Penyakit Tidak
Penyakit Menular
Menular Pada Orang Kesehatan Lansia
Pada Orang Dewasa Dewasa
KESEHATAN BAYI,
BALITA, DAN ANAK
Kesehatan Balita
Nyeri telan
Pendekatan
ISPA Kedokteran Keluarga
Pilek
Batuk
5
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS
Mengaplikasikan dan menerapkan ▫ Mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga,
konsep kedokteran keluarga pada termasuk masalah lingkungan dan sosial ekonomi
seorang pasien usia balita yang keluarga
menderita penyakit infeksi saluran
pernafasan akut. ▫ Meningkatkan kualitas kesehatan seluruh
anggota keluarga.
6
▫ Membentuk perilaku hidup sehat di dalam
keluarga.
TINJAUAN PUSTAKA
ISPA
ISPA
DEFINISI
▫ Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit
saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya
menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum
penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau
infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan
mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya,
faktor lingkungan, dan faktor pejamu.
EPIDEMIOLOGI
Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap
tahun, 98%-nya disebabkan oleh infeksi saluran
pernapasan bawah
Gejala umum:
• Batuk Keadaan Berat napas
Gejala dapat
• Pilek cepat, tarikan dinding dada
hilang dalam
• Demam bagian bawah ke dalam,
waktu 14 hari
• Wheezing stridor.
• Hidung tersumbat
TATALAKSANA
Terutama diberikan terapi suportif
Keluhan Utama:
• Batuk sejak 2 hari yang lalu.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke Puskesmas Borobudur diantar oleh ibunya
dengan keluhan batuk sejak dua hari yang lalu. Batuk dirasakan
terus – menerus disertai dahak. Dahak berwarna bening.
4. Efek Terhadap Fungsi Sosial Pasien sering lemas, rewel dan tidak aktif.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: Tampak Sakit Ringan
BB: 14 kg
PB: 90 cm
Kesan : Status Gizi Baik
Tanda Vital :
• RR : 30x/menit
• Nadi : 110x/menit
• Suhu : 38,5oC
Status Generalis
Kepala : Normocephali
Mata : Conjungtiva palpebra anemis -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : Normotia, serumen -/-, sekret -/-
Hidung : Sekret bening (+/+)
Mulut : Bibir kering (-), mukosa lembab (-), sianosis (-)
Tenggorok: Faring hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thoraks
• Cor
• Inspeksi : Iktus cordis tak tampak
• Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS V, 2 cm dari medial Linea Midclavikularis Sinistra.
• Perkusi : Dalam batas normal
• Auskultasi: BJ I-II Normal, murmur (-), gallop (-),
• Pulmo
• Inspeksi : Normochest, Gerak dinding dada simetris saat statis dan dinamis
• Palpasi : Fremitus kanan = kiri
• Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
• Auskultasi: Suara napas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
• Inspeksi : Datar
• Palpasi : Supel, hepar / lien tidak teraba membesar, nyeri tekan abdomen (-), turgor < 2 detik.
• Perkusi : Timpani
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
DIAGNOSIS KERJA
Km. 2 R. Makan
R. Tamu
Km. 1
Teras
Indikator Variabel Skor Skor rumah pasien (tanda )
a. Rawan banjir 1
a. Tanah 1
Pencahayaan a. Cukup 3
a. Tidak cukup 1
Ventilasi a. Ada 3
a. Tidak ada 1
a. Ledeng/ PAM 3
a. Sumur terlindung 2
a. Lain-lain 1
a. Plengsengan 2
a. Cemplung/ cubuk 2
a. Tidak ada 1
Septic tank a. Jarak > 10 meter 3
a. Lainnya 1
Kepemilikan WC a. Sendiri 3
a. Bersama 2
a. Tidak ada 1
SPAL a. Saluran tertutup 3
a. Saluran terbuka 2
a. Tanpa saluran 1
Saluran got a. Mengalir lancar 3
a. Mengalir lambat 2
a. Tergenang 1
a. Tidak ada got 1
Penetapan skor kategori rumah sehat:
Pengelolaan sampah a. Diangkut petugas 3
a. Ditimbun 2
a. Baik : Skor 35-42 (>83%)
a. Dibuat kompos 3 b. Sedang : Skor 29-34 (69-83%)
a. Dibakar 2
a. Dibuang ke kali 1
c. Kurang : Skor <29 (<69%)
a. Dibuang sembaragan 1 Pada rumah pasien termasuk ke dalam kategori rumah
a. Lainnya 1
dalam kondisi baik.
Polusi udara a. Tidak ada 3
a. Ada gangguan 1
Bahan bakar masak a. Listrik, gas 3
a. Minyak tanah 2
a. Kayu bakar 1
a. Arang/ batu bara 1
Total skor 40
37
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Kedudukan
Jenis Umur
No Nama dalam Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Kelamin (tahun)
keluarga
Kepala
1 Tn. IW L 45 tahun SLTA Wiraswasta Sehat
Keluarga
3 tahun 6
4 An. TH Anak P Belum Sekolah - ISPA
bulan
Skor Total 10
SUMBER DAYA KELUARGA (FAMILY SCREEM)
Komponen Sumberdaya Interpretasi
Social Pasien selalu mempunyai waktu berkumpul dan Tidak ada
bersosialisasi dengan anggota keluarga dan
masyarakat lain seperti biasanya.
Culture Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya Tidak ada
baik, dapat dilihat pada pergaulan mereka
yang masih menggunakan bahasa Jawa
sebagai bahasa sehari-hari.
Economy Penghasilan ayah dan ibu, sebulan cukup untuk Tidak ada
memenuhi kebutuhan hidup, terutama
kebutuhan pokok keluarga.
Education Pendidikan terakhir keluarga ini adalah SMK Tidak ada.
dan SMA.
Medical Pasien dan keluarganya merupakan anggota Saat ini pasien menggunakan KIS jika
JKN berobat ke layanan kesehatan
FAMILY LIFE CYCLE
• Bentuk keluarga pasien adalah termasuk dalam bentuk
keluarga besar atau biasa disebut extended family.
• Menurut Duval, terdapat 8 siklus hidup keluarga. Keluarga ini
termasuk ke dalam siklus hidup ke IV, yaitu keluarga dengan
anak sekolah.
DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA
Fungsi Biologis
• Batuk sejak 2 hari yang lalu, disertai demam yang memberat pada malam hari. batu berdahak
dan keluar sekret berwarna bening dari hidung. Berdasarkan alloanamnesa ibu pasien, pasien
tetap ceria seperti biasanya, namun terkadang sedikit rewel dan lemas, tidak ada perubahan
dalam jumlah menyusui dan tidur tidak nyenyak pada malam hari.
Fungsi Psikologis
• Hubungan dengan tiap anggota keluarga baik.
• Hubungan dengan tetangga (teman-teman) rumah baik.
Fungsi Ekonomi
• Perekonomian keluarga cukup sehingga kebutuhan juga dapat terpenuhi.
Fungsi Pendidikan
• Ayah adalah tamatan SMA dan ibu pasien adalah tamatan SMK.
Fungsi Religius dan Fungsi Sosial Budaya
• Dapat bersosialisasi terhadap lingkungan sekitar dengan baik.
Faktor Perilaku
• Pasien aktif bermain dengan anggota keluarga.
• Berdasarkan
ASPEK KLINIS
ASPEK INTERNAL
ASPEK PERSONAL
skala, pasien
pasien yang berasal dari termasuk derajat 4 dimana
keluarga ialah adanya pasien masih bergantung
FUNGSIONAL
dukungan dari keluarga (Ayah pada keluarga (orang tua).
DERAJAT
dan Ibu) dalam
mengupayakan kesehatan
pasien.
• Penyakit yang dialami pasien,
kemungkinan dipengaruhi
oleh kebiasaan merokok ayah
dan kakek pasien, serta
kakaknya yang sebelumnya
memiliki keluhan serupa
PRINSIP KEDOKTERAN KELUARGA
Comprehensive care
• Promotif
• Edukasi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.
• Preventif
• Edukasi pencegahan untuk orang tua pasien agar menghentikan kebiasaan merokok yang dimiliki
ayah dan kakek pasien.
• Edukasi dan penyuluhan mengenai infeksi saluran pernafasan akut kepada orangtua pasien
(definisi, penyebab, faktor risiko, pencegahan, cara mengobati, dan komplikasinya).
• Kuratif
• Pelayanan pengobatan yang dilakukan pasien ke puskesmas merupakan upaya pasien untuk
mengobati infeksi saluran pernafasan akut. Karena pasien tidak ditemukan tanda dan gejala infeksi
bakteri, maka tidak diberikan antibiotik.
• Rehabilitatif
• Tidak ada.
KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA
Hasil pembinaan keluarga dilakukan pada hari Jumat tanggal 6 Desember 2019 pada
pukul 16.00 WIB. Dari pembinaan keluarga tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:
Tingkat Pemahaman
• Pemahaman terhadap penyuluhan yang dilakukan cukup baik.
Hasil Pemeriksaan
• Keadaan Umum : Baik
• Keluhan : Tidak ada
• TTV : Dalam batas normal
Faktor pendukung
• Ibu pasien dapat memahami dan menangkap penjelasan yang diberikan.
• Kesadaran Ibu pasien untuk hidup sehat, sehingga sangat kooperatif untuk
mengubah perilaku yang tidak baik bagi kesehatan keluarganya.
• Terdapat perubahan kebiasaan merokok ayah dan kakek, dimana saat ini
kebiasaan merokok dilakukan di luar rumah, jauh dari anaknya, serta telah
berusaha mengurangi frekuensinya.
Faktor penyulit:
Rumah yang kurang pencahayaan dan ventilasi.
Indikator keberhasilan:
• Pengetahuan meningkat mengenai penyakit infeksi saluran pernapasan
akut.
• Kesadaran Ibu dan ayah pasien untuk hidup sehat meningkat dengan
menerapkan indikator PHBS.
• Kesadaran orang tua pasien untuk mengatur pola makan sehat dan
bergizi seimbang meningkat.
ANALISIS KLINIS
Pasien datang ke Puskesmas Borobudur diantar oleh ibunya dengan keluhan batuk sejak 2 hari sebelum ke Puskesmas.
Batuk berdahak berwarna bening disertai demam dan pilek berwarna bening. Sebelumnya pasien sudah pernah mengalami
keluhan serupa 3 bulan yang lalu.
Karena keluhannya ini, pasien dibawa ibunya berobat ke Puskesmas Borobudur untuk mendapatkan penatalaksanaan
lebih lanjut. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik, tanda vital didapatkan dalam batas
normal.
Secara klinis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis infeksi saluran pernafasan akut.
Pada kasus ini faktor host yaitu pasien masih berusia 4 tahun 8 bulan, dimana pada keadaan ini imunitas pasien masih belum
adekuat. Selain itu, faktor lingkungan disekitar pasien juga berpengaruh terutama kebiasaan ayah dan kakek pasien yang merokok
di dalam rumah dan di dekat pasien, sehingga dapat mempengaruhi sistem mukosilier saluran pernafasan pasien
PRINSIP KEDOKTERAN KELUARGA
Holistic care Comprehensive care
• Promotif
Infeksi saluran pernafasan akut pada
balita berusia 3 tahun 6 bulan dengan Edukasi pencegahan yang dilakukan terhadap pasien diberikan dalam bentuk
mengedukasi orang tua pasien agar menghentikan kebiasaan merokok yang
tingkat pengetahuan keluarga yang
dimiliki ayah dan kakek. Rutin membersihkan kamar, ruang makan, toilet dan
kurang terhadap pengaruh merokok dapur.
terhadap kesehatan, terdapat masalah
• Preventif
faktor resiko pola hidup, fungsi
keluarga sehat, dan terdapat masalah Edukasi dan penyuluhan mengenai infeksi saluran pernafasan akut kepada
orangtua pasien. mulai dari definisi, penyebab, faktor risiko, pencegahan,
terhadap rumah sehat yaitu kurangnya cara mengobati, dan komplikasinya. Selain tentang infeksi saluran pernafasan
ventilasi dan pencahayaan didalam akut, dijelaskan juga mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.
rumah.
• Kuratif
Pelayanan pengobatan yang dilakukan pasien ke puskesmas merupakan
upaya pasien untuk mengobati infeksi saluran pernafasan akut. Karena
pasien tidak ditemukan tanda dan gejala infeksi bakteri, maka tidak diberikan
antibiotik
• Rehabilitatif
Tidak ada.
• Orang tua pasien telah diberikan pelayanan yang memberikan
kesempatan bagi mereka untuk bertanya, mendapat informasi
Personal Care
tentang penyakit yang sedang dialami serta mereka dapat
menyalurkan perasaan, ide, harapan terhadap penyakit.
• Pasien telah mendapatkan pelayanan home visit untuk melihat
perkembangan kesehatan dan penyakit dari pasien serta untuk
Continuing care
melihat faktor-faktor kebiasaan dan perilaku sehari-hari yang terkait
dengan penyakit.
Patient Centered,
• Pada pasien untuk manajemen diri pasien telah melibatkan orang
Family Focused and
tua pasien.
Community Oriented
• Pencegahan supaya tidak terjadi komplikasi dengan melaksanakan
instruksi dari dokter puskesmas dan kontrol untuk melihat
Emphasis of perkembangan kesehatan dari pasien dan terdapat pula harapan
Preventive Medicine keluarga pasien agar pasien sembuh. Namun dari segi perilaku,
pasien rentan mengalami sakit karena rumah pasien tidak terdapat
ventilasi yang cukup.
Colaborative and • Untuk penanganan pasien telah dilakukan diantaranya adalah
Coordinate Care dokter
• Pada ibu pasien telah dijelaskan hasil pemeriksaan yang telah
Patient Advocacy dilakukan, penjelasan penyakit secara rinci sesuai dengan
kebutuhan pasien.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil binaan keluarga ini didapatkannya
pemahaman terhadap pembinaan yang dilakukan
cukup baik, sikap seluruh anggota keluarga kooperatif
sehingga memiliki keinginan untuk mengubah perilaku
yang tidak baik bagi kesehatan dan ditemukannya faktor
penyulit yaitu kebiasaan merokok yang dimiliki ayah dan
kakek, serta faktor lingkungan yaitu ventilasi yang kurang.