pneumonia
komunitas pneumonia
atipikal
Pneumonia tipikal
Foto toraks
Pewarnaan gram serta biakan mikrobiologi dahak
Biakan mikrobiologi darah
Pemeriksaan lain diambil sesuai kondisi klinis serta kecurigaan terhadap
organisme spesifik
Hitung diferensial leukosit
Elektrolit darah
Ureum dan kreatinin
Transaminase (ALT dan AST)
Serum phosphorus level
Asam laktat
C-reactive protein (CRP)
Lactate dehydrogenase (LDH)
Procalcitonin
Tes antigen urin untuk Legionella dan S. pneumoniae
Tes serologis untuk M pneumoniae, C pneumoniae, Bordetella pertussis, C burnetii
Polymerase chain reaction (PCR)
Indikasi Rawat Rumah Sakit
Curb 65
Kriteria Skor
Delirium/penurunan kesadaran 1
Urea (BUN) >19 mg/dL 1
Laju napas >30 kali per menit 1
Tekanan darah sistolik <90
1
mmHg atau diastolik <60 mmHg
Usia ≥65 tahun 1
PSI SCORE
Kriteria Skor
Jenis kelamin
– Laki-laki 0
– Perempuan -10
Demografi
– Usia 1 poin setiap tahun
– Penghuni panti 10
Komorbid
Kelas Skor PSI
– Neoplasia 30
Kelas I
– Penyakit liver 20 0-50 poin
mortalitas 0,1%
– CHF 10
Kelas II
– CVD 10 51-70 poin
mortalitas 0,6%
– CKD 10
Kelas III
Pemeriksaan fisis 71-90 poin
mortalitas 0,9%
– Gangguan status mental 20
Kelas IV
– Laju napas ≥30 kali per menit 20 91-130 poin
mortalitas 9,3%
– Tekanan SBP<90 mmHg 20 Kelas V
131-395 poin
– Suhu <35°C atau ≥40°C 15 mortalitas 27%
– Nadi ≥120 kali per menit 10
Temuan atau pemeriksaan
penunjang
– pH< 7,35 30
– BUN ≥ 30 mg/dL 20
– Natrium <130 mEq/L 20
– GDS≥ 250 mg/dL 10
– Hematokrit <30% 10
– PaO2 <60 mmHg atau saturasi O2
10
<90%
– Efusi pleura 10
CURB 65 ≥ PSI IV –V Rawat
2 (atau III) inap
≥3:
RR>30 kali per menit
PaO2/FiO2< 250
Perlu ventilator
infiltrat multilobaris
Delirium
uremia, leukopenia,
ICU
trombositopenia, hipotermia,
hipotensi yang memerlukan
resusuitasi cairan yang agresif
Petunjuk Klinis Etiologi Community-Acquired
Pneumonia
Bakteri tipikal
Bakteri /
(mycoplasma
legionella
/chlamydophila
Hiperakut
Sering dengan syok sepsis
Tidak ada gejala saluran napas atas
Di awal gejala napas atas diikuti
deteriorasi akut (infeksi viral dengan Tidak ada faktor yang mendukung
superinfeksi bakterial pneumonia tipikal
Leukosit >15,000 atau ≤6000 per
Kluster pada keluarga
millimeter kubik dengan peningkatan
lneutrofil batang Batuk>5 hari days tanpa deteriorasi
akut
Konsolidasi segmental atau lobardois
Tidak ada produksi sputum
Procalcitonin ≥0.25 µg per liter
Leukosit normal atau meningkat
Tidak ada faktor yang mendukung ringan
pneumonia tipikal
Procalcitonin ≤0.1 µg per liter
Kluster pada keluarga
Batuk>5 hari days tanpa deteriorasi
akut
Tidak ada produksi sputum
Leukosit normal atau meningkat ringan
Procalcitonin ≤0.1 µg per liter
Petunjuk Klinis Etiologi Community-Acquired
Pneumonia
viral influenza
Tak ada faktor yang
mendukung
pneumonia bakteri Tak ada faktor yang
mendukung
Paparan terhadap pneumonia bakteri
kontak yang sakit
Wabah influenza aktif
Terdapat gejala di komunitas
saluran napas atas Onset cepat flulike
Infiltrat patchy syndrome
Leukosit normal atau Positif tes untuk virus
meningkat ringan influenza
Procalcitonin ≤0.1 µg
per liter
Rawat Rawat
jalan inap
komorbid Berat
Risiko
risiko bakteri MRSA /
persisten Pseudomona
s aeruginosa
Amoxicilin 3 x 1000 mg
JALAN
Respiratory
Dengan Monoterapi
fluoroquinolone
levofloxacin 750 mg per hari,
komorbid
moxifloxacin 400 mg per hari,
Gemifloxacin 320 mg perhari
dan risiko
resistensi
Terapi kombinasi
β-lactam
ampicillin +
sulbactam 1,5–3 g
tiap 6 jam, makrolida
cefotaxime 1-2 (azithromisin
gram tiap 8 jam , atau
ceftriaxone 1-2 chlaritromisin)
gram per hari,
ceftaroline 600 mg
tiap 12 jam
Rawat
inap
RISIKO
MRSA LINEZOLID
600 mg /12 jam
piperacillin-tazobactam (4,5 g
tiap 6 h)
Pasien dengan sakit ringan atau sedang dapat dirawat dengan diberikan
antibioka oral seluruhnya.
Durasi pemberian terapi disesuai dengan kondisi klinis namun minimal
diberikan selama 5 hari. Pasien harus sudah tidak demam setelah 48-72 jam
dan tidak ada tanda instabilitas.
Kondisi klinis yang dinilai seperti tanda vital, kemampuan untuk makan, dan
status mental.
Bagi pasien yang dalam 5-7 hari membaik secara klinis, tidak perlu secara
rutin dilakukan pemeriksaan foto toraks sebagai evaluasi atau follow up.
Kortikosteroid