Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Disusun Oleh:
Suryanti Suwardi
Pembimbing:
dr. Prima Deri Pella, Sp.OG
1.2. Tujuan
1.2.1. Mengetahui prosedur anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
yang diperlukan dan penegakkan diagnosis obstetrik.
1.2.2. Mengetahui keadaan patologis persalinan yang didapatkan dalam kasus ini,
yaitu ketuban pecah dini termasuk alur penegakkan diagnosis dan
penatalaksanaannya.
1.2.3. Mengkaji ketepatan penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan dalam kasus
ini.
BAB II
LAPORAN KASUS
Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 03 Juli 2016 pukul
19.10 Wita di ruang VK Mawar RSUD AW. Sjahranie Samarinda.
Anamnesis:
Identitas pasien:
Nama : Ny. LA
Umur : 21 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Karyawan (swasta)
Suku : Jawa
Alamat : Samarinda
Masuk RS (MRS) : 03 Juli 2016
Identitas suami:
Nama : Tn. AR
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Suku : Jawa
Alamat : Samarinda
Keluhan Utama:
Pasien mengeluhkan keluar air-air jernih dan sedikit berbau dari jalan lahir sejak ± 1
jam sebelum masuk rumah sakit. Perut tidak terasa kencang-kencang. Lendir dan
darah tidak ada. Pasien hanya periksa 1x kehamilan pada usia kehamilan 2 bulan di
bidan.
Riwayat Haid:
Riwayat Perkawinan:
Perkawinan pertama, lama menikah 1 tahun, pertama kali kawin saat usia 20 tahun.
Riwayat Obstetrik:
Jenis
Jenis Penolong Keadaan
Tahun Tempat Umur Kelamin
No Persali Persalina Anak
Partus Partus kehamilan Anak/
nan n Sekarang
BB
Kontrasepsi:
Pemeriksaan Fisik
Antropometri : Berat badan (BB): 45 kg, Tinggi badan (TB): 150 cm.
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Frekuensi nadi : 80 kali/menit
Frekuensi nafas : 20 kali/menit
Suhu : 36,7 ºC
Status Generalisata
Kepala : normocephal
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).
Telinga : tidak ditemukan kelainan
Hidung : tidak ditemukan kelainan
Tenggorokkan : tidak ditemukan kelainan
Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Thoraks :
Jantung : dalam batas normal
Paru-paru : dalam batas normal
Abdomen :
Inspeksi : cembung, linea nigra (+) striae (+)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas :
Superior : edema (-/-), akral hangat
Inferior : edema (-/-), akral hangat, varises (-/-)
Pemeriksaan Tambahan:
Jenis
Hasil Lab Nilai Normal
Pemeriksaan
BT 3’ 2-5’
CT 10’ 5-10’
Tr 201.000 μL 150.000-450.000 μL
HbsAg NR NR
112 NR NR
Proteinuria -
pH 8
Pemeriksaan USG
Kesimpulan :
Diagnosis Kerja:
G1P0A0 gravid 26-27 minggu + janin tunggal hidup + presentasi kepala + belum
inpartu + KPD
Penatalaksanaan
- MRS
- Bed rest total
- IVFD RL 28 tpm
- Cefotaxime Inj 1gr/8jam
- Dexamethasone Inj 2amp/12jam
- Rencana USG
Follow up:
No Tanggal Follow up
3. 06/07/2016 S : - P:
Laporan Operasi
Tanggal 13 – 07 – 2016
Laporan Operasi
Laporan Persalinan
Bayi lahir pada pukul 11.20 WITA, jenis kelamin perempuan, dengan berat
badan lahir (BBL) 950 gram, panjang badan (PB) 38 cm, Apgar Score (A/S) 6/7, anus
(+), cacat (-)
Follow Up di Nifas
No Tanggal Follow up
1. 13/07/2016 S : nyeri post op P:
Follow Up Bayi
No Tanggal Follow up
1. 13/07/2016 S : - P:
2. 14/07/2016 S : KU lemah P:
3 15/07/2016 S : KU lemah P:
4 18/07/2016 S : KU lemah P:
O : gerak aktif menurun, menangis - Continuos Positive Airway
(+), abd soefl Pressure (CPAP)
- IVFD KN4A 85cc/24jam
A : Neonatus Kurang Bulan,
- Aminosteril 6% 16cc/hr
Kurang Masa Kehamilan
- Ampicillin Inj 2x25mg
- Gentamysin Inj 5mg
- Aminophilin Inj 2x2.5mg
- ASI 12x1cc
5 19/07/2016 S : KU lemah P:
6 20/07/2016 S : KU lemah P:
7 21/07/2016 S : KU lemah P:
8 22/07/2016 S : KU lemah P:
O : gerak aktif menurun, menangis Terapi lanjut
(+), abd soefl
TINJAUAN PUSTAKA
Hormon
Progesteron dan estradiol menekan proses remodeling matriks ekstraseluler
pada jaringan reproduktif. Kedua hormon ini didapatkan menurunkan konsentrasi
MMP-1 dan MMP-3 serta meningkatkan konsentrasi TIMP pada fibroblas serviks
dari kelinci percobaan. Tingginya konsentrasi progesteron akan menyebabkan
penurunan produksi kolagenase pada babi walaupun kadar yang lebih rendah dapat
menstimulasi produksi kolagen. Ada juga protein hormon relaxin yang berfungsi
mengatur pembentukan jaringan ikat diproduksi secara lokal oleh sel desidua dan
plasenta. Hormon ini mempunyai aktivitas yang berlawanan dengan efek inhibisi oleh
progesteron dan estradiol dengan meningkatkan aktivitas MMP-3 dan MMP-9 dalam
membran janin. Aktivitas hormon ini meningkat sebelum persalinan pada selaput
ketuban manusia saat aterm. Peran hormon-hormon tersebut dalam patogenesis
pecahnya selaput ketuban belum dapat sepenuhnya dijelaskan.2
4. Pemeriksaan penunjang
Dengan tes lakmus, cairan amnion akan mengubah kertas lakmus merah
menjadi biru.
Pemeriksaan leukosit darah, bila meningkat > 15.000 /mm3 kemungkinan ada
infeksi.
USG untuk menentukan indeks cairan amnion, usia kehamilan, letak janin, letak
plasenta, gradasi plasenta serta jumlah air ketuban.
Kardiotokografi untuk menentukan ada tidaknya kegawatan janin secara dini
atau memantau kesejahteraan janin. Jika ada infeksi intrauterin atau peningkatan
suhu, denyut jantung janin akan meningkat.
Amniosintesis digunakan untuk mengetahui rasio lesitin - sfingomielin dan
fosfatidilsterol yang berguna untuk mengevaluasi kematangan paru janin.4
PEMBAHASAN
Pasien Ny. LA usia 21 tahun datang ke IGD Rumah Sakit A.W. Sjahranie
Samarinda 03 Juli 2016 dengan keluhan utama keluar air-air dari jalan lahir. Setelah
melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang maka
didapatkan diagnosis G1P0A0 gravid 26-27 minggu + tunggal hidup + presentasi
kepala belum inpartu + KPD.
Diagnosis KPD didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan laboratorium. Diagnosis KPD yang tepat sangat penting untuk
menentukan penanganan selanjutnya. Oleh karena itu, usaha untuk menegakkan
diagnosis KPD harus dilakukan dengan cepat dan tepat.
4.1. Anamnesis
Pada kasus, berdasarkan anamnesis didapatkan keluhan yang sesuai dengan
teori yaitu pasien mengeluhkan keluar air-air dari jalan lahir sejak ± 1 jam SMRS.
Air-air tersebut jernih dan sedikit berbau. Perut tidak terasa kencang-kencang. Tidak
ada keluhan keluar lendir darah. Pasien hanya periksa 1x kehamilan pada usia
kehamilan 2 bulan di bidan
Berdasarkan teori, diagnosis KPD 90% dapat ditegakkan melalui anamnesis.
Dari anamnesis didapatkan pasien merasa basah pada vagina, atau mengeluarkan
cairan yang banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir. Cairan berbau khas dan perlu juga
diperhatikan warna keluarnya cairan tersebut. His belum teratur atau belum ada serta
belum ada pengeluaran lendir darah.
Teori Kasus
Pasien merasa basah pada vagina. Pasien datang dengan keluhan keluar
Mengeluarkan cairan banyak tiba - air-air dari jalan lahir
tiba dari jalan lahir. Riwayat keluar air ketuban dari jalan
Warna cairan diperhatikan. lahir sejak 1 jam sebelum masuk rumah
Belum ada pengeluaran lendir sakit.
darah dan berbau khas Cairan yang keluar jernih dan sedikit
His belum teratur atau belum ada. berbau.
Belum ada pengeluaran lendir Tidak ada keluhan perut kencang-
darah. kencang
Tidak ada keluhan keluar lendir darah.
Teori Kasus
Pemeriksaan leukosit untuk Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan USG.
mengetahui tanda-tanda
Janin tunggal hidup, presentasi kepala
infeksi
Plasenta di corpus posterior grade II, Air
USG untuk melihat jumlah
ketuban kurang
cairan ketuban dalam
UK : 26 – 27 minggu
kavum uteri
TBJ : 1020 gram
4.7 Penatalaksanaan
Pada kasus ini, keluar air ketuban dari jalan lahir atau dalam hal ini pecahnya
ketuban dicurigai terjadi 1 jam sebelum masuk rumah sakit, sementara belum ada
tanda-tanda inpartu pada pemeriksaan dalam, telah dlakukan pemeriksaan USG
bahwa air ketuban kurang.
Kebanyakan penulis sepakat mengambil 2 faktor yang harus dipertimbangkan
dalam mengambil sikap atau tindakan terhadap pasien KPD, yaitu umur kehamilan
dan ada tidaknya tanda-tanda infeksi pada ibu. Pemberian antibiotik profilaksis dapat
menurunkan infeksi pada ibu. Waktu pemberian antibiotik hendaknya diberikan
segera setelah diagnosis KPD ditegakkan. Beberapa penulis menyarankan bersikap
aktif (induksi persalinan) segera diberikan atau ditunggu sampai 6-8 jam dengan
alasan pasien akan menjadi inpartu dengan sendirinya. Induksi dilakukan dengan
memperhatikan Bishop score, jika > 5 induksi dapat dilakukan, sebaliknya jika < 5,
dilakukan pematangan serviks, jika tidak berhasil akhiri persalinan dengan seksio
sesarea.
Teori Kasus
Pemberian antibiotik profilaksis dapat Pasien diberikan injeksi antibiotik
menurunkan infeksi pada ibu Cefotaxime
Bila skor pelvik < 5, lakukan Dilakukan SC dikarenakan hasil
pematangan serviks, kemudian USG menunjukkan air ketuban
induksi. kurang
Bila skor pelvik > 5, induksi
persalinan.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang
telah dilakukan, pasien pada kasus ini didiagnosis sebagai KPD. Kasus yang
ditemukan sudah sesuai dengan teori yang ada. Penatalaksanaan KPD pada pasien ini
pada umumnya tepat.
BAB V
PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus atas pasien Ny. LA yang berusia 21 tahun
datang ke rumah sakit dengan keluhan utama keluar air-air. Setelah melakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, maka didapatkan G1P0A0
gravid 26-27 minggu + tunggal hidup + presentasi kepala + belum inpartu + KPD.
Pada pasien ini dilakukan persalinan secara SC dikarenakan hasil USG pasien
menunjukkan air ketuban yang kurang. Dan secara umum penegakkan diagnosis
maupun penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat dan sesuai dengan teori.
DAFTAR PUSTAKA