Anda di halaman 1dari 39

PROPOSAL KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

INTEGRASI HASIL PENELITIAN, PELATIHAN KADER


PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU, POSBINDU
PEMERIKSAAN LABORATORIUM SEDERHANA
DI DESA CIHANJUANG RAHAYU
DESA CIHANJUANG

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


FAKULTAS KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
FAKULTAS KEBIDANAN
FAKULTAS FARMASI

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI


2021
Kata Pengantar

Pandemi COVID 19 telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi


kita untuk dapat menghargai dan mewujudkan hidup sehat serta melakukan
upaya menghindari faktor risiko penyakit sebagai strategi utama agar tubuh
tidak rentan terinfeksi. Beberapa data menunjukkan bahwa PTM adalah
penyakit yang memperburuk kondisi orang yang terinfeksi COVID 19 dengan
fatality rate yang cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan penguatan pada
program pencegahan dan pengendalian PTM agar populasi sehat tetap
terjaga kesehatan dan kebugarannya, populasi yang memiliki faktor risiko
dapat dipantau dan dicegah menjadi PTM dan penyandang PTM dapat tetap
terkontrol penyakitnya dengan patuh berobat sesuai anjuran dokter.

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat oleh Fakultas Keperawatan, Fakultas


Kesehatan, Fakultas Kebidanan dan Fakultas Farmasi Ikes Rajawali terdiri dari
kegiatan pos binaan terpadu (POSBINDU), Pelatihan keterampilan Bantuan Hidup
Dasar (BHD), Senam Lansia, POSYANDU, Kelas Ibu Hamil, Pelatihan Kader,
Integrasi Hasil Penelitian, Pemeriksaan Laboratorium Sederhana dan terakhir
Pendidikan Kesehatan Covid-19 dengan sasaran utama berupa warga Desa
Cihanjuang Rahayu dan Desa Cihanjuang.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada seluruh kontributor yang


telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan waktunya. Kami menyadari
bahwa masih banyak terdapat kekurangan disana-sini dan kami terbuka
untuk menerima kritikan dan masukan yang akan menyempurnakan kegiatan
ini.
Plan Of Action Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat
Institut Kesehatan Rajawali

No Kegiatan September - Desember 2021

September Oktober November Desember


2021 2021 2021 2021
1 Identifikasi Kebutuhan Tim
Dosen dan Mahasiswa yang
diikutsertakan dalam PKM
2 Perencanaan dan Persiapan
3 Pelaksanaan Kegiatan
Posbindu Fakultas
Keperawatan
4 Pemeriksaan Laboratorium
Sederhana Fakultas
Kesehatan
5 Penyuluhan Kesehatan
Fakultas Kesehatan
6 Integrasi Hasil Penelitian
7 Pelaksanaan Kegiatan
Posyandu Fakultas
Kebidanan
8 Kelas Ibu Hamil Fakultas
Kebidanan
9 Pelaksanaan Kegiatan
Pendidikan Kesehatan dan
Pelatihan Keterampilan BHD
Fakultas Keperawatan
10 Pelatihan Kader Fakultas
Kebidanan
11 Senam Lansia Fakultas
Keperawatan
12 Observasi
13 Evaluasi
Catatan:
1. Perencanaan dan persiapan dilaksanakan 1 minggu sebelum
kegiatan PKM
2. Observasi dan Evaluasi dilakukan saat dan setelah pelaksanaan
kegiatan PKM
SUSUNAN KEPANITIAAN

PENANGGUNG JAWAB :

Tonika Tohri, S.Kp.,M.Kes

PENGAWAS :

Dr. Eny Kusmiran, S.Kp.,M.Kes


Arie J.Pitono, dr., M.Kes
Diani Aliansy S.ST.,M.Kes
Dr. Purwaeni, S.Si., Apt., M.Si.
Istianah, S.Kep., Ners, M.Kep
Erni Hernawati, S.S.T., M.M., M.Keb
Aziz Ansori Wahid, S.T., M.T.

KETUA PELAKSANA :

Budi Rustandi, S.Kep.,Ners, M.Kep (Fakultas Keperawatan)


Elisa Situmorang, S.S.T., M.Tr.Keb (Fakultas Kebidanan)
Ally Kafesa, S.ST., M.Si (Fakultas Kesehatan)
Ani Haerani, S. Farm., M. Farm. (Fakultas Farmasi)

ANGGOTA :

: Tim Dosen Fakultas Keperawatan


: Tim Dosen Fakultas Kesehatan
: Tim Dosen Fakultas Kebidanan
: Tim Dosen Fakultas Farmasi
KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) FAKULTAS KEPERAWATAN

A. Kegiatan Pos Binaan Terpadu

RANGKAIAN KEGIATAN

Persiapan Alat & Posbindu PTM dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan yang disebut
Tempat sistem 5 meja.
Alat kesehatan yang dibutuhkan berupa alat pengukuran tekanan darah (tensimeter),
glucometer, timbangan, pengukur tinggi badan, pita meteran, buku pemantauan peserta /
buku monitoring, buku pencatatan/ register dan bahan-bahan habis pakai.
Posbindu akan dilaksanakan di Klinik Bhakti Insani dan Pendopo Asrama IKes Rajawali.

General Checkup Pengukuran kolesterol, asam urat, gula darah, pengukuran tajam
penglihatan, pengukuran tajam pendengaran.
Tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam rangka mendeteksi dini, pemantauan dan
menanamkan budidaya peduli kesehatan diri secara mandiri terkait tekanan darah yang tinggi
atau pun rendah, asam urat, gula darah dan kolesterol.

Kegiatan konseling dan pendidikan kesehatan harus dilakukan setiap


pelaksanaan Posbindu PTM. Hal ini penting dilakukan karena
Konseling & pemantauan faktor risiko kurang bermanfaat bila masyarakat tidak
Pendidikan Kesehatan tahu cara mengendalikannya.
Pendidikan kesehatan juga diberikan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan terkait
pemeriksaan kesehatan di POSBINDU.

Evaluasi
PELAKSANAAN POSBINDU PTM
OLEH FAKULTAS KEPERAWATAN IKES RAJAWALI

Waktu Penyelenggaraan
Posbindu PTM akan diselenggarakan dalam sebulan sekali pada minggu ke empat, bila
diperlukan dapat lebih dari satu kali dalam sebulan untuk kegiatan pengendalian
faktor risiko PTM lainnya, misalnya olahraga bersama, sarasehan dan lainnya. Hari
dan waktu yang dipilih sesuai dengan kesepakatan serta dapat saja disesuaikan
dengan situasi dan kondisi setempat.
Tempat
Tempat pelaksanaan berada pada lokasi yang mudah dijangkau dan nyaman bagi
peserta. Posbindu PTM akan dilaksanakan di Klinik Bhakti Insani dan Pendopo Asrama
Institut Kesehatan Rajawali
Pelaksanaan Kegiatan
Posbindu PTM dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan yang disebut sistem 5 meja,
namun dalam situasi kondisi tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
kesepakatan bersama.
Kegiatan tersebut berupa pelayanan deteksi dini dan tindak lanjut sederhana serta
monitoring terhadap faktor risiko penyakit tidak menular, termasuk rujukan ke
Puskesmas. Dalam pelaksanaannya pada setiap langkah secara sederhana dapat
diuraikan sebagai berikut;
Daftar Pustaka

Kementerian Kesehatan RI, Promosi Kesehatan. Panduan Peningkatan Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga. Jakarta 2011.

Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan


Kanker Leher Rahim, Direktorat PPTM, Ditjen PP dan PL.2013. Kementerian
Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan. Rencana Operasional.

Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi (Kardazi),
Jakarta. 2011.

