Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Usia : 34 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Penjahit
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Taman A

II. Anamnesis (dilakukan secara autoanamnesis)


Keluhan utama : Pusing berputar
Keluhan tambahan : Mual, muntah, mata silau dan berair

Riwayat penyakit sekarang


OS merasa pusing berputar hilang timbul sejak 5 jam SMRS saat sedang
menjahit. Pada malam hari OS tidak dapat tidur, kemudian saat mencoba bangun dari
posisi berbaring, OS mengalami pusing berputar dan disertai rasa mual. OS mengalami
muntah sebanyak 3 kali. Muntah tidak menyembur. Muntah bewarna putih kekuningan
berisi campuran air dan makanan, tidak ada lendir dan tidak terdapat darah. Karena
pasien sudah tidak dapat berjalan akibat tidak seimbang sehingga harus dipapah oleh
suami, maka os dibawa ke IGD RSU.
OS mengeluhkan adanya pusing berputar pada bagian kepala. Pusing dirasakan
ruangan yang berputar atas dirinya. OS semakin merasa pusing apabila berubah posisi
seperti miring kanan dan kiri, serta dari posisi duduk ke posisi berdiri. Keluhan terasa
membaik saat berbaring diam, sambil menutup mata. Os juga mengeluhkan mata silau
dan berair.
OS menyangkal kepala berdenyut dan nyeri kepala seperti terikat. OS
menyangkal adanya keluhan telinga berdenging, gangguan pendengaran, pandangan
ganda, pandangan kabur atau berbayang, demam, kejang dan kelemahan pada bagian
tubuh baik kiri dan kanan. OS juga menyatakan tidak mengalami kesulitan dan ganguan
dalam hal berbicara, menelan makanan dan minuman, buang air besar dan buang air

1
kecil serta rasa tidak enak baik pada wajah maupun anggota tubuh serta nyeri pada
anggota tubuh lainnya. Pasien juga mengatakan tidak ada riwayat trauma atau jatuh
sebelumnya.

Riwayat Penyakit Dahulu


Os pernah merasakan keluhan seperti ini sebelumnya tetapi tidak sampai
dirawat di rumah sakit. Riwayat vertigo (+), hipertensi (-), DM (-), maag (+), penyakit
jantung dan sesak nafas disangkal.

Riwayat Pengobatan
- Pasien belum pergi ke Puskesmas atau ke dokter sebelumnya, dan belum
mengkonsumsi obat-obat apapun
- Pasien tidak memiliki alergi obat atau makanan

Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga OS yang pernah mengalami keluhan seperti ini.
Riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung, sesak nafas dan alergi pada keluarga
disangkal.

Riwayat Pribadi/Kebiasaan
Tidak ada riwayat gangguan kepribadian. OS makan teratur 3 kali sehari, tidak
merokok, tidak minum alkohol, dan jarang berolahraga.

III. Pemeriksaan Fisik


1. Status Generalis
 Keadaan/ kesan umum: Tampak Sakit Sedang
 Kesadaran/ GCS : Compos Mentis, GCS: E4M6V5 = 15
 Kooperatif : Cukup kooperatif
 Kelainan kongenital : Tidak ada
 Tekanan darah : 130/80 mmHg
 Denyut nadi : 80x/menit, regular
 Frekuensi Napas : 20x/menit, torakoabdominal
 Suhu aksila : 36,4oC
 Kepala :
Kalvarium : Normocephali, deformitas (-)

2
Wajah : Tampak simetris
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
pupil bulat isokor, diameter 3mm/3mm, reflek cahaya
langsung +/+, reflek cahaya tidak langsung +/+, mata
cekung -/-, bola mata simetris kanan dan kiri
Hidung : rinore -/-, deviasi septum (-), deformitas (-)
Mulut : Simetris, bibir tampak basah, mukosa oral basah
Telinga : Otore -/-, deformitas -/-
 Leher :
JVP : 5+2cmH2O
A.Karotid : Teraba pulsasi teratur, kuat, penuh
Kel. Tiroid : Tidak teraba adanya pembesaran
Trakea : Terletak di tengah
Kelenjar/benjolan : Tidak ada
 Toraks:
 Paru:
I : Pergerakan dada statis dan dinamis simetris, tidak ada penggunaan
otot-otot pernapasan tambahan, tidak ada jejas
P : Gerakan kedua dada simetris
P : Sonor pada kedua lapang paru
A: Vesikuler +/+, rokhi -/-, wheezing -/-
 Jantung:
I : Iktus kordis tidak terlihat
P : Iktus kordis tidak teraba
P : Kesan kardiomegali (-)
A: BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen:
I : Cembung, distensi abdomen (-)
A: Bising usus (+) normal
P: Timpani di seluruh region perut
P: Supel, nyeri tekan (-), pembesaran hepar (-) dan pembesaran lien (-)
 Genitalia eksterna : Tidak diperiksa
 Ekstremitas : CRT<2 detik, akral hangat, edema -/-/-/-, turgor kulit
baik
 Kolumna vertebra : alignment vertebra baik, nyeri ketok CVA -/-

