Anda di halaman 1dari 53

Clinical Report

Session
Presentan: Melvi Imelia Risa
12100118076
Konsulen: dr., Dhanny P.J. Santoso, Sp.OG., M. Kes

SMF OBSTETRI & GINEKOLOGI


RSUD dr., Slamet Garut
2019
P3A0 partus maturus dengan
Augmentasi Drip Oxytocin a/i IUH;
KPD; PEB
Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Usia : 32 tahun
Alamat : Munjul, Cilawu
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMP
Status : Menikah
Suku : Sunda
No. CM : 0117xxxx
Tanggal Masuk : 21 Mei 2019

Identitas Suami

Nama : Tn. D
Usia : 35 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Anamnesis
Do you need
an online
doctor now? Dikirim oleh : Bidan Ade
Sifat : Rujukan
Keterangan : G3P2A0 parturient 37-38
minggu dengan IUH + PEB +
KPD

Keluhan Utama :
Kontraksi uterus kurang baik
ANAMNESIS KHUSUS
G3P2A0 merasa hamil 9 bulan dirujuk karena kontraksi
uterus kurang baik, pasien datang ke bidan awalnya mengeluhkan
keluaran cairan dari jalan lahir, berwarna bening cukup banyak dan
bercampur sedikit darah sejak 6 jam SMRS. Mulas-mulas mulai
dirasakan sejak 4 jam SMRS. Gerak janin dirasakan ibu sejak usia
kehamilan 4 bulan dan dirasakan semakin aktif. Pada saat dilakukan
pemeriksaan dalam bukaan sekitar 8 cm namun kontraksinya
kurang baik dan tidak ada kemajuan persalinan. Pasien juga
mengetahui memiliki tekanan darah tinggi saat periksa kehamilan ke
bidan. Diketahui pasien memiliki tekanan darah 160/110 mmHg.
Pasien menyangkal memiliki riwayat tekanan darah tinggi sebelum
kehamilan maupun di kehamilan sebelumnya, pada saat di bidan
pasien telah diberikan dopamet 2 tablet dan nifedipine 1 tablet serta
terpasang MgSO4. Pasien menyangkal adanya penglihatan buram,
pusing, nyeri kepala hebat, nyeri ulu hati, pingsan maupun kejang.
Riwayat Obstetri
Tempat/Penolong Cara Kehamilan/ BB Lahir/ JK Usia
Cara Persalinan
01 Klinik Bidan/ Bidan Aterm / Spontan
3200 gram/
Laki-laki
14 tahun (Hidup)

Cara Kehamilan/ BB Lahir/ JK Usia


Tempat/Penolong
02 Klinik Bidan/ Bidan
Cara Persalinan
=
Aterm / Spontan
3200 gram/
Laki-laki
8 tahun (Hidup)

03 Hamil Ini
Keterangan Tambahan
Menikah ke-1, usia menikah 17 tahun. Pendidikan terakhir SMP, pekerjaan IRT.
Suami menikah ke-1, usia menikah 20 tahun. Pendidikan terakhir SMP, pekerjaan Wiraswasta.

Haid
• HPHT : 02/09/2018
• TP : 09/06/2019
• Sesuai Kehamilan : 37-38 minggu
• Siklus Haid : Tidak teratur
• Lama Haid : 3 hari
• Banyak Haid : Biasa
• Nyeri Haid : Tidak
• Menarche : 14 tahun

Kontrasepsi Terakhir
• Akseptor KB sejak tahun : 2011-2017
• Jenis : Pil, Suntik 3 bulan
• Alasan Berhenti KB : Ingin menstruasi lancar, dan rencana memiliki anak
• Motivasi KB : Menolak dipasang IUD post plasenta, berencana menggunakan KB suntik
PRENATAL CARE
Pasien rutin melakukan prenatal
care ke dr. umum dan bidan.
Jumlah kunjungan prenatal care
sebanyak ± 10 kali, terakhir
kunjungan sekitar 1 minggu
yang lalu.

Keluhan selama kehamilan : Tidak ada

Riwayat penyakit terdahulu : Tidak ada


Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 160/110 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36, 6 °C
Kepala : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor, reflex +/+
Cor : S1S2 murni regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : VBS kanan = kiri, ronchi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Cembung, lembut, NT (-)
Hepar : Sulit dinilai
Lien : Sulit dinilai
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, edema -/-, varises -/-
Pemeriksaan Obstetri
• Pemeriksaan Luar
• TFU/ LP : 34/ 101, sesuai kehamilan 38 minggu
• Letak Anak : Kepala, 2/5, Puka
• HIS : 2 x/ 10 menit, lama HIS : 20 detik
• DJJ : 140 x/menit, regular
• TBBA : 3105 gram
• Inspekulo : -
• Perabaan Fornises : -
• Pemeriksaan Dalam
• Vulva : Tidak ada kelainan
• Vagina : Tidak ada kelainan
• Portio : Tipis, Lunak, Medial
• Pembukaan :8
• Ketuban : Tidak utuh, jernih
• Bagian Terendah : Kepala, st. +1, uuk kanan depan
Pemeriksaan Penunjang
HEMATOLOGI
• Hb : 12.0 gr/dL
• Ht : 35%
• Leukosit : 19.280/mm³
• Trombosit : 335.000/mm³
• Eritrosit : 4.25 juta/mm³

IMUNOSEROLOGI
• HIV : NON REAKTIF
• HbSAg : NON REAKTIF

KIMIA KLINIK
• AST (SGOT) : 22 U/L
• ALT (SGPT) : 10 U/L
Pemeriksaan Penunjang

URINE
Urine Rutin
(Kimia Urine)
• Berat Jenis Urine : 1.025
• Blood Urine : Negatif
• Leukosit Esterase : Negatif
• pH urine : 6.5
• Nitrit Urine : Negatif
• Protein Urine : POS (++)
• Glukosa Urine : Negatif
• Keton Urine : POS (+)
• Urobilinogen : Normal
• Bilirubin Urine : Negatif
Diagnosis Awal

G3P2A0 parturient 37-38 minggu kala


1 fase aktif dengan IUH + KPD + PEB
Rencana Pengelolaan
1. Rencana Persalinan 2. Pasang DC
Pervaginam

3. Loading 4gr MgSO4 40% dalam


100cc RL, Maintenance 10gr
MgSO4 40% dalam 500cc RL 20
4. Obat Antihipertensi :
tpm Doctor
Nifedipine 3x10mg,
Methyldopa 3x500mg
Drip Oxytocin 5 IU dalam 500cc
D5% 20 tpm

Cefotaxime 1gr iv
6. Motivasi Kontrasepsi
5. Observasi KU, TTV, IUD post plasenta
Kemajuan Persalinan
LAPORAN PERSALINAN
Masuk kamar bersalin tanggal : 21/05/2019
HIS mulai sejak tanggal : 21/05/2019
Ketuban : Pecah
Perdarahan : Tidak

Keadaan Ibu Pasca Persalinan : Baik


•Keadaan Umum : Baik
•Kesadaran : Composmentis
•Tekanan Darah : 130/80 mmHg
•Nadi : 88x/menit
•Respirasi : 20x/menit
•Suhu : 36,4°C
•Uterus :
Kontraksi : Baik
TFU : 2 jari dibawah pusat
• Perdarahan :
Kala II : ±10cc Kala III : ±50cc Kala IV : ± 50cc
• Plasenta :
Berat : ±400gram, Lengkap
• Kandung Kemih : ±50cc
Keadaan Bayi :
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Berat Badan : 3100 gram
• Panjang Badan : 50 cm
• Kelainan Congenital : Tidak ada
• Lahir : Hidup
• Lingkar Dada : 31 cm
• Lingkar Kepala : 34 cm
• Apgar Score : 6/8
• Resusitasi Oksigen : Tidak dilakukan

Ikhtisar Persalinan :
• Lahir Tanggal : 21/05/2019 Jam : 19.25
• Macam Persalinan : Partus spontan dengan augmentasi drip oxytocin
• Indikasi : Inersia Uteri Hipotonik
• Lama Persalinan :
Kala I : ± 4 jam Kala II : ± 10 menit Kala III : ± 10 menit
• Plasenta : Lahir spontan
• Eksplorasi : Bersih
• Perineum : Utuh
• Lain-lain : Menolak dipasang IUD
• Kesimpulan : P3A0 partus maturus dengan augmentasi drip oxytocin atas indikasi IUH; KPD; PEB
FOLLOW UP
Tanggal 22/05/2019
FOLLOW UP S: Nyeri pada jalan lahir (+) BAK : (+)
Keluar darah dari jalan lahir (-)
O: Kesadaran : Composmentis Mata : CA -/-, SI -/-
Keluar darah dari jalan lahir (-) ASI : (+)
Abd : Datar, lembut, NT (-)
KU : Sakit ringan TFU : 2 jari dibawah pusat
TD : 130/80 mmHg Kontraksi : Baik
N : 80x/menit
R : 19x/menit Lokhia : Rubra
S : 36,6°C Kontrasepsi : -
Data Bayi
• JK : Perempuan
• BB : 3100 gram
• PB : 50 cm
• AS : 6/8
A: P3A0 partus maturus dengan Augmentasi Drip Oxytocin a/I IUH; KPD; PEB
P: Observasi KU, TTV, Perdarahan
Cefadroxil 2x500mg po
Asam Mefenamat 3x500mg po
SF 1x1 tab
Vaginal Hygiene
Aff Infus
Rencana rawat jalan
PERMASALAHAN
Apakah Diagnosis Pada
Pasien Ini Sudah Tepat?
Pada pasien ini merupakan kehamilan ketiga, anak pertama dan kedua lahir
secara spontan dan hidup. Tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya.
(G3P2A0)

Pasien merasa hamil 9 bulan. HPHT: 02/09/2018, TP : 09/06/2019, tanggal datang :


21/05/2019, tanda-tanda persalinan : mulas-mulas (+), keluaran air-air (+)
(G3P2A0 parturien 37-38 minggu)

Pasien mengaku hamil 9 bulan dengan keluaran cairan bening dari jalan lahir
sejak 6 jam SMRS. Keluaran cairan bening tersebut disertai dengan sedikit darah.
(KPD)

Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan Darah pasien 160/110 mmHg dengan
hasil pemeriksaan laboratorium protein urine POS ++. Pasien tidak mengeluhkan
pusing hebat, nyeri kepala, penglihatan buram, ataupun nyeri ulu hati. (PEB)

Pada pemeriksaan obstetric pembukaan serviks 8 cm (fase aktif). HIS yang


terjadi pada pasien sebanyak 2x dalam 10 menit dengan kekuatan 20 detik setiap
kali kontaksi. (Pada fase aktif, kontraksi teratur, tetapi tidak adekuat  IUH)

Kesimpulan :
Diagnosis pasien : G3P2A0 parturient 37-38 minggu kala 1 fase aktif dengan KPD + IUH + PEB
Pada pasien dilakukan persalinan pervaginam dengan augmentasi drip oxytocin
Diagnosis Akhir : P3A0 partus maturus dengan augmentasi drip oxytocin a/i IUH; KPD; PEB
Apakah Penanganan Pada Pasien Sudah Tepat?

Penatalaksanaan pada Diberikan MgSO4 untuk Motivasi pemasangan


pasien berdasarkan hasil pencegahan kejang dengan kontrasepsi IUD.
pemeriksaan sudah benar. loading dose 4gr MgSO4
Direncanakan rencana 40% dalam 100cc RL
persalinan pervaginam. kemudian maintenance
10gr MgSO4 40% dalam 500
cc RL 20 tpm. Pemberian
obat antihipertensi.
Pemasangan DC dan
observasi KU, TTV,
kemajuan persalinan.
Bagaimana Prognosis Pada Pasien Ini?

Quo Ad Vitam
Pada pasien ini dubia ad bonam karena setelah partus kondisi pasien kembali membaik
dan normal, hanya tekanan darahnya masih sedikit tinggi. Pemeriksaan lain dalam batas
normal.

Quo Ad Functionam
Fungsi reproduksi ad bonam.

Quo Ad Sanationam
Pada pasien ini dubia karena menolak dilakukan pemasangan IUD. Kemungkinan
untuk hamil lagi masih cukup tinggi dikarenakan dapat terjadi ketidakpatuhan dalam
menggunakan KB suntik.
Bagaimanakah pandangan
prinsip etika medis pada
pasien ini?
BENEFICENCE
Dokter melakukan tindakan dengan baik dan benar, sebagai tujuan untuk
menyelamatkan ibu dan bayi.

NON-MALEFICENCE
Dokter tidak merugikan pasien dengan tidak melakukan perbuatan yang
dapat memperburuk keadaan pasien. Dokter melakukan tindak sesuai
prosedur yang ada.

AUTONOMY
Memberikan informed consent kepada keluarga pasien mengenai apa
saja tindakan yang harus dilakukan beserta segala kemungkinan
risikonya dan keluarga pasien berhak untuk menentukan pilihannya
sendiri.
JUSTICE
Bersikap adil dan tidak membeda-bedakan pelayanan dalam melakukan
tindakan.
Bagaimanakah menurut pandangan agama islam?

“Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim
yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya
ada ukurannya. Yang mengetahui segala ghaib dan yang tampak; yang maha besar lagi
maha tinggi.” (QS. Al-Ra’ad:8-9)
KETUBAN PECAH DINI
DEFINISI

 Ketuban pecah dini adalah robeknya selaput korioamnion dalam


kehamilan (sebelum onset persalinan berlangsung) atau sebelum
dimulainya tanda-tanda inpartu (kontraksi meningkat dan teratur,
keluarnya lender dan flek darah, pendataran dan pembukaan
serviks).

 Dibedakan :
1. PPROM (Preterm Premature Rupture Of Membranes) :
Ketuban pecah pada saat usia gestasi <37 minggu.
2. PROM (Premature Rupture Of Membranes) : Ketuban
pecah pada usia gestasi ≥ 37 minggu.

EPIDEMIOLOGI

Prevalensi PROM terjadi pada sekitar 6,46-15,6% dan PPROM terjadi


sekitar 2-3% dari semua kehamilan tunggal dan 7,4% kehamilan
kembar.
FAKTOR RISIKO

• Riwayat IMS
• Riwayat persalinan premature
• Riwayat KPD pada kehamilan sebelumnya
• Perdarahan pervaginam
• Distensi uterus (misalnya pada kehamilan multiple, polihidramnion)
• Infeksi/ inflamasi koriodesidua
• Penurunan jumlah kolagen dari membrane amnion

KRITERIA DIAGNOSIS

1. Umur kehamilan > 20 minggu


2. Keluaran cairan ketuban dari vagina
3. Pemeriksaan speculum : terlihat cairan yang keluar dari OUE
4. Kertas nitrazin merah berubah menjadi biru
5. USG (Volume cairan amnion berkurang tanpa adanya
abnormalitas janin
PENATALAKSANAAN

PRINSIP : mencegah mortalitas dan morbiditas perinatal


pada ibu dan bayi yang dapat meningkat karena infeksi atau
kelahiran preterm pada usia gestasi dibawah 37 minggu.