Promosi Kesehatan Dalam Pengendalian Penyakit Tidak Menular tahun 2010-


2014. Jakarta .2011.

Pedoman Pengendalian PPOK, Direktorat PPTM, Ditjen PP dan PL, 2011.

Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus, Direktorat PPTM, Ditjen PP dan PL,


2016.

Pedoman Pengendalian PPOK, Direktorat PPTM, Ditjen PP dan PL, 2011.

Pedoman Pengendalian DM, Direktorat PPTM, Ditjen PP dan PL, 2009.

Pedoman Kader Pemanfaatan Tanaman Obat untuk Kesehatan edisi VII,


Kementerian Kesehatan, 2012.

Petunjuk Praktis Toga & Akupressur. Kementerian Kesehatan. Jakarta, 2017.

Rahajeng, Ekowati. Posbindu PTM. Jakarta, 2007.


B. PENINGKATAN PENGETAHUAN & KETERAMPILAN MASYARAKAT DALAM
MEMBERIKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) PADA KORBAN KECELAKAAN LALU
LINTAS DI DESA CIHANJUANG RAHAYU DAN DESA CIHANJUANG

ANALISIS SITUASI
Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian ke delapan secara global,
kecelakaan menyebabkan kerugian baik secara fisik maupun materi (WHO, 2018).
Dalam penelitian Saputra tahun 2017 menyatakan bahwa Propinsi Jawa Barat
menempati posisi tertinggi untuk lokasi/pembagian wilayah yang rawan terjadinya
kecelakaan lalu lintas jalan. Polresta Cimahi menduduki posisi ketiga dalam total
kecelakaan yang ada di Jawa Barat dengan jumlah kecelakaan sebanyak 481 kejadian
pada tahun 2016 (Jabar Ekspres, 2019). Satuan lalu lintas (Satlantas) Polres Cimahi
mencatat, pada tahun 2019 ada 386 kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Kabupaten
Bandung Barat (KBB) dengan kematian sebanyak 47 orang, luka berat 4 orang dan luka
ringan 335 orang.
Kecacatan dan kematian dapat terjadi apabila pertolongan yang diberikan tidak
cepat dan tepat. Dampak negatif kecelakaan lalu lintas seperti kesakitan, kematian,
sampai kerugian materi dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat (Hidayati
et al., 2019). Puluhan juta orang mengalami cacat dan terluka setiap tahun akibat
kecelakaan lalu lintas, orang yang menderita cedera akan mengalami perubahan
dalam hidupnya dengan efek jangka panjang. Kondisi ini sangat merugikan bagi
keluarga dan masyarakat, biaya perawatan kesehatan, dan akan menjadikan
kesedihan bagi manusia (WHO, 2018).
Korban kecelakaan yang tidak segera ditolong dapat terancam kematian.
Pertolongan pertama yang tepat sebelum tenaga medis datang dapat menyelamatkan
jiwa korban dan mencegah kecacatan (Wijaya, 2019). Pengetahuan mengenai Bantuan
Hidup Dasar diperlukan untuk mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan pada
korban kecelakaan lalu lintas. Pengetahuan didapatkan dari suatu pembentukan
pemahaman yang baru, pemahaman-pemahaman ini dapat diperoleh dengan cara
pendidikan kesehatan (Budiman & Riyanto, 2014).
Dalam skema penanggulangan bencana/kecelakaan orang yang pertama kali
menemukan korban kecelakaan lalu lintas adalah orang yang berada disekitar
kejadian atau disebut sebagai orang awam. Nasib korban tergantung pada kecepatan
ditemukan korban, kecepatan minta tolong, dan kecepatan kualitas pertolongan.
Salah satu orang awam yang dimaksud adalah Linmas (Pelindung Masyarakat),
kemampuan yang harus dimiliki oleh orang awam adalah mengetahui cara minta
tolong, mengetahui cara resusitasi jantung paru, mengetahui cara menghentikan
perdarahan, memasang pembalut atau bidai serta mengetahui cara transportasi yang
baik (Krisanty et al., 2016).
Berdasarkan besaran masalah diatas, banyaknya kejadian kecelakaan lalu lintas
yang berdampak pada tingginya angka mortalitas, dan individu yang pertama kali
menemukan korban di tempat kejadian adalah masyarakat yang berada di sekitar
kejadian, maka dari itu kegiatan yang akan dilaksanakan berupa pendidikan kesehatan
tentang bantuan hidup dasar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama kepada korban kecelakaan lalu
lintas, adapun target luaran yang diharapkan berupa masyarakat mampu memberikan
bantuan hidup dasar (BHD) kepada korban kecelakaan lalu lintas secara cepat dan
tepat sehingga dapat menurunkan kematian akibat trauma.
Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatan
pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam upaya penanggulangan serta
pertolongan korban kecelakaan lalu lintas.

PENDAHULUAN
Kecelakaan lalu lintas adalah kejadian dimana sebuah kendaraan bermotor
bertabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan (Saputra, 2017).
Kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang tidak diduga, tidak disengaja dan
tidak diharapkan yang terjadi di jalan, melibatkan kendaraan bermotor dan
menyebabkan timbulnya korban dan kerugian harta benda (Hidayati et al., 2019).
Menurut WHO tahun 2013 cedera lalu lintas jalan adalah penyebab kematian ke
delapan secara global. Lebih dari satu juta orang mati setiap tahun di jalan dunia,
dan kerugian secara finansial akibat kecelakaan lalu lintas mencapai miliaran dolar.
Tahun 2018 kematian akibat kecelakaan lalu lintas meningkat 1,35 juta per tahun.
Hampir 3.700 orang meninggal di jalan dunia setiap hari (WHO, 2018). Korps Lalu
Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas POLRI) mencatat jumlah kecelakaan
sepanjang 2016 sebanyak 106.129 kejadian dengan korban meninggal 26.185 jiwa
(orang). Jumlah tersebut naik 7,23 persen dibandingkan pada tahun 2015 dengan
98.970 kejadian. Dilihat perkembangan selama tahun 2012-2016, jumlah kecelakaan
lalu lintas di Indonesia menunjukkan trend yang berfluktuasi (Badan Pusat Statistik,
2016). Jawa Barat menduduki posisi ketiga sebanyak 7.591 kejadian dengan jumlah
orang yang meninggal sebanyak 1880 orang (Badan Pusat Statistik, 2016).

Dalam penelitian Saputra tahun 2017 menyatakan bahwa Propinsi Jawa Barat
menempati posisi tertinggi untuk lokasi/pembagian wilayah yang rawan terjadinya
kecelakaan lalu lintas jalan. Polresta Cimahi menduduki posisi ketiga dalam total
kecelakaan yang ada di Jawa Barat dengan jumlah kecelakaan sebanyak 481 kejadian
pada tahun 2016 (Jabar Ekspres, 2019). Satuan lalu lintas (Satlantas) Polres Cimahi
mencatat, pada tahun 2019 ada 386 kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Kabupaten
Bandung Barat (KBB) dengan kematian sebanyak 47 orang, luka berat 4 orang dan luka
ringan 335 orang.

Ada banyak alasan yang menjadi penyebab kecelakan lalu lintas yang meningkat
setiap tahunnya yaitu urbanisasi yang cepat, standar keselamatan yang buruk,
kurangnya penegakan hukum, pengemudi terganggu atau lelah, dibawah pengaruh
obat-obatan terlarang atau alkohol, ngebut serta tidak menggunakan helm atau sabuk
pengaman (WHO, 2018). Pada tahun 2030 WHO memperkirakan kematian akibat
kecelakaan lalu lintas akan naik menjadi penyebab kematian kelima apabila tindakan
pencegahan tidak segera dilakukan (WHO, 2013).
WHO menyatakan ada strategi yang terbukti mengurangi cedera lalu lintas jalan
dan telah berhasil dilaksanakan beberapa negara untuk mengurangi kematian akibat
kecelakaan lalu lintas. WHO merekomendasikan untuk meningkatkan keamanan jalan
nasional (WHO, 2013). Saat ini di Indonesia untuk menjaga keamanaan dan
keselamatan berkendara diatur oleh Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang lalu
lintas, serta mensosialisasikan mengenai tata tertib demi mewujudkan sikap yang
disiplin. Namun demikian angka kecelakaan di Indonesia masih mengalami
peningkatan. Di Indonesia setiap jam rata-rata tiga orang meninggal akibat
kecelakaan jalan. Hal tersebut disebabkan oleh faktor manusia (terkait dengan
kemampuan serta karakter pengemudi), faktor kendaraan (terkait dengan pemenuhan
persyaratan teknik laik jalan), dan prasarana dan lingkungan (Kementerian Komunikasi
Dan Informatika Republik Indonesia, 2017).
Dampak negatif kecelakaan lalu lintas seperti kesakitan, kematian, sampai
kerugian materi dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat (Hidayati et al.,
2019). Puluhan juta orang mengalami cacat dan terluka setiap tahun akibat
kecelakaan lalu lintas, orang yang menderita cedera akan mengalami perubahan
dalam hidupnya dengan efek jangka panjang. Kerugian ini sangat merugikan bagi
keluarga dan masyarakat, biaya perawatan kesehatan, dan akan menjadikan
kesedihan bagi manusia (WHO, 2018). Korban kecelakaan yang tidak segera ditolong
dapat terancam kematian. Pertolongan pertama yang tepat sebelum tenaga medis
datang dapat menyelamatkan jiwa korban dan mencegah kecacatan (Wijaya, 2019).
Dalam skema penanggulangan bencana/kecelakaan orang yang pertama kali
menemukan korban kecelakaan lalu lintas adalah orang yang berada disekitar
kejadian atau disebut sebagai orang awam. Berdasarkan hasil penelitian Krisanty et al
(2016) menjelaskan bahwa nasib korban tergantung pada kecepatan ditemukan
korban, kecepatan minta tolong, dan kecepatan kualitas pertolongan. Salah satu
orang awam yang dimaksud adalah Linmas (Pelindung Masyarakat), kemampuan yang
harus dimiliki oleh orang awam adalah mengetahui cara minta tolong, mengetahui
cara resusitasi jantung paru, mengetahui cara menghentikan perdarahan, memasang
pembalut atau bidai serta mengetahui cara transportasi yang baik.
SOLUSI PERMASALAHAN
Berdasarkan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat tersebut, maka kami
sampaikan solusi sebagai berikut :
Tabel 1 Solusi Permasalahan dan Luaran
No Solusi Luaran
1 Pemberian Penyuluhan kepada 1. Kewaspadaan dan pemahaman
Masyarakat tentang Pemahaman deteksi dini mengenai henti
akan perbedaan henti jantung jantung dan serangan jantung
dan serangan jantung serta meningkat
Pengenalan tanda-tanda 2. Kesadaran adanya kebutuhan
seseorang dengan henti jantung tentang pentingnya pengetahuan
mengenai Bantuan Hidup Dasar
meningkat
3. Masyarakat mampu membedakan
henti jantung dan serangan
jantung
4. Masayarakat mampu mengenali
korban dengan keadaan henti nafas
dan henti jantung
2 Pelatihan Bantuan Hidup Dasar 1. Kemampuan masyarakat dalam
(BHD) melakukan kesiapsiagaan pada
korban henti jantung meningkat
2. Pemahaman masyarakat dalam
membantu korban yang henti
jantung dilingkungan sekitar
meningkat
3. Kemampuan masyarakat dalam
teknik pemberian tindakan pada
korban henti jantung meningkat
4. Kemandirian masyarakat dalam
memberikan pertolongan pertama
pada korban henti jantung
meningkat
5. Nilai-nilai masyarakat tentang
pengetahuan pertolongan pertama
pada korban henti jantung menjadi
melekat dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari

METODE PELAKSANAAN
Tabel 2 Langkah-langkah Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
No Kegiatan Partisipasi Mitra Evaluasi Program
1 Penyuluhan kepada 1. Masyarakat 1. Evaluasi kemampuan
Masyarakat tentang berperan aktif kognitif masyarakat
Pemahaman akan dalam kegiatan dengan
perbedaan henti 2. Mampu menggunakan
jantung dan serangan menggerakan kuesioner dan tanya
jantung serta masyarakat untuk jawab. Meningkatnya
Pengenalan tanda- mengikuti kegiatan pengetahuan
tanda seseorang sampai selesai masyarakat 100%
dengan henti jantung 3. Melakukan 2. Partisipasi
pertemuan rutin masyarakat dalam
dengan warga setiap kegiatan
adalah 100%
3. Melakukan kegiatan
pertemuan rutin
dengan warga
minimal 1x dalam 1
bulan
2 Pelatihan Bantuan 1. Berperan aktif 1. Masyarakat yang
Hidup Dasar (BHD) dalam kegiatan mengikuti kegiatan
2. Menghimbau dalam pelatihan
masyarakat untuk mampu
hadir dalam mendemonstrasikan
kegiatan teknik Bantuan
Hidup Dasar secara
mandiri.
2. Seluruh masyarakat
hadir dalam kegiatan
minimal 90%
JADWAL KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Tabel Jadwal Kegiatan Pengabdian Masyarakat Pendidikan kesehatan dan pelatihan
BHD

No Nama Kegiatan Bulan Juni 2021


1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persiapan kegiatan
Pengabdian Kepada
Masyarakat
a. SGD tim
b. Konsolidasi dengan mitra
c. Pengkajian Daerah mitra
d. Tabulasi dan analisisi data
e. Musyawarah Masyarakat
Desa
f. Menentukan prioritas
2 Pelaksanaan Kegiatan
Pengabdian Masyarakat
a. Menentukan Jadwal
pelatihan
b. Melaksanakan pelatihan
3 Evaluasi Kegiatan
4 Penyusunan Laporan
Dokumentasi kegiatan
5 Publikasi Kegiatan
Pengabdian Kepada
Masyarakat
GAMBARAN IPTEK
1. Isu-isu Pokok Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan
tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang
mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda (Undang-Undang
Republik Indonesia, 2009). Kecelakaan lalu lintas adalah kejadian dimana sebuah
kendaraan bermotor bertabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan
(Saputra, 2017). Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan
oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel
(Undang-Undang Republik Indonesia, 2009).
Dari kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kecelakaan lalu
lintas adalah suatu kejadian yang tidak diduga, tidak disengaja dan tidak
diharapkan yang terjadi di jalan, melibatkan kendaraan bermotor dan
menyebabkan timbulnya korban dan kerugian harta benda.

2. Jenis – Jenis Kecelakaan Lalu Lintas


Terdapat beberapa cara mengklasifikasikan kecelakaan lalu lintas (Hidayati et al.,
2019).
a. Kecelakaan lalu lintas menurut jumlah kendaraan yang terlibat digolongkan
menjadi:
1) Kendaraan tunggal, yaitu kecelakaan yang hanya melibatkan satu kendaraan
bermotor dan tidak melibatkan pengguna jalan lain, seperti kendaraan
tergelincir, menabrak pohon, dan kendaraan terguling akibat ban yang pecah.
2) Kecelakaan ganda, yaitu kecelakaan dengan melibatkan lebih dari satu
kendaraan atau kendaraan dengan pejalan kaki yang mengalami kecelakaan di
waktu dan tempat bersamaan.
b. Kecelakaan lalu lintas menurut jenis tabrakan dapat diklasifikasikan menjadi :
1) Angle (Ra), yaitu tabrakan antara kendaraan yang bergerak pada arah yang
berbeda, namun bukan dari arah yang berlawanan.
2) Rear-End (Re), yaitu kendaraan menabrak dari belakang kendaraan lain yang
bergerak searah.
3) Sideswipe (Ss), yaitu kendaraan yang menabrak kendaraan lain dari samping
ketika berjalan searah, atau pun pada arah yang berlawanan.
4) Head-On (Ho), yaitu tabrakan antara kendaraan yang berjalan pada arah yang
berlawanan (tidak sideswipe).
5) Backing, yaitu tabrakan secara mundur.
c. Pengklasifikasian kecelakaan lalu lintas berdasarkan kondisi korban :
1) Meninggal dunia adalah korban yang dipastikan meninggal dunia akibat
kecelakaan lalu lintas dalam waktu paling lama 30 hari setelah kecelakaan
tersebut.
2) Luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya sehingga menderita cacat
tetap atau harus dilakukan rawat inap di rumah sakit dalam jangka waktu
lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan. Suatu kejadian dapat digolongkan
sebagai cacat tetap jika anggota badan hilang atau tidak dapat pulih atau
sembuh untuk selama-lamanya.
3) Luka ringan adalah korban kecelakan yang mengalami luka-luka yang tidak
memerlukan perawatan rawat inap atau yang harus di rawat inap di rumah
sakit dari 30 hari.

3. Pengertian Bantuan Hidup Dasar


Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah upaya yang dilakukan untuk menjaga jalan
nafas (airway) tetap terbuka untuk menunjang pernafasan dan sirkulasi tanpa
menggunakan alat-alat bantu. Upaya ini dimulai dengan mengenali secara tepat
status henti jantung atau henti nafas dan segera memberikan bantuan sirkulasi dan
ventilasi. Bantuan Hidup Dasar bertujuan untuk mempertahankan pasokan oksigen
ke otak, jantung dan alat-alat vital lainnya secepat mungkin sambal menunggu
pertolongan dan pengobatan lebih lanjut. Berdasarkan hasil penelitian,
menjelaskan bahwa Bantuan Hidup Dasar (BHD) akan berhasil dilakukan apabila
dilakukan secepat mungkin oleh orang yang berada di sekitar korban.
4. Pentingnya BHD
a. Untuk mencegah bahaya maut yang sekiranya masih dapat dihindari.
b. Untuk memberikan ketenangan atau mengurangi perasaan takut dan gelisah.
c. Untuk mencegah terjadinya cacat.
d. Untuk mencegah mengurangi bahaya akibat kecelakaan.
5. Tujuan BHD
a. Untuk melatih seseorang dalam menangani kecelakaan dengan tepat dan cepat.
b. Untuk mencegah terjadinya kerusakan atau kecelakaan tambahan karena
pertolongan yang tidak tepat.
c. Memberi pertolongan pada kecelakaan atau penyakit yang datang mendadak.
d. Pertolongan yang tepat dan cepat sangat diharapkan guna menyelamatkan jiwa.
6. Prinsip BHD
a. Bertindak cepat, tepat dan hati-hati.
b. Melihat situasi yang sebaik-baiknya.
7. Pengertian Gawat Darurat
Gawat adalah jika tidak ditolong dapat mengancam nyawa. Sedangkan darurat
adalah membutuhkan penanganan dengan segera. Jadi kegawatan merupakan
keadaan mengancam jiwa yang membutuhkan pertolongan tepat, cermat, cepat
dan akurat, bila tidak bisa mengakibatkan kematian atau kecatatan (Maghfuri,
2014).
8. Tujuan Penanggulangan Gawat Darurat
Menurut Krisanty et al tahun 2016 tujuan penanggulangan gawat darurat adalah :
a. Mencegah kematian dan cacat pada pasien gawat darurat, hingga dapat hidup
dan berfungsi kembali dalam masyarakat.
b. Merujuk pasien gawat darurat melalui sisten rujukan untuk memperoleh
penanganan yang lebih memadai.
c. Penanggulangan korban bencana.

9. Skema Penanggulangan Bencana/Kecelakaan


Menurut Krisanty et al tahun 2016

Orang awam Polisi IGD ICU Bangsal

Korban

Pra RS Ambulan RS Meninggal/ URM/


Gawat Darurat pulang Meninggal
Melihat skema diatas maka nasib korban tergantung pada :
a. Kecepatan ditemukannya korban.
b. Kecepatan minta tolong.
c. Kecepatan dan kualitas pertolongan.

10. Prinsip-Prinsip Penanggulangan Korban Gawat Darurat


Prinsip utama adalah memberikan pertolongan pertama pada korban. Pertolongan
pertama adalah pertolongan yang diberikan saat kejadian atau bencana terjadi di
tempat kejadian (Krisanty et al., 2016).
a. Tujuan pertolongan pertama yaitu menyelamatkan kehidupan, mencegah kesakitan
makin parah, dan meningkatkan pemulihan.
b. Tindakan prioritas penolong terdiri dari beberapa, yaitu ambil alih situasi, minta
bantuan pada orang sekitar, kaji bahaya lingkungan, yakinkan area aman bagi
penolong dan korban, dan kaji korban secara cepat untuk masalah yang
mengancam kehidupan, berikan pertolongan pertama untuk kondisi yang
mengancam kehidupan, serta kirim seseorang untuk memanggil polisi atau
ambulan.
c. Mengontrol area dengan pelarangan merokok dan cegah kerumunan.
d. Sikap penolong yang harus dilakukan adalah jangan panik, bersikap tenang, cekatan
dalam melakukan tindakan, dan jangan terburu-buru memindahkan korban dari
tempatnya sebelum dipastikan sarana angkutan yang memadai.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Statistik Transportasi Darat. [Online]. 2016 [cited 2020 Jan 13];
Availablefrom: URL:https://www.bps.go.id/publication/download.html?
nrbvfeve=NTAwYjVmODc1ZDU3NjJmZmI0ZTdhNTg5&xzmn=aHR0cHM6Ly93d3cuYnBzLm
dvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMTcvMTEvMjcvNTAwYjVmODc1ZDU3NjJmZmI0ZTdhNT
g5L3N0YXRpc3Rpay10cmFuc3BvcnRhc2ktZGFyYXQtMjAxNi5odG1s&twoadfnoarfeauf=Mj
AyMC0wMS0xMyAyMDozOTo0Ng%3D%3D

Budiman, Riyanto A. Kapita selekta kuesioner: pengetahuan dan sikap dalam


penelitian kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2014.

Fitriani S. Promosi kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011.

Hidayati T, Fanani MI, Hidayah I, Bariqi F. Buku ajar keterampilan bantuan hidup
dasar oleh polisi untuk meningkatkan motivasi menolong korban kecelakaan lalu
lintas. [Online]. 2019 Jan 29 [cited 2019 Dec 02]; Available from:
URL:http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/25660

Jabar Ekspres. Jumlah laka cimahi-kbb capai 450/tahun. [Online]. 2019 sept 18 [cited
2020 Jan 09]; Available from: URL:http://jabarekspres.com/2019/jumlah-laka-
cimahi-kbb-capai-450-tahun/

Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. [cited 2020 Jan 29]; Available from:
URL:https://kbbi.web.id/rem

Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. [cited 2020 Jan 29]; Available from:
URL:https://kbbi.web.id/tahu

Kementerian Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia. Rata-rata tiga orang


meninggal setiap jam akibat kecelakaan jalan. [Online]. 2017 Aug 22 [cited 2020 Jan
09]; Available from:
URL:https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/10368/rata-rata-tiga-orang-
meninggal-setiap-jam-akibat-kecelakaan-jalan/0/artikel_gpr

Krisanty P, Manurung S, Suratun, Wartonah, Sumartini M, Dalami E, et al. Asuhan


keperawatan gawat darurat. Jakarta: Trans Info Medika; 2016.

Undang-Undang Republik Indonesia. Lalu lintas dan angkutan jalan. [Online]. 2009
[cited 2019 Oct 30]; Available from:
URL:https://pih.kemlu.go.id/files/uu_no_22_tahun_2009.pdf

Widyanto FC. Keperawatan komunitas dengan pendekatan praktis. Yogyakarta: Nuha


Medika; 2014.
C. SENAM LANSIA PADA MASYARAKAT DI DESA CIHANJUANG RAHAYU DAN DESA
CIHANJUANG

Analisis Situasi

Periode lansia merupakan periode kehidupan yang perlu mendapat perhatian


terutama karena periode ini rentan terhadap penyakit degeneratif dan kualitas hidup
semakin menurun. Penurunan kualitas hidup ditandai dengan lansia yang tidak dapat
melakukan sendiri aktivitas rutin seperti mandi atau memakai pakaian, tidak dapat
menikmati aktivitas bersama anggota keluarga, tidak dapat melakukan sosialisasi
dengan masyarakat lainnya seperti kegiatan keagamaan atau kegiatan sosial lainnya.
Di Nagari Sumaniak, populasi lansia cukup banyak namun masih banyak yang belum
mengetahui seperti apa kehidupan lansia yang berkualitas. Masalah kedua yang perlu
mendapat perhatian adalah kondisi fisik lansia di Nagari Sumaniak. Kesehatan jasmani
merupakan suatu suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan
olahraga.
Masyarakat kadang lupa akan betapa pentingnya kesehatan apalagi di usia senja.
Banyak masyarakat lansia di yang belum mengetahui bahwa sesungguhnya banyak
aktivitas fisik yang dapat dilakukan oleh lansia ketika berada di rumah. Aktivitas fisik
pada lansia sangat diperlukan untuk menjaga agar otot dan syaraf-syaraf masih peka
dan tidak kaku. Masalah ketiga adalah kurangnya prasarana posyandu lansia di Desa
Cihanjuang Rahayu dan Desa Cihanjuang. Posyandu lansia mengadakan senam lansia
setiap hari minggu pagi. Posyandu lansia bahkan memiliki gedung sendiri yang dibiayai
oleh pemerintah nagari dan swadaya oleh masyarakat nagari. Namun tampak bahwa
halaman posyandu lansia belum dimanfaatkan sebagai taman tanaman obat dan
sayuran yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat lansia ketika mengunjungi posyandu
lansia. Selain itu, alat pengukur tekanan darah atau tensimeter yang ada di posyandu
lansia sudah tidak layak untuk digunakan

SOLUSI DAN TARGET LUARAN


Solusi yang Ditawarkan
Kontribusi mendasar dari kegiatan ini adalah peningkatan kualitas hidup lansia
melalui penerapan pola hidup sehat. Mulai dari pengetahuan terkait kesehatan lansia,
aktivitas fisik dan peningkatan prasarana posyandu lansia. Tim pengabdian
menawarkan beberapa solusi terkait kesehatan lansia. Pertama adalah perlunya
mengedukasi masyarakat lansia mengenai kualitas hidup pada lansia dan cara-cara
yang dapat dilakukan agar masyarakat dapat hidup di usia senja dengan berkualitas.
Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan penyuluhan kesehatan lansia. Solusi kedua,
masyarakat lansia diberikan edukasi kesehatan mengenai cara melakukan aktivitas
fisik di rumah. Teknik yang diajarkan adalah menggenggam dengan jari-jari tangan,
mengangkat tangan dan menggenggam dengan jari-jari kaki. Solusi ketiga adalah
peningkatan status kesehatan fisik lansia melalui kegiatan senam lansia.

METODE PELAKSANAAN
Tahap pertama merupakan perencanaan kegiatan yang akan dilakukan. Proses
perencanaan meliputi identifikasi kebutuhan, identifikasi potensi dan kelemahan yang
ada, menentukan jalan keluar dan kegiatan yang akan dilakukan, dan membuat
pengorganisasian kegiatan. Kegiatan tahap pertama dimulai dengan survei lapangan
ke Desa Cihanjuang Rahayu dan Desa Cihanjuang. Survei lapangan dilakukan oleh tim
pengabdian yang terdiri dari dosen dan mahasiswa.
Tim pengabdian melakukan diskusi dengan pengambil kebijakan dan tokoh
masyarakat. Hari pertama dilaksanakan gotong royong oleh mahasiswa, edukasi
masyarakat lansia dan diakhiri dengan kegiatan senam lansia.

Target dan Luaran


Pada kegiatan pengabdian ini, tim pengabdian merancang buku saku kesehatan
lansia. Buku saku ini berisi materi mengenai hidup sehat dan berkualitas di usia
lanjut. Materi dimulai dengan penyakit yang sering ditemukan pada lansia dan
makanan yang diperlukan untuk menjamin pemenuhan gizi lansia. Materi ini dapat
dibaca oleh lansia dan keluarga. Di bagian akhir buku, terdapat grafik hasil
pengukuran indikator-indikator kesehatan lansia seperti catatan keluhan kesehatan,
berat badan, tekanan darah, nadi, dan kadar Hb. Buku saku dilengkapi dengan grafik
indeks masa tubuh, sehingga penambahan atau penurunan indeks masa tubuh lansia
dapat dipantau secara rutin dan masalah kesehatan yang dihadapi oleh lansia dapat
dideteksi secara dini.
Setelah pelaksanaan kegiatan edukasi pada lansia, pengabdian kepada
masyarakat diakhiri dengan kegiatan senam lansia dengan target sasaran berupa
masyarakat dengan usia lansia di Desa Cihanjuang Rahayu dan Desa Cihanjuang.

JADWAL KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


Tabel Jadwal Kegiatan Pengabdian Masyarakat Senam Lansia
No Nama Kegiatan Bulan Juli 2021
1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persiapan kegiatan Pengabdian
Kepada Masyarakat
a. SGD tim
b. Konsolidasi dengan mitra
c. Pengkajian Daerah mitra
d. Tabulasi dan analisisi data
e. Musyawarah Masyarakat
Desa
f. Menentukan prioritas
2 Pelaksanaan Kegiatan
Pengabdian Masyarakat
a. Menentukan Jadwal
pelatihan
b. Melaksanakan pelatihan
3 Evaluasi Kegiatan
4 Penyusunan Laporan
Dokumentasi kegiatan
5 Publikasi Kegiatan Pengabdian
Kepada Masyarakat
Penutup

Demikian proposal kegiatan ini kami buat, semoga kegiatan pemeriksaan kesehatan
posbindu yang diselenggarakan ini dapat bermanfaat bagi semua. Atas partisipasi dan
kerjasama yang diberikan kami mengucapkan terimakasih.

Bandung, 28 Mei 2021 Ketua pelaksana


Dekan Fakultas Keperawatan

Istianah , S.Kep.,Ners., M.Kep Budi Rustandi., S.Kep.,Ners., M.Kep


307.301.004 307.103.045

Mengetahui
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Institut Kesehatan Rajawali
Diani Aliansy S.ST.,M.Kes.
307.107.008

PKM FAKULTAS KEBIDANAN


PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI POSYANDU, KELAS IBU HAMIL,
DAN PELATIHAN KADER DI WILAYAH DESA CIHANJUANG RAHAYU
DAN DESA CIHANJUANG

1. Latar Belakang
Setiap orang yang ingin mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan dalam
hidup. Mulai dari kesejahteraan ekonomi, sosial, pendidikan dan kesehatan. Pada
pendapatan yang dicapai kesehatan merupakan hak dasar bagi setiap orang tanpa
memandang status ekonomi dan sosial dari masyarakat itu sendiri. Namun dalam
praktiknya, pelayanan kesehatan bagi masyarakat masih banyak ditemui. Pelayanan
kesehatan belum mampu menjangkau seluruh warga Negara, apalagi kesehatan bagi
masyarakat kurang mampu. Selain itu, keterbatasan bagi masyarakat umum dalam
mengakses informasi terkait isu-isu kesehatan masih sangat sulit. Hal inilah yang
menjadi dasar pemikiran bagi kami untuk bertindak lebih cepat dalam
mengimplementasikan ilmu yang telah kami lakukan terhadap pelayanan kesehatan di
salah satu wilayah di Desa cihanjuang rahayu dan desa cihanjuang.
Tingkat pelayanan kesehatan masyarakat umum Indonesia masih jauh dari kata
puas terutama bagi masyarakat yang kurang mampu dari segi ekonomi. Oleh karena
itu, sebagai perwujudan nyata keperdulian kami Fakultas Kebidanan Institut
Kesehatan Rajawali dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, kami
akan menyelenggarakan kegiatan pemeriksaan kesehatan dalam bentuk
posyandu. Kami akan membagikan ± 250 kupon kepada masyarakat yang kurang
mampu untuk mendapat pemeriksaan dan pengobatan umum secara gratis. Kami
berharap kegiatan tersebut mampu memberikan pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat sekitar yang menderita penyakit dan pengurangan beban mereka.
Setiap kehamilan berisiko mengalami komplikasi. Pemeriksaan antenatal secara
rutin mampu mendeteksi secara dini berbagai faktor risiko komplikasi kehamilan dan
persalinan. Perawatan antenatal care (ANC) merupakan faktor protektif terhadap
kejadian pre-eklampsia dan berbagai komplikasi lainnya. Pemeriksaan sejak awal
kehamilan juga menjadi intervensi efektif mencegah kesakitan dan kematian ibu
hamil. Selain faktor akses dan ketersediaan sarana, pemanfaatan layanan antenatal
juga dipengaruhi pengetahuan, sikap, dan persepsi yang kurang mendukung dari ibu
hamil.
Kelas Ibu Hamil (KIH) diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan praktik ibu dalam pencegahan komplikasi melalui proses pembelajaran
terstruktur. KIH sekaligus menjadi sarana belajar bersama secara berkelompok
tentang kesehatan kehamilan, persalinan, dan perawatan BBL. Terbukti ada hubungan
keikutsertaan ibu dengan pengetahuan yang lebih baik dan sikap positif dalam
mengenali tanda-tanda dan gejala bahaya kehamilan. Keikutsertaan KIH juga menjadi
faktor dominan peningkatan kunjungan antenatal secara rutin. Program pembangunan
kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya peningkatan
derajat kesehatan Ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling rentan
kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi pada masa perinatal. Hal ini ditandai
dengan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Peran kader adalah pendamping keluarga dan masyarakat terutama ibu dan anak
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan KIA. Peran kader sangat besar dalam
memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat, kader yang pada dasarnya dekat
dengan lingkup masyakarakat dapat membantu keberhasilan program-program
pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan ibu dan anak. Kader dan lintas
sektoral melakukan kunjungan rumah baik itu kunjungan balita, kunjungan ibu hamil,
pemberian PMT kepada balita gizi buruk, pelaksanaan posyandu, dan penyuluhan
keliling.

2. Nama Kegiatan
Kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak di posyandu, kelas Ibu hamil, dan
pelatihan kader di wilayah desa cihanjuang rahayu dan desa cihanjuang.

3. Tujuan Kegiatan
a. Tujuan Umum:
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Desa cihanjuang rahayu dan desa
cihanjuang
b. Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak
2. Mengimplementasikan ilmu kesehatan yang telah diperoleh kepada masyarakat
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam meningkatkan derajat Kesehatan
masyarakat.

4. Waktu dan Tempat Kegiatan


Kegiatan posyandu ini akan dilaksanakan pada minggu kedua setiap bulan di bulan
Juni-Agustus 2021. Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama
hamil yang akan dilaksanakan pada minggu ke dua setiap bulan Juni-Agustus 2021.
Kegiatan pelatihan kader akan dilaksanakan pada minggu ketiga setiap bulan di
bulan Juni-Agustus 2021.
Tempat: Klinik bhakti insani
Kegiatan Posyandu : Minggu ke 2 Bulan Juni-Agustus, Pukul : 08.00 sd selesai
Kegiatan Kelas Ibu Hamil : Minggu ke 2 Bulan Juni-Agustus, Pukul : 08.00 sd
selesai.
Kegiatan Pelatihan Kader : Minggu ke 3 Bulan Juni-Agustus, Pukul : 08.00 sd
selesai

5. Sasaran dan target


Sasaran msyarakat desa cihanjuang rahayu dan desa cihanjuang yang terdiri dari
bayi, balita, anak pra sekolah, ibu hamil, ibu nifas dan menyusui, wus, dan kader
dengan jumlah target ± 250 orang

6. Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab : Tonika Tohri, S.Kp.,M.Kes
b. Pengawas : Dr. Eny Kusmiran, S.Kp.,M.Kes
: Arie J.Pitono, dr., M.Kes
: Erni Hernawati, S.S.T., M.M., M.Keb
c. Ketua Pelaksana : Elisa Situmorang, S.S.T., M.Tr.Keb
d. Wakil Ketua : Iga Retia, S.S.T., M.Kes
e. Sekretaris : Maria AD Barbara, S.S.T., M.Kes
f. Bendahara : Mira Miraturrofi’ah, S.S.T., M.Kes
g. Seksi Acara : Anne Loisza, S.S.T., M.Tr.Keb
h. Seksi Peralatan/Sarpras : Irma Mulyani, S.S.T., M.Tr.Keb
i. Seksi Konsumsi : Silva Dwi Rahmizani, S.S.T., MPH
j. Seksi Dokumentasi : Erviyanti Aprilia, S.Keb., Bd
k. Anggota
: Lia Kamila, S.S.T., M.Keb
: Intan Karlina, S.S.T., M.Keb
: Liawati, S.S.T., M.Kes
: Diani Aliansy, S.S.T., M.Kes
: Fathia Rizki, S.S.T., M.Tr.Keb
: Fitri Puspita Sari, S.S.T., M.Kes
: Sarah,Amd.Keb
7. Kegiatan
Jenis kegiatan
a. Pemeriksaan kehamilan dan pemantauan gizi
b. Program kesehatan anak (pemantauan tumbuh kembang)
c. Keluarga Berencana (KB)
d. Pemantauan status gizi bayi dan balita
e. Pencegahan dan penanggulangan diare.
f. Pemeriksaan HB, protein urine, gula darah
g. Penyampaian materi kelas ibu hamil
h. Senam hamil.
i. Pelatihan Kader

B. KEGIATAN POSYANDU 5 MEJA

1. Balita datang diarahakan ke pemeriksaan


2. Meja 1 mengisi daftar hadir/klien
3. Meja 2 melaksanakan penimbangan berat badan dan tinggi badan
4. Meja 3 mengisi buku kms dan denvert
5. Meja 4 memberikan pendidikan kesehatan
6. Meja 5 melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan kebutuhan dan kewenangan

C. KEGIATAN KELAS IBU HAMIL


1. Pada setiap kegiatan kelas ibu, materi kelas ibu hamil yang akan disesuaikan
dengan materi yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil.

D. PELATIHAN KADER
1. Pada setiap kegiatan pelatihan kader, materi pelatihan kader yang akan
disesuaikan dengan materi yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Pada setiap akhir pertemuan dilakukan evaluasi setiap materi yang disampaikan.
7. Penutup
Demikian proposal kegiatan ini kami buat, semoga kegiatan pelayanan kesehatan
ibu dan anak melalui posyandu, kelas Ibu hamil, dan pelatihan kader yang
diselenggarakan ini dapat bermanfaat bagi semua. Atas partisipasi dan kerjasama
yang diberikan kami mengucapkan terimakasih.

Bandung, 28 Mei 2021 Ketua pelaksana


Dekan Fakultas Kebidanan

Erni Hernawati, S.S.T., M.M., M.Keb Elisa Situmorang, S.S.T., M.Tr.Keb


307.301.005 307.113.007

Mengetahui
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Institut Kesehatan Rajawali

Diani Aliansy S.ST.,M.Kes.


307.107.008
PKM FAKULTAS FARMASI
INTEGRASI HASIL PENELITIAN
PENYULUHAN KEPADA MASYARAKAT
TENTANG RAMUAN OBAT TRADISIONAL DI INDONESIA

Analisis Situasi
Pembangunan kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Selain itu kesehatan juga merupakan
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 angka 16 Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan, pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan
dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan
keterampilan turun-temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Masyarakat Indonesia sudah sejak zaman dahulu kala menggunakan ramuan obat
tradisional Indonesia sebagai upaya pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit,
dan perawatan kesehatan. Ramuan obat tradisional Indonesia tersebut dapat berasal
dari tumbuhan, hewan, dan mineral, namun umumnya yang digunakan berasal dari
tumbuhan. Perkembangan pelayanan kesehatan tradisional menggunakan ramuan ini
kian pesat, terbukti dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 bahwa
persentasi penduduk Indonesia yang pernah mengonsumsi jamu sebanyak 59,12 % yang
terdapat pada kelompok umur di atas 15 tahun, baik laki-laki maupun perempuan, di
pedesaan maupun di perkotaan, dan 95,60 % merasakan manfaatnya.
Persentase penggunaan tumbuhan obat berturut-turut adalah jahe 50,36 %,
kencur 48,77 %, temulawak 39,65 %, meniran 13,93 % dan mengkudu 11,17 %. Bentuk
sediaan jamu yang paling banyak disukai penduduk adalah cairan, diikuti berturut-
turut seduhan/serbuk, rebusan/rajangan, dan bentuk kapsul/pil/tablet. Data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa rumah tangga yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional 30,40%, diantaranya memilih
keterampilan tanpa alat 77,80 % dan ramuan 49,00 %. Peningkatan derajat kesehatan
masyarakat perlu memanfaatkan berbagai upaya pelayanan kesehatan, termasuk
kesehatan tradisional yang merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam upaya
kesehatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

SOLUSI DAN KESIAPAN


Solusi
Untuk mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat perlu memanfaatkan
berbagai upaya pelayanan kesehatan, termasuk kesehatan tradisional yang merupakan
salah satu dari berbagai kegiatan dalam upaya kesehatan. Maka diperlukan strategi
berupa :
1. Penyuluhan kepada masyarakat tentang penggunaan ramuan obat tradisional
Indonesia
2. Penyuluhan kepada masyarakat tentang manfaat ramuan obat tradisional Indonesia

Target Luaran
Dari kegiatan yang dilakukan ini penulis mengharapkan akan adanya pemahaman pada
masyarakat untuk menggunakan ramuan obat tradisional Indonesia

METODE PELAKSANAAN
Tahap Persiapan
Tahap persiapan dari kegiatan ini adalah persiapan bahan – bahan / herbal tradisional,
dan flyer mengenai isi dari kegiatan penyuluhan.

Tahap Pelaksanaan
Sosialisasi tentang Ramuam Obat Tradisional Di Indonesia
Prosedur kerja:
1. Penyusunan Flyer yang berisi kegiatan penyuluhan
2. Pengenalan beberapa macam herbal di Indonesia yang dapat dijadikan sebagai obat
tradisional
3. Pengenalan tata laksana penggunaan ramuan obat tradisional Indonesia
4. Pemberian informasi mengenai manfaat ramuan obat tradisional Indonesia
Luaran:
1. Masyarakat Desa Cihanjuang Rahayu. Metode pembelajaran pada kegiatan ini yaitu:
2. Diskusi kasus
3. Melalui observasi, menentukan tema penyuluhan apa yang menjadi kebutuhan
dalam peningkatan kesehatan di Masyarakat
Presentasi kasus
1. Membuat materi yang akan disampaikan kepada masyarakat
2. Pemberian Penyuluhan
3. Setelah penyuluhan dilakukan dapat dievaluasi kepada masyarakat. Apakah materi
yang di sampaikan sudah dapat diterima oleh masyarakat.

Tahap Evaluasi
Data diperoleh dari hasil penyuluhan melalui sesi diskusi tanya jawab kepada
masyarakat.
Jadwal Kegiatan

Kegiatan ini akan dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2021 dengan jadwal sebagai
berikut :

Kegiatan Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4

Penyusunan proposal kegiatan

Koordinasi pelaksanaan
kegiatan
Persiapan kegiatan

Pelaksanaan kegiatan

Penyusunan laporan

SUSUNAN KEPANITIAAN

Penanggung-jawab : Tonika Tohri, S.Kp., M.Kes


Penasihat : Dr.Eny Kusmiran, M.Kes.
Pengarah : Dr. apt. Purwaeni, S. Si., M. Si.
Ketua Pelaksana : apt. Ani Haerani, S. Farm., M. Farm.
Penutup
Demikian proposal kegiatan ini kami buat, semoga kegiatan yang diselenggarakan
ini dapat bermanfaat bagi semua. Atas partisipasi dan kerjasama yang diberikan kami
mengucapkan terimakasih.

Bandung, 28 Mei 2021 Ketua pelaksana


Dekan Fakultas Farmasi

Dr. apt. Purwaeni, S. Si., M. Si. apt. Ani Haerani, S. Farm., M. Farm.

Mengetahui
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Institut Kesehatan Rajawali

Diani Aliansy S.ST.,M.Kes.


307.107.008
PKM FAKULTAS KESEHATAN
PEMERIKSAAN LABORATORIUM SEDERHANA DAN PENYULUHAN VAKSIN COVID-19

Analisis Situasi

Pembangunan kesehatan menurut Sistem Kesehatan Nasional adalah masyarakat,


bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan
sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata dalam wilayah
kesatuan Negara Republik Indonesia yang kuat, hal ini lebih tepat tergambar sebagai
tujuan pembangunan kesehatan. Perilaku masyarakat yang diharapkan adalah bersifat
proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit, berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan
masyarakat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu (Depkes,
2004). Pelayanan kesehatan yang bermutu akan terwujud dengan adanya pendidikan
tenaga kesehatan.
Salah satu tujuan pendidikan menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi adalah berkembangnya potensi mahasiswa
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan
berbudaya untuk kepentingan bangsa. Berdasarkan undang-undang tersebut
Pendidikan Tenaga Kesehatan (Diknakes) bertujuan menghasilkan tenaga kesehatan
profesional yang memiliki kemampuan untuk bekerja secara mandiri, mampu
mengembangkan diri dan beretika. Teknologi Laboratorium Medik (Nomenklatur lain:
Analis Kesehatan) merupakan salah satu terapan pendidikan tenaga kesehatan.

Permasalahan Mitra
Sebagai bentuk Dharma 3 yaitu Pengabdian kepada Masyarakat, perguruan tinggi
turut memiliki kewajiban dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat perlu
memanfaatkan berbagai upaya pelayanan kesehatan, termasuk didalamnya
pemeriksaan laboratorium sederhana yang sering dibutuhkan masyarakat dan
penyuluhan tentang vaksin Covid-19. Dengan kegiatan tersebut diharapkan dapat
berkontribusi dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Manfaat Kegiatan
1. Memberikan wadah bagi dosen untuk dapat melakukan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi
2. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kondisi kesehatan mereka dilihat
dari hasil pemeriksaan laboratorium sederhana yang dilakukan
3. Memberikan tambahan pengetahuan bagi masyarakat tentang manfaat vaksinasi
dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
SOLUSI DAN KESIAPAN

Solusi

Untuk mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat perlu memanfaatkan


berbagai upaya pelayanan kesehatan. Informasi tentang kondisi kesehatan seseorang
yang didapat dari hasil pemeriksaan laboratorium merupakan salah satu dari berbagai
kegiatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Program vaksinasi
Covid-19 merupakan upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka memotong rantai
penularan Covid-19, sehingga pandemi dapat diakhiri. Untuk menambah pengetahuan
kepada masyarakat tentang peranan vaksinasi dalam memotong rantai penularan
Covid-19 maka dilakukan strategi berupa:
1. Penyuluhan kepada masyarakat tentang peranan vaksinasi covid-19 dalam
meningkatkan kekebalan terhadap infeksi.
2. Pemeriksaan laboratorium sederhana (Hb, golongan darah, glukosa, asam urat dan
kolesterol) pada masyarakat.

Target Luaran
Dari kegiatan yang dilakukan ini diharapkan:
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang peranan vaksinasi covid-19 dalam
meningkatkan kekebalan terhadap infeksi.
2. Memberikan informasi tentang kondisi kesehatan masyarakat melalui pemeriksaan
laboratorium sederhana (Hb, golongan darah, glukosa, asam urat dan kolesterol)
pada masyarakat.

METODE PELAKSANAAN
Tahap Persiapan
Tahap persiapan dari kegiatan ini dilakukan dengan melakukan koordinasi antar
fakultas yang akan melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. Kegiatan
dilaksanakan di Klinik Bhakti Insani dengan jadwal sesuai kegiatan yang dilaksanakan
oleh Fakultas Kebidanan dan Keperawatan.

Tahap Pelaksanaan
1. Pemeriksaan laboratorium sederhana
a. Prosedur kerja
1) Persiapan alat dan bahan
2) Mengidentifikasi masyarakat yang memerlukan pemeriksaan laboratorium
sederhana dalam kegiatan PKM Fakultas Keperawatan dan Fakultas Kebidanan
3) Melakukan pengambilan sampel pemeriksaan dari mayarakat yang terindikasi
4) Melakukan pemeriksaan kadar Hb dan / atau golongan darah dan / atau
glukosa dan / atau asam urat dan / atau kolesterol
5) Melaporkan hasil pemeriksaan kepada masyaratak yang dilakukan pemeriksaan

b. Luaran
Pada masyarakat Desa Cihanjuang Rahayu yang mengikuti kegiatan ini
diharapkan akan:
1) Mengetahui kondisi kesehatannya berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium
sederhana yang dilakukan
2) Melakukan tindakan lebih lanjut menindaklanjuti hasil pemeriksaan
laboratorium sederhana yang dilakukan

2. Penyuluhan Vaksinasi Covid-19


a. Prosedur kerja
1) Mempersiapkan media yang akan digunakan dalam penyuluhan antara lain
leaflet, PPT dan media lain yang mendukung
2) Mengidentifikasi masyarakat yang dapat menerima informasi penyuluhan
dalam kegiatan PKM Fakultas Keperawatan dan Fakultas Kebidanan
3) Melakukan penyuluhan pada masyarakat yang teridentifikasi
b. Luaran
Pada masyarakat Desa Cihanjuang Rahayu yang mengikuti kegiatan ini
diharapkan akan:
1) Mengetahui manfaat vaksinasi dalam memunculkan kekebalan tubuh terhadap
infeksi virus SARS Cov-2
2) Mengetahui manfaat vaksinasi dalam memutus mata rantai penularan virus
SARS Cov-2

Tahap Evaluasi
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium dan penyuluhan melalui
sesi diskusi tanya jawab kepada masyarakat dilakukan evaluasi untuk mengetahui
kondisi kesehatan masyarakat di Wilayah Desa Cihanjuang Rahayu dan mengetahui
tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kegiatan vaksinasi Covid-19.

Jadwal Kegiatan
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada bulan Juni – Agustus 2021 dengan jadwal
menyesuaikan dengan jadwal kegiatan yang disusun oleh Fakultas Keperawatan dan
Fakultas Kebidanan

Alat dan Bahan yang dibutuhkan:


1. Leaflet penyuluhan
2. Fotometer
3. Centrifuge
4. Tabung reaksi
5. Mikropipet
6. Spuite
7. Kapas alcohol
8. Reagen Drabkin’s
9. Reagen golongan darah
10.Reagen glukosa
11.Reagen asam urat
12.Reagen kolesterol

SUSUNAN KEPANITIAAN
Penanggung-Jawab : Tonika Tohri, S.Kp., M.Kes
Penasihat : Dr.Eny Kusmiran, M.Kes.
Pengarah : Aziz Ansori Wahid, S.T., M.T.
Ketua Pelaksana : Ally Kafesa, S.ST., M.Si
Sekretaris : Feldha Fadhilla, S.Si., M.Kes

Penutup
Demikian proposal kegiatan ini kami buat, semoga kegiatan yang diselenggarakan
ini dapat bermanfaat bagi semua. Atas partisipasi dan kerjasama yang diberikan kami
mengucapkan terimakasih.

Bandung, 28 Mei 2021 Ketua pelaksana


Dekan Fakultas Kesehatan

Aziz Ansori Wahid, S.T., M.T. Ally Kafesa, S.ST., M.Si

Mengetahui
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Institut Kesehatan Rajawali

Diani Aliansy S.ST.,M.Kes.


307.107.008
ANGGARAN DANA

Fakultas Keperawatan
Kegiatan Item Biaya
General Checkup Strips asam urat, gula 850.000
darah, kolesterol
ATK Buku pemantauan 150.000
peserta / buku
monitoring, buku
pencatatan/ register
Bahan habis pakai Masker medis, 300.000
handscoon,
handsanitizer
Penyuluhan Kesehatan Media (Leaflet, Poster, 250.000
Flip Chart, Stand
Banner)
Konsumsi Snack dan Minuman 400.000
Total 1.950.000

Fakultas Kebidanan
NO Jenis pengeluaran Jumlah Keg Biaya Total
1 Bahan habis pakai 3 Rp. 3.000.000
(PMT, vitamin tambah darah, 1.000.000
reagen pemeriksaan darah:
HB, protein urine, gula darah)
Handscoon, masker
2 Peralatan penunjang 3 Rp. 100.000 300.000
(ATK)
TOTAL 3.300.000
Fakultas Kesehatan
NO Jenis pengeluaran Jumlah Keg Biaya Total
1 Bahan habis pakai 3 Rp. 1.500.000
Centrifuge, Tabung reaksi 5000.000
Mikropipet, Spuite, Kapas
alcohol
Reagen Drabkin’s, Reagen
golongan darah, Reagen
glukosa
Reagen asam urat, Reagen
kolesterol, Handscoon, masker
2 Peralatan penunjang 3 Rp. 100.000 300.000
(ATK)
TOTAL 1.800.000

Fakultas Farmasi
NO Jenis pengeluaran Jumlah Keg Biaya Total
1 Bahan habis pakai 3 Rp. 300.000
Handscoon, masker 1000.000
2 Peralatan penunjang 3 Rp. 100.000 300.000
(ATK)
Konsumsi 3 Rp. 150.000 450.000
TOTAL 1.050.000
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai