Anda di halaman 1dari 29

FEBRUARI 2020

1. Bayi usia 7 bulan riwayat mendapat susu formula kemudian muncul bercak merah
kasar pada kedua pipi. Ibu ingin memberikan ASI.
A. Diagnosis pasien tersebut?
B. Terapi nutrisi jika ibu ingin menyusui?
C. Tatalaksana kelainan kulit?
Jawab :
A. Dermatitis atopi ec alergi susu sapi
B. Jika ibu ingin relaktasi disarankan diet eliminasi susu sapi pada ibu selama 2-4
minggu, MPASI juga disarankan tidak mengandung berbahan dasar susu sapi
seperti keju, yogurt, biskuit susu (hindari selama 2-4 minggu). Apabila gejala
membaik dapat diuji provokasi dan bila positif maka sudah dapat ditegakkan
diagnosis dan dieliminasi hingga usia 9-12 bulan atau minimal selama 6 bulan
untuk dapat dicoba provokasi kembali.
C. Tatalaksana kulit : Mandi air hangat, gunakan sabun bayi pH netral, stop
penggunaan minyak telon, antiseptik, bedak, berikan salep hidrokortison topikal
1% sehari 2 kali setelah mandi, berikan emolient setelah mandi. Berikan suplemen
Ca pada ibu

2. Pasien usia 5 tahun, berat badan 20 kg mengalami penurunan kesadaran. Heart rate
220x/menit, laju napas 38 x/menit (irama EKG SVT).
A. Diagnosis pasien?
B. Tatalaksana pasien?
C. Hasil evaluasi tatalaksana 🡪 nadi tidak teraba/asystole, bagaimana tatalaksana
selanjutnya?
Jawab :
A. Supraventrikular takikardi (SVT)
B. Bila hemodinamik stabil, raba perfusi perifer dan CRT 🡪 berikan Adenosin
0.1mg/kgbb bolus intravena, lakukan pemantauan irama EKG
Bila hemodinamik tidak stabil 🡪 kardioversi dengan synchronized defibrilator
dosis 0.5 -1 joule/kgbb dapat dinaikkan dan diulang tiap 15 menit, idealnya pasien
terintubasi dan terpasang akses intravena sebelum kardioversi.
C. Resusitasi Jantung Paru selama 2 menit/ 10 siklus dengan high quality CPR 🡪
evaluasi masuk obat epinefrin dengan memasang akses intravena/intraosseus

3. Seorang anak perempuan 2 tahun demam sejak 4 hari yang lalu, terdapat bercak
kemerahan mulai dari perut, menyebar ke tangan, kaki, dan leher. Tidak ada batuk
pilek, mata tampak merah dan mimisan. Gambar strawberry tongue, ruam punggung.
Hasil laboratorium dalam batas normal, limfadenopati bilateral 1 cm dan ada nyeri
tekan.
A. Apa diagnosis pasien?
B. Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan?
C. Berikan terapi komprehensif?
D. Bagaimana prognosis dan alasan?
Jawab :
A. Acute viral exanthema sindrom ec rubella dd exanthema cubitum
B. Penunjang : darah lengkap, hapusan darah tepi, rontgen thorax, IgM-IgG Rubella
C. Terapi : supportif dan simptomatik
D. Prognosis baik asalkan tidak timbul penyulit seperti pneumonia, ensefalopati,
miokarditis

4. Seorang anak usia 2 tahun datang dengan kejang umum, selama 15 menit berulang 3
kali dalam 24 jam, setelah kejang anak sadar penuh. Didapatkan suhu 39,5°C saat
kejang, sebelumnya dalam 9 bulan terakhir kejang sudah berulang sebanyak 3 kali.
Didapatkan riwayat keluarga kejang demam (+). Tidak ada kelainan neurologis
ataupun hemiparesis. Perkembangan pasien normal.
a. Apakah diagnosis pasien ?
b. Apakah perlu EEG?
c. Rencana selanjutnya saat rawat inap setelah kejang teratasi?
d. Edukasi orangtua dan terapi bila kejang berulang di rumah? (peragakan
diazepam supp lege artis, ada boneka dan diazepam supp)
Jawab :
a. Kejang demam kompleks
b. Tidak, Indikasi EEG bila : ada kelainan neurologis menetap seperti hemiparesis,
CP, hidrosefalus, kejang lama > 15 menit, Riwayat kejang tanpa demam
c. Rencana rawat inap : obat rumatan antikejang 🡪 Asam valproat
15-40mg/kgbb/hari terbagi 2-3 dosis
d. Edukasi bila demam suhu > 38.5 bisa diberikan diazepam profilaksis peroral
bersama antipiretik. Peragakan suppositoria sesuai dosis berdasar berat badannya.

5. Anak usia 22 bulan datang dengan Sindrom nefrotik edema anasarka, berat badan 14
kg, panjang badan 86 cm dan LiLA 13 cm.
a. Sebutkan diagnosis pasien!
b. Tatalaksana nutrisi untuk pasien ini
c. Edukasi orangtua kebutuhan kalori dan protein pasien ini ?

6. Bayi usia 2.5 bulan lahir dari ibu HIV dengan hasil tes HIV (+). Ini pertama kali
kontrol setelah pulang.
a. Apakah pasien ini diberikan imunisasi (Ya/Tidak). Jika diberi imunisasi,
imunisasi apa yang akan anda berikan?
b. Peragakan imunisasi pentavalen!
Jawab :
a. Iya diberikan imunisasi inactivated, Pentabio (DPT-Hep B-HiB) + IPV
b. Perkenalan diri, universal precaution, informed consent, Imunisasi Pentabio dosis
0.5ml secara intramuskular di 1/3 anterolateral paha kiri atas dengan
menggunakan spuit 3 cc tanpa aspirasi, tanpa recapping membuang bekas spuit,
pencatatan di buku imunisasi meliputi nama vaksin, no.batch, tgl kadaluarsa, rute
pemberian, tgl dan jam penyuntikan, nama dan tanda tangan petugas yang
memberikan imunisasi.

7. Bayi dari ibu G1P0A0 usia kehamilan 40 minggu berat lahir 3000gram. Pasien lahir
dengan ketuban hijau keruh berbau. Lakukan resusitasi neonatus!

8. Seorang bayi usia 3 bulan datang ke IGD dengan keluhan sesak napas. Pasien memiliki
riwayat napas berbunyi grok-grok sejak usia 1 bulan dan sering tersedak saat
menetek. 2 jam sebelum MRS pasien menetek. (Disertakan video stridor dengan foto
thorax)

a. Apa diagnosis pasien tersebut?


b. Berikan terapi komprehensif pasien ini!
c. Apa edukasi pada orangtua yang penting?

