Anda di halaman 1dari 16

0-36 minggu :

Inbion 1x1 : Fe, vitamin c


Ossovit 1x1 : calcium pembentukan tulang dan gigi
Inlacta 1x1 : dha (khusus 0-3 bulan)
>36 minggu :
Sama kayak 0-36 minggu tapi besi diganti vitamin b1 2x1 untuk relaksasi
otot panggul
Sungsang : posisi sujud (knee chest)
Tanda fetal distress :
1. DJJ saat tidak his : <120 atau >160
2. USG : AFI <8 atau >20
3. NST/CTG : late, variable, prolong deceleration
Variable deceleration tidak terlalu buruk. Yang lebih bahaya late atau
prolong deceleration.
Normalnya : acceleration dan early deceleration
Format tulis NST : FHR baseline/variability/reactive
Fetal distress + intrauterine resuscitation :
1. Oksigen
2. IV line : cegah hipotensi
3. Miring kiri : uterus menekan aorta yang uncompressible. Kalo ke
kanan tekan vena cava jadinya kolaps
4. Tokolisis
5. Siapkan SC
Anamnesa
Umur <16 / >35 thn high risk pregnancy
Primi tua primer dan sekunder (sudah punya anak tapi terakhir 10 tahun
lalu)
Riwayat haid (menarche, siklus haid teratur tidak, dismenore, hpht)
Hpht bisa dikelirukan o/pasien sebagai hari stopnya menstruasi (misal
mens terakhir 19-25 mei, harusnya hpht 19 mei bukan 25 mei, jadi
amanx tanyakan haid terakhir dri tgl berapa-berapa)
Kalo haid misal oleh pasien dibilang kira-kira tanggal sekian/akhir bulan
mei, tanya haid biasanya tanggal berapa misal 27-28 maka hpht sekitar
situ 27-28.

Atau tanyakan mulai bulan berapa janin terasa bergerak ? misal


multipara bilang desember erarti kalo sekarang bulan april usia
kehamilan 8 bulan
Kalo haid tidak teratur : usia kehamilan diperkirakan dari TFU
TFU < dari HPHT : HPHT salah atau IUGR
TFU menurut bartolomeus = 12 + 4
12 mg 3 jari atas simfisis
16 mg pertengahan simfisis umbilicus
20 mg 3 jari bawah umbilicus
24 mg umbilicus
28 mg 3 jari atas umbilicus
32 mg umbilicus-xiphoideus
36 mg 3 jari bawah xiphoid
38 mg xiphoid
40 mg 3 jari bawah xiphoid (karena bayi sdh masuk PAP)
Perkiraan partus dari HPHT menurut naegel (syarat siklus haid teratur) :
hari +7, bulan -3 (-2 kalau pindah bulan), tahun +1 (0 kalo tdk pindah
tahun)
Contoh : hpht 25 mei 2014 perkiraan partus 1 maret 2015
Hpht 25 mei 2014 sekarang 12 sept 2014 usia kehamilan ? 5-6, 6-30, 731, 8-31, 9-12 total 110 hari/7 = 15-16 minggu
Hpht 15 jan 2014 sekarang 12 sept 2014 usia kehamilan? Mula-mula
hitung perkiraan partus 22 oktober 2014. 10-22, 9-18 total 40 hari/7 = 56 mg. Berarti usia kehamilan 40-(5-6mg) = 34-35 mg
Riwayat persalinan
GxPxxxx (Aterm-Preterm-Abortus-Hidup ; APAH)
G3P1010 : hamil ke 3 aterm 1, preterm 0, abortus 1, hidup 0 (yg aterm
sudah meninggal)
Abortus <20 mg, imatur 20-28 mg, prematur 28-37 mg, aterm 37-42 mg,
post date > tgl perkiraan partus, pos term (serotinus) >42 mg
Masuk kriteria ROJ : riwayat obstetrik jelek

