Anda di halaman 1dari 41

Oleh:

M. Jabal Nur Bausat


12 16 777 14 127

PEMBIMBING:
dr. Daniel Saranga, Sp.OG (K)
BAB I PENDAHULUAN
Hiperemesis gravidarum merupakan keadaan yang paling
parah dari mual dan muntah selama kehamilan yang dapat
menyebabkan morbiditas yang signifikan bagi ibu dan bayi
seperti kehilangan berat badan selama kehamilan, dehidrasi,
gangguan elektrolit, dan defisiensi nutritional sehingga dapat
meningkatkan risiko melahirkan berat bayi lahir rendah dan
premature.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai kejadian
mual dan muntah yang mengakibatkan penurunan berat
badan lebih dari 5%, asupan cairan dan nutrisi abnormal,
ketidakseimbangan elektrolit, dehidrasi, ketonuria serta
memiliki konsekuensi yang merugikan janin
II. Epidemiologi
Hiperemesis gravidarum terjadi di seluruh dunia
dengan angka kejadian yang beragam mulai dari 1-3% di
Indonesia, 0,3% di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di
Canada, 10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di
Pakistan dan 1,9 di Turki. Literatur juga menyebutkan
bahwa perbandingan insidensi hiperemesis gravidarum
secara umum adalah 4:1000 kehamilan
III. Etiologi
Peningkatan kadar hormon chorionic gonadotropin dan
estrogen, kadar serotonin, kadar hormon tiroksin, infeksi
Helicobacter pylori, faktor sosial, psikologis, gangguan fungsi
hati, kantung empedu, pancreatitis dan ulkus peptikum
IV. Patofisiologi

meningkatnya kadar korionik gonadotropin, estrogen dan progesteron


infeksi H. Pylori
psikologis
kadar serotonin
gangguan fungsi hati,
kantung empedu pancreatitis
V. Manifestasi Klinis
Muntah yang menyebabkan gangguan kehidupan sehari-hari dan
dehidrasi memberikan petunjuk bahwa wanita hamil tersebut
memerlukan perawatan yang intensif

Emesis gravidarum Hiperemesis gravidarum


Kondisi mual muntah yang berat
Mual dan muntah yang dikeluhkan
pada kehamilan, memuntahkan
tidak terlalu sering , (muntah pada apa yang dimakan dan minum
pagi hari) dengan frekuensi lebih banyak
Tidak menggangu aktivitas sehari-
hari Menggangu aktivitas sehari-hari
Menimbulkan komplikasi seperti
Tidak menimbulkan komplikasi ketonuria dehidrasi, hipokalemia,
patologis penurunan berat badan.
Derajat Muntah terus menerus yang Pada pemeriksaan fisik ditemukan
1 membuat keadaan umum ibu denyut nadi sekitar 100 kali permenit,
tekanan darah sistolik menurun,
berubah, ibu merasa sangat turgor kulit berkurang, lidah
lemah, tidak ada nafsu makan, mengering dan mata cekung.
berat badan menurun, dan
nyeri ulu hati.

Derajat lemah dan apatis, turgor kulit denyut nadi lemah dan cepat, suhu
2 berkurang, lidah mengering dan akan naik dan mata sedikit ikteris,
tampak kotor, konstipasi(sulit buang berat badan turun dan mata cekung,
air besar). tensi turun, hemokonsetrasi, oliguria
Bau aseton

Derajat Keadaan umum tampak lebih parah, penurunan kesadaran, bisa somnolen
3 muntah berhenti. gejala nistagmus, sampai koma. Nadi lemah dan cepat,
diplopia dan perubahan mental. tekanan darah menurun dan suhu
meningkat
VI. Diagnosis
Pada diagnosis harus ditentukan adanya kehamilan dan muntah
yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum.
Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai dehidrasi, turgor kulit yang
menurun, perubahan tekanan darah dan nadi
VII.Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah lengkap,
Pemeriksaan kadar elektrolit,
Keton urin,
Tes fungsi hati,
Urinalisa
Lakukan pemeriksaan ultrasonografi untuk menyingkirkan
kehamilan mola.
VIII. Penatalaksanaan
Stop makanan peroral selama 24-48 jam
Infus glukosa 10% atau 5% : RL = 2:1 dengan tetesan 40 tetes per
menit
Obat :
1. Vitamin B1, B2 dan B6 masing-masing 50-100 mg/hari/infus
2. Vitamin B12 200 ug/hari/infus, vitamin C 200 mg/hari/infus
3. Fenobarbital 30 mg I.M 2-3 kali perhari atau klorpromazin 25-
50mg/hari
4. Antiemetik : Ondancentron 1 ampul/ 8 jam atau mediamer B6 3
kali perhari peroral
5. Antasida : 3x1 tablet perhari peroral
Rehidrasi
Diet
IX. Komplikasi
1. Pada defisiensi thiamin, dapat terjadi Wernicke encephalopathy,
yaitu suatu keadaan gangguan sistem saraf pusat yang ditandai
dengan pusing, gangguan penglihatan, ataxia dan nistagmus.
Penyakit ini dapat berkembang semakin parah dan menyebabkan
kebutaan, kejang dan koma.
2. Pada defisiensi vitamin K, terjadi gangguan koagulasi darah dan
juga disertai dengan epistaksis
X. Pencegahan
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum
sangat memuaskan. Sebagian besar penyakit ini dapat membaik
dengan sendirinya pada usia kehamilan 20-22 minggu
BAB III LAPORAN KASUS
Tanggal Pemeriksaan : 14 Maret 2018
Ruangan : IGD Kebidanan RSU Anutapura
Jam : 18.00 WITA

IDENTITAS
Nama : Ny. E Nama Suami : Tn. T
Umur : 28 tahun Umur : 32 tahun
Alamat : Palu Barat Alamat : Palu Barat
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
ANAMNESIS
G1P0A0 Usia Kehamilan : 11-12 minggu
HPHT :18-12-2017 Menarche : 14 tahun
TP :25-09-2018 Perkawinan : pertama, 2 Tahun

Keluhan Utama :
Muntah
Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien masuk IGD KB RSU Anutapura dengan keluhan muntah


sejak 1 hari yang lalu, muntah berisi makanan dan cairan, muntah
hampir setiap saat terutama ketika habis makan, pasien juga
mengeluh mual, pusing dan nyeri ulu hati. Pasien pernah
menderita seperti ini 1 minggu yang lalu. Nyeri perut tembus
belakang (-). Pelepasan darah (-), lendir (-), air (-), sakit kepala (-
), Demam (-), sesak (-), batuk (-) Selain itu pasien juga mengeluh
badan terasa lemas sehingga tak mampu melakukan aktivitas
sehari-hari seperti biasanya, bibir terasa kering, nafsu makan
dirasakan menurun. Pasien mengaku tidak ada permasalahan
dalam kehidupan rumah tangganya maupun dalam pekerjaan.
BAB (+) biasa, BAK (+) jarang dan sedikit..
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pernah menderita dengan keluhan yang sama 1 minggu yang
lalu, Kejang (-), Hipertensi (-), Penyakit Jantung (-), Diabetes
Mellitus (-)

Riwayat Obstetri :
Hamil Pertama : Hamil sekarang Uk 11-12 minggu

Riwayat haid:
Haid teratur setiap bulan, dengan 5- 7 hari, dan mengganti
pembalut 2x sehari
Riwayat KB:
Pasien tidak menggunakan kontrasepsi

Riwayat ANC :
ANC di PUSKESMAS 1 bulan sekali

Riwayat Imunisasi: -
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: Baik TekananDarah :90/50 mmHg
Kesadaran : Somnolen Nadi : 105 x/menit
BB : 56 Kg` Respirasi : 20 x/menit
TB : 156 cm Suhu : 37,1ºC

Kepala – Leher :
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), Mata cekung (+),
pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-).

Thorax :
I : Pergerakan thoraks simetris, sikatrik (-)
P: Nyeri tekan (-), massa tumor (-)
P: Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada area jantung, batas
jantung DBN
A: Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-. Bunyi
jantung I/II murni Regular
Abdomen :
Nyeri Tekan Epigastrium (+)
Pemeriksaan Obstetri :
Leopold I : tidak dilakukan
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan
Pemeriksaan Dalam (VT) : tidak dilakukan

Ekstremitas :
Edema ekstremitas bawah -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : 26-02-2018
WBC : 11,5 x 109/l
HGB : 15,1 gr/dl
PLT : 307 x 109/l (150-440)
RBC : 5,36 x 1012/l (3,8-5,2)
HCT : 46,3 % (35-47)
MCV : 86 1fL (80,0-100,0 fL)
MCH : 28,2 pg (26,0-34,0 pg)
MCHC : 32,7 g/dL (32,0-36,0 g/dL)
HbSAg: Non Reaktif
Anti HCV : Non Reaktif
Glukosa sewaktu : 135 mg/dl
Tes Elektrolit
K+ : 3,65 (3,48-5,50)
Na+ : 136,95 (135-145)
Cl : 99,6 (96-106)
RESUME
Pasien perempuan 38 tahun dengan G1P0A0 masuk dengan
keluhan muntah sejak 1 hari yang lalu, muntah berisi makanan dan
cairan, muntah hampir setiap saat terutama ketika habis makan,
pasien juga mengeluh mual, pusing dan nyeri ulu hati. Pasien
pernah menderita seperti ini 1 minggu yang lalu. Selain itu pasien
juga mengeluh badan terasa lemas sehingga tak mampu melakukan
aktivitas sehari-hari seperti biasanya, bibir terasa kering, nafsu
makan dirasakan menurun. BAB (+) biasa, BAK (+) jarang dan
sedikit

Pada pemeriksaan Fisis kesadaran : Somnolen, Suhu:37,10 C, Nadi


: 105x/menit didapatkan Mata cekung (+), Nyeri Tekan
Epigastrium (+),

Pemeriksaan laboratorium: WBC 11,5 x 109/l,


DIAGNOSIS
G1P0A0 gravid 11-12 minggu + Hiperemis Gravidarum derajat 2

PENATALAKSANAAN
Guyur Dextrose 5% 1000 ml lanjut RL:Dex5% 1:1 28 TPM
Drips Farbion 1 ampul/24 jam,
Inj. Ondancentron 4mg/8 jam IV
Inj. Ranitidin 50 mg/ 8 jam IV
Antasida Syrup 3 x 1 C
FOLLOW UP
FOLLOW UP Hari Kedua (15 Maret 2018)
S: Nyeri perut (+), lemas (-), mual (+) muntah (-), sakit kepala (-
), pusing (+),
BAB (-), BAK (+) sedikit
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
TD : 100/70 mmHg N: 89 x/m RR: 20 x/m S : 36,5oC
Status generalis
Mata : konjungtiva anemis -/-
Thoraks: Cor: S1-S2 reguler, gallop (-) murmur (-)
Pulmo: SN vesikuler, ronchi -/- wheezing -/-
Abdomen: Cembung, nyeri tekan epigastrium (-), bising usus (+)
kesan normal
Ekstremitas : akral hangat dan tidak ada edema di kedua
ekstremitas bawah
A: G1P0A0 + HEG derajat 1
P:
Guyur Dextrose 5% 1000 ml lanjut RL:Dex5% 1:1 28 TPM
Drips Farbion 1 ampul/24 ja,
Inj. Ondancentron 4mg/8 jam IV
Inj. Ranitidin 50 mg/ 8 jam IV
Antasida Syrup 3 x 1 C
FOLLOW UP Hari Ketiga (16 Maret2018)
S: Nyeri perut (-), lemas (-), mual (-) muntah (-), sakit kepala (-),
pusing (-), BAB (-), BAK (+) lancar.

Keadaan umum : Sakit ringan


Kesadaran : Compos mentis
TD : 110/70 mmHg N: 88 x/m RR: 20 x/m S : 36,2oC

Status generalis
Mata : konjungtiva anemis -/-
Thoraks: Cor: S1-S2 reguler, gallop (-) murmur (-)
Pulmo: SN vesikuler, ronchi -/- wheezing -/-
Abdomen: Cembung, nyeri tekan (-), bising usus (+) kesan
normal
Ekstremitas : akral hangat dan tidak ada edema di kedua
ekstremitas bawah
A: G1P0A0 + HEG derajat 1
P:
Guyur Dextrose 5% 1000 ml lanjut RL:Dex5% 1:1 28 TPM
Drips Farbion 1 ampul/24 ja,
Inj. Ondancentron 4mg/8 jam IV
Inj. Ranitidin 50 mg/ 8 jam IV
Antasida Syrup 3 x 1 C
Pasien dipulangkan oleh dokter sore hari dengan terapi pulang
Antasida Syrup 3 x 1 C
Ranitidin tab 2 x 1
BAB IV PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan hiperemesis
gravidarum karena dari anamnesis ditemukan adanya gejala mual
dan muntah yang berat, dimana keluhan tersebut sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari dan pekerjaanya. Pada
pemeriksaan fisik penderita ditandai dengan ditemukan mata
cekung, adanya peningkatan frekuensi denyut nadi, lidah terasa
kering, BAK yang sedikit-sedikit dengan frekuensi yang
menurun
Tanda kehamilan yang didapat pada anamnesis penderita
ini adalah adanya riwayat telat haid sejak tanggal 18 desember
2017, pasien sudah melakukan tes kehamilan dengan hasil
yang positif

Pasien didiagnosis hiperemesis gravidarum tingkat II,


karena penderita tampak lemah, lidah kering, mata cekung,
tensi turun, subfebris, takikardi dan oliguria.
Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum grade II
dibedakan menjadi rehidrasi dan koreksi elektrolit, terapi
nutrisi, terapi dengan obat-obatan, dan psikoterapi. Terapi
cairan dilakukan untuk mengatasi dehidrasi dengan pemberian
cairan rehidrasi, yaitu rehidrasi inisial dan rehidrasi rumatan
Pada pasien ini ditemukan tanda-tanda dehidrasi, diberikan cairan
inisial 1 liter dekstrose 5% 2 jam pertama dilanjutkan cairan rumatan
200 liter dengan berbandingan RL: dekstrosa 1:1 28 tpm
Resusitasi dikatakan adekuat bila terdapat parameter seperti
tekanan darah arteri rata-rata 70-80 mmHg, denyut jantung kurang
dari 100x per menit, ekstremitas hangat dengan pengisian kapiler baik,
susunan saraf pusat baik, produksi urine baik 0.5-1 ml/kg BB/jam
Digunakan dektrosa, karena pada pasien hiperemesis
gravidarum terjadi oksidasi lemak yang tidak sempurna yang
ditandai Selain itu cairan ini bersifat isotonic hiperosmotik
membantu transport cairan intravaskuler menuju intraseluler.

Untuk mengatasi muntah, pada pasien ini diberikan inj.


Ondancentron 4 mg per 8 jam dan ranitidin 50 per 8 jam.

Pada pasien ini juga diberikan Farbion, Vitamin B1, B6,


dan B12, yang merupakan koenzim yang berperan dalam
metabolisme lipid, karbohidrat dan asam amino sangat berguna
bagi pasien Hiperemesis gravidarum
Terapi Psikologis dilakukan dengan meyakinkan pasien bahwa
penyakitnya dapat disembuhkan, menghilangkan rasa takut
karena kehamilan, istirahat sementara dari aktivitas hariannya,
serta membantu pasien untuk mengatasi masalah dan konflik
yang mungkin sedang dihadapi oleh pasien

Pasien dipulangkan setelah 3 hari dirawat dan dianjurkan untuk


rawat jalan. Indikasi pasien pulang pada kasus ini adalah keadaan
umum baik, kesadaran komposmentis, dengan tanda vital dalam
batas normal, tidak ada tanda dehidrasi dan keluhan muntah
sudah tidak ada
Kesimpulan
Diagnosis dan penatalaksanaan mual dan muntah dalam
kehamilan yang tepat dapat mencegah komplikasi hiperemesis
gravidarum yang membahayakan ibu dan janin. Tatalaksana
komprehensif dimulai pencegahan, modifikasi diet dan
menjaga asupan cairan. Hiperemesis gravidarum sebagian
besar dapat membaik dengan sendirinya pada usia kehamilan
20-22 minggu
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai