Multiple myeloma atau bisa juga disebut myeloma, myeloma sel plasma, dan plasmacytoma
adalah keganasan neoplasma yang berasal dari sel plasma (limfosit B) yang paling umum terjadi
pada orang dewasa. Sel-sel ini berakumulasi di sumsum tulang dan mengganggu sistem
hematopoiesis normal. Jika hanya terdapat lesi tunggal maka disebut dengan plasmacytoma.,
tetapi apabila terdapat lesi yang banyak maka disebut dengan multiple myeloma. Bila multiple
myeloma melibatkan rongga mulut, biasanya berupa manifestasi sekunder pada rahang, terutama
pada mandibula. Punched out lesions pada tengkorak dan rahang merupakan gambaran
radiografik yang khas. Insidensi keterlibatan rahang pada multiple myeloma sekitar 15 %. Karena
multiple myeloma mengakibatkan immunosupresi, maka timbul beberapa infeksi seperti oral
hairy leukoplakia dan candidiasis. Timbunan amyloid pada lidah menyebabkan macroglossia.
- Gambaran Klinis
Multiple myeloma adalah keganasan sistemik yang berbahaya dan bersifat fatal
yang sering terjadi pada pria. Seorang pasien dengan multiple myeloma biasanya berusia
antara 35 dan 70 tahun (usia rata-rata 60 tahun). Pasien mungkin mengeluh kelelahan,
penurunan berat badan, demam, nyeri pada tulang (biasanya di tulang belakang, tulang
pinggang, dan kepala), sering merasa haus, sering terkena infeksi, gangguan ginjal, dan
anemia, meskipun gejala khasnya adalah nyeri punggung bagian bawah. Tanda-tanda
sekunder meliputi amiloidosis (penumpukan protein amiloid pada organ/jaringan) dan
hiperkalsemia (tingginya kadar kalsium dalam darah); pada setengah dari semua pasien,
terdapat protein Bence Jones (protein globulin monoclonal) dalam urine sehingga
menyebabkan urine menjadi berbusa/berbuih. Pasien mungkin juga mengeluh sakit gigi,
adanya pembengkakan rahang, terjadi perdarahan, parestesia (kesemutan), disestesia,
nyeri, bebal, gigi goyah, fraktur patologik, atau mungkin tidak memiliki keluhan.
- Gambaran Radiografi
a. Lokasi
- Diagnosis Banding
Penyakit yang paling mungkin terlihat sama dengan multiple myeloma adalah
bentuk radiolusen pada karsinoma metastasis. Pengetahuan tentang keganasan
sebelumnya pada pasien mungkin dapat membantu membedakan multiple myeloma dari
karsinoma metastasis. Osteomelitis berat dapat menghasilkan gambaran radiologis yang
mirip dengan multiple myeloma. Kista tulang biasa yang bilateral pada mandibula dan
mungkin sering keliru untuk membedakannya dengan multiple myeloma. Radiolusensi
umum pada rahang dapat disebabkan oleh hiperparatiroidisme tetapi dibedakan
berdasarkan darah kimia yang abnormal. Namun, tumor coklat pada hipertiroidisme, jika
hadir dengan radiolusen umum pada rahang dan gejala yang serupa, sering keliru dengan
multiple myeloma. Penyakit metabolik lainnya, seperti penyakit Gaucher atau oksalosis
dapat menyebabkan banyak perubahan yang menyerupai multiple myeloma yang diamati
dengan dental radiografi.
- Penatalaksanaan
Biasanya pasien datang ke dokter karena mereka memiliki gejala lain. Untuk
menentukan apakah itu multiple myeloma atau bukan, harus dilakukan anamnesis
mengenai riwayat keluarga dan dilakukan pemeriksaan fisik. Untuk menegakkan
diagnosis, perlu dilakukan tes laboratorium, sebagai berikut :
1. Tes darah : diperiksa jumlah sel darah dan substansi lainnya. Mieloma menyebabkan
tingginya kadar plasma sel dan kalsium. Kebanyakan orang dengan mieloma terkena
anemia. Mieloma juga meningkatkan kadar protein : M protein, beta-2-microglobulin
dan protein lainnya.
2. Tes urin : laboratorium memeriksa Bence Jones protein, tipe dari protein M dalam
urin. Laboran menghitung jumlah protein Bence Jones dalam urin hingga 24 jam. Jika
ditemukan dalam jumlah yang banyak, perlu dilakukan monitoring ginjal. Bence
Jones dapat menyumbat dan merusak ginjal.
3. Radiologi, untuk memeriksa adanya lesi osteolitik atau tulang yang patah.
4. Biopsi, adalah satu-satunya cara untuk mengetahui sel mieloma ada di sumsum
tulang. Dokter kemudian akan memindahkan beberapa dari sumsum tulang itu untuk
dijadikan sample menggunakan local anesthesia.
Ada 2 cara untuk mengambil sumsum tulang, yaitu:
a. Bone marrow aspiration : menggunakan jarum yang tipis untuk mengambil
sample
b. Bone marrow biopsy : menggunakan jarum yang padat/rapat untuk mengambil
potongan tulang dan sumsum tulang.