Anda di halaman 1dari 45

CLINICAL REPORT SESSION

HEPATITIS B PADA KEHAMILAN


C
Presentan
Kelompok 5B

Preseptor
Oky Haribudiman dr., SpOG
IDENTITAS
Istri Suami

• Nama : Ny. S • Nama : Tn. R


• Usia : 26 tahun • Usia : 26 tahun
• Alamat : Kiaracondong • Alamat : Kiaracondong
• Pekerjaan : IRT
• Pekerjaan : karayawan swasta
• Pendidikan : SMA
• Pendidikan : SMA
• Status : Menikah
• Status : Menikah
• Agama : Islam
• Tanggal masuk : 22/12/2020
• Agama : Islam
• Tanggal pemeriksaan: 23/12/2020
Keluhan Utama
mulas-mulas
Anamnesis Khusus
G2P1A0 merasa hamil 9 bulan datang ke IGD kebidanan RSUD Al-Ihsan dengan keluhan
mulas-mulas yang hilang timbul. Mulas dirasakan belum teratur dan tidak kuat. Pasien
mengatakan keluhan mulas tidak disertai dengan adanya lendir bercampur darah dari jalan lahir
dan keluar air-air di daerah jalan lahir. Pasien mengaku gerakan janin masih di rasakan aktif.
Pasien memiliki riwayat hepatitis B sejak 2 tahun yang lalu. Pasien mengaku tidak ada
keluhan hepatitis B sebelumnya dan baru mengetahui saat hamil usia 5 bulan anak pertama.
menyangkal memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi sebelum maupun selama hamil ini.
Pasien menyangkal adanya sakit kepala hebat, pandangan kabur, dan nyeri ulu hati selama hamil.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit kencing manis. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
kelainan darah maupun riwayat perdarahan yang sulit berhenti.
Pasien hanya mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter, tidak mengonsumsi obat-
obatan lain dan jamu-jamuan selama hamil. Pasien memiliki riwayat oprasi sesar pada
kehamilan sebelumnya atas indikasi Hep.B.
Pasien menyangkal memiliki kebiasaan merokok dan minum alcohol. Pasien menyangkal
memiliki tattoo dan pernah dan memakai jarum suntik.
Riwayat Pernikahan Riwayat menstruasi

• Pernikahan ke : 1 • Menarche 13 tahun,


• Usia istri : 24 tahun • Siklus teratur,
• Usia suami : 25 tahun • Lama haid 6-7 hari,
• Lama pernikahan : 3 tahun • Nyeri haid tidak ada,
• Jumlah darah biasa 2-3 pembalut perhari
• HPHT : maret 2020
• HPL : 1 januari 2021
Riwayat obstetri
• Riwayat Obstetri
Kehamil Tahun Usia Tempat Penolong Jenis Berat Panjang Keadaan
an ke- Kehamil /cara Kelamin Badan Badan Anak
an Lahir Lahir
1 2018 9 Bulan RS Dokter/ peremp 2940 LUPA Hidup
sc uan gram
2 Hamil
ini
Riwayat Kontrasepsi Riwayat PNC

• Pasien sebelumnya menggunakan IUD • pasien rutin memeriksa kehamilannya di


dokter SpOG dan diberi obat vitamin,
asam folat dan curcuma yang rutin
dimakan setiap hari.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : compos mentis
GCS : 15
TB / BB : 156 cm / 80 kg
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Respirasi : 20 kali/menit
Nadi : 74 kali/menit
Suhu : 36,4 C
• Kepala : normocephal
• Mata :
Konjungtiva : anemis (-/-)
Sklera : ikterik (-/-)
• Leher
KGB : tidak teraba pembesaran
JVP : tidak meningkat
Tiroid : tidak membesar
• Thoraks : Bentuk dan pergerakan simetris
Paru-paru : sonor, VBS kiri=kanan, ronki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : S1S2 murni reguler, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen : telampir pada status obstetri
Pemeriksaan Obstetri Pemeriksaan Luar
• Abdomen : linea alba (-), linea nigra (+) striae gravidarum (+), bekas luka operasi (+)
• TFU : 32 cm
• LP : 102 cm
• HIS : Frekuensi : 1-2 kali/10 menit, <20”
• Leopold 1 : Teraba bagian lunak, kurang bundar, tidak melenting (Kesan Bokong)
• Leopold 2 : teraba bagian terbesar, keras, datar, memanjang di sebelah kiri ibu (Kesan
Punggung kiri)
• Leopold 3 : Teraba bagian keras, bundar, melenting, bagian terendah terfiksasi (Kesan Kepala)
• Leopold 4 : sejajar
• Per 5 an : 3/5
• DJJ : 148 x/menit
Pemeriksaan Dalam
- Vulva/Vagina : Tidak ada kelainan
- Portio : Tebal, Lunak
- Pembukaan : tidak ada
- Ketuban : (+) utuh
- Bagian Terendah : Kepala, uuk; kanan belakang
- Station : 3
Diagnosis

G 2 P 1 A 0 G R AV I DA AT E R M + B E K A S S C + H E P. B + L E T A K
OBLIQ
Usulan Pemeriksaan
• Pemeriksaan darah rutin (Hb, Ht, Trombosit, Leukosit)
• Pemeriksaan PT, APPT
• USG abdomen
Hasil lab
22/12/2020 (lab sebelum sc)
• Hb: 9,8 g/dL
• Le: 7220 sel/uL
• Er: 3,71 juta/uL
• Ht: 29,7 %
• Tr: 257000 sel u/L
Hasil lab
23/12/2020 (lab sesudah sc)
• Hb: 11,1 g/dL
• Le: 14790 sel/uL
• Er: 4,26 juta/uL
• Ht: 33,7 %
• Tr: 245000 sel u/L
Hasil Rotgen Thorax
Kesan
• Tidak tampak TB paru aktif/pneumoni
• Tidak tampak pembesaran jantung
Hasil Rapid test
Non reaktif
Tatalaksana IGD
• Infus RL 20gtt/menit
• Cek laboratorium: darah rutin, diff.count
• Ro thoraks

Advise dr. Oky, SpOG


- Rencana SC besok
- Skrining
- Ceftriaxone 1 gr 1 jam pre op
- Observasi nifas
Tatalaksana Pasca Bedah
• Infus RL:D5% 2:1 30 gtt
• Ceftriaxone 1x2 gr
• Ketorolac 3x1 amp
Prognosis
• Quo ad vitam: ad bonam
• Quo ad functionam: ad bonam
• Quo ad sanationam: dubia ad bonam
Laporan oprasi
• Dilakukan tindakan a dan antiseptic di daerah abdomen dan sekitarnya
• Dilakukan insisi pfannsitinel sepanjang 10 cm
• Setelah peritoneum dibuka tampak dinding depan uterus
• Plika vesikouterina diidentifikasi, disayat melintang
• Kantung kemih disisihkan ke bawah dan ditahan dengan retractor abdomen
• SBR disayat konkaf, bagian tengahnya ditembus oleh jari penolong dan diperlebar ke kiri dan kanan.
• Jam 11.09 : lahir bayi laki dengan meluksir kepala, BB: 3215 gram, PB: 49cm, APGAR: 8/9
• Jam 11.13 : lahir plasenta dengan tarikan ringan pada tali pusat. B: 500 gr, ukuran 15x15x3 cm
• Dilakukan insersi IUD
• SBR dijahit lapis demi lapis, lapisan pertama dijahit secara jelujur interloking
• Lapisan kedua dijahit secara overhecting matras. Setelah tidak ada perdarahan, lakukan reperitonealisasidengan peritoneum kandung kecing
• Perdarahan dirawat
• Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah
• Fascia dijahit, kulit dijahit secara subkutikuler
• Perdarahan selama oprasi : 400 cc
• Diuresis selama oprasi : 100 cc
FU tgl 23/12/20
S O A P
G2P1A0 mengeluhkan Kesadaran: tampak sakit sedang G2P1A0 gravida aterm + Rencana SC cito
mulas yang hilang timbul, Kesadaran : CM bekas SC + Hep.B + letak
keluar lender bercampur TTV: obliq
darah dari jalan lahir (-) TD: 100/70 mmHg
keluar air dari jalan lahir (-) HR: 74x/menit
gerakan janin aktif (+) RR: 20x/menit
pusing (-) mual (-) muntah T: 36,4 C
(-) SpO2: 98%
Kepala: normocephal
Mata: CA -/-, SI -/-
Thorax: simetris, rh-/-, wh-/-
Cor: s1s2 murni regular
Abdomen: cembung, TFU: 32
cm
Ekstremitas: akral hangat, CRT<
2detik
FU tgl 24/12/20
S O A P
P2A0 mengeluhkan nyeri Kesadaran: tampak sakit sedang P2A0 partus matures - Infus RL:D5% 2:1 30
luka bekas oprasi (+) dengan Kesadaran : CM dengan sc ai letak obliq + gtt
skala nyeri 4/10, flatus (+), TTV: bekas sc + Hep.B + insersi - Ceftriaxone 1x2 gr
BAK spontan (+), BAB (-), TD: 110/80 mmHg IUD - Ketorolac 3x1 amp
pusing (-), batuk (-), mual HR: 80x/menit
(-) muntah (-), lokia rubra RR: 20x/menit
(+) T: 36,5 C
SpO2: 98%
Kepala: normocephal
Mata: CA -/-, SI -/-
Thorax: simetris, rh-/-, wh-/-
Cor: s1s2 murni regular
Abdomen: cembung, NT (+) TFU
2 jari dibawah pusar
Ekstremitas: akral hangat, CRT<
2detik
PEMBAHASAN
HEPATITIS PADA
C

KEHAMILAN
Definis
• HEPATITIS B
Hepatitis B adalah suatu proses nekroinflamatorik yang mengenai
sel-sel hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB)
EPIDEMIOLOGI
• Resiko keseluruhan dari infeksi neonatal kira-kira 75% jika ibu terinfeksi pada trimester ketiga atau masa
nifas dan resiko ini jauh lebih rendah (5-10%) jika ibu terinfeksi pada awal kehamilan.
• Dunia→780.000 kematian/tahun →komplikasi terkait infeksi VHB
• Berdasarkan data yang dihimpun WHO tahun 2008 Indonesia merupakan salah satu negara dengan
prevalensi tinggi yaitu 7,2-9%.
ETIOLOGI
• Terjadinya hepatitis B, disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang terbungkus serta mengandung
genoma DNA melingkar.
PATOFISIOLOGI
• Patogenesis penyakit ini dimulai dengan masuknya VHB ke dalam tubuh secara parenteral. Terdapat 6
tahap dalam siklus replikasi VHB dalam hati, yaitu:
1. Attachment
2. Penetration
3. Uncoating
4. Replication
5. Assembly
6. Release
GEJALA KLINIS
 Selera makan hilang
 Rasa tidak enak di perut
 Mual sampai muntah
 Demam tidak tinggi kadang disertai nyeri sendi
 Nyeri dan bengkak pada perut sisi kanan atas (lokasi hati)
 Bagian putih pada mata (sklera) tampak kuning
 Kulit seluruh tubuh tampak kuning
 Air seni berwarna coklat seperti air teh
 
• Fase Akut
- Fase pre-ikterik (3 - 10 hari)
• Pasien merasa tidak enak badan
• Anorexia
• Mual, muntah
• Nyeri perut pada kuadran kanan atas,
• Demam, sakit kepala, myalgia, rash pada kulit, arthralgia dan arthritis, dan urin
berwarna gelap, gejala-gejala ini dapat terjadi 1 sampai 2 hari sebelum fase
ikterik.
- Fase ikterik (1- 3 minggu)
• Feses yang berwarna pucat atau keabu-abuan
• Hepatomegali (splenomegali jarang terjadi)
• Sklera menjadi kuning dengan waktu rata-rata 90 hari sejak terinfeksi
sampai menjadi kuning, keluhan lemas dan kuning biasanya berat
dan keluhan dapat bertahan sampai beberapa bulan sebelum resolusi
sempurna.
• Mual, muntah, nafsu makan menurun, demam, nyeri perut dan ikterik
• Fase Kronik
Manifestasi klinis Hepatitis B Kronik dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Hepatitis B kronik aktif. HbsAg positif dengan DNA VHB lebih dari 10 5 IU/ml
didapatkan kenaikkan ALT (alanin aminotransferase) yang menetap atau
intermiten. Pada pasien sering didapatkan tanda-tanda penyakit hati kronis.
2. Carrier VHB Inaktif ( Inactive HBV Carrier State). Pada kelompok ini HBsAg
positif dengan titer DNA VHB yang rendah yaitu kurang dari 105 IU/ml. Pasien
menunjukkan kadar ALT normal dan tidak didapatkan keluhan.
FAKTOR RESIKO
1. Secara vertikal
Terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan
atau segera setelah persalinan.
2. Secara horisontal
Dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah,
penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama serta hubungan seksual dengan penderita
Diagnosis
Anamnesis & Pemeriksaan Fisik
• Keluarganya ada yang sakit hepatitis B?
• Tidak ada nafsu makan
• Kelelahan
• Mual, muntah-muntah
• Nyeri daerah perut sebelah kanan atas dan
• Ikterus
• Gejala akut/kronik
DIAGNOSIS
• Secara serologi
Laboratorium
Hepatitis B surface antigen Mendeteksi protein pada permukaan virus hepatitis B. Jika hasilnya positif,
mengindikasikan bahwa orang tersebut terinfeksi virus hepatitis B (akut atau
(HBsAg) kronis).
Hepatitis B e-antigen Menggambarkan replikasi dari virus hepatitis B. Beberapa pasien bisa saja tidak
terdeteksi memiliki HBeAg tapi positif terinfeksi virus ini.
(HBeAg)
Hepatitis B surface antibody Menggambarkan imunitas atau kekebalan tubuh seseorang terhadap HBsAg, baik karena
infeksi yang dialami atau karena vaksinasi.
(Anti HBs)
Hepatitis B e antibody Menunjukkan imunitas seseorang yang berespon terhadap virus yang bereplikasi.

(Anti HBe)

Hepatitis B core antibody Menggambarkan sudah terinfeksi hepatitis B.


(Anti HBC) Bisa terdapat IgG dan/atau IgM. IgM menggambarkan infeksi akut dan dapat
menghilang jika infeksi sudah lama. Anti-HBc (total) menggambarkan infeksi yang
akut, kronis atau sudah pernah terinfeksi sebelumnya.

Hepatitis B virus DNA load Mengukur jumlah virus dalam darah dan sebagai indikator seberapa aktifnya virus
(HBV DNA) tersebut bereplikasi.
PENATALAKSANAAN
Pada saat kehamilan
Profilaksis pada wanita hamil yang telah tereksposure dan rentan terinfeksi adalah sebagai berikut:
1. Ketika kontak seksual dengan penderita hepatitis B terjadi dalam 14 hari, berikan vaksin VHB
ke dalam musculus deltoideus.
• Tersedia 2 monovalen vaksin VHB untuk imunisasi pre-post eksposure yaitu Recombivax HB dan
Engerix-B. Dosis HBIg yang diberikan 0,06 ml/kgBB IM pada lengan kontralateral.
• Untuk profilaksis setelah tereksposure melalui perkutan atau luka mukosa, dosis kedua HBIg
dapat diberikan 1 bulan kemudian.
2. Ketika tereksposure dengan penderita kronis VHB
• Pada kontak seksual, jarum suntik dan kontak nonseksual dalam rumah dengan penderita kronis
VHB dapat diberikan profilaksis post eksposure dengan vaksin hepatitis B dengan dosis tunggal.
• Bagi wanita hamil yang telah terpapar dengan virus Hepatitis B dapat
diberikan immunoglobulin Hepatitis B (HBIG) diberikan dalam 72 jam
pertama setelah paparan.
• Sebagai profilaksis, pasien tersebut dapat diberikan vaksin Hepatitis B dalam 7
hari pertama setelah terpapar, dilanjutkan dengan 1 dosis pada bulan
berikutnya (vaksin yang kedua) dan 1 dosis (vaksin yang ketiga) lagi setelah 5
bulan dari vaksin ke dua atau 6 bulan dari saat terpapar. 25
• Ibu yang menderita hepatitis akut atau test serologis HBsAg positif,
dapat menularkan hepatitis B pada bayinya.
• Berikan dosis awal Vaksin Hepatitis B (VHB) 0,5 ml segera setelah
lahir, dalam 12 jam sesudah lahir diteruskan dosis ke-2, dan ke-3
sesuai dengan jadwal imunisasi hepatitis.
• Bila tersedia pada saat yang sama beri Imunoglobulin Hepatitis B 200
IU IM (0,5 ml) disuntikkan pada paha yang lainnya, dalam waktu 24
jam sesudah lahir (sebaiknya dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir).
• Pada kasus tertentu, obat-obatan antiviral harus digunakan.
Terdapat 7 pengobatan antivirus yang telah diterima oleh
Food & Drugs Administration (FDA) sebagai terapi untuk
Hepatitis B.
Pengobatan Hepatitis B pada kehamilan
• FDA mengklasifikasi obat menjadi 5 kategori (A,B,C,D dan
X). 5 obat oral analog nukleotida untuk terapi HBV
diklasifikasikan sebagai kategori B atau kategori C. Obat
yang tergolong dalam kategori C adalah lamivudine,
adefovir, dan entecavir merupakan obat yang
memperlihatkan efek teratogenik atau embriosidal pada
binatang percobaan dan tidak ada studi terkontrol pada
wanita hamil
• Obat yang tergolong dalam kategori B adalah telbivudine
dan tenofovir dimana obat ini tidak memperlihatkan adanya
resiko pada janin atau pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping yang tidak terjadi
pada studi terkontrol terhadap wanita hamil trisemester 1
dan tidak ada bukti mengenai resiko pada trisemester
selanjutnya
PROGNOSIS
• DUBIA AD BONAM
PENCEGAHAN
• Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
• Hindari kontak atau penularan melalui suntikan, tato, hubungan seksual tidak aman,dll.
• Penggunaan jarum sekali pakai
• Pemeriksaan darah donor terhadap hepatitis virus
• Vaksinasi hepaititis B

Anda mungkin juga menyukai