Anda di halaman 1dari 28

ASFIKSIA

Asfiksia

 Asfiksia adalah suatu kondisi yang


disebabkan karena berkurangnya
oksigen dan berlebihnya karbon
dioksida dalam darah. Asfiksia terdiri
dari tiga jenis klasifikasi yaitu asfiksia
mekanik, non-mekanik, dan patologik
Mechanical Asphyxia
1. Tercerut
a. Tergantung (hanging)
b. Tercekik dengan tali (strangulation)
c. Tercekik oleh tangan (throttling)
1. Mulut & hidung tertutup (smothering)
2. Sumbatan saluran pernapasan (choking)
3. Tenggelam (drowning)
4. Kompressi
T E N G G E LAM
Drowning (Tenggelam)
Suatu keadaan dimana terjadinya asfiksia
yang menyebabkan kematian akibat udara
atmosfer tidak dapat masuk ke dalam
saluran pemapasan, karena sebagian atau
seluruh tubuh berada dalam air sehingga
udara tidak mungkin bisa memasuki saluran
paru-pam
MEKANISME TENGGELAM

Korban terbenam oleh gaya gravitasi 


berat jenis tubuh lebih kecil dari berat jenis
air, korban akan timbul  reaksi awal terjadi
usaha bernapas air akan masuk tertelan/
terinhalasi  berat jenis korban > dari BJ
air  korban tenggelam.
PROSES TENGGELAM DENGAN
PARU-PARU KERING (dry drowning)
sejumlah air masuk kedalam laring atau
trakea  spasme laring (dry drowning) 
refleks vagal. Mukus yang kental, busa, dan
buih dapat terbentuk dan menyumbat 
air tidak masuk kedalam paru  sehingga
hipoksia otak fatal tidak disebabkan oleh
oklusi jalan napas oleh air tetapi karena
spasme laring (dry drowning)
Pemeriksaan otopsi

Pemeriksaan Luar :
a. Tidak ada yang diagnostik
b. Beberapa penemuan dapat memperkuat
diagnosa tenggelam
Tanda- Tanda Intravital Pada
Kasus Tenggelam
 Cadaveric spasm
 Perdarahan liang telinga tengah
 Benda – benda air (rumput, lumpur, dsb)
disaluran pencernaan/ napas
 Bercak Paltauf
 BJ darah jantung kanan berbeda dengan
BJ darah jantung kiri
 Diatome (+) dalam paru – paru/ sumsum
tulang
PEMERIKSAAN LUAR PADA KASUS
TENGGELAM
 Penurunan suhu mayat (algor mortis)
berlangsung cepat, dan Lebam mayat (livor
mortis) berwarna merah terang.
 Gambaran kulit angsa ( goose-flesh, cutis
anserina)
 Washer woman’s hand
 Busa halus putih yang berbentuk jamur
(mush room-like mass) tampak pada mulut
atau hidung atau keduanya
 Perdarahan berbintik (petechial
haemmorrhages)
PEMERIKSAAN LUAR PADA
KASUS TENGGELAM
 Pada pria genitalianya dapat mengerut,
ereksi atau semi ereksi, yang tersering
dijumpai semi ereksi.
 Pada lidah dapat ditemukan memar atau
bekas gigitan.
 Cadaveric Spasme
 Luka-luka pada daerah wajah, tangan, dan
tungkai bagian depan akibat persentuhan
dengan benda – benda disekitarnya.
PEMERIKSAAN DALAM PADA KASUS
TENGGELAM
 Pemeriksaan terutama ditujukan pada
sistem pernapasan.
 Benda asing/ busa dalam trakea yang
tampak secara makroskopik dan
mikroskopik.
 Pleura dapat berwarna kemerahan dan
terdapat bintik-bintik perdarahan.
 Bercak perdarahan yang besar (diameter 3 -
5 cm) disebut bercak “paltauf”.
PEMERIKSAAN DALAM PADA
KASUS TENGGELAM
 Kongesti pada laring merupakan kelainan
yang berarti, paru-paru biasanya sangat
mengembang.
 Edema dan kongesti paru ( 700 -1000 gram)
 “Emphysema Aquosum” atau “Emphysema
Hydroaerique”.
 Perdarahan telinga tengah.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PADA KASUS TENGGELAM
I. Test Kimiawi pada kasus tenggelam
 Gettler, menunjukkan perbedaan kadar Cl
darah, jantung kanan dan kiri.
 Durlacher, menentukan perbedaan berat
jenis plasma dari jantung kiri dan kanan.
II. Pemeriksaan getah paru-paru
Secara mikroskopik pada getah paru
ditemukan benda asing seperti kristal silikat,
lumpur, telur cacing, algae dibagian
subpleura.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PADA KASUS TENGGELAM

III. Analisa Diatomae dan Isi lambung


Pemeriksaan diatomae (+) : diatomae
5/ LPB pada paru; atau bila dari sumsum
tulang panjang sebanyak 1/ LPB.
Pemeriksaan isi lambung : adanya pasir
atau lumpur dan binatang air
Untuk memeriksa adanya benda asing dalam
paru dilakukan “percobaan getah paru”

a.Yang diperiksa ialah getah paru sub-


pleural.
b.Alat yang dipakai ialah obyek glass, cover
glass dan mikroskop.
c. Syarat : Paru belum membusuk
d.Yang dicari ialah benda – benda asing
yang berasal dalam air setempat,
misalnya: Pasir, lumpur, tanaman air, telur
cacing.
Pemeriksaan Getah Paru

Cara:
Permukaan paru dikerok dengan pisau
bersih, lalu dicuci & iris permukaan paru
tadi, getah yang keluar diteteskan pada
objek glass, kemudian ditutup dengan cover
glass, dilihat dibawah mikroskop.
Beberapa kemungkinan kesimpulan dari
“ Percobaan Getah Paru”
1. Percobaan getah paru Korban meninggal karena tenggelam
positif tidak ditemukan
sebab kematian
2. Percobaan getah paru • Mungkin meninggal karena tenggelam
positif ditemukan sebab • Mungkin meninggal karena sebab
kematian yang lain yang lain tersebut
• Mungkin meninggal karena tenggelam
dan sebab kematian yang lain tersebut
3. Percobaan getah paru • Mungkin meninggal dalam air jernih
negatif • Mungkin meninggal karena vagal reflex
• Mungkin meninggal karena
spasmelarynx
• Mungkin dimasukkan ke dalam air
setelah korban meninggal, dalam hal
ini akan ditemukan sebab kematian
lain
Pemeriksaan Khusus

1.Test destruksi
Cara
Jaringan paru bagian perifer di destruksi
dengan H2SO4, kemudian diberi HNO3 
disentrifuge  sedimen diobjek glass 
dilihat dibawah mikroskop apakah ada
diatome
Syarat pemeriksaan diatome (Test Destruksi)

 Paru harus segar


 Paru yang diperiksa harus bagian kanan
perifer
 Jenis diatome yang ditemukan harus sama
dengan diatome di perairan tersebut
 Jumlah diatome di paru – paru ≥ 5/ LPB
 Sumsum tulang ≥ 1/ LPB
TENGGELAM DI AIR TAWAR

I. Tenggelam di air tawar


Mekanisme : air tawar (hipotonis)
diserap secara osmosis
hemodilusi cairan sirkulasi >>
(K , Na ) fibrilasi ventrikel
anoksia cerebri kematian (2-3
menit)
TENGGELAM DI AIR TAWAR

Pada pemeriksaan korban tenggelam di air


tawar didapatkan :
Paru besar/ ringan, relatif kering, bentuk
biasa, merah pucat / emfisematous,
Krepitasi ada, Busa banyak, Bila
dikeluarkan dari toraks tidak kempis. Mati
dalam 5 menit (40 ml/ kgBB)
Tenggelam di air tawar
 Biasanya mati dalam 5 menit
 Terjadi hyperkaliemi  fibrilasi ventrikel
 Dapat dibarengi oedem paru
 Paru
* Relatif kering
* Warna lebih pucat
* Bentuk biasa
* Busa banyak
* Krepitasi (+)
 Hemodilusi / BJ menurun
TENGGELAM DI AIR ASIN

II. Tenggelam di air asin


Mekanisme : Air asin
(hemokonsentrasi) cairan
sirkulasi tertarik keluar
kejaringan paru-paru (Na , Hmt )
edema pulmonum anoksia
miokardium dan peningkatan
viskositas darah payah
jantung
TENGGELAM DI AIR ASIN

Pada pemeriksaan korban tenggelam di air


asin didapatkan :
Paru besar dan berat, Relatif basah, Besar,
biasa overlapping, Ungu biru / permukaan
licin, Krepitasi tidak ada, Busa sedikit, cairan
banyak, Bila dikeluarkan dari toraks akan
mendatar / bila ditekan => cekung, Mati
dalam 5 -10 menit (20 ml / kgBB)
Tenggelam di air laut
 Hemokonsentrasi ( BJ meningkat)
 Oedem paru
 Mati dalam 5 – 10 menit
 Paru
* Tampak basah/ berat
* Besar
* Banyak air, kurang busa

BJ darah : 1.0595 – 1.060, perbedaan


0.005 sudah bermakna
Cara Kematian pada Tenggelam

 Kecelakaan
 Bunuh diri (sering badan diikat pada suatu
beban)
 Pembunuhan (dapat dijumpai korban terikat
demikian rupa yang tak mungkin dilakukan
korban sendiri)

Anda mungkin juga menyukai