Anda di halaman 1dari 27

Chronic Limb

Ischemia OLEH :
1. Ummi Kalsum Harahap (150100038)
2. Patimah Pulungan (150100042)
3. Krisda Oktaviani M (150100044)
4. Leonardo Petrus S (150100066)
5. Novia Nasution (150100159)
6. Dila Sedana (150100191)

PEMBIMBING :
dr. Brema Suranta Pasaribu, Sp. BTKV
PENDAHULUA
N
TABLE OF
Chronic limb ischemia (CLI) merupakan kondisi penyakit arteri perifer (PAP) tungkai yang
CONTENTS

04
dimana didapatkan nyeri iskemik saat istirahat, dan ulserasi akibat insufisiensi arteri atau

01
gangren. Lesi iskemik atau gangren dikare-nakan adanya obstruksi arteri. Tekanan
pergelangan kaki <50 mmHg biasanya cukup untuk kriteria diagnosis. Berbeda dengan
acute limb ischemia(ALI), CLI bersifat kronis yaitu gejala yang terjadi sudah berlangsung
selama lebih dari 2 minggu dan merupakan salah satuTREATMENT
indikator aterosklerosis berat yang
meningkatkan risiko infark miokard, stroke, dan Here kematian vaskular
you could tigatopic
describe the kali
of lipat
dibandingkan pasien dengan hanya klaudikasio intermitten.
the section

Chronic limb ischemia merupakan kondisi medik yang ditandai dengan adanya nyeri
iskemik pada saat istirahat yang terjadi dalam waktu lebih dari dua minggu. Pada CLI dapat

02
ditemukan adanya luka atau ulkus yang tidak dapat sembuh bahkan dapat timbul gangren
pada salah satu atau kedua tungkai bawah. Diagnosis CLI dibuat berdasarkan adanya gejala
dan bukti terjadinya suatu oklusi arteri. Penyakit arteri dapat dibuktikan secara objektif
dengan pemeriksaan ankle-brachial index (ABI), toe-brachial index (TBI), trans-cutaneous
pulse oxymetry (TcPO2), atau tekanan perfusi kulit.

03
Pemeriksaan penunjang untuk menilai anatomi pembuluh darah antara lain duplex
ultrasound, computed tomographic angio-graphy (CTA), dan magnetic resonance
angiography (MRA). Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi lokasi dan derajat
obstruksi arteri di ekstremitas bawah.
3
TUJUAN “Untuk mempelajari
CLI”

“Untuk Meningkatkan
kemampuan penulis dalam
menulis karya ilmiah dibidang
kedokteran”

‘’Memenuhi salah satu


syarat untuk
menyelesaikan KKS
P3D di Departemen
Ilmu Bedah FK USU’’
Manfaat

Meningkatkan Pemahaman
terhadap Chronic Limb Ischemia
ANATOMI
• Sirkulasi sitemik atau sirkulasi perifer
meliputi arteri dan arteriol (sistem
arteri), vena dan venula (sistem vena),
dan kapiler
• Arteri memasok tubuh dengan darah
yang kaya oksigen – kecuali arteri
pulmonalis yang membawa darah yang
terdeoksigenasi dari jantung ke paru-
paru, dan arteri umbilikalis yang
membawa darah yang terdeoksigenasi
dari janin ke plasenta.

• Vena adalah pembuluh darah yang


mengembalikan darah yang
terdeoksigenasi dari organ kembali ke
jantung.
HISTOLOGI

Pembuluh darah terdiri atas 3 lapisan :


 Tunika intima : memiliki satu
lapis sel endotel
 Tunika media : terdiri atas lapisan
konsentris sel otot polos dan
diantaranya terdapat berbagai
serat dan lamela elastin, serat
kolagen tipe III, proteoglikan, dan
glikoprotein
 Tunika adventitia : terdiri atas
serat kolagen tipe 1 dan elastin
.

• Arteri otot mengandung lebih banyak sel otot polos di tunika


media dibandingkan dengan arteri elastis
• Arteriol terutama terdiri dari otot polos
• Vena memiliki lumen yang lebihh besar dan tunica externa
adalah lapisan yang paling tebal. Tunica intima vena sering
terlipat membentuk katub. Kapiler hanya sedikit memiliki
endotel, tanpa lapisan subendotel atau tunica lainnya
CHRONIC LIMB
ISCHEMIA

Penyakit arteri perifer yang terjadi akibat


inadekuat peerfusi pada jaringan perifer yang
isebabkan sumbatan (trombus atau emboli) atau
stenosis pada pembuluh darah perifer, dan
memiliki gejala lebih dari 2 minggu, seperti
nyeri tungkai bawah saat aktivitas atau saat
istirahat, muncul perlukaan seperti ulkus atau
gangren pada tungkai bawah.
EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Trans Atlantic
InterSociety Consensus for the Management of Peripheral
Arterial Disease (TASC II) didapatkan insidensi kasus
CLI berkisar 500-1000 kasus per satu juta penduduk
dalam satu tahun di populasi Eropa dan Amerika Utara
dengan preva-lensi yang lebih tinggi pada laki-laki
dibandingkan perempuan (rasio 3:1).

Dari penelitian yang sama ditemukan adanya 150.000 kasus


per tahun di Amerika Serikat. Suatu penelitian yang dilakukan
oleh Medicare dan Medicaid pada tahun 2003 sampai 2008
menemukan bahwa prevalensi terjadinya CLI dalam satu
tahun yaitu 2,35% dan insidensi tahunan kasus CLI mencapai
0,35% pada kelompok populasi di atas 40 tahun.
ETIOLOGI

Terdapat dua sebab yang dapat menyebabkan gangguan pada arteri perifer,
yaitu:

Aterosklerotik

Non Aterosklerotik
• Raynaud’s disease
Patofisiologi

Penyakit arteri perifer paling sering diakibatkan oleh


aterosklerosis dari percabangan arteri distal dan biasanya
dimanifestasikan sebagai klaudikasio intermiten. Pasien
dengan klaudikasio intermiten memiliki aliran darah normal
ke anggota tubuh saat istirahat; tetapi dengan olahraga,
penyakit arteri oklusif mengakibatkan augmentasi aliran
darah, mengakibatkan pengiriman O2 yang tidak mencukupi
ke otot dan gejala klaudikasio. Iskemia ekstremitas kritis
menunjukkan penyakit arteri perifer oklusi yang lebih lanjut
di mana pengiriman oksigen ke ekstremitas bawah tidak
optimal bahkan saat istirahat
Manifestasi
klinis

● Klaudikasio intermiten
● Nyeri tidak berkurang denga istirahat
● Sunset foot
● Ulserasi dan gangren
● Pulsasi arteri melemah atau tidak
teraba
● Bruit
● CRT memanjang
DIAGNOSIS
Ankle Brachial Indeks (ABI)

Hasil interpretasi ABI :


• ABI ≤ 0,90 (Abnormal)
• ABI 0,91-0,99 (borderline)
• ABI 1,00-1,40 (Normal)
• ABI >1,40 (noncompressible).
Manajemen
CLI

● Tiga pendekatan tatalaksana CLI


- Modikasi faktor risiko
- Obat-obatan
- Beberapa kasus, tindakan khusus atau pembedahan

● Tujuan terapi CLI

- Mengurangi gejala

- Meningkatkan kualitas hidup dan mobilitas

- Mencegah serangan jantung, stroke dan amputasi


Tatalaksana
CLI

FARMAKOLOGI:
MODIFIKASI
FAKTOR RISIKO: EXERCISE: - Antiplatelet
1. Stop rokok latihan berjalan - Statin
2. Menurunkan minimal 2 jam - Cilostazol PCI/Bedah
obesitas perminggu - Trombolitik
3. Kontrol lipid selama 3 bulan
-Obat-obatan
4. Kontrol penyakit untuk Faktor
penyerta
Risiko
Penilaian risiko
amputasi
Algoritma tatalaksana
penderita Claudicatio

Post interventional exercise therapy and

risk fator medication afer ANY

intervention
Algoritma
tatalaksana
penderita
CLTI
Terapi
Suportif

● Perawatan kaki dengan menjaga tetap bersih dan lembab


● Memakai sandal dan sepatu yang ukurannya pas dan dari bahan
sintetis
● Hindari berjalan dengan kaki telanjang
● Latihan fisik merupakan pengobatan yang paling efektif untuk gejala
klaudikasio
● Edukasi mengenai pentingnya mencari pertolongan dokter bila gejala
memberat/gejala baru pada ekstremitas
DIAGNOSIS
BANDING

2
5
KOMPLIKASI

01 Sepsis

02 Amputasi

03 Kematian
THANKS

2
7

Anda mungkin juga menyukai