MARET 2020

1. Anak lelaki usia 4 tahun dirawat di RS dengan pneumonia tiba-tiba mengalami henti
napas dan henti jantung. Anda sebagai dokter jaga apa yang anda lakukan?
Perkenalan diri untuk melakukan resusitasi pada keluarga pasien, cuci tangan pakai
sarung tangan.
Cek kesadaran dengan metode AVPU 🡪 pasien tidak sadar aktifkan code blue + SAFE
approach
Bebaskan jalan napas, evaluasi Airway+Breathing dengan look, listen, feel 🡪 tidak ada
napas maka berikan napas buatan 5 kali inisial breathing efektif.
Cek nadi karotis 🡪 tidak teraba lakukan High Quality CPR 15:2 sebanyak 10 siklus
atau selama 2 menit lalu evaluasi 🡪 pasang monitor EKG dan saturasi
Irama monitor VT , raba nadi karotis 🡪 tidak teraba nadi, maka shockable siapkan
defibrilasi sambil penolong lain melanjutkan CPR. Nyalakan defibralator, pilih modus
unsynchronized lalu setting energi : 4Joule/kgbb (4x 16 BBideal = 65 Joule), oleskan
jel pada kedua pedal lalu charge. Setelah siap beritahu penolong lain kita akan
defibrilasi, lihat sekeliling pasien saya bebas, semua bebas, oksigen bebas, lihat
monitor pastikan irama EKG belum berubah. Tempelkan pedal di SIC II LPSS kanan
dan Apex kiri dengan kuat lalu tembakkan, segera angkat pedal dan lanjutkan CPR 10
siklus.

2. Seorang anak usia 8 tahun datang dengan keluhan pucat, ikterik pada sklera, didapati
splenomegali, BAK kecoklatan sejak 3 hari terakhir. Hasil laboratorium : Hb
4.9mg/dl, Leukosit 8.000/ul, Trombosit 311.000/ul.
A. Jelaskan gambaran yang muncul pada hapusan darah tepi pasien (lihat
mikroskop)!
B. Sebutkan differensial diagnosis pasien tersebut!
C. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan?
D. Bagaimana tatalaksana pasien tersebut?
Jawab :
A. Eritrosit : anisopoikilositosis, eritroblast (-)
Leukosit : jumlah normal, vakuolisasi (-) hypergranulasi (-)
Trombosit : clumping (-) giant trombosit (-)
B. Thalasemia dd Hemoglobinopati dd Sickle cell anemia dd anemia hemolitik
autoimun
C. Hb-elektroforesis, Direct/Indirect Coombs test, Retikulosit, Bilirubin T/D/I, LDH
D. Tatalaksana:
- Oksigenasi nasal kanul 2lpm
- Pasang infus cairan rumatan NaCl 0.9% (Darrow) sambil menunggu darah
transfusi
- Transfusi PRC leukodepleted/ Washed Eritrosit (5ml/kgbb) selama 1 jam
lanjutkan (10ml/kgbb) dalam 2-3 jam berikutnya dengan target Hb 10mg/dl.

3. Seorang anak lelaki demam selama 7 hari, tampak kuning, didapati nyeri betis dan
otot. Hasil laboratorium dalam batas normal, GDT tidak ada gambaran proses
hemolisis.
A. Differensial diagnosis
B. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan
C. Tatalaksana penyakit
Jawab :
A. Leptospirosis dd Hepatitis dd Malaria
B. MAT leptospira, uji fungsi hati SGOT/SGPT, albumin, GGT, ALP, hapusan tetes
tebal darah
C. Tatalaksana:
- Penicillin procain 50.000IU/kgbb/hari intramuscular selama 14 hari
- Antipiretik
4. Seorang anak lelaki usia 10 tahun berat badan 30 kg datang dengan takipneu dan
takikardia saat istirahat, demam dan bengkak kedua lutut. Pada pemeriksaan fisik
terdapat bising holosistolik grade 3/6 dengan punctum maksimum di apex.

a. Kelainan anatomi jantung apakah yang ditemukan pada pasien ini? (1)
b. Sebutkan 1 kemungkinan diagnosis pasien? (anatomis, fungsional, kausa)
c. Jelaskan 4 deskripsi dari gambaran rontgen thorax AP tersebut!
d. Bagaimana tatalaksana pasien?
Jawab :
a. Mitral Regurgitasi
b. Dx Anatomis : Penyakit Jantung Reumatik, Dx Etiologis : Mitral Regurgitasi,
Decompensasi Cordis , Dx fungsional : NYHA 3
c. Deskripsi : Konus pulmonalis menonjol (pinggang jantung menghilang), Double
contour, Apex bergeser ke kiri dan tertanam ke diafragma, corakan
bronkovaskuler meningkat (edema paru)
d. Eradikasi : Injeksi Benzatin Penicilin > 30 kg : 1.200.000 IU intramuskular dosis
tunggal, profilaksis sekunder Benzatin Penicilin 1.200.000 IU intramuskular
setiap 4 minggu selama 10 tahun dari serangan terakhir atau usia 25 tahun.

5. (Video anak mulutnya mangap tidak bisa menutup, tidak bisa menelan, tidak bisa
bicara)
a. Apakah diagnosis pasien?
b. Bagaimana tatalaksana pasien?
Jawab :
a. Ekstrapiramidal sindrom
b. Tatalaksana pasien : Injeksi Diphenhydramin 1mg/kgbb bolus intravena atau
Injeksi Diazepam 0.1mg/kgbb bolus intravena
6. Buatlah asuhan nutrisi pediatri pada pasien PJB VSD yang sedang persiapan operasi
koreksi dengan at risk failure to thrive.
b. Tentukan masalah penyakit, status gizi dan perawakan
c. Menentukan kebutuhan cairan dan kalori, jalur pemberian nutrisi
d. Tentukan jenis diet
e. Evaluasi toleransi, akseptabilitas dan efektifitas!

7. Pasien usia 10 bulan datang ke tempat saudara untuk imunisasi dengan riwayat
imunisasi sebelumnya Hepatitis B, BCG, OPV1, Pentabio1, OPV2, Pentabio2, OPV3.
a. Apa rencana imunisasi yang bisa diberikan ?
b. Peragakan cara pemberian imunisasi MR!
Jawab :
a. Pentabio (DPT-HepB-HiB) 3, OPV4, IPV, MR
b. Perkenalan diri, universal precaution, informed consent, Imunisasi MR dosis
0.5ml secara subkutan di lengan kiri atas dengan cara mencubit menggunakan
spuit 1 cc tanpa aspirasi, tanpa recapping membuang bekas spuit, pencatatan di
buku imunisasi meliputi nama vaksin, no.batch, tgl kadaluarsa, rute pemberian,
tgl dan jam penyuntikan, nama dan tanda tangan petugas yang memberikan
imunisasi.

8. Anda diminta menolong persalinan bayi aterm, berat lahir cukup yang akan dilahirkan
secara SC dari ibu Riwayat perdarahan antepartum terdiagnosis placenta previa.
Setelah langkah awal bayi mengalami gangguan perfusi lakukan pemasangan
umbilikal kateter!

JUNI 2020

1. Anak usia 5 bulan tampak lesi merah di pipi ada makula dan papula sejak 2 bulan
yang lalu dan semakin parah. Bapak pasien memiliki asma, ibu pasien riwayat rhinitis
alergi. Anak dimandikan sehari 2 kali dengan air hangat, memakai sabun bayi kadang
ditambah antiseptik dan anak sering diberi minyak telon serta bedak bayi setiap kali
setelah mandi. Riwayat nutrisi awalnya ASI eksklusif tetapi 2 bulan terakhir
mendapat susu formula.
a. Apa diagnosis pasien tersebut?
b. Apa kemungkinan penyebab kondisi diatas?
c. Bagaimana tatalaksana komprehensif?
Jawab :
a. Dermatitis atopi tipe infantile dd dermatitis kontak
b. Alergi susu sapi (Cow milk protein allergy), produk iritan
seperti bedak, minyak telon dan cairan antiseptik
c. Mandi air hangat, gunakan sabun bayi pH netral, stop
penggunaan minyak telon, antiseptik, bedak, berikan salep hidrokortison
topikal 0.1% sehari 2 kali setelah mandi, berikan emolient setelah mandi,
evaluasi penggunaan ASS 🡪 eliminasi sufor berbahan susu sapi selama 2-4
minggu ganti dengan formula extensive hydrolized (EHF) bila perbaikan dapat
dilakukan provokasi dengan pengawasan, jaga kebersihan dan edukasi orangtua
bahwa keluarga dengan atopi akan berisiko memiliki anak alergi juga.

2. Anak lelaki usia 5 tahun, berat badan 16 kg, mengalami batuk dan demam sejak 1
minggu yll, ayah pasien meninggal 2 minggu yll karena Covid-19. Saat ini anak
dibawa ke IGD dengan sesak napas gasping.
a. Tampak gambaran EKG irama sinus takikardia, sebutkan diagnosis gambaran
EKG!
b. Lakukan resusitasi awal pada pasien?
c. Tindakan apa yang anda lakukan untuk pengobatan jantungnya?
Jawab :
a. Pulseless Electrical Activity (PEA) karena nadi carotis tidak teraba apapun irama
EKGnya
b. Setting IGD Anak dengan PDP-Covid 🡪 gunakan APD level 3
Cek kesadaran dengan metode AVPU 🡪 pasien tidak sadar aktifkan tim code blue
Bebaskan jalan napas dengan Head Tilt, Chin Lift 🡪 pasang plastik pada area
kepala leher atau gunakan box aerosol, jangan lakukan Look-Listen-Feel inspeksi
saja pengembangan dada gunakan stetoskop melihat simetris tidaknya 🡪 ada napas
gasping
Cek raba nadi karotis 🡪 tidak teraba nadi, maka lakukan high quality CPR 15: 2
dengan 1 penolong sebanyak 10 siklus atau selama 2 menit , BVM pasang hepa-
filter lekatkan sungkup dengan teknik 2 tangan membentuk huruf V dan penolong
lain memberi bagging lalu dievaluasi raba nadi karotis kembali 🡪 tidak teraba nadi
Pasang akses intravena perifer 2 kali percobaan bila gagal pasang akses
intraosseus 🡪 berikan obat Epinefrin 0.1mg/kgbb 1: 10.000 secara bolus intravena
Lanjutkan CPR kembali evaluasi pasang monitor EKG
c. Berikan bolus epinefrin 0.1mg/kgbb 1: 10.000 secara intravena

3. Seorang anak lelaki usia 4 tahun tampak pucat selama 2 minggu ini, dalam terapi
OAT 2 bulan terakhir karena TB paru. Berat badan saat ini 14 kg, hasil laboratorium
Hb 6.5mg/dl. Gambaran hapusan darah tepi hipokromik mikrositik. Panel besi SI 21
(turun), Ferritin 116 (naik), TIBC 228 (Normal).
A. Apa diagnosis pasien?
B. Berikan tatalaksana pada pasien ini?
C. Bagaimana pemantauan pasien ini di puskesmas?
Jawab :
A. Anemia mikrositik hipokromik ec defisiensi Fe dd penyakit kronis, TB paru
dalam pengobatan OAT fase intensif bulan ke-2, Gizi kurang
B. Oksigenasi nasal kanul 2lpm
Pasang infus berikan nutrisi cairan rumatan Darrow dengan D5 ¼ NS
Transfusi dengan PRC target Hb 12 mg/dl (12-6.5 x 4 x14 = 308 ml), diberikan
bertahap mulai dari 10ml/kgbb dalam 2-3 jam dilanjutkan sampai target Hb
dalam 4-6jam kemudian, pantau adanya reaksi transfusi
Sulfas Ferosus (4mg/kgbb = 60mg) diberikan 1 tablet /hari po atau sirup 4x 5ml
C. Kontrol per bulan untuk melanjutkan OAT, pantau kenaikan BB, pantau reaksi
obat dan komplians dengan melibatkan kader kesehatan setempat. Evaluasi ulang
status besi sebulan kemudian bila perbaikan lanjutkan terapi hingga 2-3 bulan,
evaluasi ulang status besi jika sudah selesai pengobatan TB, contact tracing
anggota keluarga serumah.

4. Anak 3 tahun berat badan 12 kg mengalami kebiruan sejak usia 3 bulan dan sekarang
diare baru 3 kali seharian ini. Ada demam ringan dan batuk pilek. Saat di IGD pasien
tampak rewel, tiba-tiba biru dan napas tampak tersengal-sengal. (gambar rontgen
boot-shaped) Sebutkan :
a. Apa diagnosis pasien?
b. Sebutkan tatalaksana kegawatan!
Jawab :
a. Cyanotic spell pada Tetralogy of Fallot
Diare akut tanpa dehidrasi
b. Evaluasi Airway, Breathing, Circulation
Oksigenasi nasal kanul 2-4 lpm
Pasang akses intravena
Knee-chest position
Injeksi Morphine 0.1-0.2 mg/kgbb intramuskular dapat diulang setiap 15 menit
Injeksi Propanolol 0,01-0,25 mg/kgBB intravena lanjut rumatan 2-4mg/kgbb/hari
peroral
Injeksi Natrium Bicarbonat 1 meq/kgbb drip intravena diencerkan dengan D5
Injeksi Norepinefrin (0.05-0.1mcg/kgbb/menit) diencerkan dengan NaCl 0.9%
intravena
Pantau dehidrasi, oralit 10ml/kgbb setiap diare bila tidak bisa masuk berikan
cairan isotonis intravena
Zinc 20mg/hari peroral selama 10-14 hari

5. (Video pemeriksaan neurologis anak CP) Anak lelaki 2 tahun belum bisa duduk, belum
bisa berjalan, terdapat gangguan bahasa reseptif.
a. Interpretasi pemeriksaan!
b. Diagnosis pasien?
c. Tatalaksana komprehensif!
d. Penyakit komorbid yang mungkin terjadi?
Jawab :
a. Head lag (+), vertical dan horizontal suspension test (-), Tonus otot spastis, Reflex
parachute (-)
b. Cerebral Palsy tipe spastis diplegia
c. Konsul pemeriksaan mata, telinga, MRI, USG kepala mencari etiologi, Nutrisi
adekuat sesuai RDA bila mungkin menggunakan NGT, melengkapi imunisasi
termasuk PCV dan Influenza, Rehabilitasi dan fisioterapi, Terapi antispastik
dengan lioresal 0.75mg/kgbb/hari terbagi dalam 2-3 dosis, edukasi family support
d. Gangguan kognitif, gangguan pendengaran, GERD, pneumonia aspirasi

6. Seorang bayi perempuan 10 minggu, berat badan 3000gram, panjang badan 50cm,
lingkar kepala 34 cm. Anak riwayat lahir prematur 34 minggu, berat lahir 2000gram,
setelah lahir bayi dirawat 1 bulan di RS dan pulang dengan berat badan 1900gram.
Bayi dianjurkan minum ASI dengan suplementasi HMF 8x 60ml tetapi saat ini dia
hanya mengonsumsi ASI saja. Bayi tampak aktif dan menyusu dengan kuat. Buatlah
asuhan nutrisi pediatri!
Status gizi 🡪 anamnesis intake adekuat secara kualitas dan kuantitas
Gunakan kurva WHO usia koreksi 4 minggu :
BB/U : underweight
TB/U : normoheight
BB/PB : gizi baik
Kenaikan berat badan 38 minggu ~ 1900 gram 🡪 44 minggu ~ 3000 gram dalam 6
minggu target kenaikan berat badan 1125-1550 gram. Pasien tergolong at risk failure
to thrive sehingga membutuhkan nutrisi catch-up
Rute nutrisi : oral enteral feeding
Kebutuhan kalori : 108 x 3.4kg = 367 kkal/hari
Kebutuhan cairan : 340 ml/hari (Darrow)
Tipe nutrisi : Infantrini 8 x 45 ml (1.5 sendok takar dengan air 45 ml)
Evaluasi : Akseptabilitas (sisa susu yang dihabiskan), Toleransi (muntah, diare),
Efektifitas (kenaikan berat badan 750-900gram/bulan)

7. Anak usia 4 bulan baru mendapat imunisasi saat baru lahir saja. Ayah pasien
terdiagnosis TB dengan BTA positif sejak 2 bulan yang lalu. Berat badan anak saat ini
6 kg, tampak sehat dan aktif. Ibu pasien membawa anak tersebut untuk catch-up
imunisasi. Sebelumnya imunisasi tertunda karena takut keluar rumah saat pandemic
Covid-19.
a. Rencanakan imunisasi yang akan diberikan saat ini? (Nama, dosis, cara
penyuntikan)
b. Pemeriksaan penunjang apa yang akan anda lakukan?
c. Apa medikamentosa yang anda berikan?
d. Apa saja yang perlu anda catat di buku imunisasi anak tersebut?
Jawab :
a. DPT-Hep B-HiB / Pentabio 1 dosis 0.5 ml secara intramuskular di 1/3
anterolateral paha kiri, OPV1 sebanyak 2 tetes per oral
b. Tes Mantoux, rontgen thorax AP
c. Paracetamol 10mg/kgbb bila demam t> 37.5°C, Isoniazid 10mg/kgbb/hari
selama 6 bulan (profilaksis)
d. Nama vaksin, no. batch, tgl kadaluarsa, lokasi penyuntikan, cara penyuntikan,
dosis obat, nama dokter, tanggal vaksin berikutnya.

8. Rencana persalinan pervaginam usia kehamilan 34 minggu dengan taksiran berat janin
1400 gram, ibu PEB KPD, belum diberikan obat pematangan paru. Ibu pasien
merupakan PDP-Covid. Bayi lahir merintih, retraksi, laju jantung 110 kali/menit.
Peragakan resusitasi neonatus 1 menit awal sampai selesai!

9. Video anak sedang tidur tampak retraksi


subcostal, suprasternal dan terdengar
stridor) Pasien bernama Michael usia 4
tahun berat badan 15 kg tinggal di
lingkungan bebas Covid. Pasien
mengalami sesak napas sejak 2 jam
sebelum MRS, kakak dan adik pasien
ada riwayat batuk pilek sebelumnya.
Hasil laboratorium leukosit 5.600/ul,
lain-lain dalam batas normal.
a. Apa diagnosis pasien?
b. Bagaimana tatalaksana pasien?
Jawab :
a. Sindrom croup derajat sedang/berat
b. Rawat inap, oksigenasi support
dengan nasal kanul 2-4 lpm, rontgen
thorax lateral untuk melihat steeple
sign, inhalasi rasemik Epinefrin
dosis 0.1mg/kgbb 1:1000, Injeksi
Dexamethason
0.15-0.3mg/kgbb/kali sebanyak 3
dosis/hari intravena, bila tidak ada
perbaikan pertimbangkan pemberian
inhalasi Budesonid 2mg (1respul)
selama 15-20 menit.

SEPTEMBER 2020

1. Anda mendapat rujukan dari RS lain sudah terintubasi, HR 46 kali/menit, tidak sadar.
SiO2 84%.
Basic Life Support/ Advanced Life Support 
N Jawaban 
o.
1. SAFE approach 
▪ Shout for help 🡪 aktifkan system emergensi
▪ Approach with care  (lihat setting tempat, pada kasus ini pasien sudah ada gambaran EKG,
harusnya sudah terpasang monitor)
▪ Free from danger 
▪ Evaluate ABC 
 Hasil evaluasi: Aman 
2. Airway 
▪ Cek respons penderita (AVPU) 
▪ Head tilt, chin liftorjaw thrust 
Hasil evaluasi: Tidak tampak obstruksi  
3. Breathing 
▪ Cek DOPE dengan 5 bantuan nafas inisial 
Hasil evaluasi: tidak ada pengembangan dinding dada, tidak terdengan suara napas pada paru
kanan dan kiri
4. Circulation : Cek denyut nadi (a.karotis) 🡪 Tidak ada Denyut
▪ Kompresi dada (15:2) High quality CPR 
▪ Press hard (1/3 to ½ anteroposterior diameter of chest and fast
▪ At least 100/minute on the backboard base
▪ Full recoil
▪ Minimal interruption
5 Setelah dilakukan kompresi dada 10 siklus. Lakukan Evaluasi. 1
Hasil evaluasi: denyut nadi teraba dan anak masih apnea
7. Intubasi (Harus memenuhi syarat dilakukan intubasi) 3
▪ Siapkan alat  
▪ Pemilihan ukuran ETT (usia/4 +4) / Jenis ETT (cuff atau non cuff)/ ukuran dan jenis  
bilah laringoskop (Miller? Macintosh?) 
▪ Posisikan kepala (head tilt chin lift)
▪ Pasang pulse oxymetri dan monitor
▪ Preoksigenasi sampai target saturasi 92-95%
▪ Premedikasi jika perlu
▪ Singkirkan lidah dengan laringoskop dari kanan ke kiri
▪ Visualisasi pita suara dengan laringoskop 
▪ Kedalaman ETT (usia/2 +12) 
▪ Cek pasca pemasangan (auskultasi, pengembangan dada) 
▪ Fiksasi 
▪ Evaluasi nadi
▪ Hasil evaluasi: denyut nadi teraba. Dilakukan perawatan pasca-resusitasi 

