Anda di halaman 1dari 100

Patologi persalinan

Distosia dan
Persalinan macet
Distosia ( persalinan sulit)
Eutosia (persalinan lancar)
Definisi Persalinan spontan persalinan pervaginam dgn
tenaga ibu sendiri, dgn trauma minimal pada ibu atau janinnya,
tanpa intervensi penolong.

Distosia kelambatan atau kesulitan persalinan.

Pers. spontan >< pers. tindakan


Jenis pers. tindakan :
a. pervaginam mis EV. EF dll.
b. perabdominam seksio sesarea.
Etiologi Distosia
No. Kelainan
1. Power Inersia uteri
Maternal Expulsive effort
(kala.II)
2. Passangger Malpresentasi, malposisi
Janin besar
Malformasi
3. Passage Kelainan tulang panggul
Kelainan jalan lahir lunak Tumor
Ves. Urinaria/ rectum penuh
Etiologi Distosia
1. Faktor Power( kekuatan)
Kelainan His & mengedan.
A. His berfungsi mendatarkan, membuka serviks,
dan mengatasi rintangan jalan lahir keras (JLK) &
jalan lahir lunak (JLL)
- Kekuatan HIS didukung oleh KU ibu, dan vital sign.

B. Kekuatan mengedan (khusus Kala.II)


Faktor yg mempengaruhi
persalinan :
I. Power (tenaga
persalinan) yaitu :
- His (kontraksi uterus).
- Tenaga menge dan,
ditopang oleh KU, Traktus
Resp,dan Cardio vaskular.

His timbul stlh inpartu


Kontraksi uterus,dimulai didaerah tuba
& lig. Rotundum, dan menjalar keseluru uterus.
Kontraksi uterus
( HIS )
Sifat-sifat his :
1. Otonom ( involuntair), tapi dapat dipengaruhi secara
mekanis, khemis & thermis.

2. Mempunyai face maker.


3. Fundal dominan.

4. Pada SAR terjadi Retraksi (brakhistasis) , pada SBR


menimbulkan mecystasis (membuka dan lembek cervical
effacement, oue & oui terbuka).
5. Rasa nyeri .
6. Intermitten, terdapat relaksasi diantara 2 periode kontraksi
uterus
Power
( tenaga pendorong)
Power terdiri dari : His ( kontraksi
uterus) dan mengedan .
- Fungsi His pada Kala.I, II dan III.
- Fungsi mengedan pada Kala.II saja.

His Adequat (3.10. > 40 detik )


adalah kontr.ut dgn Fundal dominan, simetris, intensitas yang
makin lama makin kuat. Interval makin pendek, durasi makin
panjang, relaksasi baik .
Bila passanger & passage tidak ada kelainan, harus terjadi
kemajuan persalinan .
Dampak Power( tenaga pendorong)
terhadap kemajuan persalinan :
Tanda kemajuan persalinan :
1. Bertambahnya pembukaan,
penurunan presentasi janin.
2. Terjadinya putar paksi
dalam saat kepala pada
H.III /lebih.(sesuai dgn
grafik Partograf).
Bila ada hambatan jalan lahir,
sedangkan His adequat akan
timbul Caput succedaneum
Etiologi Distosia
2. Kelainan Faktor Passanger
Yang dimaksud dengan buah kehamilan adalah
Janin, plasenta,talipusat, air ketuban dan
selaput janin )

Faktor janin yg berpengaruh adakah Letak,


presentasi, posisi, sikap, kel. Pertumbuhan
janin, dan gangguann mekanisme persalinan.
Letak, presentasi,
posisi dan sikap janin
No. Pengertian Keterangan
1. Letak menunjukkan hubungan sumbu panjang janin thd
sumbu panjang ibu. membujur, lintang, oblique
(serong)
2. Presentasi menunjukkan bag terbawah janin dalam rahim.
Kepala, bokong, bahu dsb.
3. Posisi menunjukkan kedudukan bag terbawah janin thd
sumbu tubuh ibu, posisi u2k, u2 b, dagu dll
4. Sikap menunjukkan hubungan bag2 janin thd sumbunya,
khususnya thd tlg. Punggungnya. Fleksi , defleksi
5. Normal Letak membujur, presentasi kepala, posisi
ubun2 kecil, sikap fleksi.
6. Abnormal Kelainan letak, malpresentasi, malposisi,
malformasi
Sikap
Letak janin

Posisi Presentasi
II. Passanger
(Buahkehamilan)

1. Janin.
2. Plasenta (Uri)
3. Tali pusat
(Umbilical cord)
4. Air ketuban.
(liquor amnii)
5. Selaput janin
Faktor yg mempengaruhi persalinan :

3. Faktor Passage ( Jalan lahir) merintangi


turunnya presentasi janin.
Panggul terdiri dari :
a. Pelvis Mayor (False pelvis).
b. Pelvis Minor (True pelvis)

Pelvis minor Panggul terdiri dari :


a. Jalan lahir keras (JLK) tulang panggul
b. Jalan lahir lunak (JLL) yg terutama
dibentuk oleh jaringan otot.
Jalan lahir keras
(Tulang panggul)
Jalan lahir lunak
Jalan lahir lunak yg berperan
dlm persalinan :
- SBR.

- Serviks uteri.
- jalan lahir - Vagina.

(1) Dasar panggul (pelvic floor) :


lunak

- Diaphragma pelvis:
T.d m. Levator ani, m.
pubococcigeus, m.ileococcygeus
dan m. ischiococcygeus.
(2) Diafragma urogenital t.d
perineal fasciae otot2 superficials.
=
Effacement = 0%
Effacement = 50 %
Effacement = 70% Effacement = 100%
I. Kelainan Power
Jenis kelainan His :
1.Inertia Uteri His yg lbh lemah, pendek , & jarang
tdk adekwat utk membuka serviks & mendorong anak
keluar.

Klassifikasi :
a. IU primer (Hypotonic Uterine Contractions)
kelemahan his sejak awal persalinan (Fase Laten).
Fase laten ditandai dengan adanya his yg menim
bulkan perobahan pada serviks dan adanya pembukaan.
b. IU sekunder Sebelumnya telah ada His yang
adequat. myometrium lelah akibat persalinan lama.
Penanganan inersia uteri primer
Setelah diagnosa inersi uteri ditetapkan harus
diperiksa :
- Keadaan serviks.
- Presentasi dan posisi janin.
- Turunnya keala janin dalam panggul.
- Keadaan panggul.
Bila :
1. Ditemukan Disproporsi sefalo pelvik (DSP)
Seksio sesarea (SC).
Penanganan inersia uteri primer
2. Bila DSP tidak ada :
a. Perbaiki KU, Kosongkan Vesika urinaria/
rektum, kepala atau masuk PAP penderita
disuruh berjalan- jalan.
b. Oksitosin Drips dengan oksitosin 5 i.u mulai
12 tetes/ menit, naikkkan 4 tetes tiap 15 menit,
maksimal 40 tetes.
Syarat pemberian oksitosin;
a. Awasi ketat kecepatan infus, His, Denyut
jantung janin tiap 30 menit.
b. Pasien tidak boleh tinggal sendirian.
Penanganan inersia uteri
primer
Respons Oksitosin :
a. Hiperstimulasi : His > 4x/ 10menit atau ,
durasi His > 60 dtk, distop.
b. His tidak adequat (3.10/ >40 dtk) Multi
gravida : Induksi gagal SC
Primigravida : dosis oksitosin dinaikkan
10 i.u gagal SC
Penanganan inersia uteri primer
Syarat pemberian Oksitosin :
1. Kehamilan aterm.
2. UPD normal, CPD (-).
3. Presentasi belakang kepala.
4. Serviks sudah matang porsio lunak,
mendatar dan membuka skor Bishop >5
5. Tersedia fasilitas utk mengatasi komplikasi.

KOMPLIKASI : Tetania uteri, ruptura uteri


imminens, & ruptura uteri.
Kelainan Power (2)

3. His terlampau kuat (hypertonis)


dapat menimbulkan partus presipitatus,
yg dapat menimbulkan Trauma jalan lahir
yg luas & trauma janin, atau menimbulkan
Ruptura uteri. Penanganan : Pemberian
pethidin, tokolitik,anak segera dilahirkan.
Kelainan Power (2)

4. Incoordinate uterine action tidak


sinkhron His diantara bagian uterus, Akibatnya
pembukaan tidak bertambah, sedangkan
tonus otot meningkat & nyeri berlebihan.
Penanganan : analgetik, morphin, pethidin.

Etiologi kelainan his : sering terjadi pd


primigravida usia ekstrim.multipara, presentasi
janin tidak merapat ke SBR. kep
floating,over distensi.
Bila gagal dipertimbangkan SC.
Kelainan Power (2)
5. Fase Laten memanjang :

Friedman : Maksimum fase laten :


1. Nullipara : 20 jam.
2. Multipara : 14 jam.
Faktor yg mempengaruhi :
- Anaesthesi regional/ sedasi yg berlebihan.
- Cervic jelek ( tebal, effacement (-), (-).
- Persalinan palsu (false labour)
Penanganan :
- Istirahat.
- infus oksitosin.
Kelainan Power (2)
5. Fase Aktif memanjang :
Friedman : Maksimum fase aktif :
a. Protraction (berlarut) : Pembukaan < 1,2
cm/ jam, penurunan 1 cm/ jam
1. Nullipara : < 1,2 cm/ jam, Penurunan < 1 cm/ jam.
2. Multipara : < 1,5 cm/ jam, Penurunan < 2 cm/ jam.

b. Arrest of dilatation (macet, lambat):


1. Nullipara : < 1,2 cm/ jam, Penurunan < 1 cm/ jam.
2. Multipara : < 1,5 cm/ jam, Penurunan < 2 cm/ jam
Penurunan kepala pada Fase aktif :
1. Pada nullipara belum masuknya kepala
pada PAP pada fase aktif, walaupun
merupakan salah satu tanda Distosia,
seyogianya tidak dianggap sebagai tanda
pasti adanya DSP.

Ketentuan diatas terutama berlaku utk


multipara, karena penurunan kepala terjadi
lebih belakangan.
Kala II memanjang
Normal Kala.II :
- a. Nullipara : 50 menit.
- b. Multipara : 20 menit.
Anestesi regional mempanjang Kala.II
1- 2 jam.
Penatalaksanaan Synergi antara HIS
dan ibu mengedan yang benar.
Perhatian :
Hampir 50% kelainan his pada fase
aktif disebabkan oleh CPD (DSP).

Sisanya faktor lain, spt kelainan posisi


janin, pemberian obat sedative,`atau
relaksan pada otot uterus.
2.Distosia karena Kelainan Passengger
(kel. letak, dan bentuk janin)

A. Kel. Letak ,presentasi atau posisi :


1. Malposisi : Posisi oksiput posteior per
sistent (POPP).

Diagnosa : VT teraba u2b dibelakang.


Penanganan :
Partus sulit. Dapat partus pervag. Krn ada
molase hati2 robekan Perineum yg luas.
2.Distosia karena Kelainan passengger
(kel. letak, dan bentuk janin)
2. Malpresentasi :
a.Presentasi Puncak (P):
Diagnosa : VT teraba U2B (DOF).

Th/ : pers. pervag.krn ada molase,


agak sulit (75%).
2.Distosia karena Kelainan passengger
(kel. letak, dan bentuk janin)
2. Malpresentasi :
b.Presentasi Dahi (D):
Diagnosa : - Palpasi kep. Defleksi.
- DJJ searah dada.
VT : Pangkal hidung, tepi atas orbita, sutura frontal
dan u2 b, mulut dan dagu janin tidak teraba
Th/ : Janin hidup, viable SC.
Janin mati embriotomi kraniotomi.
Variasi presentasi kepala

B P D M
Diameter kepala janin
1. DSOB B (9,5)

2. DSOF

3. DOF P (11,5).

4. DOM D
(13.0).

5. DSMB M (9,5)
Kelainan passengger (2)
c. Presentasi Muka (M)
defleksi maximal, u2k mengenai punggung, muka kearah
bawah, punggung lordosis.

Diagnosa / : - palpasi kep tengadah.


- Djj arah bagian kecil
VT/ : Teraba mulut, hidung, tepi orbita, dan dagu.
Sebagai penunjuk Dagu
Letak membujur,
Presentasi muka
Kelainan passengger (2)
Penanganan Presentasi muka :
* Anak hidup. Viable , normal :
- DSP (+) SC
- bila DSP (-), dagu didepan partus
p/vag, bila gagal SC
- bila DSP (-), dagu belakang SC.
* Bila anak mati EMBRIOTOMI
Kelainan passengger (2)
d. Presentasi majemuk yaitu:
Prolaps 1 atau lebih ektremitas pada
presentasi kepala atau bokong pada PAP.

Mis :
* Kep + kaki atau tangan.
* BO + tangan
Tidak termasuk :
- Presentasi bokong kaki.
- Presentasi bahu.
- Tali pusat menumbung.
Kelainan passengger (2)
Dasar Penanganan Presentasi majemuk
yaitu:
1. Adanya Prolaps tali pusat , bila ada lihat
penanganan Prolaps tali pusat
2. Nilai kemajuan persalinan.
Penanganan :
1. Reposisi spontan : bila ektremitas masih
tinggi.
2. Reposisi ektremitas, ibu pada posisi Knee
Chest Position, bila gagal pertimbangkan SC
Kelainan passenger (3)
Letak sungsang (presentasi BO)
Definisi letak sungsang :
Letak Memanjang dgn Bo sbg bhg terendah
(presentasi Bo). Kepala pada pada fundus uteri.
Frek :
* Kehamilan aterm 3 - 4% .
* Keh. : 28 mg : 25- 30 %, biasanya kehamilan 34
mg reposisi spontan.
Faktor risiko :
- Prematuritas, kelainan bentuk uterus,
polihidramnions, Plasenta previa, multiparitas, mioma
uteri, Gemelli dan Anomali janin.
Kontroversi pilihan cara Persalinan
Su antara partus pervaginam dgn SC
1.Morbiditas/ mortalitas tidaklah semata disebabkan
cara persalinan, akan tetapi berhubungan trauma
persalinan, prematuritas, & kel kongenital.

2. Protokol cara persalinan pervaginam yg


dikembangkan pervaginam ataupun SC
menghasilkan luaran yg sama.

3. Trauma persalinan dapat terjadi pada persalinan


pervaginam ataupun SC
Kelainan passenger (3)
Letak sungsang (presentasi BO)
Type :
1. Frank Breech (presentasi.bo murni) :
terdepan Bo saja, kedua tungkai ekstensi.( prognosa partus
per vag yg terbaik) 60- 70 % kasus.
2. Complete breech : presentasi bo & kedua kaki, bila
bo + 1 kaki incomplete breech. 10% kasus

3. Incomplete breech presentation :


- presentasi lutut sempurna (2 lutut), bila 1 lutut
presentasi lutut tak sempurna.
- presentasi kaki sempurna (2 kaki), bila satu kaki
presentasi kaki tak sempurna.
Presentasi Bokong

Complete 10 %
Footling Frank breech
(Incomplete breech
breech Presentation) 60- 70 %
Mekanisme Persalinan
Presentasi bokong
No. Mekanisme Keterangan
Persalinan
1. Engagement- descent Diameter bitrochanter oblique
(Sac ka/ ki bel)
2. Further descent- internal Sac putar paksi dalam
rotasi Sacrum melintang, bitrochan
ter anteroposterior
3. Complete extension . Lahir bo, dgn posisi
bitrochanter antero posterior
4. External rotation Posisi bitrochanter antero
posterior menjadi
transversali Sac di depan
Diagnosis presentasi bokong
Persepsi gerakan janin oleh ibu
Pemeriksaan Leopold
Auskultasi denyut jantung janin di atas
umbilikus
Pemeriksaan dalam
Ultrasonografi
Foto sinar-X
Diagnosa pres. bokong

1. Persepsi ibu terasa gerak janin


diperut bhg bawah, benda keras(kepala) di
fundus uteri.

2. Palpasi : teraba kepala di fundus, di bhg


bawah teraba bhg yg kurang bundar.

3. Auskultasi : Djj terdengar sekitar pusat.


Diagnosa pres. bokong
4. Periksa dalam : teraba 3 tonjolan tlg,
kedua tubera ossis ischii & ujung os.
Sakrum, teraba anus, genitalia.
( bedakan dgn pres.muka dgn adanya
proc.spinosus pd bokong).

5. USG / Rontgent : tampak kepala pd


fundus uteri.
Kriteria seleksi utk
partus pervaginam

Frank atau bokong komplit


Kepala fetus tidak hiperekstensi

Taksiran berat janin 2500-3600 g.

Adanya tanda kemajuan persalinan yg je

las.
Tdk ada tanda bahaya yg mengancam

kehidupan janin.
Manajemen persalinan
Direncanakan persalinan di RS
Segera ke RS awal persalinan atau saat ketuban
pecah
Observasi ketat fetus
Epidural dan amniotomi sesuai indikasi
VT segera saat ketuban pecah untuk
menyingkirkan prolaps tali pusat
Partus maju dengan baik ( 0,5 cm/jam setelah
3 cm)
Diperbolehkan induksi dan augmentasi oksitosin
Nilai :
3 / kurang : SC.
Score Zatuchni Andros 4 : Evaluasi lagi.
> : 5 Pervaginam.

0 1 2
Paritas Primi Multi
Usia keh > 39 mg 38 mg < 37 mg
TBA > 3630 gr 3629- 3176 <3176 gr
Riw Let Su Tidak 1 kali > 2 kali
(2500 gr)
Pemb Cx < 2 cm 3 cm > 4 cm
Stasion <-3 -2 -1 atau lebih
rendah
Penanganan
1. Masa kehamilan :
a. Pencegahan :
- Versi luar.
- Knee chest Position
2. Persalinan :
a. Pervaginam.
b. Perabdominam
Bahan pertimbangan memilih cara
persalinan sungsang pervaginam
No. Pertimbangan Keterangan
1. Taksiran Berat janin <3500
2. Jenis presentasi bokong Bo murni
3. Keadaan selaput ketuban Utuh.
4. Keadaan panggul ibu Adequat
5. Hiperekstensi kepala janin Tidak ada
6. Kemajuan persalinan. Sesuai
7. Pengalaman penolong. Mantap
8. Fasilitas resusitasi BBL Mantap
Jenis pimpinan
persalinan sungsang
1. Persalinan pervaginam
Berdasarkan tenaga yg dipakai dalam
melahirkan janin :
a. Persalinan spontan (spontaneus
breech) cara BRACHT.

b. Manual aid (partial breech extraction,


assist breech delivery)
Tahap I (bo s/d pusar)dgn tenaga ibu, tahap II
& III ( bahu, lengan & kepala dgn tenaga
penolong.
Jenis pimpinan
persalinan sungsang
c. Ekstraksi Su (total breech extraction)

janin seluruhnya dilahirkan dgn tenaga


penolong hanya digunakan pada
persalinan Gemelli anak B let su.

2. Persalinan per abdminam SC


Persiapan pertolongan
persalinan sungsang pervaginam
1. Ibu :
- Vulva toilet.
- Pasang infus (k/p).
2. Bayi :
- Alat resusitasi bayi.
- Alat perawatan tali pusat.
3, Penolong :
- memakai jas steril, topi dan masker.
- Cuci tangan dan Hand schoen steril.
4. Alat :
- Partus set dan heacting set.
- Forseps piper / Naegele steril.
Prosedur pertolongan pers. SU
spontan Teknik BRACHT :
1. Pastikan persiapan penolong, ibu, janin telah
siap, mis adanya cunam Piper.
2. Ibu posisi Lithotomi dimeja ginekologi,
penolong berdiri didepan vulva. Waktu his ibu
merangkul pangkal paha sambil mengedan.
Sebaiknya ibu diberikan suntikan oksitosin IM atau
drips, agar persa linan selesai 2 his berikutnya.
3. Episiotomi pada saat perineum sudah tipis, dan
jelas menghalangi persalinan, bokong dicekam
secara BRACHT. Pada setiap his Ibu mengedan,
tali pusat dilonggarkan.
Memasuki Panggul

Obstetrics - Normal and Problem Pregnancies, 2nd Edition


Edited by SG Gabbe, JR Niebyl, JL Simpson. (1991)
Penurunan Bokong

Obstetrics - Normal and Problem Pregnancies, 2nd Edition


Edited by SG Gabbe, JR Niebyl, JL Simpson. (1991)
Cepat & Sabar
JANGAN
DITARIK!
Traksi membuat

defleksi kepala
fetus
Dapat

menyebabkan
tangan menjungkit
Obstetrics - Normal and Problem Pregnancies, 2nd Edition
Edited by SG Gabbe, JR Niebyl, JL Simpson. (1991)
Pertolongan pers SU spontan
Teknik BRACHT
4. Tahap.I fase lambat yaitu mulai lahir nya
bokong s/d pusar (ujung skapula).

