Anda di halaman 1dari 33

Laporan Kasus

MASTOIDITIS
Disusun oleh:
Liqqa Muqita Supriadi
1711901050

Pembimbing
dr. Irwan, Sp.THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU PENYAKIT THT RSUD TENGKU RAFI’AN SIAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2019
Tinjauan
Pustaka
Anatomi

4
Anatomi

4
Definisi

1
Mastoiditis merupakan salah satu komplikasi intratemporal
Otitis media (OM) yang tidak tertangani dengan baik. Mast
oiditis adalah2segala proses peradangan pada sel- sel mas
toid yang terletak pada tulang temporal

4
Etiologi

Proses infeksi biasanya dipengaruhi oleh faktor host dan faktor


mikrobiologi.

a. Faktor Host :
– Umumnya mastoiditis bila pada anak ditemukan pada
umur < 2 tahun dengan riwayat otitis media.
– Berkaitan dengan sistem imun penderita yang menurun.
Etiologi
a. Faktor Mikrobiologi
• Streptococcus pneumonia, merupakan patogen yang paling sering
ditemukan pada mastoiditis akut dengan prevalensi 25%.
• Group A beta-hemolytic streptococci
• Staphylococcus aureus
• Streptococcus pyogenes
• Moraxella catarrhalis
• Haemophilus influenza
• Pseudomonas aeruginosa
• Mycobacterium species
• Aspergillus fumigates, dan jamur lainnya.
• Nocardia asteroides
Epidemiologi

• Sering terjadi dinegara berkembang


• Biasanya sering mengenai anak-anak berumur < 2 tahun, dengan
umur rata-rata yaitu 12 bulan
Klasifikasi

Mastoiditis Mastoiditis Mastoiditis


akut Subkronik Kronis

Mastoiditis Mastoiditis
insipient koalesen

sekret purulen pada terbentuknya ruang Dekstruksi septa pembentukan koles


rongga mastoid. abses dan diseksi tulang septa teatoma
pus kedaerah sekit
arnya
Gambar 5. Mastoiditis akut dan mastoiditis kronik
Patofisiologi

Mastoidtis dapat berlangsung dalam 5 tahapan : 5,7,8


 Tahap 1 : hiperemia mukosa pada selulae mastoid
 Tahap 2 : transudasi dan eksudasi cairan dan atau pus dalam selulae

mastoid
 Tahap 3 : nekrosis tulang akibat hilangnya vaskularisasi septum
 Tahap 4 : hilangnya dinding sel dengan proses peleburan (coalescence)

ke dalam kavitas abses


 Tahap 5 : proses inflamasi ke area sekitarnya.
Manifestasi Klinis
Sembilan tanda dari mastoiditis adalah
1. Nyeri ketuk pada mastoid
2. Bengkak, abses
3. Fistel di retroaurikula
4. CAE discharge mukopurulen berbau
5. Granulasi di CAE
6. Kolesteatoma
7. Cairan keluar terus dari telinga
8. Segging (dinding atap runtuh)
9. Perforasi membran timpani biasanya di apikal atau marginal
Manifestasi Klinis

Mastoiditis Akut
Mastoiditis akut merupakan komplikasi dari otitis
media supuratif akut.
• Demam dan malaise
• Eritema dan edema jaringan lunak mastoid
• Nyeri dibelakang telinga
• Mastoid tenderness
• Limfadenopati lokal
• Daun telinga terdorong kedepan
.
Manifestasi Klinis

Mastoiditis Kronik
Mastoiditis kronik terjadi akibat penggunaan a
ntibiotik spektrum luas yang tidak adekuat un
tuk mengobati penyakit telinga tengah

• Membran timpani terinfeksi atau normal


• Demam berulang atau persisten
• Tidak adanya tanda-tanda eksternal dari pe
radangan mastoideus .
Diagnosis

Anamsesis Pemeriksaan Otoskopi


• Pada mastoiditis akut mem
keluarnya cairan dari telinga,
demam, nyeri pada telinga,
A bran timpani biasanya mera
h, menonjol, dan berkurang
hilangnya pendengaran. nya mobilitas
• Pada mastoiditis kronik me
B C mbrane timpani perforasi, k
emerahan, edema, dan sen
Pemeriksaan Fisik sitive pada retroaurikular
eritema/kemerahan dan lunak Pemeriksaan Penunjang
pada belakang daun telinga,
dan abnormalitas dari membr
ane timpani. Pada anak lebih
D radiologi Ct-Scan
sel-sel udara dalam prosesus
dari 2 tahun, pinna biasanya mastoideus terisi oleh cairan
deviasi upward dan outward,
Penatalaksanaan

Mastoiditis Akut Pengobatan Utama

• Ear Toilet (menyedot dan • Mastoidektomi sederhana/ si


mengeluarkan secret dari mple mastoidektomi (operasi
telinga) Schwartze).
• Miringotomi • Mastoidektomi Radikal
• Antibiotik peroral, sistemik • Mastoidektomi Radikal denga
maupun topical n modifikasi (operasi Bondy)
Komplikasi
• Abses subperiosteal
• Labirintitis
• Paralisis fasial
• Petrositis oleh karena Sindroma gradenigo (trias paralysis saraf
abducens, nyeri facial yang dalam akibat terlibatnya saraf trige
minal, otitis media supuratif) 8
• Abses ekstradural
• Abses subdural
• Meningitis
• Abses otak
• Osteomielitis
• Perluasan ke bagian bawah membentuk Abses Bezold
• Perluasan ke tulang occipital dan calvarium sehingga membentuk
Abses Citelli
Ilustrasi
Kasus
Ilustrasi Kasus
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. M
Umur : 17 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Perjuangan, kec. Dumai timur
Suku Bangsa : Melayu
RM : 36.15.35
ANAMNESA
Keluhan Utama : nyeri telinga kiri

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien dating dengan keluhan nyeri telinga kiri sejak satu minggu yang lalu,
pasien juga mengeluhkan telinga terasa penuh dan pendengarannya berkura
ng sejak 1 tahun yang lalu. Sebelumnya telinga pasien pernah dipukul denga
n menggunakan buku setelah itu pasien sering mengeluhkan telinganya sakit
dan pendengarannya berkurang.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan umum : tidak tampak sakit
Kesadaran : komposmentis
Tekanan Darah : 90/60mmhg
Frekuensi Nadi : 80
Suhu Tubuh : 37,5
• PEMERIKSAAN SISTEMIK
• Kepala
• Mata : Konjungtiva : tidak ada anemis (-/-)
• Sklera : tidak ada ikterik (-/-)
• Thorax: Jantung : tidak dilakukan
• Paru : tidak dilakukan
• Abdomen : tidak dilakukan
• Ekstremitas : tidak dilakukan
Status Lokalis THT
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Kel. Kongenital tidak ada kelianan tidak ada kelianan
Daun Telinga
Trauma tidak ada tidak ada
• Telinga
Radang tidak ada ada
Nyeri tarik tidak ada ada
Nyeri tekan tragus tidak ada ada

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra


Liang Telinga Lapang /sempit lapang sempit
Hiperemis tidak ada ada
Edema tidak ada ada
Massa tidak ada tidak ada
Sekret/serumen Bau tidak ada kelainan tidak ada kelainan

Warna tidak ada kelainan Tidak tampak


Jumlah Dalama batas normal Tidak tampak
Membran Timpani
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Warna Putih mutiara Putih mutiara
Utuh
Refleks Cahaya Positif Positif
Bulging Tidak ada Tidak ada
Retraksi Tidak ada Tidak ada
Atrofi Tidak ada Tidak ada
Jumlah perforasi Tidak ada Tidak ada
Jenis Tidak ada Tidak ada
Perforasi
Kuadran tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Pinggir tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Warna mukosa telinga tengah tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Gambar Tidak ada kelainan tidak dilakukan tidak dilakukan
Tanda radang/abses Tidak ada Tidak ada
Mastoid
Fistel Tidak ada Tidak ada
Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada ada
Nyeri ketok Tidak ada ada
Rinne + -
Tes Garpu Tala
Weber tidak ada kelainan Lateralisasi kiri
Schwabach tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Kesimpulan tidak ada kelainan Tuli Konduktif
Hidung

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Deformitas Tidak ada Tidak ada


Hidung Luar
Kelainan Kongen Tidak ada Tidak ada
ital
Trauma Tidak ada Tidak ada

Radang Tidak ada Tidak ada

Massa Tidak ada Tidak ada


Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Vestibulum Vibrise ada ada

Radang Tidak ada Tidak ada

Cavum Nasi Lapang/cukup lapan sempit sempit


g/sempit
Sekret Lokasi Konka inferior dan m -
edia
Jenis serous serous

Jumlah - -

Bau - -

Ukuran membesar membesar

Konkha inferior Warna hiperemis hiperemis

Permukaan Licin Licin


Ukuran tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Konkha Media
Warna kemerahan kemerahan

Permukaan Licin Licin

Edema Positif positif

Cukup lurus/deviasi Cukup lurus Cukup lurus


Septum
Permukaan Halus Halus

Warna Merah muda Merah muda

Spina tidak ada kelainan tidak ada kelainan

Krista tidak ada kelainan tidak ada kelainan

Abses tidak ada tidak ada

Perforasi tidak ada tidak ada


Resume
• ANAMNESIS
• Keluhan utama : nyeri telinga kiri
• Riwayat Penyakit Sekarang :
• Pasien datang ke poli klinik THT-KL RSUD Siak, dengan kel
uhan nyeri pada telinga kiri sejak satu minggu yang lalu, pas
ien juga mengeluhkan telinga terasa penuh. Pasien juga me
ngeluhkan penurunan pendengaran sejak satu tahun yang l
alu
• Riwayat Penyakit Dahulu : pasien sudah 3 kali mengeluhkan
keluhan seperti ini sudah diobati dengan antibiotic keluhan
membaik namun keluhan timbul kembali
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Kel. Kongenital tidak ada kelianan tidak ada kelianan
Daun Telinga
Trauma tidak ada tidak ada
Radang tidak ada ada
Nyeri tarik tidak ada ada
Nyeri tekan tragus tidak ada ada

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra


Liang Telinga Lapang /sempit lapang sempit
Hiperemis tidak ada ada
Edema tidak ada ada
Massa tidak ada tidak ada
Sekret/serumen Bau tidak ada kelainan tidak ada kelainan

Warna tidak ada kelainan Tidak tampak


Jumlah Dalama batas normal Tidak tampak
Membran Timpani
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Warna Putih mutiara Putih mutiara
Utuh
Refleks Cahaya Positif Positif
Bulging Tidak ada Tidak ada
Retraksi Tidak ada Tidak ada
Atrofi Tidak ada Tidak ada
Jumlah perforasi Tidak ada Tidak ada
Jenis Tidak ada Tidak ada
Perforasi
Kuadran tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Pinggir tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Warna mukosa telinga tengah tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Gambar Tidak ada kelainan tidak dilakukan tidak dilakukan
Tanda radang/abses Tidak ada Tidak ada
Mastoid
Fistel Tidak ada Tidak ada
Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada ada
Nyeri ketok Tidak ada ada
Rinne + -
Tes Garpu Tala
Weber tidak ada kelainan Lateralisasi kiri
Schwabach tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Kesimpulan tidak ada kelainan Tuli Konduktif
• DIAGNOSIS : Mastoiditis kronik
• Pemeriksaan penunjang : pada pemeriksaan rontgent ditemukan
• TERAPI :
» Ceftriaxone inj 1 gr 2x1
» Metronidazole infus 3x1
» Dexamethasone 1 amp 2x1
» Ketorolac 30 mg 3x1
Kesimpulan
Kesimpulan
1. Mastoiditis adalah suatu infeksi bakteri pada prosesus mastoideus (tulang yang menonjol dib
elakang telinga). Mastoiditis merupakan hasil dari infeksi yang lama pada telinga tengah, bakt
eri penyebab yang paling banyak ditemukan adalah bakteri gram negative dan Streptococcus
aureus.
2. Tanda-tanda dari mastoiditis meliputi nyeri ketuk pada mastoid, bengkak / abses, fistel di retro
aurikula, CAE discharge mukopurulen berbau, granulasi di CAE, kolesteatoma, cairan keluar
terus dari telinga, segging (dinding atap runtuh), perforasi membran timpani biasanya di apika
l atau marginal.
3. Diagnosis mastoiditis ditegakkan melalui gejala klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pe
nunjang radiologi yang menunjukkan mastoiditis baik fotopolos mastoid Schuller maupun CT
scan mastoid.
4. Penatalaksanaan mastoiditis akut yaitu dengan antibiotik dan miringotomi, sedangkan penata
laksanaan mastoiditis kronik yaitu dengan mastoidektomi.
5. Komplikasi penyakit mastoiditis (akut dan kronik) dapat melibatkan perubahan-perubahan lan
gsung dalam telinga tengah dan mastoid, atau infeksi sekunder pada struktur di sekitarnya.
Thank you
Insert the title of
your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai