Anda di halaman 1dari 11

ABORTUS

KONSULENT: DR ANTONI ISMA SPOG

MUNZIRUL AKBAR S.KED


16174038
I. DEFINISI
Abortus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan,
dimana janin belum mampu hidup di luar rahim ( belum viable ) dengan
criteria usia kehamilan kurang 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram.

II. ETIOLOGI
Factor-faktor yang menyebabkan kematian fetus adalah factor ovum
sendiri, factor ibu, dan factor bapak, antara lain :
Kelainan kongenital uterus
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Hematologik
limgkungan
infeksi
autoimun
Inkompetensi cervix
Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis; atau faktor serviks
yaitu inkompetensi serviks, sevisitis.
faktor genetik(paling sering)
IV. PATOLOGI

Pada permulaan, terjadi perdarahan dalam desidua


basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan sekitar, kemudian
sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas. Karena
dianggap benda asing maka uterus berkontraksi untuk
mengeluarkannya. Pada kehamilan dibawah 8 minggu hasil
konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili korealis belum
menembus desidua terlalu dalam sedangkan pada kehamilan
8-14 minngu telah masuk agak dalam sehingga sebagian
keluar dan sebagian lagi akan tertinggal karena itu akan terjadi
banyak perdarahan.
V. KLASIFIKASI
Abortus dapat dibagi atas dua golongan :

Abortus Spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului factor-faktor
mekanis ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh factor-
faktor alamiah.

Abortus Provakatus (induced abortion)


Adalah abortus yang disengaja, baik dengan mengunakan obat-
obatan ataupun alat-alat. Abortus ini terbagi lagi menjadi :
Abortus Medisinalis
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila
kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan
indikasi medis).
Abortus Kriminalis atau tidak aman
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang
tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
KLINIS ABORTUS SPONTAN
Dapat di bagi atas :
1. Abortus Imminens ( Threatened abortion, Abortus mengancam )
Adalah proses awal dari suatu keguguran, yang ditandai dengan
perdarahan pervaginam, sementara ostium uteri eksternum masih tertutup
dan janin masih dalam intrauterine. Dapat diagnosa dengan dijumpai adanya
perdarahan pervaginam timbul pada pertengahan trimester pertama, dimana
dapat terjadi pada wanita pada permulaan terjadinya implantasi, merupakan
keadaan yang wajar. Perdarahan biasanya sedikit, hal ini dapat terjadi
beberapa hari. Separuhnya akan mengalami keguguran/ abortus

2. Abortus Incipien (Inevitable abortion, Abortus sedangberlangsung)


ialah proses abortus yang sedang berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi,
ditandai dengan terbukanya ostium uteri eksternum, selain perdarahan juga
Ditandai dengan robeknya selaput amnion dan adanya pembukaan serviks.
Dimana terjadi kontraksi uterus untuk mengeluarkan hasil konsepsi.
3. Abortus Kompletus
ialah proses abortus dimana keseluruhan hasil konsepsi (desidua dan fetus)
telah keluar melalui jalan lahir sehingga rongga rahim kosong.

4. Abortus Inkompletus
Adalah proses abortus dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar melalui
jalan lahir, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.

5. Missed Abortion
ialah berakhirnya suatu kehamilan sebelum 20 minggu, namun
keseluruhan hasil konsepsi tertahan dalam uterus 6 minggu atau lebih.

6. Abortus Habitualis
ialah abortus yang terjadi tiga kali berturut turut atau lebih oleh sebab
apapun. Abortus recurrent :
abortus berulang
spontan bisa terjadi sampai 3 kali atau lebih (baik incompletus maupun
completus)
7. Abortus Habitualis
ialah abortus yang terjadi tiga kali berturut turut atau lebih oleh sebab
apapun. Abortus recurrent :
abortus berulang
spontan bisa terjadi sampai 3 kali atau lebih (baik incompletus maupun
completus)

8. Septic Abortion
ialah suatu komplikasi lebih jauh daripada abortus infeksious, dimana
terjadi penyebaran kumanatau toksinnya ke dalam peredaran darah atau
peritoneum.

9. Unsafe Abortion (abortus tak aman)


Ialah Upaya untuk terminasi kehamilan muda di mana pelaksan tindakan
tersebut tidak cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga
dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang ini diperlukan dalam keadaan


abortus imminens, abortus habitualis dan missed abortion :
1.Pemeriksaan ultrasonographi atau Doppler untuk
menentukan apakah janin masih hidup atau tidak, serta
menentukan prognosis.
2.Pemeriksaan kadar fibrinogen pada missed abortion.
3.Tes kehamilan.
4.Pemeriksaan lain sesuai dengan keadaan dan diagnosis
pasien.
VII. PENYULIT

1.Anemia : biasanya tipe hemoragik dan pengobatannya


dengan pemberian darah atau komponen darah.
2.Infeksi : umumnya terjadi dari luar ( akibat penanganan
yang tidak memadai, misalnya abortus provokatus oleh
dukun ) tapi dapat juga setelah tindakan di RS. Dalam
keadaan infeksi sebaiknya tidak dilakukan evakuasi dulu
sebelum diberikan payung antibiotika.
3.Perforasi : biasanya adalah akibat tindakan profokatus
atau pada saat dilakukan kuretase. Untuk mencegah
diberikan uterotonika, lakukan sonde untuk menentukan
arah dan ukuran uterus.
VIII. KOMPLIKASI ABORTUS
Perdarahan (hemorrhage)
Perforasi : sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang
dilakukan oleh tenaga yang tidak ahli seperti bidan dan
dukun.
Infeksi dan tetanus
Payah ginjal akut
Syok, pada abortus dapat disebabkan oleh:
Perdarahan yang banyak disebut syok hemoragik
Infeksi berat atau sepsis disebut syok septik atau endoseptik

IX. LAMA PERAWATAN


Kecuali jika terjadi komplikasi, perawatan terhadap
pasien biasanya tidak perlu ( pasien dapat langsung pulang )
setelah observasi perdarahan selama 2 jam pertama.
X. PATOLOGI ANATOMI
Jaringan hasil konsepsi yang dilakukan kuretase dapat
dikirim ke laboratorium PA, jika fasilitas memungkinkan.

XI. DIAGNOSIS BANDING


1.KET : nyeri lebih hebat dibandingkan abortus.
2.Mola Hidantidosa : uterus biasanya lebih besar daripada
lamanya anmenore dan muntah lebih sering.
3.Kehamilan dengan kelainan serviks seperti karsinoma.

Anda mungkin juga menyukai