Session
Presentan: Melvi Imelia Risa
12100118076
Konsulen: dr., Dhanny P.J. Santoso, Sp.OG., M. Kes
Identitas Suami
Nama : Tn. D
Usia : 35 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Anamnesis
Do you need
an online
doctor now? Dikirim oleh : Bidan Ade
Sifat : Rujukan
Keterangan : G3P2A0 parturient 37-38
minggu dengan IUH + PEB +
KPD
Keluhan Utama :
Kontraksi uterus kurang baik
ANAMNESIS KHUSUS
G3P2A0 merasa hamil 9 bulan dirujuk karena kontraksi
uterus kurang baik, pasien datang ke bidan awalnya mengeluhkan
keluaran cairan dari jalan lahir, berwarna bening cukup banyak dan
bercampur sedikit darah sejak 6 jam SMRS. Mulas-mulas mulai
dirasakan sejak 4 jam SMRS. Gerak janin dirasakan ibu sejak usia
kehamilan 4 bulan dan dirasakan semakin aktif. Pada saat dilakukan
pemeriksaan dalam bukaan sekitar 8 cm namun kontraksinya
kurang baik dan tidak ada kemajuan persalinan. Pasien juga
mengetahui memiliki tekanan darah tinggi saat periksa kehamilan ke
bidan. Diketahui pasien memiliki tekanan darah 160/110 mmHg.
Pasien menyangkal memiliki riwayat tekanan darah tinggi sebelum
kehamilan maupun di kehamilan sebelumnya, pada saat di bidan
pasien telah diberikan dopamet 2 tablet dan nifedipine 1 tablet serta
terpasang MgSO4. Pasien menyangkal adanya penglihatan buram,
pusing, nyeri kepala hebat, nyeri ulu hati, pingsan maupun kejang.
Riwayat Obstetri
Tempat/Penolong Cara Kehamilan/ BB Lahir/ JK Usia
Cara Persalinan
01 Klinik Bidan/ Bidan Aterm / Spontan
3200 gram/
Laki-laki
14 tahun (Hidup)
03 Hamil Ini
Keterangan Tambahan
Menikah ke-1, usia menikah 17 tahun. Pendidikan terakhir SMP, pekerjaan IRT.
Suami menikah ke-1, usia menikah 20 tahun. Pendidikan terakhir SMP, pekerjaan Wiraswasta.
Haid
• HPHT : 02/09/2018
• TP : 09/06/2019
• Sesuai Kehamilan : 37-38 minggu
• Siklus Haid : Tidak teratur
• Lama Haid : 3 hari
• Banyak Haid : Biasa
• Nyeri Haid : Tidak
• Menarche : 14 tahun
Kontrasepsi Terakhir
• Akseptor KB sejak tahun : 2011-2017
• Jenis : Pil, Suntik 3 bulan
• Alasan Berhenti KB : Ingin menstruasi lancar, dan rencana memiliki anak
• Motivasi KB : Menolak dipasang IUD post plasenta, berencana menggunakan KB suntik
PRENATAL CARE
Pasien rutin melakukan prenatal
care ke dr. umum dan bidan.
Jumlah kunjungan prenatal care
sebanyak ± 10 kali, terakhir
kunjungan sekitar 1 minggu
yang lalu.
IMUNOSEROLOGI
• HIV : NON REAKTIF
• HbSAg : NON REAKTIF
KIMIA KLINIK
• AST (SGOT) : 22 U/L
• ALT (SGPT) : 10 U/L
Pemeriksaan Penunjang
URINE
Urine Rutin
(Kimia Urine)
• Berat Jenis Urine : 1.025
• Blood Urine : Negatif
• Leukosit Esterase : Negatif
• pH urine : 6.5
• Nitrit Urine : Negatif
• Protein Urine : POS (++)
• Glukosa Urine : Negatif
• Keton Urine : POS (+)
• Urobilinogen : Normal
• Bilirubin Urine : Negatif
Diagnosis Awal
Cefotaxime 1gr iv
6. Motivasi Kontrasepsi
5. Observasi KU, TTV, IUD post plasenta
Kemajuan Persalinan
LAPORAN PERSALINAN
Masuk kamar bersalin tanggal : 21/05/2019
HIS mulai sejak tanggal : 21/05/2019
Ketuban : Pecah
Perdarahan : Tidak
Ikhtisar Persalinan :
• Lahir Tanggal : 21/05/2019 Jam : 19.25
• Macam Persalinan : Partus spontan dengan augmentasi drip oxytocin
• Indikasi : Inersia Uteri Hipotonik
• Lama Persalinan :
Kala I : ± 4 jam Kala II : ± 10 menit Kala III : ± 10 menit
• Plasenta : Lahir spontan
• Eksplorasi : Bersih
• Perineum : Utuh
• Lain-lain : Menolak dipasang IUD
• Kesimpulan : P3A0 partus maturus dengan augmentasi drip oxytocin atas indikasi IUH; KPD; PEB
FOLLOW UP
Tanggal 22/05/2019
FOLLOW UP S: Nyeri pada jalan lahir (+) BAK : (+)
Keluar darah dari jalan lahir (-)
O: Kesadaran : Composmentis Mata : CA -/-, SI -/-
Keluar darah dari jalan lahir (-) ASI : (+)
Abd : Datar, lembut, NT (-)
KU : Sakit ringan TFU : 2 jari dibawah pusat
TD : 130/80 mmHg Kontraksi : Baik
N : 80x/menit
R : 19x/menit Lokhia : Rubra
S : 36,6°C Kontrasepsi : -
Data Bayi
• JK : Perempuan
• BB : 3100 gram
• PB : 50 cm
• AS : 6/8
A: P3A0 partus maturus dengan Augmentasi Drip Oxytocin a/I IUH; KPD; PEB
P: Observasi KU, TTV, Perdarahan
Cefadroxil 2x500mg po
Asam Mefenamat 3x500mg po
SF 1x1 tab
Vaginal Hygiene
Aff Infus
Rencana rawat jalan
PERMASALAHAN
Apakah Diagnosis Pada
Pasien Ini Sudah Tepat?
Pada pasien ini merupakan kehamilan ketiga, anak pertama dan kedua lahir
secara spontan dan hidup. Tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya.
(G3P2A0)
Pasien mengaku hamil 9 bulan dengan keluaran cairan bening dari jalan lahir
sejak 6 jam SMRS. Keluaran cairan bening tersebut disertai dengan sedikit darah.
(KPD)
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan Darah pasien 160/110 mmHg dengan
hasil pemeriksaan laboratorium protein urine POS ++. Pasien tidak mengeluhkan
pusing hebat, nyeri kepala, penglihatan buram, ataupun nyeri ulu hati. (PEB)
Kesimpulan :
Diagnosis pasien : G3P2A0 parturient 37-38 minggu kala 1 fase aktif dengan KPD + IUH + PEB
Pada pasien dilakukan persalinan pervaginam dengan augmentasi drip oxytocin
Diagnosis Akhir : P3A0 partus maturus dengan augmentasi drip oxytocin a/i IUH; KPD; PEB
Apakah Penanganan Pada Pasien Sudah Tepat?
Quo Ad Vitam
Pada pasien ini dubia ad bonam karena setelah partus kondisi pasien kembali membaik
dan normal, hanya tekanan darahnya masih sedikit tinggi. Pemeriksaan lain dalam batas
normal.
Quo Ad Functionam
Fungsi reproduksi ad bonam.
Quo Ad Sanationam
Pada pasien ini dubia karena menolak dilakukan pemasangan IUD. Kemungkinan
untuk hamil lagi masih cukup tinggi dikarenakan dapat terjadi ketidakpatuhan dalam
menggunakan KB suntik.
Bagaimanakah pandangan
prinsip etika medis pada
pasien ini?
BENEFICENCE
Dokter melakukan tindakan dengan baik dan benar, sebagai tujuan untuk
menyelamatkan ibu dan bayi.
NON-MALEFICENCE
Dokter tidak merugikan pasien dengan tidak melakukan perbuatan yang
dapat memperburuk keadaan pasien. Dokter melakukan tindak sesuai
prosedur yang ada.
AUTONOMY
Memberikan informed consent kepada keluarga pasien mengenai apa
saja tindakan yang harus dilakukan beserta segala kemungkinan
risikonya dan keluarga pasien berhak untuk menentukan pilihannya
sendiri.
JUSTICE
Bersikap adil dan tidak membeda-bedakan pelayanan dalam melakukan
tindakan.
Bagaimanakah menurut pandangan agama islam?
“Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim
yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya
ada ukurannya. Yang mengetahui segala ghaib dan yang tampak; yang maha besar lagi
maha tinggi.” (QS. Al-Ra’ad:8-9)
KETUBAN PECAH DINI
DEFINISI
Dibedakan :
1. PPROM (Preterm Premature Rupture Of Membranes) :
Ketuban pecah pada saat usia gestasi <37 minggu.
2. PROM (Premature Rupture Of Membranes) : Ketuban
pecah pada usia gestasi ≥ 37 minggu.
EPIDEMIOLOGI
• Riwayat IMS
• Riwayat persalinan premature
• Riwayat KPD pada kehamilan sebelumnya
• Perdarahan pervaginam
• Distensi uterus (misalnya pada kehamilan multiple, polihidramnion)
• Infeksi/ inflamasi koriodesidua
• Penurunan jumlah kolagen dari membrane amnion
KRITERIA DIAGNOSIS
• KONSERVATIF
Pengelolaan konservatif dilakukan bila ada penyulit (baik pada ibu
maupun pada janin), pada usia gestasi 26-34 minggu, dirawat selama
2 hari.
Selama perawatan dilakukan:
1. Observasi kemungkinan adanya amnionitis/ tanda-tanda infeksi
- Pada Ibu : Suhu >38°C, takikardia, leukositosis, tanda-tanda
infeksi intrauterine, rasa nyeri pada rahim, sekret purulent pada
vagina
- Janin : Takikardia janin
2. Pengawasan timbulnya tanda persalinan 1. Febris
3. Pemberian antibiotik po (Cefadroxil 2x500mg, Eritromicin 2. Leukositosis
4x500mg) selama 3-5 hari atau antibiotika spektrum luas lain 3. Takikardia
yang sensitif 4. Cairan ketuban mungkin berbau
4. Pemberian tokolitik dengan syarat tidak ada infeksi secara klinis
atau laboratorium
5. USG untuk menilai kesejahteraan janin
6. Bila ada indikasi untuk melahirkan janin, dilakukan pematangan
paru, dan proteksi otak janin
• AKTIF
1. Pengelolaan aktif pada KPD dengan usia gestasi 20 sampai <26
minggu dan ≥34 minggu
2. Ada tanda-tanda infeksi
3. Timbulnya tanda-tanda persalinan
4. Gawat janin
KOMPLIKASI
• KOMPLIKASI IBU :
1. Endomyometritis
2. Korioamnionitis
3. Sepsis
• KOMPLIKASI JANIN :
1. Persalinan lebih awal
2. Malpresentasi
3. Oligohidramnion
4. Sindrom distress pernapasan
KELAINAN HIS
(INERSIA UTERI)
INERSIA UTERI
Merupakan pemanjangan fase laten atau fase aktif atau keduanya dari kala pembukaan.
Terbagi menjadi :
• Inersia Uteri Hipotonik kontraksi uterus terkoordinasi, tapi tidak adekuat
• Inersia Uteri Hipertonik kontraksi uterus tidak terkoordinasi, kuat
HIS ADEKUAT
His persalinan yang menyebabkan kemajuan persalinan
• Klinis : Dalam 10 menit terdapat 3 kali kontraksi rahim, lamanya 40-60 detik, sifatnya kuat
• KTG : Kontraksi 3 kali dalam 10 menit, lamanya 40-60 detik, dengan tekanan intrauterine 40-60 mmHg
KELAINAN HIS
(INERSIA UTERI)
PERBEDAAN
Hipotonis Hipertonis
Inersia Uteri
Hipotonik Hipertonik
Pervaginam SC
PREEKLAMPSIA
DEFINISI
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang
ditandai dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal yang
ditandai dengan hipertensi yang dapat disertai dengan proteinuria
akibat kehamilan setelah umur kehamilan 20 minggu sampai
berlangsung 3 bulan pasca persalinan.
EPIDEMIOLOGI
Merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi
di dunia. Di Indonesia preeklampsia merupakan penyebab kematian
ibu berkisar 1,5% - 25% dan kematian bayi sekitar 45%.
PREEKLAMPSIA
Terjadi akibat berbagai faktor, baik faktor ibu, plasenta maupun janin.
Antara lain :
• Invasi trofoblas abnormal
• Gangguan keseimbangan adaptasi imunologis
• Gangguan keseimbangan adaptasi ibu terhadap perubahan
kardiovaskular atau inflamasi dalam kehamilan normal
• Faktor genetik
Invasi Trofoblas Abnormal Faktor Imunologi Faktor Endotel
PREEKLAMPSIA Gangguan remodeling ekspresi HLA-G di jar. trofoblas ekstravili Tidak seimbang antara
a. spiralis/ a. uterina vasokontriksi &
vasodilator
Jejas endotel
Sindroma Preeklampsia
PENENTUAN PROTEINURIA
Proteinuria ditegakkan jika didapatkan secara kuantitatif produksi
protein urin lebih dari 300 mg per 24 jam, namun jika hal ini tidak
dapat dilakukan, pemeriksaan dapat digantikan dengan pemeriksaan
semikuantitatif menggunakan dipstik urin > 1+.
KRITERIA DIAGNOSIS
PREEKLAMPSIA
KRITERIA DIAGNOSIS
PREEKLAMPSIA
PENATALAKSANAAN
PREEKLAMPSIA MANAJEMEN
EKSPETATIF ATAU
AKTIF
Tujuan utama pemberian magnesium sulfat pada preeklampsia adalah untuk mencegah dan mengurangi
angka kejadian eklampsia, serta mengurangi morbiditas dan mortalitas maternal serta perinatal.
Salah satu mekanisme kerjanya adalah menyebabkan vasodilatasi melalui relaksasi dari otot polos,
termasuk pembuluh darah perifer dan uterus, sehingga selain sebagai antikonvulsan, magnesium sulfat juga
berguna sebagai antihipertensi dan tokolitik. Magnesium sulfat juga berperan dalam menghambat reseptor
N-metil-D-aspartat (NMDA) di otak, yang apabila teraktivasi akibat asfiksia, dapat menyebabkan masuknya
kalsium ke dalam neuron, yang mengakibatkan kerusakan sel dan dapat terjadi kejang.
• Tersedia Ca Glukonas 10% (1 gram dalam 10 cc) sebagai antidotum MgSO4, diberikan secara iv dalam
3-5 menit.
• Refleks patella (+) kuat
• Frekuensi pernapasan ≥ 16 x/menit
• Produksi urine ≥ 30 cc dalam 1 jam sebelumnya (0,5 cc/kgBB/jam)
Dapat diberikan :
• Nifedipine 10mg po dapat diulang setiap 30 menit (maksimal 120mg/24 jam),
selanjutnya diberikan dosis rumatan 3x10mg
• Nikardipine diberikan bila tekanan darah ≥180/110 mmHg atau hipertensi emergensi dengan dosis
1 ampul10mg dalam larutan 50cc per jam atau 2 ampul 10mg dalam larutan 100cc tpm mikro drip.
Pelarut yang tidak boleh digunakan adalah RL dan Bikarbonat natrikus.
PENATALAKSANAAN
PREEKLAMPSIA
PENGELOLAAN KONSERVATIF
Indikasi :
Kehamilan preterm (<34 minggu) tanpa disertai tanda-tanda impending eklampsia dengan keadaa janin baik.
Pengobatan Medisinal :
Sama seperti cara pengelolaan aktif.
Pengelolaan Obstetrik :
• Selama perawatan konservatif, tindakan observasi dan evaluasi sama seperti perawatan aktif,
termasuk USG untuk memantau kesejahteraan janin
• Bila setelah 2x24 jam tidak ada perbaikan maka keadaan ini dianggap sebagai
kegagalan perawatan konservatif dan sangat dianjurkan untuk terminasi kehamilan.
PENATALAKSANAAN
PREEKLAMPSIA
PENGELOLAAN AKTIF
Indikasi :
Bila didapatkan satu/lebih keadaan dibawah ini :
Ibu :
1. Kehamilan >34 minggu (dengan kortikosteroid selama 2 hari telah diberikan secara lengkap)
2. Adanya gejala impending eklampsia
3. Gagal perawatan konservatif
4. Kondisi ibu tidak stabil
Janin :
1. Adanya tanda-tanda gawat janin
2. Adanya tanda pertumbuhan janin terhambat
Laboratoium :
1. Adanya sindroma HELLP
PREEKLAMPSIA
KOMPLIKASI