Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

G4P2AH2 GRAVIDA 38-39 MINGGU


KALA I FASE LATEN DENGAN KPD

Oleh:
Muhammad Danil Hadyan Darojat
4151181424

Pembimbing:
Lina Marlinawati, dr., Sp.OG., M.Kes
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. AR Ruangan :5/4 RM : 22XXXX
Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 31 Tahun Agama : Islam
Jabatan/Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga Bangsa : Indonesia Pendidikan : SMP
Alamat : Mekarjaya Banjaran Bandung      

Nama Suami : Tn DK Umur :37 Tahun Agama : Islam


Jabatan/Pekerjaan :TNI-AD Bangsa : Indonesia Pendidikan : SMA
Alamat : Mekarjaya Banjaran Bandung      
No.Telp :081385xxxxx      

Dikirim Oleh : Ponek UGD Tgl.Dirawat :6/10/2020 Jam : 11.05

Tgl. Diperiksa (Co-Ass) : 6/10/2020 Tgl. Keluar : 7/10/2020 Jam : 14.00


Keadaan Waktu Pulang : sembuh/perbaikan/tidak sembuh/pulang paksa/lain-lain
Pasien meninggal pada tgl :- Jam :-
ANAMNESIS
• Keluhan Utama : Mulas-mulas, keluar air dan darah dari jalan lahir
Seorang wanita usia 31 tahun, Gravida 4 Para 2 Abortus 1 Hidup 2 datang ke Unit
Gawat Darurat (UGD) RS Dustira dengan keluhan Mulas- mulas disertai dengan keluar air
bercampur lender dan darah dari jalan lahir sejak 10 jam sebelum masuk rumah sakit.
Mulas dirasakan dirasakan semakin hebat kurang lebih 6 kali dalam 10 menit selama
30-40 detik disertai keluarnya banyak air bercampur lendir dan darah dari jalan lahir.
Pasien merasa bahwa janin dalam kandungannya masih bergerak aktif.
ANAMNESIS
Selama hamil pasien menyangkal pernah mengeluh nyeri saat BAK,
BAK terasa lebih sering dan panas, demam, maupun keputihan. Keluhan
sakit gigi dan gigi berlubang disangkal. Pasien tidak sedang mengonsumsi
obat-obatan dalam jangka waktu panjang. Pasien tidak memiliki
kebiasaan merokok namun suaminya sering merokok di sekitar pasien.
Pasien mengatakan mangalami hal serupa pada kehamilan sebelumnya.
• Tidak ada riwayat jantung berdebar, mudah lelah saat beraktivitas disertai
sesak nafas
• Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi
• Tidak ada riwayat kencing manis
• Tidak ada riwayat menderita batuk lama
• Tidak ada riwayat pernah dioperasi di perut
• Tidak ada riwayat alergi obat-obatan dan makanan
• Tidak ada riwayat nyeri pinggang
• Tidak ada riwayat sesak nafas disertai nafas berbunyi
• Tidak ada riwayat kecelakaan

• Ibu melakukan ANC ke bidan setiap bulan,tetapi 1 bulan terakhir ini belum.
Total kunjungan ANC selama kehamilan sebanyak kurang lebih 8 kali.
• Selama awal hamil tidak ada kelainan.
• Ibu sudah dilakukan imunisasi tetanus pada kehamilan sebanyak 1 kali.
Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : ± 30 hari
Lama : 7 hari
Banyaknya : 3x ganti pembalut sedang
Sifat darah : normal
Dismenorhae : tidak ada

Riwayat Kehamilan Sekarang


Usia ibu hamil : 31 tahun
HPHT : 8 januari 2020
Taksiran Persalinan : 15 Oktober 2020
Usia Kehamilan : 38-39 minggu
Perdarahan Pervaginam : tidak ada
Keputihan : ada
Mual dan Muntah : tidak ada
Masalah atau kelainan pada kehamilan sekarang :mulas, keluar air bercampur lender dan darah.
Pemakaian obat-obatan dan jamu : tidak ada
Riwayat Pernikahan
Status pernikahan : menikah
Pernikahan ke :1
Usia suami menikah : 24 tahun
Usia istri saat menikah : 18 tahun
Lama pernikahan : 13 tahun
Riwayat obstetrik
Gravida 4, Para 3, Abortus 1 Hidup 2

No Tahun JK Usia Jenis Ditolong BBL & PBL


kehamilan Persalinan Oleh

1 2007 P Aterem Pervaginam Bidan 3500 gr

2 2010 L Aterm Pervaginam Bidan 3000 gr

3 2018 Abortus

4 2020 Hamil Saat ini 


Riwayat KB
KB Suntik Hormonal 3 bulan

Riwayat Sosial Ekonomi


Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : baik
Jumlah keluarga di rumah yang dapat membantu ibu : 2 orang
Pembuat keputusan dalam keluarga : suami
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

• Kesadaran : Compos Mentis

• Tinggi Badan : 155 cm Berat Badan : 55 -> 70 kg

• Tanda-tanda vital : TD: 110/70 mmHg, R: 20 x/m, N: 100 x/m, SB: 36,8 0C

• Kepala : Konjunctiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-

• Leher : Pembesaran KGB (-)

• Thorax :
• Cor : Ictus cordis tidak terlihat, BJ 1 dan 2 murni regular, bunyi jantung tambahan -, kardiomegali -
• Pulmo : VBS kanan=kiri, sonor kanan=kiri, Ronkhi -/-, Wheezing -/-

• Abdomen : bising usus + normal, Hepar dan Lien sulit dinilai

• Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2dtk, edema dorsum pedis +/+
Status Obstetrikus

THORAKS ABDOMEN
Bentuk : cembung gravidarum,
Striae gravidaurm :+
Mammae Papila menonjol : +/+
Line nigra :+
  Areola hiperpgmentasi : +/+ Bekas operasi :-
Bising usus : + normal
  Abses : -/- TFU : 30 cm

TBJ : 2790 gram


  Nyeri Tekan : -/- DJJ 1 : 156 x/menit
Leopold I : Bokong
Leopold II : Punggung dikiri
Leopold III : Kepala
Leopold IV : Divergen
PEMERIKSAAN DALAM
Vagina : darah (+) , lendir (+), cairan jernih (+)

Portio : Tebal Lunak

Ketuban : tes lakmus positif

Presentasi fetus : Kepala

Pembukan : 2 cm
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal 6/10/2020 ( 10.09 WIB)
Lab. darah rutin Hitung Jenis:
Basofil : 0,2 % ( 0-1 ) %
Hemoglobin : 11,9 g/dl (11.0-16.0) g/dl Eosinofil : 4,7 % ( 1-4 )%
Eritrosit : 4.200.000 /dL (4.000.000 -5.500.000) /dL Neutrofilsegmen
: 73,6% ( 50-80 ) %
Limfosit : 16,2 % ( 25-50 ) %
Leukosit : 10.800 /dL (4000-10.000) /dL Monosit : 5,4 % ( 4-8 ) %
Hematokrit : 34,3% (36.0-48.0) %
Trombosit : 213.000 /dL (150.000-450.000) /dL
MCV 82,1 fL ( 75-100) fL
MCH 28,5 Pq (25-32) Pq Imunologi :
MCHC 34,7 g/dL (32-36) g/dL SARS-Cov-2 antibody (IgG-IgM) : Non Reaktif
RDW 14,8% (10-16) %
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Diagnosa Diferensial
-

Diagnosa Kerja
G4P2A1 gravida 38-39 minggu kala I fase laten + KPD
 
Penatalaksanaan
Sebelum Persalinan
Loading RL 40 gtt/ menit
Ceftriaxone 2x 1 gram
Dilakukan Persalinan secara Pervaginam dengan Induksi
Tanggal : 6 Oktober 2020
Jam mulai 09.38
Instruksi Pasca Persalinan
Tirah baring, terlentang kurang lebih 12 jam
Ceftriaxone 2 X 1 gram
KETUBAN PECAH DINI
DEFINISI

Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah robeknya selaput korioamnion


dalam kehamilan (sebelum onset persalinan berlangsung) .

>37 Minggu < 37 Minggu

KPD aterm atau premature rupture of KPD preterm atau preterm premature
membranes (PROM) rupture of membranes (PPROM)
EPIDEMIOLOGY

• Menurut WHO tahun 2010 diperkirakan angka kematian ibu pada tahun
2010 lebih dari 300-400/100.000 kelahiran hidup yang disebabkan oleh
KPD 20%.

• Di Amerika Serikat, KPD preterm terjadi sekitar 3% dari seluruh kehamilan


dan menjadi penyebab utama persalinan prematur , 18-20% kematian
perinatal. KPD aterm terjadi sekitar 11%.

• Di Indonesia, kejadian KPD terjadi pada sekitar 6,46-15,6% kehamilan


aterm, dan PPROM terjadi pada sekitar 2-3% dari kehamilan tunggal dan
7,4% dari kehamilan kembar.
DIAGNOSIS

• Keluar air-air dari jalan lahir


• Pemeriksaan dengan spekulum steril: menilai
adanya servisitis, prolaps tali pusat, atau prolaps
bagian terbawah janin (pada presentasi bukan kepala);
menilai dilatasi dan pendataran serviks, mendapatkan
sampel dan mendiagnosis KPD aterm secara visual
• Tes pH dari forniks posterior dengan metode Nitrazine:
lakmus Merah  Biru (pH 7,0-7,5)
FAKTOR RISIKO

• Kehamilan preterm
• Pasien berkulit hitam
• Pasien dengan status sosioekonomi rendah
• Perokok
• Mempunyai riwayat infeksi menular seksual
• Memiliki riwayat persalinan prematur
• Riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya
• Perdarahan pervaginam
• Usia kehamilan di bawah atau diatas usia produktif tersebut akan
meningkatkan resiko kehamilan dan persalinan
PATOFISIOLOGI

Ketidakseimbangan matriks
Pada kehamilan prematur metaloproteinase (MMP) dan inhibitor
Infeksi inflamasi MMP  degradasi kolagen

Trimester 3 Melemahnya ketegangan selaput
Pembesaran uterus ketuban
Kontraksi rahim
Gerakan janin ↓
Selaput ketuban pecah
KOMPLIKASI

JANIN
MATERNAL • Persalinan prematur
• Bila KPD terjadi sangat cepat, neonatus
Infeksi intrauterin, yang lahir hidup dapat mengalami
sekuele  malpresentasi, kompresi tali
korioamnionitis yang pusat, oligohidramnion, necrotizing
enterocolitis, gangguan neurologi,
berujung pada sepsis perdarahan intraventrikel, dan RDS
TATALAKSANA

• KPD <24 minggu: konservatif


• KPD 24-34 minggu: Persalinan lebih baik
daripada mempertahankan kehamilan dalam
menurunkan insiden korioamnionitis
• KPD 34-38 minggu: mempertahankan
kehamilan akan meningkatkan risiko
korioamnionitis dan sepsis
TATALAKSANA

KPD memanjang >24 jam


• Pemberian antibiotik mengurangi morbiditas
maternal dan neonatal dengan menunda
kelahiran yang akan memberi cukup waktu
untuk profilaksis
TATALAKSANA

Manajemen aktif
• Pada kehamilan >=37 minggu, lebih dipilih
terminasi
• Induksi oxytosin lebih dipilih dibandingan
dengan prostaglandin pervaginam, karena
berhubungan dengan peningkatan risiko
korioamnionitis dan infeksi neonatal
TATALAKSANA

Manajemen aktif
• Pada kehamilan >=37 minggu, lebih dipilih
terminasi
• Induksi oxytosin lebih dipilih dibandingan
dengan prostaglandin pervaginam, karena
berhubungan dengan peningkatan risiko
korioamnionitis dan infeksi neonatal
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

• Ny.AR usia 31 tahun G4P2A1 gravida 38-39mgg, datang dengan keluhan


keluar air-air dari jalan lahir sejak 10 jam SMRS. Keluhan disertai
dengan Mulas dirasakan dirasakan semakin hebat kurang lebih 6 kali
dalam 10 menit selama 30-40 detik.
• Diagnosis KPD didasarkan pada anamnesis didapatkan adanya gejala
keluar air-air dari jalan lahir atau pecahnya selaput ketuban sebelum
terjadinya persalinan.
• Karena usia kehamilannya saat ini 38-39 minggu sehingga pasien ini
mengalami ketuban pecah dini aterm atau premature rupture of
membranes (PROM) karena usia kehamilan pasien sudah melebihi usia
37 minggu.
PEMBAHASAN

• Saat ini adalah kehamilan ke empat, dan pernah mengalami keluhan


serupa pada kehamilan sebelumnya, berarti terdapat terdapat faktor risiko
KPD pada persalinan sebelumnya
• Pada pemeriksaan didapatkan cairan jernih pada vagina, tes lakmus (+),
pembukaan 2 cm
• Persalinan dilakukan dengan pervaginam dengan induksi oksitosin.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai