Anda di halaman 1dari 62

OBGIN FK

UNSRI

Penyusun

G-Eleven
Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya Palembang

Penerbit

FTMK
Fotokopi Turut Mencerdaskan Koas
Palembang, awal 200
Guide Book Obgyn FK UNSRI

1. P2A0 post partum spontan 4 jam (di luar) Status Obstetrik


dengan HPP dini ec. Sisa plasenta. Pemeriksaan luar :
Tifut 3 jbpx (30 cm), memanjang, puki, preskep,
KU : penurunan 4/5, his 2x/10’/25”, DJJ (-).
perdarahan setelah melahirkan Inspekulo :
RPP : Portio livide, OUE terbuka 3 cm, fluor (-), fluxus (+),
± 4 jam SMRS, os melahirkan, ditolong oleh bidan, cairan ketuban tak aktif, keruh kehijauan, kental, bau
spontan, langsung menangis, kuat, bayi perempuan, (-). tak aktif, E/L/P (-).
hidup, BB 2700 gram, cukup bulan, diikuti dengan VT :
lahirnya plasenta tetapi diikuti oleh perdarahan dari Portio lunak, medial, eff 100%, pembukaan 3 cm,
kemaluan terus menerus sebanyak 2x ganti kain ketuban (-), keruh, kental, bau (-), terbawah kepala, H
basah, merah segar, R/ demam (-) kemudian os I – II,
SSL
dirujuk oleh bidan ke RSMH. Terapi :
• R/ partus pervaginam
Status Obstetrik • Observasi TVI + His
Pemeriksaan luar : • Kosongkan VU
Tifut sepusat, kontraksi sedang, nyeri tekan (-), massa • Akselerasi dengan drip piton 5 IU dalam Asering
(-), TCB (-). 500 cc mulai gtt X/m naik 5 tetes/m sd 15 menit
Inspekulo : sampai max 40 te tes/ menit sampai his adekuat
Portio livide, OUE terbuka, fluxus (+) darah tak aktif, • Injeksi Danoxillin 2 gram i.v. (skin test)
E/L/P (-). • Lab DR, UR, Kultur urine
VT :
Portio lunak, OUE terbuka 4 cm, teraba sisa plasenta
di muara OUE, CUT ~ 24 minggu, AP ka/ki lemas, 3. G4P3A0 hamil aterm belum inpartu dengan
CD tak menonjol PEB, JTH, preskep.
Terapi :
• Observasi TVI, perdarahan KU :
• Perbaiki KU Mau melahirkan dengan darah tinggi
• IVFD Asering + piton 20 IU : D5 % = 1 : 1 gt RPP :
XX/m ± 1 hari yang lalu penderita kontrol ke posyandu dan
• Masase uterus, uterotonika didapatkan TD 190/110 lalu penderita disarankan ke
• Injeksi kedacillin 3x1 gr i.v. RSMH, R/ perut mules yang menjalar ke punggung (-
• R/ kuretase setelah perbaikan KU ), R/ keluar darah lendir (-), Keluar air-air (-), R/
• Lab DR (darah rutin), UR (urine rutin), KD darah tinggi pada kehamilan sebelumnya
(kimia darah). (-), R/ mual muntah (-), nyeri epigastrium (-). Os
mengaku hamil cukup bulan, gerakan anak masih
dirasakan lagi sejak 12 jam yang lalu.
2. G1P0A0 hamil aterm inpartu kala I fase aktif
dengan infeksi intra partum, JTM, preskep . Status Obstetrik
Pemeriksaan luar :
KU : Tifut 3 jbpx (33 cm), memanjang, puki, preskep,
Mau melahirkan dengan demam dan anak tidak penurunan 4/5, his (-), DJJ 148x/menit
bergerak lagi Inspekulo :
RPP : Portio lunak, posisi posterior, eff 0 %, pembukaan 0
± 18 jam SMRS os mengeluh perut mules yang cm, ketuban (-), belum dapat dinilai, terbawah kepala,
menjalar ke punggung, hilang timbul, makin HI – I,I penunjuk sulit dinilai.
lamasemakin sering dan mual. Terapi :
Keluar air-air (+) 2 hari yang lalu, keluar darah lendir o Observasi TVI
(+), demam (+) 1 hari yang lalu, diurut-urut (+) 2 hari o Perbaiki KU
yang lalu, minum jamu/ obat-obat (-), os pergi ke o IVFD D5 : Asering = 1 : 1 gtt XX/m
bidan, lalu dirujuk ke RS Kayu Agung kemudian o Injeksi MgSO 4 40 %, 4 gram boka i.m., 4 gram
dirujuk ke RSMH. Os mengaku hamil cukup bulan, boki i.m.
gerakan anak tidak dirasakan
lalu. Nico – Verdi
lagi sejak
– Irca12– jam
Ria –yang
Agoes – Puspa – Cipta
o Nifedipine
Cateter
R/
– Erty
partus
–menetap,
Fahmi
pervaginam
10 mg– catat
Putu
SL I/O– Putri 1
Guide Book Obgyn FK UNSRI

o Lab DR, UR, KD, EKG 5. G1P0A0 hamil aterm inpartu kala I fase laten
o Konsul mata, PDL dengan KPSW 17 jam, JTH preskep.
o Stabilisasi 3 jam
o Drip pitosin 5 IU setelah stabilisasi mulai gtt X, KU :
dinaikkan tiap 15’ sd his adekuat Mau melahirkan dengan keluar air-air
o R/ amniotomi RPP :
o Evaluasi ± 12 jam SMRS, os mengeluh perut mules yang
menjalar ke punggung hilang timbul makin lama
makin sering dan kuat, R/ keputihan (+), R/ trauma (-
4. G2P1A0 hamil 26 – 27 minggu. Inpartu, kala II ), R/ post coitus (+), os lalu ke bidan dan dirujuk ke
fase aktif dengan HAP ec susp. Solutio plasenta + RSMH. Os mengaku hamil cukup bulan dan gerakan
anemia sedang, JTM, presbo dengan tali pusat anak masih dirasakan.
menumbung.
Status Obstetrik
KU : Pemeriksaan luar :
Mau melahirkan dengan hamil kurang bulan Tifut 3 jbpx(31cm), memanjang, puki, kepala,
RPP : penurunan 4/5, his 2x/10’/25”, DJJ 148x/menit, TBJ
± 4 jam SMRS, os mengeluh perut mules yang 2900 gram.
menjalar ke punggung hilang timbul makin lama
makin sering dan kuat, R/ keluar darah lendir (-), R/ VT :
keluar air-air (+), os lalu ke dukun pijat dan perut os Portio lunak, medial, eff 100%, pembukaan 2 cm,
diurut-urut lalu os merasa perutnya nyeri dan os ketuban (-), terbawah kepala, H I penunjuk
– II,
belum
mengeluh keluar darah berwarna merah kehitaman, R/ jelas teraba.
keputihan (-), R/ demam (-), R/ minum jamu/ obat- Terapi :
obatan (-), os lalu ke puskesmas dan dirujuk ke • Observasi TVI, tanda-tanda perdarahan
RSMH. Os mengaku hamil 6 bulan dan gerakan anak • Kosongkan VU
tidak dirasakan lagi. • Injeksi kedacillin 3x1 gram i.v.
• DR, UR, CT
Status Obstetrik • R/ partus pervaginam
Pemeriksaan luar : • Evaluasi partograf WHO
Tifut 3 japst(19 cm), ballotement (+), his tetani, DJJ
(-), TBJ 600 gram.
Inspekulo : 6. G1P0A0 hamil aterm inpartu kala II tak cakap
Portio livide, OUE terbuka 5 cm, tampak tali pusat pervaginam JTH, preskep
keluar dari OUE 2x7 cm, fluxus (+), darah tak aktif
merah kehitaman. KU :
VT : Mau melahirkan dengan anak tak lahir-lahir
Portio lunak, medial, eff 80%, pembukaan 5 cm, RPP :
ketuban (-) 4 jam kemerahan bau (-), terbawah ± 8 jam SMRS, os mengeluh perut mules yang
bokong, penurunan di atas spina ischiadika, teraba tali menjalar ke punggung hilang timbul makin lama
pusat keluar dari OUE, pulsasi (-) H I – I ISSL
, makin sering dan kuat, R/ keluar darah lendir (+),
keluar air-air (+), kemudian os dipimpin untuk
Terapi : mengedan tapi anak tak lahir-lahir lalu os divakum
• Observasi TVI, tanda-tanda perdarahan tapi anak tak lahir, kemudian os dirujuk ke RSMH
• Kosongkan VU dengan berat pengantar. Os mengaku hamil cukup
• Akselerasi dengan drip piton 5 IU dalam Asering bulan dan gerakan anak masih dirasakan.
500 cc mulai gtt X/menit naik 5 tetes tiap 15’
sampai gtt XL/m Status Obstetrik
• Injeksi kedacillin 3x1 gram i.v. Pemeriksaan luar :
• Transfusi sd Hb > 10 gram % Tifut 2 jbpx(34cm), memanjang, puki, kepala,
• DR, UR, CT, BT, COT, Cross match penurunan 3/5, his 4x/10’/40”, DJJ 130x/menit, TBJ
3500 gram.
VT :
Portio tak teraba, , pembukaan lengkap, ketuban (-),
terbawah kepala, H I I , UUK ki lintang
Terapi :
• Observasi TVI, his, DJJ
• Terminasi perabdominam
Nico – Verdi – Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta
• – ErtyPersiapan
– Fahmioperasi
– Putu – Putri 2
Guide Book Obgyn FK UNSRI

7. G3P2A0 hamil 32 minggu inpartu kala II VT :


dengan eksklampsia intrapartum JTM, letak Setelah injeksi MgSO4 40 % 8 gram, Portio lunak,
lintang medial, eff 100 %, ketuban (+), pembukaan 5 cm, IH–
II,
UUK ki depan. acromion.
KU : Terapi :
Mau melahirkan dengan kejang • R/ partus pervaginam, kala II dipercepat
RPP : • IVFD D5 : Asering = 1 : 1 gtt XX/m
± 5 jam SMRS, os kejang, 20 menit 5 x, R/ kejang • Injeksi MgSO4 20 % i.v. 4 gram pelan-pelan
sebelumnya (-), os sadar setelah kejang, R/ perut • Injeksi MgSO4 40 % 4 gram i.m boka boki
mules yang menjalar ke pinggang (+), makin lama diikuti dengan inj. MgSO4 40% 4 gram/ 6 jam
makin sering dan kuat. R/ keluar darah lendir (+) • R/ partus pervaginam
sejak 5 jam yang lalu. R/ keluar air-air (-). Os • Cateter menetap, catat I/O
mengaku hamil kurang bulan dan gerakan anak tak • Lab DR, UR, KD, Cross match
dirasakan lagi. • Konsul PDL, Mata, Neurologi
• Stabilisasi 1 - 3 jam
Status Obstetrik
• Observasi TVI, His, DJJ
Pemeriksaan luar :
Tifut ½ pst-px(25cm), melintang, punggung, • R/ induksi dengan amniotomi
penurunan di atas spina, his 4x/10’/45”, DJJ (-), TBJ • Piton drip setelah stabilisasi
1800 gram.
VT :
Portio tak teraba, pembukaan lengkap, ketuban (-),
tangan ketiak menutup ke kanan di atas spina 9. G4P2A1 hamil aterm inpartu kala I dengan
ischiadica, penunjuk acromion. bekas SC 2x + PER, JTH preskep

Terapi : KU :
• IVFD D5 : Asering = 1 : 1 gtt XX/m Mau melahirkan dengan bekas SC 2x
• Injeksi MgSO4 20 % i.v. 4 gram pelan-pelan RPP :
• ± 17jam SMRS os mengeluh perut mules yang
Injeksi MgSO4 40 % 4 gram i.m boka boki
• menjalar ke pinggang hilang timbul makin lama
R/ partus pervaginam
makin sering dan kuat, R/ keluar darah lendir (+), R/
• Cateter menetap, catat I/O keluar air-air (+) 11 jam yang lalu. Os ke bidan dan
• Lab DR, UR, KD sudah mengejan selama 1 jam tetapi anak tak lahir-
• Konsul PDL, Mata, Neurologi lahir, os pernah dioperasi 2x pada waktu melahirkan
• Rawat ICU anak ke 2 dan ke 3. Os mengaku hamil cukup bulan
• Stabilisasi 3 – 6 jam dan gerakan anak masih dirasakan.
• Observasi TVI, tanda-tanda perdarahan
Status Obstetrik
Pemeriksaan luar :
8. G1P0A0 hamil aterm inpartu kala I fase aktif Tifut 3 jbpx (35 cm), memanjang, puki, preskep,
dengan PEB, JTH, preskep penurunan 4/5, his 3x/10’/30”, DJJ 148 x/m, TBJ
3500 gram.
KU : VT :
Mau melahirkan dengan darah tinggi Portio edema, medial, eff 100 %, ketuban (+),
pembukaan 9 cm, ketuban (-), kehijauan, bau (-),
RPP : kepala, H I –penunjuk sulit dinilai, caput (+) 6x6 cm
II,
± 12 jam SMRS os mengeluh perut mules yang
menjalar ke pinggang makin lama makin sering dan Terapi :
kuat, R/ keluar darah lendir (+), R/ keluar air-air (-). • R/ terminasi perabdominam
Os ke bidan dan dikatakan darah tinggi, lalu os • IVFD D5 : Asering = 2 : 1 gtt XXV/m
disarankan ke RS, R/ pandangan kabur (-), R/ nyeri • Cateter menetap, catat I/O
ulu hati (-), R/ mual muntah (-), R/ darah tinggi pada • Lab DR, UR, KD, Cross match
kehamilan sebelumnya (-). Os mengaku hamil cukup • Injeksi kedacillin 3 x 1 gram i.v
bulan dan gerakan anak masih dirasakan. • Persiapan operasi (obat, alat, darah dan izin).
Status Obstetrik
Pemeriksaan luar :
Tifut 3 jbpx (30 cm), memanjang, puki, preskep,
penurunan 4/5, his 3x/10’/30”, DJJ 148 x/m, TBJ
2900 gram. Nico – Verdi – Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri 3
Guide Book Obgyn FK UNSRI

10. G5P4A0 hamil aterm inpartu kala I fase aktif, VT


partus kasep, JTH preskep Portio lunak posterior, eff 0 %, ketuban (-) 7 jam
jernih, bau (-), terbawah kepala H I – II,penunjuk
KU : belum dapat dinilai
Mau melahirkan dengan anak tak lahir-lahir Tatalaksana
RPP : • R/ terminasi pervaginam
± 23,5 jam SMRS os menge luh perut mules yang • Observasi tanda tanda inpartu DJJ, TVI
menjalar ke pinggang makin lama makin sering dan • Lab DR, UR, KD, kultur, Cross match
kuat, R/ keluar darah lendir (+), R/ keluar air-air (-). • Injeksi kedacillin 3 x 1 gram i.v
15,5 jam yang lalu os pergi ke dukun lau dipecahkan • 12 jam tidak inpartu induksi dengan drip
ketuban dan dipimpin mengejan selam 1 jam tapi pitosin
anak tak lahir-lahir. Os lalu dibawa ke Rumah
Bersalin lalu dipasang infus dan kembali dipimpin
mengejan lebih kurang 1 jam, tetapi anak tetap tak 12. G1P0A0 hamil aterm belum inpartu dengan
lahir, lalu os dirujuk ke RSMH Os mengaku hamil impending eklamsia JTH preskep
cukup bulan dan gerakan anak masih dirasakan.
KU :
Status Obstetrik Mau melahirkan dengan darah tinggi
Pemeriksaan luar : RPP :
Tifut 3 jbpx (31 cm), memanjang, puka, preskep, Sejak 3 hari SMRS os mengeluh sakit kepala yang
penurunan 3/5, his 3x/10’/40”, DJJ 152 x/m, TBJ makin lama makin bertambah . 2 jam SMRS, os ke
2900 gram. Sp.OG karena sakit kepalanya lalu os dianjurkan ke
VT : RSMH. R/ mual(+), R/ muntah (-), R/ pandangan
Portio lunak, medial, eff 100 %, ketuban (+), mata kabur (+), R/ nyeri ulu hati (+), R/ keluar darah
pembukaan 8 cm, ketuban (-), kehijauan, bau (+), lendir (-), R/ keluar air-air (-), os belum merasa mules
terbawah kepala, H II , penunjuk sulit dinilai, caput yang menjalar sampai ke pinggang. Os mengaku
5x5 cm. hamil cukup bulan dan gerakan anak masih dirasakan.
R/ darah tinggi sebelumnya (-).
Terapi :
• Perbaikan KU 1 jam Status Obstetrik
• IVFD D5 kolf kocor lalu Asering : D5 = 1 : 1 gtt Pemeriksaan luar :
XXV/m Tifut 3 jbpx (29 cm), memanjang, puka, preskep,
• R/ terminasi perabdominam penurunan 4/5, his (-), DJJ 148 x/m, TBJ 2800
• R/ tubektomi gram.
• Injeksi kedacillin 3 x 1 gram VT :
• Dower Cateter Portio lunak, posterior, eff 0 %, ketuban (+),
• Injeksi dexamethason 1 ampul pembukaan 0 cm, ketuban tidak bisa dinilai, kepala,
HI – I Ipenunjuk
,
sulit dinilai
Terapi :
• R/ terminasi perabdominam
11. G1P0A0hamil aterm belum inpartu + KPSW 7 • IVFD D5 : Asering = 2 : 1 gtt XXV/m
jam JTH Preskep • Lab DR, UR, KD, Cross match

KU :
Mau melahirkan dengan keluar air-air
RPP : 13. G1P0A0 hamil 31-32 minggu dengan Partus
± 7 jam SMRS os mengeluh keluar air air banyaknya Prematurus Imminens, JTH preskep
±3 kali ganti kain basah. R/ keluar darah lendir (-), R/
perut mules yang menjalar ke pinggang (-). R/ trauma KU :
(-), R/ diurut urut (-), R/ minum obat atau jamu- Hamil kurang bulan dengan mules-mules
jamuan (-). R/ post koital (+) 3 hari yang lalu. Os RPP :
mengaku hamil cukup bulan dan gerakan anak masih ± 6 jam SMRS os mengeluh perut mules yang
dirasakan. menjalar ke pinggang hilang timbul makin lama
makin sering dan kuat, os juga mengaku keluar darah
Status Obstetrik dari kemaluan warna merah terang, 2 kali ganti kain.
Pemeriksaan luar : Lalu os ke klinik dan dianjurkan untuk dirujuk ke
Tifut 3 jbpx (30 cm), memanjang, puki, preskep, RSMH. Os mengaku hamil cukup bulan dan gerakan
penurunan 4/5, his(-), DJJ 148 x/m, TBJ 2650 gram. anak masih dirasakan.
Portio livide,
Inspekulo:
(+),cairan ketuban
OUE tidk
tertutup,
Nico
aktif,lakmus
– fluor
Verdi(-),fluksus
– test
Irca(+),E/L/P
– Ria – Agoes
(-). – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri 4
Guide Book Obgyn FK UNSRI

Status Obstetrik meninggal ½jam setelah dilahirkan, lalu tembuni lahir


Pemeriksaan luar : lengkap, tetapi setelah itu perdarahan tidak mau
Fut ½ pusat-proc. Xyph (22 cm), memanjang, puka, berhenti, perdarahan sebanyak ±3x ganti kain basah.
preskep, penurunan 5/5,lenting, his 1x/10’/25”, DJJ Os kemudian dirujuk ke RSMH.
148 x/m..
VT : Status obstetrik :
Portio lunak, posterior, eff 40 %, ketuban (+), PL:
pembukaan 1 cm, kepala, H I , penunjuk belum bisa tifut 2jbpst,kontraksi baik,massa (-),tcb (-), nyeri
dinilai. tekan (-).
Insp:
Terapi : portio lunak,OUE terbuka,fluor (-), fluxus (+) darah
• Konservatif tak aktif, tampak laserasi pada dinding depan dengan
• Tokolitik ukuran 6x1cm
MgSO4 10% 4 gr (IV) perlahan-lahan selama VT:
20-30 menit dilanjutkan dengan D5% 500cc + portio lunak, OUE terbuka 2cm, CUT ~ 20 minggu,
MgSO4 10gr R/ terminasi perabdominam AP (Adnexa Posterior) ka/ki lemas, nyeri goyang (-),
• Observasi his, DJUJ, TVI CD (cavum Douglas) tak menonjol
• Injeksi kedacillin 3x1 gr i.v.
• Injeksi dexamethason 3x1 amp iv Th/: - rencana hecting luka
• Lab DR, UR, KD, Cross match - transfusi s/d Hb = 10gr%
• - IVFD RL : D5 = 1 : 2 gtt xx/m
R/ USG konfirmasi
- observasi TVI & perdarahan
- injeksi Kedacillin 3x1 gr (iv)
14. G1P0A0 hamil aterm inpartu kala I fase aktif
+ PER, JTH, preskep
16. D/ G 4 P2 Ahamil
1 33-34 minggu belum inpartu
dengan HAP ec suspek plasenta previa, JTH,
KU :
Mau melahirkan dengan anak sungsang preskep.
RPP : KU:
hamil dengan perdarahan pervaginam
± 10 jam SMRS os mengeluh perut mules yang
menjalar ke pinggang hilang timbul makin lama RPP :
makin sering dan kuat,R/ keluar darah lendir (+) 8 ± 1½jam SMRS os mengaku keluar darah dari
kemaluan, warna darah merah segar, ± 1x ganti celana
jam yang lalu, R/ keluar air-air (+) 2 jam yang lalu, os
lalu ke bidan dan dikatakan sungsang lalu os dirujuk dalam. R/ perut mules yang menjalar ke pinggang (-),
ke RSMH, R/ trauma (-), R/ perut diurut-urut (-), R/ R/ keluar darah lendir (-), R/ trauma (-), R/ post coital
(-), R/ minum obat/jamu2an (-). Os mengaku hamil
minum jamu/obat (-). Os mengaku hamil cukup
bulan, gerakan anak masih dirasakan. kurang bulan, gerakan anak masih dirasakan.

Status obstetrik :
Status Obstetrik
Pemeriksaan luar : PL:
FUT 4jbpx (25cm), memanjang, puka, terbawah
Tiut 3 jbpx(30 cm), memanjang, puki, presbo, his
kepala, 5 /5, his (-), DJJ 148x/menit, TBJ 2500 gr.
3x/10’/30”, DJJ 148 x/m, TBJ 3000 gram..
VT : VT :
tak dilakukan
Portio lunak, medial, eff 100 %, ketuban (+), jernih,
Insp:
bau (-), terbawah kaki, penurunan di atas spina,
penunjuk tumit. portio livide, OUE tertutup, fluor (-), fluxus (+) darah
tak aktif, e/l/p (-) --- erosi/laserasi/polip.
Terapi :
• R/ terminasi perabdominam
Th/: - rencana ekspektatif
• Injeksi phenobarbital 1 amp i.m - observasi DJJ, TVI, perdarahan
• Observasi his, DJJ, TVI - tokolitik dengan MgSO 40%
4 4gr iv
• Persiapan operasi (izin, alat, obat, darah). pelan (20’-30’) dilanjutkan dengan
MgSO 440% 10gr dalam D55% 500cc
15. P1A0 post partum spontan 9 jam (di luar) gtt xx/m
dengan HPP dini e.c laserasi jalan lahir - injeksi Kedacillin 3x1 gr iv (skin test)
- DR (darah rutin), UR (urin rutin), KD
KU: (kimia darah), crossmatch
perdarahan setelah melahirkan
RPP : 5
± 10 jam oleh
ditolong SMRS bidan,
os melahirkan
spontan
Nico – Verdi
lahir
bayi
hidup,
– Irca
, 3000
kemudian
– Ria
gr,– Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri
Guide Book Obgyn FK UNSRI

17. D/ G 1 P0 A0 hamil 32 minggu dengan Partus - stabilisasi 1 jam


Prematurus Imminens (PPI), JTH, preskep. - IVFD NaCl : RL kocor 1liter dilanjutkan
KU: gtt xx/m
hamil dengan perut mules - injeksi Kedacillin 2gr iv (skin test)
RPP : - injeksi Dexamethason 2amp iv
Sejak 2 hari SMRS os mengeluh perut mules yang - flagyl supp 1gr
menjalar ke pinggang, hilang timbul. R/ keluar darah -O 2
lateroposisi
lendir (-), R/ keluar air-air (-), R/ perut diurut-urut (-), - DR, UR, KD
R/ keputihan (+), R/ darah tinggi (-), R/ demam (-).
19. D/ G 4 P3 A0 hamil 32 minggu belum inpartu
Status obstetrik : dengan eklampsia antepartum, JTH, preskep.
PL : KU : hamil dengan kesadaran menurun &
FUT ½ pusat - processus xyphoide us (23cm), kejang-kejang
memanjang, puki, presentasi kepala, 5/
5,
his RPP : ± 2 jam SMRS os kejang-kejang diikuti
1x/10’/20”, DJJ 148x/menit, TBJ 1700 gr penurunan kesadaran, kejang 4x @ 5menit
VT : selang ½jam. Kemudian dibawa ke
portio lunak, posterior, eff 0%, f 0cm, ketuban belum RSMH. ± 6 jam SMRS os ke bidan untuk
bisa dinilai, terbawah kepala, penurunan floating, kontrol hamil, disarankan ke RSMH. R/
penunjuk belum dapat dinilai. nyeri kepala hebat (+) ± 10 jam SMRS, R/
nyeri ulu hati (+) ± 5 jam SMRS, R/
Th/: - rencana konservatif pandangan kabur (-), R/ darah tinggi
- observasi his, DJJ, TVI dalam keadaan hamil sebelumnya (-), R/
- tokolitik dengan MgSO 4
40% 4gr iv darah tinggi (-). Os mengaku hamil 8
pelan (20’-30’) dilanjutkan dengan bulan.
MgSO 4 40% 10gr dalam D55% 500cc Status obstetrik :
gtt xxv/m PL : tifut ½ pusat - processus xyphoideus
- injeksi dexamethason 3x1 amp iv (23cm)
- lab DR, UR memanjang, puki
preskep
5/
18. D/ G 1 P0 A0 hamil aterm, inpartu kala II + 5
partus kasep tak cakap pervaginam, JTH, his (-)
preskep. DJJ 182x/menit, teratur
KU: TBJ 1800 gr
mau melahirkan dengan anak tak lahir-lahir VT : portio lunak
RPP : posterior
± 2 hari SMRS os mengeluh perut mules yang eff 0%
menjalar ke pinggang, makin lama makin sering & f kuncup
kuat, R/ keluar darah lendir (+), R/ keluar air-air (+) 8 ketuban belum dapat dinilai
jam SMRS. Os lalu ke bidan 4 jam SMRS, os terbawah kepala
mengeluh perut makin mules, kemudian dipimpin penurunan floating
mengedan oleh bidan selama ± 3 jam dan disuntik penunjuk belum dapat dinilai
obat penguat tapi anak tak lahir-lahir. R/ perut Th/ : - rencana partus pervaginam kala II
didorong (+), R/ demam (+). Kemudian os dirujuk ke dipercepat
RSMH. Os mengaku hamil cukup bulan & gerakan - observasi DJJ, TVI, tanda-tanda inpartu
anak masih dirasakan. - injeksi MgSO 44gr 20% bolus pelan,
dilanjutkan dengan injeksi MgSO 8gr4
Status obstetrik : 40% boka-boki im
PL: FUT 3jbpx (34cm) - injeksi MgSO maintenance
4
4gr 40%
memanjang, puki tiap 6 jam im
terbawah kepala - catheter menetap catat I/O (input/output)
3/ - O2 3 ltr
5
his 3x/10’/35” - IVFD D5 : RL = 2 : 1 gtt xx/m
DJJ 150x/menit - nifedipine 10 mgs
TBJ 3400 gr - stabilisasi 3-6jam
VT : f lengkap - injeksi Kedacillin 3x1 gr iv (skin test)
ketuban (-), bau (+), hijau kental, - konsul PDL, mata, neurologi
mekonium (+) (8 jam yang lalu) - rawat ICU
terbawah kepala - rencana akselerasi setelah stabilisasi
H : 5x5
caput
Th/ - rencana
I I,diUUK
atasNico
terminasi
sutura
kiri–lintang
Verdi
perabdominam - evaluasi
– Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi ~ satgas
– Putugestosis
– Putri 6
Guide Book Obgyn FK UNSRI

