Anda di halaman 1dari 8

Pencatatan Akuntansi atas Crash

Program Keringanan Utang


Seminar Digital Kemenkeu Corporate University Talk

Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan


Jakarta, 15 September 2022
Ketentuan Umum
(PMK Nomor 11/PMK.06/2022 tentang Penyelesaian Piutang Instansi Pemerintah yang
Diurus/Dikelola oleh Panitia Urusan Piutang Negara/Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dengan
Mekanisme Crash Program )

Piutang Negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Negara
berdasarkan suatu peraturan, perjanjian atau sebab apapun.

Crash Program adalah optimalisasi penyelesaian Piutang Negara yang


dilakukan secara terpadu dalam bentuk pemberian keringanan utang
kepada Penanggung Utang.

Keringanan Utang adalah pengurangan pembayaran pelunasan utang


oleh Penanggung Utang dengan diberikan pengurangan pokok, bunga,
denda, ongkos/biaya lainnya.

2
Penyajian Piutang dalam LKPP Tahun 2021 Audited
Piutang Lancar (Jangka Pendek) 2021 2020
K/L Piutang Bukan Pajak (Rp) 1. Piutang dari Kegiatan
Kejaksaan RI 36.875.113.876.431 Operasional BLU: BLU
Kemenkes, Setneg, Kemhan,
Kementerian ESDM 24.398.784.165.512 BKPBPB Batam, dan POLRI.
Kementeraian LHK 5.090.308.037.583
2. Piutang dari Kegiatan Non
Kementerian PUPR 2.322.155.318.950 Operasional BLU: Kementerian
Kominfo, Kemenpora,
Kementerian Kominfo 1.749.017.479.959 Kemenag, Kemenkes, dan
Kemenhub

Piutang Jangka Panjang 2021 2020 1. Piutang TPA terbesar terdapat pada Kementerian PUPR
(Rp94.536.895.906) dan Setkab (Rp3.499.997).
2. Piutang TP/TGR dan piutang jangka panjang lainnya
tersebar di berbagai K/L.
3. Piutang jangka panjang lainnya antara lain piutang
terkait homologasi PT Bakrie Telecom dan PT Internux
pada Kementerian Kominfo, piutang pendapatan dari
kontribusi tetap kerjasama pemanfaatan Pulau Nipa
pada Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan lain
sebagainya.
Kebijakan Akuntansi Piutang
(PMK Nomor 22/PMK.05/2022 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat, sebagaimana telah diubah
dengan PMK Nomor 85/PMK.05/2022.

Piutang diakui pada saat timbulnya hak tagih pemerintah, antara lain karena adanya:
- Tunggakan pungutan pendapatan;
- Perikatan;
- Transfer antar pemerintah;
- Kerugian negara;
- Transaksi lainnya yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan.

Kriteria pengakuan piutang:


✓ Telah diterbitkan surat ketetapan; dan/atau
✓ Telah diterbitkan surat penagihan

• Piutang dicatat sebesar nilai nominal yang tercantum di dalam surat ketetapan atau surat tagihan.
• Piutang dalam mata uang asing dicatat menggunakan kurs tengah Pemerintah pada tanggal transaksi. Selanjutnya,
pada tanggal pelaporan dilakukan translasi menggunakan kurs penutup. Selisihnya dicatat sebagai pendapatan/beban
selisih kurs belum terealisasi.

Piutang yang telah diserahkan pengurusannya kepada PUPN (Panitia Urusan Piutang Negara) tetap dicatat dan disajikan
oleh K/L sesuai klasifikasi piutangnya.
4
Pencatatan Transaksi Crash Program Keringanan Utang
Contoh: Berdasarkan Surat Persetujuan Keringanan Utang, penanggung utang memperoleh keringanan
piutang pokok sebesar 60%, sehingga utang sebesar Rp100 juta hanya perlu dilunasi dengan membayar
sebesar Rp40 juta.
1. Mencatat Keringanan Utang 3. Eliminasi Piutang, setelah pencatatan setoran
D/K Uraian Akun Rp Laporan D/K Uraian Akun Rp Laporan
D Penyisihan Piutang 60 jt Neraca D Pendapatan xxx 40 jt LO
Tidak Tertagih
K Piutang xxx 40 jt Neraca
K Piutang xxx 60 jt Neraca

2. Penerimaan Pembayaran/Pelunasan (Pencatatan 4. Menyesuaikan Penyisihan Piutang


Setoran) D/K Uraian Akun Rp Laporan
D/K Uraian Akun Rp Laporan D Penyisihan Piutang 40 jt Neraca
D DDEL (buku besar kas)/ 40 jt - Tidak Tertagih
DDEL (buku besar akrual) LPE K Beban Penyisihan 40 jt LO
K Pendapatan LRA/ 40 jt LRA Piutang Tidak
Pendapatan LO LO Tertagih
5
Perekaman pada SAKTI - Pencatatan Transaksi Crash Program Keringanan Utang
1. Mencatat Keringanan Utang – Menu Koreksi > Koreksi Normal –
Modul Piutang
3. Penerimaan Pembayaran (Settlement – Modul Piutang):
(Lakukan koreksi atas piutang dan penyisihan piutang tidak
mengeliminasi saldo piutang dan menyesuaikan penyisihan
tertagihnya, dengan merekam nilai setelah koreksi yaitu 40 jt),
piutang
sehingga terbentuk jurnal:
D/K Uraian Akun Rp Laporan D/K Uraian Akun Rp Laporan

D Koreksi Lainnya 60 jt LPE D Pendapatan xxx 40 jt LO

K Piutang xxx 60 jt Neraca K Piutang xxx 40 jt Neraca

D Penyisihan Piutang 60 jt Neraca D Penyisihan Piutang 40 jt Neraca


Tidak Tertagih Tidak Tertagih
K Koreksi Lainnya 60 jt LPE K Beban Penyisihan 40 jt LO
Piutang Tidak Tertagih
2. Penerimaan Pembayaran/Pelunasan (Pencatatan Setoran – Modul
Bendahara)
D/K Uraian Akun Rp Laporan
D DDEL/ 40 jt -
DDEL LPE
K Pendapatan LRA/ 40 jt LRA 6

Pendapatan LO LO
Dampak Crash Program Keringanan Piutang terhadap LKKL
dan LKPP

Piutang yang
disajikan
Penyajian
dalam LK
saldo piutang
Penurunan merupakan Peningkatan
dengan
Penurunan/ saldo piutang realisasi
kualitas yang
eliminasi saldo penyisihan dengan tingkat pendapatan
lebih baik
piutang macet piutang tidak ketertagihan dari pelunasan
(lancar, kurang
tertagih (nilai bersih piutang
lancar,
yang dapat
diragukan)
direalisasikan)
lebih tinggi

7
8

Anda mungkin juga menyukai