Anda di halaman 1dari 24

Diagnosis & Penatalaksanaan

Pasien dengan Diagnosis Ca


Colon Ascendens

Edo Fideatma P
102015139
SKENARIO 1
• Seorang laki-laki umur 55 tahun datang dengan keluhan nyeri perut
kanan bawah. Nyeri dirasakan hilang timbul sejak 1 minggu ini. Tidak
ada riwayat demam. Tidak ada keluhan buang air besar maupun saat
berkemih.

RUMUSAN MASALAH
• Laki-laki 55 tahun dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 1
minggu
HASIL ANAMNESIS
• Laki-laki 55 tahun
• Nyeri perut kanan bawah sejak 1 minggu
• Tidak ada riwayat demam.
• Tidak ada keluhan BAB maupun saat berkemih.
• Riwayat penyakit dahulu : diabetes dan hipertensi disangkal.
• Riwayat penyakit keluarga : tidak ada keluhan serupa.
• Riwayat kebiasaan merokok sejak muda.
HASIL PEMERIKSAAN FISIK
• Tampak sakit sedang
• Tensi : 130/80 mmHg, Nadi : 84x/menit, Respirasi: 20x/menit, Suhu :
37ºC
• Conjungtiva anemis
• Pemeriksaan abdomen ditemukan massa di right lower quadran
sebesar 8 cm, nyeri tekan, tidak mobile, rectal toucher : sphincter
kuat, mukosa licin, ampulla tidak kolaps, sarung tangan faeces +,
darah –
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Urinalisis adalah pemeriksaan urin (air seni)
• Skrining CEA (Carcinoma Embrionic Antigen)
• Kolonoskopi
• CT Scan & MRI
• Transrectal Ultrasound
• Didapatkan hasil: Hb : 8.9 g/dL, Ht : 27%, L: 11.000, Trombosit :
225.000. Urinalisa : glukosa -, eritrosit 0-2, leukosit 1-3.
WORKING DIAGNOSIS
• Kanker Kolorektal
- Ada 2 tipe karsinoma: Tipe polipoid dan Tipe Skirus
- Gejala Subakut dan Gejala Akut
Gejala Subakut

• Tumor yang berada di kolon kanan seringkali tidak menyebabkan perubahan


pada pola buang air besar
• Pasien mungkin memperhatikan perubahan warna feses menjadi gelap, tetapi
tumor seringkali menyebabkan perdarahan samar yang tidak disadari oleh
pasien.
• Orang dewasa yang mempunyai gejala obstruksi total atau parsial dengan
intususepsi, kolonoskopi dan double kontras barium enema harus dilakukan
untuk menyingkirkan kemungkinan ca colon.
Gejala Akut

• Gejala dari pasien biasanya adalah obstruksi atau perforasi, sehingga jika
ditemukan pasien usia lanjut dengan gejala obstruksi, maka kemungkinan
besar penyebabnya adalah kanker.
• Perforasi juga dapat terjadi pada tumor primer, dan hal ini dapat disalah
artikan sebagai akut divertikulosis.
• Perforasi juga bisa terjadi pada vesika urinaria atau vagina dan dapat
menunjukkan tanda tanda pneumaturia dan fecaluria.
DIFFERENT DIAGNOSIS
• Ca Caecum (Karsinoma sekum)
- Faktor usia
- Faktor konsumsi alcohol
- Faktor penyakit diabetes juga dapat berpengaruh
- Faktor makanan yang mengandung lemak tinggi, kolesterol, dan makanan
rendah serat juga dapat mempengaruhi resiko kanker usus besar.
- Olahraga yang kurang dan Lingkungan juga berperan besar dimana yang
mempengaruhi tempat tinggal, orang-orang sekitar, pekerjaan dan segala
kegiatan yang dilakukan
DIFFERENT DIAGNOSIS
• Ca caecum

- Terasa kembung
- Kelelahan-menjadi mudah lelah
- Nyeri perut
- Penurunan berat badan
- Mual dan muntah
- Anemia
DIFFERENT DIAGNOSIS
• Ca Caecum

- Proktosigmoidoskopi
- Koloskopi
- Sistoskopi
- Colok dubur. Teraba tumor berbenjol, rapuh, tukak, mudah berdarah.
- Biopsi
DIFFERENT DIAGNOSIS
• Appendicitis Infiltrate
- Karena parasit seperti E. Histolytica.
- Proses radang apendiks yang penyebarannya dapat dibatasi oleh
omentum dan usus-usus dan peritoneum disekitarnya sehingga
membentuk massa
- Umumnya massa apendiks terbentuk pada hari ke-4 sejak peradangan
mulai apabila tidak terjadi peritonitis umum.
- Massa apendiks lebih sering dijumpai pada pasien berumur 5 tahun atau
lebih karena daya tahan tubuh telah berkembang dengan baik dan
omentum telah cukup panjang dan tebal untuk membungkus proses radang
DIFFERENT DIAGNOSIS
• Appendicitis Infiltrate
Didahului oleh keluhan appendisitis akut yang kemudian disertai adanya massa
periapendikular.
Gejala klasik apendisitis akut biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilikus
atau periumbilikus yang berhubungan dengan muntah.
Dalam 2 - 12 jam nyeri beralih ke kuadran kanan, yang akan menetap dan
diperberat bila berjalan atau batuk (Umumnya nafsu makan menurun)
Terdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dan demam yang tidak terlalu tinggi.
Biasanya juga terdapat konstipasi tetapi kadang-kadang terjadi diare, mual dan
muntah.
DIFFERENT DIAGNOSIS
• Appendicitis Infiltrate
- Tonus musculus sfingter ani baik
- Ampula kolaps
- Nyeri tekan pada daerah jam 09.00 – 12.00
- Terdapat massa yang menekan rectum (jika ada abses)
- Pada apendisitis pelvika tanda perut sering meragukan
- Maka kunci diagnosis adalah nyeri terbatas sewaktu dilakukan colok dubur.
- USG & Ct-Scan
- Lab. darah
- Urinalisis
GEJALA KLINIS
• Diare atau sembelit
• Perut terasa penuh
• Ada darah di feses
• Feses yang dikeluarkan lebih sedikit dari biasanya
• Mengalami sakit perut, kram perut, atau perasaan penuh atau
kembung
• BB menurun
• Merasa sangat lelah sepanjang waktu
• Mual atau muntah.
EPIDEMIOLOGI
• Di Indonesia, kanker kolorektal merupakan jenis kanker ke-3 terbanyak.
• Pada tahun 2008, Indonesia menempati urutan keempat di Negara ASEAN,
dengan incidence rate 17,2 per 100.000 penduduk dan angka ini diprediksikan
akan terus meningkat dari tahun ke tahun.
• 10 Studi epidemiologi sebelumnya menunjukkan bahwa usia pasien kanker
kolorektal di Indonesia lebih muda dari pada pasien kanker kolorektal di negara
maju.
• Lebih dari 30% kasus didapat pada pasien yang berumur 40 tahun atau lebih
muda, sedangkan di negara maju, pasien yang umurnya kurang dari 50 tahun
hanya 2-8 % saja.
ETIOLOGI
• Diet tinggi lemak, rendah serat.
• Usia lebih dari 50 tahun.
• Riwayat keluarga satu tingkat generasi dengan riwayat kanker kolorektal
mempunyai resiko lebih besar 3 kali lipat.
• Familial polyposis coli, Gardner syndrome, dan Turcot syndrome.
• Resiko sedikit meningkat pada pasien Juvenile polyposis syndrome, Peutz-Jeghers
syndrome dan Muir syndrome.
• Terjadi pada 50 % pasien kanker kolorektal herediter nonpolyposis.
• IBD
• Kolitis ulseratif (resiko 30 % setelah berumur 25 tahun).
PATOFISIOLOGI
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa Non-medikamentosa
• OAINS • Polipektomi
• Kemoterapi Adjuvant • Hemikolektomi
KOMPLIKASI
• Obstruksi usus diikuti dengan penyempitan lumen akibat lesi
• Perforasi dari dinding usus oleh tumor, diikuti kontaminasi organ
peritoneal
• Perluasan langsung ke organ-organ yang berdekatan.
• Kardiorespirasi
• Kebocoran anastomosis
• Infeksi luka
• Retensi urine
PROGNOSIS
• Secara keseluruhan 5-year survival rates untuk kanker kolorektal sebagai berikut:
• Stadium I - 72%
• Stadium II - 54%
• Stadium III - 39%
• Stadium IV - 7%
• 50% dari seluruh pasien mengalami kekambuhan yang dapat berupa
kekambuhan lokal, jauh maupun keduanya. Kekambuhan lokal lebih sering
terjadi.
• Penyakit kambuh pada 5-30% pasien, biasanya pada 2 tahun pertama setelah
operasi.
PENCEGAHAN
• Asupan makanan berserat dalam jumlah yang memadai: asupan yang
tinggi serat bisa merangsang gerakan usus dan mengurangi sembelit,
membuang racun dan zat penyebab kanker
• Buah-buahan dan sayuran yang kaya vitamin
• Mengurangi konsumsi daging merah
• Berolahraga secara teratur dan menjaga berat badan yang sehat
• Berhenti merokok, kurangi minum minuman keras
• Prosedur pemeriksaan kesehatan yang tepat
KESIMPULAN
• Kanker kolon diawali dengan polip bisa dideteksi menggunakan kolonoskopi.
• Selain itu pula, perlu dilakukan pemeriksaan darah dalam tinja. Makin cepat
ditemukan dan ditangani (operasi), makin tinggi angka kesembuhannya.
• Penundaan diagnosa/ operasi tidak menyelesaikan masalah namun bisa
merugikan. Jika terlambat, kanker kolon ini bisa menyebar (metastase) ke liver,
kelenjar getah bening perut , ginjal/hidronefrosis, adrenal. Jika sudah sampai
pada kondisi seperti ini, sukar untuk disembuhkan lagi.
• Pengetahuan dasar tentang penyakit dan pengobatan sangat diperlukan utk bisa
memastikan adanya pemulihan yang cepat dan mengurangi risiko kambuhnya
penyakit.
• Pola makan yang sehat, oahraga fisik, dan program pemeriksaan kesehatan yang
sesuai sangat mengurangi risiko terjadinya kanker usus besar.

Anda mungkin juga menyukai