20. D/ G 1 P0 A0 hamil aterm inpartu kala I fase memanjang, puki


aktif, JTH, presbo. presentasi kepala
KU : mau melahirkan dengan anak sungsang 4/
5
RPP : ± 1½ jam SMRS os mengeluh perut mules his tetani
yang menjalar ke pinggang hilang timbul TBJ 3000 gr
makin lama makin sering & kuat, R/ VT : portio tak teraba
keluar darah lendir (+), R/ keluar air-air f lengkap
(+). Os lalu ke bidan dikatakan bahwa kepala
anaknya letak sungsang & dirujuk ke H I I I(+)
RSMH. Os mengaku hamil cukup bulan, ketuban (-), hijau, bau (-)
gerakan anak masih dirasakan. UUK kiri lintang
Status obstetrik : Th/ : - rencana embriotomi di OK
PL : tifut 3 jbpx (29cm) - IVFD D5 : RL = 1 : 1 gtt xx/m
memanjang, bokong, - catheter menetap catat I/O
his 2x/10’/35” - izin tindakan
DJJ 148x/menit
penurunan di bawah spina ischiadica 23. D/ G 4 P3 A0 hamil aterm, inpartu kala II
sakrum kanan lintang dengan PEB + edema paru ec decomp cordis,
Th/ : - rencana partus pervaginam JTM, preskep dengan tali pusat menumbung.
- observasi his, DJJ, TVI KU : mau melahirkan dengan darah tinggi &
- cukur, klisma sesak nafas
- kosongkan VU RPP : ± 10jam SMRS os mengeluh perut mules
- lab DR, UR yang menjalar ke pinggang hilang timbul
makin lama makin sering & makin kuat,
21. D/ P 1 A0 post partum spontan 2 jam (di luar) R/ keluar darah lendir (+) 10jam SMRS,
dengan HPP ec retensio plasenta R/ keluar air-air (+) 2 jam SMRS. Os
KU : tembuni tak lahir-lahir kemudian ke bidan setelah diukur tekanan
RPP : ± 2jam SMRS os melahirkan bayi , darahnya dikatakan darah tinggi. Os
didukun, langsung menangis, tetapi tak kemudian disarankan ke RSMH. ± 2
disertai lahirnya tembuni. Kemudian minggu SMRS os mengeluh kakinya
dukun memasukkan tangannya ke jalan bengkak disertai sesak nafas terutama bila
lahir, tapi tembuni tak mau lahir. Os lalu beraktifitas. Os kemudian berobat di RS
dibawa ke RSMH. Bunda, dikatakan darah tinggi &
Status obstetrik : disarankan diakhiri kehamilannya, tapi os
PL : tifut 2jbpst menolak. Os mengaku hamil cukup bulan
kontraksi baik & gerakan anak tidak dirasakan lagi sejak
Insp: tampak tali pusat keluar dari OUE 1jam SMRS.
tanda-tanda lepas plasenta (+) Status obstetrik :
VT : portio lunak PL : tifut 3jbpx (32cm)
f 4cm memanjang
tali pusat + plasenta lahir di muara OUE preskep
tanda-tanda lepas plasenta (+) 0/
5
Th/ : - Bracht Andrew Manuever his 4x/10’/30”
- observasi TVI & perdarahan DJJ (-)
TBJ 3000 gr
22. D/ G 6 P5 A0 hamil aterm inpartu kala II tampak tali pusat keluar dari vulva
dengan RUI, JTM, preskep. pulsasi (-)
KU : mau melahirkan dengan anak tak bergerak VT : portio tak teraba
RPP : ± 12jam SMRS os mengeluh perut mules f lengkap
yang menjalar ke pinggang hilang timbul ketuban (-)
makin lama makin kuat & sering, R/ tali pusat keluar dari vulva
keluar darah lendir (+), R/ keluar air-air (- terbawah kepala
), kemudian os ke dukun dan diurut-urut H IV
oleh dukun karena anak tak lahir. Os UUK depan
dirujuk ke bidan tetapi bidan langsung Th/ : - rencana partus pervaginam
merujuk ke RSMH dalam perjalananke - observasi TVI
RSMH os tidak merasakan gerakan -O 2 5 ltr im
anaknya lagi. Os mengaku hamil cukup - injeksi Luminal 1amp im
Status
PL bulan.
: tifut
obstetrik
3jbpxNico
:(32cm)
– Verdi – Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta – Erty
- konseling
DR,
konsul
– Fahmi
UR,PDLKD
tubektomi
–& Putu
mata
– Putri 7
Guide Book Obgyn FK UNSRI

24. D/ P1A0 post par tum spontan 5 ½ jam (diluar) 26. Diagnosa P1A0 post portum spontan 2 hari
dengan HPP ec laserasi dinding posterior + (diluar) dengan eclampsia post partum
presyok+ anemia berat KU: kejang setelah melahirkan
KU: pendarahan setelah melahirkan RPP: ± 2 hari smrs, os melahirkan bayi , spontan
RPP: langsung menangis, setelah melahirkan os langsung
± 5 ½ jam smrs, os melahirkan bayi hidup, 3200g, kejang, kemudian os tidak sadarkan diri os kejang >
langsung menangis ditolong bidan diikuti dengan 3x. Os lalu ditangani oleh bidan, setelah 2 hari tidak
lahirnya ari-ari lengkap ada perubahan, os langsung dirujuk ke RS. Riwayat,
± 2 ½ jam smrs os mengalami pendarahanbanyaknya darah tinggi selama hamil + pada waktu hamil 9 bulan
2x ganti kain basah lalu os dirujuk ke RSMH lebih os dikatakan darah tinggioleh beban pkm dan
dianjurkan di rawat di RSMH tapi karena tidak ada
Status Obstetrik biaya os tidak ke RS. Riwayat demam + lochia berbau
PL: tifut 3jbpst +
Kontraksi baik
Tampak jahitan situasi pada luka episiotoni Status obstetric
Insp: RL: tifut ½, kontraksi baik, darah aktif –, lochia rubia
- portio livide, OUE terbuka +, bau +, vulva edema
- fluxus +, lochia rubia + Insp: portio livide, OUE terbuka, Fluor -, fluxus +,
- laserasi -, polip – lochia tak aktif, e/l/p –
- tampak laserasi pada dinding posterior VT: portio lunak, OUE terbuka, 1 jari CUT ~ 10
vagina ukuran 5x1 cm minggu, kontraksi baik, AP kanan/ kiri, tak menonjol
VT: portio lunak, OUE terbuka 2 jari langgar, teraba Terapi:
laserasi pada dinding posterior vagina ukuran 5x1 cm, - O2 3-5 l/m
cut ~20 minggu, kontraksi baik, AP kanan kiri lama , - Injeksi MgSO4 20% 4 gr, IV, perlahan-
cavum douglasi tidak menonjol lahan dilanjutkan dengan injeksi MgSO4
Terapi: 40% dengan lanjutkan maintenance injeksi
- observasi tvi, pendarahan MgSO4 40% 4 g/6 jam
- perbaikan ku O2 3-5 l/m - IVFD NS : RL = 1 : 1 gtt xx/m
- IVFD RL:NS:D5=1:1:1:1 kocor sampai - Catheter menetap catat i/o
preshock teratasi selanjutnya mainthenance - Injeksi anti biotik kedacilin 3x1 griv
gtt xx/m (skin test)
- Transfusi sampai Hb = 10gr% - Flagyl supp 1 gr
- Injeksi antibiotk - Cek labor DR, UR, KD, kultur urin
- Labor DR, UR crossmatch - Pindah rawat ICU
- M hecting laserasi - Konsul PDL, mata, neurologi
- Lapor senior
27. Diagnosa G1P0A0 hamil 38-39 minggu inpartu
25. Pb A0 post partum spontan 3 jam (diluar) Kala I fase aktif, JTM, presentasi bokong
bagian HPP dini ec retensio plasenta + KU: mau melahirkan dengan letak sungsang
anemia ringan RPP:
KU: pendarahan setelah melahirkan ± 5 jam smrs os mengeluh perut mules yang menjalar
RPP: ± 3 jam smrs, os melahirkan anak , langsung ke pinggang makin lama makin kuat dan sering,
menangis, ditolong oleh bidan keluar darah lendir +, keluar air-air. Os berobat ke
Kemudian setelah itu saat mau melahirkan plasenta, bidan dan oleh bidan dika takan bayinya letaknya
tali pusat putus oleh bidan dirujuk ke RSMH sungsanglalu os dirujuk ke RSMH. Os mengaku
hamil cukup bulan dangerakan anak masih dirasakan
Status Obstetric
RL: tifut sepusat, kontraksi jelek, nyeri tekan -, tcb - Status Obstetric
Insp: portio livide, OUE terbuka, tampak tali pusat di RL: tifut 3jbpx (31 cm), Djj 148 x/m, memanjang,
muara ovul panjang ±2 cm, fluor -, fluxus +, darah tak peka, bokong, penurunan bokong, his 2x/10’/30”,
aktif e/l/p – GBJ 3000 gr
VT: portio lunak, OUE terbuka 2 jari longgar, pada VT: portio lunak, medial, effacemen 100%, diameter
eksplorasi cav. uteri teraba TP di muara OUE tidak 3 cm, terbawah bokong, penurunan di atas spina,
ditemukan discontinuitas jaringan sakrum kiri depan

Terapi : Terapi:
Observasi TVI Rencana fortus penvaginam, observasi his, DJJ,tvi,
IVFD: assering + piton s 20v gtt xxv/m kosongkan vesikula urinaria, evaluasi ~ patograf
Injeksi
DR,UR,kedacellin
Normal plasenta 3x1Nico
crossmatch gr IV WHO,
– Verdi – Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta lab –DR,UR
– Erty Fahmi – Putu – Putri 8
Guide Book Obgyn FK UNSRI

28. Diagnosa G1P0A0 hamil 38-39 minggu inpartu ganti kain, os berobat ke bidan diberi obat,
Kala I fase aktif, JTH, presentasi bokong pendarahan berhenti.
KU: mau melahirkan dengan letak sungsang ± 2,5 jam smsr, os mengeluh pendarahan penvaginam,
RPP: warna merah segar banyaknya 2x ganti kain, os
5 jam smsr, os mengeluh perut mules yang menjalar berobat ke bidan dan dianjurkan ke RSMH. Trauma -,
ke pinggang makin lama makin kuat dan makin perut diurut-urut -, post coital -, keluar darah lendir +,
sering. Keluar darah lendir +, keluar air-air_. Os perut mules yang menjalar ke pinggang +, keluar air-
berobat ke bidan, oleh bidan dikatakan bayinya letak air -, os mengaku hamil cukup bulan, gerakan janin
sunsang lalu os dirujuk ke RSMH. Os mengaku hamil masih dirasakan.
cukup bulan, gerakan anak masih dirasakan.
Status obstetric
Status obstetric PL: tifut 3jbpx (29cm), memanjang puka, preskep,
PL: FUT 3 jbpx( 31 cm), DJJ 148 x/m teratur, penurunan 5/5, his 2x/10’/10”, DJJ148 x/m, tb/ 2500g
memanjang, terbawah bokong, his 2x/10’/30”,
kualitas sedang, tb/3400g Insp: portio livide, OUE terbuka2 cm, tampak
VT: portio lunak, medm, terbawah bokong, plasenta menutupi OUE, fluor -, fluxus +, darah tak
penurunan aktif, e/l/p
Terapi : Terapi :
Rencana portus penvaginam, observasi his, DJJ,TVI, - Rencana PDMO
kosongkan vesikula urinaria, evaluasi ~ partograf - observasi his, DJJ, TVI
WHO ( 03.45) - IVFD D5 : RL =1 : 1 gtt xx/m
- Injeksi Aamoxicillin 3x1 gr IV (skin test)
29. Diagnosa G2P1A0 hamil aterm inpartu
Kala I fase aktif, pasca VL gagal (diluar), JTH, 31. Diagnosa PG hamil aterm inpartu
letak lintang, gawat janin. Kala I fase aktif bagi infeksi intrapartum, JTH,
KU: mau melahirkan dengan anak letak lintang presentasi kepala
RPP: KU: mau melahirkan dengan keluar air-air dan
± 16 jam smsr, os mengeluh perut mules yang demam
menjalar ke pinggang, hilang timbul makin lama RPP:
makin sering dan makin kuat. Kemudian os pergi ke ± 14 jam smsr, os mengeluh perut mules yang
bidan dan dikatakan anaknya letak lintang. Keluar air- menjalar ke pinggang, hilang timbul makin lama
air +, 8 jam yang lalu, keluar darah lendir +. makin sering dan kuat. Keluar air-air + 24 jam yang
Kandungan os dirujuk ke RSUD sekayu, dilakukan lalu, keluar darah lendir +, perut diurut-urut -, minum
VL oleh SpOG tapi gagal, berhubung di RSUD jamu -, trauma -, post coital -, os ke bidan , dirawat
kehabisan oksigen dan dapat dilaksanakan operasi. tetapi karena tidak ada kemajuan lalu os disarankan
ke RSMH. Os mengaku hamil cukup bulan dan
Status obstetric gerakan anak masih dirasakan.
PL: Tifut 4 jbpx (31cm), melintang, his 3x/10’/30”,
tb/ 3000g, DJJ I 168 x/m, II170 x/m, III 165 x/m Status obstetric
VT; portio lunak, medial, effacemen 100%, diameter PL: tifut 3 jbpx (26 cm), DJJ 148 x/m, memanjang,
6 cm, ketuban -, kental, bau, kehijauan, terbawah puka, kepala, diameter 4/5, his 2x/10’/25”
bahu, penurunan diatas spina ischiadica, acromion VT: portio lunak, medial, effacemen 100%, diameter
kanan, ketiak menutup kekanan. 3 cm, ketuban -, terbawah kepala, HI-II, UUK kiri
lintang
Terapi: Insp: portio livide, fluor -, fluxus -, cairan ketuban tak
- terminasi perabdominqan aktif, e/l/p –
- observasi his, DJJ, TVI
- IVFD D5: RL + 1 : ! gtt xx/m Terapi :
- Lab DR,UR, crossmatch - partus pervaginam kala II pimpin ½ waktu
- Persiapan operasi ( obat alat, izin, darah) - observasi his, DJJ,TVI
- kosongkanVU
30. Diagnosa PG hamil 36-37 minggu inpartu - IVFD D5: RL = 1:1 gtt xx/m
dengan HPP ec. Susp plasenta previa + - Aamoxicillin 2x1 gr 1V
anemia ringan, JTH, presentasi kepala - Cek DR, UR
KU: hamil dengan pendarahan penvaginam - Akselerasi dengan pistom drip
RPP: - Evaluasi ~ partograf WHO
± 7 hari yang lalu, os mengeluh pendarahan
penvaginam, nyeri -, warna merah segarbanyaknya ±
2penvaginam,
hari yang lalu, os kembali
warna merah mengeluh
Nico –segar, pendarahan
Verdibanyaknya
– Irca – Ria
± 2x
– Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri 9
Guide Book Obgyn FK UNSRI

1. D/ mola hidatidosa + anemia sedang + perut diurut-urut (+), R/ makan obat peruntuh
hipertensi ringan (+), R/ post coital (-), R/ keputihan (-), R/
KU : perdarahan pervaginam demem (-), R/ terlambat ha id (+), R/ mual
RPP : ± 11 hari yang lalu os mengeluh keluar muntah (+), R/ mules-mules (+), R/
darah dari kemaluan, warna merah terang, pusing (+), R/ payudara tegang (+). Os
banyaknya 2-3x ganti pembalut. R/ keluar mengaku hamil 10 minggu.
gumpalan sepeti jaringan (-), R/ keluar Status ginekologis :
gelembung seperti mata ikan (+), R/ perut PL : abdomen datar, lemas, nyeri tekan (-)
terasa nyeri/mules (+), R/ mual muntah massa (-)
(+), R/ payuda ra tegang (+). Os mengaku FUT tak teraba
terlambat haid 4 bulan. Os merasa tcb (-)
perutnya lebih besar dari usia kehamilan Insp: portio livide
yang sebenarnya. Os dirawat di RSMH OUE terbuka
Muara Enim selama 2 hari, kemudian tampak jaringan di OUE
dirujuk ke RSMH Palembang. fluor (-)
Status ginekologis : fluxus (+) darah tak aktif
PL : perut cembung e/l/p (-)
FUT ½ pusat – processus xyphoideus eksofitik, rapuh, mudah berdarah, tampak
nyeri tekan (-) infiltrasi 1 /3 proximal vagina
massa (-) VT : mukosa berdungkul-dungkul, teraba
tcb (-) infiltrasi sampai 1 /3 proximal vagina
ballotement externa (-) portio berdungkul-dungkul, eksofitik,
Insp: portio livide rapuh, mudah berdarah, f 8x8x4cm
ukuran 5x5 cm CUT ~ 10 minggu
OUE tertutup AP ka/ki tegang
fluor (-) CD tak menonjol
fluxus (+) darah tak aktif RT : tsa baik, mukosa licin, ampulla kosong,
e/l/p (-) massa intralumen (-)
VT : portio lunak CUT ~ 10 minggu
ukuran 5x5 cm CFS kanan 100%, kiri 75%
CUT ~ kehamilan aterm Th/ : - IVFD D5 : RL = 1 : 1 gtt xx/m
ballotement interna (-) - transfusi s/d Hb = 10gr%
AP ka/ki lemas - injeksi Kedacillin 3x1 gr iv (skin test)
CD tak menonjol - DR, UR, KD
Th/ : - rencana evakuasi mola - Rö thorax
- injeksi phenobarbital 100mg im - rencana USG konfirmasi
- IVFD RL gtt xx/m - rencana biopsi
- observasi TVI - rencana staging
-O 2 5 ltr im - rencana chemoadjuvan
- transfusi s/d Hb = 10gr%
- Ab (antibiotik) Kedacillin 3x1 gr iv (skin 3. D/ G 1 P0 A0 hamil 11-12 minggu dengan
test) hiperemesis gravidarum grade II
- DR, UR, KD, PT, T 3
&T4 KU : hamil dengan mual muntah yang
- konsul PDL berlebihan
- USG konfirmasi RPP : ± 2 minggu SMRS os mengeluh mual
muntah yang berlebihan 10x/hari sehingga
2. D/ abortus incompletus mengganggu aktivitas sehari-hari, nafsu
KU : keluar darah dari kemaluan makan berkurang, os lalu dirujuk ke bidan
RPP : ± 1 hari yang lalu os mengeluh keluar diberi obat & diinfus tapi tidak ada
darah dari kemaluan, warna merah, 2-3x perbaikan sehingga dirujuk ke RSMH. R/
ganti celana dalam. R/ keluar gelembung terlambat haid ± 2½ bulan.
seperti mata
Nicoikan
darah seperti (-), (+),
daging
– Verdi R/ keluar
– Irca gumpalan
R/ trauma
– Ria –(-),
Agoes Status
R/ – Puspa – Cipta – nyeri
PL ginekologis
Erty: –abdomen
tekan
Fahmi(-) –datar,
Putu – PutriFUT tak teraba10
: lemas,
Guide Book Obgyn FK UNSRI

massa (-) KU : perdarahan dari kemaluan


tcb (-) RPP : sejak 2 bulan yang lalu os mengeluh
VT : portio lunak perdarahan dari kemaluan ± 2x ganti
OUE tertutup pembalut/kain, warna merah kekuningan,
CUT ~ 12 minggu, lunak bau (-). Sejak 6 bulan yll os merasa ada
AP ka/ki lemas yang mengganjal di kemaluan. ± 1 bulan
CD tak menonjol yll bila os mengedan, terasa ada yang
Insp: portio livide keluar dari kemaluan, nyeri (+). Os
OUE tertutup dibiopsi tadi pagi.
fluor (-) Status ginekologis :
fluxus (-) PL : abdomen datar, lemas, simetris
e/l/p (-) FUT tak teraba
Th/ : - MRS massa (-)
- observasi TVI nyeri (-)
- bed rest total (isolasi) tcb (-)
- puasa sd 24 jam (muntah-muntah Insp: tampak massa merah kehitaman
teratasi) f 4x4 cm mengisi ro’ vagina s/d 2/
3
- IVFD D5 : NaCl : RL = 1 : 1 : 1 gtt x/m proximal
- injeksi primperan 3x1 amp portio tertutup oleh massa
- injeksi luminal 2x1 amp fluor (-)
- catat I/O fluxus (+) darah tak aktif
- rencana USG konfirmasi e/l/p (-)
- injeksi neurobion 1x1 amp VT : portio kenyal
- catheter menetap teraba massa padat pada vagina
- DR, UR, KD ukuran 4x4x4 cm
bertangkai f tangkai 1 cm, tangkai berasal
4. D/ perdarahan uterus abnormal + anemia dari OUE, ujung tangkai sulit dicapai,
berat + presyok bagian kanan tangkai melakat pada cervix
KU : perdarahan pervaginam teraba ring cervix (+)
RPP : ± 7 hari yang lalu os mengeluh keluar CUT ~ 6 minggu, kenyal
darah dari kemaluan, warna kehitaman, 2x AP ka/ki lemas
ganti celana dalam. ± 1 hari yang lalu CD tak menonjol
darah keluar dalam banyak, ± 2x ganti RT : tsa baik
kain basah, tadi pagi os pingsan ke PKM, mukosa licin
dirujuk ke RSMH. massa intralumen (-)
Status ginekologis : CUT ~ 6 minggu, kenyal
PL : abdomen datar, lemas, tifut tak teraba Th/ : - observasi TVI & perdarahan
massa (-) - perbaikan KU
nyeri (-) - IVFD D5 : RL = 1 : 1 gtt x/m
tcb (-) - transfusi darah s/d Hb = 10gr%
Insp & VT tidak dilakukan - injeksi Kedacillin 3x1 gr iv (skin test)
RT : tsa baik - DR, UR, KD
mukosa licin - rencana USG konfirmasi
ampulla kosong - rencana histerektomi totalis
CUT ~ normal
kenyal 6. D/ suspek mola hidatidosa
AP ka/ki lemas KU : kontrol konsulen dengan hamil anggur
hymen intake RPP : ± 3 bulan SMRS os tidak menstruasi, R/
sex sekunder (+) payudara tegang (+), R/ mual muntah (+).
Th/ : - perbaiki KU Os lalu ke bidan & dikatakan hamil.
- atasi syok IVFD NaCl : RL = 1 : 1 gtt Kemudian os ke SpOG untuk kontrol &
kocor 1 ltr, maintenance gtt xx/m dikatakan hamil anggur & dianjurkan
- transfusi darah s/d Hb = 10gr% dirawat di RSMH. Os mengaku hamil 3
- injeksi Kedacillin 1 gr iv (skin test) bulan, gerakan anak tidak dirasakan lagi,
- injeksi transamin 3x1 am iv R/ perut mules (-), R/ perdarahan dari
- cek lab DR, UR, KD, CT, BT kemaluan (-), R/ nyeri perut hebat (-).
- rencana USG konfirmasi Status ginekologis :
- rencana konsul endocrine PL : abdomen datar, lemas, simetris
5. D/- mioma
roboransia 2x1
geburt tab
Nico+ anemia
– Verdi sedang
– Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta – nyeri
FUT
massa
Erty 2jbpst
–tekan
(-)
Fahmi(-) – Putu – Putri 11
Guide Book Obgyn FK UNSRI

tcb/tanda cairan bebas (-) 8. D/ Ca cervic stadium III B pasca radiologi


ballotement externa (-) 3600 rad ( + Platamin 25 mg/ minggu) + pasca
Insp: portio livide PVB seri I + mukositis + dehidrasi low intake
OUE tertutup KU : melanjutkan pengobatan
fluor (-) RPP :1 minggu yang lalu, os dirawat di bag. Obgyn
fluxus (-) RSMH Plg dan dilakukan kemoterapi (PVB). Os
e/l/p (-) sudah menjalani 4x kemoterapi di D/ Ca cervic std
VT : mukosa licin IIIB. 3 hari SMRS os mengeluh mengalami kesulitan
portio lunak menelan, muntah2 -, demam -, R/ BAK tidak ada
OUE tertutup gangguan, R/ BAK ada ganngguan + 1 jam SMRS.
CUT ~ 20 minggu Keluhan makin memberat shg os datangberobat ke
ballotement interna RSMHdan didaranakan dirawat.
AP ka/ki lemas
CD tak menonjol St. Ginekologis
Th/ : - MRS PL : Abdomen datar, lemas, simetris, FUT tak
- observasi TVI & perdarahan teraba, NT – ,TCB-, KGB inguinal tak
- periksa lab DR, UR, KD, ß -HCG serum, membesar
PT pengenceran Insp : portio tak livide, rapuh, mudah berdarah, massa
- rencana thorax foto endofitik, infiltrasi + 1/3 vaginal posterior
- rencana USG konfirmasi VT : portio tak teraba, massa endofitik rapuh, uk 3x2
- konsul PDL cm, infiltrasi1/3 prox vagina, CUT normal, AP
-T 3
-T 4 ka/ki tegang, CD tak menonjol
- rencana evakuasi jaringan mola RT : TSA baik, ampulla kosong,massa intralumen ,
CFS kanan 0%, CFS ki 0%, AP ka/ki tegang,
7. D/ G 5 P4 A0 hamil 12 minggu dengan abortus CD tak menonjol
imminens
KU : perdarahan pervaginam Th/ :
RPP : ± 1 hari yll os mengeluh perdarahan - observasi TVI
banyak, warna merah kehitaman, 1x ganti - perbaikan KU : IVFD D5 : RL = 2:1gtt XX/mnt
celana dalam basah. R/ keluar jaringan - DR, KD, UR, crossmatch, faeces rutin
sepeti daging (-), R/ keluar jaringan - inj. Cefotaxim 3x1 gr iv (skin test)
seperti mata ikan (-), R/ terlambat haid 3 - inj.tramadol 3x1 amp iv
bulan, R/ mual muntah (-), R/ diurut-urut - metoconazole 1x200 ng
(-), R/ post coital (+) 4 tahun yang lalu. Os - Pharyngeal swab
dirawat dengan keluhan yang sama 1 - Konsul THT, PDL
bulan yang lalu. - R/ kemoterapi setelah perbaikan KU
Status ginekologis :
PL : abdomen datar, lemas, simetris 9. D/ KET
FUT tak teraba Pasca bedah : Ruptur tuba pars ampullaris sinistra +
massa (-) kista coklat dextra
nyeri tekan (-) Pra bedah : KET + anemia sedang
tcb (-) Th/ Salpingektomi sinistra + lisis perlengketan
Insp: portio livide KU : Perdarahan Pervaginam
OUE tertutup RPP :3 bulan yang lalu os mengeluh tidak
fluor (-) menstruasi. R/ mual muntah +, R/ payudara tegang +.
fluxus (+) darah tak aktif 3 hari SMRS os mengeluh perut mules dan nyeri di
e/l/p (-) seluruh bagian perut. Os mengaku hamil 3 bulan.
VT : portio lunak
OUE tertutup St. Ginekologis
Nyeri goyang portio (+) PL : nyeri tekan di seluruh bagian perut, nyeri lepas
CUT ~ 12 minggu, lunak +, TCB +
AP ka/ki lemas Ins : portio livide, OUE tertutup, fluor +, fluxus +,
CD tak menonjol darah tidak aktif e/l/p –
Th/ : - bed rest total VT : mucosa vagina licin, portio lunak, OUE tertutup,
- amoxicillin 3x500 mg nyeri goyang +, CUT normal & lunak, AP
- luminal 3x30 mg ka.ki tegang, CD menonjol kuldosintesis,
- papaverin 2x10 mg terdapat cairan darah kehitaman tidak
- lubion 2x1 tab membeku.
RT –: TSA
Nico – Verdi – Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta Erty
CUT–baik,
N, mukosa
Fahmi licin,
CD–menonjol,
Putu massa intralumen 12
– Putri -,
Guide Book Obgyn FK UNSRI

Th/ :
- laparotomi CTTO
- Observasi TVI, perdarahan
- IVFD assering gtt XX/mnt
- Transfusi s/d Hb > 10 gr %
- Inj Kedacillin 3x1 gr iv (skin test)
- Persiapan operasi (darah,obat,alat)

10. D/ Ca cervic Std IB


KU : Perdarahan Peraginam
RPP : 1 ½ bulan, os mengeluh keluar darah dari
kemaluan berupa darah merah segar & banyak, 2x
ganti pembalut, nyeri -, bau-, R/ post coital bleeding
+, R/ keputihan-, R/ terlamabt mens -, BAB/BAK
biasa, nafsu makan biasa, kmd ke SpOG Sekayu,
halsil lab PA + terlampir, dirujuk ke ke RSMH.

St. Ginekologis
PL : tifut tak teraba, abdomen datar lemas,massa-
,nyeri tekan-, pembesaran KGBsupra clavicula
,inguinal –.
Ins : portio tampak massa eksofitik, berdungkul2, uk
5x4 cm, rapuh,mudah berdarah, fluxus +,
darah tak aktif, infiltrasi vagina –.
VT : mukosa licin, portio teraba massa eksofitik
berdungkul2 uk 5x4 cm, infiltrasi ke vagina -,
CUT 10 minggu & kenyal, AP ka/ki lemas,
CD tak menonjol.
RT : TSA baik, mukosa licin ampulla kosong, massa
intralumen –, CUT 10 minggu kenyal, AP
ka/ki lemas, CFS kanan 100%, CFS kiri 100%
Th/ : R/ staging

11. D/ Kista Gardner


KU : keluar benjolan dari kemaluan
RPP : sejak 1 tahun yang lalu, os mengeluh keluar Oh ibu,
benjolan dari kemaluan, benjolan makin besar jika engkau adalah matahari,
bila os mengejan, nyeri -, BAB &BAK aku tak ingin datang malam hari.
normal. Os sudah sejak bulan maret 2003
mens tiap 3 bulan banyaknya 2x ganti Jika engkau adalah embun,
pembalut lama 3 hari aku ingin selalu pagi hari.
St. Ginekologis
PL : simetris, datar, CUT tak teraba, massa -, NT Ibu, durhakalah aku,
perut bagian bawah +, tampak massa 4x4x3 jika di telapak kakimu
cm keluar dari introitus vagina yang tidak aku temui surga itu.
bertambah besar bila os mengejan dan tak
mengecil pada katetersasi, pus +. (Ayat Ayat Cinta)
RT : TSA baik, mukosa licin, ampulla, faeces +,
massa intralumen -, CUT normal, kenyal,
teraba massa kiste 4x7 cm, adnexa
parametrium ka/ki lemas, CD tak menonjol

Th/ :
-IVFD RL:D5 = 1:1 gtt XX/mnt
- Ab cefotaxim 2x1 gr iv
- flagyl supp 2 x500
- lab DR, UR
Nico – Verdi – Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri 13
Guide Book Obgyn FK UNSRI

Th/ Gestosis Hasil Keputusan Chief Report tgl 20 Nov 2000


1. R/ partus pervaginam, kala II dipercepat 1. Pada kasus PEB dengan tekanan darah yang
2. Nifedipin 10 mg tinggi ( sistol>180 mmHg dan atau
3. IVFD D5 : assering = 2:1 gtt XX/ mnt distol>110mmHg) harus diberikan
4. Inj. MgSO4 40% 8 gr 4 gr boka, 4 gr antihipertensi untuk menurunkan tekanan
boki diikuti dengan Inj. MgSO4 40%, 4 gr/6 darah, bukan untuk menjadi normal, tetapi
jam. untuk mengurangi resiko ensefalopati.
5. Kateter menetap. Catat I/O 2. Anti hipertensi yang menjadi standar adalah
6. Observasi TVI Nifedipine 10 mg. Walaupun masih banyak
7. Lab, DR,UR,KD kontroversi mengenai pemberian nifedipine
8. Konsul PDL,mata pada kasus gagal jantung, tetapi di bagian
9. Stabilisasi 1-3 jam RSMH, tetap dapat diberikan. Nifedipine
10. Akselerasi dengan amniotomi dan drip bekerja cepat dalam menurunkan tekanan
pitosin 5 IU setelah stabilisasi mulai gtt darah dan dalam 2 jam sudah tidak
X/mnt, dinaikkan tiap 15’ s/d his adekuat ditemukan lagi dalam peredaran darah.
gtt XL/mnt Kontra indikasi mutlak bagi nifedipine
11. Evaluasi gestosis adalah miyocard infark.
12. Konseling tubektomi 3. Pada kasus2 perdarahan antepartum, partus
prematurus imminens, KPSW, dan abortus
Kematian Janin imminens harus diberikan antibiotik sebagai
Definisi : kematian janin dalam rahim yang beratnya terapi profilaksis terhadap kejadian
>500 gr atau kehamilan >= 20 minggu vaginosis bakterialis, karena darah itu
Kematian janin: sendiri merupakan media yang baik untuk
- hasil akhir dari pertumbuhan janin yang pertumbuhan bakteri.
terganggu
- gawat janin Keputusan Chief Report tanggal 5 Agustus 2000
- infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya 1. MgSO4 masih tetap untuk tokolitik
2. Perubahan terapi tokolitik dari infus D5 +
Etiologi/ faktor resiko : MgSO4 ke terapi oral harus bertahap.Obat
1. faktor matenal: usia, gol. Darah, status RH, oral harus diberikan sementara infus tetap
gizi (BB dan TB), R/ anak mati, anomali terpasang.
kongenital, kel chromosom, penyakit 3. Pemberian MSO4 sebagai tokolitk masih
(HDK, DM, ginjal kronis), genetik (genetik dapat diberikan pada kehamilan kembar,
autosom dominan) tetapi ha rus hati-hati karena dapat
2. faktor janin : sex, kelainan kongenitaldan menyebabkan beban jantung berlebihan
kromosom, berat lahir 4. Indikasi seksio sesar pada kartus kasep
3. sosiodemografi : etnis, latar belakang sosial, dibuat sebagai berikut:
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, SSTP atas indikasi partus kasep yang
pertambahan BB mungkin disebabkan mismanajemen
4. faktor penting lain ya ng disadari : merokok,
alkohol, obat2an (warfarin,accutane), Terminologi pertolongan pada persentasi bokong
pertambahan BB menurut taksiran berat janin, dikatakan jika:
5. faktor penting lain yang tidak disadari: 1. Berat badan janin<2000gr Spontan Brach
infeksi TORCH, toxin lngkungan Delevery
6. perawatan kehamilan: kualitas dan kuantitas 2. Berat badan >2000 gr Bracht Maneuver
PNA kurang, pertolongan persalinan yang
tidak adekuat Hasil Keputusan Chief Report tanggal 27 Okt
2000
Diagnosis 1. Pada kasus PEB stabilisasi dilakukan selma
1. Tanda subyektif : pertumbuhan janin-, 1-3 jam
janion mengecil, uterus mengecil, FUT 2. Pada kasuseklampsia satabilisasi dilakukan
turun selama 4-8 jam
2. Tanda obyektif : D// -, Krepitasi di 3. MgSO4 pemberiannya tetap boka boki
uterus(timbunan udara dalam tubuh janin), secara im dalam 4 gr 40% boka dan 4 gr
tulang kepala kolaps 40% boki secara perlahan-lahan
3. Pemeriksaan penunjang : USG ( D// -, gerak 4. Pada kaus decompensatio kordis MgSO4
janin-) tidak boleh diberikan

Nico – Verdi – Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri 14
Guide Book Obgyn FK UNSRI

Stabilisasi untuk pasien preeklamsi dan eklamsi Laporan Chief


1. Stabilisasi pada pasien preeklamsi berat 1.
Ibu hamil dengan PEB dapat diterminasi pada
dilakukan 1-3 jam usia kehamilan 35-36 minggu
2. Stabilisasi pada pasien eklamsi dilakukan 3- 2.Ibu hamil dengan KPSW, diperika CPR, jika
6 jam positif berarti ada tanda ineksi, dapat dilakukan
Pada preeklamsi berat kalau tensi baikditunggu terminasi
paling sedikit 1 jam setelah terapi
medikamentosa Pemakaian Laminaria pada tindakan dilatasi
Pada eklamsi ditunggu paling sedikit 3 jam untuk kuretase diganti dengan citotec 2 tablet
setelah terapi medikamentosa.
Waktu optimum untuk dilakukan sterilisasi post
Stabilisasi untuk pasien partus kasep dengan partum
preeklamsi berat 1. Dengan kelainan organik seperti Decomp.
1. Partus kasep dapat ditunggu satu jam ntuk Cordis : 42 hari post partum
perbaikan 2. Partus kasep: 48 jam post partum dengan
2. Kalau ada fetal distress tergantung keadaan, dilindungi antibiotik adekwat
dimana terminasi untuk menyelamatkan 3. Pada preeklamsia: 48 jam post partum
anak tapi juga harus melihat dulu kondisi
ibu Penatalaksanaan Janin Mati dengan Letak
3. Tidak ada batasan waktu untuk perbaikan Lintang, terminasi dilakukan:
kondisi pada partus kasep, tapi biasanya Pervaginam bila berat badan janin<2500 gr
satu jam, dimana yang penting ibu selamat Perabdominam bila berat badan janin > 2500 gr
dan anaknya juga selamat

Kesimpulan Laporan Chief Mola Hidatidosa


1. Pada Karsinoma Ovarium Pasien yang didiagosa mola hidatidosa:
- Usia <40 tahun ovariumnya ditinggalkan - Bila secara klinik tidak ada tanda-tanda
(jangan diganggu) hipertiroid (indek wayne dan atu indeks
- Usia 40-45 tahun tergantung indikasi karyadi menunjukkan eutiroid), maka tidak
dan pertimbangan klini dan sosial perlu dilakukan pemerikasaan T3-T4
- Usia > 45 tahun boleh diangkat - Bila secara kilnik terdapat tanda-tanda
(bilateral) hipertiroid, maka dilakukkan pemeriksaan
2. Pada pasien-pasien shock jangan diberikan T3-T4 kemudian langsung diberikan terapi
obat2an yang mempengaruhi jantung tanpa menunggu hasil lab T3-T4 diberikan
sebelum dilakukan perbaikan KU terapi selama 1 minggu dan dilakukan
3. Pada Partus Percobaan dimana kepala sudah evakuasi indek wayne eutiroid, evakuasi
mencapai H-III dapat dilakukan tidakan tanpa menunggu hasil T3-T4 ulang
forceps percobaan untuk menilai adakah - Penderita tanpa tanda-tanda hipertiroid
kesempitan panggul. yang akan dilakukan evakuasi mola dengan
kuretase, tidak perlu dikonsulan ke PDL
Protap Pelaksanaan HAP dengan PDMO - Penderita yang akan dilakukan histerektomi
1. Kehamilan aterm harus dikonsulkan ke PDL
2. Hamil preterm dengan perdarahan berulang
3. Inpartu RONDE
4. Janin mati dalam rahim Apa aktif Manajemen pada PEB
Aktif berarti kehamilan segera diakhiri diterminasi
Protap Pelaksanaan HAP tanpa PDMO bersamaan dengan pemb. Pengobatan medicinal
1. Gawat janin
2. Kadar Hb<6 gr% Kapan mulai dilakukan tubektomi ?
3. Penderita syok/ KU jelek Pada post partum optimal samapi 24 jam post partum
4. Letak Lintang
Apa indikasi mengakhiri persalinan?
Partus Kasep + PEB stabilisasi cukup 1-2 jam Kala II lama,gawat janin, Partus kasep, Hipetensi,
dapat dilakukan tind. Obstetri Ruptur Uteri Imminens, Tali pusat membumbung

Pasien dengan Decompensatio Cordis: Apa indikasi mengakhiri kehamilan?


1. Wajib dilakukan pemeriksaan Post term, HAP, Eklamsia
Echocardiogram
2. Dapat dipertimbangkan
perabdominam
Nico jika dilakukan
– Verdi
keadaan – terminasi
– Ircamemungkinkan Apa
Ria – Agoes – Puspa – usia
Cipta –tanda-tanda
Pemeriksaan
kehamilan,
Erty – luar
Fahmi Gemelli?
teraba
didapat:fundus
–>2bag.besar,DJJ
Putu – Putri
uteri lebih
pada bear 15
2 tempat
dari
Guide Book Obgyn FK UNSRI

Uterus yang lebih besar dari usia kehamilan apa c. Kondisi dengan faktor resiko
yang dipikirkan? yang bermakna untuk kemtian
Hidramnion, janin besar, Mola Hidatidosa, Tumor, maternal
Gemelli Trombosit <50.000/ul
Apa yang bisa terjadi pd gemelli dg persentasi LDH >1.400 IU/l
Kepala2 SGOT > 150 IU/L
- Compaction(bag.terbawah turun bersamaan SGPT >100 IU/L
sehingga menghalangi turunnya masing2 Uric Acid >7,8 mg/dl
kepala) CPK >200 IU/L
- Collison ( bagian terbawa turun bersama- Kreatinin > 1,0
sama tetapi masih diatas PAP sehingga
menghalangi turunnya bag terbawah) 2. Ketahui Keadaan Ibu
Dilakukan pemeriksaan analisis gas darah,
Apa yang terjadi dengan pe rsentasi bokong kepala tekanan oksimetri, rontgen torax, kultur
atau bokong bahu ? urin, dan cairan servik, tes hepatitis.
- interlocking (terkuncinya bagian bawah Pemeriksaan lab serial terhadap trombosit,
antara kedua janin diatas PAP) LDH dan enzim hepar setiap 12-24 jam atau
- impaction (beberapa bagian janin atau lebih sering bila da indikasi klinik.
berdekatan satu sama lain dan tuun Hati2 pada keadaan jumlah trombosit
serentak) <100.000/ul apalagi <50.000/ul, karena
sering terjadi DIC. Lakukan pemeriksaan
Kenapa bokong dengan KPSW 48 jam dilakukan kadar fibrinogen, prothrombin time, partial
seksio sesar thromboplastin time, fibrinogen dan kadar
- Air ketuban sudah kering bilirubin.
- TBJ sebelumnya besar Perlu juga dilakukan pemeriksaan konsentrasi
kreatinin dan uric acid. Konsentrasi uric
Kenapa terjadi kegagalan melakukan forsep ? acid > 7,8 mg/dl akan memberikan dampak
Karena kesalahan pemakaian forsep yang sering pada morbiditas.
Pada persentasi belakang kepala UUK kanan lintang,
pemakaian forsepyang kiri dipasang terlebih dahulu 3. Ketahui Keadaan Janin
dengan tujuan menahan putar paksi dalam dulu Apakah perlu dilahirkan segera atau tidak?
Dikatakan dengan segera melahorkan akan
Pada letak lintang kasep selalu ada tanda2 RUI menghilangkan faktor sitotoksik yang
sehingga pada status tidak ditulis lagi dihasilkan villi khorionik. Tetapi hal ini
sangat tergantung dari keadaan ibu, keadaan
Penjahitan luka operasi yang terbuka : Smith Jones janin, kondisi plasenta dan usia gestasi dan
kemampuan perawatan intensif terhadap ibu
Pada pasien post term yangharus dipikirkan dan bayi post partum. Begitu pasienmasuk
adalah hasil pemeriksaan Bio fisik, meliputi: fetal lakukan pemeriksaan usia gestasi dan profil
tone, fetal movement, fetal breathing, ketuban, NST biofisik. Bila usia gestasi 24-34 minggu,
kelahiran dapat ditunda hingga 24-48 jam
12 Langkah Penatalaksanaan Sindroma HELLP guna pemberian kortikosteroid guna
1. Diagnosis yang tepat pematangan paru. Bila usia gestasi >34
A. Klinis : nyei epigastrium, mual, minggu lahirkan bayi dalam 24 jam baik
muntah, PEB, Eklamsia, Solutio pervaginam atau perabdominam.
Plasenta 4. Kontrol Tekanan Darah
B. Laboratorium Tekanan darah dipertahankan sekitar 150
a. Tennessee mmHgpada sistolik dan diastolik pada 80-
Komplit : trombosit < 90 mmHg guna menjaga perfusi
100.000/ul; LDH>= 600 iu/l; uteroplasental. Dapat diberikan hidralazine
SGPT >= 70/l 5-10 mg bolus intravena, intermitten setiap
Tidak komplit : satu atau dua 20-40 mg. Preparat lain labetalol 20-40 mg
dari kriteria di atas intravena (dosis maks 300 mg) dan sodium
b. Mississipi (3 kelas) nitropruside 0,25-10 ug/kg/mnt. Dapat pula
Trombosit: 1. <= 50.000/ul diberikan nifedipine10 mg.
2. >50.000- 5. Cegah Kejang dgn MgSO4 sesuai satgas
100.000/ul gestosis
3. >100.000- Pada penderitadengan KI MgSO4 dapat
150.000/ul
Nico
LDH>=
SGOT/SGPT
– Verdi
600 IU/L
–>=
Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta – Ertydiberikan
40IU/L 3-5
dan
– Fahmi
mg/kgBBluminal
TD setiap
– Putu 100 mgpengawasan
iv5 dengan
–menit
Putri 16
im atau pentotal
nadi
Guide Book Obgyn FK UNSRI

6. Keseimbangan cairan dan elektrolit menurun serta perbaikan klinis


Berikan dekstrose 5%, setengah normal pada penderita eklamsi dan PEB
saline dan 5% RL untuk 100 ml.jam 11. Waspada terhadap kemungkinan Multiple
tergantung urin output, rata2 berikan cairan Organ Failure
30-40 ml dan maksimal 150 ml/jam. Pada Dengan pengawasan ketat terhadap
keadaan oligouria, lakukan pemasangan kelainan lab fungsiorgan dan klinispasien
kateter Swan-Ganz untukmengetahui 12. Konseling untuk kehamilan berikutnya
tekanan arteri pulmonal (CVP tidak Kemingkinan berulangnya sindroma
menggambarkan tekanan ventrikel kiri pada HELPP pada kehamilan berikutnya pada
sindroma HELLP) orang hitam 42-43%, secara keseluruhan
7. Tranfusi Trombosit (Hemoterapi) 19-27% akan berulang. Bila persalinan
Dilakukan bila akan dilakukan terminasi dengan sindroma HELPP terjadi dibawah
perabdominam dengan kadar trombosit 32 minggu maka kemungkinan berulang
<50.000.ul. Diberikan 6 paket trombosit pada kehamilan berikutnya 61%.
sebelum dilakukan operasi untuk mencegah
perdarahan. Pada pasien yang akan
melahirkan pervaginam dengan kadar Protokol pemberian Kortikosteroid u/
trombosit <20.000/ul kita juga melakukan pematangan paru janin
tranfusi seperti di atas. Tranfusi diteruskan 1. Betametason (1x12 mg) : 2 hari (2dosis)
24 jam post partum hingga kadar 2. Dexametasone (3x4mg) : 2 hari (6 dosis)
trombosit>20.000/ul untuk pevaginam dan 3. Hidrikortison (3x500mg) : 4 dosis
>50.000/ul untuk yang perabdominam.
8. Penatalaksanaan Persalinan Protocol pemberian MgSo 4 sebagai tokolitik
Terminasi kehamilan segera dilakuka Indikasi:
setelah stabilisasi keadaan ibu. Cara 1. PPI
persalinan sesuai syarat dan indikasi 2. usia gestasi 22-36 mgg
obstetrik yang ada 3. TBJ < 2500 g (klinis), < 200 g (USG)
9. Perawatan Perinatal Yang Optimal
Dikarenakan hampr 39% bayi yang Syarat:
lahirdari ibu degan sindroma HELPP adalah 1. f < 3 cm
kecil untuk usia kehamilan (small for 2. ketuban +/-
gestasional age) 3. ketuban tidak menonjol di luar cervix
10. Pengobatan Intensif pada Post Partum 4. janin hidup
Dilakukan perawatan Intensif hingga: 5. his minimal 1x/10’ disertai kemajuan dalam
a. Ada kecenderunganyang makin pendataran dan pembukaan
meningkat dari kadar trombosit dan 6. IT < 8
kecenderungan yang sebaliknya dari kadar
LDH Efek samping:
b. Diuresis > 100 ml tanpa diuretik.bolus 1. rasa panas dimuka/ merah
cairan 2 jam sebelumnya 2. sakit kepala dan palpitasi
c. Hipertensi terkontrol dengan sistolik 150 3. mual + muntah
mmHg dan sistolik < 100mmHg 4. reflex tendon 3 tonus otot
d. Kemajuan klinis yang nyata tanpa 5. respirasi
komlikasi yang lain 6. aritmia jantung
Pemberian deksametason dilanjutkan 7. edema paru
dengan tappering off
Pemberian deksametason pada sindroma HELPP Setiap pemberian MgSO 4 harus diperiksa:
a. Antepartum : 12 mg iv tiap 12 1. R. fisiologis (setiap jam)
jam sampai bayi lahir 2. produksi urine > 30 cc/jam
Trombosit < 100.000/ul 3. respirasi minimal 16x/m
Trombosit 100.000-150.000/ul
pada penderita :
eklamsia,PEB,nyeri epigastrium,
fulminan disease Cara pemberian:
b. Post partum : 12 mg iv tiap 12
jam 2 kali, kemudian 6 mg iv tiap 1. Dosis awal
12 jam 2 kali 4 gr MgSO4 10% IV bolus dalam 20-30 menit
Untuk menghindarirebound
MgSO4 20% 20 cc + 20 cc aqua
fenomena
Nico
Stop –pemberian
trombosit>100.000/ul
Verdi – Irca
bila–: Ria
dan–LDH
Agoes – Puspa – Cipta – MgSO4
Erty – Fahmi
40% –10 Putu
cc +– 30
Putri
cc aqua 17
Guide Book Obgyn FK UNSRI

2. Maintenance 2 gr / jam Bila dilakukan SC pasang drain


intraperitoneal di depan plika, di
MgSO4 2 % dalam D5%
cavum Douglas
(MgSO4 20% 50 cc dalam 500 cc D5% atau
Bayi boleh rawat gabung
MgSO4 40% 25 cc dalam 500 cc D5%)
Komplikasi:
berikan 100 cc / jam atau 20-25 gtt/menit supaya * Sepsis sampai syok septic
* Luka epis/ operasi terinfeksi terbuka
kontraksi berhenti atau sampai 24 jam
burst abdomen
3. tokolitik oral sudah diberikan sebelum tokolitik * Perdarahan
dengan MgSO4 selesai
Tingkat maserasi:
Penilaian: 1. Rigor mortis (kaku mayat)
Tokolitik berhasil bila tidak timbul kontraksi paling Terjadi sebelum 2,5 jam badan janin
lemas lagi
sedikit 1 hari (24 jam) 2. Maserasi tingkat I
Untuk pematangan paru diberikan deksametason 12 Kulit janin belum rusak mudah lepas
gelembung-gelembung berisi cairan
mg/ IV diulangi 24 jam kemudian penuh beberapa saat kemudian berisi
cairan darah
Terjadi sebelum 2 x 24 jam kematian janin
Infeksi Intra partum 3. Maserasi tingkat II
Definisi: Gelembung yang mudah lepas berisi cairan
Infeksi yang terjadi didalam persalinan: kecoklatan
* T = 38 o C Terjadi setelah 2 x 24 jam kematian janin
* Air ketuban keruh kecoklatan dan berbau 4. Maserasi tingkat III
Sendi kendur, kulit kisut, kepala a bag of
* Leukosit > 15.000/mm 3
bone
Dapat merupakan lanjutan infeksi ante partum (chorio
Terjadi setelah > 4 mgg kematian janin
amnionitis) yang asimptomatik
Rontgen IUFD :
Etiologi:
• Spalding Horner
1. KPSW
Tulang tengkorak saling tumpah tindih satu
2. Distocia
3. VT > 2x sama lain
• Noujoks
4. KU lemah
5. Gizi buruk Kurvatura/ angulasi yng berlebihan, tulang
6. Servisitis & vaginitis belakang janin hiperfleksi
• Gerhard
Patofisiologi: Hiperextensi kepa la janin
Infeksi masuk dengan cara: • Holm
1. ascendens Akumulasi gas dalam tubu janin
mikro organisme dari cervix, vagina • Desintegrasi tulang janin bila ibu berdiri
stelah ketuban pecah naik ke atas
2. transplasental COT
melalui sirkulasi ibu 10 cc darah vena dimasukkan dalam 2 tabung reaksi
kering dan steril, masing-masing 5 cc
Penatalaksanaan:
1. medikamentosa Tidak
* atasi dehidrasi rehidrasi membeku Membeku
* antibiotic (pada infeksi berat
poliprogmasi/ triple drug)
* antipiretik Masukkan ke dalam pengeram
dg suhu 37 (air hangat 37 ) selama 1 jam
o o
* sesak napas O 2
2. obstetric
* pervaginam
kala I akselerasi Cair kembali Tetap
kala II dipercepat (pimpin ½ waktu) membeku
* SC a.i obstetric:
- Kelainan
Nico
Disticia
Gawat letak– Irca – Ria – Agoes – Puspa Hipo
– janin
Verdi – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri
/ afibrinogenemia Baik, kadar(200-400
fibrinogen
mg%)18
cukup
Guide Book Obgyn FK UNSRI

PARTUS KASEP Komplikasi:


Adalah: Pada ibu:
Suatu fase akhir dari suatu persalinan yang tidak 1. infeksi sampai sepsis
mengalami kemajuan (kemacetan) dan berlangsung 2. dehidrasi, shock dan kegagalan fungsi
lama sehingga menimbulkan komplikasi pada ibu organ
atau janin atau kedua-duanya. 3. ondesis + gangguan elektrolit
4. trauma jalan lahir
Etiologi: a. robekan jalan lahir
1. Distocia b. fistula: VU, vagina, uterus,
~ Factor kekuatan, harus mempunyai rectum
power
~ Factor janin kelainan letak Pada janin:
~ Factor panggul kesempitan 1. gawat janin sampai kematian janin
panggul 2. lahir dengan asfixia berat cacat otak
2. Pertolongan yang salah/ salah pimpin menetap
~ Manipulasi kristeller 3.trauma persalinan: fraktur tulang dada, kaki,
~ Pemberian uterotonika yang kurang lengan dan kepala.
pada tempatnya
Penatalaksanaan:
Perpanjangan fase laten 1. perbaiki KU, puasa, cateter ,menetap,oksigen:
• Primi : 20 jam a. koreksi cairan, kalori dan elektrolit
• Multi : 14 jam tranfusi set dengan NS 500cc, D5%
Fase aktif: 1-2 jam, tegantung produksi urine dan
• Primi 1,2 cm per jam BJ plasma
• Multi 1,5 cm per jam b. koreksi keseimbangan asam-basa,
Kala II natrium bicarbonatt 7% 50 cc
• Primi 2 jam (sebaiknya diukur dan gas darah)
• Multi 1 jam c. infeksi
~ antibiotic
Gejala-gejala: ~ Ats
~ Corticosteroid
Pada ibu: d. antipiretik dan kompres basah
1. tanda-tanda kelelahan dan intake yang e. obati kelainan psikis
kurang ~ sedative : untuk menurunkan
~ dehidrasi nadi cepat + lemah nyeri dan untuk memberikan
~ meteorismus istirahat
~ febris ~ corticosteroid : untuk
~ his tidak ada/ melemah menurunkan kelelahan psikis/
~ asidosis, respirasi cepat/ nafas cuping stress
hidung 2. pengakhiran persalinan
~ gangguan psikis : takut, gelisah, lemas, a. cara tergantung: sebab kemacetan,
apatis janin hidup/ mati
2. tanda-tanda infeksi intrauterine b. sedapat mungkin perveaginam jika
~ air ketuban keruh kehijauan, berbau, perabdominam infeksi meluas
kadang-kadang bercampur dengan c. jika perabdominam sebaiknya seksio
mekonium sesaria extraperitoneal, ss histerektomi
~ suhu tubuh = 38 o d. pasang drain dari cavum douglasi,
3. tanda-tanda rupture uteri drain samping jika perlu.
~ perdarahan melalui OUE
~ his tidak ada Perawatan pasca persalinan:
~ bagian anak mudah diraba mencegah infeksi : antibiotic, perhatikan
~ robekan dapat meluas ke cervix vagina involusi uterus dan lochia
mencegah fistulasi:
Pada janin: ~ pasang cateter F16/F18 menetap
1. ketuban bercampur mekonium selama 7-14 hari ganti setiap 5
2. djj lemah hari
3. gerakan anak ~ setelah cateter dilepas amati
buang air kecilnya
Nico – Verdi – Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri 19
Guide Book Obgyn FK UNSRI

Persalinan preterm: Letak & maturasi placenta


Volume cairan ketuban
Definisi: persalinan pada usia gestasi 22-36 minggu
Kelainan uterus
atau dengan Berat janin < 2500 gr
3. CTG
Kesejahteraan janin
Etiologi: (40%)
Frekuensi
1. sosek rendah
Kekuatan kontraksi
usia ekstim
gizi rendah
Penatalaksanaan:
2. Induksi persalinan karena kondisi patologis ibu
Segera lakukan penilaian tentang:
o Eklamsia + preeklamsia
1. usia gestasi (> dapat dipercaya untuk penentuan
o Plasenta previa + solusio plasenta
prognosis daripada BB janin)
o DM
2. demam +/_
o Incompatibilitas darah
3. kondisi janin (jumlah, letak, presentasi, TBJ,
o Penyakit ginjal + jantung
hidup/mati/gawat janin, kelainan congenital, bsd)
4. letak plasenta antisipasi irisan SC
5. kesiapan untuk penanganan bayi premature
3. keadaan patologis pada kehamilan
o uterus tegang
hidramnbion
Menghadapi kasus PPI ada 3 kemungkinan:
kembar (tiap
1. pertahankan kehamilan sehingga janin dapa lahir
peningkatan janin,
seaterm mungkin
usia gestasi ber< 3-4
2. tunda persalinan 2-3 hari untuk dapat
minggu)
memberikan obat pematangan paru janin
o KPSW
3. biarkan terjadi persalinan (tokolitik tidak ada
o Kelainan uterus
gunanya, persalinan > baik untuk janin / ibu)
Uterus septus
Mioma uteri
Dalam kehamilan:
Cervix incompeten
Tunda persalinan / mempertahankan kehamilan:
R/ pemakaian DES in
1. bed rest
utero
2. deteksi + pengobatan terhadap resiko
4. Infeksi
3. tokolitik
o Bakteri asimptomatik
4. periksa kesejahteraan janin (USG + CTG)
o Sifilis
5. kortikosteroid
o Chorioamnionitis
o betametason 2x12 mg selama 12
o Mononucleosis, chlamidia
jam
o Pyelonefritis, pneumonia,
o dexametason 4x5 mg selang 6
peritonitis
jam
5. Hiperpireksia pada penyakit akut

Diagnosis
Dalam persalinan:
Kriteria:
1. presentasi kepala
1. usia gestasi 22-36 minggu
pervaginam dengan epis lebar
2. his 1x/10’/30”
perlindungan dengan forceps (< 35
3. dilatasi > 2 cm / perubahan dilatasi dalam
minggu)
selang waktu 1 jam
2. SS, bila:
4. pendataran > 50-80%
Presbo, letli
TBJ < 1500gr
Pemeriksaan:
Syarat pervaginam tidak terpenuhi
1. Laboratorium
Plasenta previa
DR, KD, ABO incomp. , rhesus
3. manipulasi bayi seminimal mungkin, incubator
factor
O2
Urinalisa, kultur urine
Bakteriologis vagina
Komplikasi:
Amniosintesis surfactan
janin:
Gas + pH darah janin
o mati
2. USG
o gawat janin
Usia gestasi
neonatus:
Besar janin, jumlah janin &
aktivitas
Nico
Cacatbiofisik
–bawaan 1.
2. – RDS
Verdi – Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi
3. Perdarahan
Trauma
Putu – Putri
persalinan
intra cranial 20
Guide Book Obgyn FK UNSRI

4. Sepsis Kontraindikasi tokolitik:


5. Gangguan neurologis o Mutlak
6. Kelainan congenital (PDA) o Gawat janin
o Janin mati
Obat-obat tokolitik: o Kelainan congenital mayor
1. progestin o Perdarahan >>
*progesterone o PEB
*17-OH progesterone kalmoat o Chorioamnionitis
cara kerja: o Relatif
*menghambat perangsangan konduksi sel o PER
miometrium o DM
2. ß-mimetik o PJT
*isoxuprine o f > 4 cm / IT > 8
*retrodrine o Hipertiroid
*fenoterol
*terbutalin DIC
salbutamol o Protrombin tampak memanjang
hexoprenaline o APTT memanjang
Cara kerja: o Kadar fibrinogen menurun
*Aktivasi reseptor ß 2 miometrium o D-Dimer meningkat
3. etanol o Leukositosis / leukopenia
*liquor o Sepsis
Cara kerja: o Thrombosit < 100.000
* Menghambat sekresi neurohipofisis
4. NSAID
* Salisilat HPP
* Indometasin
* Asam mefenamat Definisi:
Cara kerja: -dini & lanjut
* Menghambat sintesis & kerja Pg Patogenesis:
5. Ca Antagonis Hal-hal yang menyebabkan kontraksi uterus jelek:
* Nifedipine 1. overdistensi uterus
* MgSO4 2. partus lama
Cara kerja: 3. kondisi uterus jelek : grande, anemia,
* Menghambat uptake Ca2+ oleh meometrium hipovolemia, toxemia
6. Antagonis oksitosin & vasopresin 4. miometrium diinfiltrasi oleh darah (uterus
*Analog oksitosin Couvelaire)
*Vasopresin 5. stimulasi dengan oksitosin yang lama
Cara kerja: 6. penggunaan tokolitik
* Blokade reseptor oksitosin 7. anestesi yang dalam
7. Pembuka chanel K 8. R/ HPP
* chlormakalin
* RD 49356 Masalah dengan integritas uterus dan jalan lahir:
Cara kerja: laserasi vagina, uterus, serviks
* Menghambat perangsangan sel miometrium Penanganan:
dengan hiperpolarisasi 1. Cek TVI, jika syok atasi dulu
2. Pastikan kontraksi uterus baik
ß-mimetik 3. IVFD
o Salbutamol 4. Kateterisasi
o Infus 20-50 ug/mnt 5. Periksa kelengkapan plasenta
o Oral 2-4x mg/hr (maintenance) 6. Apakah ada laserasi
o Terbutalin 7. Jika perdarahan : cek COT
o Infus 10-25 ug/mnt 8. Setelah 24 jam perdarahan berhenti:
o Oral 3-5 mg/hr a. Hb < 7 g%/Ht<20vol%: SF 600mg+ as folat
o Retrodrin (yutopan) 400mcg / hari selama 6 bulan
o Infus 100ug/mnt b. Hb 7-11 gr% : SF 600mg+ as. Folat 400
o Oral 3x5-10 mg/hr mcg/hari selama 6 bulan
MgSO4 c. Daerah endemic caciong gelang:
o Bolus2-4
Infus iv lambat
g/jam
Nico –(20-30
Verdi menit) Riagr– Agoes – Puspa – Cipta – Erty mebendazole
– Irca –4-6 – Fahmi – Putu 500mg/2x
– Putri perhari 21
Guide Book Obgyn FK UNSRI

Atonia uteri : Oksitosin dapat diberikan dalam 2 menit setelah


50-60% kelahiran bayi. Jika tidak ada rangsang putting
Terjadi karena kegagalan miometrium untuk payudara/susukan bayi/ ergometrin 0,2.
berkontraksi Penegangan Tali Pusat Terkendali (PTT)
1. pemijatan uterus 1. 1 tangan di atas korpus uteri di atas simfisis.
2. uterotonika: oksitosin, metergin, Selama kontraksi tangan mendorong korpus
misoprostop secara dorsokranial ke belakang ke aras kepala
3. pastikan plasenta lengkap ibu.
4. kompresi bimanual internal, kompresi 2. tangan lain memegang tali pusat dengan klem 5-
aorta abdominal 6 cm di depan vulva
5. operasi: ligaso A. uterine & A. 3. jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu
ovarika, histerektomi kontraksi yang kuat(2-3 menit)
4. selama kontraksi, lakukan tarikan terkendali
Laserasi serviks, Vagina, Perineum: pada tali pusat yang terus menerus dalam
- Angka kejadian: 4-5% tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
- Explorasi, hecting 5. PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
6. jika plasenta telah lepas uterus tetap dipijat
Retensio Plasenta 7. jika uterus tidak berkontraksi kuat selama 10-15
o angka kejadian: 16-17% detik, atau terjadi perdarahan hebat kompresi
o belum lahirnya plasenta lebih dari 30 menit bimanual dalam
setelah bayi lahir 8. jika dengan manajemen aktif plasenta belum
o 78% akibat gangguan kontraksi uterus lahir dalam 15 menit oksitosin 10iu IM, dosis ke
o jenis: adhesiva, akreta, inkreta, pankreta 2 15 menit setelah dosis I
o penatalaksanaan: Crede, Brandth Andrew, 9. jika dalam 30 menit plasenta belum lahir:
manual plasenta o kateterisasi
o jika plasenta terlihat di vagina: suruh o periksa tanda-tanda lepasnya plaenta
mengedan o oksitosin dosis ke 3
o kandung kemih dikosongkan o rujuk
o beri oksitosin jika penanganan aktif kala III o jika ada robekan jahit dulu
belum dilakukan
o jika dalam 30 menit setelah pemberian Presentasi Bokong
oksitosin dan uterus berkontraksi, plasenta o kejadian: 3%
belum lahit: PTT o macam:
o jika tidak berhasil, lakukan manual plasenta o Etiologi:
o Indikasi manual plasenta: retensio o Ibu
plasenta, TP putus, perdarahan Panggul kecil
lebih 500ml, dalam narkose, R/ Tumor lajan lahir
HPP o Janin
o Jika pembekuan > 7 menit berarti ada Kecil/premature
koagulopati Besar/kembar
o AB jika ada tanda-tanda metritis Hidrosefalus/anensefalu
s

Inversio Uterus o Uterus


Adalah: komplit dan inkomplit Lembek
Tindakan : reposisi segera Kelainan uterus
Jika ibu sangat kesakitan: pethidin 1 mg/kgBB IM.IV Kelainan plasenta
Jangan diberikan oksitosin sampai uterus selesai di Hidramnion
reposisi Mioma uteri
Berikan AB o Komplikasi
Jika dicurigai nekrosis: HT o Ibu
Robekan jalan lahir
DIC: 0.5-0.8% Syok
Sisa plasenta: 23-24% kuretase infeksi
o janin
Manajemen aktif kala III: sufokasi
1. Pemberian oksitosin segera asfiksia
2. PTT kerusakan otak
3. Pemijatan uterusNico
segera setelah
– Verdi plasenta
– Irca – Rialahir fraktur
– Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri 22
Guide Book Obgyn FK UNSRI

Hamil: Knee chest position: 30-32 minggu Dilakukan eksplorasi, portio intake, tidak dijumpai
VL : PG 32-34 minggu perluasan luka episiotomi.
MG 34-36 minggu, kontrol 1 minggu Luka Episiotomi dijahit secara jelujur subkutikuler
Persalinan: dengan chromic cat gut 2.0
Pertolongan persalinan: Bracht, Ekstraksi partial, Ku ibu post partum baik, darah (-)
ekstraksi total

SS dipertimbangkan pada: Laporan Kuret Isap


1. Kelainan panggul
2. Janin besar Pukul 02.00 tindakan dimulai
3. BOH Penderita dalam posisi litotomi, dilakukan tindakan
4. Cacat rahim aseptic antiseptik
5. PEB/eklamsia Vesika urinaria dikosongkan dengan catheter
6. KPSW = 12 jam Dipasang sims atas dan sims bawah, portio
7. Kepala hiperekstensi ditampakkkan secar avoe
8. PG tua, infertile, presentasi kaki Portio dijepit dengan fenster klem, sondase AF 18 cm
9. Prematuritas Dilakukan tindakan kuret isap secara sistematis,
10. PJT berat didapatkan jaringan mola+darah ± 1500 cc
11. Gawat janin Setelah itu dilakukan kuretase secara tumpul
12. Kelainan kemajuan persalinan Setelah diyakini tidak ada lagi perdarahan, portio
13. Kontraindikasi pervaginam (bekas operasi) dibersihkan dengan kassa betadine
14. ZA = 3 Pukul 02.15 tindakan selesai
D/ pra tindakan: Abortus mola + anemia sedang +
Laporan ekstraksi vakum Susp TB paru
Pukul 12.45 D/ pasca tindakan : mola hidatidosa pasca kuret
Tampak parturient ingin mengejan kuat, pada hisap
pemeriksaan: Tindakan : kuret isap
o Pembukaan lengkap
o Ketuban -, kehijauan Laporan Ekstr aksi Parsial
o Terbawah kepala
o UUK ki belakang Pukul 04.00 WIB
o HIII + Tampak parturient ingin mengejan kuat
D/ : PG hamil aterm inpartu kala II JTH posisi VT :
occipito posterior o f lengkap
Th/: pimpin pesalinan o terbawah bokong
Episiotomi mediolateral o tuber di bawah spina
Pukul 13.50 o penunjuk sacrum
Setelah 1 jam dipimpin tidak dijumpai kemajuan o ketuban (-) jernih, bau (-)
persalinan
D/: PG hamil aterm inpartu kala II lama JTH, D/ : G1P0A0 hamil aterm inpartu kala II dengan
posisi occipito posterior JTH Presbo
Th/: kala II diakhiri dengan EV R/ : pimpin persalinan
Episiotomi mediolateral Episiotomi medio lateral

Dilakukan pemasangan cup vakum ukuran sedang Pukul 04.08


pada UUK menjauhi UUB, setelah diyakini tidak ada Bokong lahir spontan dengan tenaga mengejan, tali
jaringan yang terjepit, tekanan vakum diturunkan –0.2 pusat dikendorkan.
kg/cm2 2 menit –0.4 kg/cm2 selama 2 menit – Ibu dipimpin mengejan sebanyak 3x, scapula tidak
6kg/cm2. tampak di bawah simfisis, diputuskan untuk
Dilakukan evaluasi ulang tidak dijumpai jaringan ibu melakukan ekstraksi partial, digunakan cara lovset
yang terjepit cup vakum terpasang dengan benar. untuk melahirkan bahu, kepala dilahirkan dengan cara
Dilakukan traksi mendatar sejajar bidang lantai mauriceau.
sampai puncak hicung berada di bawah simfisis,
dilakukan traksi ke arah bawah untuk melahirkan Pukul 04.10
muka disusul dengan traksi ke arah atas. Lahir berturut-turut dagu, hidung, dahi & kepala.
Pukul 14.00 Lahir bayi perempuan 3600 gram, 50 cm AS 6/9
Lahir bayi laki-laki, 3200gram, AS 7/9 PB 51 cm,
lilitan 2x erat pada leher Pukul 04.12
Pukul 14.05
Plasenta
cm lahir lengkapNico
600–gram,
VerdiPT
– Irca
50 cm,
– Ria
f 18x20
– Agoes – Puspa – Cipta
Plasenta
18x15
– Erty
cmlahir
– Fahmi
lengkap
– Putu
BP 600 gram, PT 50 cm, f23
– Putri
Guide Book Obgyn FK UNSRI

Laporan Ekstraksi Forceps tulang tengkorak dengan Cunam Muzeux


pada jam 12, 5, 7
Pukul 00.40 WIB - Dilakukan traksi Cunam Muzeux sewsuai
Tampak Os ingin mengedan kuat dengan arah sumbu panggul
Vt:
- Pertio tak teraba vulva edena Pukul 07.15 WIB lahir 2400g tanpa jaringan otak,
- Pembukaan lengkap 47 cm, lebam mayat
- Ketuban – hijau, ha – Pukul 07.18 WIB plasenta lahir lengkap BP: 400g, 48
- Terbawah kepala cm, diameter 17x19cm
- K III + - Dilakukan eksplorasi pada cavum uteri
- UUK kiri depan tidak didapatkan discontinuitas jaringan
Kesimpulan: G4 P3 A0 hamil aterm inpartu - Pada portio dilanjutkan laserasi 2,9
Kala II + partus kasep, jth, pres kepala sepanjang 1,5 cm
Terapi pimpin persalinan - Luka robek dijahit dengan kromic cat get
Episiotomi mediolateral terputus
Pukul 00.45 WIB Pukul 07.50 tindakan selesai
Tindakan dimulai
- penolong membayangkan persi forceps Laporan Manual Plasenta
terpasang disepan vulva Anesthesi Anesthesi:
- biparietal terhadap kepala, miring terhadap Operator
panggul Asisten Premed:
- dilakukan pemasangan forceps kanan di
posterior, lalu dilakukan wondering ke Pukul………….WIB
anterior - Tindakan dimulai
- forceps kiri dipasang di anterior - Pasien ditidurkan dalam posisi lethotomi
- dilakukan penguncian secara tidak langsung - Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik
- dilakukan periksa dalam ulangan tidak ada pada daerah vulva dan sekitarnya
jalan lahir yang terjepit dilanjutkan dengan pemasangan doek steril
- dilakukan traksi percobaan berhasil - Kandung kemih dikosongkan dengan
- dilakukan traksi definitif catheter
- Tangan kanan dimasukkan secara olestetrik
Pukul 01.50 WIB ke dalam vagina menelusuri tali pusat,
Lahir hidup dengan EF 3300 g, 51 cm, As 8/9, tangan kiri menekan fundus uteri
FTAGA - Plasenta dilepaskan secara manual dari
Pukul 01.08 WIB marginal ke tengah sampai seluruh plasenta
Plasenta lahir lengkap berat 500 g terlepas dari cavum uteri dilahirkan
Panjang tali pusat 49 cm, diameter 18 x 20 cm - Plasenta lahir lengkapBP 400g, diameter
Dilakukan explorasi tidak didapatkan laserasi pada 15x10x6 cm
porsio/ vagina perpanjangan luka episioteni - Dilakukan eksplorasi jalan lahir
KU: post portum + anak bayi - Tidak didapat laserasi jalan lahir
Pukul………..WIB tindakan selesai
Laporan Embriotomi Pra tindakan PbA0PP sontan (luar) dengan HPP dini
ec retensio plasentae
Pukul 06.15 WIB Pasca tindakan, plasenta adhesiva
- Tindakan dimulai Tindakan : Manual plasenta
- Penderita dalam posisi lethotomi dan
narkose umum
- Dilakukan tindakan aseptik-antiseptik
padadaerah vulva dan sekitarnya Gejala Nilai Jumlah
- Dilakukanpengosongan V.U Subjektif
- Dengan menggunakan sims atas, bawah, Dyspnoe +1
kepala ditampakkan secara avoe d’effort
- Dilakukan penjepitan kulit kepala pada Palpitasi +2
daerah sutura sagitals dengan menggunakan Capai/lelah +2
2 buah Cunam Muzzeux Suka panas -5
- Dilakukan pengguntingan kepala diatas dan Suka dingin +5
bawah Cunam Muzzeux Nervous +2
- Incesi diperlebar dengan menggunakan Keringat +3
- perforator
V. urinaria
isi pada –sutura
Verdisagitals
kepala dikeluarkan,
Nico
dilindungai dengan
dilakukan
– Irca –tangan
Ria
penjepitan
– kiri,
Agoes – Puspa – Cipta
banyak
Tangan
– Erty
basah
– Fahmi
+1 – Putu – Putri 24
Guide Book Obgyn FK UNSRI

Nafsu makan + +3 vesika urinaria untuk mengosongkan air


Nafsu makan - -3 seni
BB + -3 5. Hematoma pada traktus genitalis
BB - +3 6. Tekanan intraabdominal yang berkurang
Jumlah karena otot-otot perut masih lemah
Gejala Ada Tidak
Objektif Ada KLASIFIKASI PERSALINAN FORSIPAL
Struma (tiroid +3 -3 MENURUT STATION DAN ROTASI
teraba) Tipe Klasifikasi
Bruitz di tiroid +2 -2 prosedur
Eksoftalmus +2 0 Outlet 1. Kulit kepala tampak pada
Gerakan +4 -2 forceps introitus tanpa pemisahan
hiperkinetik dari labia
Lid lag +1 0 2. Tulang kepala fetus
mencapai dasar panggul
Lid retraction +2 0
3. Sutura sagitalis pada
Telapak tangan +2 -2
keadaan anteroposterior
hangat
atau oksiput kanan atau kiri
Fibrilasi atrium +4 0 pada posisi anterior atau
Nadi <80 x/m 0 -3 posterior
80-90 x/m 0 0 4. Kepala fetus setinggi atau
.90 x/m +3 0 pada perineum
Jumlah 5. Rotasi tidak melebihi 45
derajat
Interpretasi: < 11 = eutiroid Low Titik terendah kepala fetus pada
11-18 = ragu-ragu forceps station = +2 cm dan tidak pada dasar
> 18 = hipertiroid panggul
Rotasi = 45 derajat (oksiput kanan
INDEKS KARYADI atau kiri anterior jadi oksiput anterior
D = -8,37612800 + (0,52568700 Fut(dlm minggu)) - atau oksiput kanan atau kiri posterior
(0,1658073 Nadi) jadi oksiput posterior)
+ : eutiroid Mid Station diatas +2 cm tetapi kepala
- : tirotoxicosis faorceps engaged
High Tidak termasuk klasifikasi
Tumor jinak Tumor ganas
1. Massa kistik 1. Massa padat
2. Pertumbuhan 2. Pertumbuhan KPSW
lambat cepat Definisi:
3. Permukaan rata 3. Berdungkul- Pecahnya selaput ketuban dalam kehamilan/ dalam
4. Mobile dungkul persalinan sebelum diameter 3 cm
5. Ascites – 4. Immobile/
6. Usia muda terfixir PROM: Ketuban pecah sebelum diameter 3 cm
7. Unilateral 5. Ascites + Early PROM: ketuban pecah sebelum inpartu
6. Usia tua PPROM: ketuban pecah pada kehamilan < 37 minggu
7. Bilateral
Insiden:
RETENSIO URINE POST PARTUM - 2-6% kehamilan
- Penyebab 1/3 kematian prenatal
Ibu yang telah melahirkan hendaknya dapat kencing - Morbilitas, Mortalitas
sendiri, ibu disuruh berjalan-jalan; jika tidak dapat - Prematuritas: RDS, IVH, infeksi neonatus,
kencing, maka dilakukan katerisasi. pneumonia,sepsus,
Sebab-sebab retensio urine post partum ialah: enterokoletisneurotikans, dll
1. Obstruksi pada uretra karena udem pada - SC tinggi
trigonum - Solutio plasenta (7-10% kasus)
2. Kapasitas vesika urinaria bertambah dan - Gawat janin (penekanan TP karena
tidak sensitif terhadap tekanan cairan oligohidramnion)
intravesikal - IVFD (1-2% kasus)
3. Infus oksitosin dengan dosis antidiuretik - Kepoplasia paru
4. dapat
Anestesia, terutama
mengurangi
Nico anestesia
– Verdi
sensasi dankonduksi,
– Irca keamampuan
– Ria – Agoes – Puspa – Cipta – -Erty Infeksi
Defarmitas
Kel
– Fahmi
congenital
ibu
– Putu
skeletal
– Putri 25
Guide Book Obgyn FK UNSRI

Chorioamnionitas – suhu > 38,2 °C, nyeri - Presentasi lain yang tidak sama dapat
uterus, kontraksi, ketuban bau, leukosit pervaginam
tinggi, kultur + - BS < 5

Etiologi: multifaktorial Pervaginam


Berkurangnya kekuatan membran akibat infeksi - Tidak ada Kontraksi indikasi tetes pitosin
(ascendens dari vagina/ serviks) - Bukan letak lintang/ presentasi lain yang +
Peningkatan tekanan intrauterine pada ovi mungkin pervaginam
- servix incompeten - BS = 5
- gemelli - Usia gestasi < 28 minggu
- tekanan/ konsentrasi miometrium tinggi - Janin mati
- CPD
- HAP Bila penderita belum inpartu
- Malposis
Lain-lain Tunggu inpartu
- Sosial ekonomi rendah
- defisiensi gizi, vitamin C Partograf dimulai pada saat inpartu
- merokok
- keturunan Bila 12 jam pecah ketuban belum inpartu
- antagonis pada golongan darah ABO
- umur > 35 th Induksi

Diagnosis: cairan ketubandari vagina Partograf dimulai pada saat induksi


Aliran cairan ketuban dari OUE dengan spekulum
Cairan di fornex posterior Halaman 138 : Score Harry Field untukm Induction
- nitrazine test, lakmus merah jadi biru of Labour
- arboriasi test: daun pakis
- sitologi lihat vernix caseosa dengan HAP
papaniculau, pinasialone, nile blue sulfat
USG: cairan ketuban Definisi:
Perdarahan yang terjadi pada jalan lahir setelah > 28
Penatalaksanaan minggu (perdarahan antara kehamilan 22-28 minggu,
- tentukan komplikasi +/- disebut perdarahan TM II).
- tentukan usia gestasi
- tentukan tanda-tanda inpartu Klasifikasi:
1. plasenta previa
Konservatif, bila: 2. solusio plasenta
- Komplikasi – 3. perdarahan antepartum yang belum jelas
- Usia gestasi > 28 – 37 minggu sumbernya
Terapi: a. ruputur sinus marginalis
- Tokolitik b. plasenta ;etak rendah (mulai
- Corticosteroid berdarah pada akhir
- Vitamin C dosis tinggi kehamilan/awal persalinan)
- Antibiotik c. vasa previa (mulai berdarah saat
Cairan tidak keluar lagi dan pulang dengan nasehat ketuban pemecahan selaput
ketuban)
Aktif, bila: d. kelainan serviks (erosi, polip,
- Komplikasi + varices, trauma, Ca)
- Usia gestasi> 37 minggu/ > 28 minggu
- Janin mati Frekuensi:
- Indeks tokolitik > 8 3% persalinan
Antibiotik diberikan bila:
- Komplikasi + Hati-hati HAP bila:
- Akan diterminasi 1. usia > 35 tahun
- Ketuban - > 6 jam 2. = 5
3. bagian terbawah masih floating diatas PAP
Cara persalinan: 4. PE/hipertensi kronis
Perbdominam 5. letak lintang
-- Kontraksi indikasi
Letak lintang
Nico tetes–pitosin
– Verdi Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri 26
Guide Book Obgyn FK UNSRI

3. Inspekulo
Plasenta Previa Perdarahan berasal dari OU
4. USG
Definisi: Penentuan letak plasenta secara tidak
Plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada SBR langsung
sehingga menutupi sebagian/seluruh OUI. 5. Perabaan forniks
Pemeriksaan melalui canalis cervivalis
Klasifikasi: penentuan letak plasenta secara langsung.
Berdasarkan terabanya jaringan plasenta pada OUI:
1. Plasenta previa totalis : seluruh OUI Indikasi PDMO:
tertutup oleh jaringan plasenta (23-31,3%) 1. aterm
2. Plasenta previa parsialis : sebagian OUI 2. tidak ada gawat janin
tertutup oleh jaringan plasenta (20,6-33%) 3. infertile
3. Plasenta previa marginalis : pinggir plasenta 4. JTM
berada tepat pada pinggir OUI 5. KU baik, Hb > 8 gr%
4. Plasenta letak rendah : plasenta yang
letaknya pada SBR tetapi belum sampai Kontraindikasi PDMO:
menutupi OUI (tepi plasenta berada 3-4 cm 1. active bleeding
diatas tepi OUI) 37-54,9% 2. syok/KU jelek
Etiologi: 3. Hb < 6 gr%
Tidak diketahui dengan pasti. 4. transverse …….
Factor predisposisi: 5. fetal distress
1. vaskularisasi desidua berkurang
- umur tua Penatalaksanaan : ekspektatif dan aktif
- multiparitas I. Ekspektatif
- anemia Tujuan: janin tidak lahir prematur
2. kerusakan endometrium/miometrium Syarat:
- R/ SC (> 4 kali), curigai plasenta previa hamil < 37 minggu
- R/ kuretase belum inpartu
3. plasenta besar janin hidup
- gemelli KU ibu baik (Hb > 8 gr%)
- eritrobaltosis fetalis Perdarahan tidak aktif
- merokok Tindakan:
4. sebab-sebab yang belum dapat dijelaskan: 1. MRS, tirah baring, mobilisasi bertahap
- kehamilan dengan myoma 2. tokolitik
- janin laki-laki 3. antibiotic
- R/ plasenta previa 4. USG:
Patogenesis: - implantasi plasenta
1. kerusakan endometrium implantasi - usia getasi
kurang baik plasenta berimplantasi pada - profil biofisik
SBR - letak dan presentasi
2. kebutuhan nutrisi > N (gemelli, bayi besar) 5. Amniosentesis tes kocok (Bubble test)
plasenta melebar mencapai SBR/OUI. maturitas paru
Gejala-gejala: 6. kehamilan < 32 minggu
- gejala awal berupa bercak deksamethason/betametason
- darah segar II. Aktif
- biasanya malam hari saat Syarat:
pembentukan SBR 1. hamil = 37 minggu
- perdarahan sebagian besar dari 2. inpartu
ibu, sebagian kecil dari janin 3. janin mati, ada kelainan
(±10%) congenital mayor
Diagnosa: 4. KU ibu jelek, syok
1. Anamnesis: 5. perdarahan aktif dan banyak
a. perdarahan dari jalan lahir 6. bagian terbawah sudah masuk
b. tanpa nyeri PAP (3/5-2/5)
c. tanpa sebab Tindakan:
terutama pada multi - Perbaikan KU:
2. PL infuse
a. Nico
b. bagian
PAP
ada kelainan
– terbawah
Verdi letak
– Irca
belum
– Ria
masuk
– Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri atasi syok 27
tranfusi
Guide Book Obgyn FK UNSRI

- Setelah syok teratasi: B. klinis


pastikan diagnosa • konstitusional
dan cara terminasi - kelelahan
KU jelek SS - RR
KU baik PDMO - demam
• bidang obstetric
Cara menyelesaikan persalinan: kematian janin karena:
1. seksio sesaria - disfungsi plasenta
Prinsip: - antibody antifosfolipid
Menyelamatkan ibu (walau janin telah - kelainan ginjal
meninggal, tetap dikerjakan)
Tujuan: Persalinan preterm, berkaitan dengan SLE phase.
• melahirkan janin dengan segera uterus
berkontraksi perdarahan berhenti Kelainan pertumbuhan janin, berkaitan dengan
• menghindari terjadinya robekan serviks jika kejadian Pregnancy Induce Hypertension dan
pervaginam Sindroma Antifosfolipid.
2. pervaginam
Prinsip: Mekanisme immunoregulator pada kehamilan,
Perdarahan akan berhenti bila ada penekanan plasenta sebagai penyerap imunologik.
pada kepala.
Dapat dilakukan dengan cara: Pengaruh pada kehamilan:
- amniotomi dan akselerasi • fase reproduksi tidak terganggu (KI)
(plasenta akan naik mengikuti • kelainan organ vital mengganggu
SBR) kehamilan
- versi Braxton Hicks versi • terbanyak pada perinatal
digital dengan 2 jari untuk
menurunkan kaki pada Jika kehamilan terjadi pada fase remisi, tunggu
pembukaan serviks 2-3 cm penyakit terkontrol 6 bulan.
induksi letli atau plasenta
previa Kontrasepsi: progesterone murni, kondom, diafragma.
- cunam Millet
Tindakan abortus merupakan penyebab timbulnya
eksaserbasi.
RONDE
Terapi:
Lupus Eritematosus Sistemik • Pra kehamilan
- konseling
Merupakan pernyakit autoimun, menyerang banyak - tidak dalam remisi
organ. Wanita > laki-laki - bukan sitostatika OAINS
• ANC
LES dapat mempersulit kehamilan - trimester III 1 minggu 1 kali
- trimester I – II 2 minggu 1 kali
Etiologi:
Multifaktorial: penderita belum remisi yang hamil, tidak perlu terapi,
• genetic tetapi hanya monitoring.
• seks kromosom
• virus Post partum, observasi timbulnya eksaserbasi.
• stress
Sistem Imun:
Patogenesis: • Spesifik macrofag
Kerusakan jaringan karena autoantibody • Non spesifik
- seluler : sel T
Diagnosa berdasarkan criteria LES ada 4 gejala klinis, - humoral : sel ß
ditegakkan dengan pemeriksaan autoantibody
autoimun. Pemberian immunosupresan, jika steroid dosis tinggi
tidak memperbaiki pemberian bersa ma-sama dengan
A. pemeriksaan steroid.
•• Anti Nuclear
Antibodi Antibody
terhadap
Nico – Verdi (ANA)
ds DNA
ss DNS– Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta
Endoxan
untuk
– Erty
kemoterapi.
bersifat
– Fahmi – Putu – Putrijuga digunakan28
imunosupresan,
Guide Book Obgyn FK UNSRI

Pada kehamilan, prinsip monoterapi. sering merupakan KA sekunder, karena terjadi


Aspirin menghambat sintesis prostasiklin sehingga rupture tuba/abortus tuba.
antiagregasi mencegah agregasi tromboxat. Jika
dipakai lama akan memperpanjang waktu perdarahan Kriteria “Studdiford”, R? perdarahan abdominal
HPP sebelumnya.
post maturitas
80 mg/hari untuk mencegah aterosclerosis Terapi operasi:
• persiapan transfuse 1000-2000 cc
Limfotoksis relative Trofoblastik • plasenta ditinggal, tali pusat dipotong dekat
plasenta
Observasi Partograf WHO • ~ bertahan sampai hari ke-5
• terapi MTX 10 mg selama 5 hari pro mulai
Suatu alat untuk mencegah persalinan yang hari 4-6
memanjang. • kontroversi: menakan sutul, rentan terhadap
infeksi sepsis
Kemajuan persalinan: • monitoring kadar ß HcG
• pembukaan serviks
• penurunan kepala kehamilan ektopik Douglas punksi (+)
• his frekuensi, dan lama kehamilan abdominal tidak dilakukan punksi
cairan amnion
Kondisi janin:
• DJJ KA di Dd/ dengan hematocele
• Selaput ketuban dan air ketuban KE lanjut dan KA terdapat kantong amnion
• Molase
KE lanjut, kehamilan yang tidak diketahui. Misalnya
Kondisi ibu: kehamilan tuba, kehamilan intraligamenter.
• TD, Nadi, RR
• Urine: volume, protein, aseton Cullen sign
• Obat: infuse periumbilical dark blue
• Pemberian oksitosin ahli bedah Philadelphia ditemukan pada
lipat paha pada adnexitis adanya
Ginekologis perdarahan yang lama

System status ginekologis: KE ditempat yang tipis pecah dalam 4-6 minggu,
• massa : ukuran, konsistensi, permukaan di ampulla 6-8 minggu.
• gambar
KA sekunder: pertumbuhan zygote tidak sesuai
system status obstetri: dengan perkembangan plasenta, terjadi abortus, tetapi
Presentasi bokong: hasil konsepsi tetap berkembang.
• penurunan di atas spina H II
• penurunan di bawah spina H III Parasitic myoma/wandering myoma.

Kehamilan Abdominal Kehamilan, jika hasil fertilisasi mengala mi


implantasi.
KU: nyeri perut kanan bawah
R/ amenore FORCEPS
Perdarahan F : Full dilatation
Demam O : Occipito presentation
Trauma R : Rupture of membrane
C : CPD (-)
Cullen sign (+) ditambah de ngan darah 1000 cc, R/ E : Engaged
laparotomi: SOB P : Position must be know
S : suitable
Kehamilan abdominal:
a. usia gestasi < 20 minggu, TBJ 500 gr KA dini Indikasi:
b. usia gestasi > 20 minggu, TBJ > 500 gr KA A. Ibu
lanjut PEB/Eklamsia
usia gestasi > 28Nico
lanjut minggu,
– Verdi
hampir
– Irca
viable – Agoes – Puspa – Cipta – Erty Decomp/edema
– Ria KA Rupture
– Fahmi uteri
– Putu –paru
imminensacute
Putri 29
Guide Book Obgyn FK UNSRI

B. Janin Terapi:
Gawat janin a. Observasi
b. Medis
Waktu: c. Destruksi
Kala II memanjang: elektrokauter, biopsi dulu, pastikan tidak
Nullipara > 2 jam ada
Multipara > 1 jam diatermi koagulasi
krioterapo
Preparat untuk tokolitik: laser CO 2
MgSo4 d. Ekstirpasi cdold knife (histopatologis)
Salbutamol e. See and treat
Bricasma f. Alternative pilihan ~ fasilitas, skill, cost
Ca antagonis (Nifedipine dosis 2-5 mg SL)
Papaverin Test pap, IVA
ß mimetic m. asetat
duvadilan vasodilator perifer massa (+) kolposkopi
yutophar myometrium sebagai tokolitik
Infus kemoterapi/neoadjuvan intra arteri pada
AdenoCa: penderita Ca cervix stadium Ib 2sampai IIIb terapi
banyak sel tanduk melalu a. gluteal superior tidak melalui vena
Rö: resisten sehingga tidak melalui jantung/sistemik.
Khemosensitif
Mola, tidak diterapi dengan MTX, dapat hamil setelah
Ca Epidermoid : PP test 3 kali (-).
Rö: sensitive
Khemosensitif Mola dengan terapi MTX .
MTX distop setelah PP (-) 3 kali, dapat hamil setelah
PEB kala II dipercepat, kalo bokong, bisa full 1 tahun (MTX degradasi selama 1 tahun) kelainan
extraction atau partial extraction. congenital, IUFD, dll, karena ovum (oogenesis) masih
dipengaruhi oleh metabolit sitostatika.
Teratoma:
A. Matur Kemoterapi bekerja pada sel; dalam fase proliferasi.
B. Immatur : konservatif MTX stop jika PP test < 10 mg/ml.
Borderline jika IA : sitostatika
Penyebab terjadi perlengketan pada genitalia interna:
F/ persalinan: infeksi
Power endometriosis
Passage malignancy
Passenger
Psikis Sterilisasi:
Penolong Pomeroy pengikatan dan pemotongan
Psikis dan penolong merupakan hambatan psikis. tuba
Kroedner fimbriektomi
Lesi prekanker cervix
1. Sitologi Vulvovaginitis :
Screening Fisiologis
Pap smear durasi >90 o
Patologis
2. Biopsi - infeksi: jamur, bakteri, parasit, virus
3. Kolposkopi - keganasan
4. Konisasi - corpus alienum
- hormonal
Terapi sitologi abnormal:
1. konservatif kista Bartholini e.c. N. gonorrhea.
2. aktif bertendensi ganas
3. ascus Biofisik Profile:
4. LGSIL aterm
5. HGSIL bekas SC
6. AGUS janin hidup
Interferon omterover Nico
represi
– Verdi
pada– gen
Ircavisus.
– Ria – Agoes – Puspa – Cipta
jika –kondisi
Erty – baik
Fahmiobservasi,
– Putu – Putri
coba pervaginam. 30
Guide Book Obgyn FK UNSRI

Jika kondisi tidak baik misalnya CPD, cenderung Prosedur Ca Corpus:


memburuk SC • D/
• aterm + PEB terminasi belum waktu 24 • Surgical staging
jam • Kemoterapi/radiasi
• aterm + eklapsia terminasi belum waktu
12 jam Gangguan kese imbangan Prostasiklin, Tromboxan.
Vasospasme penurunan aliran darah
SC e.c. PEB anestesi yang aman epidural. uteroplasenter.

Adnex antidotum Valium. 20-40% lupa HPHT


-R/ gangguan mens
PEB: - Perdarahan akibat AKDR, nidasi
• pada plasenta terdapat aterosklerosis
• kalsifikasi Induksi persalinan :
1. Mekanik : amniotomi, stripping, perangsangan
Blighted vovum, usia gestasi 2,5-3cm tanpa fetal nipple
pool. 2. Kimiawi : uterotonika

Terapi Catapres IV : PEB aterm belum inpartu, lakukan terminasi,


• 1 ampul 150 µg/ml stabilisasi 1-3 jam.
• 10 cc NaCl atau 250 D 5%
• Inpartu:
10 tetes/menit atau 10 tetes/menit
His 2x/10’/=20” primi
Penyebab terjadinya edema paru pada PEB: His 2x/10’/=25” multi
1. tekanan osmotic .
2. Albumin globulin ratio >< , ekstravasasi KI drip Pitosin :
- bekas SC klasik
3. hiper/hipodinamik
- bekas SC rupture uteri
4. kebocoran dinding kapiler
- CPD
- PEB + Eklampsia
Fase laten dengan his tidak adekuat tidak
akselerasi
Fase aktif dengan his tidak adekuat akselerasi
Death conceptus degenerasi ova atau blighted
ovum
KPSW pada kehamilan < 28 minggu terminasi
Pada operasi menembus plasenta, cari kaki dan
Ab imminens, bed rest 24 jam USG
ekstraksi, sangat sulit jika dilakukan luksir kepala. Suspect ganas:
Insisi SBR = 8 menit perlekatan
Jika kurang atau lebih janin meninggal nyeri
cepat membesar
Pehacain onset cepat, durasi cepat
Lidocain onset lama, durasi lama Irisan pada myoma memanjang
Dosis maksimal 500 mg (12 ½ ampul)
Hiperemesis;
Trias Mola (PA) KU: TVI, tanda dehidrasi sedang
1. Stroma Ketonuria karena terjadi katabolisme lemak dan
2. Trofoblast protein
3. Avasculer
Siklus Krebbs:
Trias Stela sisa desidua - grade hiperemesis
- ketonuria (-) pulang
ß hCG serial tiap 2 hari
> 25 µg/ml kehamilan intra uterine Indikasi histerektomi:
< 5-15 µg/ml kehamilan extra uterine myoma besar
keluham miksi: nyeri
D/ Ca corpus D & C perdarahan tidak stop dengan obat
PA stadium usia
ingin anak/tidak 31
Nico – Verdi – Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri
Guide Book Obgyn FK UNSRI

EV + EP Jika tidak responsive radioterapi dan kemoradiasi


• teknik EV > mudah daripada EF
• komplikasi EV > ringan Manual Plasenta SA 1 ampul, Pethidine 50 mg
• EV = mampu mengedan dan his ibu
baik dibutuhkan tenaga ibu Misoprostol
aterm 25-50 µg
Gawat janin: abortus 400-600 µg
- lilitan
- KPSW Surgical Staging:
- Malposisi • KGB
- Post matur uteroplasenta, mampu • Omentum, appendix
mengatasi drip pitosin • Cairan peritoneum
• SOB
Tubektomi post matur • Biopsi endometrium
jika tidak ada komplikasi, tidak ada indikasi rawat
6-12 jam post partum Misoprostol oral
Nullipara makin >> pematangan cervix > lama
Post partum spontan Multipara makin << pematangan cervix cepat
• primi rawat 2 hari
• jika komplikasi (-) pulang Etiologi hiperemesis gravidarum:
• faktor endogen
Ekstirpasi, pada tumor yang bertangkai • faktor psikogen
Eksisi/Enukleasi, tumor yang tidak bertangkai • factor hormonal, ß hCG
Kista Bartholini sangat jarang menjadi Ca
Metil prednisolon KI TM I
Kriteria Blighted Ovum
• fetal sack (+), irreguler PTG penyakit trofoblastik gestasional, ada R/
• fetal pool (-) KE/Sb sebelumnya.
Non gestasional teratoma, dll
Ca corpus dan Ca Endometrium:
• infertile Terapi:
• hipertensi pasang tampon sementara
• staging > sulit daripada Ca cervix radiasi
• D & C biopsi kemoterapi
embolisasi: hipogastica dan uterine
D/ psoas tumor
D/ tumor intraperitoneal
Tumor extraperitoneal
Tumor extra abdominal Ca Cervix
Tumor intra abdominal (bimbingan dr. Agustria)
Tumor retroperitoneal
Pemeriksaan penunjang :
Usia < 40 tahun ovarium harus tetap dipertahankan Untuk terapi dan juga untuk melihat keadaan organ-
Usia 40-45 tahun pada saat laparotomi tidak terjadi organ sekitar.
atrofi ovarium pertahankan
Ureter ren hidronefrosis korteks rusak
Ca ovarium biasa bersifat herediter dan multiple Ca, sehingga fungsi glomerulus rusak gagal ginjal.
R/ Ca mammae, Ca cervix.
Kolonoskopi apakah ada metastasis intralumen
Chorio Ca: PTG
D/ dini dapat sembuh sempurna BNO IVP therapy : untuk mengetahui fungsi ginjal
Th/ sitostatika segera darn/ resistensi terhadap masih bagus/ tidak, dan untuk mengetahui apakah
sitostatika terjadi metastasis.

Stadium IIb terapi neoajuvan

operable
radical histerektomi Nico – Verdi – Irca – Ria – Agoes – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri 32
Guide Book Obgyn FK UNSRI

BNOIVP : kontras masuk ke glomerulus berarti gagal Jika tumor tersebut kecil (tidak ada ascistes) ingin
ginjal, jika tidak masuk ke glomerulus berarti terjadi dibuktikan ganas maka dilakukan dengan cara :
hidronefrosis, dan jika kontras tidak masuk sama semprotkan air dalam peritoneum bilas lalu
sekali berarti masih bagus. ambil.

Ca yang bisa dioperasi hanya Ca stadium IB s/d IIA Ca endometrium memiliki prognosa terbaik dari Ca
yang lain.
Khemoterapy : membunuh sel-sel yang sedang
tumbuh/ berploriferasi. Syarat dari khemoterapy Polip endometrium ada yang fungsional (rangsangan
tersebut adalah fungsi ginjal dan hepar masih baik, estrogen) dan non fungsional (infeksi kronis).
oleh sebab itu selalu diperiksa enzim SGOT, SGPT,
dan fungsi ginjal. Karena obat-obat khemoterapy Apa perbedaan premature dan preterm ?
harus dikeluarkan, kalau fubgsi hati dan ginjal jelek Prematur untuk bayi, sedangkan preterm untuk usia
maka akan terjadi keracunan. kehamilan.

Faktor penyebab : HPV Apa perbedaan atonia uteri dan inertia uteri?
Faktor resiko : yang memenudahkan infeksi HPV, Hanya pada istilah, jika atonia diberikan setelah
ex hygiene jelek, sosek rendah, merokok, dll. anak lahir tetapi jika inersia diberikan sebelum anak
lahir.
Virus HPV genom masuk kromosom masuk
salah satu lokus T53 rusak sehingga terjadi Mengapa jahitan subkutikular diganti perbannya pada
proliferasi dikenali sebagai sel yang patologis hari ke 5 ?
displasia akan difagosit oleh limfosit. Angkat benang jahitan subkutikular pada hari ke 7
Merokok akan membuat sel limfosit ini menjadi jelek karena sudah terbetuk jaringan granulasi. Hari ke 5
sehingga system imun menurun. sudah terbentuk hipoblas, hari ke 7 hipoblast sudah
terbentuk overlap sehingga jika dibuka akan aman.
Mengapa kemo dulu baru dilakukan radiasi ?
Radiasi akan membuat jaringan menjadi fibrosis,
sehingga vaskularisasi menjadi jelek . Sedangkan
kemoterapi memerlukan vaskularisasi yang baik agar Definisi dari definisi :
dapat menjangkau semua area.
Suatu rumusan tentang ruang lingkup dan cirri-ciri
Pada kehamilan akan menyebabkan understaging. suatu konsep yang menjadi pokok pembahasan studi.
Pada kehamilan terjadi perubahan hormonal sehingga
jaringan di genitalia akan menjadi lunak sehingga Kata/ frase/ kalimat yang mengungkapkan makna,
sulit untuk merasakan infiltrasi Ca. keterangan, ciri utama dari orang, benda, proses,
Pada ibu hamil system imun akan menurun karena aktivitas, batasan (arti).
diturunkan pada janin.

Radiasi interna hanya membunuh sel di cervic dan


hanya terbatas pada persilangan antara ureter dan
a.uterina
Dosis radiasi hanya terbatas sampai 5000 rad, karena
jika lebih dari itu akan merusak ureter sehingga bias
terjadi fistula.
Radiasi akan merusak ion-ion yang bekerja pada
enzim-enzim yang aktif.
Terdapat jeda pemberian untuk memberi waktu sel
normal tumbuh kembali.

Ronde

Syndrom pseudomixematous pritonii ditandai dengan: Nico, Fahmi, Agus, Verdi, Cipta
Ascistes, hydrothorax, keganasan . (Kayu Agung, Januari 2006)

Bisa tidak periksa keganasan sebelum operasi secara


obyektif ?
Bisa
VNB dari tumor marker dan
Nico – aspirasi cairan/
Verdi – Irca tumor
– Ria = – Puspa – Cipta – Erty – Fahmi – Putu – Putri
– Agoes 33
[ G ELEVEN ]

PEB belum inpartu, aterm His:


Setelah stabilisasi buat inpartu dalam 6 jam Kontraksi uterus ritmis/teratur
Sementara pemberian MgSO4 berlangsung yang dilakukan Fundal dominal
refening Kenaikan tekanan intrauterine
Memiliki tenaga dorong
Primi tua + djj takikardi SC
Primigravida syarat EV = EF Management of Labor
Multigravida EV masih dapat jika EF gagal penurunan Persalinan dapat berjalan dengan keadaan ibu dan janin
kepala H II baik

Pertubasi Komplikasi ibu


Insuflasi ala rubin Partus kasep
Ruptur uteri
CO2 dimasukkan ke dalam cavum uteri, tuba jika tuba
paten gas keluar dari ujung tuba. Bunyi khas Tanda-tanda inpartu
(stetoskop), nyeri di bahu rs His dan perubahan serviks
Rontgen gelembung udara di bawah diafragma Pendataran serviks uteri

Kymogram: Persalinan disfungsional(distosia)


Tekanan: < 180 mmHg: tuba paten Persalinan yang tidak sesuai dengan kurva friedman
180-200 mmHg: penutupan parsiil Kemajuan persalinan tidak sesuai dengan kurva friedman
> 200 mmHg:adanya obstruksi
Penyebab
Amplitudo: 10-30 mmHg : peristaltik tuba Resistensi kuat=panggul sempit
Kontraksi /His lemah = inersia uteri hiportenik (daya
Hidrotubasi dorong)
Kanamyicin 1 gr
Dexamethason 2 amp. Putar paksi dalam ke depan
Aqua dalam 1 spuit Karena resistensi lemah, dibelakang ada otot dasar
panggul
Sindroma Her
Kumpulan gejala dengan kelainan genetik trisomi no terapi DKP
ICD: kode diagnostik Tanda osborn
Ukuran sama dengan luar panggul
D/Indikasi SC I
Infeksi setelah SC I Amniotomi
Who pembukaan 3 cm
Partograf Friedman persalinan terhenti /lambat
Algoritma penatalaksanaan persalinan Amniotomi : Cairan ketuban keluar volume uterus
berkurang prostaglandin merangsang persalinan
Labor: inpartu setelah kala II kontraksi terus meningkat
Delivery: kala II s.d. lahir Keberhasilan induksi
Bergantung pada skortelvik
Labor: = 6 induksi oksitosin
Evaluasi = 5 pematangan serviks dulu (prostaglandin, volley
Komplikasi
Keputusan Sedasi
Injeksi luminal/ petidum
Management of Labor His tidak hilang
Friedman His palsu hilang
Partograf WHO
Satgas Gestosis Induksi persalinan
Verdi
Try of Labor – Nicopercobaan
(persalinan – Irca –kalaPutri
2 – Puspa – Erty Merangsang
– Putu – uterus
Ria –untuk
Cipta – Fahmi
memulai -
terjadi persalinan
Active Agoespersalinan secara aktif
(technique)
penatalaksanaan management of labor 34
[ G ELEVEN ]

Akselarasi persalinan Pada suplai estrogen dan progesteron setelah ovarium


Meningkatkan frekwensi lama dan kekuatan kontraksi diangkat
uterus dalam persalinan Kelenjar adrenal kortisol
Tujuan untuk mencapai his 3x/10/40 Hepar cirrhosis

Oksitosin Tumor terfixir


2,5 iu/500 D5% Perlekatan
5 iu/500 D5% Intraligamenter
10 iu/500 D5%

Prostaglandin KET
PGE2 Pesarium 3 mg Perdarahan pervaginam
PGE2 gel 2-3 mg Nyeri abdomen
Pd formix posterior diulang 6 jam Anemia dan syok
Nyeri goyang portio
Micoprostol Hematoperitoneum
25 mcg ulang 6 jam
Naik 2x 50 mcg Syok
Sens turun
Barrier protektif TD turun tak teraba
Cuci tangan = topi, masker, goggle 30 Nadi cepat lemah
Konfeksi = dekontaminasi RR turun
T° C
Ab = 30 prabedah
Op 72 jam Luka SBR yang sudah nemotik, uterus masih dapat
Perawatan colon pencucian Ab dipertahankan
Jika < 24 jam suatu nekrotik tidak luas
Gross spallage (tercemar) Jaringan nekrotik dengan jelas infeksi
Mesoparium atasi pra + pasca bedah
Partus kasep
Puncak vagina (cuff) Fungsi konstitusi Hb, globulin, hemodinamik
6-14 hari pasca bedah Meteorismus pasang NGT, dekompresi
Mobilisasi cepat
Burst abdomen : viscera keluar Teknik jahitan penunjang pada fascia dan dinding perut
Woodescenci : peutoneum keluar
Antiseptik untuk benda hidup Jahitan yang terbaik untuk vaskularisasi adalah jahitan
Desinfectan benda mati sbg syarat terputus
Sterilisasi benda mati sbg syarat
Pada SC masih dipakai jelujur cepat menghentikan
Floral transciew perdarahan
Floral residence SBR I jahit jelujur biasa
Tuboovarial abscess SBR II terputus

HTSOB Antisipasi wound brain


Usia
Paritas Menilai luka
Besar massa Membuka perban pada kasus infeksi == hari ke III
Jika ada tanda-tanda infeksi angkat jahitan kulit untuk
AKDR mengeluarkan pus
Kontraindikasi relatif : PID
PB Usus kasus missed pada ginekologi Retensio plasenta
DD/ tumor padat ovarium Tanpa perdarahan pervaginam
Plasenta increta/percreta
Suspect ganas: Plasenta letak rendah terjadi retensio plasenta
Surgical staging laparotomi Tidak dilakukan manual plasenta
Inersia mediana
PA
Verdi – Nico – Irca
Peritonium – Putri – Puspa – Erty Letli
– Putu – Ria
dengan JTM– Cipta – Fahmi -
: bulkingAgoes
Masa tumor
Appendektomi perlengketan VC SC: Janin
pitosin
Kasep TBJ =syarat
2500embriotomi
gram tidak terpenuhi drip 35
[ G ELEVEN ]

Partus percobaan Persiapan preop myomaBNO – IVP


Partus yang dicobakan pada parturient yang tersangka
DKP untuk menilai adanya kesempitan panggul atau tidak Jika histerektomi mengalami kesulitan mencapai cervix:
Fungsionil Intrafacial fascia pubovesicalis
Anatomis CV dan CD Servix dipotong

Panggul sempit ringan dan sedang Hiperplasia endometrium pada usia tua
suspect DKP – TDL Ada oligospermia fruktosa turun gangguan motilitas
Syarat: ibu + anak baik usus
Volume semen rendah penyebab fruktosa turun
Friedman Defisiensi fruktosa
Penurunan kepala Perubahan komposisi plasma semen
Pembukaan Imunologis
Putar paksi dakam
Discence Fruktosa dengan sumber energi (ATP)
Dilatatation laktat
Intern rotation Fruktolisis

Gagal: Elongatio colli


4 jam setelah ketuban pecah tidak terjadi kemajuan Otot dasar panggul bawah baik, tetapi ligamentum
cardinale kendur
Distosia: gawat janin dan RUI
Diafragma urogenitale
Forceps percobaan m. transversa perinei
tidak memerlukan tenaga ibu m. bulbo cavernosus
Berat DKP perineal body

Forceps gagal Wound Dehisence


Forceps tidak bisa dipasang Komplit: segera
Forceps tidak bisa dikunci Incomplit: tidak segera
Tarikan berat
Prolaps uteri
Forceps berhasil therapy konservatif
Bayi lahir pervaginam tanpa cacat ibu atau bayi therapy operatif
Mempertahankan uterus
Trias Sutomo Tidak Mempertahankan terus histerektomi
Proliferasi trofoblast
Edema villi chorialis Perubahan anatomi panggul karena:
Degenerasi hidrofik Kehamilan
Avasculer Persalinan
Nekrotik Menopause
Perdarahan Usia
Hidup atau mati rectum terisi udara vagina > lurus
USG: Anesthesi
Hiperechoic padat Posisi tubuh
Hipoechoic cair :
Power
Kistoma ovarii musinosum Passage
Pecah pseudomisoma peritonei Passenger
Presentasi
Kistoma ovarii serosum Posisi
Pecah metastasis
Yang bisa dimanipulasi
Myoma uteri terjadi nyeri Power
Karena sarang myoma mengalami iskhemik Presentasi
Penekanan atau desakan Posisi
Terpuntir
Verdi – Nico – Irca – Putri – Puspa – Erty Myoma
– Putu – Ria – Cipta – Fahmi -
Myoma
MenambahAgoes
menimbulkan
Hipervaskularisasi perdarahan banyak
luas permukaan Degenerasi
Merah
Kistik 36
[ G ELEVEN ]

Hialin Recovery dan persiapan jumlah < 1 juta/cc


Membatu
Keganasan adeno ca endometrium/leimyosarcoma Jumlah 10-20 juta/cc
25-50%
Hamil – mola – PTG 15-25% inseminasi intrauteri
Klinis HBES:
Tidak ada kegagalan fertilisasi
Post kuret mola 6 minggu ß HCG tetap positif PTG Recovery < 1 juta ICSI

Chorio ca tidak akurat Katabolisme sampai minggu II


Terjadi perdarahan Anabolisme minggu III/>>>

Mola – uterus < usia gestasi Uremia pada GGK


Pada detah mola hemodialisa
Inisiasi dilaksanakan gejala klinis
PEB MRS Asidosis tidak dapat diatasi
Tujuan Hipervolemia mirip decomp
Mencegah timbulnya eclampsia Pericarditis neuropati perifer

Sondase pada mola Ca ovarium borderline std I tidak perlu adjuvan cek
di OK pada saat atau akan dilakukan tindakan tumor marker dan klinis

KET dan Myoma Tekanan negatif yang dihasilkan pada EV cup, diameter 6
cm 19,8hg
KET dan myoma dibiarkan observasi 3 bulan diresorbsi
kecuali timbul gangguan obstetri dsb. 22/7 x rx
2 p

KET sering di pars ampullaris karena tempat terfiksasi Kistoma ovarii terpuntir
Laparotomi cito acute abdomen
Kistoma ovarii serosumcenderung ganas
Tanda histologis: Teratoma immatur
Epitel tract Ada atau tidak s.d. neuroepitelium
Terdapat psamoma bodies Grade 0 : sel 0/lpb
Endapan ca Grade 1: 1-3/lpb
Epitel kubus
Sel goblet Tergantung stadium perlu atau tidak khemoterapi
Cairan mucosa PUD
USG: hiperplasia endometrium tekanan progesteron
Lintang kasep
Suatu keadaan pada letak lintang dimana bagian terbawah Ca cervix dengan obstruksi
janin tertekan di SBR yang tidak bisa didorong lagi maupun Ro/ urologi diversi
dalam keadaan anestesi urine dialihkan

Potensi reproduksi dari ayah akan diturunkan pada anak Komplikasi akibat radiasi R 1 -R2
laki-laki Komplikasi ligasi a. v. hipogastrika
Osborn + kepala floating
Infertilitas pria Jika ada kaput di kavum pelvis osborn tidak positif
Banyak
Tingkat keberhasilan rendah Therapy sulih hormon
Idiopatik tinggi assisted reproductive technique Estrogen: hiperplasia
Progesteron: menekan hiperplasia
Besar pemilihan ICSI Androgen: menekan TG, LDL dan HDL
Jumlah sperma < 5 juta/cc
Motilitas < 10% Ca Cervix std II B
Morfologi N < 5 % neoadjuvan: Radio th/, khemoth/
Ekstreem oligozoospermia azoospermia Khemoth/ sebelum radioth/
Terjadi mutasi sel sehingga resisten radiasi
Verdi
Jika jumlah 5-10 – Nico
juta/cc – Irca – Putri – Puspa – Erty – Putu – Ria – Cipta – Fahmi -
Agoes
10-15/25%
5-15% IVF Infertilitas
Fungsi Serviks
Menerima penetrasi spermatozoa 37
[ G ELEVEN ]

