Dokter Pembimnbing :
dr. Abitmer Gultom Sp. OG
Belum menggunakan KB
Riwayat ANC
JANTUNG
•Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terlihat PARU
•Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba •Inspeksi : Dinding dada simetris, retraksi iga (-)
pada ICS V linea midclavicularis •Palpasi : Vokal fremitus simetris
sinistra
•Perkusi : sonor/sonor
•Perkusi : Batas jantung kanan dan kiri
dalam batas normal •Auskultasi : BND vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
•Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular,
murmur (-), gallop (-)
Objektif
ABDOMEN EKSTERMITAS
•Inspeksi. :Perut tampak membesar, Sikatrik (-) •Superior : Akral hangat, CRT <2 detik,
•Auskultasi : Bising usus sulit dinilai edema -/-
•Palpasi : nyeri tekan (-) •Inferior : Akral hangat, CRT <2 detik,
•Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-) edema -/-
Pemeriksaan Obstetrik (Pemeriksaan
Luar)
Inspeksi
• Mammae : Simetris kanan dan kiri, Pembesaran mammae (+/+) sesuai usia kehamilan, aereola
melebar hiperpigmentasi, inverted nipple (-/-), massa (-/-), ASI (+/+)
• Abdomen : Perut tampak membesar sesuai usia kehamilan, striae gravidarum (+), linea alba (-),
linea nigra (+), sikatriks (-)
• HIS : (-)
Pemeriksaan Obstetrik
(Pemeriksaan Dalam) → Vaginal Touche
Prognosis
Kehamilan : Bonam
Persalinan : dubia ad bonam
Planning
• Pro SC
Follow Up
Harian
FOLLOW UP (PH: 2) -19/05/2021
S 0 A P
S/ Pasien mengeluh O/ KU: Tampak sakit sedang A/ G2P1A0 a.i • IVFD I RL + 1
mulas-mulas sejak Kes: Compos mentis amp proterine
TD: 92/51 mmHg
Letak
pagi jam 2, keluhan N: 82x/ menit (reguler, isi cukup, kuat angkat) sungsang + 12 tpm
terasa tiap 5-10 RR: 20x/menit BSC 1x • Dexamethason
menit. Gerakan bayi S: 36,6C 2 amp bolus
aktif (+), keluar SpO2 : 99 % extra
lendir bercampur
darah (-), mual dan Kepala : normochepali • Ceftriaxon
Mata: KA -/- SI -/- 2x1gr IV
muntah (-), BAB dan Leher: tidak ada pembesaran KGB
BAK tidak ada Thorax: pulmo dan COR DBN • Pro SC, puasa
keluhan Abdomen:
I: perut tampak mendatar • Konsul
A: BU sulit dinilai anestesi
P: supel, nyeri tekan (-)
P: tidak dilakukan
Ekstremitas : akral hangat, crt < 2 detik, edema-/-/-/-
Status Puerpuralis
-Mammae : simetris, nyeri (-), massa (-), retraksi puting susu (-/-), asi (-/-)
minimal
- Abdomen: Linea nigra (+), linea alba (-), striae gravidarum (-), sikatrik (-),
- Genitalia : Flour (-), Fluksus (-), Jaringann (-)
Pemeriksaan Obstetrik
(Pemeriksaan Dalam)
Status Puerpuralis
-Mammae : simetris, nyeri (-), massa (-), retraksi puting susu (-/-), asi (+/+)
minimal
- Abdomen: Kontraksi uterus (+), tidak terlalu kuat, Fundus uteri teraba 2 jari
di bawah umbilicus, Luka operasi tertutup verban, darah yang merembes
keluar (-)
- Genitalia : flour (-), fluksus (-), lochea rubra (+) minimal
PEMERIKSAAN LABOLATORIUM
Status Puerpuralis
-Mammae : nyeri (-), massa (-), retraksi puting susu (-/-), simetris, asi (+/+) minimal
- Abdomen: Kontraksi Uterus (+), tidak terlalu kuat, Fundus uteri teraba 2 jari di bawah
umbilicus, Luka operasi tertutup verban, darah yang merembes keluar (+) sedikit
- Genitalia : flour (-), fluksus (-), lochea rubra (+) minimal
FOLLOW UP (PH: 3) - 20/05/2021
S 0 A P
O/ KU: Tampak sakit sedang MM/
S/ Nyeri pada perut bagian Kes: Compos mentis A/ P2A0 post Cefadroxil 3x1 gr (PO)
bawah di tempat luka bekas TD: 96/56 mmHg SCTP a.i Letak Asam Mefenamat 3x1
operasi berkurang dibanding N: 74x/ menit (reguler, isi cukup, kuat angkat) sungsang + BSC gr (PO)
sebelumnya. Pasien sudah RR: 20x/menit 1x + Inpartu kala Moloco 3x1 gr (PO)
bisa sudah bisa jalan sendiri. S: 36,5 derajat celcius I fase Aktif Inbion 1x1 (PO)
Perdaharan pervaginam (+) SpO2 : 99% Mobilisasi aktif
minimal, mual (-), muntah Diet biasa
(-), pasien Asi sudah keluar Kepala : normochepali Rencana GV
banyak (+/+) BAK (+) BAB Mata: KA -/- SI -/-
(-) .Flaktus (+). Leher: tidak ada pembesaran KGB
Thorax: pulmo dan COR DBN
Abdomen:
I: perut tampak mendatar
A: BU (+) 4x/menit
P: Timpani, Nyeri Ketok (+) , pada regio sekitar luka bekas operasi
P: supel, nyeri tekan (+) pada luka bekas operasi dan regio umbilicus
Status Puerpuralis
-Mammae : nyeri (-), massa (-), retraksi puting susu (-/-), simetris, asi (+/+) minimal
- Abdomen: Kontraksi Uterus (+), tidak terlalu kuat, Fundus uteri teraba 2 jari di bawah
umbilicus, Luka operasi tertutup verban, darah yang merembes keluar (+) sedikit
- Genitalia : flour (-), fluksus (-), lochea rubra (+) minimal
TINJAUAN PUSTAKA
LETAK SUNGSANG
DEFINISI
Frank breech (bokong murni) apabila Complete breech (bokong-kaki) Footling (presentasi kaki) apabila
bagian bawah janin adalah bokong apabila bagian bawah janin adalah bagian bawah janin adalah kaki atau
saja tanpa disertai lutut atau kaki. bokong lengkap disertai kedua paha paha. Bisa satu kaki atau kedua kaki,
Terjadi ketika kedua paha janin fleksi yang tertekuk atau kedua lutut bisa kaki dan paha atau kedua lutut.
dan ekstremitas bawah ekstensi. tertekuk (duduk dalam posisi
jongkok).
ETIOLOGI
DIAGNOSIS
Pemeriksaan luar
Di bagian bawah uterus tidak dapat diraba kepala janin,
kepala teraba di Fundus uteri. Kesan bokong janin teraba
bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala
• Pfannenstiel-Kerr
• Joel-Cohen
• Misgav-Ladach
• Modified Misgav-Ladach
Sectio Caesaria Klasik
•Dilakukan insisi pada korpus uteri sepanjang 10-12 cm dan insisi yang dibentuk adalah garis vertical
•Sectio Caesaria sudah jarang dipakai
•Indikasi :
•Kesulitan dalam membuka segmen bawah uterus
Contoh : Adhesi vesica urinaria dengan segmen bawah uterus, Leiomioma, Invasi kanker pada serviks, plasenta previa
dengan implantasi anterior
•Keadaan janin
Contoh : Letak janin melintang (khususnya ketika ketuban pecah dan bahu tertahan di jalan lahir)
Sectio Caesaria Klasik
•Keuntungan •Kerugian
1.Mengeluarkan janin lebih 1.Infeksi mudah menyebar
cepat secara intraabdominal
karena tidak ada
2.Tidak mengakibatkan
reperitonearisasi yang baik
komplikasi kandung kemih
2.Untuk persalinan
3.Sayatan bisa diperpanjang berikutnya lebih sering
proksimal atau distal terjadi ruptura uteri spontan
Sectio Caesaria Transperitoneal
Profunda
•Jenis pembedahan yang paling sering dilakukan
•Insisi pada segmen bawah uterus dengan melintang
selebar 10 cm dengan ujung kanan dan kiri agak
melengkung ke atas
Sectio Caesaria Transperitoneal
Profunda
Keuntungan
1.Penjahitan luka lebih mudah
2.Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik
3.Tumpang tindih dari peritoneal flat baik sekali untuk
menahan penyebaran isi uterus ke rongga periutoneum
4.Perdarahan kurang
5.Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptura uteri
spontan kurang atau lebih kecil.
Sectio Caesaria Transperitoneal
Profunda
Kerugian
1.Luka dapat melebar ke kiri, kanan, dan bawah,
sehingga dapat menyebabkan uterine putus dan
terjadi perdarahan hebat.
2.Keluhan pada kandung kemih postoperatif tinggi
Komplikasi Sectio Caesaria
•Post-partum hemorrhage (5 %)
•Sepsis : Luka operasi (6,8-9,7 %) dan Endometritis (3,9-18,4 %)
•Bladder injury (0,1 %)
•Ureter injury (0,4 %)
•Post-operative ileus
Risiko Ruptur Uterus Interdelivery
Setelah Sectio Caesaria
•Menurut penelitian ship et al ditemukan bahwa interval
interdelivery yang kurang dari 18 bulan meningkatkan
risiko ruptur uterus yang tinggi (OR= 3.0).
•Interval interdelivery antara 18 – 24 bulan (OR= 1.1) dan
Interval interdelivery > 24 bulan (OR= 1.0) memiliki risiko
yang hampir sama untuk menyebabkan rupture uterus,
namun lebih rendah dibandingkan interval < 18 bulan
Analisis
Kasus
Anamnesis
Kasus Teori
Pasien wanita hamil 9 bulan datang ke IGD RS UKI ● Perut terasa penuh di bagian atas
dengan keluhan nyeri perut sejak 1 hari SMRS. ● Gerakan janin lebih terasa di bagian bawah
Nyeri perut terasa seperti keram dan dirasakan
hilang timbul dan saat timbul dirasakan 1 kali dalam
10 menit. Nyeri menjalar ke perut bagian bawah dan
dirasakan sampai mengganggu aktivitas. Gerakan
janin dirasakan aktif terasa di bagian bawah. Keluar
lendir bercampur darah disangkal, keluar air-air
disangkal. Selama kehamilan mengalami keputihan
berwarna putih susu, konsistensi encer, gatal (-),
nyeri (-), berbau (-). Mual (-), muntah (-), nyeri ulu
hati (-), penglihatan terasa kabur (-). BAB dan BAK
tidak ada keluhan.
Philippe H Girerd, MD. 2021. Breech Delivery Clinical Presentation. Emedicine.medscape.com. 2021. Diakses dari
https://reference.medscape.com/article/797690-clinical
TATALAKSANA
KASUS TEORI
Palpasi
KASUS TEORI
Proterine (Isoxsuprine
HCl) ● Menurut penelitian Purushottam, pada pasien
persalinan preterm pada usia 24-37 minggu,
dengan 2 atau lebih kontraksi uterus dengan
minimal durasi 20 detik, dilatasi serviks < 3 cm,
penipisan serviks < 50 % dan ketuban utuh,
isoxsuprine HCl dapat memberikan efek tokolitik
pada 24 jam pertama
Jaju B Purushottam. Effectiveness and Safety of Isoxsuprine Hydrochloride as Tocolytic Agent in Arresting
Active/Threatened Preterm Labor and Its Role in Maintenance Tocolysis—A Prospective, Open-Label Study.
Thieme Medical 2019.
TATALAKSANA
KASUS TEORI
Pro SC Maternal
● Riwayat operasi caesar
● CPD
● Riwayat trauma perineum
● Penyakit jantung atau paru
● Infeksi HIV atau HSV
● Aneurisma Cerebral
● Permintaan ibu
Fetal
● Non reassuring fetal status
● Prolaps tali pusat
● Malpresentasi (Letak Sungsang)
● Makrosomia
● Anomali kongenital
● Riwayat trauma neonatus saat persalinan sebelumnya
Cunningham, Leveno, Bloom, et al. William Obstetrics 24th. McGraw Hill 2014 : p. 587-608
TATALAKSANA
KASUS TEORI
Riwayat sectio caesaria Risiko ruptur uterus setelah sectio caesaria semakin tinggi jika
1 x (1 tahun yang lalu) interval interdelivery semakin pendek.
Interval interdelivery yang kurang dari 18 bulan meningkatkan
risiko ruptur uterus yang tinggi (OR= 3.0).
Interval interdelivery antara 18 – 24 bulan (OR= 1.1) dan
Interval interdelivery > 24 bulan (OR= 1.0) memiliki risiko yang
hampir sama untuk menyebabkan rupture uterus, namun lebih
rendah dibandingkan interval < 18 bulan
Bufold Emmanuel, Gauthier J Robert. Risk of Uterine Rupture Associated With an Interdelivery
Interval Between 18 and 24 Months. American College of Obstetricians and Gynecologist 2010;
115 (5) : 1003-1006.