Kronik
Skenario 2
Pemeriksaan
Sitogenetik Dijumpai Kromosom Philadelpia
Hiperurisemia
LDH meningkat
Kimia darah
Kadar vit B12 serum, vitB12 binding capacity
meningkat
Leukimia Granulositik Kronik
penyakit mieloproliferatif.
Penyakit proliferatif adalah penyakit yang ditandai dengan
proliferasi dari seri granulosit tanpa adanya gangguan differensiasi.
Pada apusan darah tepi dapat terlihat tingkatan diferensiasi seri
granulosit, mulai dari promielosit hingga granulosit. Leukimia
granulositik kronik ini sering disertai dengan kromosom Philadelpia
(Ph).
Fase Perjalanan Penyakit
Fase Kronik
fase ini, pasien seringkali asimptomatik
atau hanya menderita gejala-gejala lemah
yang ringan, dan rasa tidak nyaman pada
abdomen.
Fase Terakselerasi
Krisis Blast
Menurut kriteria WHO, fase terakselerasi
telah terjadi bila: fase akhir dari LGK
1. 10-19% myeloblast pada darah atau 1. > 20% myeloblast atau limfoblast pada darah atau sumsum
tulang
sumsum tulang
2. Persebaran luas sel-sel blast pada biopsi sumsum tulang
2. > 20% basofil pada darah atau sumsum
tulang
3. Jumlah trombosit < 100.000, tidak
berhubungan dengan terapi
4. Jumlah trombosit > 1.000.000, tidak
merespon pada terapi
5. Perubahan sitogenetik dengan abnormalitas
baru selain kromosom Philadelphia
6. Pertambahan splenomegali atau jumlah
leukosit, tidak merespon pada terapi
Differential Diagnosis
DD/
Thalasemia
Thalasemia terjadi akibat ketidakmampuan sumsum tulang membentuk protein
yang dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin
Thalasemia Alfa dan Beta ,
Thalasemia Beta mayor dan minor
Gejala Klinis
Keluhan Frekuensi (%)
Splenomegali 95
Lemah Badan 80
Penurunan Berat Badan 60
Hepatomegali 50
Keringat Malam 45
Cepat Kenyang 40
Pendarahan/purpura 35
Demam 10
Epidemiologi
pop tosis
t : an ti-a
Sifa
Gen resiprokal
t(22,9)
klon abnormal
Penatalaksanaan Obat
mielosupresif
Menghambat enzim ribonukleotida reduktanse sehingga menyebabkan hambatan sintesis
DNA
Hidroksi Dosisnya adalah 30mg/kgBB/hari diberikan sebagai dosis tunggal maupun dibagi 2-3 dosis
Urea hentikan bila leukosit <8000/mmk atau trombosit <100.000/mmk.
Obat ini diindikasikan untuk kelainan sel hematopoietik yang ditandai dengan adanya
kromosom Philadelphia dengan translokasi t(9;22)
Imatinib Dosis untuk fase kronik adalah 400mg/hari setelah makan
cangkok sumsum tulang dapat memperpanjang masa remisi sampai > 9 tahun
Cangkok sumsum tulang tidak dilakukan pada kromosom Ph negatif atau BCR-ABL negative
Cangkok Usia <50 tahun
Sumsum * Pendonor : saudara kandung
Tulang
HLA yang cocok dengan pasien
Komplikasi
Masalah Metabolik
perurikemia, hiperkalemia, dan hiperfosfatemia
diterapi dengan pemberian cairan yang cukup, alkalinisasi dan pemberian
allupurinol.
Leukimia meningeal
Jarang pd fase blas
Kejadian komplikasi ini akan meningkat bila penderita bertahan hidup lama
pada fase blast. Gejala yang di jumpai adalah paralisis saraf pusat dan udem
papil.
Terapin dengan memberikan metotreksat
Mielofibrosis
LGK sering kali terjadi bersamaan dengan mielofibrosis dan akan
mengakibatkan peningkatan produksi kolagen pada sumsum tulang
Pencegahan
Jika dalam salah satu keluarga mengidap penyakit
leukimia, dapat dilakukan pemeriksaan skrining dini
untuk seluruh keluarga. Hindari paparan sinar UV yang
berlebihan dan sinar radiasi.
Atur pola makan, pola hidup sehat, krangi makanan
berpengawet
Prognosis
A. Pasien: Usia lanjut, keadaan umum buruk, disertai gejala
sistemik seperti penurunan berat badan, demam dan keringat
malam.
Thankyou