0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
68 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas klasifikasi anemia berdasarkan morfologi eritrosit yang dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu anemia hipromik mikrositer, anemia normokromik normositer, dan anemia makrositer. Setiap kelompok memiliki penyebab-penyebab tertentu seperti defisiensi zat besi, vitamin B12, folat, penyakit kronik, dan gangguan sumsum tulang.
Deskripsi Asli:
Klasifikasi Anemia Berdasarkan Morfologi Eritrosit
Dokumen tersebut membahas klasifikasi anemia berdasarkan morfologi eritrosit yang dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu anemia hipromik mikrositer, anemia normokromik normositer, dan anemia makrositer. Setiap kelompok memiliki penyebab-penyebab tertentu seperti defisiensi zat besi, vitamin B12, folat, penyakit kronik, dan gangguan sumsum tulang.
Dokumen tersebut membahas klasifikasi anemia berdasarkan morfologi eritrosit yang dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu anemia hipromik mikrositer, anemia normokromik normositer, dan anemia makrositer. Setiap kelompok memiliki penyebab-penyebab tertentu seperti defisiensi zat besi, vitamin B12, folat, penyakit kronik, dan gangguan sumsum tulang.
1. Anemia defisiensi besi 2. Thalassemia 3. Anemia akibat penyakit kronik 4. Anemia sideroblastik - Anemia normokromik normositer (MCV 80-95 fl; MCH 27-34 pg) 1. Anemia pascaperdarahan akut 2. Anemia aplastik-hipoplastik 3. Anemia hemolitik terutama bentuk yang didapat 4. Anmeia akibat penyakit kronik 5. Anemia mieloptisik 6. Anemia pada gagal ginjal kronik 7. Anemia pada mielofibrosis 8. Anemia pada sindrom mielodisplastik 9. Anemia pada leukimia akut - Anemia makrositer (MCV >95fl) 1. Megaloblastik - Anemia defisiensi folat - Anemia defisiensi vitamin B12 2. Normomegaloblastik - Anemia pada penyakit hati kronik - Anemia pada hipotiroid - Anemia pada usundrima mielodisplastik
Berdasarkan etiopatogenesis
A. Decreased of eritrocyte products
1. Kekurangan bahan untuk eritrosit
- Besi : Anemia defisiensi besi - Vitamin B12 dan asam folat disebut sebagai Anemia megaloblastik 2. Gangguan utilisasi besi - Anemia akibat penyakit kronik - Anemia sideroblastik 3. Kerusakan jaringan sumsum tulang - Atrofi dengan pengganti oleh jaringan lemak : Anemia aolastik/hipoplastik - Pergantian oleh jaringan fibrortik, tumor; anemia leukoeritroblastik, 4. Fungsi sumsum tulang kurang baik karena tidak diketahui.
C. peningkatan penghancuran eritrosit dalam tubuh (hwm SPLENOMEGAI
- Faktor extracorpusculer Antibidi terhadap eritrosit, hpersplenisma Pemaparan tentang bahan kimia akibat infeksi bakteri - Faktor intracospuskuler gangguan hemoglobin