Anda di halaman 1dari 23

Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon, dan rektum

Sekum menempati sekitar dua atau tiga inci pertama dari


usus besar
Kolon dibagi lagi menjadi kolon ascendens, transversum,
descendens, dan sigmoid
Rektum terbentang dari kolon sigmoid sampai dengan anus
Vaskularisasi usus besar diatur oleh arteri mesenterika
superior dan inferior.
Arteri mesenterika superior memvaskularisasi kolon bagian
kanan (mulai dari sekum sampai dua pertiga proksimal kolon
transversum).
Arteri mesenterika inferior memvaskularisasi kolon bagian
kiri (mulai dari sepertiga distal kolon transversum sampai
rektum bagian proksimal).
fungsi usus besar yang utama adalah absorbsi air dan
elektrolit
Setiap hari kolon mengabsorbsi ±600 ml air
Berat akhir feses normal yang dikeluarkan sekitar 200 gr
dengan komposisi terdiri dari 75% berupa air dan sisanya
berupa residu makanan yng tidak diabsorbsi, bakteri, sel
epitel yang mengelupas dan mineral yang tidak diabsorbsi
Pencernaan makanan di usus besar berlangsung karena
adanya gerakan peristaltic yang propulsif
Defekasi dikendalikan oleh sfingter ani eksterna dan interna.
Kanker kolorektal didefinisikan sebagai keganasan yang terjadi pada
usus besar, yang merupakan bagian dari sistem pencernaan.
Sebagian besar kasus kanker kolorektal dimulai dalam bentuk
stadium pre-kanker, berupa tonjolan kecil dan jinak yang disebut
adenomatous polyp (Peter Boyle, 2002).

Kanker kolorektal merupakan suatu tumor malignant yang muncul


pada jaringan epithelial dari colon/rectum. Pertumbuhan baru (atau
tumor) massa yang tidak normal akibat proliferasi sel-sel (Price &
Sylvia, 2006).
Riwayat kanker colorectal pada keluarga
Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
Diet rendah serat menyebabkan pemekatan zat karsinogenik
Riwayat kanker di indung telur, uterus (endometrium) atau
payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena
kanker colorectal.

(Sudoyo, 2006)
Stadium 1 : Kanker terjadi di dalam dinding kolon
Stadium 2 : Kanker telah menyebar hingga ke lapisan otot
kolon
Stadium 3 : Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar limfa
Stadium 4 : Kanker telah menyebar ke organ-organ lain

(Sudoyo, 2006)
Perkiraan insiden kanker di Indonesia adalah 100 per 100.000
penduduk
Dewasa ini kanker kolorektal telah menjadi salah satu dari kanker
yang banyak terjadi di Indonesia
Data yang dikumpulkan dari 13 pusat kanker menunjukkan bahwa
kanker kolorektal merupakan salah satu dari lima kanker yang paling
sering terdapat pada pria maupun wanita

(Depkes RI, 2011)