• KONSERVATIF
Pengelolaan konservatif dilakukan bila ada penyulit (baik pada ibu
maupun pada janin), pada usia gestasi 26-34 minggu, dirawat selama
2 hari.
Selama perawatan dilakukan:
1. Observasi kemungkinan adanya amnionitis/ tanda-tanda infeksi
- Pada Ibu : Suhu >38°C, takikardia, leukositosis, tanda-tanda
infeksi intrauterine, rasa nyeri pada rahim, sekret purulent pada
vagina
- Janin : Takikardia janin
2. Pengawasan timbulnya tanda persalinan 1. Febris
3. Pemberian antibiotik po (Cefadroxil 2x500mg, Eritromicin 2. Leukositosis
4x500mg) selama 3-5 hari atau antibiotika spektrum luas lain 3. Takikardia
yang sensitif 4. Cairan ketuban mungkin berbau
4. Pemberian tokolitik dengan syarat tidak ada infeksi secara klinis
atau laboratorium
5. USG untuk menilai kesejahteraan janin
6. Bila ada indikasi untuk melahirkan janin, dilakukan pematangan
paru, dan proteksi otak janin
• AKTIF
1. Pengelolaan aktif pada KPD dengan usia gestasi 20 sampai <26
minggu dan ≥34 minggu
2. Ada tanda-tanda infeksi
3. Timbulnya tanda-tanda persalinan
4. Gawat janin
KOMPLIKASI
• KOMPLIKASI IBU :
1. Endomyometritis
2. Korioamnionitis
3. Sepsis

• KOMPLIKASI JANIN :
1. Persalinan lebih awal
2. Malpresentasi
3. Oligohidramnion
4. Sindrom distress pernapasan
KELAINAN HIS
(INERSIA UTERI)
INERSIA UTERI
Merupakan pemanjangan fase laten atau fase aktif atau keduanya dari kala pembukaan.
Terbagi menjadi :
• Inersia Uteri Hipotonik  kontraksi uterus terkoordinasi, tapi tidak adekuat
• Inersia Uteri Hipertonik  kontraksi uterus tidak terkoordinasi, kuat

HIS ADEKUAT
His persalinan yang menyebabkan kemajuan persalinan
• Klinis : Dalam 10 menit terdapat 3 kali kontraksi rahim, lamanya 40-60 detik, sifatnya kuat
• KTG : Kontraksi 3 kali dalam 10 menit, lamanya 40-60 detik, dengan tekanan intrauterine 40-60 mmHg
KELAINAN HIS
(INERSIA UTERI)
PERBEDAAN

Hipotonis Hipertonis

Kejadian 4% dari persalinan 1% persalinan

Saat Terjadi Fase aktif Fase laten

Nyeri Tidak nyeri Nyeri berlebih

Gawat Janin Lambat Cepat

Reaksi terhadap oksitosin Baik Tidak baik


KELAINAN HIS
(INERSIA UTERI)
Penyebab Inersia Uteri Hipotonik (IUH) :
• Penggunaan analgesi terlalu cepat
• Panggul sempit
• Letak defleksi
• Kelainan posisi rengangan dinding rahim (hidramnion, gemeli)
• Perasaan takut dari ibu
KELAINAN HIS
(INERSIA UTERI)
TATALAKSANA
Kelainan HIS
Kriteria Penilaian : Etiologi :
1. Kemajuan Persalinan 1. Penggunaan analgesi terlalu cepat
2. Sifat HIS 2. Panggul sempit
(Frekuensi, Kekuatan, Lama) 3. Letak defleksi
3. Besarnya caput succedaneum 4. Kelainan posisi
5. Regangan dinding rahim
(Hidramnion, gemeli)
6. Perasaan ibu takut

Inersia Uteri

Hipotonik Hipertonik

Amniotomi + Tetes Oksitosin Pemberian Tokolitik

Berhasil Tidak Berhasil

Pervaginam SC
PREEKLAMPSIA
DEFINISI
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang
ditandai dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal yang
ditandai dengan hipertensi yang dapat disertai dengan proteinuria
akibat kehamilan setelah umur kehamilan 20 minggu sampai
berlangsung 3 bulan pasca persalinan.

Sebelumya selalu didefinisikan dengan adanya hipertensi dan


proteinuri yang baru terjadi pada kehamilan (new onset
hypertension with proteinuria). Beberapa wanita lain menunjukkan
adanya hipertensi disertai gangguan multsistem lain yang
menunjukkan adanya kondisi berat dari preeklampsia meskipun pasien
tersebut tidak mengalami proteinuri.

EPIDEMIOLOGI
Merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi
di dunia. Di Indonesia preeklampsia merupakan penyebab kematian
ibu berkisar 1,5% - 25% dan kematian bayi sekitar 45%.
PREEKLAMPSIA

ETIOLOGI & MEKANISME

Terjadi akibat berbagai faktor, baik faktor ibu, plasenta maupun janin.
Antara lain :
• Invasi trofoblas abnormal
• Gangguan keseimbangan adaptasi imunologis
• Gangguan keseimbangan adaptasi ibu terhadap perubahan
kardiovaskular atau inflamasi dalam kehamilan normal
• Faktor genetik
Invasi Trofoblas Abnormal Faktor Imunologi Faktor Endotel

PREEKLAMPSIA Gangguan remodeling ekspresi HLA-G di jar. trofoblas ekstravili Tidak seimbang antara
a. spiralis/ a. uterina vasokontriksi &
vasodilator

Lapisan muskularis tidak Gangguan vaskularisasi plasenta


mengalami pelebaran diameter

Vasospasm Peningkatan Th1/Th2


dan Hipoksia

Iskemia distal arteriola Produksi Sitokin proinflammatory

Jejas endotel

Pelepasan zat vasoaktif

Sindroma Preeklampsia

Hamil; reaksi penolakan janin akibat


perubahan histologis di sel/jaringan
ibu & plasenta
PREEKLAMPSIA
PENEGAKAN DIAGNOSIS HIPERTENSI
Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg
sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15
menit menggunakan lengan yang sama. Hipertensi berat adalah
peningkatan tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik
atau 110 mmHg diastolik.

PENENTUAN PROTEINURIA
Proteinuria ditegakkan jika didapatkan secara kuantitatif produksi
protein urin lebih dari 300 mg per 24 jam, namun jika hal ini tidak
dapat dilakukan, pemeriksaan dapat digantikan dengan pemeriksaan
semikuantitatif menggunakan dipstik urin > 1+.
KRITERIA DIAGNOSIS

PREEKLAMPSIA
KRITERIA DIAGNOSIS

PREEKLAMPSIA
PENATALAKSANAAN
PREEKLAMPSIA MANAJEMEN
EKSPETATIF ATAU
AKTIF

Tujuan utama dari manajemen


ekspektatif adalah untuk memperbaiki
keadaan perinatal dengan mengurangi
morbiditas neonatal serta
memperpanjang usia kehamilan
tanpa membahayakan ibu.
PENATALAKSANAAN
PREEKLAMPSIA MANAJEMEN
EKSPETATIF ATAU
AKTIF
PENATALAKSANAAN
PREEKLAMPSIA MANAJEMEN
EKSPETATIF ATAU
AKTIF
PENATALAKSANAAN
PREEKLAMPSIA MANAJEMEN
EKSPETATIF ATAU
AKTIF
PENATALAKSANAAN
PREEKLAMPSIA PEMBERIAN MAGNESIUM SULFAT UNTUK MENCEGAH KEJANG

Tujuan utama pemberian magnesium sulfat pada preeklampsia adalah untuk mencegah dan mengurangi
angka kejadian eklampsia, serta mengurangi morbiditas dan mortalitas maternal serta perinatal.

Salah satu mekanisme kerjanya adalah menyebabkan vasodilatasi melalui relaksasi dari otot polos,
termasuk pembuluh darah perifer dan uterus, sehingga selain sebagai antikonvulsan, magnesium sulfat juga
berguna sebagai antihipertensi dan tokolitik. Magnesium sulfat juga berperan dalam menghambat reseptor
N-metil-D-aspartat (NMDA) di otak, yang apabila teraktivasi akibat asfiksia, dapat menyebabkan masuknya
kalsium ke dalam neuron, yang mengakibatkan kerusakan sel dan dapat terjadi kejang.

Cara pemberian MgSO4 :


Pemberian melalui intravena secara kontinyu (infus dengan infusion pump)
1. Dosis Awal :
4 gram MgSO4 (10cc MgSO4 40% atau 20cc MgSO4 20% dilarutkan dalam 100cc NaCl/ RL
diberikan selama 15-20 menit.
2. Dosis Pemeliharaan :
10 gram MgSO4 (25 cc MgSO4 40%) dalam 500 cc cairan RL (Bila menggunakan MgSO4 40%
cairan 500 RL dikurangi 25 cc, selanjutnya ditambahkan 25 ccMgSO4 40%. Bila menggunakan
MgSO4 20% cairan RL dikurangi 50 cc, selanjutnya ditambahkan 50cc MgSO4 20%) diberikan
dengan kecepatan1-2 gram/ jam (20-30 tpm).
PENATALAKSANAAN
PREEKLAMPSIA
PEMBERIAN MAGNESIUM SULFAT UNTUK MENCEGAH KEJANG

Syarat Pemberian MgSO4 :

• Tersedia Ca Glukonas 10% (1 gram dalam 10 cc) sebagai antidotum MgSO4, diberikan secara iv dalam
3-5 menit.
• Refleks patella (+) kuat
• Frekuensi pernapasan ≥ 16 x/menit
• Produksi urine ≥ 30 cc dalam 1 jam sebelumnya (0,5 cc/kgBB/jam)

MgSO4 dihentikan bila :


• Adanya tanda-tanda intoksikasi
• Setelah 24 jam pascasalin
• Dalam 6 jam pascasalin sudah terjadi perbaikan tekanan darah (normotensif)
PENATALAKSANAAN
PREEKLAMPSIA
ANTIHIPERTENSI

Diberikan terutama jika tekanan darah mencapai :


• Sistolik ≥ 160 mmHg
• Diastolik ≥ 110 mmHg

Dapat diberikan :
• Nifedipine 10mg po dapat diulang setiap 30 menit (maksimal 120mg/24 jam),
selanjutnya diberikan dosis rumatan 3x10mg
• Nikardipine diberikan bila tekanan darah ≥180/110 mmHg atau hipertensi emergensi dengan dosis
1 ampul10mg dalam larutan 50cc per jam atau 2 ampul 10mg dalam larutan 100cc tpm mikro drip.
Pelarut yang tidak boleh digunakan adalah RL dan Bikarbonat natrikus.
PENATALAKSANAAN
PREEKLAMPSIA
PENGELOLAAN KONSERVATIF

Indikasi :
Kehamilan preterm (<34 minggu) tanpa disertai tanda-tanda impending eklampsia dengan keadaa janin baik.

Pengobatan Medisinal :
Sama seperti cara pengelolaan aktif.

Pengelolaan Obstetrik :
• Selama perawatan konservatif, tindakan observasi dan evaluasi sama seperti perawatan aktif,
termasuk USG untuk memantau kesejahteraan janin
• Bila setelah 2x24 jam tidak ada perbaikan maka keadaan ini dianggap sebagai
kegagalan perawatan konservatif dan sangat dianjurkan untuk terminasi kehamilan.
PENATALAKSANAAN
PREEKLAMPSIA
PENGELOLAAN AKTIF

Indikasi :
Bila didapatkan satu/lebih keadaan dibawah ini :
Ibu :
1. Kehamilan >34 minggu (dengan kortikosteroid selama 2 hari telah diberikan secara lengkap)
2. Adanya gejala impending eklampsia
3. Gagal perawatan konservatif
4. Kondisi ibu tidak stabil

Janin :
1. Adanya tanda-tanda gawat janin
2. Adanya tanda pertumbuhan janin terhambat

Laboratoium :
1. Adanya sindroma HELLP
PREEKLAMPSIA
KOMPLIKASI

• Penyakit Jantung Iskemik


• Stroke
• DVT
Thank You
ALHAMDULILLAH

Anda mungkin juga menyukai