Kolesistitis

Sekar Nabila R.
1710211087
• Kolesistitis adalah inflamasi yang terjadi pada
kandung empedu.
• Peradangan pada kolesistitis disertai dengan
nyeri perut kanan atas.
 Etiologi
Kolisistitis dapat disebabkan karena adanya
batu empedu/kolelitiasis (calcalous cholecystitis)
atau tanpa adanya batu empedu (acalcalous
cholecystitis)
Calcalous cholysistitis:
• 90% penyebab cholicystitis
• Adanya batu empedu pada kantung empedu
dan/atau saluran empedu (kolangitis)
Acalcalous cholysisitis:
• Sumbatan karena keganasan saluran empedu
• Komplikasi penyakit lain, ex.: demam tifoid
dan diabetes mellitus
• 0.2-3% dari pasien yang memiliki penyakit
vaskular (atherosclerosis)
 Epidemiologi dan Faktor Risiko
• Di Amerika 10-20% penduduknya menderita kolelitiasis
(batu empedu) dan sepertiganya juga menderita
kolesistitis akut
• Wanita -> esterogen dan progesteron yang tinggi yang
menyebabkan stasis aliran kandung empedu
• Usia diatas 40 tahun
• Pada orang yang gemuk
• Lebih sering pada kulit putih
• Di Indonesia, insidensi kolesistitis dan kolelithiasis relatif
lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara barat
 Gx Klinis
• Kolik perut di sebelah kanan atas atau
epigastrium
• Nyeri tekan
• Peningkatan suhu tubuh -> akut
• Kadang nyeri menjalar ke skapula atau pundak
kanan
• Kadang mual dan muntah
 Diagnosis
Anamnesis
• Nyeri hebat pada abdomen bagian atas yang bertahan dalam
beberapa jam
• Kadang nyeri berawal dari regio epigastrium dan terlokalisir di
kuadran kanan atas
• Sering disertai mual muntah
• Pada beberapa pasien menjalar ke bahu kanan dan skapula
Px Fisik
• Nyeri tekan kuadran atas kanan
• Rebound tenderness -> peritonitis
• Murphy’s sign positif
• Jaundice (15%)
Px Penunjang
• Leukositosis -> demam
• Pada 15% pasien, ditemukan peningkatan ringan dari
aspartate aminotransferase (AST), alanine
aminotransferase (ALT), alkali fosfatase (AP) dan
bilirubin jika batu berada di duktus biliaris
 Radiologi
• USG
• CT-Scan
• Skintigrafi
 USG
Pemeriksaan dengan USG memiliki nilai
kepekaan dan ketepatan USG mencapai 90-95%.
Pada pemeriksaan USG dapat ditemukan:
• adanya batu
• penebalan dinding kandung empedu
• adanya cairan di perikolesistik
• tanda Murphy positif saat kontak antara probe
USG dengan abdomen kuadran kanan atas
 CT Scan
• Pemeriksaan CT Scan kurang sensitif dan
mahal
• Dapat menunjukan abses perikolesistik yang
masih kecil yang mungkin tidak terlihat
dengan USG.
 Skintigrafi
• Skintigrafi adalah suatu teknik pemeriksaan organ tubuh
menggunakan bahan radioaktif dan kamera gamma.
• Bahan radioaktif disuntikkan ke pembuluh darah -> nyebar
ke organ target -> kamera gamma deteksi bahan radioaktif ->
organ target difoto
• Bahan radioaktif yang digunakan adalah HIDA atau 99m Tc6
Iminodiacetic acid mempunyai kepekaan dan ketepatan yang
lebih rendah daripada USG dan juga lebih rumit untuk
dikerjakan
• Skintigrafi kandung empedu berguna untuk mengetahui apa
ada sumbatan oleh batu empedu, tumor, atau jaringan
lainnya, atau apa ada kebocoran saluran empedu.
 Talak
• Penatalaksanaan kolesistitis bergantung pada
keparahan penyakitnya dan ada tidaknya
komplikasi.
• Terapi awal meliputi mengistirahatkan usus, diet
rendah lemak, pemberian hidrasi secara
intravena, koreksi abnormalitas elektrolit,
pemberian analgesik, dan antibiotik intravena.
• Kolesistitis tanpa komplikasi dapat diterapi rawat
jalan, pasien dengan komplikasi/kronik
membutuhkan pembedahan.
Terapi yang diberikan untuk pasien rawat jalan:
• Antibiotik profilaksis, seperti levofloxacin dan
metronidazol.
• Antiemetik, seperti prometazin atau
proklorperazin, untuk mengkontrol mual dan
mencegah gangguan cairan dan elektrolit.
• Analgesik seperti asetaminofen/oxycodone.
 Pembedahan
• Terapi pembedahan yang diberikan adalah
kolesistektomi.
• Kolesistektomi laparoskopik adalah standar
untuk terapi pembedahan kolesistitis. Penelitian
menunjukkan semakin cepat dilakukan
kolesistektomi laparoskopik, waktu perawatan di
rumah sakit semakin berkurang.
• Kolesistektomi sebaiknya dilakukan 3 hari atau
ditunggu 6-8 minggu setelah terapi konvensional.