Kanker kolon dan rektum 95 % adenokarsinoma (muncul dari lapisan
epitel usus)
Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan
menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam
struktur sekitarnya
Kanker kolon dapat menyebar melalui beberapa cara diantaranya 1)
Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke
dalam kandung kemih; 2) Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe
perikolon dan mesokolon; 3) Melalui aliran darah, biasanya ke hati
karena kolon mengalirakan darah ke system portal.; 4) Penyebaran
secara transperitoneal; 5) Penyebaran ke luka jahitan, insisi
abdomen atau lokasi drain.
(Baughman, 2000)
Gejala usus besar yang paling sering adalah
perubahan kebiasaan defekasi, perdarahan, nyeri,
anemia, anoreksia, dan penurunan berat badan.
Gejala dan tanda penyakit ini bervariasi sesuai dengan
letak kanker dan sering mengenai bagian kanan dan
kiri usus besar.
(Brunner & Suddarth, 2002).
Penatalaksanaan Medik berdasarkan stadium:
Pada stadium 0, berupa polip di mukosa colon disebut juga dengan
precursor Ca. Penatalaksanaannya dengan pemotongan polip
(colonoskopi)
Pada stadium 1, Tumor tumbuh di mukosa usus. Penatalaksanaanny
dengan pembedahan.
Pada stadium 2, Tumor menyebar hingga lapisan muskularis mukosa
(lap Usus). Penatalaksanaanya: pembedahan.
Pada Stadium 3, Tumor menyebar ke kelenjar getah bening.
Penatalaksanaannya: pembedahan, kemoterapi, Radiasi terapi.
Pada Stadium 4, Tumor bermetastase. Penatalaksanaannya:
kemoterapi.
(Sudoyo, 2006)
Penatalaksanaan Keperawatan-Pre Operatif:
Penandatanganan Format persetujuan khususnya untuk prosedur
sebagai dokumentasi bahwa klien dan keluarga setuju
Kaji pemahaman klien dan keluarga tentang prosedur, klarifikasi dan
interpretasikan sesuai kebutuhan. Beri instruksi apa yang
diharapkan selama periode post operatif, meliputi penanganan nyeri,
pemasangan selang NGT/IVFD, latihan pernafasan, reintroduks
intake oral makanan dan cairan.
NGT dapat dipasang preoperative untuk membuang sekresi dan
mengosongkan isi lambung.

((Brunner & Suddarth, 2002)


Penatalaksanaan Keperawatan-Pasca Operatif:
Monitor TTV dan intake dan output, meliputi drainase lambung dan
lainnya dari drain luka
Kaji perdarahan dari insisi abdomen dan perineal, kolostomi, atau
anus
Evaluasi komplikasi luka yang lainya dan pertahankan integritas
psikologi
Monitor bising usus dan derajat distensi abdomen
Sediakan obat mengurangi nyeri dan pemeriksaan rasa nyaman
seperti perubahan posisi
Kaji status pernafasan, sangga abdomen dengan selimut atau bantal
untuk membantu batuk
((Brunner & Suddarth, 2002)
Penatalaksanaan Keperawatan-Pasca Operatif:
Kaji posisi dan Patensi NGT
Kaji warna, jumlah, dan bau drainase dan kolostomi (bila ada)
Hindari pemasangan temperature rectal, suppositoria atau prosedur
rectal lain sebab dapat merusak garis jahitan anal, menyebabkan
perdarahan, infeksi atau gangguan penyembuhan.
Anjurkan ambulasi untuk merangsang peristaltik
Konsultasikan dengan ahli gizi untuk instruksi diet dan menu, beri
penguatan pengajaran.

(Brunner & Suddarth, 2002)


Pemeriksaan darah samar pada tinja dapat mengindikasikan adanya
kanker
prokto-sigmoidoskopi/kolonoskopi (video:
https://www.youtube.com/watch?v=zvt1vWLn3-s)
Test Guaiac pada feses untuk mendeteksi bekuan darah di dalam
feses, karena semua kanker kolorektal mengalami perdarahan
remitten
CEA (carcino Embrioniogenic Antigen) adalah ditemukannya
glikoprotein dimembran sel pada banyak jaringan, termasuk kanker
kolorektal
Barium Enema sering digunakan untuk deteksi atau konfirmasi ada
tidaknya dan lokasi tumor.

(Brunner & Suddarth, 2002)


Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau
lengkap
Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah
sekitar kolon yang menyebabkan hemoragi
Perforasi dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok
Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan
penyebaran langsung.

(Brunner & Suddarth, 2002)


Walaupun sebab dan mekanisme terjadinya karsinoma kompleks, namun
sudah diketahui satu faktor, yang dapat kita kendalikan yaitu makanan
yang banyak lemaknya yang dapat menghasilkan asam empedu yang
bersifat ko-karsinogen atau promotor terhadap karsinogenesis sehinggan
dianjurkan pada masyarakat supaya makan yang berserat dan jangan
makan-makanan yang banyak mengandung lemak.

Selain diit, sebaiknya tiap polip diangkat saja melalui polipektomi


endoskopik, karena polip terutama yang adenomatosa dapat menjadi
karsinoma

(Brunner & Suddarth, 2002)


Keluhan utama: nyeri hebat pada bagian
perut, perdarahan saat BAB dan sebagainya

Riwayat kesehatan sekarang: Biasanya klien mengeluh nyeri pada


daerah abdomen, Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dengan
skala ≥ 5 (0-10) dan biasanya membuat klien kesulitan untuk
beraktivitas, Nyeri biasa dirasakan di area perut bawah dapat
menjalar ke seluruh daerah abdomen, Biasanya aktivitas klien
terganggu karena kelemahan dan keterbatasan gerak akibat nyeri
abdomen, Nyeri dapat hilang timbul maupun menetap sepanjang
hari.
Riwayat penyakit dahulu: Memiliki riwayat penyakit kolitis ulseratif
atau poliposis familial. Memilki kebiasaan makan karbohidrat murni
dan rendah serat. Polip Benigna, Polip Kolorektal, Polip Adematosa
atau adenoma Villus. Riwayat kanker di bagian tubuh yang lain.

Riwayat keluarga dengan Ca kolorektal, atau riwayat keluarga


dengan penyakit kolitis ulseratif, poliposis familial, Polip Benigna,
Polip Kolorektal, Polip Adematosa atau adenoma Villus
Pola fungsi kesehatan

Pola persepsi: Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus


asa, tidak mampu, tidak merasakan, rasa bersalah, kehilangan
ditandai dengan kontrol, depresi, menyangkal, menarik diri, marah.

Pola nutrisi dan metabolisme: Perlu dikaji tentang status nutrisi klien
meliputi, jumlah, frekuensi, dan kesulitan-kesulitan dalam memenuhi
kebutuhannya. Pada pola ini, tejadi gangguan nutrisi akibat
peristaltic abnormal, peristaltic tidak sempurna, obstruksi parsial,
refluk peristaltic, perasaan penuh.
Pola fungsi kesehatan

Pola eliminasi: Perlu dikaji tentang kebiasaan BAB dan BAK


mencakup warna bentuk, kosentrasi, frekuensi, jumlah serta
kesulitan dalam melaksanakannya. Pada pola ini biasanya ditemukan
perubahan fungsi kolon dimana mempengaruhi perubahan pada
defekasi pasien, konstipasi dan diare terjadi bergantian

Pola aktivitas: Pasien dengan kanker kolorektal biasanya merasakan


tidak nyaman pada abdomen dengan keluhan nyeri, perasaan
penuh, sehingga perlu dilakukan pengkajian terhadap pola aktivitas.
Pola fungsi kesehatan

Pola konsep diri: Masalah tentang perubahan dalam penampilan


misalnya alopesia, lesi, cacat, pembedahan.

Pola sensori dan kognitif: Nyeri bisa terjadi akibat adanya distensi
abdomen dan kompresi saraf lokal. Tetapi nyeri biasanya ditegakkan
setelah proses insisi pembedahan.

Pola penanggulangan stress: Faktor stress (keuangan, pekerjaan,


perubahan peran) & cara mengatasi stress (misalnya : merokok,
minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan
religius/spiritual). Perlu dikaji tentang kecemasan pasien, biasanya
pasien akan mengalammi kecemasan akibat ancaman perubahan
terhadap status kesehatan.
Pemeriksaan fisik (head to toe)

Abdomen
Inspeksi : bentuk agak cembung.
Auskultasi : peristaltik meningkat.
Palpasi : adanya nyeri tekan pada perut bawah.
Perkusi: biasanya ditemukan bunyi timfani.

Rektum: perdarahan saat BAB (hematochezia)


Masalah keperawatan yang bisa muncul:
1. Obstipasi berhubungan dengan lesi, obstruksi
2. PK (Potensial Komplikasi): perdarahan berhubungan dengan
kerusakan jaringan vaskular lokal
3. Nyeri akut berhubungan dengan kompresi saraf lokal, insisi
pembedahan
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake nutrisi oral tidak adekuat
5. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif,
luka/kerusakan kulit.
6. Ansietas berhubungan dengan ancaman perubahan terhadap
status kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai