Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN KASUS

“Letak Sungsang + BSC 1X”

Dokter Pembimnbing :
dr. Abitmer Gultom Sp. OG

KEPANITERAAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


PERIODE 26 APRIL 2021 - 12 JUNI 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
01 STATUS PASIEN
ANALISIS
03
TINJAUAN KASUS
02
PUSTAKA
01.
STATUS
PASIEN
Identitas Pasien

• Nama : Dwi Kartika


• Usia : 26 Tahun
• No. RM : 00.10.63.89
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : Cipinang Asem, Kebon Pala, Jakarta Timur
• Status Perkawinan : Menikah
• Agama : Islam
• Tanggal Masuk : 17 Mei 2021
Anamnesis
Autoanamnesis : 17 Mei 2021
Keluhan Utama :
Keluhan Tambahan : -

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien wanita hamil 9 bulan datang ke IGD RS UKI dengan keluhan nyeri perut
sejak 1 hari SMRS. Nyeri perut terasa seperti keram dan dirasakan hilang timbul
dan saat timbul dirasakan 1 kali dalam 10 menit. Nyeri menjalar ke perut bagian
bawah dan dirasakan sampai mengganggu aktivitas. Gerakan janin dirasakan aktif
terasa di bagian bawah. Keluar lendir bercampur darah disangkal, keluar air-air
disangkal. Selama kehamilan mengalami keputihan berwarna putih susu,
konsistensi encer, gatal (-), nyeri (-), berbau (-). Mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati
(-), penglihatan terasa kabur (-). BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Riwayat Haid

•Haid pertama umur  : 14 tahun


•Siklus haid : Teratur (28hari)
•Lamanya : 5 hari 
•Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut
dalam sehari
•HPHT : 16 September 2020
•Lamanya : 5 hari 
•Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut
dalam sehari
•Taksiran Persalinan : 23 Juni 2021
Riwayat Perkawinan
Pasien menikah satu kali
Lama pernikahan 3 tahun

Riwayat Kehamilan Persalinan, Nifas Yang Lalu

No Usia Kehamilan Jenis BBL Jenis Usia Sekarang


Persalinan Kelamin
1 38-39 minggu Sectio 3200 gr Laki - Laki 1 tahun 1 bulan
Caesaria

2 Hamil saat ini


Riwayat Penyakit Dahulu
No Kelainan Berdasarkan Sistem Keterangan
1 SSP Disangkal
2 Kardiovaskuler Disangkal
3 Traktus Respiratorius Disangkal
4 Traktus Gastrointestinal Disangkal
5 Traktus Urogenital Disangkal
6 Hematologi Disangkal
7 Imunologi / Metabolik Disangkal
8 Lainnya… Disangkal
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
No Kelainan Berdasarkan Sistem Keterangan
1 SSP Disangkal
2 Kardiovaskuler Disangkal
3 Traktus Respiratorius Disangkal
4 Traktus Gastrointestinal Disangkal
5 Traktus Urogenital Disangkal
6 Hematologi Disangkal
7 Imunologi / Metabolik Disangkal
8 Lainnya… Disangkal
Riwayat Operasi

Riwayat Sectio Caesaria Transperitoneal Profunda


Anak Pertama

Metode Keluarga Berencana

Belum menggunakan KB
Riwayat ANC

Waktu ANC Usia Kehamilan Tempat  Masalah Penatalaksanaan


16 Oktober 2020 6 minggu Klinik Pratama Mual Vitamin

16 November 2020 9 minggu Klinik Pratama Mual Vitamin

11 Januari 2021 18 minggu Klinik Pratama Mual Vitamin

8 Februari 2021 22 minggu Klinik Pratama - Vitamin

29 Maret 2021 30 minggu Klinik Pratama - Vitamin

19 April 2021 33 minggu Klinik Pratama - Vitamin

4 Mei 2021 36 minggu Klinik Pratama - Vitamin

12 Mei 2021 37-38 minggu Klinik Pratama - Vitamin


Objektif

Pemeriksaan Umum / Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang


KEPALA
Kesadaran : compos mentis •Bentuk : Normocephali
Tekanan darah : 121 /75 mmHg •Mata : Konjungtiva anemis -/-
Nadi : 115 x/ menit
  Sclera ikterik -/- Cekung -/-
Pernafasan : 20 x/ menit •Mulut : Bibir kering (-)
Suhu : 36,6 C •Gigi : Gigi lubang (-) , karies (-)
Saturasi oksigen : 99% • THT : Liang telinga lapang, 
Tinggi badan : 155 cm
korpus alienum (-)
Berat badan : 56 kg • Leher : KGB tidak membesar
BMI : 23.33 kg (Normal/ideal)
Objektif

Pemeriksaan Umum / Status Generalis

JANTUNG
•Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terlihat PARU
•Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba  •Inspeksi : Dinding dada simetris, retraksi iga (-)
pada ICS V  linea midclavicularis •Palpasi :  Vokal fremitus simetris
sinistra
•Perkusi :  sonor/sonor
•Perkusi   : Batas jantung kanan dan kiri
dalam batas normal •Auskultasi : BND vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
•Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular,
murmur (-),  gallop (-)
Objektif

Pemeriksaan Umum / Status Generalis

ABDOMEN EKSTERMITAS
•Inspeksi.   :Perut tampak membesar, Sikatrik (-) •Superior : Akral hangat, CRT <2 detik,
•Auskultasi : Bising usus sulit dinilai edema -/- 
•Palpasi     : nyeri tekan (-) •Inferior  : Akral hangat, CRT <2 detik,
•Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-) edema -/-
Pemeriksaan Obstetrik (Pemeriksaan
Luar)

Inspeksi

• Mammae : Simetris kanan dan kiri, Pembesaran mammae (+/+) sesuai usia kehamilan, aereola
melebar hiperpigmentasi, inverted nipple (-/-), massa (-/-), ASI (+/+)

• Abdomen : Perut tampak membesar sesuai usia kehamilan, striae gravidarum (+), linea alba (-),
linea nigra (+), sikatriks (-)

• Genital : fluksus (-), fluor (-)


Pemeriksaan Obstetrik
(Pemeriksaan Luar)
Palpasi Auskultasi
DJJ = 136 kali/menit, teratur
• TFU :  32 cm,

• Leopold I : Bulat, keras, melenting 🡪


Kepala

• Leopold II : Keras, memanjang, tidak


terputus-putus 🡪 Puki

• Leopold III : Bulat, lunak, tidak


melenting 🡪 Bokong

• Leopold IV : bagian terendah janin


belum memasuki PAP Konvergen,
Perabaan 5/5

• HIS : (-)
Pemeriksaan Obstetrik
(Pemeriksaan Dalam) → Vaginal Touche

Vulva / Vagina : Massa -/-, nyeri tekan (-), laserasi (-)


Portio : lunak, pembukaan 2 cm
Ketuban : Utuh
Bagian terbawah janin : belum teraba
Denominator
Caput tidak dapat ditentukan
Moulage
● Baseline Rate : 135/menit
● Baseline Variability : 5-10 bpm
● Acceleration (+)
● Deceleration (-)
Diagnosis

Ibu : G2P1A0 Hamil 37-38 Minggu + Letak


Sungsang + BSC 1x
Janin : Tunggal, hidup, intrauterine,
presentasi bokong

Prognosis
Kehamilan : Bonam
Persalinan : dubia ad bonam
Planning

• IVFD I RL + 1 amp Proterine 12 tpm


• Dexamethason 2 amp bolus extra
• Ceftriaxon 2x1gr IV

• Pro SC
Follow Up
Harian
FOLLOW UP (PH: 2) -19/05/2021
S 0 A P
S/ Pasien mengeluh O/ KU: Tampak sakit sedang A/ G2P1A0 a.i • IVFD I RL + 1
mulas-mulas sejak Kes: Compos mentis amp proterine
TD: 92/51 mmHg
Letak
pagi jam 2, keluhan N: 82x/ menit (reguler, isi cukup, kuat angkat) sungsang + 12 tpm
terasa tiap 5-10 RR: 20x/menit BSC 1x • Dexamethason
menit. Gerakan bayi S: 36,6C 2 amp bolus
aktif (+), keluar SpO2 : 99 % extra
lendir bercampur
darah (-), mual dan Kepala : normochepali • Ceftriaxon
Mata: KA -/- SI -/- 2x1gr IV
muntah (-), BAB dan Leher: tidak ada pembesaran KGB
BAK tidak ada Thorax: pulmo dan COR DBN • Pro SC, puasa
keluhan Abdomen:
I: perut tampak mendatar • Konsul
A: BU sulit dinilai anestesi
P: supel, nyeri tekan (-)
P: tidak dilakukan
Ekstremitas : akral hangat, crt < 2 detik, edema-/-/-/-

Status Puerpuralis
-Mammae : simetris, nyeri (-), massa (-), retraksi puting susu (-/-), asi (-/-)
minimal
- Abdomen: Linea nigra (+), linea alba (-), striae gravidarum (-), sikatrik (-),
- Genitalia : Flour (-), Fluksus (-), Jaringann (-)
Pemeriksaan Obstetrik
(Pemeriksaan Dalam)

Vulva / Vagina : Massa -/-, nyeri tekan (-)


Portio : konsistensi lunak, tebal, pembukaan 3-4 cm
Ketuban : Utuh
Hodge : I
Denominator
Caput belum dapat ditentukan
Moulage
FOLLOW UP (PH: 2) - 20/05/2021
S 0 A P
S/ Nyeri pada perut O/ KU: Tampak sakit sedang -IVFD II RL + I
bagian bawah di Kes: Compos mentis Futrolit + I amp
TD: 96/56 mmHg
A/ P2A0 post
tempat luka bekas N: 91x/ menit (reguler, isi cukup, kuat angkat) SCTP a.i Letak lactopain 20 tpm
operasi (+), pasien RR: 20x/menit sungsang + - Ceftriaxone
sudah bisa miring S: 36,6C BSC 1x + 2x1gr IV
kanan dan kiri, SpO2 : 98 %
Inpartu kala I - Lavit C 1x1
Perdarahan - Fettik supp 3x1
Kepala : normochepali fase Aktif
pervaginam (+) Mata: KA -/- SI -/-
-Mobilisasi
minimal, mual (-), Leher: tidak ada pembesaran KGB miring kanan dan
muntah (-), ASI Thorax: pulmo dan COR DBN kiri
belum keluar, BAK Abdomen:
terpasang kateter, I: perut tampak mendatar
A: BU (+) 4x/ menit
BAB (-).Flatus (+).
P: Timpani, Nyeri Ketok (+) pada regio umbilicus dan sekitar luka bekas
operasi
P: supel, nyeri tekan (+) pada regio umbilicus dan sekitar luka bekas operasi
Ekstremitas : akral hangat, crt < 2 detik, edema-/-/-/-

Status Puerpuralis
-Mammae : simetris, nyeri (-), massa (-), retraksi puting susu (-/-), asi (+/+)
minimal
- Abdomen: Kontraksi uterus (+), tidak terlalu kuat, Fundus uteri teraba 2 jari
di bawah umbilicus, Luka operasi tertutup verban, darah yang merembes
keluar (-)
- Genitalia : flour (-), fluksus (-), lochea rubra (+) minimal
PEMERIKSAAN LABOLATORIUM

