1. Depolarisasi
- Fasikulasi otot
- Potensiasi dg anticholinesterase
- Efek berkurang dg nondepol
2. Nondepolarisasi
1. Intubasi
2. Relaksasi otot selama pembedahan
3. Menghilangkan spasme laring
4. memudahkan pemberian napas buatan
Mekanisme Kerja
Non-Depolarisasi Depolarisasi
• Memiliki struktur kimia yang mirip
dengan Ach
• Mencegah Ach • Fase 1 :
berikatan dengan • Berikatan dengan reseptor Ach
(nikotinik) -> potensial aksi otot
reseptornya sehingga • Membuat Ach resisten dari degradasi
Asetylcholinesterase ->
mencegah depolarisasi memperpanjang depolarisasi
motor end-plate • Fase 2 :
• Pemanjangan depolarisasi
menyebabkan perubahan ionik pada
• Blokade kanal Na+ nikotinik -> desensitisasi ->
repolarisasi
DEPOLARISASI
Suksinilkolin
Suksinilkolin memiliki 2 ciri unik dan penting, yaitu menyebabkan
paralisis yang intens dengan cepat dan efeknya akan berkurang
sebelum pasien yang di preoksigenasi alami hipoksia
1. Kegunaan
• Mempermudah intubasi trakea karena mulai kerja dengan cepat
dengan lama kerja yang singkat.
• Memelihara relaksasi otot dengan pemberian kontinyu
2. Dosis
• Intubasi : 1-2 mg/kgBB/IV
3. Mulai Kerja
• 1 – 2 menit (Lama Kerja 3 – 5 menit)
Suksinilkolin
1. Efek Samping :
• Hiperkalemia
• Aritimia Jantung
• Mialgia
• Peningkatan TIO
NON-DEPOLARISASI
Rocuronium Bromida
1. Interaksi dan Potensi
• Rocuronium memiliki efek potensiasi dengan enflurane dan isoflurane
2. Efek Kardiovaskular
• Rokuronium tidak menyebabkan perubahan denyut jantung maupun tekanan
darah
• Rokuronium pada dosis yang lebih tinggi dapat membantu pencegahan dari
bradikardia intraoperative
3. Farmakokinetik
• Rocuronium terutama dieliminasi melalui jalur hepatobilier dan 10% ginjal
• Terdapat pemanjangan kerja yang signifikan dari pemberian rocuronium pada
pasien dengan gangguan hati dan ginjal
Atracurium
1. Interaksi dan Potensi
• Atracurium sebaiknya tidak dicampur dengan obat yang bersifat alkali karena akan
mengakibatkan kerusakan dini pada obat
2. Efek kardiovaskular
• Pemberian cepat atracurium dengan dosis tinggi menyebabkan perubahan sirkulasi
sehingga melepaskan histamin
3. Farmakokinetik
1. Atracurium mengalami degradasi spontan non-enzimatis pada temperature tubuh dan pH
normal yang dikenal sebagai eliminasi hoffman, selanjutnya atracurium akan dihidrolisi
oleh plasma esterase yang non-spesifik. Kedua rute ini tidak tergantung pada hepar dan
renal.
2. Atracurium memiliki metabolisme yang unik sehingga durasi kerja dapat memanjang akibat
hipotermia
Farmakologi
Metabolisme Ekskresi Primer Onset Durasi Pelepasan Blok Vagal
Histamin
Atracurium +++ Insignifikan ++ ++ + 0
Rocuronium Insignifikan Bilier +++ ++ 0 +
ED95 Dosis Intubasi Mula Kerja Durasi Dosis Rumatan Dosis Rumatan
(mg/kg) (mg/kg0 Intubasi (menit) Bolus Infus
(menit) (mg/kg) (mg/kg/mnt)