Reservoir dari sperma 3. Ringan


Filter dari sperma ok adanya lendir serviks Tidak melibatkan ovarium & terbatas pada
Melindungi sperma dari lingkungan vagina yang buruk peritoneum pelvis, diutamakan terapi hormonal
Memelihara sperma yang motil dari fagositosis ok bentuk selama 6 bulan.
kanalis yang berlekuk dengan lendirnya
Memberikan tenaga bagi sperma Teori
Berperan dalam kapasitas sperma 1. Teori Sampson (regurgitasi haid)
Mempertahankan kapasitas konseptus untuk berkembang Darah haid mengalir keluar tuba disertai serpihan
endometrium, diikuti implantasi & pertumbuhan
Penilaian lendir menurut Mogishi: pada ovarium dan tempat lain.
Jumlah lendir serviks 2. Teori transport mekanik (iatrogenik)
Jumlah sel leukosit Penyebaran langsung jaringan endometrium
Viskositas dan kejernihan 3. Fenomena induksi
Fern test: lendir serviks pada objek glass dikeringkan Endometrium melepaskan zat tertentu ke aliran
sehingga terlihat daun pakis pada fase preovulasi darah & mengaktifkan endometriosis
Spinbarkeit: elastisitas atau kekenyalan lendir serviks pada 4. Teori Robert Meyer (metaplasia selomik)
saat ovulasi (15-20 cm) Akibat rangsangan sel-sel epitel yang berasal
dari selom pada pelvis sehingga terjadi
Klomifen Sitrat metaplasia
(mestrolin, proferti, seropohene, clomid) 5. Teori Hablin (limpfatik) berasal dari endometrium
Adalah senyawa nonsteroid secara struktur berhubungan yang memasuki pembuluh limfe sewaktu
dengan dietilstilbestrol dan klorotrianisen, mempunyai efek menstruasi lalu menyebar.
antiestrogen lebih dominan, terdiri atas 2 isomer yaitu sis 6. Teori hematogen
dan trans Penyebaran yang jauh melalui darah
7. Teori sisa sel embrionik
Mekanisme kerja: menempati reseptor estrogen, selama Sel mulleer mendapatkan rangsangan hormon
pemberian FSH dan LH meningkat dengan menghilangkan ovarium, aktif membentuk endometrium
umpan balik negatif estrogen terhadap gonadotropin
Ovulasi 80% hamil 40-50% Kemoterapi:
Menurut Adashi: klomifen bekerja sebagai antiestrogen Intra peritoneal
pada tingkat hipotalamus dan efek estrogen pada tingkat Intra pleural
hipofisis dan ovarium Intra tekal
Kontrindikasi: Insufisiensi hepar, kehamilan, kista ovarium
dan kelainan organik lain Tujuan:
Cara pemakaian: dimulai hari ke-5 siklus haid, dosis awal Membunuh sel ganas efek terapi local
50 mg/hari selama 5 hari Mengurangi perfusi
Membuat perlengketan supaya tidak ada rongga
untuk tempat cairan
Endometriosis
Syarat:
Adalah suatu keadaan dimana jaringan
Molekul besar/berat
endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar kavum
Tidak iritasi
uteri. Bila di dalam miometrium disebut adenomiosis.
Obat langsung bekerja / segera aktif pada saat
Organ yang sering terkena : ovarium, ligamentum
diberikan, tidak melalui duktus hepatic
sakrouterina, septum rettovaginal, umbilicus, parut bekas
laparatomi.
Macam-macam antimetabolit:
Gejala: dismenorea, dispareuni, nyeri defekasi saat haid
5 FU
Diagnosa: anamnesis, PF, LD, USG.
Cisplatin
Pengobatan
Carboplastin
1. Derajat berat & luas
MTX
Pembedahan atraumatik sebagai pilihan utama:
laparatomi operatif (laser, elektrokoagulasi) &
Pasien dengan gagal ginjal
laparaskopi operatif
Rendah protein, Na
2. Derajat minimal
Konsul gizi diet GGK
Pengobatan medisinalis sebagao pilihan:
Konsul PDL intake cairan
- GnRH analogue: menekan produksi
Tes fungsi ren:
esterogen
o Eksresi
- Gestagen (Danazol, gestrinon, tamoksifen)
o Detoksifikasi / filtrasi
-VerdiNSAID (menghambat
– Nico – Irca sekresi
– Putriprostaglandin)
– Puspa – Erty – PutuAGD,
– Ria – Cipta – kreatinin
Fahmi -
elektrolit, ureum,
- Hormon anti esterogen (DMPA)
-AgoesGnRH antagonis Pengaruh
Mempengaruhi
progesteronemotilitas
terhadap
silia
KET:
tuba 38
[ G ELEVEN ]

Operasi keganasan: Makrosefali >< hidrosefalus defisit neurology


Ovarium + uterus tidak boleh dimanipulasi jika mau Inversio uteri secepatnya direkonstruksi
pasang tegel kanan-kiri
KET biasanya pecah pada usia kehamilan 6 minggu
Wanita dengan perimenopause dengan perdarahan D & PTG + anemia berat perforasi
C ada / tidak predisposisi Ca endometrium
Gemelli intra operatifkontraksi uterus harus baik dulu
Adjuvan terapi pada Ca endometrium
: sebelum ditutup
Stadium = 1 massage
Histopatogoli methergin IV intramuskuler
Metastasis KGB tampon intrauterus

Pada Abortus imminens pemberian progesterone yang Partus kering penatalaksanaan KPSW yang tidak baik
tidak bersifat androgenic ± 10 mg/hari (2-5 mg) sampai
kehamilan ± 12 minggu, karena setelah itu fungsi sudah Ruptur Uteri Imminens
:
diambil alih oleh plasenta. His terus-menerus / dengan interval yang pendek
Antifosfolipid aspirin dosis rendah + walfarin SBR sangat menegang / tipis
mencegah trombosis
Caput sucsadeneum:
Kontraksi uterus Menentukan sudah pernah terjadi arrest tapi tidak
Fase folikuler retrograde untuk transfer menyebabkan hambatan dalam penurunan
sperma kepala
Fase luteal antegrade untuk mengeluarkan Portio biasanya edema
darah haid.
Ca mamae dengan hamil + PPF, di sisi onkologi
Endometriosis pola kontraksi dominan retrograde terminasi lebih baik, memudahkan kemo/radioterapi

DICterminas segera Infeksi intra partum + inersia uteri hipotonik evaluasi ~


Protrombin > 1 friedmann.
Fibrinogen < 100 mg/dl
Platelet < 20.000 mm3 Uterus untuk radisi intra cavitas

Eritema infeksiosum PPI + KPSW belum aterm (32-33 minggu) jika sudah
sDNA replikasi, proliferasi cpat pada eritroblast didapat injeksi dexa untuk pematangan paru, pikirkan
precursor terminasi

Air ketuban klinik : terdapat vernix caseosa


Tanda awal / prodormal
Anemia Sitologi
Kloasma macular rush, entroderma pada Ca cervix stadium IV
Kelainan congenital janin TM I (+) tidak membentuk lokasi biopsy
Kematian janin pada TM II (-) tidak menjamin tidak terjadi adanya sel Ca
Kelainan netrofik janin bukan menyebabkan
kematian Staging klinis ca cervix
I : Infiltrasi vagina (-)
USG ada hidrops tranfusi P : Portio berdungkul-dungkul eksofitik Ø 3x3 cm,
CUT ~ N, AP ki/ka infiltrasi –
Gangguan pasca trauma RT : TSA N
Kontraktilitas pasien CM Mukosa licin
Shock tenangkan Massa intralumen (-)
Denial support CFS 100% ka/ki
D/ : Ca cervix stadium IB
10 iu 500 cc
0.02 iu 1 cc= 20 tetes Endometrioid carsinoma :
0.01 iu 10 tetes/menit Sel neoplastik dengan gambaran deff. Sel endometrium
bersepta.
Jika klinis eutiroidevakuasi segera, tidak perlu tunggu
Verdi – Nico – Irca – Putri – Puspa
T3-T4 Normal. Profilaksis dengan propanolol
– Erty Kista
– Putu – Ria – Cipta – Fahmi -
endometriosis
MetastaseAgoes
ke paru sering terjadi pada adeno Ca Sel endometrium
cair/coklat yang tumbuh di luar endometrium,
tanpa septa. 39
[ G ELEVEN ]

Adenomiosisinfertile sekunder, terjadi karena proses Kriteria Spigelberg,bukti kehamilan pada ovarium :
kehamilan yang menyebabkan sel endometrium pada saat Tuba utuh\hasil konsepsi pada ovarium
implantasi. Lig. Ovarium proprium utuh, bisa diidentifikasi
Ovarium kontralateral utuh
Endometriosis infertile primer
Pasca RT 6 jam post operasi evaluasi diuresis:
Penyebab infertile primer: Ureter terjepit / terpotong
tuba tidak tersumbat, karena perlengketan, ovum rusak. Urine masuk ke abdomen

Nullipara, tatalaksana: HAP:


Bilateral ovum Berhubungan dengan kehamilan
Buang kista saja, tinggalkan sebagian Kehamilan muda: mola, abortus, KET
Kehamilan tua : plasenta previa, solusio
Terapi sito reduksi/adjuvant: plasenta
hormonal : danazol, GnRH, DMPA, Progesteron Tidak berhubungan dengan kehamilan
Laserasi
Partus kasep: macet ruptur Polip
Myoma
RUI SC
RU histerorafi / histerektomi tergantung kondisi Kuretase dilakukan pada kehamilan > 12 minggu
intraoperatif Etiologi : histokimia
Prinsip:
Harus hati-hati mulai dari saat membuka peritoneum, Penanganan eklamsia
periksa vesika urinaria nail hati-hati blast robek. Hentikan kejang
Kepal impact, saat meluksir hati-hati terjadi extended Masuk ruangan isolasi
mengenai ureter / tidak IVFD rehidrasi
Injeksi MgSO4 (murah, mudah didapat, efek
Jika sudah ruptur: perhatikan pinggir luka perifer, ada anti dotum Ca glukonas)
Masih baik histerorafi
Nekrotik histerektomi Predisposisi Ca corpus
Obese
Perhatikan oksigenasi jaringan penyembuhan. DM
Identifikasi letak ureter + vesika urinaria Hipertensi
Hemostasis setelah janin lahir
Plasenta lahir dengan menjepit tepi luka dengan Myoma terjadi polisitemis karena fungsi esterogen
fenster histerektomi
Penjahitan hemostasis interlocking / 1-1 prinsip Pergerakan tumor uterus/ cervix ikut bergerak, jika tidak
secepat mungkin tumor adnexa, subserosa bertangkai
Berat ringannya infeksi pasang drain, down
heal, up heal. D/ cervix incompeten:
Di luar kehamilan F 16-18 tidak sakit
Perbaikan KU perbaikan elektrolit kontraksi uterus Di dalam kehamilan hamil < 12 minggu OUE
membaik tetani terbuka

Window penyembuhan tidak baik teknik penjahitan Myoma keganasan :


terrputus memungkinkan terjadi ruptur (window) Adenomiosarkoma
Epidermoid carsinoma Cx
Hamil 40-41 minggu, bekas SC 1xnilai kesejahteraan
janin profil biofisik, tidak bisa dilakukan reduksi / AdenoCa Corpus
akselerasi rawat untuk profilaksis leimiosarkoma
kontraksi terjadi terus menerus hoposkia DJJ / ,
kasep kontraksi buruk RUI melambat setelah Trias KET :
perbaikan KU his membaik. amenorrheal (amenore)
perdarahan (syok)
Partus kering bentuk uterus seperti bentuk gin (seperti Nyeri abdomen (acute abdomen)
gitar)
KPSW DKP kelainan presentasi KE / lanjut terjadi ruptur berkembang intra abdomen
Verdi – Nico – Irca – Putri – Puspa – Erty Wanita
– Putu – Ria – Cipta – Fahmi -
muda
Agoes
BahayaJanin
partus
Ibu kering:
: ruptur
: gawatuteri
janin Infertil KE
Nyeri haid KET
Komplikasi Von stain + LD 40
[ G ELEVEN ]

Index kingevaluasi penyembuhan hiperemesis Jika Ca cervix stadium IIB + bulky tumor radiasi

Kistoma ovarii simplex Ca cervix stadium IIB tidak operasi


Unilokuler IB operasi
Lesi papillaferum IB + Bulky tumor adjuvant
kemo/radiasi
Besar palsenta: 1/5-1/6 x BB
Criteria resiko tinggi / rendah pada mola
HAP e,c. Susp. plasenta previajangan PDMO
Perdarahan aktif Colon cepat
Hb < 6 gram% Mulai H-3
Gawat janin Hari I
Letak lintang 16.0 - makanan lunak
- MgSO4 (30gr) dlm 1 gelas air
Jika janin mati anemia tranfusi dulu 20.0 - klisma
- dulcolax tab / supp II
letak lintang: - makanan saring
Sc primer mskipun tidak HAP Hari II
Tidak bisa meraba bantalan 05.00 -Klisma
- makanan saring
Gawat janin terminasi segera meskipun tidak HAP - dulcolac tab / supp II
16.00- MgSO4 (30gr) dalam 1 gelas air
Interval sitoreduksi: 20.00- klisma
Memperkecil massa tumor supaya kemoterapi - dulcolax tab / supp Ii
optimal - makanan cair
Merangsang proliferasi sel proliferrasi kemo
Hari III
Kemoterapi bersifat paksional killer sel tidak pernah o : 05.00- klisma
tidak pernah stop yang membatasi : toksisitas - dulcolax tab / supp II
07.00- cukur pubis
Ovarium 20.00- klisma tinggi
Cortex : folikel : stroma -kanamycin caps II
Medulla : stroma ovarium tidak spesifik - flagyl supp 1 gr
- puasa
Pada KET yang belum punya anak: 22.00- inj. Luminal 1 amp IM
Pembedahan konservatif tidak membuang tuba - inj. Transamin 1 amp IV
R/ rekanalisassi –perforai tuba (preservasi)
Salfingektomi linier curetase tuba Hari IV
Salfingektomi segmental potong re anastomose 04.00 – Flagyl supp 2 gr
05.00 – klisma tinggi
Mengapa tuba ditinggalkan: 06.00 – inj cefotaxim 1 gr IV (skin test)
Secara teknik : sulit - inj. Transamin 2 amp IV
Kemungkinan untuk terjadi Ca kecil 07.30 – pakai baju OK
Vaskularisasi ke ovarium tetap terjaga sehingga - bawa ke IBS
fungsi hormon berjalan baik
Instruksi Pre operasi
Sarcoma uteri operasi
Metastase ke tulang dan hematogen osteosarkoma 20.00 – cukur + klisma
yang lain 22.00 – puasa
Progressive disease oleh karena penyakit yang staging > - dulcolac tab II
buruk - flagyl 1 gr supp.
- inj. Phenobarbital 1 amp IM
Tumor aresctable beri kemoterapi adjuvant jadi 05.00 – klisma ulang
tumor respectable surgical staging 06.00 – pakai baju OK
- inj. Ampisilin 2 gr IV (skin test)
Ca ovarium terbanyak jenis epithelial - Bawa ke KG (status + KIM)
07.30 – bawa ke OK IBS
Verdi –: biopsy
D/ histop[atologi Nico – Irca – Putri – Puspa – Erty – Putu – Ria – Cipta – Fahmi -
Stadium Agoes
Bulky tumor: staging
: ukuran > 4 cm HPP e.c atonia perdarahan aktif histerektomi segera 41
[ G ELEVEN ]

Tampon yang idak menimbulkan robekan servix foley Perkiraan yang terburuk rupture SC jangan
catheter 5-6 buka diisi dengan 50 cc / catheter mengharap pervaginam sayang!!

Bartholini cyst / abcess marsupialisasi (jadi inget PEB


lagi di Kayu Agung) Tentukan inpartu/ belum
Setelah insisi ±2 cm pada mucocutaneus jepit atas bawah, Tidak ada istilah PEB+PPI
jahit terputus 8 bh dengan vicryl rapid-absorbsi 2 minggu.
Th/:
Pada GO abses pd 2 sisi menara sangar Aktif : jika aterm, inpartu, konservatif gagal
Konservatif : jika belum aterm dan belum inpartu
STV >10
-syarat terminasi perabdomen pada pasien eklamsia Myoma
Myoma besar, diwajibkan melakukan IVP
Tanda ruptura uteri terus menerus: Lihat ureter tertarik atau tidak
ditemukan lingkaran bundle
catheter urine merah / berdarah Myoma geburtpasang tegel sebelum operasi
his yang makin kuat dengan relaksasi tak Myoma geburt dilakukan pervaginam
sempurna
nyeri abdomen kesakitan Cek profil Biofisik (BP)
gelisah keringat dingin Tetapkan involusi terminensi:
- Ibu: PEB/ eclampsi
sudah terjadi ruptur tapi tidak komplet, sehingga jika masih - Janin: fetal
hidup lingkaran bundle (+) awal lingkaran retraksi
fisiologis Posterm;
Jika BP baik bishopscore baru
HPP: pervaginam
Dini : Jika BP baik BS t.cukup tunggu sampai 1 mgg
o Retensio plasenta Evaluasi BP tiap 3 hari (pantau ketat)
o Sisa placenta
o Laserasi
o Atonia uteri Hematocele Exacerbasi Acute
Lanjut : Hematokel yang terjadi karena abortus tuba, mengalami
o Sisa plasenta konglemerasi

Polip endometrium: Tuba:


Proliferasi folokel endometrium yang menonjol ke luar (2/3 - Pars interstialis
dituutpi oleh lapisan columner) dipengaruhi oleh esterogen - Pars ismika
pada sakus endometrium - Pars ampullaris
- Fimbriae
Hiperplasia endometrium: pertumbuhan berlekuk lapisan
endometrium yang dipengaruhi oleh estrogenisme Hirterektomi pervaginam
Pasang cateter menetap 15 hari ganti tiap 5 hari
Polip hiperplasia: polip yang kelenjarnya mengalami Tanda-tanda RVI:
hiperplasia - lingkaran bundle
Polip dapat disebabkan oleh stimulasi terus menerus tidak - Cateter urine merah
hanya karena pengaruh hormonal - His yang makin kuat
- Relaksasi tidak sempurna
Tanda-tanda post matur: - Nyeri abdomen kesakitan
Grade I: - Gelisah
o Rambut lebat - Keringat dingin
o Kuku panjang
o Lanugo sedikit
Eclampsi Parturien
Antepartum Gravidarum
Durante partum …………..
Kasep: Post partum
* Gawat janin tanpa his menunggu PPI Braxton Hicks
Verdi – Nico
stabilisasi – Irca – Putri – Puspa –
1-2 jam Erty His
– Putu – Ria – Cipta –HisFahmi -
* Agoes
RUI SC Ada pembukaan
Lendir darah Tidak
Tidak ada
ada pembukaan
lendir darah 42
[ G ELEVEN ]

Derajat plasenta: Th/:


O: * Perbaikan KU ascenden kelelahan, dehidrasi,
- Lempeng chorionik tampak rata infeksi
- Kalsifikasi T * Perawatan intrauterine: O2 lateropati
- Usia gestasi 31 mgg * Reevaluasi keadaan obstetrik akselerasi tidak
dilakukan meskipun kontraksi <<
I:
- Lempeng chorionik membentuk lekukan Ekstraksi vakum tidak dilakukan karena memerlukan
- Kalsifikasi linier ± 3 mm disebar pada lempeng tenaga ibu, untuk mencegah ekstraksi forcep
- Usia gestasi 31-36 mgg
Kala III:
II: - Management aktif
- Garis linier elektogenese yang berbentuk lengkung - Catether untuk mencegah terjadinya fistula karena
spt koma di dalam substansi plasenta kompressi kepala pada vesica urinaria 7 hari
- Berjalan dari arteri lempeng chorionik kea rah lapisan
basal plasenta Syarat pemberian MgSO 4:
- Kalsifikasi di basal - Ada antidotum ca gluconass
- Usia gestasi 36-38 mgg - R/ platella
- Produksi urine > 100 cc/ 3 jam
III: - Murah, mudah didapat
- Garis linier elektogenese yang tidak terputus
- Usia gestasi 38 mgg Management aktif kala III:
1. oxytocin paling lambat 2 menit setelah anak lahir
37 mgg: 2. masagge fundus atau puting
40% plasenta derajat I 3. kompressi bimanual
45% plasenta derajat II externa: 1 tangan di simpisis, 1 tangan di fundus
5-15% plasenta derajat III interna: 1 kepalan tangan masuk ke vagina dorong ke
fornix
Prinsip Kuret Mola: 4. tampon uterovaginal
* Evaluasi jaringan mola sebanyak mungkin untuk uterus: padat menekan plasenta site
hemostasis jika tidak padat mmberi kesempatan
* Bias 1x/ 2x tergantung usia gestasi/ besar mola uterus kontraksi
5. fungsi reproduksi
Histeroskopi untuk melihat lapisan ligasi: a. Hipogastrica, a. Ovarica, a. Uterina
fungsi reproduksi T
Hematocele histerektomi
bekuan darah yang berbentuk kantong pada cavum
Douglas
Bahaya posterm pada inpartu
Jika partus pervaginam pada kasep tunda tubektomi * Ibu:
cegah infeksi Persalinan lama
Kala I lama kurang respon air ketuban terjadi
Saat yang tepat: karena daya dorong
24 jam, jika < 24 jam edema, jika > 24 jam: infeksi Kala II lama air ketuban sedikit seret, moulage
ascenden terganggu karena sudah
keras
Endometriasis Cyst/ coklat cyst * Janin:
Angkat kapsul semaksimal mungkin yang bisa diangkat, Aliran darah karena kontraksi
kalau sulit disampingkan Fungsi plasenta
Kala III kontraksi retensio plasenta atonia
Pemberian MgSOpada
4 SC HPP Ca terikat SO 4 uteri
kontraksi atonia uteri
Oxytocin bersifat:
Sebelum SC berikan Ca gluconass untuk mencegah diuretik ringan
atonia uteri Ca kontraksi uterus

Partus Kasep
Verdi – Nico – Irca – Putri – Puspa –
Faktor ibu Erty Oxytocin:
– Putu
-
– Ria – Cipta – Fahmi -
Kontraksi uterus hypertonik
Faktor Agoes
Factor janin:
psikis anak
: usiabesar, kelainan
muda/tua, letak,
stress/ mikro/hidrosefalus
takut - Ruptura
Water electolyte
uteri imbalance 43
[ G ELEVEN ]

Progynova 3 x 2 mg 5 hari Prinsip Brandt Andrew


untuk melahirkan plasenta yang sudah lepas
Estradiol bersifat: Tujuannya:
retensi air sehingga cervix >> air lunak tarikan tali pusat dan dorongan ke arah craniocaudal
dapat mendorong plasenta ke luar
Teori terjadinya persalinan:
- Teori hormonal Prinsip manual plasenta
- Teori kimia untuk melahirkan plasenta adhesiva jika datang dengan
- Teori pematangan paru f kecil (2-3 cm) ada 2 cara:
- Teori kortisol - Dilatasi ostium dengan tajam
- Ambil dengan penster klem, dijepit lalu
Plasenta menua progesteron kontraksi uterus dikeluarkan (dari AG bo’!)
Pg dari amnion kontraksi uterus
Indikasi mengakhiri persalinan:
Posterm Kala II lama
Plasenta tua hipoperfusi uteroplasenta air ketuban Gawat janin
sedikit Partus kasep
Hipertensi
Induksi mekanik: RVI
- Folley Tali pusat menumbung
- Stripping
- Laminaria
- Rgs areolla Indikasi mengakhiri kehamilan:
Post term
HAP
KPSW Eclampsia
Komplikasi PJT
* Ibu: infeksi, partus kering distocia ruptur Preeclampsi dengan bayi aterm
* Janin: meninggal tali pusat terjepit sirkulasi KPSW janin †
Hipoxia intrauterine: tacycardi : > 160 Gawat janin
Bradicardy:
<100 Janin mati + anemia + perdarahan aktif transfusi dulu
untuk selamatkan ibu + janin, baru di PDMO, mungkin
Mekonium staining solusio plasenta/ plasenta previa lateralis
Cathecolamine merangsang peristaltik spinchter
membuka SAR
Terbentuk pada kehamilan 28 minggu peregangan,
Penyebab KPSW: penipisan, pendataran
* Infeksi: ketuban rapuh
* Hipovitamin C/ Zn Yang menyebabkan kepala floating:
* DKP Plasenta previa
Prematuritas
Post matur bayi yang lahir dari ibu post term DKP
Multigravida
Post latismus: Tumor previa
> 40 mgg Malpresentasi: bayi dg Hygroma Colli
Gangguan sirkulasi uteoplasenta air ketuban extended
Kalsifikasi plasenta
Plasenta previa:
Perdarahan aktif
Panggul absolut < 6 cm karena walaupun sudah Masih ada massa relaksasi + kontraksi uterus
dilakukan perforasi kepala tetap tidak dapat lewat Warna darah merah segar
Besar uterus ~ HPHT
Kepala yang sudah masuk H II tidak boleh dibilang DKP Tak nyeri
Uterus tidak keras seperti papan
D/ DKP ada moulage Penurunan Hb ~ jumlah perdarahan
Bagian janin masih dapat diraba
Verdi – Nico – Irca – Putri – Puspa –
Caput menandakan bahwa partus normal berhenti
Erty – Putu –Kepala
Ria masih
– Cipta
dapat–diraba
Fahmi -
PlasentaAgoes
Adhesiva
Incarcerata
th/th/manual
Brandtplasenta
Andrew Manuveure Plasenta previa dg Hb < 6 gr% terminasi 44
[ G ELEVEN ]

Protap Penatalaksanaan HAP tanpa PDMO Bandle ring terjadi karena kontraksi uterus yang terus
1. Gawat janin menerus dalam usaha untuk melahirkan janin, tetapi
2. Hb = 6 gr% bagian terbawah janin mendapat tahanan/ hambatan
3. Shock, KU jelek terus menerus sehingga lingkaran retraksi akan naik
4. Letak lintang: setinggi pusat.
- Tidak di PDMO karena kita tidak bisa
mendeteksi adanya plasenta, karena tidak RUI incomplete
ada yang menahannya sirkulasi uteroplasenter dapat saja masih intak bayi
- Bila di PDMO perdarahan masih dapat hidup

Gawat janin di PDMO bila ada induksi mengakhiri: Bila cervix belum lengkap tetapi dipimpin mengejan
- Aterm laserasi cervix dapat meluas ke vagina
- Inpartu Laserasi servix yang menakutkan bila terjadi di lateral
- Perdarahan >> karena dapat mengenai a. Uterina
- Janin †
- Fetal distress Pada PEB harus dilaksanakan secara aktif:
PEB
Protap penatalaksanaan HAP dengan PDMO Prematur
1. Hamil aterm Bayi †
2. Hamil dengan preterm + perdarahan berulang PEB
3. Inpartu Prematur
4. Janin † dalam rahim HELLP syndrome
PEB
Plasenta previa: Prematur
Totalis Impending eclampsi
Marginalis PEB
Parsialis/ lateralis Prematur
IUCR
Dianggap plasenta previa bila f > 5 cm, teraba plasenta PEB
menutupi seluruh oui Prematur
Fetal distress
Ruptura Uteri PEB
Pada Ruptura Uteri (RUI), intraoperatif: Prematur
eksplorasi dilakukan sebelum melahirkan plasenta Solusio plasenta
supaya tidak terjadi infeksi karena belum tentu terbuka PEB
setelah plasenta lahir Prematur
Membahayakan ibunya
Saat eksplorasi kuman dapat masuk melalui luka tempat PEB
implantasi plasenta. Prematur
Gagal th/ konservatif
Pada RUI:
terminasi kehamilan diperbolehkan berdasarkan mana PEB + bekas SC 2x:
yang lebih cepat, bila OK siap perabdominam, bila OK Mempersiapkan operasi elektif
tidak siap pervaginam Usia gestasi 36 mgg : belum r/ terminensi

Bila pervaginam, plasenta tidak boleh dilakukan secara PEB stabilisasi selama 1-3 jam
biasa tetapi secara manual plasenta dan eksplorasi Eclampsi stabilisasi selama 3-6 jam

Tanda-tanda RUI: Stabilisasi pada partus kasep dengan PEB:


- Os tampak kesakitan Partus kasep bisa ditunggu 1 jam untuk erbaikan
- Ada lingkaran bandle (stabilisasi)
- His makin kuat dan terus menerus Kalau ada fetal distress tergantung keadaan,
- Urine kemerahan dimana terminasi untuk menyelamatkan anak
- Fetal distress tapi juga harus melihat keadaan ibu
Tidak ada batasan waktu untuk perbaikan
Bandle ring tidak ditemukan pada RUI bila: kondisi
- Bekas SC
- Verdimiomektomi
Bekas – Nico – Irca – Putri – Puspa – Erty Guna
– Putu – Ria
Index – Cipta – Fahmi -
Gestosis:
- Agoes ruptura uteri
Sudah terjadi Untuk
Untuk prognosis
menentukan tindakan selanjutnya
evaluasi 45
[ G ELEVEN ]

Oleh karena itu nilai index gestosis untuk mengetahui Selain itu pada PEB, kehamilan harus segera diakhiri
perkembangan perbaikan pasien PEB sedangkan bila diripening akan memakan waktu yang lama

Pada PEB kalau tensi membaik ditunggu paling sedikit 1 Stabilisasi 1-6 jam:
jam setelah th/ medikamentosa Bila 1 jam ada penurunan TD, segera akselerasi, karena
tujuan stabilisasi a/ vasodilatasi
Pada eklampsi ditunggu paling sedikit 3 jam stelah th/ Bila dalam 6 jam tidak terjadi penurunan TD deselerasi
medikamentosa
Bahaya post partum pada PEB kejang (dapat terjadi
Pada PEB stabilisasi dapat dilakukan 48 jam post partum dalam 2 x 24 jam)

Bila ada kelainan organik seperti decomp cordis dapat Pada wanita hamil, captopril KI mutlak pada trisemester II,
dilakukan 40 hari post partum III:
Calvaria tidak tertutup
Dengan MgSO40%: 4 Hepar membesar
40% 40 /1 0 0 =8 /x
40 x = 800 Nisoprostol
X = 20 cc 10 cc boka, 10 cc boki Boleh diberikan pada PEB, karena tidak menyebabkan
vasokonstriksi, tetapi vasodilatasi.
Active management pada PEB:
kehamilan harus segera diakhiri/ determinasi Produksi urine PEB, minimal 100 cc/4 jam atau 25 cc/1 jam.
bersamaan dengan pemberian Follow up pasien post partum PEB:
- proteinuria dengan Esbach (urine
Volume intravascular pada PEB : pagi/minimal 24 jam)
karena vasokonstriksi + ekstravasasi cairan dari - albumin:globulin
intravaskular ke extravascular oedem, proteinuria, - SGOT/SGPT
hypoalbumine - MgSOsampai
4 dengan 24 jam PP

Tujuan stabilisasi: Tanda-tanda objektif:


- Membuka ruang vasculer yang menyempit karena Stabil : - STV > 10
vasokonstriksi - TD baik
- Rehidrasi cairan - produksi urine 700 cc/24 jam

Kasus PEB dg TD tinggi: Eklampsia + JTM drip bertingkat.


