Anda di halaman 1dari 25

1.

2.

Tindakan Operatif Kebidanan


Persiapan praoperatif

I.

Persiapan Kamar Bedah, Pastikan bahwa :


a. Kamar bedah bersih
b. Kebutuhan bedah dan peralatan tersedia
c. Peralatan gawat darurat tersedia dan siap pakai.
d. Baju, kain steril, gloves, kasa, instrumen dlm keadaan steril & belum kadaluwarsa.

II.

Persiapan Pasien :
Terangkan prosedur yg akan dilakukan
Dapatkan persetujuan tindakan medis
Pasien dan keluarga siap scr mental
Cek alergi dan riwayat medis
Crossmacth, jika diperlukan siapkan darah
dahulu.
f. Cuci dan bersihkan lapangan insisi dgn
sabun & air.
a.
b.
c.
d.
e.

g. Rmbut pubis jgn dicukur infeksi luka,


hanya dipotong/dipendekkan.
h. Vital sign
i. Premedikasi yg sesuai.
j. Berikan Antasida
k. Pasang katheter
l. Sampaikan informasi lengkap pd seluruh tim
bedah.

A. Ekstrasi CUNAM/FORCEP
Persalinan buatan di mana janin dilahirkan dg suatu tarikan cunam yg dipasang pada kepala
Indikasi :
Absolut
1. Ibu : Eklampsi, preeklampsi , RUI, Peny. Jtg, paru, dll
2. Janin : Gawat janin
3. Waktu :Kala II lama
Relatif : Bila dilakukan menguntungkan ibu/janin, bila tdk dilakukan tdk merugikan sbb akan lahir dlm 15 mnt
kmdn
1. De lee : Syarat kepala sdh di dasar panggul, m. levator ani sdh teregang
2. Pinard : syarat sama dg diatas, ibu sdh mengejan 2 jam
Kontraindikasi :Bila semua syarat dipenuhi, tidak ada kontraindikasi
SYARAT:
1. Pembukaan lengkap (F)
5. Engaged (E)
2. Presentasi kepala (O)
6. Posisi UUK diketahui (P)
3. Ketuban (-) (R)
7. Station HIII+ (S)
4. CPD (-) (C)
8. Janin hidup
9. KOMPLIKASI
Ibu :
Perdarahan : atoni, robekan
Trauma jalan lahir :
10.
- Lunak : robekan vagina, RU
11.
- Keras : Simfisiolisis, fraktur os koksigis
12.
3. Infeksi
Janin :
13.
1. Luka scalp
15.
3. Fraktur tlg tengkorak
14.
2. Paralisis N. VII
16.
4. Perdarahan intrakranial

17.
B. EKSTRAKSI VAKUM
18.
19.

20.

21.
22.
23.
24.
1.
2.

Persalinan buatan dimana janin dilahirkan dg ekstraksi tekanan negatif pd kepalanya.


INDIKASI
Ibu : Memperpendek kala II (Peny. Jtg kompensata, Penyakit paru fibrotik)
Janin :Gawat janin (kontroversi)
KI
Ibu
:RUI, Eklampsi / PEB, decomp
Janin :
- Presentasi muka
- After coming head
- Preterm
SYARAT
= syarat forcep tp lebih luas ; pembukaan > 7 (multi) & penurunan boleh HII
His dan tenaga mengejan (+)

25. KOMPLIKASI
Ibu :
26.
- Perdarahan

27.
lahir

Janin :

- Ekskoriasi scalp

- Sefalhematoma

- Trauma jalan

28.

- Infeksi

- Subgaleal hematoma
- Scalp nekrosis

C. SEKSIO SESAREA
Persalinan melalui sayatan pada dinding abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin > 1.000 g
atau umur kehamilan > 28 mgg
Bentuk Operasi SC :

a. SC klasik menurut sanger


b. SC transperitoneal profunda menurut kehrer
c. SC histerektomi menrut Porro
f.
Indikasi :

d. SC ekstraperitoneal menurut Water dan


menurut Latzco
e. SC transvaginal

Ibu
1. DKP
3. Stenosis serviks/vagina
2. Tumor jalan lahir
4. Plasenta previa

Janin :
1. Kelainan letak
2. Gawat janin
Pada umum SC tidak dilakukan pada
1. Janin mati
2. Syok, anemia berat seblm diatasi
3. Kelainan kongenital berat.

5. Pnggul sepit absolut


6. RUI

D. INDUKSI PERSALINAN
Suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum inpartu, baik secara operatif maupun medisinal, untuk
merangsang timbulnya kontraksi rahim sehingga terjadi persalinan.
Cara :
1. Secara Medis
2. Secara Manipulatif/ dengan tindakan

a. Infus Oksitosin

a. Amniotomi

b. Prostaglandin

b. Melepaskan selaput ketuban dari bagian

c. Cairan hipertonik Intrauterine

bawah rahim ( Stripping of membrane )

c. Pemakaian rangsang listrik

d. Rangsangan pada putting susu


indikasi

Janin

Ki
1. Kehamilan lewat waktu
1. Malposisi dan malpresentasi janin
2. Ketuban Pecah Dini
2. Insufisiensi Plasenta
3. Janin Mati
3. Disproporsi sefalopelvik

Ibu
4. Cacat rahim
5. Grandemultipara
1. Kehamilan dengan hipertensi
6. Gemelli
2. Kehamilan dengan Diabetes Melitus
7. Distensi rahim berlebihan

8. Plasenta Previa

a. Infus oksitosin
Syarat Infus Oksitosin
1. Syarat-syarat :

a. Kehamilan aterm

b. Ukuran panggul normal

c. Tidak ada DKP


2. Untuk menilai serviks dapat juga
berhasil.
Skor pelvik menurutbishop

d. Janin dalam presentasi Kepala


e. Servik sudah matang ( lunak, mulai
mendatar dan sudah membuka )
dipakai skor Bishop. Nilai bishop > 8 kemungkinan besar induksi akan

SKOR

Pembukaan serviks

12

3
4

Pendataran serviks

0
30
%

40 50%

60
70%

8
0
%

Penurunan kepala diukur dari


bidang H III ( cm )

-3

-2

- 1.0

+
1
.
+
2

Konsistensi serviks

Ker
as

Sedang

Lun
ak

Posisi serviks

Ke
bel
aka
ng

Searah sumbu
jalan lahir

Ke
arah
dep
an

Komplikasi infus oksitosin


1. Tetania uteri

2. Ruptur uteri

3. Gawat janin

4.
b. Pemberian prostaglandin
5. Prostaglandin dapat merangsang otot-otot polos termasuk otot-otot rahim.Prostaglandin spesifik untuk
merangsang otot rahim ialah PgE2 dan PgF2 Alpha. Dapat diberikan secara intra vena, oral, vaginal,rektal dan
intra amnion. Efek samping dapat mual, muntah, diare

c. Pemberian Cairan Hipertonik Intrauterine


- Pemberian cairan hipertonik intrauterine dipakai untuk merangsang kontraksi rahim pada kehamilan
dengan janin mati Yang dipakai cairan garam hipertonik 20%, urea. Kadang-kadang pemakaian urea
dicampur dengan Prostaglandin untuk memperkuat rangsangan pada otot-otot rahim
- Komplikasi yang dapat timbul : Hipernatremia, infeksi dan gangguan pembekuan darah.
d. Amniotomi
1. Amniotomi artifisial dilakukan dengan memecahkan ketuban baik dibagian bawah depan atau dibagian belakang
dengan alat khusus.
2. Beberapa teori :

- Amniotomi mengurangi beban rahim 40% sehingga kontraksi rahim dapat lebih kuat membuka
serviks
- Amniotomi menyebabkan berkurangnya aliran darah didalam rahim kira-kira 40menit setelah
amniotomi, sehingga berkurangnya oksigenasi otot rahim meningkatkan kepekaan otot rahim
- Amniotomi menyebabkan kepala dapat langsung menekan dinding serviks dimana didalamnya
terdapat banyak syaraf-syaraf yang merangsang kontraksi rahim.
3. Penyulit amniotomi :
6.
7.

a. Infeksi
b. Prolaps funikuli

8.
9.

c. Gawat janin
d. Tanda-tanda solusio plasenta

e. Melepaskan ketuban dari bagian bawah Rahim


1.

Stripping of Membrane ialah melepaskan ketuban dari dinding segmen bawah rahim secara menyeluruh
setinggi mungkin dengan jari tangan.

2.
Hambatan :
10.
a. Serviks yang belum dapat dilalui jari
11.
b. Bila persangkaan plasenta letak
rendah,tidak boleh dilakukan

12.

c. Bila kepala belum cukup turun dlam


rongga panggul

f. Pemakaian Rangsang Listrik


13. Dengan 2 Elektrode, yang satu diletakkan dalam servik, sedang yang lain ditempel dikulit dinding perut.
Kemudian dialirkan listrik yang akan memberi rangsangan pada janin yang akan menimbulkan kontraksi rahim

g. Rangsangan Puting Susu ( Breast Stimulation )


- Rangsangan puting susu dapat
- mempengaruhi hipofisis posterior untuk
- mengeluarkan oksitosin sehingga terjadi
- kontraksi rahim
14.

E. KURETASE
15. Indikasi :

a. Ibu yang menderita :


16.
17.
18.

- Peny. Jantung yg berat


- Peny. Paru
- Peny. Ginjal

b. Komplikasi Kehamilan
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.

- HEG berat
- HPP sekunder
- Abortus inkomplete
Komplikasi :
1. Perdarahan :
- Atonia uteri
- Ggn bekuan darah
- Trauma tindakan kuretase
2. Infeksi :
- Sejak awal sdh ada infeksi
- Manipulasi intrauteri
- Tindakan kurang bersih
3. Perforasi uteri, saat melakukan :
- Sondase
- Dilatasi dgn busi Hegar
- Kuretase

F. PERSALINAN PRESBO
36. Jenis Persalian :
1. Pervaginam

- Persalinan spontan (spontaneous breech) Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri
- Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery) Janin dilahirkan dengan sebagian
tenaga ibu dan tenaga penolong.
- Ekstraksi total (total breech extraction) Janin dilahirkan dgn tenaga penolong
2. Seksio secaria
37.Tahapan persalinan :
a. Tahap pertama : Fase lambat
38.
Mulai lahirnya bokong sampai pusat. Disebut fase lambat karena hanya utk melahirkan bokong,
bagian yg tidak berbahaya.

b. Tahap kedua : Fase cepat


39. Mulai lahirnya pusat sampai lahirnya mulut. Disebut fase cepat karena kemungkinan tali pusat
terjepit.

c. Tahap ketiga : Fase lambat


40. Mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir. Kepala harus dilahirkan secara perlahan untuk
menghindari perdarahan intrakranial.

3. Embriotomi
41.Suatu persalinan buatan dgn cara merusak dan memotong bagian tubuh janin agar dpt lahir pervaginam, tanpa
melukai ibu.
42. JENIS:
1. Kraniotomi : melubangi tengkorak janin
2. Dekapitasi : memotong leher janin

1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.

I.

3. Kleidotomi : mematahkan 1 atau 2


5. Spondilotomi : memotong ruas tlg belakang
klavikula
6. Pungsi : mengeluarkan cairan
4. Eviserasi/eksenterasi : merusak dinding
abdomen/thorax
7. INDIKASI
Janin mati, ibu dalam keadaan bahaya (maternal distress)
Janin mati yg tdk mungkin lahir spontan pervaginam
8. SYARAT:
Janin mati; kecuali pd hidrocephalus, hidrpfetalis atau saat kleidotomi jann tdk perlu mati.
CV > 6 cm
Dilatasi > 7 cm
Selaput ketuban pecah atau dipecahkan.
Tidak ada tumor jalan lahir.
9. DILATASI
Jika diperlukan dilatasi mulai dari dilator (Busi) terkecil sampai dilator cukup untuk dilalui sendok kuret.
Pemasangan Bandul
Misoprostol
10.
11. PERTOLONGAN PERSALINAN PERVAGINAM

EKSTRAKSI VAKUM
12. Ekstraksi vakum adalah suatu forseps obstetrik . Penerapan outlet, rendah dan tengah seperti pada
prosedur rotasi forseps tidak dilakukan
13.

Indikasi
Janin - janin yang dicurigai memerlukan persalinan segera
Ibu
kala dua lama
kondisi yang memerlukan
keadaan
ibu
dengan
kala dua diperpendek
kontraindikasi meneran
Kelelahan ibu
Kontraindikasi - Absolut
Bukan presentasi puncak kepala, presentasi muka atau
dilatasi cervix tidak lengkap
dahi
bukti klinis adanya CPD
Kepala belum masuk pintu atas panggul
Kontraindikasi - Relatif
prematur atau TBJ < 2500 g
sikap bayi yang sulit
letak di panggul tengah

Syarat
presentasi vertex , janin aterm, TBJ >2500 g
serviks dilatasi sempurna dan ketuban pecah
kepala sudah masuk pintu atas panggul
kandung kencing ibu kosong
panggul ibu adekuat dengan penilaian klinis
operator yg berpengalaman
analgesia yg sesuai
rencana pendukung bila prosedur tidak berhasil

Komplikasi yg harus dihindari

Pastikan
indikasi
dan
kondisi

Koordinasikan traksi dengan usaha


penggunannya.
ibu.

Penempatan anatomi yg sesuai

Awasi penurunan /pengeluaran.

Hindari terjepitnya jaringan lunak ibu.

Terapkan tiga aturan; hentikan

sudut traksi yang benar.


procedur

Hindari
tenaga/manuver
yang

Pemasangan di atas sutura sagitalis menyentuh


berlebihan
ubun-ubun kecil

Kegagalan Vakum 3 aturan


3 tarikan, pada 3 kontraksi, tidak ada kemajuan
3 kali lepas: setelah satu kjali gagal, nilai ulang dengan hati-hati sebelum memasang kembali
Setelah 30 menit pemasanan tanpa kemajuan

Vakum Lepas Sebab-sebab


Perlengakapan yang salah/penutup yang buruk menyebabkan kebocoran vakum
Tenaga traksi yang terlalu kuat
tak dikenali adanya CPD
aplikasi pada panggul tengah
presentasi OP
sikap defleksi
Sudut traksi yang kurang tepat menyebabkan robekan
Terkenanya jaringan lunak ibu pada introitus

II. Persalinan dengan Forseps

Fungsi Forseps
Fungsi forseps obstetrik adalah sebagai berikut :
traksi kepala bayi
fleksi kepala bayi
rotasi kepala bayi
ekstensi kepala bayi
Fungsi-fungsi ini menyebabkan kompresi kepala bayi
Penggunaan yang benar meminimalkan tenaga kompresi ini

Indikasi
Bayi :Dicurigai adanya gangguan pada bayi yang mambutuhkan persalinan secapatnya
Ibu
- Kala dua yang memanjang
- Kelelahan ibu
- Kondisi ibu dengan kontra indikasi untuk
- Sikap kepala bayi yang defleksi dan
meneran
malposisi
- Kondisi yang membutuhkan kala dua
diperpendek
Syarat
Kepala sudah masuk pintu atas panggul

kandung kencing ibu kosong


serviks dilatasi sempurna dan ketuban pecah
anastesi yg sesuai
Mengetahui dengan pasti posisi kepala bayi
operator yg berpengalaman
panggul ibu adekuat

tersedianya pendukung dan fasilitas yang adekuat


Klasifikasi Persalinan dangan Forseps

a. Forseps outlet
Kepala terlihat di intoitus tanpa harus membuka labia
Kepala bayi telah berada di dasar panggul
Sutura segitalis berada pada:
- Diameter AP atau
- Posisi oksiput kanan/kiri anterior atau posterior
- Kapala bayi berada pada atau di atas perineum

b. Forseps Rendah
Bagian terendah kepala ada pada station +2 atau lebih
dua jenis :
- Rotasi 45 derajat atau kurang
- Rotasi lebih dari 45 derajat

c. Forseps Tengah
Kepala sudah masuk pintu atas panggul
Bagian terendah kepala di atas station +1
Plihan lain untuk forseps tengah adalah seksio sesarea akses untuk melakukan seksio sesarea sangat penting saat
melakukan persalinan dengan forseps
Memeriksa Pemasangan Posisi untuk Keamanan
Ubun-ubun kecil di tengah antara batang forseps dan satu jari di atas bidang datar dari tangkai forseps dengan
sutura lambdoid satu jari di atas tiap tangkai
Masuknya tangkai harus nyaris tak terasa dan tidak lebih dari seujung jari dapat diselipkan antara tangkai forseps
dengan kepala bayi
Sutura sagitalis tegak lurus terhadap bidang datar dari tangkai forseps
Perbandingan antara Persalinan Forseps dengan Vakum
persalinan dengan cara yang dikehendaki
diperlukannya analgesia untuk ibu
persalinan sesar
morbiditas ibu dan neonatus
Keuntungan Ekstraksi Vakum
Tidak ada peningkatan morbiditas neonatus yang bermakna
Lebih sedikit membutuhkan anestasi regional/umum
Lebih sedikit trauma terhadap vagina/perineum ibu
Kerugian Ekstraksi Vakum
Cephalohematoma :perdarahan subaponeurotik (subgaleal)
Perdarahan retina pada neonatus :tidak jelas bermakna secara klinis
Cenderung gagal, perlu alternatif lain
Pasien harus dibuat waspada terhadap resiko-resiko ini

Dokumentasi Persalinan dengan Operasi


Prosedur harus tercatat dengan jelas pada setiap kasus
Dokumentasi ini harus memiliki penjelasan terhadap intervensi operasi yang telah dilakukan
Termasuk gambaran tentang cara pelaksanaan tehnik operasi dan indikasi-indikasinya

KEGAWATDARURATAN KEBIDANAN

(EKLAMPSIA DAN PERDARAHAN)

A. PERDARAHAN POST PARTUM

Perdarahan pasca persalinan sebab penting kematian ibu


kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan.
Sangat mempengaruhi morbiditas nifas anemia menurunkan daya tahan tubuh.
Sering terjadi pada ibu-ibu di Indonesia dibandingkan dengan ibu-ibu di luar negeri.
Bila dalam 2 jam tidak ditangani adekuat bisa menyebabkan kematian

BATASAN
- Perdarahan lebih dari 500 ml setelah persalinan pervaginam.
- Perdarahan lebih dari 1000 ml setelah persalinan perabdominam

ETIOLOGI
- TONUS: atoni uteri
- Atonia uteri
: 50-60%
- Tissue:SISSA JARINGAN ( retensi sisa
- Sisa plasenta
: 23-24%
plasenta)
- Retensio Plasenta : 16-17%
- Trauma
: laserasi,ruptur, , inversi
- Laserasi jalan lahir : 4-5%
- Thrombin
: kougulopati,dic sekunder
- Kelainan darah
: 0,5-0,8%
karena prdrahan byk.
BENTUK KLINIS/KLASIFIKASI KLINIK
- Perdarahan postpartum dini (early postpartum haemorrhage), yaitu perdarahan yang terjadi dalam 24 jam
pertama sesudah lahir.
- Perdarahan masa nifas (late postpartum haemorrhage), yaitu perdarahan yang terjadi pada masa nifas
(puerperium), tidak termasuk 24 jam pertama setelah bayi lahir.
Diagnosis Perdarahan Pascapersalinan
Palpasi uterus: bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
Memeriksa plasenta dan ketuban apakah lengkap atau tidak.
Lakukan eksplorasi cavum uteri :Sisa plasenta atau selaput ketubanRobekan rahim
Inspekulo: untuk melihat robekan serviks, vagina, dan varises yang pecah
Pemeriksaan Laboratorium periksa darah
- Atonia uteri
- Merupakan penyebab utama terjadinya Perdarahan pascapersalinan.
- Pada atonia uteri, uterus gagal berkontraksi dengan baik setelah persalinan.
- Predisposisi atonia uteri :
Grandemultipara
Anemi berat
Uterus yang terlalu regang (hidramnion, hamil
Penggunaan oksitosin yang berlebihan dalam
ganda, anak besar (BB > 4000 gr)
persalinan (induksi partus)
Kelainan uterus (uterus bicornis, mioma uteri,
Riwayat perdarahan pascapersalinan sebelumnya
bekas operasi)
atau riwayat plasenta manual
Plasenta previa dan solutio plasenta (perdarahan
Pimpinan kala III yang salah, dengan memijitanteparturn)
mijit dan mendorong-dorong uterus sebelum
plasenta terlepas
Partus lama (exhausted mother)
IUFD yang sudah lama, penyakit hati, emboli air
Partus precipitatus
ketuban (koagulopati)
Hipertensi dalam kehamilan (Gestosis)
Tindakan operatif dengan anestesi umum yang
Infeksi uterus
terlalu dalam.

Gejala klinis
Gejala dan tanda yang selalu ada: Uterus tidak berkontraksi dan lembek DAN Perdarahan segera setelah anak
lahir (perdarahan pascapersalinan primer)
Gejala
dan
tanda
yang
kadang-kadang
ada:
Syok (tekanan darah rendah,denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual,dan lain-lain).

PENATALAKSANAAN

Prinsip penatalaksanaan :
Hentikan perdarahan
5%, 1 ampul ergometrin iv, yang dapat diulang 4
jam kemudian, suntikan prostaglandin.
Cegah/atasi syok
Kompresi bimanual.
Ganti darah yang hilang/tranfusi atau diberi
Tampon uterovaginal secara lege artis, tampon
cairan NaCl/RL, plasma ekspander, Dekstran-L.
diganti 24 jam kemudian (kassa atau balon)
Masase uterus + pemberian uterotonika berupa
infus pitosin 10 iu s/d 100 iu dalam 500 ml D
Tindakan operatif:
B-lynch suture

Ligasi arteri uterina + ovarika


Ligasi arteri hipogastrika
Histerektomi

Tindakan yang bersifat sementara, untuk


mengurangi perdarahan, menunggu tindakan
operatif dapat dilakukan metode Henkel
(menjepit cabang arteri uterina melalui vagina
kiri dan kanan) atau kompresi aorta abdominalis.

JENI
S
DAN
CAR
A
Dosis
dan
cara
pemb
erian
awal
Dosis
lanjut
an

OKSITOSIN

ERGOMETRIN

MISOPROST
OL

IV: 20 U +1 L
cairan dgn tetesan
cepat
IM: 10 U

IM
atau
IV
lambat 0,2 mg

Oral
atau
rektal 400
600 ug

IV: 20 U +1 L
cairan dgn tetesan
40/mnt

Ulangi setelah
15 menit,
bila
msh diperlukan
beri IM/IV tiap
2-4 jam
Total 1 mg atau
5 dosis

Ulangi
2-4
jam setelah
dosis
awal
bila perlu

Dosis
Tidak boleh > 3 L

Total
1200
maksi
larutan
dgn
mg atau 3
mal
Oksitosin
dosis
perha
ri
Indik
Pemberian
IV
Preeklampsia,
Nyeri
asi
secara cepat dan
vitium
cordis,
kontraksi,
kontr
bolus
hipertensi
Asma
a
/
hatihati
Kompresi bimanual eksternal
:Menekan uterus melalui dinding abdomen dengan jalan saling
mendekatkan kedua belah telapak tangan yang dilingkupi uterus.
Kompresi bimanual internal
:Uterus ditekan diantara telapak tangan pada dinding abdomen dan
tinju tangan dalam vagina untuk menjepit pembuluh darah dalam miometrium (sebagai pengganti
mekanisme kontraksi)

B. EKLAMPSIA

kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang dan
atau koma. Sebelumnya wanita tadi menunjukkan gejala-gejala preeklampsia (kejang-kejang timbul bukan
akibat kelainan neurologik).
Faktor-faktor predisposisi terjadinya HDK :
Primigravida atau nullipara, terutama umur reproduksi ekstrem, yaitu 16 tahun dan umur 35 tahun ke atas.
Multigravida dengan kondisi klinis :

a.kehamilan ganda dan hidrops fetalis

b.penyakit vaskular : hipertensi esensial kronik dan DM

c.penyakit-penyakit ginjal
Hiperplasentosis : Mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops fetalis, bayi besar, diabetes melitus.
Riwayat keluarga pernah preeklampsia atau eklampsia.
Obesitas dan hidramnion.
Gizi yang kurang dan anemia.
Kasus-kasus dengan kadar asam urat yang tinggi, defisiensi kalsium, defisiensi asam lemak tak jenuh, kurang
antioksidans.
Diagnosis:
Kehamilan lebih dari 20 minggu, atau saat persalinan atau masa nifas.
Tanda-tanda preeklampsia (hipertensi, edema dan proteinuria).
Kejang-kejang dan atau koma.
Kadang-kadang disertai dengan gangguan fungsi organ-organ.
Preeklampsia berat bila terdapat satu atau lebih gejala/tanda di bawah ini:
Tekanan darah sistole > 160 mmHg diastole > 110
Nyeri epigastrium.
mmHg
Edema paru dan sianosis.
Proteinuria > 5 g/24 jam atau kualitatif 4 + (++++)
Pertumbuhan janin intra uterine terhambat.
Oliguria jumlah produksi urine 500 ml/24 jam yang
Adanya sindroma HELLP (H: hemolysis, EL:
disertai kenaikan kadar kreatinin darah.
elevated lever enzyme, LP: low platelet count).
Gangguan visus dan cerebral.

Impending eklampsia , Bila preeklampsia dengan gejala ini :


Nyeri kepala hebat
Nyeri epigastrium
Gangguan visual
TD naik secara progresif
Muntah-muntah
Penatalaksanaan Impending eklampsia.Bila preeklampsia dengan gejala ini :
Prinsip pengobatan:
Menghentikan dan mencegah kejang-kejang.
Memperbaiki keadaan umum ibu/janin seoptimal mungkin.
Mencegah komplikasi.
Terminasi kehamilan/persalinan dengan trauma seminimal mungkin pada ibu.
Menghentikan dan mencegah kejang-kejang
- Mg SO4 adalah pilihan tunggal
- Dosis awal : 4 g 20% I.V pelan-pelan selama 3 menit atau lebih, disusul 8 g 40 % I.M terbagi pada bokong kanankiri.
- Dosis ulangan : tiap 6 jam diberikan 4 g 40% I.M diteruskan sampai 24 jam paska persalinan atau 24 jam bebas
kejang.
- Apabila ada kejang lagi, diberikan 2 g MgSO4 20% I.V pelan-pelan. Pemberian I.V ulangan ini hanya SEKALI
SAJA, apabila masih timbul kejang lagi, maka diberikan pentotal 5 mg/KgBB/I.V pelan-pelan.
- Bila ada tanda-tanda keracunan MgSO4 diberikan anti dotum Glukonas kalsikus 10 g%, 10 ml I.V pelan-pelan
selama 3 menit atau lebih.
- DIAZEPAM sangat dihindari, apabila sudah diberikan pengobatan diazepam di luar maka : pemberian MgSO4
secara hati-hati terutama kalau ada kelainan jantung.
Perawatan kalau kejang :
Kamar isolasi yang cukup terang.
Pasang sedep lidah ke dalam mulut.
Kepala direndahkan dan orofaring dihisap.
Oksigenasi yang cukup.
Fiksasi badan ditempat tidur harus cukup longgar agar jangan fraktur
Perawatan kalau koma :
Anti kejang tidak diberikan.
Monitor kesadaran dan dalamnya koma dan tentukan skor tanda vital
Perlu diperhatikan pencegahan dekubitus & makanan penderita.
Pada koma yang lama bila nutrisi parenteral tidak mungkin maka berikan dalam bentuk NGT.
Memperbaiki keadaan umum ibu :Infus D5%
Pasang CVP untuk:
Pemantauan keseimbangan cairan (pertimbangan pemberian cairan low Mol. Dextran).
Peberian kalori (dextrose 10%)
Koreksi keseimbagan asam-basa dan keseimbangan elektrolit (didasarkan atas hasil pemeriksaan klinis dan lab).

Mencegah komplikasi

a. Obat-obat antihipertensi.Diberikan pada penderita dengan TD 160/110 mmHg atau lebih, yaitu nifedipin,
catapres, hidralazin.

b. Diuretika Hanya diberikan pada Edema paru-paru dan Kelainan fungsi ginjal (apabila faktor prerenal sudah
diatasi).

c. Kardiotonika (digitalisasi cepat dengan cedilanid) Diberikan atas indikasi : Ada tanda-tanda payah jantung.,
edema paru-paru, nadi lebih dari 120 x/m, sianosis.

d. Antibiotika atas indikasi

e. Antipiretika atas indikasi

f. Kortikosteroid Pada penderita yang koma, untuk mengatasi edema otak.

Terminasi kehamilan/persalinan:
Stabilisasi : 4 8 jam setelah salah satu atau lebih keadaan di bawah ini :
a.
Setelah kejang terakhir
b.
Setelah pemberian anti kejang terakhir
c.
Setelah pemberian anti hipertensi terakhir
d.
Penderita mulai sadar
e.
Untuk yang koma tentukan skor tanda vital

STV > 10 boleh terminasi

STV < 9 tunda 6 jam kalau tak ada perubahan teminasi

Cara pengakhiran kehamilan dan persalinan sama dengan PEB. Pengobatan obstetrik

Belum inpartu :
a. Induksi persalinan :
i. amniotomi
ii. drip oksitosin dengan syarat skor Bishop 5
b. SC bila :
i. Syarat drip oksitosin tidak terpenuhi
ii. 12 jam sejak drip oksitosin belum masuk fase aktif
iii. Pada primipara cenderung SS
Inpartu :
a. Kala I: - Fase laten tunggu 6 jam, tetap fase laten Sc
- Fase aktif : - amniotomi
- tetes pitosin
6 jam pembukaan tidak lengkap Sc
b. Kala II: Tindakan dipercepat sesuai dengan syarat yang dipenuhi.
Komplikasi
Ibu:
CVD
Ablasio retina
Gagal jantung / edema paru
DIC
Gagal ginjal
HELLP syndrome
Solusio plasenta
Psikose post partum
Anak:
IUGR
Gawat janin
Janin mati
Tindak lanjut
Perawatan di rumah sakit sebelum melahirkan.
Setelah melahirkan dilakukan konsultasi dengan bagian neurologi, bagian mata dan bagian penyakit dalam.
Prognosis:Dubia
Ditentukan berdasarkan kriteria Eden:
Koma yang lama (6 jam atau lebih)
Kegagalan sistem kardiovaskuler : edema
pulmonum, sianosis, rendah atau menurunnya
Nadi . 120 x/menit
tekanan darah, rendahnya tekanan nadi
Suhu >103oF atau > 39oC

Elektrolit imbalance.
TD > 200 mmHg
Kegagalan dalam pengobatan: untuk menghentikan
Konvulsi > 10 kali
kejang, untuk menghasilkan urine 30 ml / jam atau
Proteinuria > 10 g
750 ml / 24 jam, untuk menurunkan hemodilusi
Tak ada edema, edema menghilang
dengan menurunkan nilai hematokrit (Ht) sampai
dengan 10 %.
Catatan : 1 7 : kriteria Eden

8 10 : tambahan

PENYAKIT & KELAINAN YANG TIDAK LANGSUNG BERHUBUNGAN DENGAN KEHAMILAN

1. PENYAKIT JANTUNG DALAM KEHAMILAN

Symtom
Sesak nafas progresif atau orthopnu
Syncope
Batuk malam hari
Nyeri dada
Hemoptysis
Temuan Klinis
Sianosis
Sistolik/diastolik murmur
Kardiomegali
Klasifikasi klinis-nyha
a. Klas I : Uncompromised tidak ada batasan aktivitas fisik . Tidak ada tanda insufisiensi kardiak, tdk ada
pengalaman dg nyeri dada
b. Klas II : Sedikit btsan aktivitas fisik . Pd saat istirahat (-), tetapi dg aktivitas biasa mudah lelah, sesak nafas
atau nyeri dada
c. Klas III : Btsan aktivitas fisik sedang
d. Klas IV : Severly uncompromised . Timbul tanda dan gejala pd saat istirahat
Penatalaksanaan
a. Klas I dan II
- Pencegahan & pengenalan awal penting
- Pengobatan
disesuaikan
dg
kondisi
- Persalinan pervaginam, kecuali atas indikasi
hemodinamik pasien
obstetrik
- Pengurangan nyeri saat bersalin

- Pengawasan postpartum secara ketat


- Sterilisasi dilakukan bila kondisi ibu baik
b. Klas III dan IV
o Pada kondisi buruk, kehamilan harus segera diakhiri
o Bila kehamilan berlanjut rawat di RS & istirahat total
o Sebaiknya dg persalinan pervaginam, SC hanya berdasarkan indikasi obstetrik
o SC didasarkan pd lesi kardiak, kondisi ibu, kemampuan dan pengalaman ahli anestesi
o
2. Penyakit Darah (ANEMIA)
- Pd awal kehamilan Hb normal > 11 gr/dl akan menurun sesuai usia kehamilan
- Penurunan tertinggi pada trimester II
- Penyebab anemia pd kehamilan :

Didapat
:Anemia defisiensi Fe, kehilangan darah akut, megaloblastik, anemia hemolitik
didapat, anemia aplastik atau hipoplastik

Herediter
:Thalasemia, sel sabit, anemia hemolitik herediter, dll
a. Anemia Defisiensi Besi (Fe)
- Kehilangan darah yang banyak akan menjadi penyebab anemia pd kehamilan berikutnya
- Ketidak sesuaian antara jumlah Fe & kebutuhannya pd kehamilan
- Diagnosis berdasarkan hematokrit (22-29 vol%), kadar Hb, gambaran darah tepi
- Terapi dgn memperbaiki jumlah zat besi & kadar Hb.
- Ferous fumarat 200 mg/hari
b. Anemia kehilangan darah akut
- Disebabkan oleh perdarahan

Transfusi
- Terapi :

Gejala klinik diterapi FE selama 3 bulan secara

hentikan perdarahan
rawat jalan
c. Anemia megaloblastik
- Defisiensi asam folat
- Terapi as. folat, gizi yg baik, pemberian besi
- Terjadi pd wanita yg jarang mengkonsumsi
- Dosis asam folat 15-30 mg/hari
sayuran hijau segar , sereal
- Asam folat mencegah defek neural tube
d. Anemia Hipoplastik
- Anemia disebabkan oleh sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru
- Dinamakan Anemia hipoplastik dalam kehamilan
- Etiologi belum diketahui, dapat disebabkan oleh komplikasi dlm kehamilan seperti sepsis, obat-obatan dll
- Terapi dgn transfusi darah
e. Anemia Hemolitik
- Krn penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya
- Bila hamil, maka anemianya biasanya menjadi lebih berat
- Terapi dgn transfusi
- Dianjurkan splenektomi pada anemia hemolitik bawaan dalam TM II-III
- Anemia hemolitik yg diperoleh harus dicari penyebabnya
3. PENYAKIT GINJAL DAN SALURAN KEMIH
Pada kehamilan terdapat perubahan-perubahan fungsional & anatomik ginjal & saluran kemih
Perubahan fungsi
Segera sesudah konsepsi, tjd peningkatan aliran plasma & tingkat filtrasi glomerolus Infeksi saluran kemih
Bakteriuria tanpa gejala (asimtomatik)
Bakteriuria dengan gejala (simtomatik)
a. SISTITIS
- Definisi : peradangan kandung kemih tanpa disertai radang bagian atas saluran kemih
- Penyebab uatama: E. coli, dpt pula kuman-kuman lain
- Gejala: kencing sakit terutama pd akhir berkemih, meningkatnya frekuensi berkemih & kdg2 disertai bagian
atas simpisis, perasaan ingin berkemih yg tdk dpt ditahan, air kemih terasa panas, suhu badan mungkin
normal atau meningkat, & nyeri di daerah suprasimpisis
- Terapi : antibiotika
b. Pielonefritis Akuta
- Penyebab: E. coli, dapat pula kuman lain seperti Staf. aureus, Basilus protues, Pseudomonas aeroginosa
- presdiposisi: penggunaan kateter, air kemih yg tertahan, luka pada jalan lahir
- Gejala: timbul mendadak, sebelumnya sedikit nyeri pd kandung kemih tiba-tiba menggigil, badan panas, &
rasa nyeri di pungggung terutama sebelah kanan
- Pengobatan: pasien dirawat,istirahat berbaring, diberikan cukup cairan & AB seperti ampisilin atau
sulfonamid, sampai tes kepekaan kuman ada, kmdn AB diberikan sesuai dgn hasil kepekaan tersebut
c. Pielonefritis Kronika
- Sedikit menimbulkan gejala-gejala penyakit saluran kemih

- Tidak banyak dilakukan pengobatan,Bila didapati infeksi yang meningkat maka harus dirawat dan
ditatalaksanai seperti pada pyelonefritis akuta
d. Glomerulonefritis Akuta
- Jarang
pada
wanita
hamil.
Biasanya
ok:
Streptokokus
beta-haemolitikus
jenis
A
Gejala: hematuria dgn tiba-tiba, edema & hipertensi pada penderita yg sebelumnya tampak sehat
- Pengobatan: istirahat baring, diet yg sempurna & rendah garam, pengendalian hipertensi serta keseimbangan
cairan & elektrolit. Antibiotika: sesuai dgn hasil tes kepekaan
e. Glomerulonefritis Kronika
- 1. Hanya terdapat proteinuria menetap dgn atau tanpa kelainan sedimen
- 2. Dapat menjadi jelas sebagai sindroma nefrotik
- 3. Dalam bentuk mendadak seperti pada glomerulonefritis akuta
- 4. Gagal ginjal sebagai penjelmaan pertama
- Pengobatan: hasilnya tidak memuaskan
- Prognosis: buruk pada ibu & bagi janin tergantung fungsi ginjal & derajat hipertensi
f. Sindroma Nefrotik
- Kumpulan gejala yg terdiri atas: edema, proteinuria, hipoalbuminemia, & hiperkolesterolemia
- Pengobatan serta prognosis tergantung faktor penyebab & beratnya insufisiensi ginjal
- Sedapat mungkin dicari penyebab, Diet tinggi protein, infeksi dicegah dgn antibiotika, dpt pula diberikan
kortikosteroid dosis tinggi
g. Gagal Ginjal Mendadak Dalam Kehamilan
- Mrpk komplikasi yg sangat gawat pada kehamilan dapat menimbulkan kematian
Kelainan ini didasari oleh 2 jenis patologi: Nekrosis tubular akut, apabila sumsum ginjal mengalami kerusakan.
Nekrosis kortikal bilateral apabila sampai kedua ginjal yang menderita. Gagal ginjal dalam kehamilan dapat
dicegah bila dilakukan:
- Penanganan kehamilan dan persalinan dengan baik
- Perdarahan, syok, dan infeksi segera di atasi atau
diobati dengan baik
- Abortus septik, infeksi dihindarkan atau diobati seksama
- Pemberian transfusi darah harus dengan hati-hati
h. Batu ginjal dan saluran kemih
- Perlu amanesa
- Riwayat penyakit sebelumnya
- Terapi pertama: analgetik, diberi cairan banyak agar batu dapat ke bawah serta antibiotika dan tindakan
operatif
i. Ginjal Polikistik
- Kelainan bawaan. Tidak banyak mempengaruhi kehamilan dan persalinan
4. PENYAKIT ENDOKRIN
Diabetes Dalam Kehamilan
- Angka kejadian: 0,7% dalam kehamilan
- Curiga Diabetes pada kondisi: Umur lanjut dan melahirkan beberapa kali,kegemukkan, riwayat keluarga
DM,riwayat melahirkan bayi > 4 kg, riwayat lahir mati, abortus berulang dan adanya glukosuria
Klasifikasi
1. Tak tergantung insulin
2. Tergantung insulin
Kalsifikasi menurut White(1965) yaitu:
Kelas A. dibetes kimiawi
Kelas B. diabetes dewasa
Kelas C. diabetes yang diderita antara 10-19 tahun
Kelas D. diabetes telah diderita lama,20 tahun atau lebih
Kelas E. Diabetes yang disertai perkapuran pada pembuluh darah panggul, termasuk arteri uterina
Kelas F. Diabetes dengan nefropatia
Pengaruh kehamilan pada diabetes
a. Pengaruh kehamilan
Hiperemesis gravidarum-mengubah hidrat arang
Bertambahnya pemakaian glikogen
Memerlukan banyak bahan makanan pada janin
Pankreas dan adrenal janin berfungsi inutero
Mengurangi banyaknya glikogen cadangan
Sebagian insulin ibu dimusnahkan oleh enzim insulinase
Khasiat insullin berkurang
b. Pengaruh persalinan :Hipoglikemia
c. Pengaruh nifas :Mengeluarkan zat-zat makanan pada saat laktasi

Pengaruh diabetes pada kehamilan


Pengaruh dalam kehamilan
Pengaruh dalam persalinan
Pengaruh dalam nifas
a. Pengaruh diabetes pada bayi
- Kematian hasil konsepsi
- Kematian dalam kandungan
- Cacat bawaan
- Kematian neonatal
- Dismaturitas
- Kelainan neurologik dan psikologik
- Makrosomia
b. Kelainan Kelenjar Gondok
- Hiperfungsi kelenjar adrenal
- Hipertiroidismus (morbus basedowi)
- Hipofungsi kelenjar adrenal
- Hipotiroidismus (myxo edema)
- Feokromositoma
- Hipotiroid dan kehamilan
e. Kelainan Hipofisis
c. Kelainan Kelenjar Anak Gondok
- Diabetes insipidus
- Hiperparatiroid dan kehamilan
- Sindroma chiari-frommel
- Hipoparatiroid
- Nekrosis hipofisis
d. Kelainan Kelenjar anak ginjal
5. PENYAKIT MENULAR
Penyakit akibat hubungan seksual
- Sifilis
- AIDS
- Infeksi cytomegalovirus
- Gonorhea
- Mikoplasma hominis
- Condyloma akuminata
- Chlamydia trachomatis
- Bakterial vaginosis
- Candidiasis
- Herpes simpleks
- Hepatitis infeksiosa
- Trichomonas vaginalis
Infeksi bakteri
Typhus
abdominalis
Tetanus
Difteria
(demam typhoid)
Erisipelas
Lepra
Cholera
Skarlatina
Infeksi virus
- Rubella (German measles)
- Rubeola (morbili, campak,
- Varicella
(cacar
air,
- Infeksi virus coxsackie
measles)
chickenpox)
- Parotitis epidemika
- Variola (cacar, smallpox)
- Demam berdarah dengue
Infeksi protozoa
Malaria :Pengaruh pd kehamilan, persalinan, & nifas
- menyebabkan: abortus, kehamilan intrauterin, partus prematorus, dismaturitas, kematian neonatal
- pencegahan: dimulai sedini mungkin & diteruskan sampai 6 minggu stlh kelahiran
- Prognosis: 40% kehamilan berakhir sblm waktunya
- Penyebab: Toksoplasma gondii , Infeksi Cacing
Nematoda
:askariasis , enterobius vermikularis , strongiloidiasis , trikuris trikuria
Trematoda
:schistosomiasis , sestoda
- KEGAWATDARURATAN OBSTETRI
Masalah Kesehatan Nasional
- Angka Kematian IBU
- Angka Kematian perinatal
- Angka kesakitan ibu - neonatal
1. Kehamilan < 20 mgg : Abortus, KET, Hiperemesis, Mola
Kehamilan > 20 mgg : Plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri
- 2. Persalinan : Plasenta previa, Perlukaan jalan lahir, sisa plasenta
- 3. Nifas : Atonia uteri, perlukaan jalan lahir, sisa plasenta
a.
Penilaian awal : Fisik dan tanda vital
b.
Penilaian klinik lengkap :
- Anamnesis
- Fisik umum
- Obstetri
- Panggul
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
- Adalah penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi disamping perdarahan dan infeksi
- Di INDONESIA preeklampsia dan eklampsia merupakan penyebab dari 30-40% kematian perinatal

Wanita, 19 tahun, PG, kehamilan 39 minggu dengan keluhan sakit kepala, mual dan muntah. Dia menyangkal
adanya masalah medis sebelum kehamilan. Dia menyangkal skotomata atau nyeri kuadran kanan atas. Tensinya
165/112 mmHg, urine dipstick + 3 protein
- Pemeriksaan fisik: paru-paru normal, edema pada muka dan tungkai. Pembukaan 2 cm, pendataran 100 %,
penurunan 4/5.
- Laboratorium: hematokrit 40 %, trambosit 90.000, SGPT 124 mg/dl, LDH 300 mg/dl
- Diberikan magnesium sulfat sebagai profilaksis kejang. Setelah induksi pitosin, lahir bayi perempuan 2300 g,
Apgar 1 menit 8, 5 menit 10.
- Magnesium sulfat dilanjutkan sampai 24 jam
Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi gestasional
:kenaikan tekanan darah yang hanya dijumpai dalam kehamilan sampai 12 minggu
pasca persalinan
Hipertensi Kronis
:hipertensi yang sudah dijumpai sebelum kehamilan, selama kehamilan, sampai
sesudah masa nifas
Superimposed preeclampsia :adalah gejala dan tanda preeklampsia muncul sesudah kehamilan 20 minggu pada
wanita yg sebelumnya menderita hipertensi kronis
Preeklampsia ringan, preeklampsia berat, eklampsia : ditemukan trias tanda klinik
Trias Preeklampsia : tekanan darah 140/90 mmHg, Proteinuria, dan edema.
Sekarang edema tidak dimasukan lagi dalam kriteria diagnosis karena edema juga dijumpai pada kehamilan
normal
Etiologi dan patogenesis preeklampsia sampai saat ini masih belum sepenuhnya dipahami masih kontroversi
Hipotesis utama terjadinya preeklampsia : faktor imunologi, genetik, penyakit pembuluh darah
a. Preeklampsia Ringan :Adalah jika tekanan darah 140/90, tapi < 160/110 mmHg dan proteinuria +1
b. Preeklampsia Berat :Adalah jika tekanan darah > 160/110 mmHg, Proteinuria +2, dapat disertai keluhan
subyektif seperti nyeri epigastrium, sakit kepala, gangguan penglihatan, dan oligouria
c.
Eklampsia
:Adalah kelainan akut pada wanita hamil dalam persalinan atau nifas yang ditandai dengan
timbulnya kejang dan atau koma
Penanganan Preeklampsia Berat
A. Medisinalis
- Tirah baring
- IVFD : ringer aseta, ringer asetat, koloid
- oksigen
- antikejang : Magnesium sulfat
- kateter menetap
- antihipertensi : nifedipin
B. Penanganan Obstetrik
- Pada keadaan ibu sudah stabil , tetapkan keputusan apkah dilakukan terminasi kehamilan atau tindakan
konservatif. Jika servik sudah matang dan tidak ada kontra indikasi obstetrik dilakukan induksi
persalinan dengan oksitosin drip dan amniotomi, kala II dipercepat dengan tindakan EV /EF
Penanganan Eklampsia
A. Medisinalis
- anti kejang : MgSO4
- IVFD : ringer asetat, ringer laktat
- perawatan pada serangan kejang : dirawat dikamar isolasi, masukan tong spatel kedalam mulut penderita,
lendir diisap, pasang kateter rawat ICU
B. Penanganan Obstetrik
-Semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin
(SYOK)
- kegagalan sirkulasi berat yang bersifat umum. Aliran darah ke organ yang tidak adekuat tidak mampu
memberikan perfusi oksigen jaringan yang diperlukan untuk metabolisme selular yang normal
-Gejala klinis: Ansietas, rasa ketakutan, kekacauan mental, disorientasi dan agitasi yang diikuti oleh apati atau bahkan
stupor, kelemahan, kepucatan, kegelisahan dan kehausan yang hebat
-Pemeriksaan Umum :Hipotensi dan takikardi, nadi cepat lemah dan volumenya kecil, frekuensi pernafasan cepat, kulit
biasanya dingin lembab, basah dan sianotik atau pucat
-Pemeriksaan Laboratorium Penentuan hemoglobin dan hematokrit merupakan pengukuran tidak langsung dari
kapasitas oksigen yang terbawa sirkulasi. Pengukuran dan pengurangan kadarnya merupakan petunjuk adanya
perdarahan akut
-Jenis syok :
Syok hipovolemik
Disebabkan oleh volume sirkulasi yang tidak adekuat. Contoh : pada perdarahan , Obstruksi usus, peritonitis,
perlukaan jaringan
Syok distributif

Disebabkan oleh kelainan dalam distribusi aliran darah akibat vasodilatasi perifer atau kapasitansi vena yang
membesar. Contoh syok distributif bentuk sentral yang berkaitan dengan anestesi spinal dan epidural
Syok kardiogenik
:disebabkan oleh kegagalan pompa jantung. Contoh infark miokard, gagal jantung dan
aritmia
Syok obstruktif
:disebabkan oleh obstruksi vaskuler. Contoh emboli paru, kompresi vena kava, dan
tamponade jantung
- Perdarahan
- Atonia uteri
-

Sepsis

Emoboli paru

Penyakit perdarahan
otak

Laserasi vagina
Ruptur uteri
Inversio uteri
Kelainan plasenta: solusio plasenta, plasenta
akreta
Kelainan koagulasi
Endometriosis
Tromboplebitis pelvis
peritonitis
pielonefritis
trombosis
Cairan amnion
udara
Perdarahan intrakranial
Perdarahan subaraknoid

-Penatalaksanaan
Oksigen dan jalan nafas yang adekuat
Penggantian volume vaskuler :cairan kristaloid, diikuti penggantian darah
Antibiotik
PERDARAHAN OBSTETRI
Perdarahan yang terjadi dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Penilaian :
1. Syok
2. Hamil / persalinan / nifas
3. Usia kehamilan / persalinan / nifas
4. Diagnosis
HAP ( Perdarahan sebelum melahirkan )
Perdarahan dari jalan lahir setelah kehamilan 28 minggu (22-28 minggu = Perdarahan TM II)
Klassifikasi :
- Plasenta previa
- Solusio plasenta
- Belum jelas sumbernya
frekuensi : 3% persalinan
HATI HATI :
- Usia > 35 tahun
- Anak > 5 orang
- Bagian terbawah terapung
- Preeklampsi atau hipertensi
- Letak lintang
Wanita, 24 tahun, hamil kedua, kehamilan 22 minggu dengan keluhan perdarahan pervaginam. Ia menyangkal
adanya kontraksi, pecah ketuban. Riwayat persalinan : aterm, seksio sesar a/i presetasi bokong. Djj 150 x/ menit. Usg
transabdminl: anterior low lying placenta

PLASENTA PREVIA
DEFINISI : Plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada SBR, menutupi sebagian atau seluruh OUI
Klasifikasi :
1. Plasenta previa totalis
2. Plasenta previa parsialis
3. Plasenta previa marginalis
4. Plasenta letak rendah
Patogenesis
1. Kerusakan endometrium korpus Implantasi kurang baik SBR
2. Kebutuhan nutrisi > Normal Plasenta melebar SBR / OUI

1.
2.
3.
4.
5.

Gejala :
- Awal bercak
- darah segar
Diagnosis
Anamnesis : Perdarahan tanpa nyeri, tanpa sebab
Periksa luar : Terbawah tidak masuk PAP
Inspekulo :Perdarahan OUI
USG (tidak langsung)
Perabaan forniks kanalis servikalis
Penatalaksanaan
Ekspektatif
Tujuan ; janin tidak lahir prematur
Syarat :
- < 37 minggu
- Perdarahan tdk aktif
- Belum inpartu
- KU ibu Baik (Hb>8 g%)

AKTIF
Syarat :
1. > 37 minggu / TBJ > 2500 g
2. Perdarahan aktif, KU jelek

Malam hari
Asal dari Ibu (bayi 10%)

3. Inpartu
4. Terbawah masuk PAP
5. Janin mati, kongenital mayor
Tindakan
- Perbaikan KU :Infus, atasi syok
- Syok teratasi & pastikan Diagnosis,
- Tentukan Terminasi :
KU jelek : Seksio sesaria
KU baik : PDMO
- Persalinan : Seksio Sesar Pervaginam
-

Janin hidup

SOLUSIO PLASENTA
LO : memahami dan mengidentifikasi faktor risiko solusio plasenta
Wanita, 24 tahun, hamil ketiga, usia kehamilan 30 minggu dengan gemelli mengalami kecelakaan sepeda
motor. Dia mengelu nyeri abdomen, dan kardiotokografi kadang ada kontraksi uterus. Djj 140 x/menit. Dia
punya riwayat persalinan preterm 34 mingu denganperdarahanpervaginam. Dia menyangkal merokok, minum
alkohol atau narkoba.
Pada pemeriksaan: tanda vital stabl. Uterus lunak, tidak nyeri, kontraksi uterus setiap 5 7 menit.
USG: Janin presentasi kepala /bokong, dua amnion, dua khorion dan sesuai usia kehamilan. Tidak ditemukan
gambaran plasenta terpisah
Definisi : Terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal sebelum janin lahir pada kehamilan > 28
minggu
Frekuensi : 2% persalinan berulang 1 dlm 6-25 kehamilan
etiologi
o HDK
oUsia ibu tua
oDekompresi
uterus
o Trauma, VL
oMerokok
mendadak
oTekanan pada VCL
o Multiparitas
oTP pendek
oKelainan uterus
o Konsumsi alkoho;
oTumor uterus
oDefisiensi gizi, asam folat
Gambaran Klinis :

Perdarahan dgn rasa nyeri

Bagian janin sukar dinilai

Warna kehitaman

DJJ (-)

Anemia / syok

Plasenta ada cekungan

Uterus tegang
Penatalaksanaan
o Ekspektatif
Kriteria :
- KU baik
- Usia gestasi < 37 mgg
- TBJ < 2500 g
- Solusio plasenta ringan
o Aktif
Kriteria :
- KU jelek
- Usia gestasi > 37 mgg TBJ > 2500 g
- Solusio plasenta ringan, sedang, berat
TINDAKAN : Perbaiki KU Tindakan Obstetri


ABORTUS
Berakhirnya kehamilan sebelum hasil konsepsi mampu hidup diluar kandungan (<500 g atau < 20 minggu)
Abortus Spontan=keguguran=miscarriage. Abortus yg terjadi scr alamiah tanpa adanya upaya dr luar
Abortus buatan=provokatus=aborsi .Abortus yg terjadi akibat upaya tertentu untuk mengakhiri kehamilan
Etilogi
a) Kel. Perkembangan zigot
b) Kel. Plasenta
c) Kel. Maternal
d) Kel. Traktus genitalis
Penatalaksanaan

Abortus imminens
- < 12 mgg : laminaria-kuret
- > 12 mgg : estradiol benzoas laminaria /

a. tirah baring
tetes pitosin

b. sedatif ringan

Abortus septik

c. tokolitik
- Rawat ICU

d. hormonal
- Abortus infeksiosa

Abortus insipiens dan inkomplit


- Deksametason

a. Perbaiki KU
- Kuretase 24 jam kemudian

b. Kuretase
- Tdk ada perbaikan : HTSOB

c. Uterotonika
- HT, dipertimbangkan :

d. Antibiotika

- Uterus > 16 mgg


Abortus komplit :Tidak memerlukan
pengobatan

- infeksi C.welchii
khusus

- abortus provokatus

Anemia : SF, roboransia, tranfusi

- perforasi uterus

Missed Abortion
- Periksa CT, BT, COT

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Timbulnya mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil TM I, lebih 10 x 24 jam, shg mengganggu
KU dan aktifitas sehari-hari.

Etiologi : tidak diketahui secara pasti


-Faktor predisposisi
-Faktor organik
-Alergi
-Psikologik
-Endokrin

gambaran klinis

Wanita hamil muda, muda, muntah terus menerus, kulit kering, dehidrasi dan BB turun berat: ikterus dan ggn
saraf.

Patologi ;Otak ,Jantung ,Sindrom mallory weiss ,Hati , ginjal

Penatalksanaan
a. Pencegahan
f. Balans cairan
b. Isolasi
g. Obat penenang, neurotonika
c. Puasa sp muntah hilang (24 jam)
h. Konsul RSJ
d. Terapi psikologis
i. Terminasi kehamilan
e. Cairan parenteral
Wanita, 28 tahun, datang dengan perdarahan spotting sejak 3 hari. Haid terakhir 7 minggu yang lalu dan test
kehamilan positif.
Riwayat ginekologi: menarke 12 tahun, teratur setiap 28 hari, dengan 5 hari perdarahan. Pada usia 21 tahun diterapi
untuk infeksi klamedia
Periksa dalam: porsio livide, fluksus +, nyeri goyang +, cavum Douglas: nyeri, menonjol, adneksa nyeri +
Plano test positif

KEHAMILAN EKTOPIK

Telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri

Lokasi :
o Tuba fallopi
o Uterus

Ovarium
Intraligamenter
Abdominal
Kombinasi dalam dan luar uterus
Faktor risiko :
1. PID
2. IUD (inflamasi obstruksi )
3. Riwayat KE
4. Riwayat operasi abdomen
DIAGNOSIS :Bervariasi tergantung cepat diagnosis, lokasi, implantasi, ruptur
Anamnesis :

- Tenesmus

- Terlambat mens
Pemeriksaan Umum :

- Nyeri perut bawah

- Kesakitan dan pucat

- Nyeri menjalar kebahu

- Tanda syok

- Perdarahan pervaginam

- Perut mengembung nyeri tekan

Pemeriksaan ginekologi

Tanda kehamilan muda

Nyeri goyang porsio

Uterus sedikit membesar

CD menonjol dan nyeri raba, hematokel retrouterina

Suhu kadang naik

lab:
Hb, lekosit
Pregnancy test (PT)
Progesteron \

USG : Kantong gestasi diluar kavum uteri atau genangan cairan di CD

KULDOSENTESIS. Penatalaksanaan
perbaikan KU, infus dan tranfusi
Laparotomi segera
Kemoterapi

PERDARAHAN POST PARTUM

Perdarahan lebih dari 500 cc dalam 24 jam setelah anak lahir

Etiologi :

Atonia uteri
(50-60%)

Retensio uteri
(16-17%)

Sisa plasenta
(23-24%)

Laserasi jalan lahir


(4-5%)

Kelainan darah
(0,5-0,8%)
Wanita, 23 tahun, P3A2, telah melahirkan, laki-laki, 3850 g dengan kehamilan 39 minggu. Perjalanan persalinan
kala I lambat sehingga membutuhkan auentasi oksitosin. Selama kala II, persalinan butuh waktu 1,5 jam dan
dibantu dengan forsep.
Plasenta lahir utuh.
Tiba-tiba segerasetelah plasentalahit terjadi perdarahan banyak dengan sitosel-sitosel besar pervaginam.
Pemeriksaan dalam menunjukkan uterus lembek, membesar dimana tidak respon dengan masase.

ATONIA UTERI
1. Masase uterus + Uterotonika
2. Kompresi bimanual
3. Tampon uterovaginal
4. Operatif :
- Ligasi arteri uterina
- Ligasi arteri hipogastrika
- Histerektomi
RETENSIO PLASENTA
1. Tanpa perdarahan :Menunggu. VU dikosongkan. Masase Oksitosin . Perasat crede lege artis . Gagal
Manual
2. Manual Ergometrin. Kuretase (ragu)
Robekan / Laserasi jalan lahir
o
o
o
o

Reparasi secara avue Gangguan Pembekuan Darah


Vitamin K, Kalsium, tranexamic acid
Hipofibrinogen : Fibrinogen tranfusi darah segar,Fresh frozen plasma. DIC Heparin
Adneksa terpuntir

wanita, 22 tahun, datang ke emergensi sejak 2 jam yang lalu nyeri berat perut kiri bawah dan mual
yang tiba-tiba muncul saat melakukan senam aerobik. Siklus mentruasi teratur, 28-30 hari, dan paps smear 1
bulan yang lalu normal, sejak 8 bualn tidak melakukan hubungan seksual.
- Pemeriksaan fisik : statud gizi baik, tanda vital: sens komposmentis, tensi 138/88 mmHg, nadi 98 X/mnt,
nafas 22 x/mnt, suhu 37, 8 C,
- Thoraks : normal
- Abdomen: nyeri bila ditekan terutama kiri bawah dibandingkan kanan. Tidak teraba jelas massa,
- Pemeriksaa pelvis:Genitalia eksterna normal
- Inspekulo: vagina normal, dischrge tak ada, portio tak livide, kavum douglas tidak menonjol.
- Periksa dalam: porsio kenyal, uterus antepleksi normal, adneka kanan sedikit nyeri, tanpa massa, adneksa
kiri sangat nyeri, teraba massa kistik, penuh
- Diagnosis banding nyeri akut adneksa
1. Komplikasi kehamilan: kehamilan ektopik ruptur, abortus spontan, atau degenerasi fibroid.
2. Infeksi akut: endometritis, penyakit radang panggul atau tubo ovarial abses
3. Kiste ovarium fungsuional perdarahan
4. Adneksa terpuntir
5. Kiste paraovarika terpuntir
6. Kiste ovarium pecah
- Apa tanda yang penting untuk mendiagnosis adneksa terpuntir?
1. Abdomen sangat nyeri
2. Nyeri tekan lepas daerah adneksa
3. Teraba massadidaerah pelvis
4. temperatur sedikit naik
5. Leukositosis ( bila terjadi kematian jaringan)
6. Nyeri akut unilateral
Pengobatan
:Dilakukan laparotomi atau laparoskopi

Distosia bahu
Komplikasi
:Fetal/neonatal
- death
- asphyxia and sequelae
- fractures - clavicle, humerus
- brachial plexus palsy
Maternal
:postpartum hemorrhage dan uterine rupture
Faktor resiko
-post-term pregnancy
-operative vaginal delivery
-maternal obesity
-prolonged labour
-fetal macrosomia
- poorly controlled diabetes
- previous shoulder dystocia
- Diag
- head recoils against perineum,
- turtle sign
- spontaneous restitution does not occur
- failure to deliver with expulsive effort and usual gentle direction
- aim
- 1.Release anterior shoulder from impaction at symphisis
- 2. Reduce biacromial diameter
- 3. Enlarge pelvic capacity
INVERSIO UTERI
- Risiko inversio uteri sulit untuk diprediksi.
- Identifikasi segera merupakan hal penting , menyebabkan perdarahan matenal dan syok.
- Penanganan segera merupakan penting untuk menurunkan risiko morbiditas dan mortalitas ibu
DEFINISI KESEHATAN REPRODUKSI (Konferensi Kependudukan di Kairo 1994)

Keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, dan sosial, dan bukan sekedar tidak adanya
penyakit atau gangguan di segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi, maupun proses itu sendiri
Menstruasi: proses peluruhan lapisan dalam (endometrium) rahim yang banyak mengandung pembuluh darah
dari uterus melalui vagina
Menstruasi pertama (menarche): tanda awal pubertas
Menstruasi pada remaja putri Anemia Gizi Besi . Pencegahannya : Tablet Tambah Darah (TTD) 1 tablet/hari
selama haid
Hormon prostagladin
rahim berkontraksi
rasa kram/sakit selama menstruasi (dysmenorrhea)
Penanganan dysmenorrhea :Olahraga, yoga, kompres hangat di perut .Apabila tidak berkurang, maka dapat
dipakai obat-obatan
Perawan : belum pernah melakukan hubungan seksual (penis masuk ke vagina)
Selaput dara (hymen)
- terdapat di mulut vagina
- selaput yang mudah sobek
- Sobek selaput disebabkan :bersenggama, kecelakaan,masturbasi/onani terlalu dalam.
KONSEPSI DAN KEHAMILAN
Konsepsi
- Peristiwa terjadinya pembuahan (masuknya spermatozoa ke dalam sel telur/ovum)
- Terjadi di Ampula Tuba Falopii
- Hasil konsepsi (zigot) membelah di uterus
embryo
berkembang di dalam rahim sampai akhirnya
dilahirkan sebagai bayi
Kehamilan
- Akibat Hubungan Seksual antara perempuan dan laki-laki usia subur atau rekayasa teknologi reproduksi .
- Pada masa Subur Perempuan, saat sel telur telah matang & potensial untuk dibuahi sperma.
- Pada hari ke 14 untuk periode haid 28 hari, bila lebih dari 28 hari perlu perhitungannya 2 minggu/ 14 hari sebelum
masa haid yang akan datang.
- Diawali dengan pertemuan Sperma Dan Ovum dalam tuba/ saluran telur
Dugaan hamil ditunjukkan dengan :

tidak datang haid,

daerah sekitar puting agak gelap,

pusing dan mual/ muntah pada pagi hari,

perut mulai membesar

buah dada membesar/ mengeras,


Dipastikan melalui pemeriksaan medis, ditunjukkan dengan:
ada detak jantung janin,
teraba bagian janin,
dengan USG tampak janin dan gerakannya.

METODE KONTRASEPSI

Metode alami

Metode Operatif

Metode Hormonal

Kondom

Metode IUD / Spiral

KESEHATAN REPRODUKSI YANG BERTANGGUNG JAWAB

SYARAT FUNGSI REPRODUKSI SEHAT


Tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis
Kehamilan aman
Kondisi kesehatan jiwa baik

PERILAKU SEKSUAL BERISIKO


SEKS PRA NIKAH. Akibat hubungan seks yang dilakukan sebelum menikah:

kehilangan keperawanan/keperjakaan,

tertular IMS/ISR,

kehamilan tidak diinginkan (KTD) memicu terjadinya pengguguran kandungan (aborsi) Aborsi
tidak aman berisiko tinggi, menyebabkan:kerusakan rahim, infeksi rahim, infertilitas, perdarahan,
komplikasi, kematian
Penyimpangan Perilaku Seksual
- Homo seksual (lesbian/gay): tertarik pada jenis kelamin yang sama
- Pedophilia : ketertarikan pada anak-anak
Kekerasan seksual
kekerasan fisik maupun mental termasuk yang berhubungan dengan perilaku seksual pemerkosaan

PENGENALAN KONSEP GENDER


Jenis Kelamin
Kondisi biologis laki laki dan perempuan
Dibawa sejak lahir (kodrati)
Contoh :
laki-laki dengan alat kelamin/reproduksi laki-laki yang menyediakan sperma dan membuahi
perempuan dengan alat kelamin/reproduksi perempuan yang memungkinkan perempuan mengandung,
melahirkan dan menyusui.
Gender
Sifat-sifat atau ciri-ciri berbeda yang dilekatkan pada perempuan dan laki-laki
Bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir
Pandangan masyarakat mengenai apa yang dianggap pantas menjadi peran, tugas dan posisi laki-laki dan
perempuan.
Pembagian kerja yang dilekatkan pada perempuan dan laki-laki
Meliputi peran, stereotip,nilai
Tidak bebas budaya
tidak sinonim dengan perempuan; tidak sinonim laki-laki.
Tidak mempertentangkan antara perempuan dan laki-laki di tingkat individual.
Konsep gender secara implisit mengandung keterlibatan dunia perempuan dan dunia laki-laki
Merujuk pada cara berbeda antara (anak) perempuan dan (anak) laki-laki:dibesarkan, diajari berperilaku ,
diharapkan, oleh masyarakat budayanya sejak dilahirkan.
PERAN GENDER
Hal-hal yang berkaitan dengan tugas, tanggung jawab, wewenang, kegiatan/pekerjaan yang dianggap sesuai
atau tidak sesuai dengan masing-masing jenis kelamin
STEREOTIPE
Sifat-sifat atau karakteristik yang dicap kepada perempuan/laki-laki dimana anggota masyarakat termasuk
perempuan sendiri percaya bahwa hal tersebut benar meski belum terbukti
SUB-ORDINASI
Perempuan diposisikan, atau ditempatkan sebagai orang kedua setelah laki-laki.
Perempuan dianggap sebagai milik keluarga. Saat ia kecil dan belum menikah, perempuan menjadi milik
ayah, dan harus patuh pada ayah. Setelah ia menikah, ia menjadi milik suami
Ada larangan-larangan dan tabu-tabu khusus yang dituntut untuk dipatuhi perempuan.
MARGINALISASI
dipahami sebagai peminggiran, perempuan ditempatkan sebagai orang yang tidak memiliki peran
penting( tidak diperhatikan kebutuhan-kebutuhan dan kesejahteraannya)
hanya bertugas di bidang pelayanan (misal memasak, membereskan cucian)
Dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan pertemuan-pertemuan adat tidak memiliki hak suara.

INFEKSI MENULAR SEKSUAL( I.M.S )

IMS/ Infeksi Menular Seksual atau penyakit kelamin merupakan kelompok penyakit yang penularannya
terutama melalui hubungan seksual dengan penderita yang terinfeksi. ISR / Infeksi Saluran Reproduksi ditularkan
dengan / tanpa hubungan seksual

Tanda-tanda P.M.S
- Cairan/nanah dari alat kelamin laki-laki
- Cairan/nanah dari vagina wanita
- Luka/koreng pada alat kelamin
- Pembengkakan kelenjar lipat paha (Bubo)

- Kutil/jengger ayam
- Nyeri perut bawah/radang panggul

JENIS-JENIS P.M.S
Disebabkan oleh Bakteri
Gonore (Neisseria gonorrhoeae)
Sifilis (Treponema pallidum)
Klamidia (Chlamydia trachomatis)
Ulkus molle (Haemophilus ducreyi )
Granuloma inguinale (Calymmatobacterium granulomatis )
Disebabkan oleh Virus
Herpes Genitalis (Virus Herpes Simplex)
Kondiloma akuminata/Kutil (Human Papiloma Virus)
AIDS

Disebabkan oleh Parasit Trikomoniasis vaginalis

Disebabkan oleh Jamur Kandidiasis vagina

AKIBAT / KOMPLIKASI DARI PMS


Radang Menahun
Mandul
Gonore, infeksi klamidia
Hamil diluar rahim
Infeksi pada mata/kebutaan
Bayi cacat
Gangguan syaraf
Sifilis
Gangguan Jiwa
Kanker leher rahim
Kondiloma akuminata
Risiko tertular HIV / AIDS
Kematian

GONORE
Masa tunas 2 10 hari
Adanya nyeri, merah, bengkak dan cairan/nanah

Pada laki-laki disertai rasa sakit saat kencing

Pada wanita 60% tanpa gejala

Dapat menular pada bayi baru lahir berupa infeksi pada mata Buta

Nyeri perut bawah/radang panggul, mandul

KLAMIDIA
Masa tunas 7-21 hari

Gejala pada wanita berupa: Cairan putih


kekuningan encer dari vagina, nyeri perut bawah/radang
panggul dan perdarahan setelah
hubungan seksual

Gejala pada laki-laki: Nyeri saat kencing, keluar cairan bening kekuningan dari saluran kencing
kadang
disertai darah.
Kadang tidak muncul gejala, sehingga penderita tidak sadar sebagai pembawa penyakit

SIFILIS (Raja Singa)

Masa tunas 2 4 minggu, kadang sp 13 mg

Pada stadium awal timbul 1 bh benjolan merah,menjadi luka, tidak sakit, dan akan hilang sendiri.
6-8 mg stadium sekunder, ditandai bercak merah pada tubuh,atau benjolan kecil-kecil.
2-3 tahun akan terjadi masa laten, tanpa gejala, tetapi penyakit masih ada.
3-10 th menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung.

ULKUS MOLLE/CHANCROID
Masa tunas 1 14 hari
Ditandai dengan luka atau koreng yang sangat nyeri
Jumlah luka 1 atau lebih, bentuk tak teratur ,cekung dan dalam
Pembengkakan kelenjar getah bening yang kemudian bernanah dan pecah

GRANULOMA INGUINALE/DONOVANOSIS
Masa tunas 8-80 hari
Timbul benjolan 1 atau banyak mirip bisul, sangat gatal.
Beberapa hari akan timbul luka dengan tepi yang meninggi
Luka mudah berdarah dan berbau amis
Sembuh dengan jaringan fibrosis

Komplikasi : elefantiasis penis, skrotum atau vulva


LIMPOGRANULOMA VENERUM (LGV)
Masa tunas 1 14 hari
Pada stadium awal timbul plenting kecil, kemudian menjadi luka tidak nyeri dan sembuh spontan dalam waktu
singkat
Pembengkakan kelenjar lipat paha 1 4 mg kemudian.
Kelenjar terasa nyeri, keras berbentuk seperti sosis
Komplikasi, pada laki-laki: dapat timbul elefantiasis tungkai, pada wanita: elefantiasis labiae/ esthiomene
HERPES GENITAL
Masa tunas 4-7 hari
Gejala awal berupa demam, sakit kepala, nyeri otot.
Timbul bintil-bintil berair, nyeri, pecah menjadi luka/koreng kecil-kecil seperti sariawan.
Pembengkakan kelenjar lipat paha
Penyakit bersifat kumat-kumatan
KUTIL (KONDILOMA AKUMINATA)
Masa tunas antara 2 sampai 3 bulan
Kutil mula-mula kecil-kecil, seperti warna kulit permukaan tidak rata
Bila membesar dapat menyerupai jengger ayam atau bunga kol
Pada wanita selain tumbuh pada alat kelamin luar, juga bisa pada leher rahim
TRIKOMONIASIS VAGINALIS
Masa tunas beberapa hari sampai 4 minggu
Kemaluan merah dan gatal sekali
Keluar cairan vagina cair, banyak, berbusa serta berbau busuk
Nyeri saat kencing atau saat berhubungan seksual
KANDIDIASIS VAGINALIS
Gejala keputihan, warna putih seperti susu, bergumpal
Kemaluan merah dan gatal panas, kadang-kadang disertai lecet
Penyakit ini tidak selalu merupakan IMS
PENCEGAHAN PMS
Tidak berganti-ganti pasangan bagi yang sudah menikah
Hindari seks pranikah
Hindari prilaku seksual yang tidak aman
Berobat segera bila terkena PMS. Jaga kebersihan alat kelamin

Anda mungkin juga menyukai