2. Ana, perempuan, 5 bulan, BB 20 kg, datang ke IGD dengan demam tinggi sejak 3
hari, disertai banyak koreng di seluruh tubuh. Pasien somnolen, FN 150 x/menit,
reguler, isi cukup, demam 39o C, TD 100/70 mmhg.
Pemeriksaan jantung dan paru dalam batas normal, abdomen terdapat hepatomegali
dan pada kulit terdapat lesi multipel di seluruh tubuh seperti krusta dan ekskoriasi.
Laboratorium Hb 9 g/dL, leukosit 35.000/uL, trombosit 100.000/uL. Pasien dirawat
dan diberikan antibiotik ampicilin sulbactam 100 mg/6 jam, pada hari ketiga
perawatan masih didapatkan demam dan didapatkan hasil kultur darah adalah sebagai
berikut (lampiran)

Lampiran (respons 3)
Lab hari ke 2-3
Hemoglobin 10 g/dl
Leukosit 24.800/uL
Hitung jenis -/-/2/80/12/6
CRP 300 mg/dl
Trombosit 60.000/uL
Akan dilakukan lumbal pungsi belum dilakukan
Kultur urine : tidak tumbuh kuman
Kultur darah : Mikroorganisme : Staphylococcus aureus (Botol 1 dan 2)
Ampicilin R
Vancomicin S
Cafazolin R
Cefotaxim R
Levofloxacin S
Tygecyclin S
Clindamicin S
Erithromicin R
Gentamicin S
Oxacylline R
Penicilin G R
Rifampin R
Trimethoprim/ Sulfametoxazole R
Tugas:
a. Tuliskan diagnosis pasien ini
b. Tuliskan interpretasi hasil kultur darah dan sensitivitasnya
c. Tuliskan terapi antibiotik pilihan pertama yang akan diberikan beserta rute,
durasi/lama pemberian, dosis, dan frekuensi.
Jawaban : (UNDIP)
a. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (S4), Sepsis (MRSA) Methicillin-resistant
Staphylococcus aureus
b. Inj. Vancomycin intravena 7-14 hari, dosis 30 mg/kgbb bolus iv kemudian 15-20 mh/kg /
8 jam (severe infection)
c. jawabanku : karena saat ini kondisi pasien sepsis, antibiotika hanya dapat diberikan
secara intravena)
Dr. Hapsari said : Jika Hasil antibiogram à Cefoxitin (+) maka termasuk MRSA pilihan
AB nya adalah à Vancomycin. Jika Cefoxitin (-), maka bukan MRSA, sehingga bisa
memilih AB spektrum sempit untukgram pos, kecuali Cefazolin ( tdk dipebolehkan krn
sbg terapi profilaksi utk pasien bedah).
UNS
a. Diagnosis : Sepsis ec Staphylococcus aureus
Dasar diagnosis :
- Demam (suhu inti >38,5°C atau suhu aksila >37,9°C) atau hipotermia
(suhu inti <36°C).
- Takikardia: rerata denyut jantung di atas normal sesuai usia tanpa
adanya stimulus eksternal, obat kronis, atau nyeri; atau peningkatan
denyut jantung yang tidak dapat dijelaskan lebih dari 0,5 sampai 4 jam
- Bradikardia (pada anak <1 tahun): rerata denyut jantung di bawah
normal sesuai usia tanpa adanya stimulus vagal eksternal, beta-blocker,
atau penyakit jantung kongenital; atau penurunan denyut jantung yang
tidak dapat dijelaskan selama lebih dari 0,5 jam
- Takipneu: rerata frekuensi nafas di atas normal
b. Interpretasi hasil kultur:
- MRSA
- Bakteri: Staphylococcus Aureus
- Sensitif terhadap :
a. Vancomicin
b. Levofloxacin
c. Tygecyclin
d. Clindamicin
e. Gentamicin
c. Obat pilihan : Vancomycin (40mg/kg/hari) tiap 6-8 jam
Lama antibiotik definitif hingga perbaikan klinis atau perbaikan kultur evaluasi

3. Aldo, anak laki-laki, berusia 2 tahun tampak mikrosefal, lahir dengan riwayat asfiksia berat
dibawa ke poliklinik anak dengan keluhan belum dapat duduk sendiri, berdiri maupun
berjalan.
Salah satu pemeriksaan neurologi menunjukkan hasil seperti pada video di bawah ini
INSTRUKSI
a. Tuliskan nama dan hasil observasi serta pemeriksaan neurologi pada video A
b. Tuliskan nama dan hasil observasi serta pemeriksaan neurologi pada video B
c. Tuliskan intrepretasi hasil pemeriksaan neurologi pada kedua video tersebut
d. Tuliskan diagnosis kerja yang paling mungkin pada kasus ini
Jawaban :
a. Pemeriksaan reflek fisiologis patella

Interpretasi :
0 : tidak berespon
+1 : agak menurun, di bawah normal
+2 : normal; rata-rata/umum
+3 : lebih cepat dibanding normal; masih fisologis (tidak perlu dianalisis & tindak lanjut)
+4 : hiperaktif sangat cepat, biasanya disertai dengan klonus, dan sering mengindikasikan
adanya suatu penyakit
b. Pemeriksaan klonus kaki
Klonus kaki positif jika timbul kontraksi
secara berulang dari m. gastrocnemius
c. Interpretasi : hipereflek dan klonus +
d. Palsi Serebral

4. Ardi, laki-laki, 2 tahun dibawa kepada anda karena dikatakan mengalami masalah
pertumbuhan oleh bidan. Perhatikan grafik WHO terlampir!
SOAL
a. Apakah Ardi mengalami masalah pertumbuhan? Tuliskan jawaban Anda beserta
alasannya
b. Tentukan status gizi Ardi saat ini berdasarkan keempat indeks antropometri terlampir
c. Tuliskan rerata kenaikan berat badan per bulan yang baik untuk anak seusia Ardi
Lampiran
Usia BB TB IMT
1 thn 13 77 21.9
18 bulan 15.3 85 21.1
2 tahun 16 91 19.3
Jawaban:
a. Anak tidak mengalami masalah pertumbuhan  obesitas mengalami WHO, 2020
obesitas tidak merupakan masalah pertumbuhan, namun dapat menyebabkan masalah
kesehatan.
Berdasarkan IMT/U:
- Saat usia 1 tahun 🡪 obesitas
- Saat usia 18 bulan 🡪 obesitas
- Saat usia 2 tahun 🡪 gizi lebih
Dasar diagnosis :

b. Status antropometri:
BB/U 🡪 +2 SD < BB/U < +3 SD 🡪 overweight
TB/U 🡪 +1 SD < TB/U < +2 SD 🡪 normoheight
BB/TB 🡪 +2 SD < BB/TB < +3 SD 🡪 gizi lebih (overweight)
c. Berdasarkan Nelson:
Trimester 1 (1-3mo) 750-900g/mo
Trimester 2 (4-6mo) 600g/mo
Trimester 3 (7-9mo) 450g/mo
Trimester 4 (10-12mo) 200-300g/mo
>1tahun 2 kg/tahun
DESEMBER 2020

PROCEDURE
1. Mimi usia 8 tahun kelas 2 SD datang untuk imunisasi dengan ibu. Mimi sudah
mendapat imunisasi lengkap sampai dengan kelas 1 SD. Saat program BIAS,
Mimi sakit suspek COVID sehingga belum dapat imunisasi.
a. Imunisasi apa yang harus diberikan saat ini ?
b. Peragakan imunisasi nya
c. Tulis pencatatan pada buku rekam medis saat imunisasi?
Jawab :
a. Imunisasi Td. Penyintas Covid boleh divaksinasi setelah 1 bulan, dan 3 bulan dinyatakan
sembuh, tergantung derajat keparahan penyakit
b. Secara IM lengan kiri
c. Tulis tanggal penyuntikan, jenis vaksin, lokasi penyuntikan, no batch, identitas penyuntik
dan pasien

2. Anda sebagai dokter jaga UGD, Anak usia 8 thn dengan CKD grade IV, Saat
datang ke IGD tiba tiba anak henti napas dan henti jantung.
Gambaran EKG

INTRUKSI
Lakukan langkah tatalaksana pada pasien ini!

3. Ibu usia 28 tahun G2P1A0 dengan gestasi 38 minggu TBJ 3500 gram. Janin
tunggal. Ketuban sudah pecah warna hijau. Penyulit lain tidak ada. Lakukan
resusitasi pada bayi.
Saat bayi lahir tidak menangis tidak ada tonus otot. Stlh HAIKAN, bayi tidak ada
nafas HR 70 x/mnt -- > VTP (SRIBT🡪 dada mengembang) diberikan VTP efektif 30
detik kemudian nilai ulang. Nafas ada namun retraksi, HR 110 x/mnt, SPO2 80% 🡪
CPAP naikkan PEEP dan FiO2 🡪 30 detik
🡪 evaluasi 🡪 Nafas ada, tidak ada retraksi, SpO2 88% 🡪masuk STABLE.
HAKSA (hangatkan, atur posisi, keringkan, stimulasi, atur posisi)  isap lendir?

RESPONSI
1. Bayi wati, perempuan usia 2 bulan, lahir cukup bulan, berat lahir 2500 gram,
panjang badan 48 cm. Wati diasuh oleh nenek karena ibu meninggal dunia akibat
TB/HIV saat pasien berusia 2 minggu. Ibu sempat merawat pasien. Saat ini wati
mendapat susu formula 60 ml tiap 2 atau 3 jam.
Pemeriksaan fisis. Tampak rewel, terlihat kurus, tanda vital baik, refleks isap baik.
Sistem organ lain tak terdapat kelainan, BB= 2,7kg, PB= 50 cm, LK 36 cm.
INTRUKSI
a. Tuliskan apakah anda setuju bahwa wati termasuk gizi buruk atau stunting?
Jelaskan!
b. Tuliskan rencana pemberian nutrisi untuk wati saat ini!
c. Tuliskan langkah pemeriksaan penunjang untuk penegakan diagnosis pada Wati!
d. Terlepas dari kasus ini. Tuliskan berbagai kondisi ibu yang membuat bayi
tidak diberi ASI (sementara maupun permanen)!
Jawab :
a. BBL 2500 gram, hanya naik 200 gram selama 2 bulan (harusnya 2x750 =
1500 gram)  weight faltering
2 bulan, 2,7 kg, 50 cm
BB/U <-3 SD
PB/U < -3 SD
BB/TB <-3 SD
Severely underweight, severely stunted, gizi buruk
b. Kebutuhan kalori = 80-100 x 2,7 kg = 216-270 kkal/hari = 300 kkal/hari
Kebutuhan cairan = 130 x 2,7 = 351 ml/hari
Jalur pemberian : oral
Tatalaksana gizi buruk fase stabilisasi karena usia <6 bulan(rawat inap)
F100 yang diencerkan 12x35 ml
Vit A 50.000 IU SD
Asam folat 2,5 mg SD
Atasi infeksi  berikan profilaksis HIV dengan cotrimoxazole dosis 4-6 mg
TMP/kgBB, 1x/hari setiap hari sediaan sirup 40 mg tiap 5 ml, tablet 80 mg (TMP),
tablet 160 mg (TMP)
10 tatalaksana gizi buruk (GTD, eliminasi singkatannya)
d. Tuliskan langkah pemeriksaan penunjang untuk penegakan diagnosis pada Wati!
Usia 6 minggu  cek PCR RNA HIV setelah selesai profilaksis dgn zidovudine
Jika tidak mampu, mulai profilaksis cotrimoxazole
Cek antibody HIV usia 9 bulan  ulang di usia 18 bulan
Jika hasil (-)  cek lagi usia 18 bulan, jika hasil (-)  bayi tidak terinfeksi HIV.
Jika hasil (+), maka bayi tampak sakit  mulai ARV (terinfeksi HIV).
Jika bayi sehat  tidak terinfeksi  ulang cek antibody saat bayi usia 18 bulan/ 6
minggu berhenti ASI
e. Terlepas dari kasus ini. Tuliskan berbagai kondisi ibu yang membuat bayi
tidak diberi ASI (sementara maupun permanen)!
KI absolut : galaktosemia
KI relative : ibu mengkonsumsi obat-obatan antipsikotik, narkotik; adanya
herpes simpleks virus pada daerah payudara, ibu menderita varicella, ibu yang
terkena HIV
Jika diberikan susu formula, maka harus memenuhi kriteria AFASS
(acceptable, feasible, affordable, sustainable, safe)

2. Dino, laki-laki, usia 18 bulan datang dengan keluhan timbul bintik-bintik kemerahan
di wajah sejak kemarin sore, tanpa demam. Aktivitas makan dan minum biasa.
Kompos mentis, BB 15 kg, TB 86 cm. Tanda vital normal, tidak sesak nafas,
konjunctiva pucat. Pemeriksaan fisis lain tidak didapatkan kelainan kecuali pada
wajah dan kedua ekstremitas inferior didapatkan petechiae cukup banyak. Hasil lab
Hb 9,1 gr/dL (12-14), Ht 27,3 (35-45), Eritrosit 4,5 x 10 6 (3,8-5,2), MCV 74 fl (80-
100), MCH 23 pg (26-34), MCHC 29 gr/dL (32-36), Trombosit 9000 /uL (150000-
400000), Leukosit 11200 /uL (4000-10000). Hitung jenis: Basofil 0,6 (0-1%),
Eosinofil 1 (2-4%), Band 2,4 (5- 10%) neutrofil 68 (50-70), Limfosit 27 (25-49%,

Monosit 0,7 (2-8%)

a. Tuliskan anamnesis yang perlu ditanyakan untuk penegakan diagnosis!


b. Tuliskan diagnosis kerja?
c. Tatalaksana pada pasien?
Jawab :
a. Anamnesis etiologi ITP:
▪ Mencari penyebab infeksi virus, atau bakteri (infeksi saluran napas atas, saluran cerna).
▪ Mencari informasi apakah pasien baru melakukan vaksinasi rubella, rubeola, varisela,
atau setelah vaksinasi dengan virus hidup.
▪ Obat-obatan, misalnya heparin, sulfonamid, kuinidin/kuinin, aspirin dapat memicu
terjadinya kekambuhan. Obat yang mengandung salisilat dapat meningkatkan risiko
timbulnya perdarahan.
▪ Riwayat perdarahan spontan berulang, riwayat penyakit keluarga (hemofili?)
b. Immune Thrombocytopenia Purpura
c. Tatalaksana
Umum
▪ Rawat inap jika diperlukan
▪ Menjaga airway tetap paten
▪ Oksigenasi jika diperlukan
▪ Cairan dan nutrisi adekuat
Khusus
▪ Pengobatan dengan kortikosteroid diberikan bila:
✔ Perdarahan mukosa dengan jumlah trombosit <20.000/ µL
✔ Perdarahan ringan dengan jumlah trombosit <10.000/ µL
✔ Steroid yang biasa digunakan ialah prednison, dosis 1-2 mg/kgBB/hari, dievaluasi
setelah pengobatan 1-2 minggu. Bila responsif, dosis diturunkan pelahan-lahan
sampai kadar trombosit stabil atau dipertahankan sekitar 30.000 - 50.000/µL.
✔ Prednison dapat juga diberikan dengan dosis tinggi yaitu 4 mg/kgBB/hari selama
4 hari. Bila tidak respons, pengobatan yang diberikan hanya suportif.
✔ Pengembalian kadar trombosit akan terjadi perlahan-lahan dalam waktu 2-4
minggu dan paling lama 6 bulan.
✔ Pada ITP dengan kadar trombosit >30.000/µL dan tidak memiliki keluhan
umumnya tidak akan diberikan terapi, hanya diobservasi saja.
▪ Transfusi trombosit dilakukan bila :
✔ Jumlah trombosit <20.000/ µL dengan perdarahan mukosa berulang (epistaksis),
perdarahan Retina, perdarahan berat (epistaksis yang memerlukan tampon,
hematuria, perdarahan organ dalam)
✔ Jumlah trombosit < 50.000/ul** Kecurigaan/pasti perdarahan intra kranial
✔ Menjalani operasi, dengan jumlah trombosit <150.000/ µL.
** Bila trombosit > 50.000/ul disamping pemberian trombosit pikirkan penyebab lain
(gangguan faktor koagulasi).

3. Anak perempuan 5 tahun keluhan berjalan tidak seperti biasanya (lihat video)
mendadak sejak 1 minggu sebelum ke rumah sakit, kejang fokal klonik 3x dalam
seminggu 1-2 x perhari, interval 1- 2 hari, lama 2-3 menit, selama dan sesudah kejang
anak sadar, tidak demam, perkembangan sebelumnya normal, tidak ada keluhan lain,
demam (-), riwayat trauma kepala (-), sakit kepala (-), muntah (-), penurunan
kesadaran (-), pemeriksaan fisis anak sadar, komunikasi baik, tidak terdapat paresis
saraf kranial, terdapat peningkatan refleks fisiologis dan hipertonus ringan pada
ekstremitas kanan, rekleks babinsky kanan positif.
INSTRUKSI
1. Tuliskan kelainan apa yang tampak pada video ?
Kelemahan pada satu sisi ekstremitas kontralateral dari focal seizure
Dapat bermanifestasi afasia, gangguan kesadaran, numbness, agitasi, gangguan
penglihatan
2. 3 diagnosis banding yang paling mungkin?
Todd paralysis dd/ stroke infark; tumor intrakranial
Todd paralysis adalah sindrom yang berhubungan dengan kelemahan atau paralisis
baik sebagian (fokal) atau seluruh (komplit) bagian tubuh yang terjadi setelah kejang.
Terjadi akibat hipoksia post seizure. Sering nya terjadi pada satu sisi tubuh.
3. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan?
EEG
MRI

4. Ira, perempuan usia 3 bulan, berat badan 5 kg dibawa ke IGD dengan keluhan sesak
memberat sejak 2 jam sebelumnya, sejak usia 1 bulan nafas berbunyi keras saat
menarik nafas, tidak ada demam dan batuk, menetek sering gelagapan karena nafas
berbunyi, 2 jam sebelum dibawa ke IGD, pasien tampak sesak setelah menetek tidak
ada demam dan batuk sebelumnya.

VIDEO:
INTRUKSI:
a. Tuliskan diagnosis kerja pasien?
b. Tuliskan tatalaksana pasien secara lengkap?
Jawab :
a. Diagnosis : Pneumonia aspirasi, tersangka laringomalasia
b. Tatalaksana :
Tatalaksana umum :
● Pastikan patensi jalan napas : atur posisi nyaman, suction jika perlu, pasang NGT,
pertimbangkan intubasi jika terindikasi
● Berikan oksigenasi adekuat, jika terindikasi pertimbangkan alat bantu napas/ventilasi
mekanis
● pastikan sirkulasi baik, tatalaksana syok jika didapatkan tanda syok
● berikan dukungan nutrisi serta cairan adekuat, jika sesak berat puasakan
pertimbangakn pemberian nutrisi parenteral
● berikan obat-obatan supportif : paracetamol, sedasi jika terindikasi
Tatalaksana khusus :
berikan antibiotik spektrum luas ampisilin (50 mg/kg/6 jam) dan gentamisin
(7.5mg/kg/24 jam)
lakukan kultur sputum 🡪 sesuaikan antibiotic
Edukasi keluarga
● Tidur miring ke salah satu sisi,
● Untuk mencegah aspirasi ketika makan dan minum dianjurkan untuk pada posisi
setengah duduk dan dilakukan sedikit demi sedikit
● Fisioterapi
● Evaluasi airway (fiber laringoskopi) tindakan operatif akan diambil jika ada indikasi
● Jika didapatkan tanda gawat napas seperti kebiruan dan atau ada sesak nafas segera
ke rumah sakit

5. Ina, perempuan usia 1 tahun 9 bulan datang ke poli dengan demam dan sesak nafas,
disertai BAB cair 5 x sehari, konsistensi lembek tanpa lendir dan darah, saat ini pasien
malas minum, pasien sering diasuh oleh nenek yang tinggal serumah. Nenek sakit
demam dan sesak juga sedang dibawa ke poli penyakit dalam untuk dlakukan
pemeriksaan. Pemeriksaan fisik: kompos mentis, tidak sianosis, nadi 130x/menit, RR
66x/menit, suhu 38,5oC, SpO2 88% (udara kamar), kelopak mata tidak cekung, mukosa
bibir dan lidah masih basah, tampak nasal flare, retraksi costae (+), dan terdengar
cracles (+), abdomen datar, lembut, turgor kembali dengan cepat, bising usus
meningkat.
Pemeriksaan penunjang: Hb 9,3 gr/dL, Ht 32,6 %, leukosit 3300/mm3, trombosit
329.000/ mm3, hitung jenis basofil/eosinofil/netrofil batang/neutrofil segmen/ limfosit/
monosit (%) : 0/0/10/72/8/10.
Gambar Thorax:
INTRUKSI:
a. Tuliskan diagnosis kerja secara lengkap dan klasifikasi penyakit menurut IDAI?
b. Tuliskan rencana pemeriksaan untuk mengkonfirmasi etiologi?
c. Tuliskan nama syndrome paska infeksi? Dan 3 manifestasi yang menyokong
sindroma tersebut?
Jawab :
a. Suspek Covid 19 derajat berat, Pneumonia ec viral dd bacterial
b. Swab PCR SARS Cov-2, swab antigen
c. Multisystem inflammatory syndrome in children (MISC)
Kriteria MISC :
Anak dan remaja 0-19 tahun yang mengalami demam  3 hari DAN disertai dua dari:
a) Ruam atau konjungtivitis bilateral non purulenta atau tanda inflamasi mukokutaneus pada
mulut, tangan dan kaki b) Hipotensi atau syok
c) Gambaran disfungsi miokardium, perikarditis, vaskulitis, abnormalitas koroner (terdiri atas
kelainan pada ekokardiografi, peningkatan Troponin/NT-proBNP)
d) Bukti adanya koagulopati (dengan peningkatan PT, APTT, D-dimer)
e) Gejala gastrointestinal akut (diare, muntah, atau nyeri perut) DAN Peningkatan marker
inflamasi seperti LED, CRP atau procalcitonin DAN Tidak ada penyebab keterlibatan
etiologi bakteri yang menyebabkan inflamasi meliputi sepsis bakteri, sindrom syok karena
Stafilokokkus atau Streptokokkus DAN Terdapat bukti COVID-19 (berupa RT-PCR, positif tes
antigen atau positif serologi) atau kemungkinan besar kontak dengan pasien COVID-19

6. Seorang anak perempuan usia 12 tahun datang dengan keluhan lemas, demam tinggi,
mengeluh nyeri dan bengkak pada kedua sendi lutut. Ada foto wajah anak perempuan
dengan butterfly rash / malar rash. Hasil Lab Hb 8.1 Leukosit 4000 Tr 80000, Urinalisa:
Protein +++
a. Diagnosis
b. Pemeriksaan penunjang
c. Tatalaksana
Jawab :
a. Lupus Eritematosus Sistemik
Kriteria diagnosis SLE menurut American College of Rheumatology (ACR) 2012. Empat dari 11
kriteria positif menunjukkan 96 % sensitivitas dan 96 % spesifisitas.
▪ Serositis (efusi pleura, pericarditis) ▪ Antibodi Antinuklear (ANA)
▪ Ulserasi oral (tidak nyeri) positif
▪ Artritis ▪ Kelainan imunologis (anti ds-
▪ Fotosensitivitas DNA positif, anti Sm +)
▪ Kelainan hematologi (anemia, limfopenia, ▪ Kelainan neurologis (kejang,
trombositopenia) psikosis)
▪ Kelainan ginjal (proteinuria >= 2, cellular cast +) ▪ Lesi malar (butterfly rash)
▪ Lesi kulit discoid

b. ANA profile, urinalisa, Ur/Cr, Coomb’s test, retikulosit,


Ro thorax, bilirubine indirek, LDH, echocardiografi

c. Tatalaksana:
Umum :
 Rawat inap
 Nutrisi dan cairan adekuat
 Diet mengandung cukup kalsium, rendah lemak, rendah garam
 Aktifitas normal, olahraga diperlukan untuk mempertahankan densitas tulang dan berat
badan normal.
 Hindari paparan sinar UV langsung
 Imunisasi khususnya pneumococcus (u/ pasien), varicella (u/ keluarganya supaya tidak
menulari pasien)
 Tatalaksana tepat jika ada infeksi
Khusus :
▪ NSAID untuk mengobati gejala fatigue, keluhan musculoskeletal dan serositis. Pilihannya
adalah Na Diklofenak 2-3 mg/kg/hari diberikan 2 kali sehari dengan dosis maksimal
200 mg/hari
▪ Antimalaria, digunakan untuk untuk lupus ringan dan sedang, dan juga diindikasikan pada
lupus berat dan mencegah flare. Obat yang diberikan Hidroksikloroquin sulfat dosis
awal 6-7 mg/kg/hari dan 1-2 dosis selama 2 bulan, dan diturunkan 5 mg/kg/hari
▪ Kortikosteroid
✔ Dosis rendah : Prednison < 0,5 mg/kg/hari selama minimal 4 minggu untuk mengatasi
gejala klinis seperti demam, dermatitis, efusi pleura.
✔ Dosis tinggi : Prednison 1-2 mg/kg/hari dibagi 3-4 dosis selama 3-6 minggu maksimal
80 mg/ hari untuk mengatasi krisis lupus, gejala nefritis, SSP dan anemia hemolitik
▪ Imunosupresan/ sitostatika, diberikan pada SLE dengan keterlibatan SSP, nefritis difus
dan membranosa, anemia hemolitik akut, dan kasus resisten kortikosteroid. Obat yang
diberikan Siklofosfamid IV 500-750 mg/m2/IV tiap bulan selama 6 bulan 🡪 tiap 3
bulan s/d 36 bulan
▪ Obat antihipertensi, Captopril (antiproteinuric agent) 0,3 mg/kg/8 jam max 25 mg/ 8
jam PO; Nifedipin 0,25-0,5 mg/kg/dosis dapat diulangi setiap 4-8 jam;
▪ Kalsium, <6 bulan : 360 mg/hari, 6-12 bulan : 540 mg/hari, 1-10 tahun 800 mg/hari, 11-
18 tahun 1200 mg/hari.

Anda mungkin juga menyukai