sistole >180 mmhg dan diastole >110 mmhg
Dieberikan antihipertensi untuk menurunkan TD, bukan Prinsip penanganan Preeklampsia:
untuk menjadikanny normal tetapi untuk menurunkan resiko 1. cegah kejang
ensefalopati 2. stabilisasi
3. cegah komlikasi konsul PDL dan mata
Antihipertensi yang standar Nifedipine 10 mg 4. lihat keadaan/kesejahteraan janin biofisik
profile
Nifedipine bekerja cepat dalam menurunkan TD dan dalam Pada PEB, terjadi hipoproteinuria/hipoalbuminemia
2 jam sudah tidak dapat lagi ditemukan dalam peredaran Tekanan osmotic intrasel
darah
KI mutlak bagi nifedipin a/ myocard infark cairan intrasel
Nifedipin:
ekstravasasi oedem
Onset cepat
Terabsorbsi cepat (dalam 5’)
albumin dibentuk dari asam amino dan mineral di dalam
mikrosom sel.
PEB tidak ada induksi untuk SC
Bila ibu hamil dengan intake asam amino dan mineral yang
Furosemide << maka albumin tidak dapat dibentuk
tidak boleh diberikan kecuali ada oedem paru atau hipoalbuminemia.
decomp cordis
Pada PEB terjadi kerusakan endotel + ekstravasasi cairan
Ibu hamil dg PEB hipoalbumin.
Verdi –pada
dapat diterminasi Nico
usia – Irca – 35-36
kehamilan Putrimgg
– Puspa – Erty – Putu – Ria – Cipta – Fahmi -
Pada PEBAgoes
tidak ada rupening karena > sensitif thd oxytocin RS 46
[ G ELEVEN ]

pada letli kasep, tanda-tanda RUI selalu ada GEMELLI


sehingga pada status tidak usah ditulis lagi Pimpinan persalinan:
letli kasep letli kasep yang tidak dapat Setelah anak I lahir lakukan PL bila:
didorong atau ditarik letak janin memanjang
o VT
o Ketuban (+) amniotomi
letak janin melintang
Pada letli, bayi meninggal karena:
o VL dulu baru pemeriksaan dalam
- tali pusat menumbung
o Bila ketuban (+) amniotomi saat ada
- IIP
his
o VL gagal versi ekstraksi
Bila BB < 2000 gr spontan breech delivery
Bila BB > 2000 gr bracht maneuver
Gemelli Intraoperatif
Pada Presbo, serviks masih dapat membuka lengkap.
Pada presentasi kaki, tidak bisa lengkap. Sebelum menutup SBR, perbaiki dulu kontraksi uterus.
Biasanya 2 tampon untuk merangsang kontraksi. Saat
Yang menyebabkan dilatasi serviks: menjahit, masase uterus, dan uterus ditepuk-tepuk. Injeksi
- his methergin IM, atau jika PEB syntocinon IM.
- tekanan bagian terbawah (kepala atau bokong)
- tekanan hidrostatik air ketuban Pemberian MgSOsebagai tokolitik masih dapat diberikan
4
pada gemelli tapi harus hati-hati karena dapat
Bokong dengan KPSW 48 jam SC, karena air ketuban menyebabkan beban yang berlebihan.
sudah kering dan TBJ sebelumnya besar.
Bekas SC
Tali pusat menumbung:
tangan menahan bagian terbawah Pemberian cytotec untuk induksi ¼ tablet. Bekas SC boleh
VU diisi didrip (bukan Ki mutlak tapi KI relative), tetapi bila ada his
Jangan direposisi hentikan.
Kalau perlu beri tokolitik
Posisi kepala lebih rendah Bekas SC 2 kali bisa pervaginam bila:
- jika os dating dengan pembukaan serviks
Bayi besar cek BSS dan GTT lengkap
- luka operasi masih baru
Penatalaksanaan distosia bahu menurut ACDG: - TBJ anak > kecil dari BB anak sebenarnya
- melibatkan anestesi dan anak
- episiotomi lebar
Bekas SC 1 kali dengan preterm dan ketuban pecah
- tekanan suprapubik langsung SC karena KI untuk induksi.
- perasat McRobert
- perasat Woods
Putar paksi dalam
- posterior arm extraction
Primi H III
- mematahkan clavicula
- metode lain Multi sebelum H III
tindakan yang paling akhir adalah symphisiotomi
Bila saat SC, muka bayi menghadap operator, berarti UUK
penatalaksanaan distosia bahu: ada di posterior. Cara meluksir kepala: lakukan rotasi
interna dan merubah UUK diposterior menjadi di anterior.
1. tekanan suprapubik
Bila tidak dirotasi, robekan pada uterus akan meluas.
2. perasat McRobert
3. perasat Woods
Bekas SC boleh pervaginam bila:
4. perasat Rubin (1964)
5. perasat Charis (1979) 1. pembukaan > 3 cm
6. perasat Kibbmelt (1982) 2. setelah SC sudah pernah partus pervaginam
7. perasat Envanelli (1988) 3. indikasi SC sebelumnya bukan indikasi absolute
8. mematahkan clavicula 4. Ku baik
9. cleidotomi 5. jenis operasi yang lama adalah SSTP bukan
10. symphisiotomi (1986) corporal tapi insisi T

Verdi – Nico – Irca – Putri – Puspa – Erty KPSW


– Putu
12 – Ria
jam – Cipta
berikan – Fahmi -
antibiotic.
Agoes 47
[ G ELEVEN ]

Shake Test/Foam Test Pemasangan balon kateter menyebabkan pecahnya


Tabung 1 : Air ketuban 1 cc tanpa NaCl 0,9% + selaput ketuban sehingga merangsang terlepasnya
Etanol 95% 1 cc prostaglandin sehingga terjadi persalinan.
Tabung 2 : Air ketuban 0,75 cc + 0,25 cc NaCL
0,9% + Etanol 95% 1 cc Indikasi manual plasenta;
Tabung 3 : Air ketuban 0,5 cc + 0,5 cc NaCl 1. perdarahan > 500 cc/200 cc
0,9% + Etanol 95% 1 cc 2. plasenta tidak lepas > ½ jam
Tabung 4 : Air ketuban 0,25 cc + 0,75 cc NaCl 3. R/ HPP pada persalinan sebelumnya
0,9% + Etanol 95% 1 cc 4. tali pusat putus
Tabung 5 : Air ketuban 0,2 cc + 0,8 NaCl 0,9% + 5. penderita dalam keadaan narkose
Etanol 95% 1 cc
penderita PEB post partum dilakukan kuretase untuk
a. - tabung disumbat dengan karet. menghilangkan seluruh villi choriales perbaikan > cepat.
- Dikocok selama 15 detik, kemudian ditaruh tegak
lurus selama 15 menit. Indikasi histerektomi pada Myoma:
- Lihat pada permukaan dasat ada busa atau tidak - myoma dengan perdarahan hebat
b. - tabung dengan diameter 0,8-14 cm, sumbat dengan - myoma tumbuh dengan cepat
karet. - usia reproduksi tidak diperlukan
- Tidak boleh dikocok kedua kakinya, ulang dengan
air ketuban baru. Cara kerja tes sederhana : Tes Arboriasi untuk
- Tidak boleh dikocok dengan mekonium., darah, dan menentukan KPSW
sekresi vagina Cara Kerja:
1. siapkan 2 objek glass
Mg SO4 masih tetap dipakai untuk tokolitik. 2. bahan diambil dengan pipet dari endocervix,
Perubahan terapi tokolitik dari infuse D5 + kemudian ditaruh masing-masing 2 tetes pada
MgSO4 ke terapi oral harus bertahap. Obat objek glass.
harus diberikan, sementara infuse tetap 3. objek glass I dipanaskan 1 menit pada bagian
terpasang kontralateral di atas pembakaran alcohol
4. objek glass II dikeringkan selama 3-5 menit
Di VK, tokolitik dengan MgSO 4 dilakukan dalam 24 jam. pada suhu kamar, kemudian dilihat di bawah
Setelah itu, aff infuse dan tokolitik diganti dengan oral mikroskop
selama 3 hari.
Bila di bangsal sewaktu-waktu terjadi kontraksi, Os diover Hasil:
ke VK dan dilakukan MgSO 4 terapi selama 24 jam. Pada objek glass I:
- cairan ketuban warna putih (test +)
Ibu hamil dengan KPSW, diperiksa CRP. Jika (+) berarti - cairan ketuban + lendir servix
ada infeksi terminasi. o warna putih test (+)
o warna coklat test (+)
Tanda Osborn (+)kepala tidak masuk PAP Pada objek glass II
- cairan ketuban arboriasi (+) test
Profilaksis HPP:
- cairan lendir servix arboriasi (-) test
- multiparitas
- overdistensi
WHO
Persalinan yang terjadi pada kehamilan < 37 minggu (<
Indikasi terminasi kehamilan:
PEB/Eklampsia 259 hari) dihitung dari HPHT.
Fetal distres
HAP Tranfusi set 1 cc = 15 tetes tetesan tokolitik 29,1
Post term Infuse set = 1 tetes = 20 tetes tetesan tokolitik 20,1
Tanda insufisiensi plasenta
PPI:
Menurut Waktu: Di bangsal dilakukan inspekulo tiap hari cairan ketuban
- post partum/post kuret (+)/(-), buat indeks tokolitik, janin hidup atau tidak.
- post nifas
- interval Kontraksi uterus yang teratur sekurang-
kurangnya 1 kali dalam10 menit dan
Menurut sayatan: berlangsung sekurang-kurangnya 1 jam serta
- Verdi – Nico
Suprapubik – Irca – Putri – Puspa – Erty – Putu –didapatkan
Ria – Cipta
perubahan– Fahmi -
keadaan servix
- Agoes
Submuskulus (pembukaan/pendataran).
Posisi Tredelenbrrg 48
[ G ELEVEN ]

PPI menekankan transmisi syaraf ke Makrosomia


miometrium dan secara berefek pada otot-otot Walaupun fungsi plasenta menurun, tapi total luas plasenta
miometrium meningkat sehingga asupan nutrisi untuk pertumbuhan
janin dapat terus terdukung.
Batas usia getasi diberikan Dexamethazone = 34 minggu. Pada distosia bahu, 40% terjadi pada post term:
Protap RSMH = 32-36 minggu, bila > 36 minggu matur - resiko pada janin :
hipoglikemia
Alasan pemberian tokolitik: hipotermia
- kontraksi regular ikterus
- indeks tokolitik < 8 akibat cadangan lemak dan glukosa

saat ini induksi rutin tidak dilakukan lagi, pada post term KEMATIAN JANIN
terbukti dapat meningkatkan angika SC tanpa disertai WHO: kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan secara
peningkatan kualitas pengeluaran. Sehingga induksi saat sempurna dari ibunya tanpa memperhitungkan usia gestasi.
ini dilakukan selektif berdasarkan Bishop score.
Kematian janin berdasarkan usia gestasi:
Post Term 1. abortus (misscarriage)
Ketuban hijau: 2. IUFD
- insufisiensi plasenta
- fetal distress IUFD oleh karena DM merupakan konsekuensi jangka
panjang dari hipermetabolisme janin.
sindroma post maturitas (Clifford):
1. disfungsi plasenta Obesitas: BB sebelum hamil >68 kg (standar)
2. meconium staining
3. cadangan lemak subcutan hilang Kehamilan remaja < 20 tahun.
angka kematian perinatal meningkat 5 kali lipat setalah Kehamilan usia lanjut > 29 tahun.
kehamilan 44 minggu.
DIC pada IUFD terjadi jika IUFD sudah berlangsung > 2
Teori sebab mulainya persalinan: minggu, tapi ada juga yang mengatakan DIC akibat janin
1. penurunan kadar progesterone yang tidak dikeluarkan pada IUFD sangat jarang terjadi.
2. rangsangan estrogen DIC pada IUFD biasanya terjadi pada kasus solution
3. kortisol fetus plasenta.
4. rangsangan prostaglandin
80-90% kasus IUFD, janin akan lahir secara spontan dalam
miometrium mulai berkontraksi dan serviks mulai mendatar waktu 2 minggu setelah kematian.
dan membuka dipengaruhi oleh prostaglandin.
IUFD dengan ketuban sudah pecah kasus dilahirkan
Golden (1989); tanpa prostaglandin, persalinan adalah (aktif) terjadi resiko infeksi.
mustahil.
Pematangan serviks, lebih baik dengan piton drip, daripada
Asupan nutrisi ke janin menurun amibat dari kalsifikasi dengan misoprostol karena bila misoprostol …… dan bisa
memnuanya plasenta disfungsi plasental (Clifford) menghentikan sewaktu-waktu pada kontraksi yang
berlebihan.
Contraction Stress Test (CST), tetap merupakan baku
emas (gold standard) untuk pemantauan janin antepartum. Vaginosis bakterialis, di PA kan seluruh plasenta sampai
Bila biofisik abnormal (+) NST. dengan tali pusat.
Tanda Spalding Horner adanya proses likufaksi pada
Stripping of the membrane pelepasan prostaglandin jaringan otak.
pada serviks (desiduitis derajat rendah)
Hidrosefali, ukuran kepala N, tapi isi cairan cortex tidak
WHO (1979), kehamilan > 294 hari/42 minggu lengkap ada.
dihitung dari HPHT. Hidrosefalus, ukuran kepala > N, karena berisi cairan, ada
Serviks belum matang, pematangan dengan PG. cortex.
Setelah serviks cukup matang, induksi persalinan dengan
amniotomi atau oksitosin. Partus lama, partus yang berlangsung > 12 jam sejak
masuk fase aktif (pembukaan 4 cm).
BS, untukVerdi
mengakhiri kehamilan
– Nico – Irca – Putri – Puspa – Erty – Putu – Ria – Cipta – Fahmi -
< 5 partus pervaginam 10-20% berhasil Kala II lama: kala II yang berlangsung > 1 jam pada multi
Agoes
= 86 partus pervaginam ……% berhasil dan > 2 jam pada primi. 49
[ G ELEVEN ]

Partus kasep dapat terjadi pada kala I maupun kala II. Forceps percobaan :
Misalnya: Inpartu kala I/II dengan partus kasep. Forceps yang dilakukan pada partus percobaan
Tidak ada diagnosis kala II lama dengan partus kasep.
Bila pada pemeriksaan dalam kita dapatkan K/ panggul
Pemasangan kateter, untuk mencegah terjadi fistula sempit, jangan di D/ CPD (Cephal Pelvic Disproportion)
(karena kompresi pada vesica urinaria), dengan memasang dulu tapi suspect CPD karena adanya CPD harus
kateter 7-10 hari. Setelah kateter dicabut, suruih kencing dibuktikan dulu Osborn test (+) dan partus percobaan.
dan ditampung lihat ada sisa atau tidak. Bila tidak ada Bila Osborn test (+) & Partus percobaan gagal D/ CPD
sisa, maka tidak perlu bladder training. Ibu dalam posisi Hal ini berlaku pada preskep.
Fowler. Bila presbo adanya CPD tidak dapat dibuktikan dengan
Osborn test & partus percobaan.
Pada partus kasep, waktu optimum untuk dilakukannya
sterilisasi post partum adalah 48 jam post partum dengan Pada presbo, bila ketuban (+) amniotomi nilai
dilindungi antibiotic yang adekuat. kemajuan persalinan bila tidak ada kemajuan CPD /
DKP (Disproporsi Kepala Panggul)
Pada partus kasep, aoutcome baby (A/S), harus jelek, Suspect DKP tidak pakai partograf
jangan dibuat baik. Moulage (+) Osborn test mungkin (+)

Bila ada caput ukuran 7 cm berarti pada saat persalinan Pada partus percobaan dimana kepala sudah mencapai HIII
ada tahanan pada pembukaan serviks 7 cm. dapat dilakukan tindakan forceps percobaan untuk menilai
adakah kesempitan panggul.

IIP PPI Braxton Hicks


CRP : spesifitas 70-80%, kadar N 0,7-0,9 mg/dl. - his - his
- ada pembukaan - tidak ada
Pasien dengan decom cordis: pembukaan
1. wajib ECG - lendir darah - tidak ada
2. dapat dipertinbangkan SC jika keadaan lendir darah
memungkinkan
3. hasil dikonsultasikan ke konsultan, kalau HPP
diputuskan SC dikerjakan oleh konsulen. - Dini : - retensio plasenta
- sisa plasenta
Hamil dengan TB - laserasi
Permasalahan: - atonia
TB aktif : problem utama - Lanjut : sisa plasenta
TB pasif : kerusakan jaringan paru
Polip Endometrium :
TB aktif: Proliferasi total endometrium yang menonjol ke luar
- Inpartu ( ditutupi oleh lapisan columner) dipengaruhi oleh
o caverne pecah hemaptoe estrogen pada siklus endometrium.
o sesak Hiperplasia Endometrium :
- penularan ke bayi Pertumbuhan berlebihan lapisan endometrium yang
- penyembuhan luka diet TKTP dipengaruhi estrogenisme.
- menyusui Polip Hiperplastik :
obat OAT lewat ASI: Polip yang jaringan mengalami hiperplasia.
o rifampicin Polip :
o streptomycin Disebabkan stimulasi terus-menerus yg tidak hanya
o ethambutol krn pengaruh hormonal (mis IUD)
Partus Spontan :
Partus pervaginam dengan kejan perut ibu.
Cara Menyelesaikan Persalinan Tanda-tanda RUI (Ruptur Uteri Imminens) :
Amniotomi: • lingkaran Bandle
kepala turun menekan serviks menekan • catheter urine merah
pleksus Frakenheuser • his yang makin kuat
pada selaput ketuban banyak prostaglandin • relaksasi tidak sempurna
prostaglansin meningkat. • nyeri abdomen – kesakitan

Verdi – Nico – Irca – Putri – Puspa –
Oksitosin jangan dipakai untuk augmentasi persalinan pada
Erty – Putu

–gelisah
Ria – Cipta – Fahmi -
keringat dingin
para = 5.Agoes
Hati-hati pada para 1-4. Distosia servikalis pada fase aktif 50
[ G ELEVEN ]

Posterm Posdatismus: (> 40 minggu)


Jika BP baik, Bishop baik pervaginam. - gangguan sirkulasi uteroplasenta karena air
BP baik, Bishop tidak cukup tunggu sampai 1 minggu. ketuban berkurang
Evaluasi BP tiap 3 hari (pantau ketat). - kalsifikasi plasenta
Post date dengan penyakit penyerta BP.
Tingkat berat ringan pada preeklampsia proteinuria :
Hematokel Eksaserbasi Akut : kuantitatif (Esbach).
Hematokel yang terjadi karena abortus tuba, Tanda Osborn (+) kepala tidak masuk PAP
mengalami konglomerasi. Ligasi arteri hipogastrika sirkulasi perifer inferior
Tuba : Profilaksis HPP :
- pars interstitialis - multiparitas
- pars istmika - overdensitas
- Pars ampularis
- fimbriae Chemotherapy spesifik : pemberian dosis kecil,
beberapa hari (mis : Metotrexate/Mtx)
Hiterektomi pervaginam catheter menetap 15 hari, ganti Penggunaan kombinasi chemotherapy :
tiap 5 hari. - menggunakan obat poten jika dipakai
Tanda-tanda postmatur : - cara kerja berbeda :
Grade I : kuku panjang spesifik
rambut lebat nonspesifik
lanugo sedikit - toksisitas berbeda :
cisplastin ~ ES (efek samping)
Kasep dengan tanda gawat janin ruptura uteri imminens
terhadap jantung
SC tanpa harus menunggu selesai stabilisasi 1 – 2 jam.
platamed ~ ES terhadap ginjal
Pikirkan yang terburuk ruptur SC, jangan mengharap
pervaginam. - spesifik diberikan dahulu untuk membuat
keadaan sinkronisasi seluruh sel dibuat pada
PEB tetapkan inpartu atau belum inpartu.
1 fase yang sama yang berbeda dihancurkan
Tidak ada istilah PEB & PPI. dulu, setelah semua berada dalam fase yang
sama nonspesifik
Th/ konservatif : - belum aterm
- belum inpartu
Th/ aktif : - aterm Presentasi kaki + pecah ketubanSC
- inpartu - terjadi prolapsus funikuli
- konservatif gagal - pembukaan tidak lengkap, bagian terbawah
tidak bisa terbentuk
Myoma geburt pasang tegel sebelum operasi
myoma geburt dilahirkan pervaginam.
Cek biofisik profile : IVFD: missed abortion
Tetapkan indikasi terminasi, ibu : PEB / eklampia lakukan pemeriksaan darah serial untuk melihat
janin : fetal fase pembekuan darah, jika terjadi kelainan maka
harus diterminasi maksimal 4 minggu, karena
Histerektomi Supravaginal : kelainan pembekuan darah timbul setelah 4
- tindakan cepat minggu.
- banyak perdarahan yang ingin distop Th/ hormonal : dengan pil KB kombinasi 3 x I selama 7 hari.
Hormon replacement therapy pada menopause cek Ca
mamae, pada th? Progesteron > 5 thn.
Komplikasi KPSW :
- ibu terjadi infeksi Gemmeli
- partus kering dystocia ruptur Vertex – vertex spontan
- janin †, tali pusat terjepit sirkulasi berkurang Vertex – nonvertex mungkin spontan
hypoxia intrauteri takikardi > 160 Nonvertex - ...... SC
bradikardi < 100 PEB + gemelli terminasi

Penyebab KPSW : Fetal distress :


- infeksi : ketuban rapuh - DJJ < 120 / > 160, dihitung 1 menit
- hipovitaminosis vit C - tidak demam
- Verdi
DKP – Nico – Irca – Putri – Puspa – Erty – Putu
- –hisRia – Cipta
bradikardi – Fahmi -
relatif
BayiAgoes
Postmaturyang
: lahir dari ibu postterm. - air ketuban
Perdarahan postpartum (HPP/Hemorrhagic Post
Partum): 51
[ G ELEVEN ]

Perdarahan setelah bayi lahir - gangguan pembukaan


Karena : - komplikasi kepala dengan portio
1. retensio plasenta - stasis cairan di kulit kepala
2. sisa plasenta bisa terjadi polip
3. laserasi jalan lahir
Malposisi / malpresentasi tergantung penurunan kepala.
4. atonia uteri Putar paksi dalam lengkap pada saat kepala di PBP.
5. kelainan darah perdarahan 2 liter
Pada persalinan dengan missed management yang dapat
Berlangsung lama anemia & kelainan pembekuan darah
diperbaiki F/ fowler.
(jika perdarahn > 2 liter) Pemeriksaan panggul : untuk membuktikan adanya
kesempitan panggul.
Brandt Andrew Menuever :
Jika curiga thirotoxicosis berikan propanolol segera,
Mendorong ke arah craniocaudal : mendorong cek T3 – T4 .
segmen atas rahim sehingga plasenta terdorong ke
Hematocele S........ elektif, rawat maksimal 1 hari
luar.
laparotomi
Pada plasenta yang sudah lepas: Grede
Syarat versi luar :
mencengkeram fundus uteri sehingga plasenta
1. bagian terbawah janin masih dapat didorong ke
terlepas pada plasenta yang belum lepas atas PAP
2. dinding perut ibu cukup tipis, rileks, dapat
Perasat Pinard pada presbo :
dipegang bagian janin
- menarik kaki pada presbo yang masih tinggi 3. janin harus dapat lahir secara pervaginam
sehingga bokong diharapkan dapat membuka 4. selaput ketuban utuh
cervix 5. pada inpartu f < 4 cm
- tangan yang sesuai dengan punggung janin 6. belum inpartu, usia gestasi : 34 – 36 minggu
mencari sakrum menyusuri tungkai sampai (PG)
poplitea, lakukan flexi tungkai & ditarik > 38 minggu
(MG)
Pinard jarang dilakukan karena: Komplikasi :
- manipulasi dapat menyebabkan janin bernapas 1. solutio plasenta
- FPD belum bisa disingkirkan 2. lilitan tali pusat
3. ketuban pecah
Kala II pimpin persalinan 4. ruptur uteri
Kala II lama terminasi, EV, EF, SC
Pada kala II tidak ada akselerasi. Prinsip Th/ PEB :
Pemberian oksitosin drip pada kala II untuk profilasisi 1. mencegah kejang MgSO 4
terjadinya HPP : 2. stabilisasi cardiovasculer optimalisasi
- ada riwayat HPP pada persalinan sebelumnya keadaan ibu & janin
- grandemultipara cegah HPP * rehidrasi
Pada pasien dengan infeksi jangan ditubektomi karena * mengembalikan volume vascular
jika SC ascending infection * vasodilatasi >> nifedipine
3. mencegah komplikasi konsul PDL, mata,
High H neuro
I -I II
Med forceps H I II 4. terminasi setelah optimalisasi biofisik profile
Low H fungsi neurologis janin
I II- IV
Out let H IV
UUK didepan forceps dipasang langsung low-mid Gangguan endotel permeabilitas meningkat CIS
keluar ke CES ekstravasasi proteinuria.
Engage : Keadaan hypoxia janin dimulai melalui AGD.
- f terbesar kepala sudah melewati
Pemeriksaan panggul
- f tersempit panggul Kesan : panggul luas
panggul sempit relatif
Untuk menentukan sisa plasenta : panggul sempit absolut (CV < 6cm)
- menurut plasenta / kotiledon lengkap ................fetopelvik
- eksplorasi jalan lahir Jika suspect DKP tidak pakai partograf TOL
- erosi pada portio tebal Pada presbo tidak ada partus percobaan.
Verdi – Nico – Irca – Putri – Puspa – Erty Jika
– Putu suspect – FPD
Ria –SCCipta
primer – Fahmi -
Agoes
Caput terjadi : HELLPS Syndrome : 52
[ G ELEVEN ]

- perbaikan KU Berhentinya haid setelah sebelumnya mengalami haid


- stabilisasi nomal & berlangsung selama 1 tahun.
- terminasi 24 jam, jika serviks belum matang
Follow up KOEB (Kanker Ovarium Rpithelial
dapat dilakukan SC
Borderline) :
HAP : • 2x tahun pertama
• Tiap tahun sampai seumur hidup
- persiapan operasi
- massa
- inspekulo - nyeri pelvis
- perabaan forniks - pembesaran KGB
- perdarahan
Pada presbo pikirkan panggul sempit, jika panggul - penurunan BB
sempit dapat disingkirkan partus pervaginam. - Rö 1 tahun/kali
HAP + preterm SC korporal. - CEA 125 tiap 6 bulan
Bekas SC yang tidak jelas dianggap corporal
observasi ketat. Kehamilan TM I chemoth/ dapat dipertimbangkan.
Ballard Score tidak bisa dilakukan pada bayi gemelli.
Terapi Kistner : Angka kematian perinatal usia 28 minggu sampai 7 hari
Th/ endometriosis tipe progestogenik kemudian baru post partum.
digunakan hiperplasia. Kehamilan 0-20 mgg early fetal death
20-28 mgg intermediate fetal death
Metastase Ca Ovarium : 28 mgg – aterm late fetal death
1. percontinuitatum
2. limfogen Kehamilan perinatal = dini + lanjut
3. transtuber kelahiran
4. implantasi memalui cairan peritoneum Punksi cavum Douglas :
5. hematogen - porsio semifowler < 15’
- penusukan jarum tidak dikedutkan
Indikasi chemotherapi pada GTN :
ß-HCG > 20.000 setelah evakuasi - terdapat bekuan
IVFD lap. Persalinan, ada lilitan tali pusat/+, akan
- sampel meningkat
terpikir.
- 6 bulan evakuasi menetap Perdarahan aktif > 200 cc SC
- ada mola invasif PDMO :
- metastase ke pulmo - raba bantalan
- pada pembukaan teraba plasenta atau tidak
Regresi ß-HCG 6 minggu
Setelah 6 minggu : - pada pembukaan berapa ?
Tanda-tanda Kasep :
- turun naik lagi Anamnesis : R/ dipimpin / didorong
- terjadi plateau th/ Mtx R/ demam
- curva Morro PF : t , tv
Meteorismus, dehidrasi / turgor kulit, vulva edema
Dapat hamil lagi :
• jika ß-HCG (-) Kadar katecholamin mengakibatkan vasokonstriksi
• jika ß-HCG (+) KB termasuk a. spinalis hipoperfusi janin-ibu.
12 minggu setelah (-) NST dengan CTG dinilai :
1 tahun setelah Mtx selesai - Baseline
Bukan karena efek Mtx hilang, tapi multi organ dapat - Variabilitas
berfungsi baik. Misal : hepar, ginjal, dll. - Akselerasi
Penyakit Trofoblastik - Deselerasi
chemotherapy dulu, baru dilakukan histerektomi jika : *
resisten terhadap chemotherapy Infertil :
Ketidakmampuan pasangan suami istri untuk hamil /
menghamili dalam waktu 1 tahun meskipun
Ca ovarium bersifat ;
melakukan hubungan teratur (2-3 x/ mg) tanpa
- multifokal
metode kontrasepsi apapun
- reseksi kontralateral dapat dilakukan atau tidak
Verdi – Nico – Irca – Putri – Puspa – Erty – Putu – Ria – Cipta – Fahmi -
Agoes
Menopause : Infertil sekuder 53
[ G ELEVEN ]

= Ketidakmampuan seorang wanita untuk hamil stelah Dobutamin: memperkuat kontraksi jantung jika cairan
pernah hamil sebelumnya ( tanpa memandang hasil sudah cukup
kehamilan sebelumnya viable, abotus, mola, dst..) Dopamin : mempunyai efek kontriksi

PER PEB PEB MgSO4 profilaksis kejang


- keluar dari partograf WHO gestosis MgSO4 bekerja di neuromuskular junction
- tetap dilakukan stabilisasi 1-3 jam
- memberi tanda/kondisi optimal bagi ibu dan Vasodilatasi sentral mencegah masuknya Ca
janin intraseluler dan mencegah hipertensi

Ekstraksi Bokong Partus Kering


- pembukaan lengkap IBU : Distosia partus lama
- bokong di dasar panggul Infeksi
- Hodge IV + / IV Atonia retensio plasenta +HPP

Plasenta Previa SC Kista dermoid: lokasi di mediana


Plasenta letak rendah
Primigravida Nyeri disertai hiperplasia endometrium estrogen
- implantasi di depan coba spontan
- implantasi di belakang SC SSTP
Jangan berikan pitosin drip krn menyebabkan ruptur SBR+ - mudah diiris, tipis
berkontraksi > banyak jaringan ikat daripada otot. - angka ruptur kecil
- infeksi <<, plika vesicouterina
Luas - perdarahan<<
Sempit relatif: 6-10 cm
Sempit absolut: < 6 cm Partus kasepsolutio plasenta

CPDberat sc Lintang Kasepsuatu keadaan pada letak lntang


CPD ringan /ringan try of labor dimana bagian terbawah janin terperangkan sehingga tidak
<6 <2000 dapat didorong masuk ke dalam rahim.
<6 – 7,5 < 2000-2500
<7,3-8,5 < 2500-3000 Embriotomi:janin +, pembukaan >7 cm, CV > 6 cm
<8,5-9,5 < 3000-3500
> 9,5 >3500 Lokiostasis: lokia tidak dapat keluar
PEBpada multigravida ada underlying disease
MgSo4 (funduscope, echo)
- vasodilatasi sentral
- mencegah hiperoksidasi epitel kapiler PEB murnipost partum memabik , terjadi pada akir
- mencegah masuknya kalsium intraseluler kehamilan
- antagonis channel aspartat glutamat (bahan
epileptik) Burn Marshal Manuever
: persalinan spontan pada presbo

PEB Hiperplasia endometrium


: type atypical/adenomatosa
PEB dalam stabilisasi 1-3 jam NT
Eklampsia stabilisasi tidak perlu terlalu lama ( cukup 30’) Type non atipical
MgSO4 diberikan IV/IM lanjutkan dari therapi sebelumnya kustner
Jika sudah diberikan MgSO4 profilaksis masih timbul
kejang perlu dipikirkan: Tubektomipost partum max 2x24 jam
- edema otak - involusi uterus
- perdarahan otak - edema tuba
- ascending infection
Kenaikan suhu tubuh ibu berhubungan dengan
peningkatan N + RR Ca ovarium IIIyang diduga Kista ovarium terinfeksi
1 C N meningkat 10 /mnt, RR meningkat 15-20x/ mnt Suspek ganas :
Fetal distress: RR < 100/120 x/mnt, > 160x/mnt - umur tua
- konsistensi tumor kistik/padat
Eklampsia - mobilitas tumor mobile/immobile
PEB yangVerdi
disertai–kejang/
Nico koma
– Irca – Putri – Puspa – Erty – Putu
- –lokasi
Riaunilateral/bilateral
– Cipta – Fahmi -
PEB yangAgoes
disertai
PEB dg koma kejang
tanpa kejangtonik.klonik - ukuran
Masking:staging:
Surgical >10cm
infeksi pengangkatan
shg D/ ganas KGB, perabaan hepar 54
[ G ELEVEN ]

Pembelahan tumor harus dilakukan di OK kecuali VL - pada bayi sudah ada caput caput tidak
Tumor terinfeksi abses tuboovarial sempurna terbentuk sefalohematom
Th/ antibiotik laparotomi - jepitan jalan lahir
Tumor terinfeksi jika panas turun ( abses tidak panas) - tempat memasang cup tidak tepat
- tarikan tidak tegak lurus dengan cup
Pasca Molatidak hamil selama 1 tahun - kegagalan pada alat
Kesulitan untuk evakuasi B HCg - kegagalan pembentukan caput
Apakah karena hamil atau karena PTG/ keganasan - kesalahan melakukan traksi
Himen Imperforata : Atresia himenalis (mesti silang)
Nyeri siklik : monmilia menstrualia Kala II lama: boleh di EV
Wanita tipe estrogenia Partus kasep : EF
- fase proliferasi meningkat siklus> Os tidak sadar : EF
Kejadian ovulasi
- ukuran folikel makin besar ovulasi + (LH Pada persentasi belakanng kepala dg UUK kanan lintang
surge) pasang forcep kiri lebih dulu dengan tujuan menahan
- tidak terbukti yang mempengaruhi cairan intra putaran paksi dalam dulu
folikel
Forceps
Thyroid marker Low : UUK di anterior posterior
Total T3 nn 0,8-2 ng/ml Med : UUK ka/ki, blkg/dpn
Total T4 nn 4-12 ug/ml
Versi luar
Tumor marker Dilakukan pada kehamilan >32 minggu krn jumlah air
AFP nn 0-8 ng/ml ketuban saat umur gestasi 32 mg sudah cukup
CEA nn 0-3 ng/ml
PSA nn 0-4 ng/ml Pasca histerektomi radikal
Ca 19-9 nn 0-37 u/ml Dapat terjadi komplikasi terjadinya fistula pasang kateter
Ca 125 nn <35 u/ml lepas7-10 hari
Yang terpenting bila da reflex miksi
NA<3 asfiksia berat Caranya: bladder training
0-2 berat Bila residu uin >100cc bagus
3-4 asfiksia sedang Hematokel: perdarahan sudah berhenti, bekuan daran
2-4 sedang membentuk pseudokapsul
5-7 asfiksia ringan
5-7 ringan Protokol Pengelolaan Toxoplasmosis
8-10 bukan asfiksia Wanita tidak hamil
Dosis awal (4-7 hari) :Pirimetamin 200 mg
0-3 : asfiksia berat Sulfadiazin 4-6 g 4x/ hr
4-6 : ringan-sedang Leukovorin 10-15 mg/hr
7-10: normal Kalau hipersensitivitas (alergi)]
Pirimetasin75 mg
CT<15’ Klindamisin 450 mg 3x
BT 1’-3’ sehari
COT <10’
Dosis pemeliharaan : Pirimetamin 25-50 mg/hr
Suspek DKP: tdak memakai partograf Sulfadiazin 2-4 gr/hr
Atau dapat diberikan :Pirimetamin 75 mg/hr
Moulage + :Osborn test tidak + Klindamisin 450 mg 3x/hr

Pada partus percobaandimana kepla tidak mencapai H III Pengobatan tersebut diberikan selama 4-6 mg istirahat dan
dapat dilakukan tindakan forcep percobaan untuk menilai diperiksa serologis
adakah kesempitan panggul Penderita dengan kelainan mata diobati 1 bulan
Syarat partus percobaan:
-anak hidup Kelainan kongenital pada neonatus: Pirimetamin 0,5-1
-gawat janin mg/kgBB/hr
- RUI –
- bayi baik diutuhkan biofisik profile Sulfadiazin 100 mg/kgBB
Verdi – Nico – Irca – Putri – Puspa – Erty Pengobatan
– Putu –diberikan
Ria – Cipta
dalam 1–tahun
Fahmi -
- Agoes
Vakum lepas
tek ok
alat –bocor
tidak tepat ( caput tidak memenuhi cup) 55
[ G ELEVEN ]

Wanita hamil Ab imminens


A 1. Pirimetamin - 10-20% dapat dipertahankan/ berlanjut
2. Sulfadiazin - tirah baring selama 3-7 hari, tidak boleh duduk
Diberikan setelah selesai TM I, berikan selama 3 mg - boleh duduk pada hari ke 4
kemudian istirahat selama 2 minggu, waktu istirahat - pada inspekulo : ada gumpalan darah kelam,
diperiksa serologis tidak beradaptasi
- 2 minggu pasca abotus KB cegah hamil
B 1. Spiramisin (Rovamisin) 4x 500mg/hr - 40 hari post partum KB cegah hamil
2. Rovamisin 3 iu/U diberikan 3x1 sehari ( sama dgn 3x1 - Pada kuretase terlalu dalam : sinekia, syndroma
gr) Asherman
3. Klindamisin 3(4) x 450 mg/hr
4. Isoprinosin 4x500 mg ( 2 hr/mg ) Abortus Habitualis pada kehamilan
- > 12mg Incompeten cervik (krn SBR mulai
Keterangan terbentuk)
- 1 atau 2 atau 3 dikombinasi dg 4 Etiologi Incompetence Cervik : kuret & trauma persalinan
- Terapi selama 3 mg dan istirahat selama 2 mg yang lalu
dan diperiksa seroogis Bila tidak hamil, Incompetence cervik dapat dinilai dengan
- Pengobatan sampai lahir cara kateter metal 16/18, bila nyeri berarti Incompetence
cervik
Th/ terbaik pada wanita tak hamil
1. pirimetamin + sulfadiazin Bila mual dan muntah tetap terjadi pada kehamilan lebih 12
2. pirimetamin + klindamisin mg Emesis Gravidarum
3. pirimetamin + Spiramicin Biasanya terjadi pada unwanted pregnancy

Pada pemberian pirimetamin : periksa hematologi Meteorismus terjadi oleh karena hipokalemia pada ibu
Kalau hamil : Spiramicin + Klindamisin diberikan hamil dengan mual dan muntah ( bei air kelapa muda krn
bersamaan isoprinosin sebagai banyak mengandung kalium)
imunosimulator Usia pada HEG
- Menilai kesejahteraan janin
Protokol Pengelolaan Bakterial Vaginosis - Men DD/ dengan mola
Wanita tidak hamil - Mengetahui masa gestasi
1. Metronidazol 500 mg per oral 2x1 slm 7 hari - Mengetahui terjadi atau tidaknya blighted ovum
2. Klindamisin cream 2 % 1 aplikator (5 gr)
pervaginal pada malam hari (mau tidur) selama D5 dalam 500 mg ada 50 mg
7 hari Kalori : 50x4 = 200 mg
Alternatif pengobatan Neurobion diberikan i.m dilakukan dengan dg drip 15%
1. Metronidazole 2 gr po dosis tunggal Keton urin + : intake KU<<, masih dehidrasi rehidrasi
2. Klindamisin 300 mg po 2x sehari selama 7 hari (infus tetap terpasang)

Wanita hamil TRIAS KET


Metronidazole 200 mg po 3x sehari selama 7 Anemia, acute abdome, syok
hari
- Nyeri goyang servik : pertanda ada suatu
Alternatif pengobatan rangsangan di douglas untuk mengetahui
1. Metronidazole 2 gr po dosis tunggal atau adanya cairan bebas pada caum douglas
2. Klindamisin 300 mg po 2x sehari selama 7 hari - Jika bulging (C. Douglas) menunjukkan tidak
atau jelas dan tidak perlu di douglas pungsi
3. Metronidazole gel 0,75% 1 aplikator (5 gr) - Leukositosis ( bila high munkin ada inflamasi)
intravaginal 2x sehari selama 5 hari - Cek B Hcg

Klindamisin cean jangan dipakai karena bahaya preterm KE


- PL : nyeri tekan +
Pasca kuretase - Insp : portio livide fluor + darah tidak aktif
1. Os boleh hubungan suami istri lagi setelah 2 mg - VT : portio lunak , nyeri goyang +
dan tidak ada perdarahan massa ukuran 2x2x2 cm
2. Os boleh hamil lagi setelah beberapa kali - RT : CUT 6 mg
menstruasi
Verdi
Faktor–penyebab
Nico –aortus
Ircatelah
– Putri – Puspa
diketahui serta – Erty Toxoplasmosis
– Putu – Ria – Cipta – Fahmi -
3. Agoes
telah diterapi
Pada hamil lagi untuk mencegah tanpa abortus
lagi -- konservatif
bila tidak dengan
ada perbaikan
ada Aantibiotik
perbaikan
Ab adekuat 3-8 hari
laparotomi 56
[ G ELEVEN ]

Kistoma Ovarii Terpuntir


- harus di operasi cito kan necrosis + syok
neurogenik
- uterus >
- manipulasi dari luar
- distraksi entuk kista tidak sama krn kista
dermoid
- dapat terjad nekrosis, terpuntir pada
bag.tungkai, pembuluh darah terpuntir,
thrombosis emboli

Tubo Ovarial Abcess (TOA)


- biasanya terjadi infeksi kronis ascending
infecton
- dari hematosalping pus fimbrial
ovarium infeksi
- Anamnesis : R/ keputihan, bau busuk, nyeri
abdomen bagian bawah

Myoma geburt
- tidak selalu dioperasi kecuali multipel myoma
- tanyakan apakah penderita mrasakan ada yang
keluar, seperti orang partus
- bersifat ischemic, menekan
- pengauh mioma terhadap gula darah : estrogen
menekan insulin hiperglikemia ( tumor
menekan caput pankreas shg produks insulin
turun)
- pengaruh terhadap hematopoetik :
meningkatkan ertropoetik (kista dermoid)

Dua rahib pada suatu perjalanan ziarah


sampai ke suatu jalur penyeberangan sumgai. Mereka
melihat seorang gadis dalam pakaian yang bagus sedang
berdiri disana, kelihatan sekali kalau ia tidak tahu apa
yang harus ia perbuat karena sungai itu dalam dan ia tak
mau mengotori pakaiannya. Tanpa banyak omong, salah
satu rahib itu menggendong gadis itu dipunggungnya
dan menurunkannya di atas tanah kering diseberang.
Kemudian kedua rahib tersebut meneruskan
perjalanan. Tetapi sejam kemudian rahib satunya
mengeluh, “Jelas tidak benar untuk menyentuh seorang
wanita; itu bertentangan dengan ajaran kita. Bagaimana
bisa kau melanggar aturan-aturan untuk para rahib
itu?”
Rahib yang telah menggendong gadis itu terus
berjalan tanpa menguicapkan sepatah kata pun, namun
akhirnya ia berujar, “ Aku sudah menurunkannya di tepi Palembang, Februari 2006
sungai sejam yang lalu, mengapa kamu masih tetap
menggendongnya?”

(The Wisdom of Zen Masters)


Verdi – Nico – Irca – Putri – Puspa – Erty – Putu – Ria – Cipta – Fahmi -
Agoes 57
[ G ELEVEN ]

DIAGNOSA KEHAMILAN • Doppler menggunakan


Setiap dokter hrs dapat mendiagnosa kehamilan gel.suara ultra
Biasanya pasien menyadari akan adanya (ultrasound),mendeteksi
kemungkinan hamil aliran darah
Kadang-2 pasien tdk memberikan informasi • Ultrasonografi
yang akurat 2. Gerakan anak
– Anamnesis dilakukan scr sistematis • Yg dirasakan oleh pemeriksa
Kesalahan diagnosa membawa konsekuensi minggu 20
– Tindakan pengobatan tdk tepat 3. Pemeriksaan Radiologi
– Berakibat tindakan medikolegal • Fetal skeleton
Kesalahan dapat terjadi 4. Pemeriksaan dg USG
– Pada minggu I 5. Ballotement
– Pada saat aterm 6. Teraba bagian janin
Dikelirukan dengan diagnosa tumor
– Akibat pemeriksaan yg tergesa-gesa
dan sembrono PEMERIKSAAN OBSTETRI
1. Periksa Luar
TANDA TANDA KEHAMILAN Abdominal
– Tanda Dugaan Hamil . Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi
– Tanda Kehamilan Tidak Pasti 2. Vaginal Toucher
– Tanda Kehamilan Pasti 3. Rectal Toucher

TANDA DUGAAN HAMIL PEMERIKSAAN LUAR


Tidak datang haid Inspeksi
Perubahan pada payudara - Dinding perut
– Colostrum - Membuncit
Perubahan warna pada vagina - Striae
– Chadwick sign ungu - Hiperpigmentasi
Pigmentasi kulit - Payudara
– Striae Gravidarum - hiperpigmentasi
Palpasi Menetapkan
GEJALA – Letak , Situs
Nausea / Vomitus – Habitus
Gangguan pada miksi – Presentasi
Rasa lelah – Posisi
Perasaan adanya gerakan anak LETAK/SITUS
Hub. Sumbu longitudinal ibu dan janin
TANDA KEMUNGKINAN HAMIL – Letak memanjang (longitudinal lie)
1. Pemeriksaan abdomen – Letak Melintang (Transeverse lie)
2. Perubahan uterus
• Ukuran
• Bentuk
• Konsistensi lunak
3. Perubahan pada cerviks
• Menjadi lunak
4. Kontraksi Braxton Hicks
5. Test kehamilan
• Adanya hcg dalam serum & ekskresi
urin
• Test Biologi
1. Friedman
2. Ascheim Zondek HABITUS
3. Gaili mainini
• Imuno assay Postur khas janin
• Radio Imuno assay Hub.bagian janin dg bagian janin lain
Habitus normal
TANDA PASTI – Janin melengkung
1. Verdi
Denyut–jantung
Nico janin
– Irca – Putri – Puspa – Erty – Putu – Ria– – Punggung
Cipta – konveks
Fahmi -
Agoes• Auscultasi
• Staeteschop
ke 17 minggu –– Kepala flexi
Paha flexi,tungkai
Tangan dan tungkaiterlipat
terlipatpd lutut 58
[ G ELEVEN ]

Flexi Sinciput POSISI


Hubungan bagian janin dengan bagian ibu /
jalan lahir
Punggung :
- Kiri - Kanan
- Depan - Belakang
- Atas - Bawah

TEKNIK PEMERIKSAAN LUAR


Menurut Leopold (Manuver / Perasat)
Dahi Ekstensi Maksimal – Ibu berbaring
Presentasi Muka – Pemeriksa berdiri pada sisi tempat tidur
menghadap ke muka ibu (L I – III)
– Pemeriksa menghadap ke kaki ibu ( L IV)
LEOPOLD I
Menentukan tinggi fundus uteri
di ukur dari Proc.Xyphoideus
Pemeriksa meraba puncak
fundus uteri dg 2 tangan
Tinggi fundus ditentukan dg
mengukur Proc.Xyphoideus s/d
fundus uteri
Menentukan bagian janin yg
ada di fundus
– Kepala Bag.besar , Bulat ,Melenting , Keras
PRESENTASI – Bokong Bag.besar , Tdk bulat, tdk melenting, lunak
Bagian tubuh janin yg terendah dalam jalan lahir
LEOPOLD II
Letak memanjang Menentukan letak / situs
– Presentasi kepala Menentukan posisi punggung
– Presentasi bokong janin
Cara :
Letak melintang – Pemeriksa berdiri di sisi kanan
– Presentasi bahu menghadap ke kepala ibu
– Kedua tangan melakukan
palpasi pada kedua sisi uterus
– Meraba bag.janin pada sisi
ka/ki uterus
– Tanda punggung : teraba tahanan keras dan rata
– Bag.Kecil : teraba bagian 2 noduler

LEOPOLD III
Menentukan Bag. Janin yg
berada di bawah
Cara :
– Tangan kanan pemeriksa
memegang bgn terbawah janin
yg ada di atas simpisis pubis
– Tangan kiri menahan pada
fundus uteri

LEOPOLD IV
Menentukan masuknya bag.
terendah ke PAP
Cara :
Verdi – Nico – Irca – Putri – Puspa – Erty – Putu – Ria – Cipta
– – Fahmi
Pemeriksa -
menghadap ke arah
Agoes kaki ibu 59
[ G ELEVEN ]

– Kedua tangan pemeriksa menekan pada supra


simpisis ke arah aksis PAP
AUSKULTASI 1, 618 Langdon berpaling menghadap
ke para mahasiswanya yang
Terdengar pada daerah punggung janin bersemangat. “Siapa yang
Pres.Kepala antara umbilikus dan SIAS dapat mengatakan padaku, ini
Pres.Bokong setinggi atau diatas umbilikus nonmor apa?”
Seorang pemuda berkaki panjang dari jurusan
matematika mengangkat tangannya dari belakang.
PEMERIKSAAN DALAM
“Itu angka PHI.” Dia melafalnya fi . Jangan
Indikasi : dicampuradukkan dengan PI.
– Pd Pemeriksaan pertama diagnosa “Angka PHI ini,” Langdon melanjutkan, satu-
hamil koma-enam-satu-delapan, adalah angka yang
– Pada keadaan Inpartu sangat penting dalam seni. Karena PHI pada
– Pada PL presentasi sulit ditentukan umumnya dianggap angka tercantik di dunia ini.”
Lepas dari muasal matematis PHI yang tampak
mistis, Langdon menjelaskan, aspek menggelitik
Indikasi Kontra : Perdarahan antepartum
akal yang sesungguhnya adal;ah perannya sebagai
dasar dari bangunan dalam alam. Tumbuhan,
Evaluasi : hewan, dan bahkan manusia, semua memiliki sifat
– Cervix Konsistensi , Pendataran , dimensional yang melekat dengan kualitas
Pembukaan keakuratan pada rasio PHI banding 1.
– Ketuban “Keberadaan PHI yang tersebar di alam jelas lebih
– Bag.Terbawah dari kejadian kebetulan saja dan begitu pula para
– Penurunan pendahu;u kita, mengangggap angka PHI pastilah
telah ditakdirkan. Para ilmuwan terdahulu
– Penunjuk
menyebarluaskan satu-koma-enam-satu-delapan
sebagai Proporsi Agung.”
“Tunggu dulu,” kata seorang perempuan di deret
depan.”Saya jurusan biologi dan saya tidak pernah
melihat proporsi agung dalam alam.”
“Tidak?” Langdon tersenyum.”Pernah belajar
hubungan antara betina dan jantan dalam
komunitas lebah madu?”
“Tentu, lebah betina selalu berjumlah lebih banyak
dari lebah jantan.”
“Benar, dan tahukah Anda jika Anda membagi
PEMERIKSAAN PANGGUL jumlah lebah betina dengan jumlah lebah jantan
Ukuran-ukuran panggul: disetiap sarang lebah di dunia ini, Anda akan
PAP : Conjugata Diagonalis mendapat hasil yang sama?”
Di ukur dengan VT, ujung jari tangan dalam menekan ke “Benar?”
arah promontorium, bag.luar tangan menekan pada tepi “Ya, PHI.”
Gadis itu terkesiap, “TIDAK MUNGKIN!”
bawah pubis
Langdon menunjukkan slide berikutnya-sebuah
kepala biji bunga matahari.”Biji bunga matahari
tumbuh dengan melawan spiral. Anda dapat
menerka rasio dari setiap diameter rotasi ke rotasi
berikutnya?”
“PHI?” semua berkata.
“Tepat sekali.” Langdon mulai memperlihatkan
beberapa slide sekarang-bunga cemara berspiral,
susunan daun pada tumbuh-tumbuhan, segmentasi
serangga. Semuanya memperlihatkan kepatuhan
yang mengagumkan pada proprosi agung.
“Da Vinci adalah orang pertama yang
memperlihatkan bahwa tubuh manusia betul-betul
terbuat dari balok-balok bangunan yang rasio
proporsionalnya selalu sama dengan PHI.”
Semua yang berada di kelas menantapnya ragu.
“Tidak percaya padaku? Lain kali, jika Anda sedang
mandi bawa pita ukuran.” Langdon menantang.
“Cobalah. Ukur jarak dari puncak kepala Anda ke
lantai. Kemudian bagi dengan jarak dari pusar ke
lantai. Terka, angka berapa yang Anda dapat?”
“Bukan PHI!” salah satu mahasiswa berseru tak
Verdi – Nico – Irca – Putri – Puspa – Erty – Putu – Ria – Cipta – Fahmi -
percaya.
”Ya, PHI!” Jawab Langdon. “Satu-koma-enam-
Agoes satu-delapan.
bahu
dengan
PHI lAnda
i Y
jarak
lke
i ?dari
Mau
ujung
P hsiku
contoh
kjari
lAnda
i Anda,
diblain?
ike
d kemudian
ujung
Ukur jarak
jari bagi
Anda.
dari 60
[ G ELEVEN ]

PERTUMBUHAN DAN Minggu ke 12


Akhir minggu ke 12, jarak kepala bokong
PERKEMBANGAN JANIN (crown-rump length) ialah 6-7 cm, pada saat ini pusat
pertulangan telah terbentuk, jari tangan dan kaki telah jelas,
juga kuku, serta bakal rambut. Genitalia eksterna mulai
menunjukkan perbedaan pria atau perempuan.
Pengertian
Minggu ke 16
Beberapa istilah telah dipakai untuk
Pada akhir minggu ke 16 jarak kepala bokong
menunjukkan lamanya kehamilan dan usia janin, yang
ialah 12 cm, dan beratnya 10 gram. Dengan cermat dapat
memang berbeda. Usia gestasi yaitu lamanya
dilihat genitalia eksterna.
amenore, dihitung dari hari pertama haid terakhir, suatu
periode sebelum terjadi konsepsi, yaitu kira-kira 2 minggu
sebelum ovulasi dan fertilasi, atau 3 minggu sebelum Minggu ke 20
implantasi blastokis. Lamanya kehamilan rata-rata ialah Pada akhir minggu ke 20 yaitu paruh waktu
280 hari atau 40 minggu (91/3 bulan = 10x 28 hari) kehamilan normal, berat janin 300 gram; kulit janin tidak
dihitung dari hari pertama haid terakhir tersebut sampai begitu bening dan tampak lanugo halus dan beberapa
bayi lahir. Taksiran persalinan dihitung dengan rumus helai rambut. Sejak saat ini bila dilahirkan disebut partus.
Naegele (H+7, B-3) sehingga tanggal yang ditentukan ialah
hari ke 280; dengan demikian 1 minggu sebelum tanggal Minggu ke 24
tersebut ialah minggu ke 40. Akhir minggu 24, berat janin 630 gram, kulit
Periode kehamilan sering dibagi 3 yaitu : tampak keriput, dan sudah ada lemak dibawah kulit.
trimeser 1,2 dan 3 mengingat adanya kejadian umum Kepala masih relatif besar; sudah tampak alis dan bulu
yang terjadi; misalnya abortus kebanyakan terjadi pada mata. Kebanyakan janin pada usia ini bila dilahirkan tak
trimeser pertama, sedangkan kemungkinan hidup lebih lama akan meninggal.
besar bila kelahiran terjadi pada trimeser ketiga.
Minggu ke 28
Pertumbuhan
Pada akhir 28 minggu, jarak kepala bokong
Dalam 2 minggu setelah ovulasi ada beberapa tahapan : sekitar 25 cm dan beratnya 1100 gram. Kulit masih
(a) ovulasi (b) fertilisasi (c) pembentukkan blastokis (d) merah dan diseliputi vernix caseosa. Membran yang
implantasi blastokis yaitu 1 minggu setelah ovulasi. Villi meliputi pupil baru saja menghilang dari mata. Janin yang
khorialis primitif telah terbentuk segera setelah implantasi, dilahirkan pada saat ini dapat menggerakkan tangan dan
pada pemeriksaan patologi dikatakan ada kehamilan bila kaki, menangis lemah; dengan teknologi perawatan
ditemukan villi. intensif umumnya dapat diusahakan kelangsungan
kehidupan.
Mudigah
Bentuk mudigah dimulai sejak 3 minggu setelah ovulasi, Minggu 32
kira-kira pada minggu haid yang diperkirakan akan datang. Pada akhir 32 minggu, janin telah mencapai
Pada saat ini lempeng mudigah telah terbentuk dan besar
panjang kepala bokong 28 cm, dan beratnya 1800 gram.
kantong khorion dapat mencapai 1 cm. Telah terbentuk Kulit masih merah dan keriput; umumnya bayi dapat
ruang intervilli yang mengandung darah ibu dan villi dengan hidup bila dilahirkan saat ini.
mesoderm angioblastik khorionik.
Pada minggu ke empat setelah ovulasi,
kantong khorion mencapai 2-3 cm dan mudigah besarnya Minggu 36
4-5 mm, jantung tampak dominan karena dilatasi ruang Pada akhir 36 minggu, rata-rata jarak kepala
jantung. Tonjolan tangan dan kaki mulai tampak, bokong ialah 32 cm, dan beratnya 2500 gram. Karena
sementara amnion mulai meliputibody stalkyang kemudian lemak subkutan yang cukup, bayi lebih kuat dan
akan menjadi tali pusat. tidak tampak keriput.
Pada akhir minggu ke enam setelah fertilisasi
panjang janin ialah 22-24 mm, dan kepala relatif lebih besar Minggu 40
dari badan; pada saat ini tangan sudah tampak. Pada akhir 40 minggu, janin telah berkembang
sempurna, jarak kepala bokong ialah 36 cm, panjang
Janin rata-rata 50 cm dan rata-rata beratnya 3400 gram. Dari 37
Disebut janin ialah saat mulai minggu ke 10 minggu lengkap sampai 41 minggu lengkap disebut aterm.
dihitung dari hari pertama haid terakhir, saat ini janin telah 4 Berat janin pada aterm dipengaruhi oleh nutrisi ibu, tingkat
Verdi – Nico – Irca – Putri – Puspa – Erty sosioekonomi
cm panjangnya. Kebanyakan organ mengalami – Putu – Ria dan seks. Bayi pria
– Cipta lebih berat
– Fahmi - 100 gram.
pertumbuhan dan pematangan dari struktur yang terbentuk Sejak 20 minggu berat janin berkembang linear dan
Agoes
pada periode mudigah. sampai
QS Al-Munafiqun,
Wahai orang
melalaikan
yang 9beriman,
kamu
: darijanganlah
mengingat
harta
Allah
kekayaan
SWT dan .anak turunanmu
setelah 37 minggu
itu, menjadi landai. 61

Anda mungkin juga menyukai