• CAP didefinisikan sebagai infeksi akut pada parenkim paru yang terkait
dengan setidaknya beberapa gejala infeksi akut, disertai adanya infiltrasi
akut pada radiografi dada
Tinjauan Pustaka
Epidemiologi CAP
• Penyebab utama kematian di dunia dan penyebab kematian keenam yang paling
umum di Amerika Serikat
• Setiap tahun di Amerika Serikat, ada 5-10 juta kasus CAP yang menyebabkan
sebanyak 1,1 juta orang dirawat di rumah sakit dan 45.000 orang meninggal.
• Di Eropa, insiden komunitas yang mendapatkan infeksi saluran pernapasan bagian
bawah (LRTI) ditemukan sebanyak 44 kasus per 1.000 populasi per tahun dalam
satu praktik umum.
• Di Indonesia, pneumonia termasuk ke dalam 10 besar penyakit rawat inap di
rumah sakit dengan proporsi kasus 53,95% laki-laki dan 46,05% perempuan,
Tinjauan Pustaka
Etiologi
•Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai
macam kuman, yaitu bakteri, virus, jamur dan
protozoa.
- Bakteri terbanyak :
• Patogen tipikal -> S pneumonia
• Patogen atipikal -> Mycoplasma pneumonia
• Virus : Virus Influenza
Tinjauan Pustaka
Diagnosis
ANAMNESIS
• Batuk
• Perubahan karakteristik sputum/purulent
• Suhu >38o C dapat disertai menggigil
• Nyeeri dada
• Sesak nafas
PEMERIKSAAN FISIK
• Inspeksi : dapat terlihat bagian yang sakit dapat tertinggal saat bernafas
• Palpasi : fremitus dapat mengeras pada bagian yang sakit
• Perkusi : redup pada bagian yang sakit
• Auskultasi : terdengar suara nafas bronkovesikuler sampai bronkial dan dapat disertai
ronki halus dan kemudian menjadi ronki kasar pada stadium resolusi
Tinjauan Pustaka
Diagnosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium
• Pada pemeriksaan darah terdapat peningkatan jumlah leukosit, biasanya
lebih dari 10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul, dan pada hitungan
jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED.
• Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur
darah dan serologi. Kultur darah dapat positif pada 20- 25% penderita yang
tidak diobati. Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia,
pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.
Tinjauan Pustaka
Pemeriksaan penunjang
• Radiologi
• Rontgen
Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan " air
broncogram", penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti.
Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia,
hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi
• Misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh
steptococcus pneumoniae,
• Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau
gambaran bronkopneumonia
• Sedangkan klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang
terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus.
Tinjauan Pustaka
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
Radiologi
• Rontgen
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
• Radiologi
• CT-Scan
Hasil CT dada ini menampilkan gambaran Tampak gambaran opak/hiperdens pada lobus tengah kanan,
hiperdens di lobus atas kiri sampai ke perifer. namun tidak menjalar sampai perifer.
Tinjauan Pustaka
Diagnosis
• Diagnosis pasti pneumonia komuniti ditegakkan jika pada foto
toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat progresif ditambah
dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini:
• Batuk-batuk bertambah
• Perubahan karakteristik dahak/purulen
• Suhu tubuh > 380C (aksila) /riwayat demam
• Pemeriksaan fisis: ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara
napas bronkial dan ronki
• Leukosit > 10.000 atau < 4500
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Diagnosis
Derajat Tingkat Keparahan penyakit
• Penilaian derajat keparahan penyakit pneumonia kumuniti dapat
dilakukan dengan menggunakan sistem skor menurut Pneumonia
Severity Index (PSI) atau CURB-65.
• Sistem ini untuk mengidentifikasi apakah pasien dapat berobat jalan
atau rawat inap, di rawat di ruangan biasa atau intensif.
Tinjauan Pustaka
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai 'salah satu atau lebih'
kriteria di bawah ini
a. Kriteria minor:
– Frekuensi napas > 30/menit
– Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg
– Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
– Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
– Tekanan sistolik < 90 mmHg
– Tekanan diastolik < 60 mmHg
b. Kriteria mayor
– Membutuhkan ventilasi mekanik
– Infiltrat bertambah > 50%
– Membutuhkan vasopresor > 4 jam (septik syok)
– Kreatinin serum > 2 mg/dl atau peningkatan > 2 mg/dI, pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
Tinjauan Pustaka
• Skor PSI :
Berdasarkan kesepakatan PDPI, kriteria yang dipakai untuk indikasi rawat inap
pneumonia komuniti adalah:
1. Skor PSI lebih dari 70
2. Bila skor PSI kurang < 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap bila dijumpai salah satu
dari kriteria dibawah ini.
Penilaian :
Skor 0-1 : Risiko kematian rendah, pasien dapat berobat jalan
Skor 2 : Risiko kematian sedang, dapat dipertimbangkan untuk
dirawat
Skor > 3 : Risiko kemtatian tinggi dan dirawat harus
ditatalaksana sebagai pneumonia berat
Skor 4atau 5 : Harus dipertimbangkan perawatan intensif
Tinjauan Pustaka
Confusion
Ureum > 40 mg/dl
Frekuensi nafas > 30x/menit
TD <90 mmHg dan diastolic <60
mmHg
Umur > 65 tahun
Skor 2
Rawat Jalan Rawat Inap
Pertimbangkan
rawat inap
Tinjauan Pustaka
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai 'salah satu atau lebih' kriteria di bawah ini.
Kriteria minor:
• Frekuensi napas > 30/menit
• Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg
• Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
• Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
• Tekanan sistolik < 90 mmHg
• Tekanan diastolik < 60 mmHg
Kriteria mayor adalah sebagai berikut :
• Membutuhkan ventilasi mekanik
• Infiltrat bertambah > 50%
• Membutuhkan vasopresor > 4 jam (septik syok)
• Kreatinin serum > 2 mg/dl atau peningkatan > 2 mg/dI, pada penderita riwayat penyakit ginjal atau gagal
ginjal yang membutuhkan dialysis
Tinjauan Pustaka
DIAGNOSIS BANDING
1. TBC paru
• Dasar diagnosa : Demam, batuk dan sesak nafas
• Yang tidak mendukung : Demam tinggi, batuk < 1bulan, tidak ada batukberdarah,
tidak ada keringat malam, tidak ada riwayat kontak dengan penderitaTB, tidak
ada penurunan berat badan drastis, tidak ada bercak infiltrat pada fotothorax.
2. Efusi pleura e.c TB
• Dasar diagnosa : sesak nafas, pasien lebih sering tidur miring ke kanan,
terdapatgambaran efusi pleura minimal pada foto thorax. Yang tidak mendukung :
tidak ada gejala TBC pada pasien
Tinjauan Pustaka
PENATALAKSANAAN
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan:
• Tidak ada riwayat pemakaian antibiotik 3 bulan sebelumnya
• Pasien dengan riwayat komorbid atau riwayat pemakaian antibiotik 3 bulan
sebelumnya
• Dan perhatikan juga keadaan klinis pasien, dan bila keadaan klinis baik dan
tidak ada indikasi rawat dapat diobati di rumah.
• Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang
spesifik misalnya S. pneumoniae . yang resisten penisilin.
Tinjauan Pustaka
PENATALAKSANAAN
Yang termasuk dalam faktor modifikasi adalah:
A. Pneumokokus resisten terhadap penisilin
• Umur lebih dari 65 tahun
• Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
• Pecandu alcohol
• Penyakit gangguan kekebalan
• Penyakit penyerta yang multiple
B. Bakteri enterik Gram negative
• Penghuni rumah jompo
• Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
• Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
• Riwayat pengobatan antibiotik
C. Pseudomonas aeruginosa
• Bronkiektasis
• Pengobatan kortikosteroid > 10 mg/hari
• Pengobatan antibiotik spektruk luas > 7 hari pada bulan terakhir
• Gizi kurang
Tinjauan Pustaka
PENATALAKSANAAN
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
Lama Pengobatan
• Lama pemberian antibiotik (iv/oral) minimal 5 hari dan tidak demam 48-72.
Sebelum terapi dihentikan pasien dalam keadaan sebagai berikut :
• Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya.
• Efek samping vaksinasi yang terjadi antara lain reaksi lokal dan reaksi
yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe 3.
Ilustrasi Kasus
Nama Ny. J
Umur 68 Th 2 bl 30 hr
Agama Islam
Alamat Ganting Salo
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan Menikah
No rekam medik -
Tanggal masuk 06 April 2018 Jam 15:11
ANAMNESIS
Anamnesis
Keluhan utama : Demam sejak 1 bulan yang lalu
• Pasien datang dengan keluhan demam sejak 1 bulan yang lalu, demam hilang
timbul, menggigil (+), berkeringat (-).
• Batuk berdahak sejak 3 hari yang lalu, dahak berwarna putih kental, darah (-).
• Sesak nafas diakui sesekali saja, nyeri dada (+) di bagian dada kiri, hilang timbul,
dan tidak menjalar.
• Nyeri ulu hati ( + ), mual muntah ( + ), sakit kepala (-), sakit tenggorokan (-),
nyeri otot (-). BAB dan BAK baik, nafsu makan baik.
ANAMNESIS
Riwayat Pengobatan
• Tidak ada riwayat konsumsi obat paru 6 bulan
Pemeriksaan Leher
• Inspeksi : Leher tampak simetris, benjolan/massa (-),
• Palpasi : Massa (-), nyeri tekan (-), pembesaran kelenjar getah
bening (-).
• Pemeriksaan trakea : Posisi trakea simetris, deviasi trakea (-)
• Pemeriksaan kelenjar tiroid : Pembesaran kelenjar tiroid (-), nyeri tekan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Thoraks
Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 5 LAAS
• Perkusi : Batas atas jantung ICS II LPSS
Batas kanan jantung ICS IV LPSD
Batas kiri jantung ICS V LAAS
• Auskultasi : BJ: S I/II murni, regular, murmur (-), gallop (-)
Paru
• Inspeksi :Pergerakan dinding dada semetris kiri kanan
• Palpasi :Fremitus taktil simetris kiri dan kanan
• Perkusi :Sonor kedua lapang paru
• Auskultasi :Bronkovesikuler +/+, wheezing (-/-), ronchi basah (+/+).
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Abdomen:
• Inspeksi : Datar, scar (-)
• Auskultasi : Bising usus (+)
• Perkusi : Timpani
• Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+)
• Pemeriksaan ginjal : Tidak dilakukan
• Pemeriksaaan hepar : Tidak dilakukan
• Pemeriksaan lien : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Ekstremitas:
Superior Inferior
Akral dingin (-/-) (-/-)
Edema (-/-) (-/-)
Sianosis (-/-) (-/-)
Pemeriksaan Fisik
RESUME PEMERIKSAAN FISIK :
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tingkat kesadaran
komposmentis, keadaan umum tampak sakit sedang, suhu
38,4oC, ada suara nafas abnormal ronki +/+.