Anda di halaman 1dari 18

Penatalaksanaan

pemeriksaan pasien
dengan diagnosis Ca
Colon Ascendens

MARIA ADVENTINE

102017096
SKENARIO 1

– Seorang laki laki umur 55 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan
bawah.Nyeri dirasakan hilang timbul sejak 1 minggu ini.Tidak ada riwayat
demam.Tidak ada keluhan buang air besar maupun saat berkemih.
RUMUSAN MASALAH

– Pasien menderita Ca Colon


ANATOMI

Bagian usus besar yang pertama disebut


caecum (usus buntu) dengan appendix
vermiformis (umbai cacing) diujungnya. Caecum
melanjutkan diri sebagai colon ascendens yang
menuju atas di sisi kanan rongga perut, lalu
membelok di bawah hati membentuk colon
transversum yang menuju kiri dan terletak
disebelah bawah (inferior) lambung. Dekat
limpa ia akan membelok ke bawah membentuk
colon descendens di sisi kiri tubuh, lalu di
panggul sebelah kri melanjutkan diri menjadi
sebagai colon sigmoid. Colon sigmoid ini
melanjutkan diri mejadi rectum yang terletak di
dalam rongga panggul bagian bawah dan
berakhir sebagai anus.
ANAMNESIS

– LAKI LAKI USIA 55 THN


– NYERI PERUT KANAN BAWAH,HILANG RPD :
TIMBUL SEJAK 1 MINGGU DIABETES (-)
HIPERTENSI(-)
– DEMAM(-), KELUHAN BAB(-) BAK (-) KEBIASAAN MEROKOK SEJAK MUDA
PEMERIKSAAN FISIK

– Status Generalis
Keadaan umum: Sakit sedang
-Tanda Vital PF Abdomen: massa di right lower quadran
sebesar 8cm ,nyeri tekan, tidak mobile
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 84x/menit Rectal toucher: spchinter kuat,mukosa
licin,ampulla tidak kolaps,sarung tangan
Respirasi: 20x/menit faeces +,darah -.

Suhu:37c
Skala nyeri:3
PEMERIKSAAN PENUNJANG

– Urinalisis
glukosa(-) , eritrosit 0-2 , leukosit 1-3
-Pemeriksaan laboratorium
Hb : 8,9 g/dL,Ht: 27% , L:11.000 , Trombosit :
225.000 ,
Penebalan dinding irregular pada colon ascendens
-skrining CEA(Carcinoma Embrionic Antigen) disertai massa hiperdens
Dengan pembesaran 4 KGB pericolon
-ct scan
-kolonoskopi
WD
CA COLON ASCENDENS
– Kanker merupakan suatu proses pembelahan
Gejala umum dari kanker kolorektal ditandai oleh
sel-sel (proliferasi) yang tidak mengikuti perubahan kebiasaan buang air besar. Gejala tersebut
aturan baku proliferasi yang terdapat dalam meliputi:
tubuh (proliferasi abnormal). Kanker a. Diare atau sembelit
kolorektal adalah keganasan yang berasal dari b. Perut terasa penuh
jaringan usus besar, terdiri dari kolon (bagian c. Ditemukannya darah (baik merah terang atau sangat
terpanjang dari usus besar) dan/atau rektum gelap) di feses
(bagian kecil terakhir dari usus besar sebelum d. Feses yang dikeluarkan lebih sedikit dari biasanya
anus). Pada kasus ini ditemukan pasien
e. Sering mengalami sakit perut, kram perut, atau perasaan
memiliki massa pada RUQ sebesar 8cm
penuh atau kembung
beserta nyeri tekan, dikira pasien mengalami
f. Kehilangan berat badan tanpa alasan yang diketahui
kanker pada kolon ascendens atau karsinoma
g. Merasa sangat lelah sepanjang waktu
kolon ascendens
h. Mual atau muntah.
DD
EPIDEMIOLOGI

– Kanker usus besar adalah penyakit kanker urutan ke-4 paling sering dan
urutan ke-2 penyebab kematian tahun 2015.Insidensi kanker usus besar
diperkirakan 49 penderita pada setiap 100.000 penduduk, angka kematian
akibat kanker usus besar/ mortalitasnya meningkat 30-47% dari tahun 2007-
2011. Secara keseluruhan risiko untuk mendapatkan kanker kolorektal adalah 1
dari 20 orang (5%).
ETIOLOGI

– Etiologi kanker kolorektal hingga saat ini masih belum diketahui. Penelitian saat
ini menunjukkan bahwa faktor genetik memiliki korelasi terbesar untuk kanker
kolorektal. Mutasi dari gen Adenomatous Polyposis Coli (APC) adalah penyebab
Familial Adenomatous polyposis (FAP), yang mempengaruhi individu membawa
resiko hampir 100% mengembangkan kanker usus besar pada usia 40 tahun.
PATOFISIOLOGI

– Kanker kolorektal timbul melalui interaksi yang kompleks antara faktor genetik
dan faktor lingkungan. Kanker kolorektal yang sporadik muncul setelah
melewati rentang masa yang lebih panjang sebagai akibat faktor lingkungan
yang menimbulkan berbagai perubahan genetik yang berkembang menjadi
kanker. Kedua jenis kanker kolorektal (herediter dan sporadik) timbul muncul
secara mendadak melainkan melalui proses yang diidentifikasikan pada mukosa
kolon (seperti pada dysplasia adenoma)
PENATALAKSANAAN

Pembedahan:
Profilaksis antibiotik dosis tunggal, yang
mencakup kuman aerobik dan
anaerobik diberikan sekitar 30 menit
sebelum induksi anestesi secara
intravena. Kombinasi sefalosporin dan
metronidazol atau aminoglikosida dan
metronidazol merupakan regimen yang
efektif. Beberapa teknik pembedahan
yang dapat dilakukan yaitu kolektomi
dan reseksi KGB regional en-bloc dan
bedah laparascopy
Kemoterapi:
5-Fluorourasil (5-FU), Capecitabine,
Oxaliplatin
KOMPLIKASI

Pencegahan terhadap kanker kolorektal yang dapat dilakukan adalah dengan


menghindari faktor resiko kanker kolorektal. Selain itu juga dapat memodifikasi
gaya hidup dengan mengkonsumsi faktor proteksi dari kanker kolorektal yang
dapat menurunkan resiko kanker kolorektal seperti, konsumsi serat tinggi (whole
wheat, cellulose), diet kalsium, aktifitas fisik yang ditingkatkan, mengkonsumsi
sayuran hijau dan kuning, konsumsi makanan dengan karoten tinggi, vitamin C dan
E, Selenium, dan asam folat
PROGNOSIS

– 50% dari seluruh pasien mengalami kekambuhan yang dapat berupa


kekambuhan lokal, jauh maupun keduanya. Kekambuhan lokal lebih sering
terjadi. Penyakit kambuh pada 5-30% pasien, biasanya pada 2 tahun pertama
setelah operasi. Faktor – faktor yang mempengaruhi terbentuknya rekurensi
termasuk kemampuan ahli bedah, stadium tumor, lokasi dan kemapuan untuk
memperoleh batas - batas negatif tumor
PENCEGAHAN

– Cara yang efektif untuk mencegah kanker usus besar mencakup:


– Asupan makanan berserat dalam jumlah yang memadai: asupan yang tinggi
serat bisa merangsang gerakan usus dan mengurangi sembelit, membuang
racun dan zat penyebab kanker
– Asupan buah-buahan dan sayuran yang kaya vitamin dan zat anti-kanker dalam
jumlah yang memadai
– Mengurangi konsumsi daging merah
KESIMPULAN

Berbagai faktor resiko seperti usia (>50 tahun), penyakit radang usus kronik (Chron, colitis
ulcerative), riwayat polip/kanker kolorectal pada keluarga inti. Serta factor lingkungan meliputi
merokok, minum alkohol, obesitas, kurang aktivitas fisik, diet tinggi lemak dan daging merah, diet
rendah serat (sayuran dan buah-buahan). Semua factor resiko tersebut dapat memicu terjadinya
carcinoma colorectal. Carcinoma colon ascendens merupakan salah satu carcinoma colorectal yang
terletak pada colon ascendens. Gejala kliniknya tidak khas seperti gangguan pola defekasi, mual,
muntah, penurunan berat badan dan penurunan nafsu makan. Pada pemeriksaan fisik dapat
ditemukan adanya massa pada regio abdomen kanan bawah disertai nyeri kolik yang progresif.
Berbagai pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan radiologi abdomen, dan kolonoskopi. Pemeriksaan screening terutama untuk usia >
50 tahun diperlukan guna mendapatkan kanker stadium awal. Sehingga meningkatkan five year
survival rate penderita. Tatalaksana yang dapat dilakukan meliputi pembendahan dan kemoterapi.

Anda mungkin juga menyukai