Anda di halaman 1dari 25

REFERAT

RUPTUR AORTA
Disusun oleh :
M. Jabal Nur Bausat, S.Ked
12777001
Pembimbing :
dr. Masyita, M.Kes, Sp.Rad
dr. Dafrianna Darwis, M.Kes, Sp.Rad

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT
PALU
2017
PENDAHULUAN

Ruptur aorta adalah ruptur yang terjadi pada


aorta yang dapat menyebabkan kondisi yang
sangat berbahaya dimana penderita dapat
meninggal secara mendadak. Ruptur aorta
spontan bukanlah sebuah kelainan yang berdiri
sendiri, namun hanyalah komplikasi dari suatu
kelainan kardiovaskuler seperti trauma
ataupun aneurisme
INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI

Sekitar 85% hingga 90% pasien dengan ruptur


aorta meninggal, dan terjadi sebelum bantuan
medis didapatkan. Sekitar 10% hingga 15%
masih bertahan disebabkan tidak semua ketiga
lapisan mengalami ruptur; lapisan adventitia
masih intak. Pengemudi sekitar 50% lebih rentan
terkena ruptur aorta traumatik dibanding
penumpang
ANATOMI AORTA
ETIOPATOGENESIS
Ruptur aorta disebabkan kekuatan deselerasi yang
besar ketika terjadi benturan dan kemudian kekuatan
tersebut didistribusikan secara tidak merata di
sepanjang aorta, mengingat pelekatan aorta pada
struktur interna. Ligamentum arteriosum
memfiksasi aorta pada bagian proksimalnya,
sedangkan bagian bawah aorta bergerak bebas
(mobile). Kekuatan pelambatan menyebabkan
tekanan pada bagian yang terfiksasi
ETIOPATOGENESIS
Perkembangan Aneurisme diakibatkan oleh
perubahan pada jaringan ikat dinding aorta. Serat
elastin dan kolagen memberikan mayoritas daya
rentang dari dinding aorta. Degradasi dari serat
elastin menjadi gambaran awal pembentukan
aneurisma sedangkan gangguan kolagen merupakan
penyebab utama ruptur, dengan melebar dan
bertambahnya radius pembuluh , tekanan diniding
juga meningkat dan menyebabkan dilatasi dinding
pembuluh darah sehingga akan menyebabkan ruptur
GAMBARAN KLINIS

Nyeri dada substernal


Kontusio dinding dada anterior (Trauma)
Nyeri midskapular
Sesak, disfagia, stridor, serak (akibat perluasan
hematoma)
Murmur sistolik midskapular
Paraplegia
Pembengkakan leher (ekstravasasi darah)
Nyeri punggung dengan tanda abdomen akut
GAMBARAN RADIOLOGIK
A. X-Ray

Gambar 4. Trauma pada


aorta. Rontgen dada
menunjukkan pelebaran
kontur mediastinum dan
deformitas, batas
mediastinum superior
kabur.
GAMBARAN RADIOLOGIK
B. Aortogram
Aortografi telah dipertimbangkan menjadi gold standar untuk
mendiagnosis kondisi ini. Pemeriksaan ini merupakan prosedur
aman dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi (masing-
masing >90%) namun pemeriksaan ini mahal, dan memakan waktu
untuk prosedurnya, namun tidak tersedia di semua institusi atau
selama bukan jam kerja.
GAMBARAN RADIOLOGIK
Aortogram

Gambar 5.
Aortogram dari
seorang pasien
yang jatuh
ketinggian,
tampak
pseudoaneurisme
GAMBARAN RADIOLOGIK
CT-Scan
Dapat dipertimbangkan pada pasien dengan hemodinamik stabil dengan kecurigaan rendah.

Gambar 6.
Ruptur aorta. CT
axial
menunjukkan
adanya gangguan
aspek anterior
aorta, dengan
psuedoanuerisma
(panah).
GAMBARAN RADIOLOGIK
C. Trans Esophageal Echocardiography (TEE)
TEE merupakan modalitas diagnostik yang sangat sensitif
untuk mengevaluasi ruptur aorta traumatik. Pemeriksaan ini
juga dapat dilakukan pada pasien dengan hemodinamik tidak
stabil di UGD. Namun karena keterbatasan operator maka
peranannya dalam evaluasi akut dari trauma aorta belum
ditetapkan
GAMBARAN RADIOLOGIK
Trans Esophageal Echocardiography (TEE)
Dapat dipertimbangkan pada pasien dengan hemodinamik stabil dengan kecurigaan rendah.

Gambar 8.
Transesophageal
echocardiography
aorta menunjukkan
cedera aorta dengan
lumen ganda terlihat
GAMBARAN PATOLOGI ANATOMI
Lapisan arteri terbagi tiga yaitu tunica intima,tunica media dan
tunica adventitia.

Gambar 9.
Histologi
aorta

Gambar 11.
kerusakan serat
elastic
LABORATORIUM

Pemeriksaan laboratorium tidak banyak


membantu dalam mendiagnosis ruptur aorta
namun pemeriksaan darah rutin 50 % kasus
ruptur aorta mengalami anemia.
PENATALAKSANAAN
Pembedahan terbuka merupakan gold
standar. Prosedur terdiri dari jahitan
sederhana pada aorta (simply suturing the
aorta) atau clamp-and-sew repair, dengan
interposisi graft prostetik, kadang
menggunakan tambahan (adjunct) untuk
mempertahankan perfusi aorta distal.
PENATALAKSANAAN
Terapi farmakologi untuk ruptur aorta
tergantung pada gejala yang diderita,
selain itu penanganan ABC dibutuhkan
dalam usaha mempertahankan kehidupan
pasien
PROGNOSIS
Tidak lebih satu dari tiga pasien dengan
ruptur pada aorta akan mencapai rumah
sakit, sebagian besar gagal mendapatkan
penanganan yang cepat. Keterlambatan
diagnosis akan mengakibatkan kematian.
Faktor resiko yang terkait dengan
kemungkinan hasil yang buruk seperti usia
pasien, hipertensi dan lain-lain
Difrential Diagnosis
Diseksi aorta
Diseksi aorta adalah kondisi dimana terjadi suatu
robekan kecil pada tunica intima. Darah memasuki
robekan ini dan menyebabkan lapisan intima terkupas
dari lapisan media, efek lebih lanjut darah dapat
membelah lapisan-lapisan otot dinding aorta dan
membentuk kanal atau lumen palsu. Penyebab awal
terjadinya robekan pada lapisan intima dinding aorta
belum diketahui dengan benar
Difrential Diagnosis
X-Ray
Hanya berguna untuk Skrining awal

Foto toraks pasien


diseksi akut. Terlihat
gambaran aorta
asenden, aorta
desenden, dan
mediastinum yang
melebar (tanda panah).
Difrential Diagnosis
CT-Scan
Menunjukkan flap
intima yang
memisahkan 2 saluran
dalam ascending dan
descending
Difrential Diagnosis
CT-Scan
CT scan potongan aksial
dibagian perut atas,
tampak diseksi aorta
toraks menunjukkan
flap diseksi memasuki
aorta abdominal (panah
putih).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai