Anda di halaman 1dari 56

Case Report

Departemen Ilmu Penyakit Paru

Community Acquired Pneumonia

Liqqa Muqits Supriadi


1711901050

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU PENYAKIT PARU


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANGKINANG
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FKIK UNIVERSITAS ABDURRAB
2018
Pendahuluan
• Pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit).

• Pneumonia dibedakan atas CAP, HAP, Health Care Assosiated


Pneumonia = HCAP, dan pneumonia akibat pemakaian ventilator (
Ventilator Assosiated Pneumonia = VAP ).
Tinjauan Pustaka
Definisi
• Community Acquired Pneumonia atau CAP merupakan suatu peradangan
akut pada parenkim paru yang di dapat di masyarakat.

• CAP didefinisikan sebagai infeksi akut pada parenkim paru yang terkait
dengan setidaknya beberapa gejala infeksi akut, disertai adanya infiltrasi
akut pada radiografi dada
Tinjauan Pustaka
Epidemiologi CAP
• Penyebab utama kematian di dunia dan penyebab kematian keenam yang paling
umum di Amerika Serikat
• Setiap tahun di Amerika Serikat, ada 5-10 juta kasus CAP yang menyebabkan
sebanyak 1,1 juta orang dirawat di rumah sakit dan 45.000 orang meninggal.
• Di Eropa, insiden komunitas yang mendapatkan infeksi saluran pernapasan bagian
bawah (LRTI) ditemukan sebanyak 44 kasus per 1.000 populasi per tahun dalam
satu praktik umum.
• Di Indonesia, pneumonia termasuk ke dalam 10 besar penyakit rawat inap di
rumah sakit dengan proporsi kasus 53,95% laki-laki dan 46,05% perempuan,
Tinjauan Pustaka
Etiologi
•Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai
macam kuman, yaitu bakteri, virus, jamur dan
protozoa.
- Bakteri terbanyak :
• Patogen tipikal -> S pneumonia
• Patogen atipikal -> Mycoplasma pneumonia
• Virus : Virus Influenza
Tinjauan Pustaka
Diagnosis
ANAMNESIS
• Batuk
• Perubahan karakteristik sputum/purulent
• Suhu >38o C dapat disertai menggigil
• Nyeeri dada
• Sesak nafas

PEMERIKSAAN FISIK
• Inspeksi : dapat terlihat bagian yang sakit dapat tertinggal saat bernafas
• Palpasi : fremitus dapat mengeras pada bagian yang sakit
• Perkusi : redup pada bagian yang sakit
• Auskultasi : terdengar suara nafas bronkovesikuler sampai bronkial dan dapat disertai
ronki halus dan kemudian menjadi ronki kasar pada stadium resolusi
Tinjauan Pustaka
Diagnosis
 PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium
• Pada pemeriksaan darah terdapat peningkatan jumlah leukosit, biasanya
lebih dari 10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul, dan pada hitungan
jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED.
• Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur
darah dan serologi. Kultur darah dapat positif pada 20- 25% penderita yang
tidak diobati. Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia,
pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.
Tinjauan Pustaka
 Pemeriksaan penunjang
• Radiologi
• Rontgen
 Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan " air
broncogram", penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti.
 Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia,
hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi
• Misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh
steptococcus pneumoniae,
• Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau
gambaran bronkopneumonia
• Sedangkan klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang
terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus.
Tinjauan Pustaka
Diagnosis

 Pemeriksaan penunjang

Radiologi

• Rontgen
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Diagnosis

 Pemeriksaan penunjang

• Radiologi

• CT-Scan

Hasil CT dada ini menampilkan gambaran Tampak gambaran opak/hiperdens pada lobus tengah kanan,
hiperdens di lobus atas kiri sampai ke perifer. namun tidak menjalar sampai perifer.
Tinjauan Pustaka
Diagnosis
• Diagnosis pasti pneumonia komuniti ditegakkan jika pada foto
toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat progresif ditambah
dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini:
• Batuk-batuk bertambah
• Perubahan karakteristik dahak/purulen
• Suhu tubuh > 380C (aksila) /riwayat demam
• Pemeriksaan fisis: ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara
napas bronkial dan ronki
• Leukosit > 10.000 atau < 4500
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Diagnosis
Derajat Tingkat Keparahan penyakit
• Penilaian derajat keparahan penyakit pneumonia kumuniti dapat
dilakukan dengan menggunakan sistem skor menurut Pneumonia
Severity Index (PSI) atau CURB-65.
• Sistem ini untuk mengidentifikasi apakah pasien dapat berobat jalan
atau rawat inap, di rawat di ruangan biasa atau intensif.
Tinjauan Pustaka
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai 'salah satu atau lebih'
kriteria di bawah ini
a. Kriteria minor:
– Frekuensi napas > 30/menit
– Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg
– Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
– Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
– Tekanan sistolik < 90 mmHg
– Tekanan diastolik < 60 mmHg
b. Kriteria mayor
– Membutuhkan ventilasi mekanik
– Infiltrat bertambah > 50%
– Membutuhkan vasopresor > 4 jam (septik syok)
– Kreatinin serum > 2 mg/dl atau peningkatan > 2 mg/dI, pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
Tinjauan Pustaka
• Skor PSI :

Berdasarkan kesepakatan PDPI, kriteria yang dipakai untuk indikasi rawat inap
pneumonia komuniti adalah:
1. Skor PSI lebih dari 70

2. Bila skor PSI kurang < 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap bila dijumpai salah satu
dari kriteria dibawah ini.

• Frekuensi napas > 30/menit

• Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg

• Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

• Foto toraks paru melibatkan > 2 lobuS

• Tekanan sistolik < 90 mmHg

• Tekanan diastolik < 60 mmHg


Tinjauan Pustaka
3. Pneumonia pada pengguna NAPZA
• SKOR PSI :
Tinjauan Pustaka
Interpretasi
Total poin Risiko Kelas risiko Angka Perawatan
kematian
Tidak Rendah I 0,1% Rawat jalan
diprediksi
<70 II 0,6% Rawat jalan
71-90 III 2,8% Rawat inap/
rawat jalan
90-130 Sedang IV 8,2% Rawat inap
>130 Berat V 29,2% Rawat inap
Tinjauan Pustaka
Diagnosis
• Skor CURB-65 :
• Merupakan penilaian terhadap setiap faktor risiko yang diukur.
Sistem skor pada CURB-65 lebih ideal digunakan untuk
mengidentifikasi pasien dengan tingkat angka kematian tinggi.
• Setiap faktor risiko, di beri nilai satu :
• C : Confusion : Tingkat kesadaran berdasarkan uji mental
• U : Urea
• R : Respiratory rate atau frekuensi nafas
• B : Blood pressure atau tekanan darah
• 65 : Umur ≥ 65
Tinjauan Pustaka
Diagnosis
Skor CURB-65 :
C : Confusion : Tingkat kesadaran berdasarkan uji mental
• Umur
• Tanggal lahir
• Waktu ( untuk jam terdekat )
• tahun sekarang
• nama rumah sakit
• Dapat mengidentifikasi dua orang ( misalnya, dokter dan perawat )
• Alamat rumah
• Tanggal kemerdekaan
• Nama raja/presiden
• Hitung mundur ( mulai dari 20 kebelakang )
• Tiap pertanyaan benar diberi nilai 1
• Jawaban benar nilai ≤ 8 : 1
• Jawaban benar nilai > 8 : 0
Tinjauan Pustaka
Skor CURB-65 :
• Confusion :
• Jawaban benar nilai ≤ 8 : 1
• Jawaban benar nilai > 8 : 0
• Urea :
• Urea > 19 mg/dl : 1
• Urea ≤ 19 mg.dl : 0
• Respiratory rate ( RR )
• RR > 30 X/Menit : 1
• RR ≤ 30 X/Menit : 0
• Blood Pressure (BP)
• BP > 90/60 mmHg : 1
• BP ≤ 90/60 mmHg : 0
• Umur :
• ≥ 65 Tahun : 1
• < 65 Tahun : 0
Tinjauan Pustaka
Penilaian berat pneumonia dengan menggunakan system skor CURB-65
adalah sebagai berikut:

Penilaian :
Skor 0-1 : Risiko kematian rendah, pasien dapat berobat jalan
Skor 2 : Risiko kematian sedang, dapat dipertimbangkan untuk
dirawat
Skor > 3 : Risiko kemtatian tinggi dan dirawat harus
ditatalaksana sebagai pneumonia berat
Skor 4atau 5 : Harus dipertimbangkan perawatan intensif
Tinjauan Pustaka
Confusion
Ureum > 40 mg/dl
Frekuensi nafas > 30x/menit
TD <90 mmHg dan diastolic <60
mmHg
Umur > 65 tahun

Skor 0-1 Skor >2

Skor 2
Rawat Jalan Rawat Inap

Pertimbangkan
rawat inap
Tinjauan Pustaka
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai 'salah satu atau lebih' kriteria di bawah ini.
Kriteria minor:
• Frekuensi napas > 30/menit
• Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg
• Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
• Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
• Tekanan sistolik < 90 mmHg
• Tekanan diastolik < 60 mmHg
Kriteria mayor adalah sebagai berikut :
• Membutuhkan ventilasi mekanik
• Infiltrat bertambah > 50%
• Membutuhkan vasopresor > 4 jam (septik syok)
• Kreatinin serum > 2 mg/dl atau peningkatan > 2 mg/dI, pada penderita riwayat penyakit ginjal atau gagal
ginjal yang membutuhkan dialysis
Tinjauan Pustaka
DIAGNOSIS BANDING
1. TBC paru
• Dasar diagnosa : Demam, batuk dan sesak nafas
• Yang tidak mendukung : Demam tinggi, batuk < 1bulan, tidak ada batukberdarah,
tidak ada keringat malam, tidak ada riwayat kontak dengan penderitaTB, tidak
ada penurunan berat badan drastis, tidak ada bercak infiltrat pada fotothorax.
2. Efusi pleura e.c TB
• Dasar diagnosa : sesak nafas, pasien lebih sering tidur miring ke kanan,
terdapatgambaran efusi pleura minimal pada foto thorax. Yang tidak mendukung :
tidak ada gejala TBC pada pasien
Tinjauan Pustaka
PENATALAKSANAAN
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan:
• Tidak ada riwayat pemakaian antibiotik 3 bulan sebelumnya
• Pasien dengan riwayat komorbid atau riwayat pemakaian antibiotik 3 bulan
sebelumnya
• Dan perhatikan juga keadaan klinis pasien, dan bila keadaan klinis baik dan
tidak ada indikasi rawat dapat diobati di rumah.
• Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang
spesifik misalnya S. pneumoniae . yang resisten penisilin.
Tinjauan Pustaka
PENATALAKSANAAN
Yang termasuk dalam faktor modifikasi adalah:
A. Pneumokokus resisten terhadap penisilin
• Umur lebih dari 65 tahun
• Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
• Pecandu alcohol
• Penyakit gangguan kekebalan
• Penyakit penyerta yang multiple
B. Bakteri enterik Gram negative
• Penghuni rumah jompo
• Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
• Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
• Riwayat pengobatan antibiotik
C. Pseudomonas aeruginosa
• Bronkiektasis
• Pengobatan kortikosteroid > 10 mg/hari
• Pengobatan antibiotik spektruk luas > 7 hari pada bulan terakhir
• Gizi kurang
Tinjauan Pustaka
PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi:

a. Penderita rawat jalan

Pengobatan suportif / simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

• Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam


Tinjauan Pustaka
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi:
b. Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif / simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c. Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
Pengobatan suportif / simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik
• Pengobatan antibiotik (sesuai bagan.) kurang dari 8 jam
• Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Tinjauan Pustaka
PENATALAKSANAAN
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat kegawatannya, bila dapat
distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat biasa; bila terjadi respiratory distress
maka penderita dirawat di Ruang Rawat Intensif
Tinjauan Pustaka

Bila dengan pengobatan


secara empiris tidak ada
perbaikan / memburuk
dalam 72 jam pertama,
maka pengobatan
disesuaikan dengan
bakteri penyebab dan uji
sensitiviti.
Tinjauan Pustaka
 PENATALAKSANAAN
Pengobatan pneumonia atipik:
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada
pneumonia termasuk atipik. Antibiotik terpilih pada pneumonia
atipik yang disebabkan oleh M.pneumoniae, C.pneumoniae dan
Legionella adalah golongan :
• Makrolid baru (azitromisin, klaritromisin, roksitromisin)
• Fluorokuinolon respiness
• Doksisiklin
Tinjauan Pustaka
PENATALAKSANAAN
Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti:
• Hemodinamik stabil
• Gejala klinis membaik
• Dapar minum obat oral
• Fungsi gastrointestinal normal
Kriteria klinis stabil :
• Suhu < 37,80C
• Frekuensi nadi < 100x/menit
• Frekuensi Nafas < 24x/menit
• Tekanan darah sistolik > 90 mmHg
• Saturasi Oksigen arteri > 90 % atau PO2 > 60 mmHG
Tinjauan Pustaka
 PENATALAKSANAAN

Lama Pengobatan

• Lama pemberian antibiotik (iv/oral) minimal 5 hari dan tidak demam 48-72.
Sebelum terapi dihentikan pasien dalam keadaan sebagai berikut :

• Tidak memerlukan suplemen oksigen ( kecuali untuk penyakit dasarnya )

• Tidak lebih dari satu tanda-tanda ketidakstabilan klinis seperti :

o Frekuensi nadi > 100 x/menit

o Frekuensi nafas > 24x/menit

o Tekanan darah sistolik < 90 mmHg


Tinjauan Pustaka
• Lama pengobatan umumnya 7-10 hari pada pasien yang
menunjukkan respon dalam 72 jam pertama. Lama pemberian
antibiotik dapat diperpanjang apabila :
• Terapi awal tidak efektif terhadap kuman penyakit
• Terdapat infeksi ekstra paru ( meningitis atau endokarditis )
• Kuman penyebabnya adalah P.aeruginosa, S. aureus, Legionella
spp atau disebabkan kuman yang tidak umum.
• Necroticing pneumonia, empiema dan abses.
Tinjauan Pustaka
 PROGNOSIS
• Pada umumnya prognosis adalah baik, tergantung dari faktor penderita, bakteri
penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat.
• Perawatan yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit
pada penderita yang dirawat. Angka kematian penderita pneumonia komuniti
kurang dari 5% pada penderita rawat jalan , sedangkan penderita yang dirawat
di rumah sakit menjadi 20%.
• Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka kematian
pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I 0,1% dan
kelas II 0,6% dan pada rawat inap kelas III sebesar 2,8%, kelas IV 8,2% dan
kelas V 29,2%.
Tinjauan Pustaka
PENCEGAHAN

• Pola hidup sebut termasuk tidak merokok

• Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya.

• Pemberian vaksin tersebut diutamakan untuk golongan risiko tinggi


misalnya usia lanjut, penyakit kronik , diabetes, penyakit jantung koroner,
PPOK, HIV, dll. Vaksinasi ulang direkomendasikan setelah > 2 tahun.

• Efek samping vaksinasi yang terjadi antara lain reaksi lokal dan reaksi
yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe 3.
Ilustrasi Kasus

Nama Ny. J
Umur 68 Th 2 bl 30 hr
Agama Islam
Alamat Ganting Salo
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan Menikah
No rekam medik -
Tanggal masuk 06 April 2018 Jam 15:11
ANAMNESIS
Anamnesis
Keluhan utama : Demam sejak 1 bulan yang lalu

Riwayat penyakit sekarang:

• Pasien datang dengan keluhan demam sejak 1 bulan yang lalu, demam hilang
timbul, menggigil (+), berkeringat (-).
• Batuk berdahak sejak 3 hari yang lalu, dahak berwarna putih kental, darah (-).
• Sesak nafas diakui sesekali saja, nyeri dada (+) di bagian dada kiri, hilang timbul,
dan tidak menjalar.
• Nyeri ulu hati ( + ), mual muntah ( + ), sakit kepala (-), sakit tenggorokan (-),
nyeri otot (-). BAB dan BAK baik, nafsu makan baik.
ANAMNESIS

Riwayat penyakit dahulu:


• Pasien tidak pernah mengalami hal yang sama sebelumnya
• Pasien tidak pernah memiliki riwayat penyakit paru sebelumnya.
• HT dan DM (–)

Riwayat Pengobatan
• Tidak ada riwayat konsumsi obat paru 6 bulan

Riwayat penyakit keluarga:


• Keluarga pasien tidak ada mengalami hal yang sama
• Keluarga tidak ada memiliki riwayat penyakit paru
• Dan pada keluarga tidak ada riwayat hipertensi dan DM
ANAMNESIS
Resume Anamnesis :

• Ny. J datang diantar oleh keluarganya ke Rumah Sakit Umum Daerah


Bangkinang pada tanggal 6 April 2018 pukul 15:11 WIB dengan keluhan demam
sejak 1 bulan yang lalu, demam hilang timbul, menggigil. Batuk berdahak +,
berwarna hijau kental. Nyeri dada + di dada sebelah kiri. Tidak pernah memiliki
riwayat penyakit paru sebelumnya.
Vital Sign
PEMERIKSAAN TANDA VITAL (VITAL SIGN)
• Dilakukan pada tanggal : 6 April 2018 pukul: 15:11 WIB
• Tekanan darah : 100/60 mmHg
• Suhu tubuh : 38,4oC
• Frekuensi denyut nadi : 82 kali/menit
• Frekuensi nafas : 18 kali/menit

PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK :


A. Keadaan Umum
• Kesadaran : Komposmentis
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Tinggi badan : 155 cm
• Berat badan : 50 kg
• Indeks Massa Tubuh : 20,83 ( Normal )
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Kepala : Normochepal, deformitas (-), rambut rontok (-),
konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), hidung dalam batas normal, dan bibir
sianosis (-).

Pemeriksaan Leher
• Inspeksi : Leher tampak simetris, benjolan/massa (-),
• Palpasi : Massa (-), nyeri tekan (-), pembesaran kelenjar getah
bening (-).
• Pemeriksaan trakea : Posisi trakea simetris, deviasi trakea (-)
• Pemeriksaan kelenjar tiroid : Pembesaran kelenjar tiroid (-), nyeri tekan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Thoraks
Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 5 LAAS
• Perkusi : Batas atas jantung ICS II LPSS
Batas kanan jantung ICS IV LPSD
Batas kiri jantung ICS V LAAS
• Auskultasi : BJ: S I/II murni, regular, murmur (-), gallop (-)

Paru
• Inspeksi :Pergerakan dinding dada semetris kiri kanan
• Palpasi :Fremitus taktil simetris kiri dan kanan
• Perkusi :Sonor kedua lapang paru
• Auskultasi :Bronkovesikuler +/+, wheezing (-/-), ronchi basah (+/+).
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Abdomen:
• Inspeksi : Datar, scar (-)
• Auskultasi : Bising usus (+)
• Perkusi : Timpani
• Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+)
• Pemeriksaan ginjal : Tidak dilakukan
• Pemeriksaaan hepar : Tidak dilakukan
• Pemeriksaan lien : Tidak dilakukan

Pemeriksaan Ekstremitas:

Superior Inferior
Akral dingin (-/-) (-/-)
Edema (-/-) (-/-)
Sianosis (-/-) (-/-)
Pemeriksaan Fisik
RESUME PEMERIKSAAN FISIK :
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tingkat kesadaran
komposmentis, keadaan umum tampak sakit sedang, suhu
38,4oC, ada suara nafas abnormal ronki +/+.

DAFTAR MASALAH PASIEN (BERDASARKAN DATA ANAMNESIS


DAN PEMERIKSAAN FISIK)
• CAP + TB+ Gastritis + Anemia + hipoalbumin
Terapi
Tindakan Terapi:
• Farmakologi
– IVFD RL 20tpm
– Injeksi Cebactam 1 g /12 jam
– Injeksi Omeprazole 40 mg/24 jam
– Injeksi parmavon 1 amp/8 jam
– Bionemi 1x1
– Antasida Syr 3xC1
– Curcuma 1x1
– PCT 500 mg 3x1
• Terapi non-farmakologi
– Tirah baring
• Tindakan Diagnostik/PemeriksaanPenunjang:
– Rontgen
– Laboratorium
Laboratorium
Laboratorium (06-04-2018)
• Hb : 10.0 gr%
• Leukosit : 12,2 103/mm3
• Ht : 30,4 %
• Trombosit : 646 ribu
• KGD : 141 mg/dl
Kesan : Leukositosis
Trombositosis
Laboratorium
Laboratorium (10-04-2018)
• Hb : 8.7 gr%
• Leukosit : 8,8 103/mm3
• Ht : 30,4 %
• Trombosit : 492 ribu
• Albumin : 2,1 mg/dl
Kesan : anemia
hipoalbumin
Rongent
Follow Up
Tanggal S O A P
06-04-2018 Demam (+) TD: 100/60mmHg CAP + TB + • IVFD Rl 20 tpm
Batuk (+) N: 82x/min Hipoalbumin + • Inj. Cebactam
Nyeri dada (+) R: 18x/min anemia + Gastritis 1 g/12 jam
Nyeri ulu hati (+) T: 38,4°C • Inj. Omeprazol
40 mg/12jam
• Inj. Parmavon
1 amp/8 jam
• Bionemi 1x1
• Antasida syr
3xc1
• Curcuma 1x1
• PCT 500 mg
3x1
Follow Up
Tanggal S O A P
07-04-2018 Demam (-), TD:88/56mmHg CAP + TB + • IVFD Rl 20
batuk (-) N: 93x/min Anemia + tpm
• Inj.Cebactam
R: 22x/min Hipoalbumin+ 1 g/12 jam
T : 36,4°C Gastritis • Inj.Omeprazol
40 mg/12jam
• Inj.Parmavon
1 amp/8 jam
• Bionemi 1x1
• Antasida syr
3xc1
• Curcuma 1x1
• PCT 500 mg
3x1
Follow Up
Tanggal S O A p
08-04-2018 Demam (-), TD:88/56mmHg CAP + TB + • IVFD Rl 20
batuk (-) N: 93x/min Anemia + tpm
Hipoalbumin+ • Inj.Cebactam
R: 22x/min 1 g/12 jam
Gastritis
T : 36,4°C • Inj.Omeprazol
40 mg/12jam
• Inj.Parmavon
1 amp/8 jam
• Bionemi 1x1
• Antasida syr
3xc1
• Curcuma 1x1
• PCT 500 mg
3x1
Follow Up
Tanggal S O A P
09-04-2018 Demam (-), TD:88/52mmHg CAP + TB + • IVFD Rl 20
batuk (-) N: 100x/min Anemia + tpm
R: 24x/min • Inj.Cebactam
Hipoalbumin+ 1 g/12 jam
T : 36,6°C
Gastritis • Inj.Omeprazol
40 mg/12jam
• Inj.Parmavon
1 amp/8 jam
• Bionemi 1x1
• Antasida syr
3xc1
• Curcuma 1x1
• PCT 500 mg
3x1
Follow Up
Tanggal S O A P
10-04-2018 Demam (-), TD:122/59mmHg CAP + TB + • IVFD Rl 20
batuk (-) N: 81x/min Anemia + tpm
R: 21x/min Hipoalbumin+ • Inj.Cebactam
T : 36,6°C Gastritis 1 g/12 jam
• Inj.E some 1
amp/24 jam
Inj.Parmavon
1 amp/8 jam
• Bionemi 1x1
• Antasida syr
3xc1
• Curcuma 1x1
• PCT 500 mg
3x1
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai