penyakit
terutama
yang
mempengaruhi
kehamilan
misal
jantung, dm, ht
Riwayat ANC
Yang dievaluasi waktu ANC ; 7T (timbang, tekanan darah, tfu, tetanus
toxoid, tablet besi min 90, tes PMS, temu wicara u/persiapan rujukan)
Minimal ANC 4x (1x triwulan 1, 1x triwulan 2, 2x triwulan 3)
TT ibu hamil ;
TT 1 (sudah ikut DTP-1)
TT 2 1 bulan setelah TT 1 (sudah ikut DTP-2)
TT 3 6 bulan setelah TT 2 (tidak ikut DTP-3)
TT 4 1 tahun setelah TT3
TT 5 1 tahun setelah TT4
Jadi ibu hamil dengan DTP saja baru 2T. Perlu tambah 3T : T1 saat ANC
pertama, T2 1 bulan setelah T1, 6 bulan setelah T2
Bila sebelum hamil sudah tambah 3T dosis terakhir <10 thn : tidak perlu
TT lagi
>10 tahun : butuh booster 1x u.k 28-36 minggu
Tidak lengkap/lupa : 3T seperti di atas
DP
St.umum : vital sign, lainnya
Leopold 1 meraba bagian janin di bagian fundus uteri, leopold 2 meraba
bagian janin di sisi kanan kiri rahim. Leopold 3 dengan 1 tangan,
cengkram secara gentle bagian bawah janin dan goyangkan. Leopold 4
pemeriksa menghadap kaki ibu, 2 tangan di sisi kanan kiri perut bawah
ibu, divergen/konvergen (sudah masuk PAP/belum).
Leopold 1,2 dengan 2 tangan, salah satu tangan mendorong perut,
tangan lainnya meraba bagian janin.
Berapa jauh kepala masuk? Cari cekungan kepala dan leher, ukur
jaraknya ke simfisis. Kepala bayi 5 jari, jadi kalo hanya 3 jari, berarti
kepala janin sudah masuk 2/5
Osborn test : dorong bagian terendah janin masuk PAP. Bila kepala masih
2 jari di atas simfisis, osborn positif, artinya ada CPD
VT :
1. Ibu
a. Ukuran panggul dalam (UPD)
Konjugata : vera (diagonal kurang 1.5 cm), obstetrik, diagonalis
(yang terukur langsung). Linea inominata N : <2/3 teraba. Jarak
antara spina ischiadica N : 9.5 cm, sakrum cekung bagus-datar
jelek, arkus pubis >90
Kriteria panggul adekuat yang simple : pernah lahirkan bayi
secara HAPS : Hidup, Aterm, Pervaginam, Spontan
b. Portio
Posisi : semakin ke anterior semakin baik untuk partus
Effacement : <25%, 50%, >75%
Konsistensi
Dilatasi
Jika inpartu : plus his dan djj
2. Janin
Ketuban ; semakin hijau semakin banyak meconeal yang keluar
berarti tanda fetal distress. Fetal distress menurunkan tonus
sphincter
ani.
KHUSUS
SUNGSANG
KETUBAN
MECONEAL
NORMAL
Denominator : belakang kepala UUK, puncak UUB, dahi glabella,
wajah mental. Mula-mula cari sutura sagitalis dulu jika presentasi
3. Bloody show
True vs false labor ;
Interval teratur vs iregular, makin panjang / tetap durasi hisnya, makin
nyeri vs tetap hisnya, sedasi hilang vs tidak, perubahan servix ya vs tidak
Kala 1 : Kala pembukaan
Membuka karena his adekuat
>2 jam tidak ada pembukaan meskipun his adekuat ; partus lama
Partus lama + komplikasi ibu/janin disebut partus kasep
Fase laten : sampe dilatasi 3-4 cm. Normal 8 jam
Fase aktif : 6 jam. Akselerasi 2 jam dari 3-4 cm, dilatasi maksimal 2 jam
dari 4-9 cm, deselerasi 2 jam dari 9-10 cm
Total kala 1(menurut Friedman) :
Nullipara : 14 jam. Max 20 jam. Laten max 14 jam, aktif max 6 jam. Lebih
partus lama
Multipara : 8 jam, max 14 jam. Lebih partus lama.
Sistem lain pake partograph WHO
Pada kala 1 :
1. Ibu terlentang >10 menit tidak boleh : uterus dan isinya menekan
v.cava inferior blood flow ibu ke plasenta menurun hipoksia
2. Asupan nutrisi dan cairan yang cukup
3. Kosongkan kandung kemih rutin sebab kandung kemih penuh :
nyeri, perlambat turunnya janin, resiko isk. Kateterisasi hanya jika
kandung kemih penuh dan berkemih spontan tidak bisa (kateter
sendiri buat nyeri dan resiko isk)
4. Hindari mengejan sampai kala II mulai karena mengejan sebelum
kala II buat tenaga habis duluan, jalan lahir edem
Kala 2 : pengeluaran janin
Pembukaan lengkap (bibir portio hilang seluruhnya, lebarnya lowong
sekepalan tangan)
Multipara <1 jam, nulipara <2 jam. Lebih prolong kala 2
Ditandai dengan ibu ingin mengejan.
Planning : pimpin mengejan (saat his ibu disuruh mengejan dengan posisi
kepala fleksi ke dada, kedua paha dirangkul dengan siku, gigi ketemu
gigi tidak bersuara, dorong seperti orang eek jangan ditahan di leher
mencapai
diameter
terkecil
kepala
yaitu
tangan
yang
lain
memegang
klem
dan
meregangkan
a. TFU saat janin keluar pusat, TFU saat plasenta keluar 2 jari
bawah pusat, TFU 5 hari pos partum simfisis-pusar, TFU 10-12
hari pos partum tidak teraba.
b. Servix setelah placenta lahir sekepalan tangan masih bisa
masuk uterus. 2 jam plasenta lahir hanya 2-3 jari bisa masuk. 1
minggu plasenta lahir hanya 1 jari bisa masuk
2. Hemokonsentrasi : hemodilusi saat hamil perlahan-lahan kembali
normal
3. Laktasi : menjelang partus progesteron dan estrogen menurun
supresi ke hipofisis berkurang peningkatan release prolaktin
produksi ASI. Rangsangan puting susu naikkan prolaktin dan
oksitosin. Oksitosin membuat kontraksi mioepitel mamae sehingga
4.
5.
6.
7.
bleeding
8. Lokia : sekret dari kavum uteri dan servix, sedikit berbau amis
a. Hari 1-2 : lokia rubra (darah) atau sanguinus (darah campur
lendir)
b. Minggu 1 : lokia serosa (kuning)
c. Minggu 2 : lokia alba (putih)
Pilihan (opsi) persalinan :
1. Konservatif
2. Aktif
a. Pervaginam
- Tanpa induksi
- Dengan induksi : misal OD, amniotomi
- Akselerasi kala II : forcep, vakum
Pervaginam antibiotik hanya pasca tindakan (forcep, vakum)
cukup amoksisilin/ampisilin, nyerinya mefinal cukup, roborantia,
diet TKTP, mobilisasi bertahap di ruang nifas, ASI eksklusif dan
higene vulva, monitor keluhan/VS/kontraksi(involusi)/fluxus
b. SC
Hanya untuk persalinan kala 1. Begitu sudah masuk kala 2,
jangan pikirkan SC maupun tokolisis lagi. Lanjutkan
Indikasi :
- Ibu : CPD, tumor jalan lahir, placenta previa
- Janin : fetal distress, kelainan letak, twins
IUFD
Bayi monster
KU ibu jelek misal syok anemia berat
Teknik
SC :
klasik
(midline;sanger),
LSCS
(low
segment
cefotaxim 3x1
Nyeri : ketorolac 3x1.
Gastrointestinal
:
acid
suppresant
ceftri
2x1
ranitidin
atau
2x1
impending
Cara terminasi :
1. Belum inpartu
a. Induksi
b. SC
2. Sudah inpartu
a. Kala 2 dipercepat (ibu tidak boleh mengejan) : mengejan bisa
ICH atau acute heart failure
Kalau terjadi ALO ; lasix
Untuk PEB wajib dikasih SM dan antihipertensi misal nifedipin
SM sediaan flask 25 ml label coklat konsentrasi 20%
(partus
prematur
imminens)
prinsipnya
bed
rest,
isoxuprine
(duvadilan),
beta
agonist
perut hebat, dinding perut tegang, bagian janin sulit diraba, DJJ fetal
distress. Tx : SC
Ruptur uteri : penyebab bayi besar (definisinya >4kg), post SC hamil lagi
terlalu mepet <2 th, tetani uteri misal OD tidak terawasi
Tanda : nyeri perut hebat mendadak lalu uterus lembek, ibu syok, fetal
distress, bandl ring +, janin teraba di luar uterus
HPP
1. Retensio placenta : HPP dengan kontraksi baik, tali pusar teraba
Perbaiki KU, DL
Eksplorasi jalan lahir
Diikuti piton 2 amp atau metergin 1 amp IM atau misoprostol 4
tab/rektal
2. Atonia uteri
Perbaiki KU, DL
Masase uteri
Pasang cath folley : buli penuh menganggu kont.uterus
Drip piton 2 amp atau metergin 1 amp IM atau misoprostol 4
tab/rektal
Eksplorasi jalan lahir
Kompresi bimanual
Kondom kateter/tampon vagina
Pilihan terakhir bedah : compression suture (B-lynch), ligasi
a.hypogastric, histerektomi
Penyebab HPP lain : 4T (tissue, tonus, trauma, thrombin)
Uterotonika :
1. Oksitosin 2 amp dalam RL drip 12 jam (1 amp = 10u) segera
setelah pos partum untuk hentikan bleeding. Sifat kontraksinya
intermitent
2. Methylergometrin 1 amp IM (0,2 mg/1ml). Sifat kontraksi kontinyu
3. Prostaglandin-misoprostol 3-4 tab (per tab 200 ug) per rektal
Tali pusat menumbung prolaps umb.cord : VT ditemukan presentasi
bokong/kaki, teraba tali pusar berdenyut, fetal distress.
1.
2.
3.
4.
Oksigen mask
Infus
Posisi trendelenberg
Dorong bagian terendah janin
5. Isi kandung kemih penuh PZ 300 cc untuk ganjal fetus tidak turun
menekan umb.cord
6. Informed consent pro cito SC
Letak sungsang
Frank breech : panggul flexi kedua lutut extensi ke atas
Comp breech : panggul flexi kedua lutut flexi
Incomp breech : panggul flexi, salah satu atau kedua lutut extensi ke
bawah
Delivery : SptBracht dengan bermacam2 manuver lahirkan kepala
terakhir (aftercoming head) mis.lovset,mauriceau,klasik,dll atau SC
Incomp.breech
paling
bahaya
sebab
mudah
terjadi
tali
pusar
kina
diganti
ACT,
artesunat
setelah
menggantikan primakuin
Dislipidemia/antikoagulan : TIDAK BOLEH
Nyeri : paracetamol. NSAID T1-2 FDA C, T3 FDA D
T1,
klindamisin