3
2. Status neurologikus
A. Kepala
 Bentuk : Normocephali
 Nyeri tekan : Tidak ada
 Simetris : Simetris
 Pulsasi : Hanya teraba pulsasi pada a. temporalis
B. Leher
 Sikap : Simetris
 Pergerakan : Tidak ada kelainan
 Tanda rangsang meningeal :
1. Kaku kuduk : (-)
2. Brudzinsky 1 dan 2 : (-)
C. Saraf kepala
N I. (Olfaktorius) Kanan Kiri
Subjektif Normosmia Normosmia
Dengan bahan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N II. (Optikus)
Tajam penglihatan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Lapangan penglihatan Normal Normal
Melihat warna Normal Normal
Fundus okuli Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N III. (Okulomotorius)
Kelopak mata:
Ptosis - -
Gerakan bola mata:
Superior Normal Normal
Inferior Normal Normal
Medial Normal Normal
Endoftalmus - -
Eksoftalmus - -
Pupil:
Diameter 3 mm 3 mm
Bentuk Isokor Isokor

4
Posisi Ditengah Ditengah
Reflex cahaya langsung + +
Reflex cahaya tak langsung + +
Strabismus - -
Nistagmus - -
Reflex konversi - -
N IV. (Troklearis)
Gerakan bola mata:
Medial bawah Normal Normal
Strabismus - -
Diplopia - -
N V. (Trigeminus)
Membuka mulut + +
Mengunyah + +
Menggigit + +
Reflex kornea Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Sensibilitas + +
N VI. (Abduscens)
Pergerakan mata ke lateral + +
N VII. (Fascialis)
Mengerutkan dahi Normal Normal
Kerutan kulit dahi Normal Normal
Menutup mata Normal Normal
Lipatan nasolabial Normal Normal
Sudut mulut Normal Normal
Meringis Normal Normal
Memperlihatkan gigi Normal Normal
Menggembungkan pipi Normal Normal
Perasaan lidah bagian 2/3 depan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N VIII. (Vestibulokoklear)
Suara berisik + +
Weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N IX. (Glossofaringeus)

5
Perasaan bagian lidah belakang Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Sengau - -
Tersedak - -
Pharynx Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N X. (Vagus)
Arcus pharynx Simetris Simetris
Bicara + +
Menelan + +
N XI. (Asesorius)
Mengangkat bahu + +
Memalingkan kepala + +
N XII. (Hypoglossus)
Pergerakan lidah + +
Tremor lidah - -
Artikulasi Baik Baik

D. Badan dan anggota gerak


1. Badan
(a) Motorik
 Respirasi : spontan, torakoabdominal
 Duduk : baik
 Bentuk Kolumna Vertebralis : normal
 Pergerakan Kolumna Vertebralis : Normal

(b) Sensibilitas
Kanan Kiri
Taktil + +
Nyeri + +
Termi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Diskriminasi + +
Lokalisasi + +

(c) Refleks

6
 kulit perut atas : tidak dilakukan
 kulit perut bawah : tidak dilakukan
 kulit perut tengah : tidak dilakukan

3. Anggota gerak bawah


(a). Motorik
Kanan Kiri
Pergerakan + +
Kekuatan 5 5
Tonus Normal Normal
Atrofi - -

(b) Sensibilitas
Kanan Kiri
Taktil + +
Nyeri + +
Termi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Diskriminasi + +
Lokalisasi + +

(c) Refleks
Kanan Kiri
Patella + +
Achilles + +
Babinski - -
Chaddock - -
Rosolimo - -
Mandel-Bechterev - -
Schaffer - -
Oppenheim - -
Klonus kaki - -
Tes lasegue >70* >70*
Kernig >135* >135*

7
4. Koordinasi gait dan keseimbangan
 Cara Berjalan : dipapah
 Test Romberg : (+)
 Disdiadokokinesia : tidak ada
 Ataksia : tidak ada
 Rebound phenomena : tidak ada
 Dismetria : tidak ada

5. Gerakan-gerakan abnormal
 Tremor : tidak ada
 Miokloni : tidak ada
 Chorea : tidak ada
 Atetose : tidak ada

6. Alat vegetative
 Miksi : urin kuning pekat, tidak ada darah
 Defekasi : tidak ada gangguan defekasi

7. Lain-lain
 Menulis : Baik
 Mengenali benda dgn sentuhan : Baik
 Berhitung : Baik
 Agnosia Jari : Tidak ada
 Apraksia : Tidak ada
 Membedakan kanan dan kiri : Baik
8. Dix-Hallpixe : (+) dengan fase laten gerakan horisontal saat dimiringkan ke
kanan dan kiri

IV. Resume
Perempuan, 34 tahun datang dengan keluhan pusing berputar sejak 5 jam
SMRS, pusing muncul saat berubah posisi dari posisi tidur ke duduk disertai rasa mual
dan mengalami muntah sebanyak 3 kali. Pusing dirasakan ruangan yang berputar atas
dirinya. OS semakin merasa pusing apabila berubah posisi hingga pasien tidak dapat ke

8
kamar mandi sendiri karena merasa tidak seimbang. Keluhan terasa membaik saat
berbaring diam, sambil menutup mata. Os juga mengeluhkan mata silau dan berair.
Riwayat vertigo (+).

Pada pemeriksaan fisik ditemukan:


Keadaan/ kesan umum: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran/ GCS : Compos Mentis, GCS: E4M6V5 = 15
Kooperatif : Cukup kooperatif
Kelainan kongenital : Tidak ada
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Denyut nadi : 80x/menit, regular
Frekuensi Napas : 20x/menit, torakoabdominal
Suhu aksila : 36,4oC
Status Generalis : Dalam batas normal
Sistem motorik:
Inspeksi : Disuse Atrofi (-), gerak abnormal (-)
Kekuatan : 5-5-5-5 5-5-5-5
5-5-5-5 5-5-5-5

Reflek fisiologis: + + Refleks patologis: - -


+ + - -

Sistem sensorik : Tidak ada gangguan


Pemeriksaan tanda rangsang meningeal (-)
Pemeriksaan saraf kranialis normal
Pemeriksaan keseimbangan berupa romberg test (+)
Pemeriksaan Dix-Hallpixe (+) dengan fase laten gerakan horisontal saat dimiringkan ke
kanan dan kiri

V. Diagnosis Sementara
Diagnosis kerja :
- Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
Diagnosis banding:
- Vestibular Neuritis

9
- Penyakit Menierre

VI. Tatalaksana
- Medikamentosa:
Ondansentron 1 ampul IV
Frego 1x5 mg
Mertigo 3x6 mg
- Non Medikamentosa:
Terapi rehabilitatif (Epley Maneuver atau Brandt-Daroft Maneuver)

VII. Saran
- Elektronistagmografi

VIII. Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad fungsionam : Bonam
Ad sanationam : Bonam

10
PEMBAHASAN

Vertigo merupakan suatu gangguan keseimbangan multisensori. Alat keseimbangan


tubuh tersusun atas 3 organ yaitu vetibulum, visual, dan propriosepsi
Manifestasi klinis dari dizziness ada 4 jenis, yaitu: vertigo vestibular, vertigo
nonvestibular, presinkop, dan disekuilibrium. Ada 2 jenis dizziness patologik yaitu dizziness
vestibular (true vertigo, vertigo vestibular) dan non vestibular (pseudovertigo, vertigo non
vestibular).
1. Vertigo vestibular
1. Perifer
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV), Meniere’s disease, Neuritis vestibularis,
Oklusi a. Labrin, Labirinitis, Obat ototoksik, Autoimun, Tumor N.VIII, Microvacular
compression, Fistula perilimfe.
2. Sentral: Migraine, CVD, Tumor, Epislepsi, demielinisasi, degenerasi
2. Vertigo Nonvestibular
Polineuropati, Mielopati, Artrosis servikalis, Trauma leher, Presinkope, Hipotensi
ortostatik, Hiperventilasi, Tension headache, Hipoglikemi, Penyakit sistemik.

Tabel 1. Perbedaan Vertigo Vestibular dan Vertigo Non Vestibular


Gejala Vertigo Vestibular Vertigo Non Vestibular
Sensasi Rasa berputar Melayang, goyang
Tempo Serangan Episodik Kontinu/konstan
Mual/muntah + -
Gangguan pendengaran +/- -
Gerakan pencetus Gerakan kepala Gerakan obyek visual

Berdasarkan letak lesinya dikenal ada 2 jenis vertigo vestibular, yaitu:

1. Vertigo vestibular perifer


Terjadi pada lesi di labirin dan nervus vestibular
2. Vertigo vestibular sentral
Timbul pada lesi di nukleus vestibular di batang otak, atau talamus sampai ke korteks
serebri.
Kedua jenis vertigo vestibular tersebut dapat dibedakan seperti yang terlihat tabel 2

11
Tabel 2. Perbedaan Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral
Gejala Perifer Sentral
Bangkitan Lebih mendadak Lebih lambat
Beratnya vertigo Berat Ringan
Pengaruh gerakan kepala (++) (+/-)
Mual/muntah/keringatan (++) (+)
Gangguan pendengaran (+/-) (-)
Tanda fokal otak (-) (+/-)

Penyebab vertigo terbanyak adalah BPPV. BPPV didefenisikan sebagai sensasi gerakan
yang ditimbulkan melalui provokasi perubahan gerakan kepala kearah tertentu. BPPV dapat
melibatkan setiap kanalis semisirkularis di telinga namun kanalis posterior adalah jenis
terbanyak. Gejala BPPV yang timbul berupa rasa berputar dengan disertai gejala mual muntah
dan berkeringat serta didapatkan nistagmus.
Separuh dari semua kasus BPPV penyebabnya adalah idiopatik. Pada usia di bawah 50
tahun trauma kepala merupakan penyebab terbanyak, diikuti migraine. Sedang pada usia lanjut
disebabkan oleh degenerasi sistem vestibular di telinga dalam. Penyebab lain yang signifikan
meski jarang adalah neuritis vestibularis akibat infeksi virus di telinga, stroke minor yang
melibatkan sindrom AICA serta penyakit meniere.
Vertigo pada BPPV memiliki 3 gambaran karakteristik yakni:
1. Latency yaitu dimulai beberapa saat setelah gerakan provokasi kepala
2. Transience secara spontan mereda bila dipertahankan secara statis 30-60 detik
3. Fatigbility yaitu gerakan berulang dalam posisi yang sama dalam waktu pendek akan
menghasilkan penurunan gejala.

Pada kasus ini pasien dapat memenuhi kriteria BPPV meliputi:


- Pusing berputar diperburuk dengan perubahan posisi, membaik saat berbaring diam
- Mual dan muntah (+)
- Gangguan pendengaran (-), tinitus (-), defisit neurologis (-)
- Pemeriksaan Dix-Hallpixe ditemukan timbulnya nistagmus posisional yang memiliki
masa laten
Hal ini sesuai dengan gejala vertigo vestibular, yakni sensasi rasa berputar, dengan
tempo episodik, mual muntah, bisa disertai atau tidak diikuti dengan gangguan
pendengaran, gerakan pencetus adalah gerakan kepala.

12
BPPV sering dinyatakan sebagai self-limiting mengingat gejala yang timbul sering
berkurang atau menghilang dalam 6 bulan. Bila dijumpai keluhan mual, muntah yang
menyertai rasa pusing maka beberapa jenis obat dapat diberikan meskipun kadang kurang
bermanfaat. Beberapa bentuk manuever fisik dan latihan terbukti efektif. Manuever yang
dapat dilakukan diantaranya adalah manuever Epley, manuever Semont, manuever
Lampert-Roll dan manuever Brand-Daroft. Vestibulosupresan terdapat 3 macam yakni
antikolinergik, antihistamin, benzodiazepim.
Penatalaksanaan pada kasus ini terbagi 2 yaitu berupa terapi simptomatik dan terapi
rehabilitatif. Vestibulosupresan yang digunakan berupa betahistin dengan dosis 6 mg 3x
sehari, flunarizin 5-10mg 1 sehari. Pemberian antiemetik, ondansentron ditujukan untuk
mengurangi gejala mual dan muntah. Edukasi pasien untuk melakukan terapi rehabilitatif
dapat berupa Epley Manuever, Brandt-Daroft Manuever dan sebagainya.
Prognosis pada pasien baik ad vitam, ad sanationam dan ad functionam adalah bonam.
Hal ini karena pada BPPV apabila terapi rehabilitatif dijalankan dengan baik maka pasien
dapat beradaptasi sehingga gejala vertigo akan semakin jarang dirasakan.

13

Anda mungkin juga menyukai