuat dan makin perut diurut-urut -, post coital -, keluar darah lendir +,
sering. Keluar darah lendir +, keluar air-air_. Os perut mules yang menjalar ke pinggang +, keluar air-
berobat ke bidan, oleh bidan dikatakan bayinya letak air -, os mengaku hamil cukup bulan, gerakan janin
sunsang lalu os dirujuk ke RSMH. Os mengaku hamil masih dirasakan.
cukup bulan, gerakan anak masih dirasakan.
Status obstetric
Status obstetric PL: tifut 3jbpx (29cm), memanjang puka, preskep,
PL: FUT 3 jbpx( 31 cm), DJJ 148 x/m teratur, penurunan 5/5, his 2x/10’/10”, DJJ148 x/m, tb/ 2500g
memanjang, terbawah bokong, his 2x/10’/30”,
kualitas sedang, tb/3400g Insp: portio livide, OUE terbuka2 cm, tampak
VT: portio lunak, medm, terbawah bokong, plasenta menutupi OUE, fluor -, fluxus +, darah tak
penurunan aktif, e/l/p
Terapi : Terapi :
Rencana portus penvaginam, observasi his, DJJ,TVI, - Rencana PDMO
kosongkan vesikula urinaria, evaluasi ~ partograf - observasi his, DJJ, TVI
WHO ( 03.45) - IVFD D5 : RL =1 : 1 gtt xx/m
- Injeksi Aamoxicillin 3x1 gr IV (skin test)
29. Diagnosa G2P1A0 hamil aterm inpartu
Kala I fase aktif, pasca VL gagal (diluar), JTH, 31. Diagnosa PG hamil aterm inpartu
letak lintang, gawat janin. Kala I fase aktif bagi infeksi intrapartum, JTH,
KU: mau melahirkan dengan anak letak lintang presentasi kepala
RPP: KU: mau melahirkan dengan keluar air-air dan
± 16 jam smsr, os mengeluh perut mules yang demam
menjalar ke pinggang, hilang timbul makin lama RPP:
makin sering dan makin kuat. Kemudian os pergi ke ± 14 jam smsr, os mengeluh perut mules yang
bidan dan dikatakan anaknya letak lintang. Keluar air- menjalar ke pinggang, hilang timbul makin lama
air +, 8 jam yang lalu, keluar darah lendir +. makin sering dan kuat. Keluar air-air + 24 jam yang
Kandungan os dirujuk ke RSUD sekayu, dilakukan lalu, keluar darah lendir +, perut diurut-urut -, minum
VL oleh SpOG tapi gagal, berhubung di RSUD jamu -, trauma -, post coital -, os ke bidan , dirawat
kehabisan oksigen dan dapat dilaksanakan operasi. tetapi karena tidak ada kemajuan lalu os disarankan
ke RSMH. Os mengaku hamil cukup bulan dan
Status obstetric gerakan anak masih dirasakan.
PL: Tifut 4 jbpx (31cm), melintang, his 3x/10’/30”,
tb/ 3000g, DJJ I 168 x/m, II170 x/m, III 165 x/m Status obstetric
VT; portio lunak, medial, effacemen 100%, diameter PL: tifut 3 jbpx (26 cm), DJJ 148 x/m, memanjang,
6 cm, ketuban -, kental, bau, kehijauan, terbawah puka, kepala, diameter 4/5, his 2x/10’/25”
bahu, penurunan diatas spina ischiadica, acromion VT: portio lunak, medial, effacemen 100%, diameter
kanan, ketiak menutup kekanan. 3 cm, ketuban -, terbawah kepala, HI-II, UUK kiri
lintang
Terapi: Insp: portio livide, fluor -, fluxus -, cairan ketuban tak
- terminasi perabdominqan aktif, e/l/p –
- observasi his, DJJ, TVI
- IVFD D5: RL + 1 : ! gtt xx/m Terapi :
- Lab DR,UR, crossmatch - partus pervaginam kala II pimpin ½ waktu
- Persiapan operasi ( obat alat, izin, darah) - observasi his, DJJ,TVI
- kosongkanVU
30. Diagnosa PG hamil 36-37 minggu inpartu - IVFD D5: RL = 1:1 gtt xx/m
dengan HPP ec. Susp plasenta previa + - Aamoxicillin 2x1 gr 1V
anemia ringan, JTH, presentasi kepala - Cek DR, UR
KU: hamil dengan pendarahan penvaginam - Akselerasi dengan pistom drip
RPP: - Evaluasi ~ partograf WHO
± 7 hari yang lalu, os mengeluh pendarahan
penvaginam, nyeri -, warna merah segarbanyaknya ±
2penvaginam,
hari yang lalu, os kembali
warna merah mengeluh
Nico –segar, pendarahan
Verdibanyaknya
– Irca – Ria
± 2x
– Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri 9
Guide Book Obgyn FK UNSRI
1. D/ mola hidatidosa + anemia sedang + perut diurut-urut (+), R/ makan obat peruntuh
hipertensi ringan (+), R/ post coital (-), R/ keputihan (-), R/
KU : perdarahan pervaginam demem (-), R/ terlambat ha id (+), R/ mual
RPP : ± 11 hari yang lalu os mengeluh keluar muntah (+), R/ mules-mules (+), R/
darah dari kemaluan, warna merah terang, pusing (+), R/ payudara tegang (+). Os
banyaknya 2-3x ganti pembalut. R/ keluar mengaku hamil 10 minggu.
gumpalan sepeti jaringan (-), R/ keluar Status ginekologis :
gelembung seperti mata ikan (+), R/ perut PL : abdomen datar, lemas, nyeri tekan (-)
terasa nyeri/mules (+), R/ mual muntah massa (-)
(+), R/ payuda ra tegang (+). Os mengaku FUT tak teraba
terlambat haid 4 bulan. Os merasa tcb (-)
perutnya lebih besar dari usia kehamilan Insp: portio livide
yang sebenarnya. Os dirawat di RSMH OUE terbuka
Muara Enim selama 2 hari, kemudian tampak jaringan di OUE
dirujuk ke RSMH Palembang. fluor (-)
Status ginekologis : fluxus (+) darah tak aktif
PL : perut cembung e/l/p (-)
FUT ½ pusat – processus xyphoideus eksofitik, rapuh, mudah berdarah, tampak
nyeri tekan (-) infiltrasi 1 /3 proximal vagina
massa (-) VT : mukosa berdungkul-dungkul, teraba
tcb (-) infiltrasi sampai 1 /3 proximal vagina
ballotement externa (-) portio berdungkul-dungkul, eksofitik,
Insp: portio livide rapuh, mudah berdarah, f 8x8x4cm
ukuran 5x5 cm CUT ~ 10 minggu
OUE tertutup AP ka/ki tegang
fluor (-) CD tak menonjol
fluxus (+) darah tak aktif RT : tsa baik, mukosa licin, ampulla kosong,
e/l/p (-) massa intralumen (-)
VT : portio lunak CUT ~ 10 minggu
ukuran 5x5 cm CFS kanan 100%, kiri 75%
CUT ~ kehamilan aterm Th/ : - IVFD D5 : RL = 1 : 1 gtt xx/m
ballotement interna (-) - transfusi s/d Hb = 10gr%
AP ka/ki lemas - injeksi Kedacillin 3x1 gr iv (skin test)
CD tak menonjol - DR, UR, KD
Th/ : - rencana evakuasi mola - Rö thorax
- injeksi phenobarbital 100mg im - rencana USG konfirmasi
- IVFD RL gtt xx/m - rencana biopsi
- observasi TVI - rencana staging
-O 2 5 ltr im - rencana chemoadjuvan
- transfusi s/d Hb = 10gr%
- Ab (antibiotik) Kedacillin 3x1 gr iv (skin 3. D/ G 1 P0 A0 hamil 11-12 minggu dengan
test) hiperemesis gravidarum grade II
- DR, UR, KD, PT, T 3
&T4 KU : hamil dengan mual muntah yang
- konsul PDL berlebihan
- USG konfirmasi RPP : ± 2 minggu SMRS os mengeluh mual
muntah yang berlebihan 10x/hari sehingga
2. D/ abortus incompletus mengganggu aktivitas sehari-hari, nafsu
KU : keluar darah dari kemaluan makan berkurang, os lalu dirujuk ke bidan
RPP : ± 1 hari yang lalu os mengeluh keluar diberi obat & diinfus tapi tidak ada
darah dari kemaluan, warna merah, 2-3x perbaikan sehingga dirujuk ke RSMH. R/
ganti celana dalam. R/ keluar gelembung terlambat haid ± 2½ bulan.
seperti mata
Nicoikan
darah seperti (-), (+),
daging
– Verdi R/ keluar
– Irca gumpalan
R/ trauma
– Ria –(-),
Agoes Status
R/ – Puspa – Cipta – nyeri
PL ginekologis
Erty: –abdomen
tekan
Fahmi(-) –datar,
Putu – PutriFUT tak teraba10
: lemas,
Guide Book Obgyn FK UNSRI
Th/ :
- laparotomi CTTO
- Observasi TVI, perdarahan
- IVFD assering gtt XX/mnt
- Transfusi s/d Hb > 10 gr %
- Inj Kedacillin 3x1 gr iv (skin test)
- Persiapan operasi (darah,obat,alat)
St. Ginekologis
PL : tifut tak teraba, abdomen datar lemas,massa-
,nyeri tekan-, pembesaran KGBsupra clavicula
,inguinal –.
Ins : portio tampak massa eksofitik, berdungkul2, uk
5x4 cm, rapuh,mudah berdarah, fluxus +,
darah tak aktif, infiltrasi vagina –.
VT : mukosa licin, portio teraba massa eksofitik
berdungkul2 uk 5x4 cm, infiltrasi ke vagina -,
CUT 10 minggu & kenyal, AP ka/ki lemas,
CD tak menonjol.
RT : TSA baik, mukosa licin ampulla kosong, massa
intralumen –, CUT 10 minggu kenyal, AP
ka/ki lemas, CFS kanan 100%, CFS kiri 100%
Th/ : R/ staging
Th/ :
-IVFD RL:D5 = 1:1 gtt XX/mnt
- Ab cefotaxim 2x1 gr iv
- flagyl supp 2 x500
- lab DR, UR
Nico – Verdi – Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri 13
Guide Book Obgyn FK UNSRI
Nico – Verdi – Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri 14
Guide Book Obgyn FK UNSRI
Uterus yang lebih besar dari usia kehamilan apa c. Kondisi dengan faktor resiko
yang dipikirkan? yang bermakna untuk kemtian
Hidramnion, janin besar, Mola Hidatidosa, Tumor, maternal
Gemelli Trombosit <50.000/ul
Apa yang bisa terjadi pd gemelli dg persentasi LDH >1.400 IU/l
Kepala2 SGOT > 150 IU/L
- Compaction(bag.terbawah turun bersamaan SGPT >100 IU/L
sehingga menghalangi turunnya masing2 Uric Acid >7,8 mg/dl
kepala) CPK >200 IU/L
- Collison ( bagian terbawa turun bersama- Kreatinin > 1,0
sama tetapi masih diatas PAP sehingga
menghalangi turunnya bag terbawah) 2. Ketahui Keadaan Ibu
Dilakukan pemeriksaan analisis gas darah,
Apa yang terjadi dengan pe rsentasi bokong kepala tekanan oksimetri, rontgen torax, kultur
atau bokong bahu ? urin, dan cairan servik, tes hepatitis.
- interlocking (terkuncinya bagian bawah Pemeriksaan lab serial terhadap trombosit,
antara kedua janin diatas PAP) LDH dan enzim hepar setiap 12-24 jam atau
- impaction (beberapa bagian janin atau lebih sering bila da indikasi klinik.
berdekatan satu sama lain dan tuun Hati2 pada keadaan jumlah trombosit
serentak) <100.000/ul apalagi <50.000/ul, karena
sering terjadi DIC. Lakukan pemeriksaan
Kenapa bokong dengan KPSW 48 jam dilakukan kadar fibrinogen, prothrombin time, partial
seksio sesar thromboplastin time, fibrinogen dan kadar
- Air ketuban sudah kering bilirubin.
- TBJ sebelumnya besar Perlu juga dilakukan pemeriksaan konsentrasi
kreatinin dan uric acid. Konsentrasi uric
Kenapa terjadi kegagalan melakukan forsep ? acid > 7,8 mg/dl akan memberikan dampak
Karena kesalahan pemakaian forsep yang sering pada morbiditas.
Pada persentasi belakang kepala UUK kanan lintang,
pemakaian forsepyang kiri dipasang terlebih dahulu 3. Ketahui Keadaan Janin
dengan tujuan menahan putar paksi dalam dulu Apakah perlu dilahirkan segera atau tidak?
Dikatakan dengan segera melahorkan akan
Pada letak lintang kasep selalu ada tanda2 RUI menghilangkan faktor sitotoksik yang
sehingga pada status tidak ditulis lagi dihasilkan villi khorionik. Tetapi hal ini
sangat tergantung dari keadaan ibu, keadaan
Penjahitan luka operasi yang terbuka : Smith Jones janin, kondisi plasenta dan usia gestasi dan
kemampuan perawatan intensif terhadap ibu
Pada pasien post term yangharus dipikirkan dan bayi post partum. Begitu pasienmasuk
adalah hasil pemeriksaan Bio fisik, meliputi: fetal lakukan pemeriksaan usia gestasi dan profil
tone, fetal movement, fetal breathing, ketuban, NST biofisik. Bila usia gestasi 24-34 minggu,
kelahiran dapat ditunda hingga 24-48 jam
12 Langkah Penatalaksanaan Sindroma HELLP guna pemberian kortikosteroid guna
1. Diagnosis yang tepat pematangan paru. Bila usia gestasi >34
A. Klinis : nyei epigastrium, mual, minggu lahirkan bayi dalam 24 jam baik
muntah, PEB, Eklamsia, Solutio pervaginam atau perabdominam.
Plasenta 4. Kontrol Tekanan Darah
B. Laboratorium Tekanan darah dipertahankan sekitar 150
a. Tennessee mmHgpada sistolik dan diastolik pada 80-
Komplit : trombosit < 90 mmHg guna menjaga perfusi
100.000/ul; LDH>= 600 iu/l; uteroplasental. Dapat diberikan hidralazine
SGPT >= 70/l 5-10 mg bolus intravena, intermitten setiap
Tidak komplit : satu atau dua 20-40 mg. Preparat lain labetalol 20-40 mg
dari kriteria di atas intravena (dosis maks 300 mg) dan sodium
b. Mississipi (3 kelas) nitropruside 0,25-10 ug/kg/mnt. Dapat pula
Trombosit: 1. <= 50.000/ul diberikan nifedipine10 mg.
2. >50.000- 5. Cegah Kejang dgn MgSO4 sesuai satgas
100.000/ul gestosis
3. >100.000- Pada penderitadengan KI MgSO4 dapat
150.000/ul
Nico
LDH>=
SGOT/SGPT
– Verdi
600 IU/L
–>=
Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta – Ertydiberikan
40IU/L 3-5
dan
– Fahmi
mg/kgBBluminal
TD setiap
– Putu 100 mgpengawasan
iv5 dengan
–menit
Putri 16
im atau pentotal
nadi
Guide Book Obgyn FK UNSRI
Diagnosis
Dalam persalinan:
Kriteria:
1. presentasi kepala
1. usia gestasi 22-36 minggu
pervaginam dengan epis lebar
2. his 1x/10’/30”
perlindungan dengan forceps (< 35
3. dilatasi > 2 cm / perubahan dilatasi dalam
minggu)
selang waktu 1 jam
2. SS, bila:
4. pendataran > 50-80%
Presbo, letli
TBJ < 1500gr
Pemeriksaan:
Syarat pervaginam tidak terpenuhi
1. Laboratorium
Plasenta previa
DR, KD, ABO incomp. , rhesus
3. manipulasi bayi seminimal mungkin, incubator
factor
O2
Urinalisa, kultur urine
Bakteriologis vagina
Komplikasi:
Amniosintesis surfactan
janin:
Gas + pH darah janin
o mati
2. USG
o gawat janin
Usia gestasi
neonatus:
Besar janin, jumlah janin &
aktivitas
Nico
Cacatbiofisik
–bawaan 1.
2. – RDS
Verdi – Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi
3. Perdarahan
Trauma
Putu – Putri
persalinan
intra cranial 20
Guide Book Obgyn FK UNSRI
Hamil: Knee chest position: 30-32 minggu Dilakukan eksplorasi, portio intake, tidak dijumpai
VL : PG 32-34 minggu perluasan luka episiotomi.
MG 34-36 minggu, kontrol 1 minggu Luka Episiotomi dijahit secara jelujur subkutikuler
Persalinan: dengan chromic cat gut 2.0
Pertolongan persalinan: Bracht, Ekstraksi partial, Ku ibu post partum baik, darah (-)
ekstraksi total
Chorioamnionitas – suhu > 38,2 °C, nyeri - Presentasi lain yang tidak sama dapat
uterus, kontraksi, ketuban bau, leukosit pervaginam
tinggi, kultur + - BS < 5
3. Inspekulo
Plasenta Previa Perdarahan berasal dari OU
4. USG
Definisi: Penentuan letak plasenta secara tidak
Plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada SBR langsung
sehingga menutupi sebagian/seluruh OUI. 5. Perabaan forniks
Pemeriksaan melalui canalis cervivalis
Klasifikasi: penentuan letak plasenta secara langsung.
Berdasarkan terabanya jaringan plasenta pada OUI:
1. Plasenta previa totalis : seluruh OUI Indikasi PDMO:
tertutup oleh jaringan plasenta (23-31,3%) 1. aterm
2. Plasenta previa parsialis : sebagian OUI 2. tidak ada gawat janin
tertutup oleh jaringan plasenta (20,6-33%) 3. infertile
3. Plasenta previa marginalis : pinggir plasenta 4. JTM
berada tepat pada pinggir OUI 5. KU baik, Hb > 8 gr%
4. Plasenta letak rendah : plasenta yang
letaknya pada SBR tetapi belum sampai Kontraindikasi PDMO:
menutupi OUI (tepi plasenta berada 3-4 cm 1. active bleeding
diatas tepi OUI) 37-54,9% 2. syok/KU jelek
Etiologi: 3. Hb < 6 gr%
Tidak diketahui dengan pasti. 4. transverse …….
Factor predisposisi: 5. fetal distress
1. vaskularisasi desidua berkurang
- umur tua Penatalaksanaan : ekspektatif dan aktif
- multiparitas I. Ekspektatif
- anemia Tujuan: janin tidak lahir prematur
2. kerusakan endometrium/miometrium Syarat:
- R/ SC (> 4 kali), curigai plasenta previa hamil < 37 minggu
- R/ kuretase belum inpartu
3. plasenta besar janin hidup
- gemelli KU ibu baik (Hb > 8 gr%)
- eritrobaltosis fetalis Perdarahan tidak aktif
- merokok Tindakan:
4. sebab-sebab yang belum dapat dijelaskan: 1. MRS, tirah baring, mobilisasi bertahap
- kehamilan dengan myoma 2. tokolitik
- janin laki-laki 3. antibiotic
- R/ plasenta previa 4. USG:
Patogenesis: - implantasi plasenta
1. kerusakan endometrium implantasi - usia getasi
kurang baik plasenta berimplantasi pada - profil biofisik
SBR - letak dan presentasi
2. kebutuhan nutrisi > N (gemelli, bayi besar) 5. Amniosentesis tes kocok (Bubble test)
plasenta melebar mencapai SBR/OUI. maturitas paru
Gejala-gejala: 6. kehamilan < 32 minggu
- gejala awal berupa bercak deksamethason/betametason
- darah segar II. Aktif
- biasanya malam hari saat Syarat:
pembentukan SBR 1. hamil = 37 minggu
- perdarahan sebagian besar dari 2. inpartu
ibu, sebagian kecil dari janin 3. janin mati, ada kelainan
(±10%) congenital mayor
Diagnosa: 4. KU ibu jelek, syok
1. Anamnesis: 5. perdarahan aktif dan banyak
a. perdarahan dari jalan lahir 6. bagian terbawah sudah masuk
b. tanpa nyeri PAP (3/5-2/5)
c. tanpa sebab Tindakan:
terutama pada multi - Perbaikan KU:
2. PL infuse
a. Nico
b. bagian
PAP
ada kelainan
– terbawah
Verdi letak
– Irca
belum
– Ria
masuk
– Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri atasi syok 27
tranfusi
Guide Book Obgyn FK UNSRI
System status ginekologis: KE ditempat yang tipis pecah dalam 4-6 minggu,
• massa : ukuran, konsistensi, permukaan di ampulla 6-8 minggu.
• gambar
KA sekunder: pertumbuhan zygote tidak sesuai
system status obstetri: dengan perkembangan plasenta, terjadi abortus, tetapi
Presentasi bokong: hasil konsepsi tetap berkembang.
• penurunan di atas spina H II
• penurunan di bawah spina H III Parasitic myoma/wandering myoma.
B. Janin Terapi:
Gawat janin a. Observasi
b. Medis
Waktu: c. Destruksi
Kala II memanjang: elektrokauter, biopsi dulu, pastikan tidak
Nullipara > 2 jam ada
Multipara > 1 jam diatermi koagulasi
krioterapo
Preparat untuk tokolitik: laser CO 2
MgSo4 d. Ekstirpasi cdold knife (histopatologis)
Salbutamol e. See and treat
Bricasma f. Alternative pilihan ~ fasilitas, skill, cost
Ca antagonis (Nifedipine dosis 2-5 mg SL)
Papaverin Test pap, IVA
ß mimetic m. asetat
duvadilan vasodilator perifer massa (+) kolposkopi
yutophar myometrium sebagai tokolitik
Infus kemoterapi/neoadjuvan intra arteri pada
AdenoCa: penderita Ca cervix stadium Ib 2sampai IIIb terapi
banyak sel tanduk melalu a. gluteal superior tidak melalui vena
Rö: resisten sehingga tidak melalui jantung/sistemik.
Khemosensitif
Mola, tidak diterapi dengan MTX, dapat hamil setelah
Ca Epidermoid : PP test 3 kali (-).
Rö: sensitive
Khemosensitif Mola dengan terapi MTX .
MTX distop setelah PP (-) 3 kali, dapat hamil setelah
PEB kala II dipercepat, kalo bokong, bisa full 1 tahun (MTX degradasi selama 1 tahun) kelainan
extraction atau partial extraction. congenital, IUFD, dll, karena ovum (oogenesis) masih
dipengaruhi oleh metabolit sitostatika.
Teratoma:
A. Matur Kemoterapi bekerja pada sel; dalam fase proliferasi.
B. Immatur : konservatif MTX stop jika PP test < 10 mg/ml.
Borderline jika IA : sitostatika
Penyebab terjadi perlengketan pada genitalia interna:
F/ persalinan: infeksi
Power endometriosis
Passage malignancy
Passenger
Psikis Sterilisasi:
Penolong Pomeroy pengikatan dan pemotongan
Psikis dan penolong merupakan hambatan psikis. tuba
Kroedner fimbriektomi
Lesi prekanker cervix
1. Sitologi Vulvovaginitis :
Screening Fisiologis
Pap smear durasi >90 o
Patologis
2. Biopsi - infeksi: jamur, bakteri, parasit, virus
3. Kolposkopi - keganasan
4. Konisasi - corpus alienum
- hormonal
Terapi sitologi abnormal:
1. konservatif kista Bartholini e.c. N. gonorrhea.
2. aktif bertendensi ganas
3. ascus Biofisik Profile:
4. LGSIL aterm
5. HGSIL bekas SC
6. AGUS janin hidup
Interferon omterover Nico
represi
– Verdi
pada– gen
Ircavisus.
– Ria – Agoes – Puspa – Cipta
jika –kondisi
Erty – baik
Fahmiobservasi,
– Putu – Putri
coba pervaginam. 30
Guide Book Obgyn FK UNSRI
operable
radical histerektomi Nico – Verdi – Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri 32
Guide Book Obgyn FK UNSRI
BNOIVP : kontras masuk ke glomerulus berarti gagal Jika tumor tersebut kecil (tidak ada ascistes) ingin
ginjal, jika tidak masuk ke glomerulus berarti terjadi dibuktikan ganas maka dilakukan dengan cara :
hidronefrosis, dan jika kontras tidak masuk sama semprotkan air dalam peritoneum bilas lalu
sekali berarti masih bagus. ambil.
Ca yang bisa dioperasi hanya Ca stadium IB s/d IIA Ca endometrium memiliki prognosa terbaik dari Ca
yang lain.
Khemoterapy : membunuh sel-sel yang sedang
tumbuh/ berploriferasi. Syarat dari khemoterapy Polip endometrium ada yang fungsional (rangsangan
tersebut adalah fungsi ginjal dan hepar masih baik, estrogen) dan non fungsional (infeksi kronis).
oleh sebab itu selalu diperiksa enzim SGOT, SGPT,
dan fungsi ginjal. Karena obat-obat khemoterapy Apa perbedaan premature dan preterm ?
harus dikeluarkan, kalau fubgsi hati dan ginjal jelek Prematur untuk bayi, sedangkan preterm untuk usia
maka akan terjadi keracunan. kehamilan.
Faktor penyebab : HPV Apa perbedaan atonia uteri dan inertia uteri?
Faktor resiko : yang memenudahkan infeksi HPV, Hanya pada istilah, jika atonia diberikan setelah
ex hygiene jelek, sosek rendah, merokok, dll. anak lahir tetapi jika inersia diberikan sebelum anak
lahir.
Virus HPV genom masuk kromosom masuk
salah satu lokus T53 rusak sehingga terjadi Mengapa jahitan subkutikular diganti perbannya pada
proliferasi dikenali sebagai sel yang patologis hari ke 5 ?
displasia akan difagosit oleh limfosit. Angkat benang jahitan subkutikular pada hari ke 7
Merokok akan membuat sel limfosit ini menjadi jelek karena sudah terbetuk jaringan granulasi. Hari ke 5
sehingga system imun menurun. sudah terbentuk hipoblas, hari ke 7 hipoblast sudah
terbentuk overlap sehingga jika dibuka akan aman.
Mengapa kemo dulu baru dilakukan radiasi ?
Radiasi akan membuat jaringan menjadi fibrosis,
sehingga vaskularisasi menjadi jelek . Sedangkan
kemoterapi memerlukan vaskularisasi yang baik agar Definisi dari definisi :
dapat menjangkau semua area.
Suatu rumusan tentang ruang lingkup dan cirri-ciri
Pada kehamilan akan menyebabkan understaging. suatu konsep yang menjadi pokok pembahasan studi.
Pada kehamilan terjadi perubahan hormonal sehingga
jaringan di genitalia akan menjadi lunak sehingga Kata/ frase/ kalimat yang mengungkapkan makna,
sulit untuk merasakan infiltrasi Ca. keterangan, ciri utama dari orang, benda, proses,
Pada ibu hamil system imun akan menurun karena aktivitas, batasan (arti).
diturunkan pada janin.
Ronde
Syndrom pseudomixematous pritonii ditandai dengan: Nico, Fahmi, Agus, Verdi, Cipta
Ascistes, hydrothorax, keganasan . (Kayu Agung, Januari 2006)
Prostaglandin KET
PGE2 Pesarium 3 mg Perdarahan pervaginam
PGE2 gel 2-3 mg Nyeri abdomen
Pd formix posterior diulang 6 jam Anemia dan syok
Nyeri goyang portio
Micoprostol Hematoperitoneum
25 mcg ulang 6 jam
Naik 2x 50 mcg Syok
Sens turun
Barrier protektif TD turun tak teraba
Cuci tangan = topi, masker, goggle 30 Nadi cepat lemah
Konfeksi = dekontaminasi RR turun
T° C
Ab = 30 prabedah
Op 72 jam Luka SBR yang sudah nemotik, uterus masih dapat
Perawatan colon pencucian Ab dipertahankan
Jika < 24 jam suatu nekrotik tidak luas
Gross spallage (tercemar) Jaringan nekrotik dengan jelas infeksi
Mesoparium atasi pra + pasca bedah
Partus kasep
Puncak vagina (cuff) Fungsi konstitusi Hb, globulin, hemodinamik
6-14 hari pasca bedah Meteorismus pasang NGT, dekompresi
Mobilisasi cepat
Burst abdomen : viscera keluar Teknik jahitan penunjang pada fascia dan dinding perut
Woodescenci : peutoneum keluar
Antiseptik untuk benda hidup Jahitan yang terbaik untuk vaskularisasi adalah jahitan
Desinfectan benda mati sbg syarat terputus
Sterilisasi benda mati sbg syarat
Pada SC masih dipakai jelujur cepat menghentikan
Floral transciew perdarahan
Floral residence SBR I jahit jelujur biasa
Tuboovarial abscess SBR II terputus
Panggul sempit ringan dan sedang Hiperplasia endometrium pada usia tua
suspect DKP – TDL Ada oligospermia fruktosa turun gangguan motilitas
Syarat: ibu + anak baik usus
Volume semen rendah penyebab fruktosa turun
Friedman Defisiensi fruktosa
Penurunan kepala Perubahan komposisi plasma semen
Pembukaan Imunologis
Putar paksi dakam
Discence Fruktosa dengan sumber energi (ATP)
Dilatatation laktat
Intern rotation Fruktolisis
Sondase pada mola Ca ovarium borderline std I tidak perlu adjuvan cek
di OK pada saat atau akan dilakukan tindakan tumor marker dan klinis
KET dan Myoma Tekanan negatif yang dihasilkan pada EV cup, diameter 6
cm 19,8hg
KET dan myoma dibiarkan observasi 3 bulan diresorbsi
kecuali timbul gangguan obstetri dsb. 22/7 x rx
2 p
KET sering di pars ampullaris karena tempat terfiksasi Kistoma ovarii terpuntir
Laparotomi cito acute abdomen
Kistoma ovarii serosumcenderung ganas
Tanda histologis: Teratoma immatur
Epitel tract Ada atau tidak s.d. neuroepitelium
Terdapat psamoma bodies Grade 0 : sel 0/lpb
Endapan ca Grade 1: 1-3/lpb
Epitel kubus
Sel goblet Tergantung stadium perlu atau tidak khemoterapi
Cairan mucosa PUD
USG: hiperplasia endometrium tekanan progesteron
Lintang kasep
Suatu keadaan pada letak lintang dimana bagian terbawah Ca cervix dengan obstruksi
janin tertekan di SBR yang tidak bisa didorong lagi maupun Ro/ urologi diversi
dalam keadaan anestesi urine dialihkan
Potensi reproduksi dari ayah akan diturunkan pada anak Komplikasi akibat radiasi R 1 -R2
laki-laki Komplikasi ligasi a. v. hipogastrika
Osborn + kepala floating
Infertilitas pria Jika ada kaput di kavum pelvis osborn tidak positif
Banyak
Tingkat keberhasilan rendah Therapy sulih hormon
Idiopatik tinggi assisted reproductive technique Estrogen: hiperplasia
Progesteron: menekan hiperplasia
Besar pemilihan ICSI Androgen: menekan TG, LDL dan HDL
Jumlah sperma < 5 juta/cc
Motilitas < 10% Ca Cervix std II B
Morfologi N < 5 % neoadjuvan: Radio th/, khemoth/
Ekstreem oligozoospermia azoospermia Khemoth/ sebelum radioth/
Terjadi mutasi sel sehingga resisten radiasi
Verdi
Jika jumlah 5-10 – Nico
juta/cc – Irca – Putri – Puspa – Erty – Putu – Ria – Cipta – Fahmi -
Agoes
10-15/25%
5-15% IVF Infertilitas
Fungsi Serviks
Menerima penetrasi spermatozoa 37
[ G ELEVEN ]
Pada Abortus imminens pemberian progesterone yang Partus kering penatalaksanaan KPSW yang tidak baik
tidak bersifat androgenic ± 10 mg/hari (2-5 mg) sampai
kehamilan ± 12 minggu, karena setelah itu fungsi sudah Ruptur Uteri Imminens
:
diambil alih oleh plasenta. His terus-menerus / dengan interval yang pendek
Antifosfolipid aspirin dosis rendah + walfarin SBR sangat menegang / tipis
mencegah trombosis
Caput sucsadeneum:
Kontraksi uterus Menentukan sudah pernah terjadi arrest tapi tidak
Fase folikuler retrograde untuk transfer menyebabkan hambatan dalam penurunan
sperma kepala
Fase luteal antegrade untuk mengeluarkan Portio biasanya edema
darah haid.
Ca mamae dengan hamil + PPF, di sisi onkologi
Endometriosis pola kontraksi dominan retrograde terminasi lebih baik, memudahkan kemo/radioterapi
Eritema infeksiosum PPI + KPSW belum aterm (32-33 minggu) jika sudah
sDNA replikasi, proliferasi cpat pada eritroblast didapat injeksi dexa untuk pematangan paru, pikirkan
precursor terminasi
Adenomiosisinfertile sekunder, terjadi karena proses Kriteria Spigelberg,bukti kehamilan pada ovarium :
kehamilan yang menyebabkan sel endometrium pada saat Tuba utuh\hasil konsepsi pada ovarium
implantasi. Lig. Ovarium proprium utuh, bisa diidentifikasi
Ovarium kontralateral utuh
Endometriosis infertile primer
Pasca RT 6 jam post operasi evaluasi diuresis:
Penyebab infertile primer: Ureter terjepit / terpotong
tuba tidak tersumbat, karena perlengketan, ovum rusak. Urine masuk ke abdomen
Index kingevaluasi penyembuhan hiperemesis Jika Ca cervix stadium IIB + bulky tumor radiasi
Tampon yang idak menimbulkan robekan servix foley Perkiraan yang terburuk rupture SC jangan
catheter 5-6 buka diisi dengan 50 cc / catheter mengharap pervaginam sayang!!
Partus Kasep
Verdi – Nico – Irca – Putri – Puspa –
Faktor ibu Erty Oxytocin:
– Putu
-
– Ria – Cipta – Fahmi -
Kontraksi uterus hypertonik
Faktor Agoes
Factor janin:
psikis anak
: usiabesar, kelainan
muda/tua, letak,
stress/ mikro/hidrosefalus
takut - Ruptura
Water electolyte
uteri imbalance 43
[ G ELEVEN ]
Protap Penatalaksanaan HAP tanpa PDMO Bandle ring terjadi karena kontraksi uterus yang terus
1. Gawat janin menerus dalam usaha untuk melahirkan janin, tetapi
2. Hb = 6 gr% bagian terbawah janin mendapat tahanan/ hambatan
3. Shock, KU jelek terus menerus sehingga lingkaran retraksi akan naik
4. Letak lintang: setinggi pusat.
- Tidak di PDMO karena kita tidak bisa
mendeteksi adanya plasenta, karena tidak RUI incomplete
ada yang menahannya sirkulasi uteroplasenter dapat saja masih intak bayi
- Bila di PDMO perdarahan masih dapat hidup
Gawat janin di PDMO bila ada induksi mengakhiri: Bila cervix belum lengkap tetapi dipimpin mengejan
- Aterm laserasi cervix dapat meluas ke vagina
- Inpartu Laserasi servix yang menakutkan bila terjadi di lateral
- Perdarahan >> karena dapat mengenai a. Uterina
- Janin †
- Fetal distress Pada PEB harus dilaksanakan secara aktif:
PEB
Protap penatalaksanaan HAP dengan PDMO Prematur
1. Hamil aterm Bayi †
2. Hamil dengan preterm + perdarahan berulang PEB
3. Inpartu Prematur
4. Janin † dalam rahim HELLP syndrome
PEB
Plasenta previa: Prematur
Totalis Impending eclampsi
Marginalis PEB
Parsialis/ lateralis Prematur
IUCR
Dianggap plasenta previa bila f > 5 cm, teraba plasenta PEB
menutupi seluruh oui Prematur
Fetal distress
Ruptura Uteri PEB
Pada Ruptura Uteri (RUI), intraoperatif: Prematur
eksplorasi dilakukan sebelum melahirkan plasenta Solusio plasenta
supaya tidak terjadi infeksi karena belum tentu terbuka PEB
setelah plasenta lahir Prematur
Membahayakan ibunya
Saat eksplorasi kuman dapat masuk melalui luka tempat PEB
implantasi plasenta. Prematur
Gagal th/ konservatif
Pada RUI:
terminasi kehamilan diperbolehkan berdasarkan mana PEB + bekas SC 2x:
yang lebih cepat, bila OK siap perabdominam, bila OK Mempersiapkan operasi elektif
tidak siap pervaginam Usia gestasi 36 mgg : belum r/ terminensi
Bila pervaginam, plasenta tidak boleh dilakukan secara PEB stabilisasi selama 1-3 jam
biasa tetapi secara manual plasenta dan eksplorasi Eclampsi stabilisasi selama 3-6 jam
Oleh karena itu nilai index gestosis untuk mengetahui Selain itu pada PEB, kehamilan harus segera diakhiri
perkembangan perbaikan pasien PEB sedangkan bila diripening akan memakan waktu yang lama
Pada PEB kalau tensi membaik ditunggu paling sedikit 1 Stabilisasi 1-6 jam:
jam setelah th/ medikamentosa Bila 1 jam ada penurunan TD, segera akselerasi, karena
tujuan stabilisasi a/ vasodilatasi
Pada eklampsi ditunggu paling sedikit 3 jam stelah th/ Bila dalam 6 jam tidak terjadi penurunan TD deselerasi
medikamentosa
Bahaya post partum pada PEB kejang (dapat terjadi
Pada PEB stabilisasi dapat dilakukan 48 jam post partum dalam 2 x 24 jam)
Bila ada kelainan organik seperti decomp cordis dapat Pada wanita hamil, captopril KI mutlak pada trisemester II,
dilakukan 40 hari post partum III:
Calvaria tidak tertutup
Dengan MgSO40%: 4 Hepar membesar
40% 40 /1 0 0 =8 /x
40 x = 800 Nisoprostol
X = 20 cc 10 cc boka, 10 cc boki Boleh diberikan pada PEB, karena tidak menyebabkan
vasokonstriksi, tetapi vasodilatasi.
Active management pada PEB:
kehamilan harus segera diakhiri/ determinasi Produksi urine PEB, minimal 100 cc/4 jam atau 25 cc/1 jam.
bersamaan dengan pemberian Follow up pasien post partum PEB:
- proteinuria dengan Esbach (urine
Volume intravascular pada PEB : pagi/minimal 24 jam)
karena vasokonstriksi + ekstravasasi cairan dari - albumin:globulin
intravaskular ke extravascular oedem, proteinuria, - SGOT/SGPT
hypoalbumine - MgSOsampai
4 dengan 24 jam PP
saat ini induksi rutin tidak dilakukan lagi, pada post term KEMATIAN JANIN
terbukti dapat meningkatkan angika SC tanpa disertai WHO: kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan secara
peningkatan kualitas pengeluaran. Sehingga induksi saat sempurna dari ibunya tanpa memperhitungkan usia gestasi.
ini dilakukan selektif berdasarkan Bishop score.
Kematian janin berdasarkan usia gestasi:
Post Term 1. abortus (misscarriage)
Ketuban hijau: 2. IUFD
- insufisiensi plasenta
- fetal distress IUFD oleh karena DM merupakan konsekuensi jangka
panjang dari hipermetabolisme janin.
sindroma post maturitas (Clifford):
1. disfungsi plasenta Obesitas: BB sebelum hamil >68 kg (standar)
2. meconium staining
3. cadangan lemak subcutan hilang Kehamilan remaja < 20 tahun.
angka kematian perinatal meningkat 5 kali lipat setalah Kehamilan usia lanjut > 29 tahun.
kehamilan 44 minggu.
DIC pada IUFD terjadi jika IUFD sudah berlangsung > 2
Teori sebab mulainya persalinan: minggu, tapi ada juga yang mengatakan DIC akibat janin
1. penurunan kadar progesterone yang tidak dikeluarkan pada IUFD sangat jarang terjadi.
2. rangsangan estrogen DIC pada IUFD biasanya terjadi pada kasus solution
3. kortisol fetus plasenta.
4. rangsangan prostaglandin
80-90% kasus IUFD, janin akan lahir secara spontan dalam
miometrium mulai berkontraksi dan serviks mulai mendatar waktu 2 minggu setelah kematian.
dan membuka dipengaruhi oleh prostaglandin.
IUFD dengan ketuban sudah pecah kasus dilahirkan
Golden (1989); tanpa prostaglandin, persalinan adalah (aktif) terjadi resiko infeksi.
mustahil.
Pematangan serviks, lebih baik dengan piton drip, daripada
Asupan nutrisi ke janin menurun amibat dari kalsifikasi dengan misoprostol karena bila misoprostol …… dan bisa
memnuanya plasenta disfungsi plasental (Clifford) menghentikan sewaktu-waktu pada kontraksi yang
berlebihan.
Contraction Stress Test (CST), tetap merupakan baku
emas (gold standard) untuk pemantauan janin antepartum. Vaginosis bakterialis, di PA kan seluruh plasenta sampai
Bila biofisik abnormal (+) NST. dengan tali pusat.
Tanda Spalding Horner adanya proses likufaksi pada
Stripping of the membrane pelepasan prostaglandin jaringan otak.
pada serviks (desiduitis derajat rendah)
Hidrosefali, ukuran kepala N, tapi isi cairan cortex tidak
WHO (1979), kehamilan > 294 hari/42 minggu lengkap ada.
dihitung dari HPHT. Hidrosefalus, ukuran kepala > N, karena berisi cairan, ada
Serviks belum matang, pematangan dengan PG. cortex.
Setelah serviks cukup matang, induksi persalinan dengan
amniotomi atau oksitosin. Partus lama, partus yang berlangsung > 12 jam sejak
masuk fase aktif (pembukaan 4 cm).
BS, untukVerdi
mengakhiri kehamilan
– Nico – Irca – Putri – Puspa – Erty – Putu – Ria – Cipta – Fahmi -
< 5 partus pervaginam 10-20% berhasil Kala II lama: kala II yang berlangsung > 1 jam pada multi
Agoes
= 86 partus pervaginam ……% berhasil dan > 2 jam pada primi. 49
[ G ELEVEN ]
Partus kasep dapat terjadi pada kala I maupun kala II. Forceps percobaan :
Misalnya: Inpartu kala I/II dengan partus kasep. Forceps yang dilakukan pada partus percobaan
Tidak ada diagnosis kala II lama dengan partus kasep.
Bila pada pemeriksaan dalam kita dapatkan K/ panggul
Pemasangan kateter, untuk mencegah terjadi fistula sempit, jangan di D/ CPD (Cephal Pelvic Disproportion)
(karena kompresi pada vesica urinaria), dengan memasang dulu tapi suspect CPD karena adanya CPD harus
kateter 7-10 hari. Setelah kateter dicabut, suruih kencing dibuktikan dulu Osborn test (+) dan partus percobaan.
dan ditampung lihat ada sisa atau tidak. Bila tidak ada Bila Osborn test (+) & Partus percobaan gagal D/ CPD
sisa, maka tidak perlu bladder training. Ibu dalam posisi Hal ini berlaku pada preskep.
Fowler. Bila presbo adanya CPD tidak dapat dibuktikan dengan
Osborn test & partus percobaan.
Pada partus kasep, waktu optimum untuk dilakukannya
sterilisasi post partum adalah 48 jam post partum dengan Pada presbo, bila ketuban (+) amniotomi nilai
dilindungi antibiotic yang adekuat. kemajuan persalinan bila tidak ada kemajuan CPD /
DKP (Disproporsi Kepala Panggul)
Pada partus kasep, aoutcome baby (A/S), harus jelek, Suspect DKP tidak pakai partograf
jangan dibuat baik. Moulage (+) Osborn test mungkin (+)
Bila ada caput ukuran 7 cm berarti pada saat persalinan Pada partus percobaan dimana kepala sudah mencapai HIII
ada tahanan pada pembukaan serviks 7 cm. dapat dilakukan tindakan forceps percobaan untuk menilai
adakah kesempitan panggul.
