com
BAB I
PENDAHULUAN
keadaan imunokompromis.
menimbulkan Penyakit
mikosis paru adalah paru rongga
keganasan yang berisik
torak
TB paru dengan kerusakan paru luas misalnya kavita
bronkiektasis, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) da
asma serta keadaan imunokompromis pascakemoterapi ata
penggunaan kortikosteroid jangka panjang. Mikosis pa
yang paling sering dilaporkan adalah aspergilosi
pneumonia pneumositis (PCP), kandidosis, kriptokokosis da
histoplasmosis. Epidemi AIDS merupakan salah satu fakto
penting yang berperan pada peningkatan kejadian mikos
paru.
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 1/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 2/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
BAB II
PROSEDUR DIAGNOSIS
penggunaan
luas, jangka obat
kortikosteroid, panjang antibiotika berspektrum
imunosupresi
• Penyakit kronik seperti keganasan rongga toraks, PPO
bronkiektasis, luluh paru, sirosis hati, insufisiensi renal,
diabetes
• Gambaran infiltrat di paru dengan demam yang tida
membaik setelah pemberian antibiotika adekuat denga
atau tanpa adenopati
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 3/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 4/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 5/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
dikembangkan.
jaringan Biakan baku
masih menjadi spesimen maupun mikosis
emas diagnosis hasil biop
par
Pemeriksaan uji kepekaan jamur terhadap obat per
dilakukan untuk menentukan pemilihan obat antijamur yan
tepat atau evaluasi terapi.
1. Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik spesimen klinik seca
langsung maupun dengan pewarnaan harus sela
dilakukan karena dapat mendiagnosis kemungkina
terdapatnya infeksi jamur secara cepat, mudah da
murah, meskipun nilai diagnostiknya sangat bervaria
(10 sampai >90%) bergantung pada spesies jamur yan
ditemukan. Pemeriksaan mikroskopik langsun
dilakukan dengan menambahkan larutan gara
fisiologis, KOH 10% atau tinta India. Teknik pewarnaa
dapat dilakukan dengan Giemsa, gomori methenami
silver (GMS), calcofluor , maupun deteksi antibo
monoklonal dengan pewarnaan imunofluoresen
Pemeriksaan langsung sputum, bilasan bronkus, BA
atau spesimen lain dapat mendeteksi elemen jam
secara umum berupa spora maupun hifa. Pemeriksaa
langsung cairan serebrospinal, bilasan bronkus atau BA
dengan tinta India sangat bermanfaat dala
mendiagnosis kriptokokosis. Pemeriksaan sputu
pasien terinfeksi HIV dengan pewarnaan Giemsa ata
GMS menunjukkan sensitivitas 35-60%, sedangka
pemeriksaan BAL menunjukkan sensitivitas 85-95
dalam mendiagnosis PCP. Induksi sputum dilaporka
memiliki kesetaraan yang baik dengan BAL. Pewarnaa
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 6/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
2. Biakan
Pemeriksaan biakanmemiliki
spesimen respirasi jamur yang
nilai berasal daribervarias
diagnostik berbag
tergantung pada spesies jamur, asal spesimen sert
derajat penyakit yang dialami pasien. Pemeriksaa
biakan memiliki nilai diagnostik tinggi bahkan menja
baku emas diagnosis infeksi jamur tertentu, misalny
biakan darah merupakan baku emas diagnosis infek
Candida dalam darah (kandidemia), tetapi pemeriksaa
biakan tidak bermakna untuk diagnosis PCP karena P
jiroveci belum dapat dibiak sampai saat ini. Pad
histoplasmosis akut, sensitivitas biakan hanya 15%
sedangkan pada histoplasmosis diseminat
sensitivitasnya >85%. Hasil pemeriksaan biaka
membutuhkan waktu beberapa hari sampai mingg
tetapi penting dilakukan untuk identifikasi spesie
secara konvensional maupun uji kepekaan jam
terhadap obat-obat antijamur.
3. Serologi
Uji serologi secara tradisional digunakan untu
mendeteksi reaktivitas antibodi pejamu terhada
elemen-elemen jamur. Nilai diagnostiknya sang
terbatas, sehingga perlu berhati-hati dalam menentuka
interpretasi hasil. Dewasa ini telah dikembangka
deteksi antigen yang memiliki nilai diagnostik leb
tinggi. Uji ini didasarkan atas deteksi komponen dindin
jamur yang dilepaskan ke dalam aliran darah ata
cairan tubuh lain pada saat jamur berproliferasi. U
antigen Cryptococcus spp dari serum atau caira
serebrospinal sangat bermanfaat dalam diagnos
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 7/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
4. PCR
Pemeriksaan PCR maupun real-time PCR juga sedan
dikembangkan, tetapi masih digunakan secara terbata
karena belum terdapatnya standarisasi dan validasi.
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 8/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
i s
p
o
i B
Faktor Kriteria
+ + Mikologi = Probabl
pejamu klinis
e
Negatif
Faktor atau
Kriteria
pejamu + + tidak = Possibbl
klinis
dilakuka e
n
Faktor Kriteria
pejamu + klinis + Mikologi = Proven
1. Faktor pejamu:
• Netropenia (netrofil <500/mm3 selama >10 hari).
• Menerima transplantasi sum-sum tulang alogenik
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 9/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
•
nukleosida
Mengalami dalam 90 hari terakhir.
imunodefisiensi primer berat (misalny
penyakit granulomatosa kronik atau imunodefisien
berat lainnya).
2. Kriteria klinis:
Mayor:
Terdapat infiltrat baru atau gambaran kelainan berik
pada CT-scan: halo sign, air-crescent sign atau kavita
yang berada dalam area konsolidasi.
Minor:
- Gejala infeksi saluran napas bawah (misalnya batu
nyeri dada, sesak napas, hemoptisis, dll).
- Pemeriksaan fisis pleural rub.
- Gambaran infiltrat baru yang tidak sesuai denga
kriteria mayor.
3. Kriteria mikologi:
• Pemeriksaan langsung positif (ditemukanny
elemen jamur pada pemeriksaan mikroskop
langsung maupun sediaan pewarnaan) atau biaka
jamur positif.
• Pemeriksaan tidak langsung:
o deteksi antigen galaktomanan dari BAL, LCS ata
>2 sampel darah untuk mendiagnosis aspergilos
menunjukkan hasil positif.
o deteksi β-d-glucan dalam serum untu
mendiagnosis infeksi jamur invasif (sela
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
10
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 10/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
1. Faktor pejamu:
• Netropenia (netrofil <500/mm3 selama >10 hari).
• Demam persisten selama >96 jam, refrakter terhada
antibiotik adekuat.
• Suhu tubuh >380C atau <360C DAN terdapat fakto
predisposisi berikut:
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
11
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 11/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
•
-
Gejala koeksistensi
klinis yang AIDS
mengindikasikan penyakit graf
versus-host
• Penggunaan kortikosteroid jangka panjang (>
minggu).
2. Kriteria klinis:
Mayor:
Terdapat infiltrat baru atau gambaran kelainan berik
pada CT-scan: halo sign, air-crescent sign atau kavita
yang berada dalam area konsolidasi.
Minor:
- Gejala infeksi saluran napas bawah (misalnya batu
nyeri dada, sesak napas, hemoptisis, dll).
- Pemeriksaan fisis pleural rub.
Gambaran infiltrat baru yang tidak sesuai dengan
kriteria mayor.
3. Kriteri mikologi:
• Pemeriksaan langsung positif (ditemukannya eleme
jamur pada pemeriksaan mikroskopik langsu
maupun sediaan pewarnaan) atau biakan jamur positi
• Pemeriksaan tidak langsung:
- deteksi antigen galaktomanan dari BAL, LCS atau >
sampel darah untuk mendiagnosis aspergilos
menunjukkan hasil positif.
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
12
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 12/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
13
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 13/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
BAB III
PENATALAKSANAAN
penanganan
jamur terhadap obat, infeksi
sumber terapi antijamur
dan sebelumny
faktor risiko
Penatalaksanaan ini terdiri atas medikamentosa dan bedah
Terapi medikamentosa dilakukan dengan memberikan oba
antijamur (OAJ), yang terdiri atas beberapa golongan obat:
• golongan polien
• golongan alilamin
• golongan flusitosin
• golongan azol
• golongan ekinokandin
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
14
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 14/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
Sukses
Respons Membaik selama periode pengamatan, resolusi semua gejala klinis
komplit dan kelainan radiologi, serta bukti mikologi (eradikasi jamur).
Gagal
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
15
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 15/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
BAB IV
OBAT ANTIJAMUR
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
16
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 16/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
14
12 L-AmB
ABCD
10 ABLC
Terb
8
Itrakonaz
6 Flukonazol
Ketokonazol
Gambar 3.1. Sejarah penemuan obat antijamur dalam 50 tahun
terakhir
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
17
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 17/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
1. Golongan Polien
Golongan polien termasuk amfoterisin-B (AmB
nistatin dan natamisin. Cara kerjanya adala
membuat kerusakan pada membran sel jamur denga
cara berikatan dengan ergosterol (komponen pentin
dinding sel), sehingga permeabilitas seluler meningk
dan
jamurterjadi
(efekkebocoran
fungisidal).isiSaat
sel yang berakibat
ini golongan kematia
polien yan
tersedia di Indonesia adalah amfoterisin-B deoksikol
(fungizone) dan nistatin.
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 18/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
19
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 19/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
2. Golongan allylamines
Terbinafin adalah antijamur allylamine yang memili
efek menghambat enzim mono-oksigenase squalen
enzim penting dalam biosintesis sterol pada jamu
Pemberiannya dapat dilakukan topikal maupun or
terutama untuk terapi mikosis superfisialis. Terbinaf
yang tersedia di Indonesia adalah dalam bentuk oba
topikal yang biasa digunakan untuk mikosis superfisial
3. Flusitosin
Turunan pirimidin ini aktif terhadap infeksi Candida
Cryptococcus. Cara kerjanya dengan menggangg
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
20
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 20/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
4. Golongan azol
Selama lebih dari dua dekade, antijamur golongan az
telah digunakan dalam praktek klinis. Golongan az
diklasifikasikan menjadi dua kelas yang berbeda:
a. imidazol (misalnya klotrimazol, mikonazol da
ketokonazol)
b. triazol (flukonazol, itrakonazol, vorikonazol da
posakonazol).
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 21/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
a. Imidazol
b. Triazol
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 22/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 23/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
24
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 24/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
25
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 25/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
jam
Posakonazo Profilaksis 200 mg, 3x sehari Belum Belum
l (oral) infeksi jamur diketahui ditentukan
invasif
Kandidosis 100 mg 2x sehari( x 2
orofarings dosis), lalu 100 mg/hr
selama 13 hr
Kandidosis 400 mg 2x sehari (lama
orofarings pemberian bervariasi
yang refrakter tergantung respons
thd flukonazol pasien)
dan/atau
itrakonazol
Dikutip dari Proceeding ATS 200
5. Golongan ekinokandin
Ekinokandin merupakan antijamur golongan baru, ca
kerjanya melalui penghambatan sintesis enzim 1,2-β-
dan 1,6-β-D-glucan synthase. Enzim itu penting dala
produksi glukan (komponen penting dinding sel jamu
yang mengakibatkan ketidakstabilan osmotik sehingg
sel jamur tidak dapat mempertahankan bentuknya da
berujung pada kematian jamur. Glukan tidak ditemuka
pada dinding sel mamalia sehingga efek sampin
ekinokandin terhadap sel manusia sangat sedikit.
Dinding sel C. neoformans terutama terdiri atas 1,3-
atau 1,6-α-glucan, sehingga jamur itu lebih resiste
terhadap ekinokandin. Terdapat beberapa kela
ekinokandin yaitu: kaspofungin, mikafungin, da
anidulafungin. Semua golongan ekinokandin memili
keterbatasan bioavailabilitas oral dan hanya tersed
dalam sediaan intravena.
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 26/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
27
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 27/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
28
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 28/29
5/10/2018 GuidelineMikosisParuPDPI-Edit1-slidepdf.com
ALGORITMA PENATALAKSANAAN
GEJALA / FAKTOR
RISIKO
CT-Scan, Operasi
CT-Scan, Induksi sputum,
Pemeriksaa (bila
Bronkoskopi (BAL), Biopsi, TTNA,
n lain mungkin) +
Pem. Mikologi)
termasuk OAJ
pemeriksaa
Bila operasi FR
n mikologi (+),
Possi Proba
tidak Prov
(konfirmasi ble ble
INF en
jamur) mungkin (-) Inf. Inf.
Evaluasi Profi
OAJ - Empir Pre- Def
Respons empti nitiv
laksi ik
( Usahakan
tatalaksana s ve e
+ (-) OAJ
invasif OAJ sesuai
) sampai
minimal jenis jamur
faktor
(Konvernost dan OAJ
Teruskan risiko
omi, sampai
OAJ teratasi
kavernoplas gejala dan
¾
ti) mikologi (-)
minggu
OAJ sesuai
FR
Sampai
Sampai gejala / OAJ sesuai
OAJ sesuai
teratasi mikologi dengan jeni
jenis jamur
jamur (-) mikologi
2 minggu
Gejala Klinis setelah
perbaikan
klinis,
Evaluasi Hati-hati radiologi
Mikologi dan mikolog
___________________________________________________________
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
29
Jamur Paru di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/guideline-mikosis-paru-pdpi-edit1 29/29