REPORT
SESSION
Elda Lizma 12100118610
Galih Nadhova Imana 12100118571
Preseptor:
Jatu Sulistyowati, dr., Sp.OG
IDENTITA
S PASIEN
Identitas istri
NAMA
USIA
: Ny. E
: 19 TAHUN
Identitas
ALAMAT : Garut suami
PEKERJAAN : IRT
NAMA : TN. R
PENDIDIKAN : SMA
USIA : 32 TAHUN
STATUS : MENIKAH
AGAMA : ISLAM ALAMAT : Garut
PEKERJAAN : Buruh
PENDIDIKAN : SMA
STATUS : MENIKAH
AGAMA : ISLAM
KELUHAN
UTAMA
Perdarahan dari jalan lahir
ANAMNESIS
Pemeriksaan Dalam
Vulva Vagina : Tidak teraba massa, penyempitan (-)
Portio : Tebal, konsistensi biasa, Nyeri Goyang (-)
OUE : +/- 1 cm
Cav. Douglas : Tidak menonjol
HASIL LABORATORIUM
Leukosit 121080
Trombosit 134000
Hematokrit 24,1
Eritrosit 3,09
Golongan AB
Darah
HASIL USG
HASIL X-RAY
THORAX
Foto Thoraks:
Kesimpulan:
Perdarahan Perdarahan
pascasalin primer pascasalin sekunder
yang terjadi sampai yang terjadi setelah
24 jam setelah anak 24 jam hingga 1-2
mingggu masa nifas.
lahir.
FAKTOR RISIKO
ETIOLOGI
TONUS TISSUE
kelemahan tonus otot uterus Sisa plasenta atau bekuan darah
untuk menghentikan perdarahan yang menghalangi kontraksi
dari bekas insersi plasenta. uterus yang adekuat.
TRAUMA THROMBIN
Turunan Misoprosto
oksitosin ergot l
PERDARAHAN
TIDAK BERESPON
1. KOMPRESI
TERHADAP
Uterotonik
BIMANUAL
■ Kompresi bimanual eksternal
Menekan uterus melalui dinding abdomen dengan jalan saling mendekatkan kedua belah telapak
tangan yang melingkupi uterus. Pantau aliran darah yang keluar. Bila perdarahan berkurang,
kompresi diteruskan, pertahankan hingga uterus dapat kembali berkontraksi atau dibawa ke fasilitas
kesehatan rujukan. Bila belum berhasil, coba dengan kompresi bimanual internal.
Teknik ini terdiri atas pemijatan sisi poterior uterus dengan tangan yang diletakkan pada abdomen
dan pemijatan dinding anterior uterus melalui vagina dengan tangan lain yang dikepalkan.
PERDARAHAN
TIDAK BERESPON
TERHADAP
Uterotonik
2. PACKING UTERUS
Teknik ini dipertimbangkan pada perempuan dengan PPS disebabkan oleh atonia uterus yang masih ingin
mempertahankan kesuburannya. Dapat dilakukan dengan cara :
■ Ujung kateter Foley 24F dengan balon 30 mL dipandu ke dalam rongga rahim dan diisi dengan 60 hingga
80 mL saline.
■ Ujung yang lain memungkinkan drainase perdarahan dari uterus. Jika perdarahan mereda, kateter
biasanya dilepas setelah 12 hingga 24 jam.
■ Alternatif lain uterus atau pelvis dapat tampon secara langsung dengan kassa
■ Selain itu, sekarang ini juga dikenal balon intra uterin yaitu Bakri Postpartum balloon (Cook Medical) atau
BT-Cath (Utah Medical Product) dapat dimasukkan kedalam uterus dan dipompa untuk memenuhi rongga
endometrium dan menghentikan pendarahan.
1. LIGASI ARTERI
UTERINA
Beberapa prosedur bedah
mungkin bermanfaat untuk
menghentikan perdarahan
obstetrik. Karena hal tersebut,
2. PENJAHITAN
ligasi arteri uterina unilateral KOMPRESI UTERUS
atau bilateral digunakan
terutama untuk laserasi pada
bagian lateral sayatan Teknik bedah untuk menghentikan
histerotomi
perdarahan karena atonia
postpartum digunakan teknik
yang dikenalkan oleh B-Lynch dkk
(1997), disebut B-Lynch suture.
Prosedur ini melibatkan
penjahitan dengan benang kromik
no. 2 untuk menekan dinding
SANA
INVERSIO UTERI
Keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya ke dalam cavum uteri
● Disebabkan penarikan yang kuat terhadap tali pusat saat pengeluaran plasenta
yang melekat di fundus, atonia uteri, serviks masih terbuka yang mendapat
tekanan dari atas atau tekanan intraabdominal yang keras dan tiba-tiba (batuk
atau bersin)
● Dibagi menjadi:
❖ Inversio uteri ringan
Fundus uteri terbalik menonjol dalam cavum uteri, namun belum keluar dari
rongga rahim
❖ Inversio uteri sedang
Fundus uteri terbalik dan sudah masuk dalam vagina
❖ Inversio uteri berat
Uterus dan vagina semua terbalik dan sebagian sudah keluar dari vagina
● Ada pula yang membagi menjadi inversio uteri inkomplet (1) dan (2); dan komplit (3)
Faktor risiko
• Implantasi plasenta pada fundus,
• Terjadinya onset tertunda atau kontraktilitas uterus
yang tidak memadai setelah melahirkan janin, yaitu
atonia uteri,
• Traksi tali pusat dilakukan sebelum pemisahan plasenta,
dan
• Plasentasi yang tidak normal seperti pada plasenta
akreta
MANIFESTASI KLINIS
01 02 03 04
MANUAL
•Umumnya, uterus yang
TATALAKSANA mengalami inversi dapat
dikembalikan ke posisi
normalnya dengan teknik yang
sudah diuraikan
•Kadang-kadang, hal tersebut
dapat gagal.
•Salah satu penyebabnya
INTERVENSI adalah kepadatan konstriksi
BEDAH cincin miometrium. Pada
keadaan ini, laparotomi
dilakukan
LASERASI TRAKTUS GENITALIS
• Persalinan selalu dikaitkan dengan
trauma pada jalan lahir, yang meliputi
uterus, serviks, vagina, dan perineum.
■ Lakukan pemeriksaan vagina, perineum dan serviks untuk melihat beratnya robekan
■ Jika robekan panjang dan dalam, periksa apakah robekan tersebut mencapai anus dengan
memasukkan jari ke anus dan merasakan tonus sfingter ani
Biasanya perbaikan dilakukan hanya pada robekan tingkat II, III, dan IV.
ROBEKAN
TINGKAT II
■ Suntikkan Lidocain di bawah mukosa vagina, di
bawah kulit perineum, dan pada otot-otot perineum.
⮚ JAHITAN MUKOSA
- Jika robekan cukup luas dan dalam, lakukan colok dubur, dan
pastikan tidak ada bagian rektum terjahit.
ROBEKAN
TINGKAT III & IV
■ Minta asisten untuk memeriksa uterus dan memastikan uterus
berkontraksi.
■ Tunggu 2 menit, kemudian jepit area dengan forsep. Jika pasien masih
merasakan, tunggu 2 menit kemudian lalu ulangi tes.
Etiologi penyebab:
- Streptococcus Sp
- Staphylococcus Sp
- Clostridium Welchiii
- Gonococcus
- Salmonella typhii
Faktor Risiko
Anemia, Malaise
malnutrisi
Organ Reproduksi Daerah Sekitar Organ Lainnya
Reproduksi
Servisitis Salpingitis
Myometritis Ooforitis
Endometritis
Sign & Symptoms
Vulvitis - Rasa nyeri
- Demam
Vaginitis - Sekret
Servisitis
Myometritis
Endometritis - Lokiametra
- Demam
- Uterus membesar, nyeri perabaan
Sign & Symptoms
Parametritis - Nyeri perut bawah
- Demam tinggi menetap
Pelvioperitonitis - Nyeri saat pemeriksaan dalam
Salpingitis
Ooforitis
Parametritis
Manifestasi klinis