Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA PADA BALITA


USIA 3 TAHUN DENGAN INFEKSI SALURAN
PERNAPASAN AKUT

Amri Ashshiddieq 1810221009


Pembimbing
Tiara Nadya Putrianda 1810221029 dr. Dea Amarilisa A, M. Kes
Nila Paharagita Purnama 1810221043
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA
PENDAHULUAN

Kedokteran keluarga merupakan ilmu kedokteran yang khusus


mempelajari pelayanan kesehatan untuk pasien dan keluarganya
secara berkesinambungan dan komprehensif.

Kesehatan Kesehatan Bayi, Kesehatan


Maternal/KB Balita dan Anak Remaja

Penyakit Tidak
Penyakit Menular
Menular Pada Orang Kesehatan Lansia
Pada Orang Dewasa Dewasa
KESEHATAN BAYI,
BALITA, DAN ANAK

Kesehatan Balita

Sekitar 1,3 juta anak dibawah 5 tahun meninggal


disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas

Karakteristik penduduk dengan ISPA tertinggi yaitu


kelompok usia 1-4 tahun yang mencapai 25,8%
(Riskesdas, 2013)
INFEKSI SALURAN NAPAS AKUT
(ISPA)
ISPA merupakan infeksi yang mengenai saluran pernapasan
yang dapat dibedakan menjadi dua, ISPA atas dan bawah.

Infeksi biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri

Diawali dengan atau tanpa demam yang disertai dengan


salah satu atau beberapa gejala berikut ini, diantaranya sakit
tenggorokan atau nyeri telan, pilek, dan batuk baik kering
ataupun berdahak.
Nyeri tenggorok

Nyeri telan
Pendekatan
ISPA Kedokteran Keluarga
Pilek

Batuk

5
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS
Mengaplikasikan dan menerapkan ▫ Mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga,
konsep kedokteran keluarga pada termasuk masalah lingkungan dan sosial ekonomi
seorang pasien usia balita yang keluarga
menderita penyakit infeksi saluran
pernafasan akut. ▫ Meningkatkan kualitas kesehatan seluruh
anggota keluarga.

▫ Membantu seluruh anggota keluarga untuk


mengenali masalah yang ada di dalam keluarga
tersebut yang akan mempengaruhi derajat
kesehatan anggota keluarga

▫ Membantu keluarga untuk memahami fungsi-


fungsi anggota keluarga (biologis, psikologis,
sosial, ekonomi dan pemenuhan kebutuhan, serta
penguasaan masalah dan kemampuan
beradaptasi).

▫ Membantu keluarga untuk dapat memecahkan


permasalahan kesehatannya secara mandiri.

6
▫ Membentuk perilaku hidup sehat di dalam
keluarga.
TINJAUAN PUSTAKA
ISPA
ISPA
DEFINISI
▫ Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit
saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya
menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum
penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau
infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan
mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya,
faktor lingkungan, dan faktor pejamu.
EPIDEMIOLOGI
Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap
tahun, 98%-nya disebabkan oleh infeksi saluran
pernapasan bawah

Menurut data riskesdas 2018, penyakit menular ISPA


mengalami penurunan dibandingkan dengan hasil riskesdas
2013. Prevalensi ISPA turun dari 13,8% menjadi 4,4%.
ETIOLOGI
Streptococcus pneumoniae di banyak negara merupakan
penyebab paling umum pneumonia yang didapat diluar
rumah sakit. Namun demikian, patogen yang paling
sering menyebabkan ISPA adalah virus, atau gabungan
antara virus dan bakteri.
KARAKTERISTIK
KONDISI PATHOGEN
LINGKUNGAN (cara penularan,
(polutan udara, daya tular, faktor
KETERSEDIAAN DAN EFEKTIVITAS virulensi, jumlah
kepadatan anggota FAKTOR PEJAMU
keluarga), kelembaban, PELAYANAN KESEHATAN DAN atau dosis mikroba)
(usia, kebiasaan merokok,
kebersihan, musim, LANGKAH PENCEGAHAN INFEKSI
kemampuan pejamu
temperatur) UNTUK MENCEGAH PENYEBARAN
menularkan infeksi, status
(vaksin, akses terhadap fasilitas kekebalan, status gizi, infeksi
pelayanan kesehatan, kapasitas sebelumnya atau infeksi
ruang isolasi) serentak)
MANIFESTASI KLINIS

Gejala umum:
• Batuk Keadaan Berat  napas
Gejala dapat
• Pilek cepat, tarikan dinding dada
hilang dalam
• Demam bagian bawah ke dalam,
waktu 14 hari
• Wheezing stridor.
• Hidung tersumbat
TATALAKSANA
Terutama diberikan terapi suportif

TERAPI ANTIBIOTIK TERAPI SUPORTIF

Penggunaan antibiotik pada terapi Terapi suportif merupakan terapi yang


penyakit infeksi yang disebabkan bertujuan untuk mendukung pengobatan
oleh bakteri, sebaiknya sebelum utama, dalam kasus ini yaitu pengobatan
memulai terapi dengan antibiotik ISPA. Obat-obat yang biasa digunakan
dipastikan apakah infeksi sebagai terapi suportif dalam pengobatan
disebabkan oleh bakteri ISPA yaitu: analgesik-antipiretik, mukolitik,
bronkodilator, dan lain-lain.
13
KEDOKTERAN
KELUARGA
Dokter keluarga adalah dokter yang dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat
kepada keluarga, ia tidak hanya
memandang penderita sebagai individu
yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit
keluarga dan tidak hanya menanti secara
pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi
penderita atau keluarganya
14
PERAN
DOKTER
KELUARGA
› Tersedianya pelayanan kesehatan (available)
› Terjangkau (afordable)
› Menyeluruh (comprehensive)
› Tercapai (accesible)
› Berkesinambungan (continue)
› Terpadu (integrated)
› Bermutu (quality)
LAPORAN HASIL
KUNJUNGAN RUMAH
IDENTITAS PASIEN
Kunjungan rumah dilakukan pada tanggal 6 Desember 2019 pukul 16.00 WIB di
rumah pasien yang berada di Ngaran I, RT 01 RW 01 Desa Borobudur, Kecamatan
Borobudur dengan responden adalah orangtua pasien.
Nama : An. TH
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 3 tahun 6 bulan
Alamat : Ngaran I, RT 01 RW 01 Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : Belum sekolah
Suku : Jawa
Kunjungan Puskesmas: 29 November 2019
Kunjungan Rumah : 06 Desember 2019
ANAMNESIS
Anamnesa dilakukan secara alloanamnesis pada tanggal 6
Desember 2019 bertempat di Puskesmas Borobudur dan di
kediaman pasien.

Keluhan Utama:
• Batuk sejak 2 hari yang lalu.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke Puskesmas Borobudur diantar oleh ibunya
dengan keluhan batuk sejak dua hari yang lalu. Batuk dirasakan
terus – menerus disertai dahak. Dahak berwarna bening.

Batuk dirasakan semakin parah saat malam hari sehingga pasien


sulit tidur dan rewel. Keluhan batuk disertai demam, pilek dan
lemas.

Demam terus - menerus, turun jika diberikan obat penurun panas.


Keluhan demam tidak disertai bintik-bintik merah pada tubuh,
mual, muntah, diare atau konstipasi.

Tidak ada keluhan sesak napas, kejang, keluar cairan telinga,


nafsu makan dan minum baik serta BAB dan BAK normal.
Keluhan tersebut muncul setelah kakak pasien mengalami batuk,
pilek dan demam.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat sakit yang serupa : Sekitar 3 bulan yang lalu
Riwayat alergi : Disangkal
Riwayat rawat inap : Disangkal
Riwayat kelahiran : Pasien lahir spontan, BBL 3400 gram
Riwayat tumbuh kembang : Normal sesuai usia
Riwayat imunisasi : Pasien sudah mendapatkan imunisasi BCG,
Hepatitis B 0, Polio 1, Polio 2, Polio 3 dan Polio, DPT-HB-Hib 1, DPT-HB-Hib2
dan DPT-HB-Hib 3, IPV, Campak.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Riwayat penyakit serupa : Saat ini kakak pasien juga mengalami keluhan serupa
Riwayat Alergi : Disangkal

RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT


Obat penurun panas bodreksin

RIWAYAT SOSIAL EKONOMI


• Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
• Pasien tinggal bersama ibu, bapak, kakak dan kakek.
• Pasien belum bersekolah.
• Bapak pasien bekerja sebagai pedagang dan ibu sebagai ibu rumah tangga di selingi menjahit.
• Bapak dan kakek pasien perokok aktif dan terbiasa merokok di dalam rumah.
• Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk. Rumah tanpa plafon dan kurangnya ventilasi. Pasien
berobat dengan menggunakan kartu jaminan kesehatan KIS. Sebelumnya kakak pasien menderita
keluhan yang sama yaitu demam, batuk dan pilek.
ASPEK PERSONAL
No. Komponen Pasien

1. Perasaan Pasien tidak nyaman dengan penyakitnya sekarang.

Orang tua pasien mempunyai pemikiran untuk merubah pola


2. Ide/Pemikiran
hidup dan meminum obat sesuai anjuran dokter.

Orang tua pasien menginginkan agar keluhannya sembuh


3. Harapan
dan anak dapat aktif beraktivitas seperti sediakala.

4. Efek Terhadap Fungsi Sosial Pasien sering lemas, rewel dan tidak aktif.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: Tampak Sakit Ringan
BB: 14 kg
PB: 90 cm
Kesan : Status Gizi Baik
Tanda Vital :
• RR : 30x/menit
• Nadi : 110x/menit
• Suhu : 38,5oC
Status Generalis
Kepala : Normocephali
Mata : Conjungtiva palpebra anemis -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : Normotia, serumen -/-, sekret -/-
Hidung : Sekret bening (+/+)
Mulut : Bibir kering (-), mukosa lembab (-), sianosis (-)
Tenggorok: Faring hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thoraks
• Cor
• Inspeksi : Iktus cordis tak tampak
• Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS V, 2 cm dari medial Linea Midclavikularis Sinistra.
• Perkusi : Dalam batas normal
• Auskultasi: BJ I-II Normal, murmur (-), gallop (-),
• Pulmo
• Inspeksi : Normochest, Gerak dinding dada simetris saat statis dan dinamis
• Palpasi : Fremitus kanan = kiri
• Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
• Auskultasi: Suara napas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
• Inspeksi : Datar
• Palpasi : Supel, hepar / lien tidak teraba membesar, nyeri tekan abdomen (-), turgor < 2 detik.
• Perkusi : Timpani
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan

DIAGNOSIS KERJA

▫ Infeksi Saluran Pernafasan Akut


RENCANA PENATALAKSANAAN
Medikamentosa Non Medikamentosa
• Edukasi pada orang tua pasien tentang
Ambroxol syr fls No. I penyakit dan pengobatannya.
S3 dd cth 1 • Gunakan obat secara tepat dan teratur.
Chlorpheniramine Maleate III • Kontrol Poliklinik apabila keluhan
belum membaik setelah obat habis.
Paracetamol III
• Edukasi mengenai PHBS dengan ibu
Mf pulv dtd No. XV pasien untuk menggunakan masker
saat berinteraksi dengan anaknya,
S3 dd pulv I etika batuk dan bersin.
• Menganjurkan ayah dan kakek pasien
untuk mengurangi jumlah frekuensi
merokok, tidak merokok di dalam
rumah, dan merokok tidak didekat
anaknya.
KONDISI PASIEN
Dari hasil kunjungan ke rumah pasien pada tanggal 6 Desember 2019
didapatkan keterangan bahwa keadaan pasien membaik setelah
melakukan anjuran dari dokter puskesmas.
FAKTOR FAKTOR INDIKATOR
PENDUKUNG PENGHAMBAT KEBERHASILAN
• Pasien diberi • Kurangnya • Keluhan
pakaian hangat ventilasi pada berkurang
dan dimandikan rumah dibandingkan
dengan air • Ayah dan kakek sebelum
hangat, pasien pasien merokok mendapatkan
mengkonsumsi pengobatan.
obat secara tepat
dan teratur
KEADAAN RUMAH
• Lokasi : Dusun Ngaran 1, Desa Borobudur
• Kondisi rumah : Sehat
• Luas : 200 m2
• Lantai rumah : Sebagian besar Plester dan sebagian
kecil keramik
• Jendela rumah : Berukuran 150 cm x 30 cm, Luas
jendela rumah <10% dari luas lantai rumah dan tidak rutin di buka
setiap pagi
• Pencahayaan : Kurang
• Kebersihan dan tata letak ruang : kebersihan kurang baik dan tata letak
baik
• Sanitasi dasar : Kurang bersih
• Halaman rumah : Kurang bersih
• Kesan kebersihan : Kurang bersih
DENAH RUMAH
Km. 3 Dapur WC

Km. 2 R. Makan

R. Tamu
Km. 1

Teras
Indikator Variabel Skor Skor rumah pasien (tanda )

Lokasi a. Tidak rawan banjir 3 

a. Rawan banjir 1

Kepadatan rumah a. Tidak padat (>8m2/ orang) 3 

a. Padat (<8m2/ orang) 1

Lantai a. Semen, ubin, keramik, kayu 3 

a. Tanah 1

Pencahayaan a. Cukup 3

a. Tidak cukup 1 

Ventilasi a. Ada 3 

a. Tidak ada 1

Air bersih a. Air kemasan 3

a. Ledeng/ PAM 3 

a. Mata air terlindung 2

a. Sumur pompa tangan 2

a. Sumur terlindung 2

a. Sumur tidak terlindung 1

a. Mata air tidak terlindung 1

a. Lain-lain 1

Pembuangan kotoran kakus a. Leher angsa 3 

a. Plengsengan 2

a. Cemplung/ cubuk 2

a. Kolam ikan/ sungai/ kebun 1

a. Tidak ada 1
Septic tank a. Jarak > 10 meter 3 
a. Lainnya 1
Kepemilikan WC a. Sendiri 3 
a. Bersama 2
a. Tidak ada 1
SPAL a. Saluran tertutup 3 
a. Saluran terbuka 2
a. Tanpa saluran 1
Saluran got a. Mengalir lancar 3 
a. Mengalir lambat 2
a. Tergenang 1
a. Tidak ada got 1
Penetapan skor kategori rumah sehat:
Pengelolaan sampah a. Diangkut petugas 3 

a. Ditimbun 2
a. Baik : Skor 35-42 (>83%)
a. Dibuat kompos 3 b. Sedang : Skor 29-34 (69-83%)
a. Dibakar 2
a. Dibuang ke kali 1
c. Kurang : Skor <29 (<69%)
a. Dibuang sembaragan 1 Pada rumah pasien termasuk ke dalam kategori rumah

a. Lainnya 1
dalam kondisi baik.
Polusi udara a. Tidak ada 3 
a. Ada gangguan 1
Bahan bakar masak a. Listrik, gas 3 
a. Minyak tanah 2
a. Kayu bakar 1
a. Arang/ batu bara 1
Total skor 40
37
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Kedudukan
Jenis Umur
No Nama dalam Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Kelamin (tahun)
keluarga

Kepala
1 Tn. IW L 45 tahun SLTA Wiraswasta Sehat
Keluarga

2 Ny. W Istri P 41 tahun SMK IRT Sehat

3 An. GNH Anak P 13 tahun Tamat SD Pelajar ISPA

3 tahun 6
4 An. TH Anak P Belum Sekolah - ISPA
bulan

5 Tn. U Orang tua L 70 tahun SD - Hipertensi


GENOGRAM
KELUARGA

Sumber : Ny. W, tanggal 6 Desember 2019


FAMILY MAPING
KOMPONEN APGAR
Komponen Indikator Hampir tidak pernah Kadang- kadang Sering/ selalu (2)
(0) (1)
Adaptation Saya puas bahwa saya dapat √
kembali ke keluarga saya bila
saya menghadapi masalah.
Partnership Saya puas dengan cara keluarga √
(teman-teman) saya membahas
dan membagi masalah dengan
saya.
Growth Saya puas dengan cara keluarga √
saya menerima
 dan mendukung
Skor 8-10 : Fungsi keluarga sehat
keinginan saya untuk melakukan

kegiatan baru atau arah
Skor 4-7 hidup : Fungsi keluarga kurang sehat
yang baru.
 Skor 0-3 : Fungsi keluarga sakit
Affection Saya puas dengan cara keluarga √
saya mengekspresikan kasih
sayangnya dan merespon emosi
saya seperti kemarahan, perhatian
dll.
Resolve Saya puas dengan cara keluarga √
saya dan saya membagi waktu
bersama- sama

Skor Total 10
SUMBER DAYA KELUARGA (FAMILY SCREEM)
Komponen Sumberdaya Interpretasi
Social Pasien selalu mempunyai waktu berkumpul dan Tidak ada
bersosialisasi dengan anggota keluarga dan
masyarakat lain seperti biasanya.
Culture Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya Tidak ada
baik, dapat dilihat pada pergaulan mereka
yang masih menggunakan bahasa Jawa
sebagai bahasa sehari-hari.

Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap Tidak ada


ajaran agama, ketaatan ibadah cukup baik.

Economy Penghasilan ayah dan ibu, sebulan cukup untuk Tidak ada
memenuhi kebutuhan hidup, terutama
kebutuhan pokok keluarga.
Education Pendidikan terakhir keluarga ini adalah SMK Tidak ada.
dan SMA.

Medical Pasien dan keluarganya merupakan anggota Saat ini pasien menggunakan KIS jika
JKN berobat ke layanan kesehatan
FAMILY LIFE CYCLE
• Bentuk keluarga pasien adalah termasuk dalam bentuk
keluarga besar atau biasa disebut extended family.
• Menurut Duval, terdapat 8 siklus hidup keluarga. Keluarga ini
termasuk ke dalam siklus hidup ke IV, yaitu keluarga dengan
anak sekolah.
DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA
Fungsi Biologis
• Batuk sejak 2 hari yang lalu, disertai demam yang memberat pada malam hari. batu berdahak
dan keluar sekret berwarna bening dari hidung. Berdasarkan alloanamnesa ibu pasien, pasien
tetap ceria seperti biasanya, namun terkadang sedikit rewel dan lemas, tidak ada perubahan
dalam jumlah menyusui dan tidur tidak nyenyak pada malam hari.
Fungsi Psikologis
• Hubungan dengan tiap anggota keluarga baik.
• Hubungan dengan tetangga (teman-teman) rumah baik.

Fungsi Ekonomi
• Perekonomian keluarga cukup sehingga kebutuhan juga dapat terpenuhi.

Fungsi Pendidikan
• Ayah adalah tamatan SMA dan ibu pasien adalah tamatan SMK.
Fungsi Religius dan Fungsi Sosial Budaya
• Dapat bersosialisasi terhadap lingkungan sekitar dengan baik.

Fungsi penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi


• Masalah yang berhubungan dengan keluarga diselesaikan dengan
musyawarah.

Faktor Perilaku
• Pasien aktif bermain dengan anggota keluarga.

Faktor Non Perilaku


• Sarana pelayanan kesehatan dekat dengan rumah.
DIAGRAM
REALITA
KELUARGA
PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN
Tanggal Kegiatan yang dilakukan Keluarga yang terlibat Hasil kegiatan

29 November Edukasi mengenai penyakit infeksi Orangtua pasien Orangtua pasien


2019 saluran pernafasan akut yang memahami penjelasan
meliputi, faktor risiko, rencana yang diberikan.
pengobatan komplikasi dan
pencegahan.

6 Desember Memantau perkembangan Orangtua dan kakek • Kondisi kesehatan


2019 kesehatan pasien, dan melihat pasien pasien telah
perubahan perilaku keluarga membaik
setelah dilakukan edukasi • Keluarga pasien
dapat memahami
penjelasan yang
diberikan
DIAGNOSIS HOLISTIK

• Berdasarkan

ASPEK KLINIS

ASPEK INTERNAL
ASPEK PERSONAL

• Alasan kedatangan: hasil • Genetik: Tidak terdapat


• Pasien datang anamnesis, faktor genetik dalam
berobat ke pemeriksaan fisik keluhan yang dialami
puskesmas karena disimpulkan: pasien.
pasien mengeluhkan • Diagnosis kerja: Infeksi • Pola makan: Pola
batuk disertai pilek saluran pernafasan makan pasien
selama 2 hari yang akut memenuhi pola makan
tak kunjung membaik. • Diagnosis banding: - untuk seumurnya.
• Harapan: • Kebiasaan: -.
• Pasien maupun
keluarga pasien
memiliki harapan agar
pasien dapat sembuh
dan sehat seperti
sebelumnya.
• Faktor pendukung kesehatan • Menurut
ASPEK EKSTERNAL

skala, pasien
pasien yang berasal dari termasuk derajat 4 dimana
keluarga ialah adanya pasien masih bergantung

FUNGSIONAL
dukungan dari keluarga (Ayah pada keluarga (orang tua).

DERAJAT
dan Ibu) dalam
mengupayakan kesehatan
pasien.
• Penyakit yang dialami pasien,
kemungkinan dipengaruhi
oleh kebiasaan merokok ayah
dan kakek pasien, serta
kakaknya yang sebelumnya
memiliki keluhan serupa
PRINSIP KEDOKTERAN KELUARGA
Comprehensive care

• Promotif
• Edukasi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.

• Preventif
• Edukasi pencegahan untuk orang tua pasien agar menghentikan kebiasaan merokok yang dimiliki
ayah dan kakek pasien.
• Edukasi dan penyuluhan mengenai infeksi saluran pernafasan akut kepada orangtua pasien
(definisi, penyebab, faktor risiko, pencegahan, cara mengobati, dan komplikasinya).

• Kuratif
• Pelayanan pengobatan yang dilakukan pasien ke puskesmas merupakan upaya pasien untuk
mengobati infeksi saluran pernafasan akut. Karena pasien tidak ditemukan tanda dan gejala infeksi
bakteri, maka tidak diberikan antibiotik.

• Rehabilitatif
• Tidak ada.
KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA
Hasil pembinaan keluarga dilakukan pada hari Jumat tanggal 6 Desember 2019 pada
pukul 16.00 WIB. Dari pembinaan keluarga tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:

Tingkat Pemahaman
• Pemahaman terhadap penyuluhan yang dilakukan cukup baik.
Hasil Pemeriksaan
• Keadaan Umum : Baik
• Keluhan : Tidak ada
• TTV : Dalam batas normal
Faktor pendukung
• Ibu pasien dapat memahami dan menangkap penjelasan yang diberikan.
• Kesadaran Ibu pasien untuk hidup sehat, sehingga sangat kooperatif untuk
mengubah perilaku yang tidak baik bagi kesehatan keluarganya.
• Terdapat perubahan kebiasaan merokok ayah dan kakek, dimana saat ini
kebiasaan merokok dilakukan di luar rumah, jauh dari anaknya, serta telah
berusaha mengurangi frekuensinya.
Faktor penyulit:
Rumah yang kurang pencahayaan dan ventilasi.
Indikator keberhasilan:
• Pengetahuan meningkat mengenai penyakit infeksi saluran pernapasan
akut.
• Kesadaran Ibu dan ayah pasien untuk hidup sehat meningkat dengan
menerapkan indikator PHBS.
• Kesadaran orang tua pasien untuk mengatur pola makan sehat dan
bergizi seimbang meningkat.
ANALISIS KLINIS
Pasien datang ke Puskesmas Borobudur diantar oleh ibunya dengan keluhan batuk sejak 2 hari sebelum ke Puskesmas.

Batuk berdahak berwarna bening disertai demam dan pilek berwarna bening. Sebelumnya pasien sudah pernah mengalami
keluhan serupa 3 bulan yang lalu.

Karena keluhannya ini, pasien dibawa ibunya berobat ke Puskesmas Borobudur untuk mendapatkan penatalaksanaan
lebih lanjut. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik, tanda vital didapatkan dalam batas
normal.

Secara klinis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis infeksi saluran pernafasan akut.

Pada kasus ini faktor host yaitu pasien masih berusia 4 tahun 8 bulan, dimana pada keadaan ini imunitas pasien masih belum
adekuat. Selain itu, faktor lingkungan disekitar pasien juga berpengaruh terutama kebiasaan ayah dan kakek pasien yang merokok
di dalam rumah dan di dekat pasien, sehingga dapat mempengaruhi sistem mukosilier saluran pernafasan pasien
PRINSIP KEDOKTERAN KELUARGA
Holistic care Comprehensive care
• Promotif
Infeksi saluran pernafasan akut pada
balita berusia 3 tahun 6 bulan dengan Edukasi pencegahan yang dilakukan terhadap pasien diberikan dalam bentuk
mengedukasi orang tua pasien agar menghentikan kebiasaan merokok yang
tingkat pengetahuan keluarga yang
dimiliki ayah dan kakek. Rutin membersihkan kamar, ruang makan, toilet dan
kurang terhadap pengaruh merokok dapur.
terhadap kesehatan, terdapat masalah
• Preventif
faktor resiko pola hidup, fungsi
keluarga sehat, dan terdapat masalah Edukasi dan penyuluhan mengenai infeksi saluran pernafasan akut kepada
orangtua pasien. mulai dari definisi, penyebab, faktor risiko, pencegahan,
terhadap rumah sehat yaitu kurangnya cara mengobati, dan komplikasinya. Selain tentang infeksi saluran pernafasan
ventilasi dan pencahayaan didalam akut, dijelaskan juga mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.
rumah.
• Kuratif
Pelayanan pengobatan yang dilakukan pasien ke puskesmas merupakan
upaya pasien untuk mengobati infeksi saluran pernafasan akut. Karena
pasien tidak ditemukan tanda dan gejala infeksi bakteri, maka tidak diberikan
antibiotik
• Rehabilitatif
Tidak ada.
• Orang tua pasien telah diberikan pelayanan yang memberikan
kesempatan bagi mereka untuk bertanya, mendapat informasi
Personal Care
tentang penyakit yang sedang dialami serta mereka dapat
menyalurkan perasaan, ide, harapan terhadap penyakit.
• Pasien telah mendapatkan pelayanan home visit untuk melihat
perkembangan kesehatan dan penyakit dari pasien serta untuk
Continuing care
melihat faktor-faktor kebiasaan dan perilaku sehari-hari yang terkait
dengan penyakit.
Patient Centered,
• Pada pasien untuk manajemen diri pasien telah melibatkan orang
Family Focused and
tua pasien.
Community Oriented
• Pencegahan supaya tidak terjadi komplikasi dengan melaksanakan
instruksi dari dokter puskesmas dan kontrol untuk melihat
Emphasis of perkembangan kesehatan dari pasien dan terdapat pula harapan
Preventive Medicine keluarga pasien agar pasien sembuh. Namun dari segi perilaku,
pasien rentan mengalami sakit karena rumah pasien tidak terdapat
ventilasi yang cukup.
Colaborative and • Untuk penanganan pasien telah dilakukan diantaranya adalah
Coordinate Care dokter
• Pada ibu pasien telah dijelaskan hasil pemeriksaan yang telah
Patient Advocacy dilakukan, penjelasan penyakit secara rinci sesuai dengan
kebutuhan pasien.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil binaan keluarga ini didapatkannya
pemahaman terhadap pembinaan yang dilakukan
cukup baik, sikap seluruh anggota keluarga kooperatif
sehingga memiliki keinginan untuk mengubah perilaku
yang tidak baik bagi kesehatan dan ditemukannya faktor
penyulit yaitu kebiasaan merokok yang dimiliki ayah dan
kakek, serta faktor lingkungan yaitu ventilasi yang kurang.

Berdasarkan hasil pembinaan, gejala simptomatis


sudah sepenuhnya teratasi dan batuk sudah
berkurang. Ayah dan ibu pasien mengerti faktor -
faktor yang menyebabkan keluhan yang
dideritanya sehingga berusaha untuk menghindari
faktor yang dapat mempengaruhi tersebut. Ayah
dan ibu pasien mengerti dan bersedia mengubah
perilaku yang dapat meningkatkan faktor risiko
timbulnya penyakit tersebut.
SARAN
BAGI KELUARGA BINAAN BAGI PUSKESMAS

• Agar dilakukan pemantauan dan • Sistem penatalaksanaan pasien


pembinaan yang secara paripurna dengan
berkesinambungan terhadap pendekatan kedokteran keluarga.
pasien baik pada penyakitnya • Tersedianya sarana yang memadai
maupun masalah-masalah dalam untuk pengelolaan pasien dengan
keluarganya. pendekatan kedokteran keluarga.
• Meningkatkan peran dari seluruh • Sistem pemberian informasi yang
anggota keluarga dalam jelas dan komprehensif yang
penatalaksanaan dan dukungan ditujukan pada pasien dan
terhadap pasien, terutama peran keluarganya.
dari suami yang ikut serta
bertanggung jawab dalam menjaga
kondisi pasien yang masih balita
agar selalu sehat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai