Definisi
Inflamasi kantung
empedu yang terjadi
akibat obstruksi duktus
cystikus karena
cholelithiasis.
Etiologi
Batu empedu (90%)
Iskemi kandung empedu, terutama pada pasien
penyakit kritis(kolesistitis akalkulus)
Infeksi bakteri atau parasit (E. Coli, Klebsiella,
Streptococcus, Staphylococcus, Clostridium )
Striktur saluran empedu
Neoplasma (primer atau metastasis)
Epidemiologi
90% berasal dari batu duktus cystikus (calculous
cholecystitis)
10% acalculous cholecystitis
10-20% orang Amerika mempunyai batu empedu dan
sepertiganya berkembang menjadi acute cholecystitis.
Batu empedu 2-3 kali lebih sering pada wanita
daripada pria pada kasus calculous cholecystitis.
Acalculous cholecystitis lebih sering pada pria usia tua.
Ras : Scandinavian, Pima Indians, Hispanik.
Faktor Risiko Calculous
Cholecystitis
Umur
Wanita > pria
Ras
Obesitas
penurunan berat badan yang cepat
Obat-obatan
kehamilan
Faktor Risiko Acalculous
Cholecystitis
Critical illness
Major surgery or severe trauma/burns
Sepsis
Long term total parenteral nutrition
Prolonged fasting
Penyakit cardiac seperti miocardial infarction
Sickle cell disease
DM
Infeksi Salmonella
Pasien AIDS yang berhubungan dengan Cytomegalovirus,
cryptosporidiosis, microsporidiosis
Patofisiologi
Batu menyumbat duktus sistikus yang menyebabkan
stasis cairan empedu dan terjadi distensi kandung
empedu. Distensi kandung empedu menyebabkan
aliran darah dan limfe menjadi terganggu sehingga
terjadi iskemia dan nekrosis dinding kandung empedu.
Banyak faktor yang dapat mencetuskan respon
peradangan pada kolesistitis, seperti kepekatan cairan
empedu, kolesterol, lisolesitin dan prostaglandin yang
merusak lapisan mukosa dinding kandung empedu
yang diikuti oleh reaksi inflamasi dan supurasi
GEJALA KLINIK
Nyeri perut bagian atas.
Tanda-tanda iritasi peritoneum,
nyeri menyebar ke bahu kanan
atau tulang belikat.
Rasa sakit dimulai di wilayah
epigastrium dan kemudian
melokalisasi ke kuadran kanan
atas.
Digambarkan sebagai kolik,
menjadi konstan di hampir
semua kasus.
Mual dan muntah dan demam.
DD/ Cholecystitis
Cholangiocarcinoma
Cholangitis
Choledocholithiasis
Cholelithiasis
Gallbladder Cancer
Gallbladder Mucocele
Gallbladder Tumors
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Radiografi
Ultrasonografi (USG)
Computed tomography (CT)
Magnetic resonance imaging (MRI)
Skintigrafi hepatobilier (HBS)
Endoskopi.
Computed tomography (CT)
Radiografi
Ultrasonografi (USG)
Endoscopic Retrogard Cholangiopancreatography
(ERCP)
Lab
Leukositosis
Alanine aminotransferase (ALT) dan aspartat
aminotransferase (AST)
Bilirubin dan tes fosfatase alkali
Amilase / lipase tes yang digunakan untuk mengevaluasi
keberadaan pankreatitis.
Amilase meningkat
Tingkat fosfatase alkali tinggi diamati pada 25% pasien
dengan kolesistitis.
Urinalisis (menyingkirkan pielonefritis dan batu ginja)
Tes kehamilan. (semua perempuan usia subur).
PENATALAKSANAAN
Bed rest
Pemberian nutrisi parenteral
Diet ringan
Penghilang rasa nyeri petidin dan
antispasmodik
Antibiotik
Antibiotik ( terapetik dan profilaksis )
Ampisilin-sulbaktam 3g/6 jam IV atau
piperasilin-sulbaktam 4,5 g/8 jam
IV.Pemberian antibiotik sejak dini sangat
penting dalam mencegah komplikasi
peritonitis, kolangits.
Kolesistektomi (2-4 hari) gangren,
perforasi
KOMPLIKASI
Empyema / hidrops
Perforasi
Gangren kandung
empedu
Perikolesistik abses
Peritonitis
Emfisematous
kolesistitis (infeksi
sekunder)
Kronik kolesistitis
Cholangitis
Definisi
Infeksi traktus biliaris yang dapat menyebabkan
morbiditas dan mortalitas (Medscape)
Ditandai dengan trias Charcot, yaitu demam,
ikterus, dan nyeri pada right upper quadrant
(RUQ).
Dikenal juga Reynolds pentad keadaan
penyakit yang lebih berat dimana terdapat syok
septik dan mental confusion.
Epidemiologi
Infeksi ini dapat menyebabkan angka morbiditas
dan mortalitas yang cukup serius apabila tidak
diterapi dengan adekuat.
Angka mortalitas 13-88%.
Dapat mengenai semua ras.
Wanita = pria
Biasanya mengenai dewasa sekitar umur 50-60
tahun.
Patofisiologi
Gejala Klinis
Triad Charcot: terdiri dari demam, nyeri kuadran
kanan atas, dan ikterik. (50-70% dari pasien
dengan cholangitis)
Dapat terjadi perubahan status mental pada 10-
20% pasien dan hipotensi pada sekitar 30% pasien.
Tanda-tanda ini, bila dikombinasikan dengan triad
Charcot, merupakan Reynolds pentadean.
DD /Cholangitis
Cholecystitis and Biliary Colic
Hepatitis
Pancreatitis
Pemeriksaan Penunjang
CBC: Leukositosis, pada pasien sepsis mungkin
terdapat leukopeni.
Tes fungsi ginjal dan elektrolit.
Tes fungsi hepar: hiperbilirubinemia (88-100%), dan
meningkatkan tingkat fosfatase alkali (78%).
Aspartate aminotransferase (AST) dan alanine
aminotransferase (ALT) biasanya sedikit meningkat.
PT dan APTT.
C-reactive protein tingkat dan laju endapan darah
biasanya meningkat.
Hasil urinalisis biasanya normal.
Golongan darah, dan crossmatch.
Lipase: Sepertiga dari pasien didapatkan sedikit
peningkatan lipase.
Peningkatan enzim pankreas menunjukkan
bahwa batu saluran empedu menyebabkan
kolangitis, dengan atau tanpa pankreatitis akibat
batu empedu.
Kultur Bilier: dilakukan jika pasien dilakukan
drainase bilier.
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan radiologis penting untuk
mengkonfirmasi lokasi dan penyebab obstruksi
bilier.
Ultrasonografi dan CT scan merupakan
pemeriksaan yang paling umum digunakan.
ERCP digunakan baik untuk diagnostik dan
terapi dan dianggap sebagai kriteria standar untuk
pencitraan sistem bilier.
Ultrasonography
USG dapat membedakan obstruksi intrahepatik dari obstruksi
saluran ekstrahepatik.
Keuntungan USG:
cepat (di samping tempat tidur oleh dokter)
Kemampuan untuk menampilkan struktur gambar lainnya
(misalnya, aorta, pankreas, hati)
Dapat mengidentifikasi komplikasi (misalnya, perforasi,
empyema, abses)
- radiasi .
Kekurangan USG
Bergantung pada kemampuan opeator dan penurunan
sensitivitas untuk batu CBD distal.
ERCP
Dilakukan untuk pasien yang mungkin memerlukan
intervensi terapeutik.
Pasien dengan kecurigaan klinis tinggi untuk
kolangitis.
Tingkat keberhasilan yang tinggi (98%)
Lebih aman daripada intervensi bedah
Tingkat komplikasi sekitar 1,38% dan tingkat
kematian 0,21% (terapeutik adalah 5,4%, dan
memiliki tingkat kematian 0,49%.)
Komplikasi : pankreatitis, perdarahan, dan perforasi.
CT scan
Tambahan dan dapat menggantikan USG.
Spiral atau heliks CT meningkatkan pencitraan
dari sistim bilier.
CT kolangiografi menggunakan kontras yang
diabsorbsi oleh hepatosit dan disekresi ke dalam
sistem empedu.
Hal ini meningkatkan kemampuan untuk
memvisualisasikan batu radiolusen dan
meningkatkan deteksi kelainan bilier lainnya.
PENATALAKSANAAN
Kolangitis
Resusitasi/antibiotika iv
Membaik Memburuk
drainage &
bersihan batu
Kolesistektomi laparoskopik
KOMPLIKASI
Kolangiokarsinoma
SEPSIS
Terima Kasih