Anda di halaman 1dari 13

Konsep Dasar Penyakit 1.

Definisi Tumor Pankreas dapat berasal dari jaringan eksokrin dan jaringan endokrin pankreas, serta jaringan penyangganya. Tumor pankreas terdapat tumor eksokrin dan tumor endokrin. Tumor eksokrin pankreas adalah tumor ganas dari jaringan eksokrn pankreas, yatu adenokarsinoma duktus pankreas, dan adenoma untuk yang jinak. Tumor eksokrin pankreas pada umumnya berasal dari sel duktus dan sel asiner. Sekitar 90% merupakan tumor ganas jenis adenokarsinoma duktus pankreas pankreas). Yang termasuk somastatinoma, dan gastrinoma. Glukagonoma merupakan tumor yang menghasilkan hormon glukagon, yang akan menaikkan kadar gula dalam darah dan menyebabkan ruam kulit yang khas. Sebuah glucagonoma adalah tumor langka dari sel-sel alfa pankreas yang menyebabkan hingga 1000 kali lipat produksi berlebih dari hormon glukagon. Alpha sel tumor yang umumnya terkait dengan sindrom glucagonoma, meskipun gejala yang sama hadir dalam kasuskasus sindroma pseudoglucagonoma dalam ketiadaan mensekresi glukagon-tumor. Sebuah insulinoma adalah tumor pankreas yang berasal dari sel beta dan mengeluarkan insulin. Sel beta mengeluarkan insulin sebagai respons terhadap peningkatan glukosa darah. Peningkatan hasil tindakan insulin untuk menurunkan glukosa darah kembali normal pada titik mana lebih sekresi insulin dihentikan. Sebaliknya, sekresi insulin oleh insulinomas tidak benar diatur oleh glukosa dan tumor akan terus mengeluarkan insulin menyebabkan kadar glukosa jatuh lebih jauh dari biasanya. Somatostatinoma adalah tumor dari sel-sel delta pankreas endokrin yang menghasilkan Dikaitkan dengan diabetes mellitus somatostatin. dan toleransi glukosa abnormal. (disingkat kanker tumor endokrin pankreas ialah insulinoma, glukagonoma,

Tiga serangkai: Mild Diabetes mellitus, steatorea, Gall batu. juga dikaitkan dengan hypochlorhydria. Umumnya Peningkatan ditemukan di tingkat kepala pankreas, plasma dan ganas. somatostatin.

2. Epidemiologi Kejadian penyakit di temukan sekitar 3-5% dari semua karsinoma dan mencapai 17% dari seluruh karsinoma di saluran pencernaan . lebih banyak ditemukan pada kaum pria di bandingkan dari pada wanita. Kebanyakan diantaranya berada pada usia 5070tahun.

3. Etiologi Penyebab sebenarnya kanker pankreas masih belum jelas. Penelitian epidemiologic menunjukkan adanya hubungan kanker pankreas dengan beberapa factor eksogen (lingkungan) dan faktor endogen pasien. Etologi kanker pankreas merupakan interaksi kompleks antara faktor endogen pasien dan factor lingkungan. Faktor Eksogen (Lingkungan) Telah diteliti beberapa faktor resiko eksogen yang dihubungkan dengan kanker pankreas, antara lain : kebiasaan merokok, diet tinggi lemak, alcohol, kopi, dan zat karsinogen industry. Factor resiko yang paling konsisten adalah merokok. Factor Endogen (Pasien) Ada 3 hal penting sebagai faktor resiko endogen yaitu : usia, penyakit pancreas (pankreastitis kronik dan diabetes militus) dan mutasi genetik.
2

Faktor Genetik Pada masa kini peran faktor genetik pada kanker pancreas makin banyak diketahui. Sekitar 10% pasien kanker pancreas mempunyai predisposisi genitik yang diturunkan. Proses karsinogenesis kanker pankreas diduga merupakan akumulasi dari banyak kejadian mutasi genetik.

4. Pathway

Etiologi idiopatik

Hyperplasia & hipertropi sel-sel pankreas

Pembesaran sel-sel pancreas

Produksi hormone
meningkat

Nyeri akut

Distensi pada abdomen

Insulin naik

Glukagon naik

Usus

Lambung

Penekanan Diafragma

Gula darah turun

Gula darah naik

Peristaltik naik

Rangsangan ke saraf pada medulla oblongata

Tidak optimalnya pola napas g. pola napas

hipoglikemi

hiperglikemi

Penyerapan air bekurang Diarea

Anoreksia

Syok hipoglikemi

Syok hiperglikemi Pemenuhan nutrisi & cairan kurang dari keb. Tubuh

Intoleransi aktifitas

5. Patofisiologi Kanker pancreas hampir 90% berasal dari duktus, dimana 75% bentuk klasik adenokarsinoma sel duktal yang memproduksi musin. Sebagian besar kasus (70%), lokasi kanker pada kaput pancreas, 15-20% pada badan dan 10% pada ekor. Pada waktu di diagnosis, ternyata tumor pancreas relative sudah besar. Tumor yang dapat direseksi biasanya besarnya 2,5-3,5cm. Pada sebagian besar kasus tumor sudah besar (5-6cm), dan atau telah terjadi infiltrasi dan melekat pada jaringan sekitar, sehingga tidak dapat direkseksi. Pada umumnya tumor meluas ke retroperitoneal ke belakang pankreas, melapisi dan melekat pada pembuluh darah, secara mikroskopik terdapat infiltrasi di jaringan lemak peripankreas, saluran limfe, dan perineural. Pada stadium lanjut, kanker kaput pancreas sering bermetastasis ke duodenum, lambung, peritoneum, hati dan kandung empedu. Kanker pancreas pada bagian dan ekor pancreas dapat metastasis ke hati, peritoneum, limpa, lambung dan kelenjar adrenal kiri. Karsinoma di kaput pancreas sering menimbulkan sumbatan pada saluran empedu sehingga terjadi kolestasis ekstrahepatal. Disamping itu akan mendesak dan menginfiltrasi duodenum, yang dapat menimbulkan peradangan di duodenum. Karsinoma yang letaknya di korpus dan kauda, lebih sering mengalami metastasis ke hati danke limpa.

6. Komplikasi Kanker pancreas DM type 2


5

Kolelitiasis kolesistitis

7. Gejala Klinis Gejala awal kanker pancreas tidak spesifik dan samar, sering terabaikan baik oleh pasien dan dokter, sehingga sering terlambat didiagnosis, dengan akibat lebih lanjut pengobatan sulit dan angka kematian sangat tinggi.

GEJALA KLINIS

Nyeri di bagian epigastrium, berat badan turun, timbulnya ikterus (kaput pancreas), anoreksia, perut penuh, kembung, mual, muntah, intoleransi makanan, nyeri disekitar umbilikus dan badan melemah. Pada tumor di korpus dan kauda penkreas , nyeri terletak di epigastrium. Namun terutama di hipokondrium kiri dan kadang menjalar ke punggung kiri, serangan hilang timbul. Timbulnya ikterus akibat adanya duktus koledukus. Kadang juga terjadi perdarahan pada gastrointestinal. Perdarahan tersebut terjadi karena adanya erosi duodenum yang disebabkan oleh tumor pancreas, dan dapat juga dikarenakan adanya steatorea dan gajala dibetes militus. TANDA KLINIS :

Gizi kurang, pucat, lemah, kulit ikterik (kuning kehujauan), pruritus, hepatomegali, kandung empedu membesar, masa epigastrium, splenomegali, asites (berarti sudah terjadi invasi tumor ke peritoneum), tromboplebitis, edema tungkai, cairan asites bersifat hemoragik.

8. Pemeriksaan Fisik
6

Inspeksi: abdomen terlihat buncit namun badannya kurus Palpasi: teraba masa pada abdomen Auskultasi: bising usus meningkat Perkusi:

9. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk menegakkan diagnosis kanker pancreas antara lain : dari pengambilan darah yang perlu di perhatikan adalah serum lipase, amylase dan glikosa darah.kadar limpase lebih sering meningkat bila di bandingkan serum amylase. Karsinoma di kaput pancreas sering menyebabkan sumbatan di saluran empedu, karena itu perlu di periksa tes faal hati. Dapat ditemukan karena kenaikan kadar serum bilirubin, terutama kadar serum bilirubin konugasi (direk), fosfatase alkali, dan kadar kolesterol. Pemeriksaan darah rutin umumnya masih dalam batas normal, hanya LED yang meningkat kalau ditemukan pasien animea, baru terlihat penurunan kadar Hb dan hematokrit. Petanda tumor CEA (carcinoembryonic antigen) dan Ca 19-9 (Carbohydrate antigenic determinant 19-9), pemeriksaan tinjapada pasien dengan ikterus akibat bendungan, tinjanya mengandung lemakyang busuk, gastroduodenografi, duodenografi hipotonis, ultrasonografi, CT (Computed Tomography), Skintigrafi pancreas, (magnetic resonance imaging) MRI, (Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatico Graphy) ERCP, ultrasonografi endoskopik, angiografi, (positron emission tomography) PET, bedah laparaskopi dan biopsy.

10. Terapi atau Tindakan Penanganan Tindakan bedah yang harus dilakukan biasanya cukup luas jika kita ingin mengangkat tumor terlokalisir yang masih dapat direseksi. Namun demikian, terapi bedah definitif (yaitu,eksisi totalisi) sering tidak mungkin dilaksanakan karena pertumbuhan yang sudah begitu luas ketika tumor tersebut terdiaknosis dan kemungkinan terdapatnya
7

metastase khususnya ke hepar, paru-paru dan tulang. Tindakan bedah tersebut sering terbatas pada tindakan paliatip.

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


8

1. Pengkajian a. Data Subjektif o Pasien mengeluh nyeri pada perutnya o Pasien mengeluh mual & muntah o Pasien mengeluh diare b. Data Objektif o Pasien terlihat meringis o Lemas & pucat 2. Diagnosa keperawatan Nyeri akut b.d distensi abdomen Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah Intoleransi aktifitas b.d syok hipoglikemi Gangguan integritas kulit b.d

3.Rencana keperawatan No Dx Tujuan Intervensi Rasional


9

1.

Nyeri akut b/d Setelah penekanan obstruksi pankreas diberikan tindakan keperawata

Kaji

skala

nyeri Untuk rasakan

mengetahui

dengan PQRST

tingkat nyeri yang di

Kaji

TTV

&

KU TTV

mempengaruhi

selama 1x24jam pasien skala nyeri diharapkan Anjari teknik relaksasi Teknik relaksasi dapat nyeri berkurang mengalihkan perhatian / terkontrol terhadap nyeri dengan KH: Kolaborasi pemberian Pemberian analgetik -nyeri berkurang -TTV normal 2 Pemenuhan nutrisi Setelah & diberikan Berikan sering Anjurkan oral higine 2 Untuk mengurangi mual makanan Untuk meningkatkan analgetik dapat mengurangi rasa nyeri

dalam porsi kecil tapi selera makan pasien

cairan kurang tindakan dari kebutuhan keperawatan tubuh

selama 3x24jam kali sehari muntah diharapkan nutrisi cairan Obs. Berat badan & Indikator fisiologi lanjut pasien terpenuhi turgor kulit pasien dengan KH: -mual muntah -diare -BB dapat di pertahankan dari dehidrasi dan kurangnya nutrisi

10

Intoleransi aktivitas syok hipoglikemi

Setelah b/d diberikan asuhan keperawatan selama diharapkan pasien 3x24

Evaluasi pasien aktivitas, peningkatan kelelahan

respon Menetapkan terhadap catat & kemampuan beraktivitas pasien

perubahan TTV lingkunag Menurunan & batasi Dorong rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat stres &

dapat Berikan beraktivitas tenang

dengan normal pengunjung. dengan KH: penggunaan -pasien mengalami kelelahan tidak

manajement stres

Bantu pasien memilih Pasien mungkin nyaman posisi yang nyaman untuk istirahat dengan ditinggikan kepala

4.

4.Evaluasi DX 1: Pola napas normal DX 2: Nyeri dapat teratasi DX 3: Kebutuhan nutrisi & cairan dapat terpenuhi DX 4: Pasien tidak mengalami kelelahan

11

DAFTAR PUSTAKA 1) NANDA, Nursing Diagnoses: Definition and Classification 2005/2006, NANDA International, Philadelphia, 2005. 2) Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGCDoengoes. (2000). Rencana Asuhan Keperawaan, Jakarta: EGC

12

13

Anda mungkin juga menyukai