5. Tahap.II Fase cepat , mulai pusar s/d lahirnya


mulut, pada fase ini kepala janin masuk PAP, shg
kemungkinan tali pusat terjepit, tali pusat
dilonggarkan, fase ini hrs segera selesai.

6. Tahap.III Fase lambat yaitu mulai lahirnya


mulut s/d lahirnya seluruh kepala.
Karena kepala lahir dari ruangan tekanan tinggi ke
rendah, utk mencegah perdarahan intra kranial
(Ruptura tentorium cerebelli)
Pertolongan pers SU spontan
Teknik BRACHT
7. Penolong melakukan hiperlordosis, tanpa
tarikan, bersama ini asisten melaku kan
Ekspressi Kristeller dgn tujuan mempercepat
lahirnya kepala, kepala te tap fleksi dan
lengan tidak menjungkit.

8. Berturut2 akan lahir pusat, perut, bahu,


lengan, dagu, mulut dan kepala.

9. Janin diberikan pertolongan resusitasi.


Keuntungan dan kerugian
cara BRACHT.
KEUNTUNGAN mengurangi bahaya
infeksi dan trauma.

KERUGIAN : kegagalan cara Bracht


5-10 %, dilanjutkan dengan cara
Manual Aid, keadaan ini sering terjadi
pada Primi gravida, janir besar, panggul
sempit, atau jalan lahir kaku.
Kriteria Seleksi untuk Partus
Pervaginam
Frank atau bokong komplit
Kepala fetus tidak hiperekstensi

Taksiran berat janin 2500-3600 g


Prosedur pertolongan persalinan
sungsang cara Manual aid ( partial
breech extraction)

Indikasi :
1. Gagal cara Bracht, biasanya pada
saat melahirkan bahu dan kepala.
2. Dari semula penolong merencana
kan cara manual aid.
Prosedur pertolongan persalinan
sungsang cara Manual aid

Tahapan :
1.Tahap.I : Sama dgn cara Bracht s/d ujung skapula
lahir.
2. Tahap.II : lahirnya bahu dan lengan, caranya :
a. Klasik (cara Deventer) melahirkan le ngan dan
bahu belakang lebih dulu.
b. Mueller lebih dulu melahirkan lengan dan bahu
depan.
c. Lovset melahirkan lengan dan bahu dari
belakang secara bergantian dengan memutar
setengah lingkaran
d. Bickenbach campuran cara Deventer dan
Mueller
Prosedur pertolongan persalinan
sungsang cara Manual aid

Tahap .III : melahirkan kepala dgn cara :


1. Mauriceau (Veit Smellie) :
- tangan penolong searah muka masuk kejalan
lahir, jari tengah masuk mulut, jari 2 & 4 pada
fossa canina utk mempertahankan fleksi kepala.
Tangan yg lain mencekam leher janin dari bela
kang, ditarik searah jalan lahir.
2. Cara Noujoks ke2 tangan penolong men
cekam leher janin dr belakang (tdk dianjurkan)
3. Cara Prague terbalik.
4. Cunam piper.
Melahirkan kepala

Obstetrics - Normal and Problem Pregnancies, 2nd Edition


Edited by SG Gabbe, JR Niebyl, JL Simpson. (1991)
Kontra indikasi
partus pervaginam
1. Kontraindikasi fetus atau ibu thd persalinan per
vaginam, mis panggul sempit, plasenta previa, dll.
2. Presentasi kaki
3. Hiperekstensi kepala janin
4. Tidak ada informed consent
5. Tidak ada penolong yang berpengalaman.
6. Taksiran Berat badan janin Primi >3500 gr, Multi
> 4000 gr.
Prosedur pertolongan persalinan
sungsang cara ekstraksi kaki

Untuk anak hidup cara ini tidak dianjur kan


lagi, karena risiko tinggi thd janin. Cara ini
dianjurkan pada kehamilan kembar dengan
anak B letak sungsang.
Caranya : Tangan penolong yg masuk jalan
lahir sesuai dgn arah bgn kecil janin. Cari kaki
depan, ekstraksi searah jalan lahir, demikian
juga kaki belakang. Ekstraksi kebawah s/d
ujung skapula lahir, selanjutnya sesuai dgn
cara Manual aid.
Manajemen pada saat partus
Kehadiran penolong neonatus yang
kompeten resusitasi alat lengkap.
Kandung kemih dikosongkan

Kehadiran operator persalinan presentasi

bokong yang berpengalaman


Tersedia forseps piper.
Sikap dalam menghadapi
persalinan sungsang

Seleksi pasien dengan baik


Penjelasan lengkap dan informed consent
Kemajuan partus baik ( 0,5 cm/jam stl. 3 cm)
Diperbolehkan induksi dan augmentasi
Penolong berpengalaman
Observasi janin ketat
Persalinan dibantu JANGAN TARIK tetap
tenang!
Kelainan Passangger
Presentasi Lintang :
Definisi : Sumbu panjang janin tegak lurus/ hampir
tegak lurus thd sumbu panjang ibu.

Diagnosa :
- perut melebar kesamping, kep/bo
kiri/kanan, Djj diatas pusat
.
- VT / : teraba iga , acromion, puncak axilla,
krista iliaka, tochanter janin.

- USG atau rontgen.


Presentasi Lintang :
Komplikasi : RUI, prolapsus funikuli, trauma
partus, hipoksia janin, KPD.

Penanganan :
- janin hidup,viable, Normal SC.
- janin mati embriotomi, evolutio
spontanea, conduplicatio corpore.
Letak
lintang
Right acro-
mio Dorso-
Posterior Po-
Sition.
(RADP)
Prolapsus tali pusat
(t/p menumbung/terkemuka)
Definisi : Tali pusat teraba di samping presentasi
janin, atau melewati.
- ketuban (+) terkemuka.
- ketuban (-) menumbung.

Etiologi : PAP tidak tertutup dengan sempurna


oleh presentasi janin mis LL, LS, DSP dll.
Prolapsus tali pusat
(t/p menumbung/terkemuka)
Kedaruratan obstetri

Diagnosa : VT indikasi, bila ketuban pecah


presentasi janin floating.
Penanganan :
a. pulsasi t/p (+), janin hidup, Resusitasi
intra uterin, posisi Trandelenberg REPOSISI
t/p gagal SC.
b. pulsasi t/p (-), janin mati tunggu partus
spontan.
Presentasi ganda (tangan di samping
kepala)
Gbr Tali pusat menumbung Gbr Tali pusat terkemuka
Distosia bahu
Kedaruratan Obstetri

Definisi
Bahu depan tidak dapat lahir akibat tertahan
simfisis
Ketidakmampuan melahirkan bahu pada persalinan
normal

Insidens
1 - 2 per 1000 kelahiran
16 per 1000 kelahiran bayi > 4000 g
Komplikasi
Distosia bahu.

Bayi
Kematian
Asfiksia dan komplikasinya
Fraktur - klavikula, humerus
Kelumpuhan pleksus brakialis
Ibu
- Perdarahan postpartum

- Ruptur uteri
Faktor risiko
Distosia bahu
Kehamilan lewat waktu
Obesitas pada ibu
Bayi makrosomia
Riwayat distosia bahu sebelumnya
Partus dengan bantuan cunam/vakum
Persalinan lama
Diabetes yang tidak terkontrol
Prinsip Tatalaksana Distosia Bahu

1. Bebaskan bahu depan dari


tahanan simfisis
2. Kecilkan diameter biakromion
3. Perluas kapasitas panggul
Lift manuver Mc Robert
- Lifting the legs and
buttocks
- fleksikan kepala
kearah abdomen
- Membutuhkan
asisten
- 70% kasus dpt
diselesaikan oleh
manuver ini
3.Distosia karena
kelainan jalan lahir (passage)
Yg penting dlm Obstetri bukan panggul sempit
secara anatomis, tapi panggul sempit secara
fungsional (disproposi sefalo pelvik CPD).

Panggul sempit anatomis :


- PAP CV 10 cm, DT < 12 cm.
- PTP Sp.Iskhiadika menonjol, ddg samping
panggul konvergen.
- PBP jarak tuber ischii < 8 cm, arkus pubis
lancip.
3.Distosia karena
kelainan jalan lahir (passage)
Persangkaan panggul sempit / DSP :

1. Primigravida kep.floating pada UK 36


mg, atau perut gantung.
2. Multigravida Riw. Persalinan lalu sulit.
3. Kelainan letak pada hamil tua.
4. Kelainan bentuk badan , cebol, scoliosis,
pincang.
Diagnosa panggul sempit
1. Anamnesa : Riw persalinan lalu selalu sulit, riw.
Persalinan buatan EV,EF, embriotomi, SC.

2. Inspeksi: pendek, TB : < 145 cm,ruas tlg


pendek, pincang sejak kecil.

3. Palpasi : kepala floating, kelainan letak.

4. Pelvimetri : UPL /UPD kecil


Ukuran Panggul
CV = CD 1,5 = 10,5.

C.Obst = 10.

CD = 12.
Rumus Johnson Toschack
(Taksiran berat ianin)
Rumus ini didasarkan pd ukuran Mac Donald
jarak antara simfisis pubis dan fundus uteri (
MD )
BBJ = ( MD 12 ) x 155 gr.
BBJ = berat badan janin.
Kep. Belum HIII : (MD 13 ).
Kep di HIII : ( MD 12 ).
Kep lewat HIII : ( MD 11 ).
Kalau ketuban sudah pecah ditambah 10 %
Pengaruh distosia
terhadap persalinan
Terhadap ibu : Terhadap janin :

1. Asfiksia .
1. Infeksi intra partum/
sepsis
2. Infeksi/ sepsis
2. Ruptura uteri .
3. Perdarahan
3. Trauma/ Kelainan
4. Fistula rektovaginal ,
neorologi
vesikovaginal.
5. Kematian ibu
4. Kematian intrapartal
Ruptura uteri
Definisi Robekan dinding uterus akibat kehamilan atau persalinan.
Klassifikasi menurut gejala klinik :
1. Ruptura uteri imminens (RUI)
2. Ruptura uteri.
Klassifikasi berdasarkan sebab terjadi robekan :
1. Ruptura uteri spontan : Ruptura uteri yg terjadi pada rahim
yg utuh dan semata2 karena kekuatan his.

2. Ruptura uteri violenta : Karena manipulasi tenaga tambahan :


induksi/ stimulasi partus, Ekspressi Kristeller.

3. Ruptura uteri Traumatika: kekerasan rumah tangga,


kecelakaan lalu lintas.
Gejala klasik pada
Ruptura Uteri Kompleta
No. Gejala klinik Keterangan
1. Tiba2 terasa nyeri hebat, terutama Biasanya diawali oleh RUI
pada SBR
2. Hilangnya kontraksi uterus. Krepitasi pada SBR
3. Perdarahan pervaginam.
4. Presentasi janin terdorong keatas. Pada std awal janin mudah
diraba dibalik ddg perut
5. DJJ: fetal distress s/d (-) Terlepasnya plasenta
6. Perdarahan dalam kavum abdomen Terjadi hipovolemik syok,
(Internal bleeding) maternal takhikardi, hipotensi
s/d syok (Anaemia hebat)
7. Hematuria
Ruptura uteri
Penanganan :
1. Perbaiki KU :
- Infus Cairan, O2, Sedia transfusi darah
2. Pemberian antibiotika broadspektrum.
3. Informed Consent.
4. Laparatomi Histerektomi atau Histerorafia.
Prognosa : tergantung dari ketepatan
diagnosa, dan kecepatan tindakan, serta
persiapan obat dan transfusi darah.
Partus lama Kedaruratan obstetri

(Partus kasep, partus terlantar)

Definisi : Suatu keadaan terminal dari per salinan


yg macet yg ditandai dengan adanya maternofetal
distress. Biasanya persalinan berlangsung lama
18 jam
Maternal distress :
- Dehidrasi,demam, perut kembung.
- Inersia uteri, kelelahan ibu( Asidosis metabolik)
-Vulva edema
Partus lama Kedaruratan obstetri

(Partus kasep, partus terlantar)


Fetal Distress :
- DJJ Takhikardi, Bradikardi, atau (-)
- Meconeum stain (+), caput succedaneum besar,
dan moulage hebat

Penanganan :
a. Perawatan pendahuluan rehidrasi, antibiotika,
anti stress
b. Observasi 1 jam, sambil evaluasi penyebab partus
lama
c. Terminasi Kehamilan sesuai kasus
Terima kasih

Nuansa Maninjau
9 Desember 2006
Lanjutannya Tindakan bedah
kebidanan (8)

Anda mungkin juga menyukai