Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. C
Usia : 16 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Bj Tengah

II. Anamnesis (dilakukan secara autoanamnesis)


Keluhan utama : Telinga kiri gatal sekali sejak 2 hari yang lalu
Keluhan tambahan : Telinga kiri terasa penuh, dan terdapat gangguan pendengaran

Riwayat penyakit sekarang


Sejak 2 hari yang lalu telinga pasien terasa sangat gatal pada telinga kiri. Rasa gatal ini
berlangsung terus-menerus sehingga aktivitas pasien terganggu dan ia menjadi sulit tidur.
Pasien juga mengatakan bahwa telinga kirinya terasa penuh. Pasien mengaku jika dirinya telah
mengorek telinganya menggunakan cotton bud sebagai usaha untuk mengurangi rasa gatal dan
penuh tersebut, namun keluhannya tidak berkurang. Pasien mengatakan tidak ada cairan yang
keluar dari kedua telinga. Pasien juga tidak merasakan telinganya berdenging. Pasien tidak ada
batuk dan pilek saat ini. Demam dan nyeri tenggorok juga disangkal.
Pasien mengaku juga sering berenang, dalam sebulan pasien dapat berenang 6-8 kali,
dan selesai berenang pasien kadang lupa untuk mengeringkan telinganya. Pasien juga terbiasa
untuk mengorek-ngorek kedua telinganya dengan cutton bud.
Pendengaran pasien juga berkurang. Pada saat dipanggil harus dengan suara keras dan
ketika menonton tv dengan volume besar. Pasien tidak ada demam, nyeri tenggorok maupun
pilek. Pasien sebelumnya belum pernah berobat untuk mengobati sakitnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dengan keluhan serupa tidak ada. Riwayat alergi, dan riwayat asma
disangkal.

Riwayat Pengobatan
- Pasien belum pergi ke Puskesmas atau ke dokter sebelumnya, dan belum
mengkonsumsi obat-obat apapun

Riwayat Keluarga
Riwayat darah tinggi, kencing manis dalam keluarga pasien disangkal.

III. Pemeriksaan Fisik


1. Status Generalis
 Keadaan/ kesan umum: Tampak Sakit Ringan
 Kesadaran/ GCS : Compos Mentis, GCS: E4M6V5 = 15
 Kooperatif : Kooperatif
 Kelainan kongenital : Tidak ada
 Tekanan darah : 110 / 70 mmHg
 Denyut nadi : 84x/menit, regular
 Frekuensi Napas : 20x/menit, torakoabdominal
 Suhu aksila : 36,5oC

TELINGA
Kanan Kiri
Bentuk daun telinga Bentuk normal, benjolan (-), Bentuk normal, benjolan (-)
(Normotia) (Normotia)
Kelainan congenital Tidak ditemukan Tidak ditemukan
Nyeri tekan tragus Tidak nyeri Tidak nyeri
Penarikan daun telinga Tidak nyeri Tidak nyeri
Valsava test Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Toyinbee test Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Liang telinga Serumen (+), mukosa eritem Serumen (+), mukosa eritem
(+), furunkel (-), edema
(-), furunkel (-), edema (-)
ringan, otorrhea (-), hifa
otorrhea (-) berwarna putih (+)
Membran Timpani Membran timpani tidak Membran timpani tidak
terlihat karena tertutup terlihat karena tertutup
serumen serumen
Tes Penala :
- Rinne Negatif Negatif
Lateralisasi ke kiri Lateralisasi ke kiri
- Weber Memanjang Memanjang
- Swabach 512 Hz 512 Hz
Penala yang dipakai :

 Kesan : Tes penala menunjukan adanya tuli konduktif telinga kiri.

HIDUNG
· Bentuk : normoseptia
· Tanda peradangan : tidak ditemukan adanya tanda peradangan
· Vestibulum : hiperemis -/-, sekret -/-, ulcus -/-
· Cavum nasi : lapang, sekret -/-, hiperemis -/-
· Konka inferior : edema -/-, hiperemis -/-, livid -/-, eutrofi
· Meatus nasi inferior : secret -/-, hiperemis -/-
· Konka medius : edema -/-, hiperemis -/-, eutrofi
· Meatus nasi medius : sekret -/-
· Septum nasi : tidak tampak septum deviasi

Daerah sinus frontalis, ethmoidalis, dan maksilaris: tidak ada nyeri ketok

NASOPHARYNX (Rhinoskopi posterior)


· Koana : Tidak dilakukan
· Septum nasi posterior : Tidak dilakukan
· Muara tuba eustachius : Tidak dilakukan
· Tuba eustachius : Tidak dilakukan
· Torus tubaris : Tidak dilakukan
· Post nasal drip : Tidak dilakukan

PEMERIKSAAN TRANSILUMINASI
· Sinus Frontalis, grade : tidak dilakukan
· Sinus Maxillaris, grade : tidak dilakukan

TENGGOROK
PHARYNX
Dinding pharynx : hiperemis (-), permukaan rata
· Arcus : simetris kanan-kiri, hiperemis (-)
· Tonsil : T1-T1, hiperemis (-) , kripta lebar (-), dentritus (-)
· Uvula : simetris ditengah, hiperemis (-)
· Gigi : bekas pencabutan gigi (-), oral hygiene baik
· Lain-lain : tidak ada radang ginggiva

LARYNX
· Epiglotis : tidak dilakukan
· Plica aryepiglotis : tidak dilakukan
· Arytenoids : tidak dilakukan
· Ventricular band : tidak dilakukan
· Pita suara : tidak dilakukan
· Rima glotidis : tidak dilakukan
· Cincin trachea : tidak dilakukan
· Sinus piriformis : tidak dilakukan
· Kelenjar limfe Submandibula dan Cervical : tidak tampak membesar

LEHER
 Kelenjar limfe submandibula : tidak ada pembesaran
 Kelenjar limfe servikal : tidak ada pembesaran

MAKSILLO-FASIAL
 Deformitas
- Tidak ditemukan deformitas os maxilla, os mandibula, dan os zygomaticum
Hematoma (-)

IV. Resume
Seorang laki-laki usia 16 tahun datang dengan keluhan telinga kiri pasien terasa sangat
gatal sejak 2 hari yang lalu. Rasa gatal ini berlangsung terus-menerus sehingga aktivitas pasien
terganggu dan ia menjadi sulit tidur. Pasien juga mengatakan bahwa telinga kirinya terasa
penuh. Pasien mengaku jika dirinya telah mengorek telinganya menggunakan cotton bud
sebagai usaha untuk mengurangi rasa gatal dan penuh tersebut, namun keluhannya tidak
berkurang. Pasien mengaku juga sering berenang, dalam sebulan pasien dapat berenang 6-8
kali, dan selesai berenang pasien kadang lupa untuk mengeringkan telinganya. Pasien juga
terbiasa untuk mengorek-ngorek kedua telinganya dengan cutton bud. Pendengaran pasien juga
berkurang. Pada saat dipanggil harus dengan suara keras dan ketika menonton tv dengan
volume besar.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan


Liang telinga kanan terdapat serumen
Liang telinga kiri terdapat serumen dan hifa berwarna putih

V. Diagnosis Sementara
Diagnosis kerja :
- AS serumen obstruktif dan Otomikosis
Diagnosis banding:
- Otitis externa bakteri

VI. Tatalaksana
Medika mentosa
- Telinga kiri dibersihkan menggunakan H2O2
- Miconazole salep

Non-medika mentosa:
- Pada telinga kiri serumen dibersihkan
- Pada telinga kanan serumen dibersihkan.
Edukasi :
- Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya bahwa
kemungkinan berulang dapat terjadi
- Meminta pasien memakai obat secara rutin dan teratur
- Sehabis mandi telinga harus selalu dikeringkan
- Jangan mengorek telinga sendiri dan sebaiknya setiap 6 bulan
kontrol ke THT

VII. Saran
- Pemeriksaan endoskopi
- Kerokan kulit liang telinga
- Biakan pada agar Saboraud

VIII. Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad fungsionam : Bonam
Ad sanationam : Bonam
PEMBAHASAN

Otomikosis (dikenal juga dengan Singapore Ear), adalah infeksi telinga yang
disebabkan oleh jamur, atau infeksi jamur, yang superficial pada kanalis auditorius eksternus.
Otomikosis ini sering dijumpai pada daerah yang tropis. Infeksi ini dapat bersifat akut dan
subakut, dan khas dengan adanya inflammasi, rasa gatal, dan ketidaknyamanan. Mikosis ini
menyebabkan adanya pembengkakan, pengelupasan epitel superfisial, adanya penumpukan
debris yang berbentuk hifa, disertai suppurasi, dan nyeri.

Faktor predisposisi terjadinya otitis eksterna, dalam hal ini otomikosis, meliputi
ketiadaan serumen, kelembaban yang tinggi, peningkatan temperature, dan trauma lokal, yang
biasanya sering disebabkan oleh kapas telinga (cotton buds) dan alat bantu dengar.

Serumen sendiri memiliki pH yang berkisar antara 4-5 yang berfungsi menekan
pertumbuhan bakteri dan jamur. Olah raga air misalnya berenang dan berselancar sering
dihubungkan dengan keadaan ini oleh karena paparan ulang dengan air yang menyebabkan
keluarnya serumen, dan keringnya kanalis auditorius eksternus. Bisa juga disebabkan oleh
adanya prosedur invasif pada telinga. Predisposisi yang lain meliputi riwayat menderita
eksema, rhinitis allergika, dan asthma.

Infeksi ini disebabkan oleh beberapa spesies dari jamur yang bersifat saprofit, terutama
Aspergillus niger. Agen penyebab lainnya meliputi A. flavus, A. fumigatus, Allescheria boydii,
Scopulariopsis, Penicillium, Rhizopus, Absidia, dan Candida Spp. Sebagai tambahan,
otomikosis dapat merupakan infeksi sekunder dari predisposisi tertentu misalnya otitis eksterna
yang disebabkan bakteri yang diterapi dengan kortikosteroid dan berenang.

Banyak faktor yang menjadi penyebab perubahan jamur saprofit ini mejadi jamur yang
patogenik, tetapi bagaimana mekanismenya sampai sekarang belum dimengerti. Beberapa dari
faktor dibawah ini dianggap berperan dalam terjadinya infeksi, seperti perubahan epitel,
peningkatan kadar pH, gangguan kualitatif dan kuantitatif dari serumen, faktor sistemik (
seperti gangguan imun tubuh, kortikosteroid, antibiotik, sitostatik, neoplasia ), faktor
lingkungan ( panas, kelembaban ), riwayat otomikosis sebelumnya, Otitis media sekretorik
kronik, post mastoidektomi, atau penggunaan substansi seperti antibiotika spectrum luas pada
telinga.
Diagnosa didasarkan pada :

a. Anamnesis.
Adanya keluhan nyeri di dalam telinga, rasa gatal, adanya secret yang keluar dari
telinga. Yang paling penting adalah kecenderungan beraktifitas yang berhubungan
dengan air, misalnya berenang, menyelam, dan sebagainya.
b. Gejala Klinik.
Yang khas, terasa gatal atau sakit di liang telinga dan daun telinga menjadi merah,
skuamous dan dapat meluas ke dalam liang telinga sampai 2/3 bagian luar. Didapati
adanya akumulasi debris fibrin yang tebal, pertumbuhan hifa berfilamen yang
berwana putih dan panjang dari permukaan kulit.
c.
Pemeriksaan Laboratorium
o Preparat langsung : skuama dari kerokan kulit liang telinga diperiksa dengan
KOH 10 % akan tampak hifa-hifa lebar, berseptum, dan kadang-kadang dapat
ditemyukan spora-spora kecil dengan diameter 2-3 u.

Pembiakan : Skuama dibiakkan pada media Agar Saboraud, dan dieramkan pada suhu
kamar. Koloni akan tumbuh dalam satu minggu berupa koloni filament berwarna putih. Dengan
mikroskop tampak hifa-hifa lebar dan pada ujung-ujung hifa dapat ditemukan sterigma dan
spora berjejer melekat pada permukaannya

Pengobatan ditujukan untuk menjaga agar liang telinga tetap kering , jangan lembab,
dan disarankan untuk tidak mengorek-ngorek telinga dengan barang-barang yang kotor seperti
korek api, garukan telinga, atau kapas. Kotoran-kotoran telinga harus sering dibersihkan.

Pengobatan yang dapat diberikan seperti :

a. Larutan asam asetat 2-5 % dalam alkohol yang diteteskan kedalam liang telinga
biasanya dapat menyembuhkan.

Tetes telinga siap beli seperti VoSol (asam asetat nonakueus 2 % ), Cresylate (m-
kresil asetat) dan Otic Domeboro ( asam asetat 2 % ) bermanfaat bagi banyak kasus.

b. Larutan timol 2 % dalam spiritus dilutes (alkohol 70 %) atau meneteskan larutan


burrowi 5 % satu atau dua tetes dan selanjutnya dibersihkan dengan desinfektan
biasanya memberi hasil pengobatan yang memuaskan.
c. Dapat juga diberikan Neosporin dan larutan gentian violet 1-2 %.
d. Akhir-akhir ini yang sering dipakai adalah fungisida topikal spesifik, seperti
preparat yang mengandung nystatin, ketokonazole, klotrimazole, dan anti jamur
yang diberikan secara sistemik.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penggunaan anti jamur tidak secara komplit
mengobati proses dari otomikosis ini, oleh karena agen-agen diatas tidak menunjukkan
keefektifan untuk mencegah otomikosis ini relaps kembali. Hal ini menjadi penting untuk
diingat bahwa, selain memberikan anti jamur topikal, juga harus dipahami fisiologi dari kanalis
auditorius eksternus itu sendiri, yakni dengan tidak melakukan manuver-manuver pada daerah
tersebut, mengurangi paparan dengan air agar tidak menambah kelembaban, mendapatkan
terapi yang adekuat ketika menderita otitis media, juga menghindari situasi apapun yang dapat
merubah homeostasis lokal. Kesemuanya apabila dijalankan dengan baik, maka akan
membawa kepada resolusi komplit dari penyakit ini.

Komplikasi dari otomikosis yang pernah dilaporkan adalah perforasi dari membran
timpani dan otitis media serosa, tetapi hal tersebut sangat jarang terjadi, dan cenderung sembuh
dengan pengobatan.

Umumnya baik bila diobati dengan pengobatan yang adekuat. Pada saat terapi dengan
anti jamur dimulai, maka akan dimulai suatu proses resolusi (penyembuhan) yang baik secara
imunologi. Bagaimanapun juga, resiko kekambuhan sangat tinggi, jika faktor yang
menyebabkan infeksi sebenarnya tidak dikoreksi, dan fisiologi lingkungan normal dari kanalis
auditorius eksternus masih terganggu.

Anda mungkin juga menyukai