Metode persalinan (spontan, vacum/forcep, SC) + indikasinya apa waktu


itu kaitan dengan perencanaan partus.
Misal SC sebelumx karna panggul sempit maka partus kali ini
kemungkinan SC lagi. Kalo SC karena CPD maka kalo sekarang BBL bayi
kecil mungkin bisa spontan
SC maximal 2x untuk persalinan dengan gap idealnya 2 tahun, SC ke-3
sekalian dengan MOW
Trial of labor pasca SC : vaginal birth after cesarean (VBAC)
Riwayat pernikahan
Nikah sdh >1 tahun coitus normal anak - ; infertil primer
Suami berapa. Kalo dengan suami 1 anak +, suami ke-2 anak susah
mungkin suami kedua infertil
Riwayat KB
Riwayat

penyakit

terutama

yang

mempengaruhi

kehamilan

misal

jantung, dm, ht
Riwayat ANC
Yang dievaluasi waktu ANC ; 7T (timbang, tekanan darah, tfu, tetanus
toxoid, tablet besi min 90, tes PMS, temu wicara u/persiapan rujukan)
Minimal ANC 4x (1x triwulan 1, 1x triwulan 2, 2x triwulan 3)
TT ibu hamil ;
TT 1 (sudah ikut DTP-1)
TT 2 1 bulan setelah TT 1 (sudah ikut DTP-2)
TT 3 6 bulan setelah TT 2 (tidak ikut DTP-3)
TT 4 1 tahun setelah TT3
TT 5 1 tahun setelah TT4
Jadi ibu hamil dengan DTP saja baru 2T. Perlu tambah 3T : T1 saat ANC
pertama, T2 1 bulan setelah T1, 6 bulan setelah T2
Bila sebelum hamil sudah tambah 3T dosis terakhir <10 thn : tidak perlu
TT lagi
>10 tahun : butuh booster 1x u.k 28-36 minggu
Tidak lengkap/lupa : 3T seperti di atas

DP
St.umum : vital sign, lainnya
Leopold 1 meraba bagian janin di bagian fundus uteri, leopold 2 meraba
bagian janin di sisi kanan kiri rahim. Leopold 3 dengan 1 tangan,
cengkram secara gentle bagian bawah janin dan goyangkan. Leopold 4
pemeriksa menghadap kaki ibu, 2 tangan di sisi kanan kiri perut bawah
ibu, divergen/konvergen (sudah masuk PAP/belum).
Leopold 1,2 dengan 2 tangan, salah satu tangan mendorong perut,
tangan lainnya meraba bagian janin.
Berapa jauh kepala masuk? Cari cekungan kepala dan leher, ukur
jaraknya ke simfisis. Kepala bayi 5 jari, jadi kalo hanya 3 jari, berarti
kepala janin sudah masuk 2/5
Osborn test : dorong bagian terendah janin masuk PAP. Bila kepala masih
2 jari di atas simfisis, osborn positif, artinya ada CPD
VT :
1. Ibu
a. Ukuran panggul dalam (UPD)
Konjugata : vera (diagonal kurang 1.5 cm), obstetrik, diagonalis
(yang terukur langsung). Linea inominata N : <2/3 teraba. Jarak
antara spina ischiadica N : 9.5 cm, sakrum cekung bagus-datar
jelek, arkus pubis >90
Kriteria panggul adekuat yang simple : pernah lahirkan bayi
secara HAPS : Hidup, Aterm, Pervaginam, Spontan
b. Portio
Posisi : semakin ke anterior semakin baik untuk partus
Effacement : <25%, 50%, >75%
Konsistensi
Dilatasi
Jika inpartu : plus his dan djj
2. Janin
Ketuban ; semakin hijau semakin banyak meconeal yang keluar
berarti tanda fetal distress. Fetal distress menurunkan tonus
sphincter

ani.

KHUSUS

SUNGSANG

KETUBAN

MECONEAL

NORMAL
Denominator : belakang kepala UUK, puncak UUB, dahi glabella,
wajah mental. Mula-mula cari sutura sagitalis dulu jika presentasi

kepala, lalu susuri ubun-ubunnya dan letak ubun-ubunnya. (misal


UUK di kanan berarti wajah menghadap kiri, UUK di bawah wajah
menghadap ke simfisis).
Bidang hodge : 1 tepi atas simfisis, 2 tepi bawah simfisis, 3 setinggi
spina ischiadica, 4 setinggi coccyx.
Tanda pasti kehamilan ; (ada satu saja cukup untuk menegakkan dx
kehamilan)
1. Teraba bagian janin
2. Terasa gerakan janin (primi 18mg, multi 16 mg, dokter 20 mg)
3. Terdengar djj (doppler 12m, stetoskop 18-20 mg). Untuk bayi yang
sudah agak besar, DJJ didengar di area punggung. DJJ bisa
membantu menentukan presentasi, misal DJJ di atas umbilicus.
Tapi kalau posisi kepala defleksi penuh, menutupi punggung jadi djj
tidak terdengar solusinya dengar di dada fetus.
4. USG : tampak gestational sac (muncul sejak usia 5 mg). Perkiraan
usia kehamilan dari USG 5-8 mg ukuran gestational sac, 8-12 mg
crown rump length CRL, 12-24 mg biparietal diameter BPD, >24
mg femur length FL
Tanda tidak pasti hamil :
1. Amenorea
2. Anorexia, nausea-vomit, ngidam, pingsan (pada trimester pertama
yang gejalanya berat)
3. Sering kencing (awal akhir kehamilan)
4. Obstipasi (peristaltik turun)
5. Pigmentasi dahi, pipi, hidung, mammae. Folikel montgometri
mammae prominen, mame tegang mengeras.
6. Varises
7. Tanda hegar, chadwick, piscaseck
8. Tanda braxton hicks
9. Suhu basal 37.2-37.8 : sedikit naik secara kontinyu
10.
Beta hCG + sejak usia >2 minggu : test darah plano test
lebih sensitif daripada urin (pregnancy pack test)
Persalinan :
Tanda in partu :
1. Dilatasi dan penipisan cervix
2. His adekuat : min 2x/10 menit (fase aktif >3x/10 menit dengan
durasi 40 detik/lebih), regular, makin nyeri, harus ada periode
relaksasi, diikuti dilatasi dan effacement

3. Bloody show
True vs false labor ;
Interval teratur vs iregular, makin panjang / tetap durasi hisnya, makin
nyeri vs tetap hisnya, sedasi hilang vs tidak, perubahan servix ya vs tidak
Kala 1 : Kala pembukaan
Membuka karena his adekuat
>2 jam tidak ada pembukaan meskipun his adekuat ; partus lama
Partus lama + komplikasi ibu/janin disebut partus kasep
Fase laten : sampe dilatasi 3-4 cm. Normal 8 jam
Fase aktif : 6 jam. Akselerasi 2 jam dari 3-4 cm, dilatasi maksimal 2 jam
dari 4-9 cm, deselerasi 2 jam dari 9-10 cm
Total kala 1(menurut Friedman) :
Nullipara : 14 jam. Max 20 jam. Laten max 14 jam, aktif max 6 jam. Lebih
partus lama
Multipara : 8 jam, max 14 jam. Lebih partus lama.
Sistem lain pake partograph WHO
Pada kala 1 :
1. Ibu terlentang >10 menit tidak boleh : uterus dan isinya menekan
v.cava inferior blood flow ibu ke plasenta menurun hipoksia
2. Asupan nutrisi dan cairan yang cukup
3. Kosongkan kandung kemih rutin sebab kandung kemih penuh :
nyeri, perlambat turunnya janin, resiko isk. Kateterisasi hanya jika
kandung kemih penuh dan berkemih spontan tidak bisa (kateter
sendiri buat nyeri dan resiko isk)
4. Hindari mengejan sampai kala II mulai karena mengejan sebelum
kala II buat tenaga habis duluan, jalan lahir edem
Kala 2 : pengeluaran janin
Pembukaan lengkap (bibir portio hilang seluruhnya, lebarnya lowong
sekepalan tangan)
Multipara <1 jam, nulipara <2 jam. Lebih prolong kala 2
Ditandai dengan ibu ingin mengejan.
Planning : pimpin mengejan (saat his ibu disuruh mengejan dengan posisi
kepala fleksi ke dada, kedua paha dirangkul dengan siku, gigi ketemu
gigi tidak bersuara, dorong seperti orang eek jangan ditahan di leher

Tahan kepala bayi supaya defleksi tidak terlalu cepat


Tahan perineum supaya jangan sobek
Suction
Pegang kepala biparietal, tarik curam ke bawah u/lahirkan bahu depan,
dan tarik curam ke atas u/lahirkan bahu belakang
Presentasi janin : 96% kepala dengan terbanyak UUK kiri depan, kanan
depan, kanan belakang, baru kiri belakang
Tahap persalinan :
1. Engagement (nulli 36 mg, multi 38 mg). Posisi kepala saat masuk
PAP miring disebut asinklitismus (sumbu panjang kepala tidak
tegak lurus sumbu PAP). Anterior bila sudut lancip ke belakang dan
posterior sebaliknya. Anterior lebih baik dari post karena jalan
lahir ant lebih sempit dari posterior. (kepala kalau di gambar
simbol U, bokong simbol kayak huruf w, lewat pap simbol lewati
garis datar)
2. Fleksi supaya

mencapai

diameter

terkecil

kepala

yaitu

submentobregmatic kira-kira 9.5cm


3. Descend
4. Putar paksi dalam (uuk ke anterior di bawah simfisis) saat
mencapai dasar panggul. Dikarenakan untuk menyesuaikan dengan
pintu tengah panggul yang ada spina ischiadica.
5. Ekstensi : kepala lahir
6. Putar paksi luar : ke posisi sebelum putar paksi dalam untuk
melahirkan bahu
7. Dan selamat bayinya lahir. Oweeek... owek...
Tidak dianjurkan lagi mendorong fundus uteri selama persalinan dengan
alasan apa pun (manuver kristeller) karena meningkatkan resiko inversio
uteri
Episiotomi tidak butuh analgesia. Jahit episiotomi/ruptur perinei baru
pake lidocaine 2 amp.
Fungsi episiotomi : BUKAN u/melebarkan jalan lahir tapi u/mencegah
ruptur perinei gr.3/4 ketika diperkirakan perinei akan sobek saat kepala
bayi crowning.
Episiotomi dilakukan saat crowning (kepala bayi sudah terlihat di
perineum tapi masih maju mundur). 2 jenis median dan mediolateral

Ruptur perinei : penyebabnya perinei kaku, bayi besar, penolong tidak


stand perinei, partus precipitatus (bayi keluar terlalu cepat/dahsyat)
Tingkat 1 vagina saja, 2 m.perinei transv, 3 sphinc.ani ext, 4 rectum
Kala jahitnya hati-hati karena bisa bikin inkontinens di kemudian hari
Kala 3 (kala uri) :
Tanda lepasnya plasenta : perubahan bentuk/tinggi uterus, tali pusar
memanjang, semburan darah mendadak dan singkat.
Umumnya plasenta lahir dalam 6-15 menit, max 30 menit. Lebih disebut
retentio placenta. Penyebab atonia, placenta acreta, dll
Bleeding kala 3 max 500 cc. Lebih HPP
Manajemen aktif kala 3 (wajib berurutan) :
Raba fundus, pastikan tidak ada fetus lain
Suntik oksitosin (python) 10u im 1/3 atas paha luar
Klem tali pusar hingga 5-10 cm dari vulva
Letakkan 1 tangan di perut ibu u/deteksi his dan massase uterus
sedangkan

tangan

yang

lain

memegang

klem

dan

meregangkan

secukupnya tali pusar


Begitu his terdeteksi, regangan tali pusar diperkuat dan tangan yang di
perut ibu mendorong uterus ke dorsokranial (Brandt andrew manuever)
hingga tali pusar makin menjulur dan korpus uteri bergerak ke atas.
Hati-hati tarikan berlebih bisa menyebabkan inversio uteri
Ulangi langkah di atas pada his selanjutnya sampai plasenta mulai
terlihat di vulva
Setelah sebagian plasenta muncul di vulva, tangkap plasenta dan putar
perlahan searah jarum jam hingga semua plasenta lepas dan keluar
Cek kelengkapan kotiledon dan keutuhan selaput plasenta. Jika ada yang
tidak lengkap, pake handschoen panjang obstetrik, kepalkan 1 tangan,
masukkan ke uterus rogoh dan keluarkan sisa plasenta yang masih
tersisa sampai bersih mumpung cervix masih membuka maximal.
OD didahului ripening bila pelvic (bishop score) <5.
Ripening : misoprostol (gastrul) 50 ug = tab tiap 6 jam peroral sampai
PS >5 saat evaluasi rutin. Bila PS>5, maka dilanjutkan OD 12 jam

setelah pemberian misoprostol terakhir. Misalkan misoprostol jam 1


dikasih lalu jam 7 evaluasi PS>5 maka OD dimulai paling cepat jam 1.
Dosis misoprostol berlebih cervix terlalu lembek, gampang ruptur saat
his
Misoprostol efeknya erratic. Orang tertentu dengan dosis besar belum
matang cervixnya sementara orang lain dengan dosis yang sama sudah
hiperkontraksi
Syarat OD :
1. Presentasi kepala
2. Tidak ada CPD
Indikasi OD
1. Ibu : hipertensi, DM
2. Janin : postterm, preterm, IUFD
KI OD :
1. CPD
2. Fetal distress
Cara OD :
a.
b.
c.
d.

Rehidrasi dulu 1 kolf RL


Lalu drip D5+ amp oksitosin + amp alinamin F start 8 tpm
amp alinamin F sisanya dibolus iv
Naikkan tetesan 4 tpm tiap 15 menit maksimal 40 tpm dan 2 kolf

sampai his adekuat tercipta


e. Evaluasi CHPB (Cortonen, His, Penurunan, Bandl) rutin. Menit 1-10
evaluasi his, menit 13-14 ukur DJJ, menit 15 naikkan dosis
OD gagal bila :
1. Sudah 2 kolf 40 tpm his belum adekuat
2. Fetal distress
3. Tetani uteri ruptur uteri
Ruptur uteri : menjelang ruptur nyeri hebat, setelah ruptur tidak nyeri
tapi uterus menjadi lembek, bleeding masif, syok
Nifas (puerpurium)
Periode setelah plasenta lahir sampai 6 minggu post partum
Perubahan yang terjadi :
1. Involusi organ genitalia wanita.

a. TFU saat janin keluar pusat, TFU saat plasenta keluar 2 jari
bawah pusat, TFU 5 hari pos partum simfisis-pusar, TFU 10-12
hari pos partum tidak teraba.
b. Servix setelah placenta lahir sekepalan tangan masih bisa
masuk uterus. 2 jam plasenta lahir hanya 2-3 jari bisa masuk. 1
minggu plasenta lahir hanya 1 jari bisa masuk
2. Hemokonsentrasi : hemodilusi saat hamil perlahan-lahan kembali
normal
3. Laktasi : menjelang partus progesteron dan estrogen menurun
supresi ke hipofisis berkurang peningkatan release prolaktin
produksi ASI. Rangsangan puting susu naikkan prolaktin dan
oksitosin. Oksitosin membuat kontraksi mioepitel mamae sehingga
4.
5.
6.
7.

ASI dipompa keluar dan membantu pengecilan involusi uterus


Afterpain akibat his uterus post partum
Suhu sedikit naik tapi tidak lebih dari 38
Tensi kadang naik, tapi biasanya turun sendiri dalam 2 bulan
Bradikardia. Takikardia tanpa kenaikan suhu mencurigakan occult

bleeding
8. Lokia : sekret dari kavum uteri dan servix, sedikit berbau amis
a. Hari 1-2 : lokia rubra (darah) atau sanguinus (darah campur
lendir)
b. Minggu 1 : lokia serosa (kuning)
c. Minggu 2 : lokia alba (putih)
Pilihan (opsi) persalinan :
1. Konservatif
2. Aktif
a. Pervaginam
- Tanpa induksi
- Dengan induksi : misal OD, amniotomi
- Akselerasi kala II : forcep, vakum
Pervaginam antibiotik hanya pasca tindakan (forcep, vakum)
cukup amoksisilin/ampisilin, nyerinya mefinal cukup, roborantia,
diet TKTP, mobilisasi bertahap di ruang nifas, ASI eksklusif dan
higene vulva, monitor keluhan/VS/kontraksi(involusi)/fluxus
b. SC
Hanya untuk persalinan kala 1. Begitu sudah masuk kala 2,
jangan pikirkan SC maupun tokolisis lagi. Lanjutkan
Indikasi :
- Ibu : CPD, tumor jalan lahir, placenta previa
- Janin : fetal distress, kelainan letak, twins

Umumnya tidak dilakukan SC bila :


-

IUFD
Bayi monster
KU ibu jelek misal syok anemia berat

Teknik

SC :

klasik

(midline;sanger),

LSCS

(low

segment

cesarean section), SC diikuti MOW, SC diikuti histerektomi


Profilaksis AB : ceftriaxon 1x2 gram
Terapi standard post op :
- Perdarahan : cek DL untuk monitor Hb atau monitor drain.
Jika Hb rendah atau drain ada perdarahan : transfusi, vitamin
-

C 3x1 (penguat pembuluh darah)


Infeksi : temperatur, WBC. Antibiotik

cefotaxim 3x1
Nyeri : ketorolac 3x1.
Gastrointestinal
:

acid

suppresant

ceftri

2x1

ranitidin

atau

2x1

amp/pumpitor, stimulant bowel misal alinamin F 3x1


Forcep :
Ibu tidak perlu mengejan sama sekali. Syarat :
1.
2.
3.
4.

Hodge III+/IV : forcep tinggi/sedang sudah ditinggalkan


Ketuban pecah/dipecahkan
Presentasi kepala
Denominator jelas untuk menentukan penempatan daun cunam

Indikasi : macet kala 2, komorbid dimana ibu tidak boleh mengejan


KI : tidak ada kecuali syarat tidak terpenuhi
Vacum : ibu masih perlu mengejan parsial. Syarat seperti forcep. Lebih
atraumatis.
KPP : ketuban pecah namun tidak diikuti in partu 1 jam kemudian. 80%
pasien KPP akan inpartu dalam 1x24 jam, itulah alasan kenapa KPP
diobservasi 1x24 jam u/aterm dan 2x24 jam u/preterm.
Tx : NST, bed rest, obs t rectal / 3 jam, cefotaxim 3x1 g i.v, bila preterm
dexameth 4x6 mg atau betametason 2x12 mg IM dalam 2x24 jam.
Terminasi bila T rectal 37.6C, aterm PS<5 atau PS>5 tidak inpartu
dalam 1x24 jam dilakukan OD.
Bila preterm jika ketuban tidak mengalir lagi dalam 2x24 jam, suhu
normal, pro USG FM u/liat jumlah air ketuban

Hipertensi dalam kehamilan


a. Kronik : sebelum hamil atau berlangsung >3 bulan pos partum
b. PE : onset 20 mg dengan proteinuria. Tensi normal dalam 3 bulan
post partum
c. Eklampsi : kejang akibat PE
d. Superimposed PE on chronic HT : onset <20 mg tapi gejala PE
seperti proteinuria muncul setelah 20 mg
e. HT gestational : HT > 20 mg, proteinuri
PER : 140/90 dan proteinuria minimal +1
PEB : 160/90 atau proteinuria minimal +3 atau ada gejala ALO-GGAHELLP synd
Eklampsia bisa terjadi kapan saja : pre-intra-pos partum
Klinis : urutan munculnya dari edema, hipertensi, baru proteinuria. Jadi
bisa PE tanpa proteinuria sebenarnya
Manajemen :
1. Konservatif
Preterm dengan tidak ada impending eklampsia
2. Aktif
a. Aterm
b. Usia
kehamilan
berapapun
dengan

impending

eklampsia/eklampsia, ALO, GGA, HELLP synd, solutio placenta,


fetal distress, IUGR, atau sudah masuk inpartu
Impending eklampsia :
a.
b.
c.
d.

Nyeri kepala hebat


Gangguan visus
Muntah
Nyeri epigastrik

Cara terminasi :
1. Belum inpartu
a. Induksi
b. SC
2. Sudah inpartu
a. Kala 2 dipercepat (ibu tidak boleh mengejan) : mengejan bisa
ICH atau acute heart failure
Kalau terjadi ALO ; lasix
Untuk PEB wajib dikasih SM dan antihipertensi misal nifedipin
SM sediaan flask 25 ml label coklat konsentrasi 20%

SM konservatif (untuk PEB tanpa eklampsi yang preterm): SM 40% 10 g


25 cc dibagi 5 g 12.5cc boka dan 5 g 12.5 cc boki 6 jam kemudian 5 g
12.5cc boka atau boki
SM full dose (untuk PEB mau terminasi) : SM 20% 5 g 25 cc : 4 g 20 cc
IV pelan 10-15 menit kemudian maintenance ikuti SM konservatif atau
SM pump
SM 40% pump 10 g dengan kecepatan 2.5 ml/jam (1 gram/jam)
SM sampai 12 jam PP untuk PEB
SM sampai 24 jam PP untuk eklampsia
Mekanisme kerja : SM berkompetisi dengan ion calcium di otak sehingga
calcium tidak bisa berikatan dengan receptornya di neuron depresi
CNS plus calcium tidak bisa ikat otot bergaris kejang
Efek samping : henti nafas, henti jantung yang didahului hilangnya reflek
tendon
Syarat pemberian SM : RR>16x/min, HR normal, reflek patella +, urin
output adekuat
Dicek reflek patella karena otot panjang lumpuh terlebih dahulu sebelum
otot pendek seperti otot nafas
Toksisitas SM + : STOP SM, kasih ca glukonas 10% 1 gram IV
PPI

(partus

prematur

imminens)

prinsipnya

bed

rest,

NST/USG/DL/UL/swab vagina, tokolitik, steroid maturasi paru.


Tokolitiknya

isoxuprine

(duvadilan),

beta

agonist

(terbutalin,salbutamol), CCB (nifedipin 30 mg 2x selang 8 jam lalu


nifedipin 3x20 mg sampai 2x24 jam
APB : perdarahan sudah berhenti, VS baik, his -, DJJ normal (biasanya
plac.previa) konservatif. VT HARAM dilakukan kecuali double set up di
OK. Kalau stabil tidak perlu VT, USG saja sudah ketahuan
Tidak stabil resusitasi, SC
Solutio placenta : berbahaya. KU ibu jelek padahal perdarahn yang
keluar dari vagina mungkin Cuma sedikit (concealed hemorrhage). Nyeri

perut hebat, dinding perut tegang, bagian janin sulit diraba, DJJ fetal
distress. Tx : SC
Ruptur uteri : penyebab bayi besar (definisinya >4kg), post SC hamil lagi
terlalu mepet <2 th, tetani uteri misal OD tidak terawasi
Tanda : nyeri perut hebat mendadak lalu uterus lembek, ibu syok, fetal
distress, bandl ring +, janin teraba di luar uterus
HPP
1. Retensio placenta : HPP dengan kontraksi baik, tali pusar teraba
Perbaiki KU, DL
Eksplorasi jalan lahir
Diikuti piton 2 amp atau metergin 1 amp IM atau misoprostol 4
tab/rektal
2. Atonia uteri
Perbaiki KU, DL
Masase uteri
Pasang cath folley : buli penuh menganggu kont.uterus
Drip piton 2 amp atau metergin 1 amp IM atau misoprostol 4
tab/rektal
Eksplorasi jalan lahir
Kompresi bimanual
Kondom kateter/tampon vagina
Pilihan terakhir bedah : compression suture (B-lynch), ligasi
a.hypogastric, histerektomi
Penyebab HPP lain : 4T (tissue, tonus, trauma, thrombin)
Uterotonika :
1. Oksitosin 2 amp dalam RL drip 12 jam (1 amp = 10u) segera
setelah pos partum untuk hentikan bleeding. Sifat kontraksinya
intermitent
2. Methylergometrin 1 amp IM (0,2 mg/1ml). Sifat kontraksi kontinyu
3. Prostaglandin-misoprostol 3-4 tab (per tab 200 ug) per rektal
Tali pusat menumbung prolaps umb.cord : VT ditemukan presentasi
bokong/kaki, teraba tali pusar berdenyut, fetal distress.
1.
2.
3.
4.

Oksigen mask
Infus
Posisi trendelenberg
Dorong bagian terendah janin

5. Isi kandung kemih penuh PZ 300 cc untuk ganjal fetus tidak turun
menekan umb.cord
6. Informed consent pro cito SC
Letak sungsang
Frank breech : panggul flexi kedua lutut extensi ke atas
Comp breech : panggul flexi kedua lutut flexi
Incomp breech : panggul flexi, salah satu atau kedua lutut extensi ke
bawah
Delivery : SptBracht dengan bermacam2 manuver lahirkan kepala
terakhir (aftercoming head) mis.lovset,mauriceau,klasik,dll atau SC
Incomp.breech

paling

bahaya

sebab

mudah

terjadi

tali

pusar

menumbung. Kaki tidak mengengage PAP sebaik bokong. Jadi kalau


terjadi KPP, resiko tali pusar menumbung terutama jam2 awal pasca KPP.
Complete/frank breech juga resiko tali pusar menumbung bila KPP tapi
tidak sebesar incomp.
DM gestational : dilakukan OGTT (oral glucose tolerance test) saat
kehamilan 24-28 minggu. Positif bila GD 1 jam sesudahnya 180, 2 jam
sesudahnya 155, 3 jam sesudahnya 145.
DM gestational tidak disarankan OAD. Terapinya exercise, diet seimbang,
dan INSULIN
DM gestational berbahaya karena sering buat sudden fetal death saat
trimester 3 penyebab tidak diketahui pasti, diduga kadar gula yang tinggi
menimbulkan edema perivillous chorionic sehingga pertukaran nutrien
dan oksigen di placenta terganggu. Efek lainnya jelas makrosomia
DM gestational sering merupakan gejala pertama seseorang DM. Jadi
setelah partus, screening 2-3 bulan kemudian. Masih tinggi Gdnya,
berarti DM.
Obat kehamilan aman :
Antibiotik : amox, makrolid
Asma : semuanya kecuali steroid oral T1

Batuk : OBH saja


GI : semua aman kecuali misoprostol
HT : nifedipin, metildopa 3x500
DM : insulin
Epilepsi : lamotrigine, gabapentin
Malaria

kina

diganti

ACT,

artesunat

setelah

menggantikan primakuin
Dislipidemia/antikoagulan : TIDAK BOLEH
Nyeri : paracetamol. NSAID T1-2 FDA C, T3 FDA D

T1,

klindamisin

Anda mungkin juga menyukai