= Ketidakmampuan seorang wanita untuk hamil stelah Dobutamin: memperkuat kontraksi jantung jika cairan
pernah hamil sebelumnya ( tanpa memandang hasil sudah cukup
kehamilan sebelumnya viable, abotus, mola, dst..) Dopamin : mempunyai efek kontriksi
Pembelahan tumor harus dilakukan di OK kecuali VL - pada bayi sudah ada caput caput tidak
Tumor terinfeksi abses tuboovarial sempurna terbentuk sefalohematom
Th/ antibiotik laparotomi - jepitan jalan lahir
Tumor terinfeksi jika panas turun ( abses tidak panas) - tempat memasang cup tidak tepat
- tarikan tidak tegak lurus dengan cup
Pasca Molatidak hamil selama 1 tahun - kegagalan pada alat
Kesulitan untuk evakuasi B HCg - kegagalan pembentukan caput
Apakah karena hamil atau karena PTG/ keganasan - kesalahan melakukan traksi
Himen Imperforata : Atresia himenalis (mesti silang)
Nyeri siklik : monmilia menstrualia Kala II lama: boleh di EV
Wanita tipe estrogenia Partus kasep : EF
- fase proliferasi meningkat siklus> Os tidak sadar : EF
Kejadian ovulasi
- ukuran folikel makin besar ovulasi + (LH Pada persentasi belakanng kepala dg UUK kanan lintang
surge) pasang forcep kiri lebih dulu dengan tujuan menahan
- tidak terbukti yang mempengaruhi cairan intra putaran paksi dalam dulu
folikel
Forceps
Thyroid marker Low : UUK di anterior posterior
Total T3 nn 0,8-2 ng/ml Med : UUK ka/ki, blkg/dpn
Total T4 nn 4-12 ug/ml
Versi luar
Tumor marker Dilakukan pada kehamilan >32 minggu krn jumlah air
AFP nn 0-8 ng/ml ketuban saat umur gestasi 32 mg sudah cukup
CEA nn 0-3 ng/ml
PSA nn 0-4 ng/ml Pasca histerektomi radikal
Ca 19-9 nn 0-37 u/ml Dapat terjadi komplikasi terjadinya fistula pasang kateter
Ca 125 nn <35 u/ml lepas7-10 hari
Yang terpenting bila da reflex miksi
NA<3 asfiksia berat Caranya: bladder training
0-2 berat Bila residu uin >100cc bagus
3-4 asfiksia sedang Hematokel: perdarahan sudah berhenti, bekuan daran
2-4 sedang membentuk pseudokapsul
5-7 asfiksia ringan
5-7 ringan Protokol Pengelolaan Toxoplasmosis
8-10 bukan asfiksia Wanita tidak hamil
Dosis awal (4-7 hari) :Pirimetamin 200 mg
0-3 : asfiksia berat Sulfadiazin 4-6 g 4x/ hr
4-6 : ringan-sedang Leukovorin 10-15 mg/hr
7-10: normal Kalau hipersensitivitas (alergi)]
Pirimetasin75 mg
CT<15’ Klindamisin 450 mg 3x
BT 1’-3’ sehari
COT <10’
Dosis pemeliharaan : Pirimetamin 25-50 mg/hr
Suspek DKP: tdak memakai partograf Sulfadiazin 2-4 gr/hr
Atau dapat diberikan :Pirimetamin 75 mg/hr
Moulage + :Osborn test tidak + Klindamisin 450 mg 3x/hr
Pada partus percobaandimana kepla tidak mencapai H III Pengobatan tersebut diberikan selama 4-6 mg istirahat dan
dapat dilakukan tindakan forcep percobaan untuk menilai diperiksa serologis
adakah kesempitan panggul Penderita dengan kelainan mata diobati 1 bulan
Syarat partus percobaan:
-anak hidup Kelainan kongenital pada neonatus: Pirimetamin 0,5-1
-gawat janin mg/kgBB/hr
- RUI –
- bayi baik diutuhkan biofisik profile Sulfadiazin 100 mg/kgBB
Verdi – Nico – Irca – Putri – Puspa – Erty Pengobatan
– Putu –diberikan
Ria – Cipta
dalam 1–tahun
Fahmi -
- Agoes
Vakum lepas
tek ok
alat –bocor
tidak tepat ( caput tidak memenuhi cup) 55
[ G ELEVEN ]
Pada pemberian pirimetamin : periksa hematologi Meteorismus terjadi oleh karena hipokalemia pada ibu
Kalau hamil : Spiramicin + Klindamisin diberikan hamil dengan mual dan muntah ( bei air kelapa muda krn
bersamaan isoprinosin sebagai banyak mengandung kalium)
imunosimulator Usia pada HEG
- Menilai kesejahteraan janin
Protokol Pengelolaan Bakterial Vaginosis - Men DD/ dengan mola
Wanita tidak hamil - Mengetahui masa gestasi
1. Metronidazol 500 mg per oral 2x1 slm 7 hari - Mengetahui terjadi atau tidaknya blighted ovum
2. Klindamisin cream 2 % 1 aplikator (5 gr)
pervaginal pada malam hari (mau tidur) selama D5 dalam 500 mg ada 50 mg
7 hari Kalori : 50x4 = 200 mg
Alternatif pengobatan Neurobion diberikan i.m dilakukan dengan dg drip 15%
1. Metronidazole 2 gr po dosis tunggal Keton urin + : intake KU<<, masih dehidrasi rehidrasi
2. Klindamisin 300 mg po 2x sehari selama 7 hari (infus tetap terpasang)
Myoma geburt
- tidak selalu dioperasi kecuali multipel myoma
- tanyakan apakah penderita mrasakan ada yang
keluar, seperti orang partus
- bersifat ischemic, menekan
- pengauh mioma terhadap gula darah : estrogen
menekan insulin hiperglikemia ( tumor
menekan caput pankreas shg produks insulin
turun)
- pengaruh terhadap hematopoetik :
meningkatkan ertropoetik (kista dermoid)
LEOPOLD III
Menentukan Bag. Janin yg
berada di bawah
Cara :
– Tangan kanan pemeriksa
memegang bgn terbawah janin
yg ada di atas simpisis pubis
– Tangan kiri menahan pada
fundus uteri
LEOPOLD IV
Menentukan masuknya bag.
terendah ke PAP
Cara :
Verdi – Nico – Irca – Putri – Puspa – Erty – Putu – Ria – Cipta
– – Fahmi
Pemeriksa -
menghadap ke arah
Agoes kaki ibu 59
[ G ELEVEN ]