Hematologi Hasil Nilai Rujukan


Hemoglobin 9.9 g/dL 12 – 14 g/dl
Leukosit 16.1 ribu/uL 5000 – 10000 ribu/uL
Hematokrit 33,5% 37-43%
Trombosit 358 150.000 – 400.000
ribu/uL ribu/uL
FOLLOW UP (PH: 3) - 20/05/2021
S 0 A P
O/ KU: Tampak sakit sedang MM/
S/ Nyeri pada perut bagian Kes: Compos mentis A/ P2A0 post Cefadroxil 3x1 gr (PO)
bawah di tempat luka bekas TD: 94/57 mmHg SCTP a.i Letak Asam Mefenamat 3x1
operasi (+), pasien sudah bisa N: 82x/ menit (reguler, isi cukup, kuat angkat) sungsang + BSC gr (PO)
sudah bisa duduk dan RR: 20x/menit 1x + Inpartu kala Moloco 3x1 gr (PO)
berjalan sendiri. Perdaharan S: 36,5 derajat celcius I fase Aktif Inbion 1x1 (PO)
pervaginam (+) minimal, SpO2 : 98 % Mobilisasi aktif
mual (-), muntah (-), pasien Diet biasa
Asi sudah keluar banyak Kepala : normochepali Rencana GV
(+/+) BAK (+) terakhir janin. Mata: KA -/- SI -/-
BAB (-) .Flaktus (+). Leher: tidak ada pembesaran KGB
Thorax: pulmo dan COR DBN
Abdomen:
I: perut tampak mendatar
A: BU (+) 4x/menit
P: Timpani, Nyeri Ketok (+) , pada regio sekitar luka bekas operasi
P: supel, nyeri tekan (+) pada luka bekas operasi dan regio umbilicus

Ekstremitas : akral hangat, crt < 2 detik, edema-/-/-/-

Status Puerpuralis

-Mammae : nyeri (-), massa (-), retraksi puting susu (-/-), simetris, asi (+/+) minimal
- Abdomen: Kontraksi Uterus (+), tidak terlalu kuat, Fundus uteri teraba 2 jari di bawah
umbilicus, Luka operasi tertutup verban, darah yang merembes keluar (+) sedikit
- Genitalia : flour (-), fluksus (-), lochea rubra (+) minimal
FOLLOW UP (PH: 3) - 20/05/2021
S 0 A P
O/ KU: Tampak sakit sedang MM/
S/ Nyeri pada perut bagian Kes: Compos mentis A/ P2A0 post Cefadroxil 3x1 gr (PO)
bawah di tempat luka bekas TD: 96/56 mmHg SCTP a.i Letak Asam Mefenamat 3x1
operasi berkurang dibanding N: 74x/ menit (reguler, isi cukup, kuat angkat) sungsang + BSC gr (PO)
sebelumnya. Pasien sudah RR: 20x/menit 1x + Inpartu kala Moloco 3x1 gr (PO)
bisa sudah bisa jalan sendiri. S: 36,5 derajat celcius I fase Aktif Inbion 1x1 (PO)
Perdaharan pervaginam (+) SpO2 : 99% Mobilisasi aktif
minimal, mual (-), muntah Diet biasa
(-), pasien Asi sudah keluar Kepala : normochepali Rencana GV
banyak (+/+) BAK (+) BAB Mata: KA -/- SI -/-
(-) .Flaktus (+). Leher: tidak ada pembesaran KGB
Thorax: pulmo dan COR DBN
Abdomen:
I: perut tampak mendatar
A: BU (+) 4x/menit
P: Timpani, Nyeri Ketok (+) , pada regio sekitar luka bekas operasi
P: supel, nyeri tekan (+) pada luka bekas operasi dan regio umbilicus

Ekstremitas : akral hangat, crt < 2 detik, edema-/-/-/-

Status Puerpuralis

-Mammae : nyeri (-), massa (-), retraksi puting susu (-/-), simetris, asi (+/+) minimal
- Abdomen: Kontraksi Uterus (+), tidak terlalu kuat, Fundus uteri teraba 2 jari di bawah
umbilicus, Luka operasi tertutup verban, darah yang merembes keluar (+) sedikit
- Genitalia : flour (-), fluksus (-), lochea rubra (+) minimal
TINJAUAN PUSTAKA
LETAK SUNGSANG
DEFINISI

Letak sungsang merupakan keadaan


dimana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada
di bagian bawah kavum uteri, atau janin
terletak pada posisi aksis longitudinal
dengan kepala difundus uteri.
KLASIFIKASI
FRANK BREECH COMPLETE BREECH FOOTLING

Frank breech (bokong murni) apabila Complete breech (bokong-kaki) Footling (presentasi kaki) apabila
bagian bawah janin adalah bokong apabila bagian bawah janin adalah bagian bawah janin adalah kaki atau
saja tanpa disertai lutut atau kaki. bokong lengkap disertai kedua paha paha. Bisa satu kaki atau kedua kaki,
Terjadi ketika kedua paha janin fleksi yang tertekuk atau kedua lutut bisa kaki dan paha atau kedua lutut.
dan ekstremitas bawah ekstensi. tertekuk (duduk dalam posisi
jongkok).
ETIOLOGI
DIAGNOSIS
Pemeriksaan luar
Di bagian bawah uterus tidak dapat diraba kepala janin,
kepala teraba di Fundus uteri. Kesan bokong janin teraba
bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala

● Leopold I : teraba bagian janin yang keras, bulat dan


melenting pada Fundus uteri. (kepala)
● Leopold II : ditemukan punggung pada salah satu sisi
abdomen dan bagian kecil janin pada sisi yang lain.
● Leopold III: teraba lunak, bulat dan tidak melenting
(bokong)
● Denyut jantung umumnya terdapat setinggi atau
sedikit lebih tinggi daripada umbilikus
● Pemeriksaan USG
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Dalam
● Setelah ketuban pecah, dapat diraba adanya bokong à sacrum, kedua tuber ossis iskii,
dan anus.
● Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan.
● Untuk membedakan bokong dan muka:
Jari yang dimasukkan ke dalam mulut akan meraba tulang rahang
Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba di samping bokong,
sedangkan pada presentasi bokong tidak sempurna hanya teraba satu kaki disamping
bokong
ECV (External Cephalic Version)

A. Mobilisasi (penolong berdiri di samping kanan ibu dengan


menghadap kekaki ibu. Tangan kiri dan kanan memegang bokong,
kemudian dikeluarkan dari rongga pelvis).
B. Eksenterasi (setelah bokong bebas, bokong dikesampingkan (ke fossa
iliaka).
C. Rotasi (penolong menghadap ke muka ibu. Janin diputar hingga
kepala terdapat di bawah. Arah pemutaran ke arah yang mudah, yang
sedikit tahanannya ke arah perut janin supaya tidak terjadi defleksi
atau tali pusat menunggang).
D. Fiksasi (setelah kepala berada di bawah, kepala difiksir).
TATALAKSANA PERSALINAN SUNGSANG

Terdapat 3 metode umum persalinan sungsang melalui vagina dilakukan


setelah masuk inpartu :

SPONTAN BREECH DELIVERY

PARTIAL BREECH EXTRACTION

TOTAL BREECH EXTRACTION


SPONTAN BREECH DELIVERY

1. Dimulai saat bokong terlihat, pada pembukaan 5 cm


2. Suntikan 5 unit oksitosi IM
3. Dengan kain setengah basah, sedemikian rupa, kedua ibu
jari di pangkal paha bayi dan 4 jari lainnya di bokong janin
4. Saat ibu mengejan, lakukan gerakan hiperlordosis
5. Setelah kaki lahir, pegangan diubah menjadi kedua ibu jari
penolong berada di lipatan paha bagian belakang dan 4 jari
sisanya di pinggang janin
6. Lanjutkan gerakan hiperlordosis sampai lahir mulut-hidung-
dahi anak
7. Saat melahirkan kepala, asisten melakukan tekanan
suprasimfisis untuk mempertahankan posisi kepala bayi
tetap flexi
8. Setelah anak lahir -> dilanjutkan seperti menolong
persalinan presentasi kepala
PARTIAL BREECH EXTRACTION
MANUVER KLASIK

1. Lakukan traksi yang stabil dan lembut, ke bawah sampai


bagian bawah skapula dilepaskan, jangan mencoba
untuk melahirkan bahu dan lengan sampai satu ketiak
terlihat
2. Munculnya satu ketiak menunjukkan bahwa waktunya
untuk melahirkan bahu.
3. Tidak ada perbedaan bahu mana yang dikirim lebih dulu.
4. Pada saat skapula terlihat, tubuh janin diputar searah
jarum jam sehingga bahu dan lengan muncul di vulva
dan dapat dengan mudah dikeluarkan terlebih dahulu.
5. Tubuh janin kemudian diputar 180 derajat ke arah
sebaliknya untuk melahirkan bahu dan lengan lainnya.
MANUVER MULLER

1. Jika rotasi badan tidak berhasil.


2. Bahu posterior lahir lebih dulu.
3. .Kaki digenggam dengan satu tangan dan ditarik
ke atas melewati paha bagian dalam ibu, ke arah
permukaan ventral janin.
4. Dengan menekan tubuh janin, bahu anterior
muncul di bawah lengkung vulva, lengan dan
tangan biasanya mengikuti secara spontan.
LOUVSET

● Dengan memutar janin melalui setengah lingkaran berlawanan


arah jarum jam sehingga gesekan yang dilakukan oleh jalan
lahir akan berfungsi menarik siku ke arah wajah.
● Jika rotasi janin gagal membebaskan lengan nukal (posisi
lengan dibelakang leher), mungkin perlu mendorong janin ke
atas sebagai upaya untuk melepaskannya.
● Jika masih tidak berhasil, tempelkan satu jari di atasnya dan
paksakan lengan melewati bahu, dan turunkan permukaan
ventral.
Modified Prague Manuver

● Jika tidak berhasil coba Manuver


Prague.
● Manuver Praha yang dimodifikasi,
terdiri dari dua jari di satu tangan yang
memegang bahu janin yang mundur
dari bawah sementara tangan lainnya
menarik kaki ke atas dan melewati
perut ibu.
Partial Breech Extraction
(Melahirkan kepala dengan Manuver Mauruiceu)

1. Letakkan badan bayi diatas tangan kiri sehingga badan bayi


2. Satu jari dimasukkan ke dalam mulut dan dua jari dimaksila
(fossa canina)
3. Tangan kanan memegang/mencengkram bahu tengkuk bayi
4. Minta seorang asisten menekan fundus uteri
5. Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri,
penolong persalinan melakukan terikan kebawah sesuai arah
sumbu jalan lahir dibimbing jari yang dimasukkan untuk menekan
dagu/mulut
Penggunaan Forceps

● Piper forseps, dapat diterapkan secara elektif atau bila Manuver


Mauruiceu tidak dapat dilakukan.
● Bilah forsep tidak boleh diaplikasikan ke kepala setelahnya
sampai telah dibawa ke dalam panggul dengan traksi yang
lembut, dikombinasikan dengan tekanan suprapubik, dan diikat.
● Tubuh janin ditopang dengan handuk untuk menahan janin dan
membantu menjaga agar lengan dan tali pusar tidak
menghalangi saat pisau forsep dipasang.
● Pisau yang akan ditempatkan di kiri ibu dipegang di tangan kiri
operator. Tangan kanan meluncur di antara kepala janin dan
dinding samping vagina kiri ibu untuk memandu bilah ke dalam
dan di sekitar tulang parietal.
TOTAL BREECH EXTRACTION

● Sebuah tangan dimasukkan melalui vagina, dan kedua kaki janin


digenggam.
● Pergelangan kaki ditahan dengan jari tengah terletak di antara
keduanya. Dengan traksi lembut, kaki dibawa melalui introitus.
● Jika kesulitan menggenggam kedua kaki, pertama satu kaki harus
ditarik ke dalam vagina tetapi tidak melalui introitus.
● Kemudian kaki lainnya dimajukan dengan cara yang sama. Kedua
kaki digenggam dan ditarik melalui vulva secara bersamaan.
● Saat kaki mulai keluar melalui vulva, traksi lembut ke bawah
dilanjutkan.
● Saat bokong terlihat, traksi lembut diterapkan sampai pinggul
keluar.
● Ibu jari kemudian ditempatkan di atas sakrum dan jari-jari di atas
pinggul, dan ekstraksi bokong sebagian dilakukan.
TINJAUAN PUSTAKA
SECTIO CAESARIA
Definisi

Sectio Caesaria didefinisikan sebagai persalinan janin


melalui metode laparotomi dan kemudian dilakukan
histerotomi.
Indikasi Sectio Caesaria
Maternal Uterine/Anatomi Fetal
● Riwayat operasi caesar ● Plasenta previa dan ● Non reassuring fetal
● CPD akreta status
● Riwayat trauma ● Abrupsi plasenta ● Prolaps tali pusat
perineum ● Riwayat histerotomi ● Malpresentasi
● Penyakit jantung atau ● Riwayat miomektomi ● Makrosomia
paru ● Saluran genital terhalang ● Anomali kongenital
● Infeksi HIV atau HSV oleh massa ● Riwayat trauma neonatus
● Aneurisma Cerebral saat persalinan
● Permintaan ibu sebelumnya
Kontraindikasi Sectio Caesaria

● Tidak ada kontraindikasi absolut untuk melakukan sectio caesaria


● Kontraindikasi relatif
○ Koagulopati berat
○ Riwayat operasi abdominal dalam jumlah yang banyak
Jenis-Jenis Insisi Laparotomi (Sectio Caesaria)
Insisi abdominal
● Insisi tranversus suprapubic
○ Insisi Pfannenstiel
○ Insisi Maylard
○ Insisi Joel-Cohen
● Insisi midline vertical
Jenis-Jenis Insisi Histerotomi
Jenis Sectio Caesaria

• Sectio Caesaria Klasik


• Sectio Caesaria Transperitoneal Profunda
• Sectio Caesaria diikuti dengan histerektomi
• Sectio Caesaria Ekstraperitoneal
Teknik Sectio Caesaria

• Pfannenstiel-Kerr
• Joel-Cohen
• Misgav-Ladach
• Modified Misgav-Ladach
Sectio Caesaria Klasik
•Dilakukan insisi pada korpus uteri sepanjang 10-12 cm dan insisi yang dibentuk adalah garis vertical
•Sectio Caesaria sudah jarang dipakai
•Indikasi :
•Kesulitan dalam membuka segmen bawah uterus
Contoh : Adhesi vesica urinaria dengan segmen bawah uterus, Leiomioma, Invasi kanker pada serviks, plasenta previa
dengan implantasi anterior
•Keadaan janin
Contoh : Letak janin melintang (khususnya ketika ketuban pecah dan bahu tertahan di jalan lahir)
Sectio Caesaria Klasik
•Keuntungan •Kerugian
1.Mengeluarkan janin lebih 1.Infeksi mudah menyebar
cepat secara intraabdominal
karena tidak ada
2.Tidak mengakibatkan
reperitonearisasi yang baik
komplikasi kandung kemih
2.Untuk persalinan
3.Sayatan bisa diperpanjang berikutnya lebih sering
proksimal atau distal terjadi ruptura uteri spontan
Sectio Caesaria Transperitoneal
Profunda
•Jenis pembedahan yang paling sering dilakukan
•Insisi pada segmen bawah uterus dengan melintang
selebar 10 cm dengan ujung kanan dan kiri agak
melengkung ke atas
Sectio Caesaria Transperitoneal
Profunda
Keuntungan
1.Penjahitan luka lebih mudah
2.Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik
3.Tumpang tindih dari peritoneal flat baik sekali untuk
menahan penyebaran isi uterus ke rongga periutoneum
4.Perdarahan kurang
5.Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptura uteri
spontan kurang atau lebih kecil.
Sectio Caesaria Transperitoneal
Profunda
Kerugian
1.Luka dapat melebar ke kiri, kanan, dan bawah,
sehingga dapat menyebabkan uterine putus dan
terjadi perdarahan hebat.
2.Keluhan pada kandung kemih postoperatif tinggi
Komplikasi Sectio Caesaria
•Post-partum hemorrhage (5 %)
•Sepsis : Luka operasi (6,8-9,7 %) dan Endometritis (3,9-18,4 %)
•Bladder injury (0,1 %)
•Ureter injury (0,4 %)
•Post-operative ileus
Risiko Ruptur Uterus Interdelivery
Setelah Sectio Caesaria
•Menurut penelitian ship et al ditemukan bahwa interval
interdelivery yang kurang dari 18 bulan meningkatkan
risiko ruptur uterus yang tinggi (OR= 3.0).
•Interval interdelivery antara 18 – 24 bulan (OR= 1.1) dan
Interval interdelivery > 24 bulan (OR= 1.0) memiliki risiko
yang hampir sama untuk menyebabkan rupture uterus,
namun lebih rendah dibandingkan interval < 18 bulan
Analisis
Kasus
Anamnesis
Kasus Teori

Pasien wanita hamil 9 bulan datang ke IGD RS UKI ● Perut terasa penuh di bagian atas
dengan keluhan nyeri perut sejak 1 hari SMRS. ● Gerakan janin lebih terasa di bagian bawah
Nyeri perut terasa seperti keram dan dirasakan
hilang timbul dan saat timbul dirasakan 1 kali dalam
10 menit. Nyeri menjalar ke perut bagian bawah dan
dirasakan sampai mengganggu aktivitas. Gerakan
janin dirasakan aktif terasa di bagian bawah. Keluar
lendir bercampur darah disangkal, keluar air-air
disangkal. Selama kehamilan mengalami keputihan
berwarna putih susu, konsistensi encer, gatal (-),
nyeri (-), berbau (-). Mual (-), muntah (-), nyeri ulu
hati (-), penglihatan terasa kabur (-). BAB dan BAK
tidak ada keluhan.

Philippe H Girerd, MD. 2021. Breech Delivery Clinical Presentation. Emedicine.medscape.com. 2021. Diakses dari
https://reference.medscape.com/article/797690-clinical
TATALAKSANA

KASUS TEORI

Palpasi

• Leopold I : Bulat, keras, melenting 🡪 Kepala

• Leopold II : Keras, memanjang, tidak


terputus-putus 🡪 Puki

• Leopold III : Bulat, lunak, tidak melenting 🡪


Bokong

• Leopold IV : bagian terendah janin belum


memasuki PAP Konvergen, Perabaan 5/5
TATALAKSANA

KASUS TEORI

Proterine (Isoxsuprine
HCl) ● Menurut penelitian Purushottam, pada pasien
persalinan preterm pada usia 24-37 minggu,
dengan 2 atau lebih kontraksi uterus dengan
minimal durasi 20 detik, dilatasi serviks < 3 cm,
penipisan serviks < 50 % dan ketuban utuh,
isoxsuprine HCl dapat memberikan efek tokolitik
pada 24 jam pertama

Jaju B Purushottam. Effectiveness and Safety of Isoxsuprine Hydrochloride as Tocolytic Agent in Arresting
Active/Threatened Preterm Labor and Its Role in Maintenance Tocolysis—A Prospective, Open-Label Study.
Thieme Medical 2019.
TATALAKSANA

KASUS TEORI

Pro SC Maternal
● Riwayat operasi caesar
● CPD
● Riwayat trauma perineum
● Penyakit jantung atau paru
● Infeksi HIV atau HSV
● Aneurisma Cerebral
● Permintaan ibu
Fetal
● Non reassuring fetal status
● Prolaps tali pusat
● Malpresentasi (Letak Sungsang)
● Makrosomia
● Anomali kongenital
● Riwayat trauma neonatus saat persalinan sebelumnya

Cunningham, Leveno, Bloom, et al. William Obstetrics 24th. McGraw Hill 2014 : p. 587-608
TATALAKSANA

KASUS TEORI

Riwayat sectio caesaria Risiko ruptur uterus setelah sectio caesaria semakin tinggi jika
1 x (1 tahun yang lalu) interval interdelivery semakin pendek.
Interval interdelivery yang kurang dari 18 bulan meningkatkan
risiko ruptur uterus yang tinggi (OR= 3.0).
Interval interdelivery antara 18 – 24 bulan (OR= 1.1) dan
Interval interdelivery > 24 bulan (OR= 1.0) memiliki risiko yang
hampir sama untuk menyebabkan rupture uterus, namun lebih
rendah dibandingkan interval < 18 bulan

Bufold Emmanuel, Gauthier J Robert. Risk of Uterine Rupture Associated With an Interdelivery
Interval Between 18 and 24 Months. American College of Obstetricians and Gynecologist 2010;
115 (5) : 1003-1006.

Anda mungkin juga menyukai