Anda di halaman 1dari 23

MUSCLE RELAXANT

Tiara Nadya Putrianda


1810211029
Prinsip Farmakologi
Pelumpuh Otot

Menghalangi transmisi impuls saraf


di sambungan saraf-otot
(neuromuscular junction).
Tujuan Diberikannya
Pelumpuh Otot
Menyediakan suatu kondisi
relaksasi otot untuk memfasilitasi
intubasi endotrakea dan
memudahkan kerja operator
selama anestesi umum
Klasifikasi Obat
Pelumpuh Otot
Non-Depolarisasi Depolarisasi
Short Acting
1. Mivacurium
Intermediate Acting
1. Atracurium
2. Cisatracurium
Short Acting
3. Vecuronium 1. Suksinilkolin
4. Rocuronium
Long Acting
1. Duxacurium
2. Pancuronium
3. Pipecuronium
# Ciri kelumpuhan

1. Depolarisasi
- Fasikulasi otot
- Potensiasi dg anticholinesterase
- Efek berkurang dg nondepol
2. Nondepolarisasi

- tidak ada fasikulasi otot


- berpotensiasi dg gas anestesi, hipotermi,
hipokalemia
- diantagonis dg antikolinesterase
- memberikan kelumpuhan bertahap dg
rangsangan tunggal/tetani
• Tujuan pemberian pelumpuh otot

1. Intubasi
2. Relaksasi otot selama pembedahan
3. Menghilangkan spasme laring
4. memudahkan pemberian napas buatan
Mekanisme Kerja
Non-Depolarisasi Depolarisasi
• Memiliki struktur kimia yang mirip
dengan Ach
• Mencegah Ach • Fase 1 :
berikatan dengan • Berikatan dengan reseptor Ach
(nikotinik) -> potensial aksi otot
reseptornya sehingga • Membuat Ach resisten dari degradasi
Asetylcholinesterase ->
mencegah depolarisasi memperpanjang depolarisasi
motor end-plate • Fase 2 :
• Pemanjangan depolarisasi
menyebabkan perubahan ionik pada
• Blokade kanal Na+ nikotinik -> desensitisasi ->
repolarisasi
DEPOLARISASI
Suksinilkolin
Suksinilkolin memiliki 2 ciri unik dan penting, yaitu menyebabkan
paralisis yang intens dengan cepat dan efeknya akan berkurang
sebelum pasien yang di preoksigenasi alami hipoksia
1. Kegunaan
• Mempermudah intubasi trakea karena mulai kerja dengan cepat
dengan lama kerja yang singkat.
• Memelihara relaksasi otot dengan pemberian kontinyu
2. Dosis
• Intubasi : 1-2 mg/kgBB/IV
3. Mulai Kerja
• 1 – 2 menit (Lama Kerja 3 – 5 menit)
Suksinilkolin
1. Efek Samping :
• Hiperkalemia
• Aritimia Jantung
• Mialgia
• Peningkatan TIO
NON-DEPOLARISASI
Rocuronium Bromida
1. Interaksi dan Potensi
• Rocuronium memiliki efek potensiasi dengan enflurane dan isoflurane

2. Efek Kardiovaskular
• Rokuronium tidak menyebabkan perubahan denyut jantung maupun tekanan
darah
• Rokuronium pada dosis yang lebih tinggi dapat membantu pencegahan dari
bradikardia intraoperative

3. Farmakokinetik
• Rocuronium terutama dieliminasi melalui jalur hepatobilier dan 10% ginjal
• Terdapat pemanjangan kerja yang signifikan dari pemberian rocuronium pada
pasien dengan gangguan hati dan ginjal
Atracurium
1. Interaksi dan Potensi
• Atracurium sebaiknya tidak dicampur dengan obat yang bersifat alkali karena akan
mengakibatkan kerusakan dini pada obat

2. Efek kardiovaskular
• Pemberian cepat atracurium dengan dosis tinggi menyebabkan perubahan sirkulasi
sehingga melepaskan histamin

3. Farmakokinetik
1. Atracurium mengalami degradasi spontan non-enzimatis pada temperature tubuh dan pH
normal yang dikenal sebagai eliminasi hoffman, selanjutnya atracurium akan dihidrolisi
oleh plasma esterase yang non-spesifik. Kedua rute ini tidak tergantung pada hepar dan
renal.
2. Atracurium memiliki metabolisme yang unik sehingga durasi kerja dapat memanjang akibat
hipotermia
Farmakologi
Metabolisme Ekskresi Primer Onset Durasi Pelepasan Blok Vagal
Histamin
Atracurium +++ Insignifikan ++ ++ + 0
Rocuronium Insignifikan Bilier +++ ++ 0 +

ED95 Dosis Intubasi Mula Kerja Durasi Dosis Rumatan Dosis Rumatan
(mg/kg) (mg/kg0 Intubasi (menit) Bolus Infus
(menit) (mg/kg) (mg/kg/mnt)

Atracurium 0,2 0,5 2,5 – 3 30 – 45 0,1 5 – 12


Rocuronium 0,3 0,8 1,5 35 - 75 0,15 9 - 12
Antagonis Pelumpuh otot Non Depolarisasi
( Reversal )
Neostigmin Methyl Sulfat ( Prostigmin® )

 Sediaan : Ampul 0,5 mg/cc


 Merupakan Anticholinesterase  mencegah hidrolisis & menyebabkan akumulasi Ach
 Memp. Efek : - Muskarinik
- Nikotinik
- Stimulasi otot
 Efek samping  sering karena efek muskarinik ;
1. Bradikardia
2. Hyperperistaltik, Spasme sal. Cerna
3. Hipersekresi kel. Ludah & sal. Nafas
4. Bronkospasme
5. Kontraksi Vesika urinaria
6. Miosis
Neostigmine…

Efek samping tersebut Dapat dihambat dgn pemb. R/ Sulfas


atropin

Dosis Prostigmin : 0,02 – 0,08 mg/kgbb/iv

Biasa diberikan bersama R/Sulfas Atropin dengan dosis : 0,01 –


0,04 mg/kgbb/iv
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai