Anda di halaman 1dari 36

Case Report Session

Ketoasidosis
Diabetikum
(KAD)
Muhammad Halim Triwirani Syam
1940312101

Preseptor :
dr. Asrawati, Sp.A (K)
Pendahuluan
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak
penderita diabetes mellitus tipe 1 (DMT1).

Frekuensi KAD sendiri bervariasi antar negara KAD sering terjadi sebagai presentasi klinis awal
berkisar antara 15% dan 67% di Eropa dan Amerika pasien DMT1, namun tidak jarang pula terjadi
Utara dibandingkan dengan negara-negara pada pasien yang sudah terdiagnosis DMT1.
berkembang.

Pada pasien DMT1, KAD terjadi umumnya akibat tidak diberikannya


suntikan insulin atau karena terapi insulin yang tidak adekuat.
Tinjauan
Pustaka
Definisi

Ketoasidosis diabetik (KAD) disebabkan oleh penurunan insulen efektif di


sirkulasi yang disertai peningkatan hormon regulator kontra seperti glukagon,
katekolamin, kortisol dan hormon pertumbuhan.

Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah penyebab utama kesakitan dan kematian


pada anak penderita diabetes mellitus tipe 1 (DMT1)
Patofisiologi

Defisiensi insulin & peningkatan hormon kontra regulator


(glukagon, ketokolamin, kortisol, dan hormon
pertumbuhan)  produksi glukosa di hepar meningkat dan
utilisasi glukosa oleh sel tubuh menurun  hasil akhir
hiperglikemia
Diagnosis (Anamnesis & Pemeriksaan
Fisik)
Gejala-gejala dari KAD berupa :
● Dehidrasi,
● Nafas berbau asam,
● Mual, muntah dan rasa sakit di perut,
● Pola pernafasan dalam dan cepat,
● Merasa sangat lemah dan mengantuk.
Selain itu gambaran klinis pada KAD juga terdapat keluhan 3P (poliuri, polidipsi dan polifagi) yang
mendahului serta didapatkan riwayat berhenti menyuntik insulin, adanya deman atau infeksi.

Pemeriksaan Fisik : Tanda-tanda vital, Turgor Kulit, Abdomen dan Ektremitas (Akral & CRT)
Diagnosis (Pemeriksaan Penunjang)
Pemeriksaan kadar glukosa darah dengan glucose sticks dan pemeriksaan urin dengan menggunakan
strip urin untuk melihat secara kualitatif jumlah glukosa, keton, nitrat dan leukosit dalam urin.
Pemeriksaan laboratorium lengkap untuk dapat menilai karakteristik dan tingkat keparahan KAD
meliputi kadar HCO3, Anion Gap, pH darah dan juga idealnya dilakukan pemeriksaan kadar HbA1c.

Kriteria diagnosis KAD :

 Glukosa darah > 250 mg/dL

 Keton darah / urin (++)

 Analisis Gas Darah : pH < 7,35

 Urin lengkap, BUN & kreatinin


Tata
laksan
a
Komplikasi
Komplikasi edema serebri umumnya terjadi 4 – 12 jam setelah terapi dimulai,
meski dapat pula terjadi sebelum diberi terapi atau timbul lebih lambat.
Keluhan dan gejala edema serebri bervariasi meliputi nyeri kepala, penurunan
atau perburukan bertahap dari tingkat kesadaran, penurunan denyut nadi yang
tidak sesuai dan peningkatan tekanan darah.

Prognosis
Prognosis baik bila tidak ada komplikasi dan penanganan dilakukan dengan
cepat dan tepat dalam menangani kasus KAD pada anak.
Pencegahan

Pencegahan deteksi dini kejadian ketoasidosis diabetik melalui kewaspadaan


kasus diabetes tipe 1 dengan gejala khas 3P (polidipsi, poliuri, polifagi)
disertai penurunan berat badan atau edukasi agar tidak menghentikan terapi
insulin bagi penderita DMT1.
LAPORAN
KASUS
Identitas Pasien

• Nama : CJK
• Anak ke :3
• Umur : 1 tahun 2 bulan 20 hari
• Jenis kelamin : Perempuan
• Nama ayah / ibu :Z/E
• Alamat : Teluk Kuantan, Kep.Riau
• Tanggal masuk : 07 September 2021
Anamnesi
s Keluhan
Utama
Anak datang dengan penurunan kesadaran sejak 3 hari sebelum
masuk IGD RSUP Dr. M. Djamil.
Riwayat Penyakit Sekarang
Anak datang dengan penurunan kesadaran sejak 3 hari sebelum masuk IGD RSUP Dr. M. Djamil.
Sebelumnya pasien di rawat di RSUD Teluk Kuatan selama 3 hari namun tidak ada perbaikan
sehingga di rujuk ke RSUP Dr. M. Djamil. Anak dirujuk dengan diagnosis susp KAD dan DM Tipe
1. Hasil labor Hb 10,9, Leukosit 23.380/mm 3, GDR 526 mg/dL, Keton Urin +3, IVFD NaCl 0,9%
750 cc + KCl 10 mEq dalam 24 jam.
Anak lemas sejak 1 minggu sebelum masuk RS, anak lebih banyak tidur dan sulit diajak
komunikasi.
Anak sering BAK sejak 1 minggu yang lalu, frekuensi > 10x / hari, warna biasa.
Anak lebih sering haus dan menyusu ke ibu sejak 1 minggu yang lalu. Nafas anak berbau buah.
Riwayat Penyakit Sekarang

 Anak demam sejak 4 hari yang lalu, suhu paling tinggi 38,4 oC.
 Anak tidak ada muntah dan diare.
 Tidak ada batuk dan pilek, tidak ada keluar cair dari telinga, tidak ada caries dentis.
 Terdapat ruam kemerahan dengan bercak keputihan disekitar kemaluan sejak 4 hari
yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu
Anak belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga


Paman dari pihak ayah dan kakak kandung ibu menderita diabetes.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Lama hamil : 9 bulan
 Cara lahir : spontan
 Ditolong oleh: bidan
 Berat lahir : 2500 gr
 Panjang lahir : 40 cm
 Saat lahir : menangis kuat
Kesan :BBLC, aterm, normal

Riwayat Makanan & Minuman


ASI : sampai sekarang
MPASI : sejak usia 6 bulan sampai sekarang
(nasi tim, bubur, biskuit, daging merah, sayur-sayuran serta buah-buahan)
Kesan : kuantitas dan kualitas makanan cukup
Riwayat Imunisasi
Imunisasi Dasar (Umur) Booster (Umur)
BCG 1 bulan 2 bulan
DPT 1 2 bulan -
2 3 bulan -
3 4 bulan -
Polio 1 2 bulan -
2 3 bulan -
3 4 bulan -
Hepatitis B 1 2 bulan -
2 3 bulan -
3 4 bulan -
Haemofilus influenza B
-
1
Belum -
2
-
3
Campak Belum -

Kesan: imunisasi dasar belum lengkap


Riwayat Pertumbuhan dan
Perkembangan
Riwayat Gangguan Perkembangan Mental Umur
Isap jempol -
Riwayat Pertumbuhan & Perkembangan Umur
Gigit kuku -
Miring 2 bulan
Sering mimpi -
Tengkurap 3 bulan
Mengompol -
Duduk 6 bulan
Aktif sekali -
Merangkak 6 bulan
Apatik -
Berdiri 12 bulan
Membangkang -
Berjalan 12 bulan
Ketakutan -
Gigi pertama Belum
Pergaulan jelek -
Kesukaran belajar -

Kesan : pertumbuhan dan perkembangan normal sesuai usia


Riwayat Keluarga
  Ayah Ibu
Nama Z E
Umur 39 tahun 35 tahun
Pendidikan SLTA SD
Pekerjaan Wiraswasta IRT
Penghasilan Rp 1.300.000 -
Perkawinan 1 1
Penyakit yang pernah diderita - -

No. Saudara Kandung Umur Keadaan Sekarang


1 AL 16 tahun Sehat
2 RK 8 tahun Sehat
Riwayat Perumahan & Lingkungan
 Rumah tempat tinggal : Semi permanen
 Sumber air minum : Air Galon
 Buang air besar : Jamban dalam rumah
 Pekarangan : Sempit
 Sampah : Diangkut
Kesan : Higiene dan sanitasi baik
Status Generalisata
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : E4M6V5
 Berat badan : 7 kg
 Frekuensi nadi : 124 x/menit
 Panjang badan : 73 cm
 Frekuensi napas : 56 x/menit
 BB/U : -3 < SD < -2 SD (BB Kurang)
 Suhu : 38,4°C
 TB/U : -2 sampai < 0 SD
 Edema : Tidak ada
 BB/TB : -3 < SD < -2 SD (Gizi Kurang)
 Ikterus : Tidak ada
Status Gizi : gizi kurang
 Anemia : Tidak ada
 Sianosis : Tidak ada
-3 < SD < -2 SD (BB Kurang) -2 sampai < 0 SD

-3 < SD < -2 SD (Gizi Kurang)


Pemeriksaan Fisik

 Kulit : teraba hangat, tidak edema, tidak sianosis, tidak ikterik


 Kelenjar getah bening : pembesaran (-)
 Kepala : bulat, simetris, normosefal
 Rambut : hitam, tidak mudah rontok
 Mata : konjungtiva anemis tidak ada, sklera ikterik tidak ada

 Telinga : tidak ditemukan kelainan


 Hidung : napas cuping hidung tidak ada
 Tenggorok : tonsil T1-T1 tidak hiperemis, dinding posterior faring tidak hiperemis
 Gigi dan mulut : mukosa bibir dan mulut basah
 Leher : Tidak ditemukan pembesaran KGB
Pemeriksaan Fisik
 Thoraks
o Paru
 Inspeksi : simetris kiri = kanan, retraksi (-)
 Palpasi : fremitus kanan = kiri
 Perkusi : sonor
 Auskultasi : vesikuler  Abdomen
o Jantung o Inspeksi : distensi (-)
 Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat o Palpasi : supel, hepar-lien tidak teraba
 Palpasi : iktus kordis teraba 1 jari LMCS RIC V o Perkusi : timpani
o Auskultasi : bising usus normal
 Perkusi : batas jantung normal
 Punggung : tidak ditemukan kelainan
 Auskultasi : reguler, murmur tidak ada, gallop tidak ada
 Genitalia : terdapat ruam kemerahan
 Anggota gerak : akral hangat, CRT <2 detik
Pemeriksaan Penunjang
 Hb : 9,5 g/dL Kimia Klinis
 Leukosit : 16.310/mm3 • Kalsium : 7,9 mg/dL
 Trombosit : 243.000/mm3
 Hematokrit : 27% Elektrolit
 Hitung jenis : 0/0/0/48/34/14 • Na / K / Cl : 136 / 3.0 / 105
 MCV/MCH/MCHC : 68/24/35
 AGD : 7,35 / 9 / 134 / 4,6 / -18,6 / 99% Kesan :
• Anemia sedang
 GDR : 526 mg/dL,
• Hiperglikemia
 Keton Urin : +3
• Ketonuria
 HbA1C : 11, 4 %
Daftar
Masalah
 Penurunan kesadaran
 Gizi kurang
 Hiperglikemia
 Ruam Kemerahan

Diagnosis & Diagnosis


Banding
Diagnosis utama : Suspect KAD
Diagnosis sekunder :

○ Suspect DM Tipe 1

○ Suspect Kandidiasis vulvovaginitis Dd:/ Dermatitis Popok


Tatalaksana
 Kegawatdaruratan : RL 5L / jam, IVFD 36 cc/jam hingga 48 jam
 Nutrisi : ASI dan MPASI (Bubur)
 Medikamentosa :
o Ceftriaxone 2 x 350 mg IV
o PCT 70 mg k/p IV
o Koreksi Bicnat 10 mEq dalam 50 cc Nacl 0,9% habis 4 jam (1/4)
o Insulin drip IV 0,5 ml dalam 50 cc NaCl 0,9 % dijalankan 0,35 cc/jam
 Edukasi :
o Pengobatan secara rutin dan teratur
Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : bonam
DISKUSI
Anak datang dengan penurunan kesadaran sejak 3 hari sebelum masuk IGD RSUP Dr. M.
Djamil. Sebelumnya pasien di rawat di RSUD Teluk Kuatan selama 3 hari namun tidak
ada perbaikan sehingga di rujuk ke RSUP Dr. M. Djamil. Anak dirujuk dengan diagnosis
susp KAD dan DM Tipe 1. Anak lemas sejak 1 minggu sebelum masuk RS, anak lebih
banyak tidur dan sulit diajak komunikasi.

Penyebab dari penurunan kesadaran pada penderita DM dengan keadaan KAD


disebabkan karena kondisi sel saraf yang berkurang fungsinya dimana dalam keadaan
asidosis mempengaruhi eksitabilitas sel yang dapat berlanjut pada penurunan kesadaran.
Anak sering BAK sejak 1 minggu yang lalu, frekuensi > 10x / hari, warna biasa. Anak lebih
sering haus dan menyusu ke ibu sejak 1 minggu yang lalu. Anak demam sejak 4 hari yang lalu,
suhu paling tinggi 38,4oC.

Gejala-gejala dari KAD berupa : dehidrasi, nafas berbau asam, mual/muntah, rasa sakit di perut,
frekuensi nafas meningkat dan merasa lemah serta mengantuk. Selain itu, keluhan sering BAK dan
lebih sering haus yang ditunjukan pasien dengan peningkatan intensitas menyusu ke ibu merupakan 2
gejala khas dari 3 gejala khas penderita diabetes mellitus yaitu 3P (Polidipsi, Poliuri & Polifagi).
Terdapat ruam kemerahan dengan bercak keputihan disekitar kemaluan sejak
4 hari yang lalu.

Tingginya kadar glukosa darah menyebabkan meningginya kadar glukosa kulit


pada pasien DM sehingga mempermudah timbulnya manifestasi kulit berupa
dermatitis, infeksi bakterial, infeksi jamur, dan lain-lain. Kondisi sel epitel dan
mukosa pada penderita DM juga mengalami peningkatan adhesi terhadap beberapa
mikroorganisme patogen seperti Candida albicans di mulut dan sel mukosa vagina
serta Eschericia coli di sel epitel saluran kemih.
Tatalaksana yang diberikan pada keadaan gawatdarurat pada pasien
berupa pemberian RL 5L/jam dan IVFD 36cc/jam hingga 48 jam
sesuai dengan panduan tatalaksana yang diberikan oleh Konsensus
Nasional Pengelolaan DM Tipe 1 oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia
& World Diabetes Foundation.
Daftar Pustaka
1. Panji IPAS dr SAK, Sulaiman MV. Ketoasidosis Diabetikum. 2016. p. 1–21.
2. Pulungan AB, Annisa D, Imada S, Kedokteran F, Indonesia U, Pulungan AB, et al. Diabetes
Melitus Tipe-1 pada Anak : Situasi di Indonesia dan Tata Laksana. 2019;20(6):393–400.
3. Universitas Sebelas Maret. Ketaosidosis Diabetik. 2017. p. 1–16.
4. Tridjaja B dr S. (K) MP, Pulungan AB dr S. (K). Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes
Mellitus Tipe 1. 2009.
5. Type 1 diabetes in adults : diagnosis and management. Natl Inst Heal Care Excell. 2021;(December
2020):1–50.
6. Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ketoasidosis Diabetik. 2011.
7. National Health Service. Paediatric Management of Diabetic Ketoacidosis (DKA). 2016.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai