Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN KEGIATAN LATIHAN KERJA PEMINATAN (LKP)

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) IBU HAMIL DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMPLAK TAHUN 2019

Laporan ini diajukan untuk mememnuhi salah satu tugas Mata Kuliah Latihan Kerja
Peminatan ( LKP) pada Program Studi Kesehatan Masyarakat

Oleh :

Mega Faniar Lestari

NPM : 161106160928

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

2019/2020

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN LATIHAN KERJA PEMINATAN (LKP)

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN


ANTENATAL CARE (ANC) IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SEMPLAK TAHUN 2019

Oleh
NAMA : MEGA FANIAR LESTARI
NPM : 161106160928

NAMA TANGGAL TANDA TANGAN

Supervisor
(Penguji Seminar Laporan)

Tika Noor Prastia, S.K.M., M.K.M


NIK, 410 100 594

Pembimbing Lapangan Praktek

Irni Yusnita, S.SiT


NIP,

Bogor, Januari 2020


Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Dr. Asri Masitha Arsyati, S.K.M., M.K.M


NIK. 410 100 442
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala
yang sampai saat ini memberikan nikmat Iman dan Islam. Serta kesehatan dan
kelancaran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Latihan Kerja Peminatan ini.
Shalawat beriring salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beserta para keluarga dan sahabatmya juga kita sebagai
umatnya.
Penulisanan Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah
Latihan Kerja Peminatan (LKP). Laporan Kerja Peminatan ini di laksanakan selama 40
hari di wilayah kerja Puskesmas Semplak .
Laporan Latihan Kerja Peminatan (LKP) ini penulis ajukan sebagai bukti tertulis
selama menjalani kegiatan Latihan Kerja Peminatan (LKP). Selain itu juga untuk
memenuhi syarat penilaian Mata Kuliah LKP di semester tujuh. Laporan ini dapat
disusun dan selesai tepat pada waktunya.
Dalam penulisan dan penyusunan Laporan ini tidak terlepas dari bantuan,
dukungan dari berbagai pihak baik secara moril dan materil. Untuk itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Drg. Rina Erliati, M.Kes , selaku Ketua Puskesmas Semplak Kota Bogor
2. Lilis Kartini, S.E , selaku Ketua Tata Usaha Puskesmas Semplak Kota
Bogor
3. H. Supriyanto, S.Pd, M.Kes selaku Dekan Kesehatan Masyarakat
Universitas Ibn Khaldun Bogor
4. Dr. Asri Masitha Arsyati, S.K.M, M.K.M selaku Ketua Program Studi
Kesehatan Masyarakat Universitas Ibn Khaldun Bogor
5. Tika Noor Prastia, S.K.M, M.K.M selaku Supervisor dalam Latihan
Kerja Peminatan
6. Irni Yusnita, S.SiT selaku Pembimbing Lapangan Latihan Kerja
Peminatan di Puskesmas Semplak
7. Bidan-bidan Unit Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Semplak
8. Seluruh staff Puskesmas Semplak Kota Bogor
9. Seluruh Kader di wilayah kerja Puskesmas Semplak Kota Bogor
10. Keluarga yang selalu mendukung dan memberikan doa’anya.
11. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan
Laporan ini
Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan balasan kebaikan yang
berlipatganda kepada semuanya. Penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan dan
penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat
menghargai saran serta masukan positif dari semua pihak sebagai pembelajaran bagi
penulis di masa mendatang. Mudah-mudahan dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis, umumnya bagi kita semua.

Bogor, Januari 2020

Penulis

Mega Faniar Lestari


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mewujudkan derajat kesehatan


yang setinggi-tingginya melalui upaya peningkatan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan untuk hidup sehat. Pembangunan kesehatan memberikan perhatian
khusus kepada kelompok rentan antara lain Ibu hamil, bayi, anak, manusia lanjut
usia (manula) dan keluarga miskin dengan berdasarkan prikemanusiaan,
pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata (Depkes, 2009)

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian Ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan dan
nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan
dan terjatuh, di setiap 100.000 kelahiran hidup. Secara global, AKI digunakan
sebagai indikator untuk mengukur keberhasilan upaya kesehatan ibu di suatu
negara atau wilayah. Di Indonesia terdapat hampir 20.000 kejadian kematian ibu
akibat komplikasi pada saat hamil maupun melahirkan setiap tahunnya
(Kementerian Kesehatan RI, 2018).

Langkah untuk menurunkan AKI telah banyak dilakukan, salah satu


diantaranya adalah dengan Millenium Development Goals (MDGs) yaitu pada
tujuan ke-5 “Meningkatkan Kesehatan Ibu” dimana salah satunya dengan
peningkatan perawatan antenatal (Depkes, 2008). Selain itu angka untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu hamil, bersalin, nifas dan juga
menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir, juga telah dilakukan
dengan upaya Empat Pilar Safe Motherhood yaitu (1) keluarga berencana, (2)
pelayanan Antenatal, (3) pelayanan bersih dan aman, (4) pelayanan obstetrik
esensial (Depkes RI, 1999).

Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun


2015 oleh Badan Pelaksana Survei (BPS), AKI di Indonesia adalah 305 kematian
per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini cukup tinggi karena melebihi target yang
telah ditentukan, yaitu 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab
kejadian kematian ibu terbanyak setiap tahunnya adalah sama, yaitu akibat
perdarahan. Diikuti oleh hipertensi dan infeksi serta penyebab lainnya seperti
kondisi penyakit kanker, jantung, tuberkulosis, atau penyakit lain yang diderita
ibu. Sedangkan abortus dan partus lama menyumbang angka yang sangat kecil
sebagai penyebab AKI.

Penyebab mendasar kematian ibu maternal adalah tingkat pendidikan ibu,


kesehatan lingkungan fisik maupun budaya, keadaan ekonomi keluarga dan pola
kerja rumah tangga. Pada tahun 2015 kasus kematian ibu maternal di Kota Bogor
sebanyak 6 kasus, dan meningkat signifikan pada tahun 2016 sebanyak 21 kasus
dan tahun 2017 sebanyak 22 kasus dari 20.000 kelahiran hidup yang tercatat, bila
dikonversikan ke dalam angka kematian ibu setara dengan 105 per 100 ribu
kelahiran hidup.

Kematian ibu tersebut terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas,
dengan penyebab kematian sebagai berikut : perdarahan 8 kasus (36%), hipertensi
dalam kehamilan 1 kasus (5%), penyakit jantung dan peredaran darah 7 kasus
(32%), penyebab lain 6 kasus (27%). Penyebab lain ini terdiri dari TB Paru 1
kasus, Lupus 1 kasus, Ileus 1 kasus, Hepatitis 1 kasus dan asma 2 kasus. Dari data
diatas menunjukkan bahwa penyebab langsung yang berkaitan dengan kasus
kebidanan yaitu perdarahan dan hipertensi dalam kehamilan masih tinggi. Upaya
yang dilakukan adalah meningkatkan deteksi dini dan penanganan komplikasi
kebidanan, termasuk pelayanan antenatal care, penanganan kegawatdaruratan
kebidanan, tindakan pra rujukan dan rujukan efektif (Dinkes Kota Bogor, 2017).

ANC K1 di wilayah kerja Puskesmas Semplak tahun 2019 (....%)


mengalami penurunan sebesar ...% dari tahun 2018 (....%) sedangkan cakupan K4
tahun 2019 (....%) mengalami penurunan sebesar ...% dibandingkan pada tahun
2018 (...%)

Komplikasi kehamilan dan persalinan sebagai penyebab tertinggi kematian


ibu tersebut dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan melalui Antenatal Care
(ANC) secara teratur. Antenatal Care atau pelayanan antenatal yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan profesional dapat mencegah dan
mendeteksi komplikasi pada janin dan ibu hamil lebih awal sehingga tidak terjadi
hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Di Indonesia, pelayanan antenatal
dilakukan paling sedikit 4 kali kunjungan selama masa kehamilan ibu sesuai
dengan kebijakan pemerintah yang didasarkan atas ketentuan World Health
Organization (WHO, 2017).

Pelayanan Antenatal yaitu pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil selama


masa kehamilannya, pelayanan antenatal dilakukan satu kali pada trimester
pertama (usia kehamilan 0-3 bulan) satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan
4-6 bulan) dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 7-9 bulan).
Pengawasan Antenatal memberikan manfaat penting untuk menemukan berbagai
kelainan yang menyertai kehamilan sejak dini, sehingga dapat diperhitungkan dan
dipersiapkan langkah-langkah untuk menanganinya secara benar. (Manuaba &
Ida Bagus, 2015).

Pentingnya kunjungan ANC ini belum menjadi prioritas utama bagi


sebagian ibu hamil terhadap kehamilannya di Indonesia. Berdasarkan teori Green,
dalam Notoatmodjo (2012) terdapat faktor predisposisi, faktor penguat, dan faktor
pemungkin yang dapat memengaruhi perilaku ibu hamil dalam melakukan
kunjungan ANC. Faktor predisposition (predisposisi) meliputi usia, pendidikan,
pekerjaan, paritas, pengetahuan, dan sikap. Faktor enabling (pemungkin) meliputi
jarak tempat tinggal, penghasilan keluarga dan media informasi. Faktor
reinforcing (penguat) meliputi dukungan suami dan keluarga, serta dari petugas
kesehatan yang ada.

Berdasaran uraian data diatas peneliti bermaksud untuk meneliti tentang


Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemeriksaan Antenatal Care (Anc) K4
Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Semplak Tahun 2019.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Latihan Kerja Peminatan (LKP) pada mahasiswa
semester VII. Serta agar memperoleh wawasan dan keterampilan seorang
Sarjana Kesehatan Masyarakat secara profesional dan menetapkan
kemampuan serta keahlian di bidangnya.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menganalisa, mengkaji dan mengidentifikasi
permasalahan yang ada dalam Kesehatan Ibu dan Anak di wilayah
kerja Puskesmas Semplak
2. Mahasiswa mampu melakukan sikap kerja yang profesional di bidang
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
3. Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan
dibangku perkuliahan untuk diaplikasikan ditempat magang dan di
dalam lingkungan masyarakat.

1.3 Manfaat Kegiatan


1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Memperoleh wawasan tentang ruang lingkup instansi dan
kemampuan praktek yang diperlukan oleh Sarjana Kesehatan
Masyarakat.
2. Memperoleh pemahaman dan sikap kerja profesional di bidang
kesehatan Sarjana Kesehatan Masyarakat.
3. Mendapatkan pengetahuan dan wawasan mengenai fungsi dan tugas
pokok instansi tempat magang Latihan Kerja Peminatan (LKP)

1.3.2 Bagi Fakultas


1. Terbinanya hubungan kerja sama yang baik antara lembaga
pendidikan dengan Puskesmas Semplak dalam upaya meningkatkan
perkembangan di bidang kesehatan.
2. Sebagai referensi dalam perkembangan teknologi informasi yang
dapat digunakan oleh pihak-pihak yang memerlukan

1.3.3 Bagi Instansi


1. Mengembangkan kemitraan antara instansi terkait dengan pihak
perguruan tinggi.
2. Memperoleh informasi tentang sikap dan kemampuan profesional
Sarjana Kesehatan Masyarakat.

1.4 Lokasi Latihan Kerja Peminatan


Secara geografis, wilayah administratif Puskesmas Semplak merupakan
wilayah Kecamatan Bogor Barat dengan perbatasan wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara :Berbatasan dengan desa Atangsanjaya dan desa Parakanjaya

Sebelah Selata :Berbatasan dengan Kelurahan Cilendek Barat

Sebelah Timur :Berbatasan dengan Kelurahan Cibadak Kec. Tanah Sareal

Sebelah Barat :Berbatasan dengan Sungai Cisadane

Gambar 1.4 : Peta Wilayah Kerja Puskesmas Semplak

1.5 Ruang Lingkup Kegiatan Latihan Kerja Peminatan


Ruang lingkup kegiatan Latihan Kerja Peminatan (LKP) dibagi menjadi dua bagian,
yaitu :

1. Kegiatan di Dalam Gedung :


a. Pelayanan dan Pemeriksaan Ibu Hamil, Nifas, dan Menyusui
b. Pelayanan dan Pemeriksaan Bayi (Imunisasi, tindik, dll)
c. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) (KB Suntik, Kontrol IUD, Kontrol
Implant, Pemasangan / Pelepasan IUD / Implant.
d. Safari Keluarga Berencana (KB)
e. Tes Iva

2. Kegiatan di Luar Gedung

a. Posyandu
b. Kelas Ibu Hamil
c. Kelas Ibu Balita
d. Kelas Keluarga Berencana (KB)
e. Lokakarya Mini
f. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
g. Sweeping Imunisasi
BAB II

ANALISIS SITUASI UMUM

2.1 Profil Puskesmas Semplak


Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (Undang – Undang
Kesehatan No 36 Tahun 2009), oleh karena itu pembangunan kesehatan merupakan
bagian terpadu dari pembangunan nasional yang antara lain untuk mencapai atau
mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, sejahtera lahir dan batin melalui strategi
paradigma sehat yang mengutamakan upaya Promotif dan Preventif tanpa
mengabaikan upaya Kuratif dan Rehabilitatif.

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat merupakan salah satu kegiatan yang rutin


dilakukan, oleh sebab itu kita wajib memberikan informasi masalah kesehatan
kepada masyarakat, dari beberapa Program wajib Puskesmas seperti kesehatan ibu
dan anak serta KB, peningkatan Gizi keluarga, manfaat Imunisasi pada bayi dan
balita, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), meningkatkan kesehatan
lingkungan termasuk gerakan 3M kepada masyarakat. sehingga masyarakat sadar
dan mengetahui serta diharapkan dapat mengubah perilaku yang buruk menjadi baik
menurut standar kesehatan walaupun memakan waktu yang panjang dan lama. Selain
kegiatan promotif dan preventif seperti diatas perlu ada juga kegiatan berupa
pembinaan kader kesehatan sehingga kader tersebut mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan yang cukup mengenai masalah kesehatan, dan diharapkan kader yang
telah dibina tersebut dapat membantu menyuluh kepada masyarakat dan membantu
menjaring/ menemukan masalah-masalah kesehatan di lingkungannya, sehingga
masalah kesehatan di masyarakat dapat cepat di tangani oleh dokter dan petugas
kesehatan/pemegang program terkait

Profil Puskesmas Semplak adalah gambaran situasi kesehatan Puskesmas


Semplak yang diterbitkan setiap tahun sekali, Dalam Profil ini memuat berbagai data
tentang kesehatan, yang meliputi data derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber
daya kesehatan. Profil kesehatan juga menyajikan data pendukung lain yang
berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, data sosial ekonomi, data
lingkungan dan data lainnya. Data dianalisis dengan analisis sederhana dan
ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.

Puskesmas Semplak selalu berusaha agar perorangan terutama pemuka


masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran,
kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat
serta ikut menetapkan, menyelenggara-kan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan
dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat
setempat. Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab Puskesmas meliputi :

1) Pelayanan Kesehatan Perorangan


Adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan
utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
tersebut adalah rawat jalan dan untuk Puskesmas tertentu ditambah dengan
rawat inap.

2) Pelayanan Kesehatan Masyarakat


Adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan
utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemeliharaan kesehatan.
Pelayan tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan
penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan status gizi, pelayanan kesehatan
keluarga, KB, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.

Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Semplak pada tahun 2018,


Kelurahan Semplak sebanyak 12.049 jiwa, terdiri dari 6.105 laki–laki dan 5.944
perempuan, Kelurahan Curug Mekar 16.911 jiwa terdiri dari 8.338 laki-laki dan
8.573 perempuan sedangkan Kelurahan Curug sebanyak 15.851 jiwa terdiri dari
7.960 laki-laki dan 7.891 perempuan.
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN

DI WILAYAH PUSKESMAS SEMPLAK TAHUN 2018

NO KELURAHAN PRIA WANITA JUMLAH PENDUDUK

1 SEMPLAK 6.105 5.944 12.049


2 CURUK MEKAR 8.338 8.573 16.911
3 CURUG 7.960 7.891 15.851

JUMLAH 22.403 22.408 44.811

2.2 Visi, Misi Kebijakan Mutu, Motto Dan Tata Nilai Puskesmas Semplak

Visi

“Puskesmas Idaman Masyarakat”

Misi

Untuk mewujudkan dan merealisasi visi tersebut, ditetapkanlah tiga misi Puskesmas
:

1. Memberikan pelayanan yang ramah dan baik serta menciptakan suasana


puskesmas yang bersih, rapi dan indah, sehingga tercipta masyarakat yang
sehat.
2. Menjalin kemitraan dengan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan.
3. Memberikan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan
status sosial.

Puskesmas Semplak yang merupakan motor penggerak pembangunan


kesehatan di wilayah, diharapkan bisa memelihara dan meningkatkan mutu dan
kualitas pelayanan kesehatan, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Pelayanan
Kesehatan harus tetap ditingkatkan, baik mutu, kualitas, merata dan terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat, terutama oleh masyarakat kalangan bawah yang pada
gilirannya nanti bisa dipertanggungjawab-kan kepada masyarakat.
Kebijakan Mutu

Untuk mencapai visi, misi dan tujuan organisasi Puskesmas Semplak


menerapkan sistem manajemen mutu dengan kebijakan mutu sebagai berikut :

1. Puskesmas Semplak beserta pegawai berkomitmen untuk


menyelenggarakan pelayanan yang bermutu untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang dilakukan secara profesional sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
2. Melakukan review secara periodik penerapan sistem manajemen mutu
yang berlaku secara terus menerus melakukan peningkatan penerapan
sistem manajemen mutu untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

Motto

“Melayani dengan CERDAS”

- CERMAT : Melayani dan mengobati pelanggan dengan seksama, teliti dengan


sepenuh hati.
- EMPATI : Melaksanakan pelayanan dengan tulus dan ikhlas
- RAMAH : Memberikan ekpresi menyenangkan dalam memberikan pelayanan
dan bersikap baik terhadap pelanggan.
- DEDIKATIF : Melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
Kompetensi.
- AMANAH : Setiap pekerjaan yang diberikan harus dilakukan dengan penuh
tanggungjawab dan jujur.
- SEMANGAT : Bekerja keras dengan tulus dan ikhlas.

Tujuan

Tujuan Pembangunan Kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah


mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud Derajat Kesehatan
Masyarakat yang setinggi–tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat.
2.3 Struktur Organisasi UPT Puskesmas Semplak Tahun 2019
JUMLAH DAN JENIS TENAGA DI PUSKESMAS SEMPLAK 2018

NO PENDIDIKAN NAMA JUMLAH JENIS


TENAGA
1 S2 KESEHATAN Drg. Rina Erliati, M.Kes
1 Dokter Gigi
MASYARAKAT

2 S1 KEDOKTERAN Dr. Ira Juwita K.


2 Dokter Umum
UMUM Dr. Chandra A.

3 S1 KEDOKTERAN GIGIDrg. Meilina S. Dokter Gigi


1

4 S2 KESEHATAN Diah Fitri A, SKM M.Kes Penyuluh


1
MASYARAKAT Kes. Mayarakat
5 S1 Kesling Yufita Triana, SKM 1 Sanitarian
6 S1 Gizi Rachmawati Rodiah, SKM
1 Nutrisionis

7 S1 KEPERAWATAN Ayu Dian P, S.Kep


2 Perawat
Deni Kusumaningrum, S.Kep

8 S1 MANAJEMEN Lilis Kartini, SE 1 Ka.Subag TU


9 D3 KEBIDANAN Risky Putri Monika Dewi,
Amd.Keb
Tati Sumyati, Amd.Keb
Eja Syahsiah, Amd.Keb 4 Bidan

Leni Shamarotul Laillah,


Amd.Keb

10 D3 ANALIS Deppi Candra Yeni, AMd.AK Pranata


1
KESEHATAN Lab.Kesehatan
11 D3 KEPERAWATAN Sri Warsiati, AMd 1 Perawat
12 D3 AKG Nunung Elni N,AMKG 1 Perawat Gigi
13 S1 MIPA Novi Rizki T, S.Si 1 Asisten Apoteker
14 D4 KEBIDANAN Irni Yusnita, S.SiT 1 Kebidanan
15 SLTP Susi Mulyati Pengadministrasi
1
Umum

JUMLAH PNS 18

JUMLAH SUKWAN 12
2. 4 Fasilitas dan Kegiatan Pelayanan

Pelayanan Puskesmas Semplak :

1. Upaya Kesehatan Masyarakat


a. UKM Essensial :
1) Pelayanan Promosi Kesehatan
2) Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
4) Pelayanan Gizi
5) Pelayanan KIA - KB
6) Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

b. UKM Pengembangan :
1) Pelayanan Kesehatan Jiwa
2) Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
3) Pelayanan Kesehatan Olahraga
4) Pelayanan Kesehatan Indera
5) Pelayanan Kesehatan Lansia
6) Pelayanan Kesehatan Kerja
7) Pelayanan Kesehatan Tradisional

2. Upaya Kesehatan Perorangan

a. Pelayanan Pemeriksaan Umum


b. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
c. Pelayanan Kesehatan Lansia
d. Pelayanan Ruang Tindakan
e. Pelayanan Laboratorium
f. Pelayanan Farmasi
g. Pelayanan TB Paru
h. Pelayanan KIA – KB
i. Pelayanan Pendaftaran
j. Pelayanan Rekam Medik
k. Pelayanan Kesehatan Jiwa
l. Pelayanan Konseling Terpadu
m. Gizi
n. Kesehatan Jiwa
o. HIV – IMS
p. Kesehatan Lingkungan
q. Berhenti Merokok
r. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
s. Penyakit Tidak Menular

PENDAFTARAN Senin - Kamis 07.30 – 12.00


Jum’at - Sabtu 07.30 – 11.00
PELAYANAN Senin – Jum’at 07.30 – 14.00
Sabtu 07.30 – 13.00

No Jenis Pelayanan Hari Jam Pelayanan


1. Unit Pelayanan Umum Senin -Jum’at 07.30 – 14.00
Sabtu 07.30 – 13.00
2. Ruang Tindakan Senin - Jum’at 07.30 – 14.00
Sabtu 07.30 – 13.00
3. Unit Pelayanan Gigi Senin – Jum’at 07.30 – 14.00
Sabtu 07.30 – 13.00
4. Laboratorium Senin – Jum’at 07.30 – 14.00
Sabtu 07.30 – 13.00
5. Unit Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Anak
1. Pelayanan Kehamilan, Pelayanan Senin dan Kamis 07.30 – 14.00
Imunisasi (Td), Catin dan Skrining.
2. Pelayanan Imunisasi Bayi dan Selasa 07.30 – 14.00
Balita.
3. Pelayanan KB IUD/Spiral dan Rabu, Jum’at dan 07.30 – 14.00
Implant, Pelayanan IVA – IMS, Sabtu 07.30 – 13.00
Konsultasi Kebidanan

6. Kefarmasian Senin-Sabtu 07.30 – 14.00


7. MTBS (Manajemen Terpadu Balita Senin – Jumat 07.30 - 14.00
Sakit) Sabtu 07.30 – 13.00

MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Selasa 07.30 - 14.00


Muda)
8. P2M Rabu 07.30 – 12.00
Konseling TB Senin - Jumat 07.30 – 14.00
Terapi suntik TB Sabtu 07.30 – 13.00

9. Konseling Gizi Selasa 07.30 – 12.00


10. Konseling Deteksi Faktor Resiko Jumat 07.30 – 12.00
Ptm & Keswa
11. Konseling Kesehatan Lingkungan Selasa 07.30 – 12.00
12. Konseling PKPR Kamis 07.30 – 12.00
13. Konseling Berhenti Merokok Rabu 07.30 – 12.00
14. Konseling HIV-IMS Senin 07.30 – 12.00

2.5 Sarana dan Prasarana Fisik

DATA SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMPLAK TAHUN 2019

NO FASILITAS KEPEMILIKAN JUMLAH


KESEHATAN
PEMDA SWASTA
1 Rumah Sakit 0 1 1
2 Puskesmas 1 0 1
3 Puskesmas Perawatan 0 0 0
4 Puskesmas Pembantu 0 0 0
5 Apotek 0 3 3
6 RB Swasta 0 0 0
7 Toko Obat 0 0 0
8 Laboratorium Klinik 0 1 1
9 Bidan Praktek Swasta 0 8 8
10 Dokter Praktek Swasta 0 9 9
11 Dokter Gigi 0 4 4
Praktek swasta
12 Dokter Spesialis 0 2 2
13 Paramedi Khitan 0 0 0
14 Optik 0 1 1
15 Batra 0 2 2
16 Salon 0 3 3
17 Lain lain/Pijat 0 1 1
Refleksi
Lantai 1

- Tempat Parkir - Ruang Obat


- Teras - Ruang Poli Anak
- Ruang Tunggu - Ruang Poli Umum
- Ruang Pendaftaran - Ruang Poli Lansia
- Ruang Rekam Medik - Ruang Menyusui
- Ruang KIA - Ruang Laboratorium
- Ruang Tindakan - Ruang TB
- Ruang UPI - Ruang Vaksin
- Dapur - Gudang
- Toilet Pasien - Toilet Karyawan

Lantai 2

- Ruang Kepala Puskesmas - Ruang Aula / Ruang Rapat


- Ruang Promkes - Ruang Kepala TU
- Ruang Gigi - Ruang Gizi
- Ruang Kesling - Mushola
- Gudang - Toilet
BAB III

ANALISIS SITUASI KHUSUS

3.1 Ruang Lingkup Unit Pelayanan KIA / KB


Pembinaan Kesehatan Ibu dan anak yang dimaksud untuk meningkatkan
derajat kesehatan keluarga melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan
keluarga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mulai dari pemeriksaan kesehatan
ibu hamil, pelayanan persalinan dan ibu nifas, pelayanan kesehatan neonatus dan
pelayanan kesehatan balita (usia prasekolah). Program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) merupakan salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia.
Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu
melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu tujuan program ini adalah menurunkan
kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu. Untuk membantu masyarakat dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan dibentuklah Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM). UKBM dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola
oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat dengan bimbingan dari petugas
Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) merupakan salah satu bentuk UKBM yang memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006)

JUMLAH PUSKESMAS, PUSTU, POSYANDU, POSBINDU, UKGM DAN


KADER DI WILAYAH PUSKESMAS SEMPLAK TAHUN 2018

No. KELURAHAN PUSKES POSYANDU POSBINDU UKGM KADER


PUSTU
1 SEMPLAK - 10 10 10 51
2 CURUG 10 5 10 59
MEKAR
3 CURUG 14 5 14 76

JUMLAH 34 20 34 186
3.2 Ketenagaan pada Unit Pelayanan KIA / KB
Kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) semua staff Puskesmas harus
berperan aktif dalam program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) penanggung jawab
program ini khususnya adalah petugas KIA, yaitu bidan minimal pendidikan D-III
. Puskesmas Semplak terdiri dari 5 orang bidan yang semuanya telah memenuhi
standar kompetensi yang dipersyaratkan untuk memberikan pelayanan di Unit KIA
/ KB

Berikut Ketenagaan yang ada pada Unit Pelayanan KIA / KB

Nama Jabatan
Irni Yusnita, S.SiT Bidan Wilayah Kelurahan Curug Induk
Leni Shamarotul Laillah, Am.Keb
Tati Sumyati, Am.Keb Bidan Wilayah Kelurahan Curug Mekar
Risky Putri Monika Dewi, Am.Keb Bidan Wilayah Kelurahan Semplak
Eja Syahsiah, Am.Keb

3.3 Uraian Tugas Jabatan di Unit Pelayanan KIA / KB


Pelayanan kesehatan ibu Hamil; Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan
yang bertujuan untuk meneteksi kesehatan ibu selama hamil serta kesehatan janin
yang dikandungnya. Karena kesehatan ibu hamil harus selalu dipantau maka selama
kurun waktu hamil minimal empat kali seorang ibu hamil memeriksakan diri pada
tenaga kesehatan untuk mencegah terjadinya resiko kematian pada saat persalinan.

Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan: Kegiatan ini merupakan kegiatan


yang paling utama untuk mencegah terjadinya kematian ibu dan bayinya. Pelayanan
kesehatan Usia Subur dan KB: Survei ibu hamil yang bertujuan untuk menyediakan
data sasaran dan keberhasilan program kesehatan ibu.Rujukan bagi ibu hamil dan
bersalin resiko tinggi: hasil kegiatan menunjukkan bahwa seluruh ibu yang harus
dirujuk telah dilayani di Rumah Sakit (pelayanan spesialis) dan persalinan resiko
tinggi dapat diselamatkan seluruhnya.

Imunisasi Bayi : Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit-


penyakit menular pada bayi dan balita yang dapat menyebabkan kematian atau
kesakitan pada kelompok tersebut.
Imunisasi ibu hamil : Kegiatan ini bertujuan mencegah terjadinya kematian
bayi akibat penyakit Tetanus Neonatorum dengan cara pemberian vaksin TT pada
ibu hamil.

Imunisasi Bagi anak sekolah : Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah


terjadinya penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi pada anak-anak
SD dengan cara pemberian vaksinasi bagi siswa kelas 1 dan 5.

3.4 Kegiatan yang Dilakukan di Unit Pelayanan KIA / KB

Kesehatan Ibu Hamil Kesehatan Anak Keluarga Pelayanan


Berencana Imunisasi
Kegiatannya antara lain :
Kelas Ibu Hamil Pelayanan Kesehatan Bayi Pelayanan KB Imunisasi
dan Balita HB0
Pemeriksaan Ibu Hamil Deteksi Tumbuh Safari KB Imunisasi
Kembang Bayi, Balita dan BCG
Anak Prasekolah
Kunjungan Ibu Hamil Pelayanan Rujukan Pelayanan Rujukan Imunisasi
Resiko Tinggi Polio 1,2,3,4
Deteksi dini Ibu Hamil Kelas Ibu Balita Konseling KB Imunisasi
Resiko Tinggi DPT HB
1,2,3
Pelayanan Rujukan Kunjungan rumah Motivasi KB Imunisasi
neonatus / BOOSTER
bayi Resiko Tinggi DPT-HB
Konseling Remaja / Pra Nikah Pembinaan Imunisasi
Akseptor KB BOOSTER
aktif CAMPAK
Kelas KB Imunisasi
Campak
Imunisasi
TT 1,2
Imunisasi
BIAS
(DT, TD,
Campak)

3.4.1 Kesehatan Ibu Hamil


1. Kelas Ibu Hamil

Kelas ibu hamil merupakan salah satu upaya percepatan


penurunan angka kematian ibu. Salah satu media pembelajaran yang
digunakan dalam kelas ibu hamil yaitu buku Kesehatan Ibu dan Anak
(Buku KIA). Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil
dengan umur kehamilan antara 4 minggu s/d 36 minggu (menjelang
persalinan) dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Ibu hamil yang
mengikuti kelas ibu hamil akan mendapatkan berbagai keuntungan,
antara lain: dapat meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan
perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, memahami tentang
perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, mengerti bagaimana
cara perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, memahami
tentang KB pasca persalinan, mengerti cara perawatan bayi baru lahir,
mengerti mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, mengerti berbagai
penyakit menular dan mengerti pentingnya akte kelahiran .

2. Pemeriksaan Kehamilan / Antenatal Care

Pemeriksaan Kehamilan atau Antenatal Care (ANC) adalah


pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh dokter atau bidan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik dari ibu hamil. Tujuan
dilakukan ANC adalah :

1) Untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik Ibu Hamil

2) Menghindari resiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan

3) Memastikan kehamilan yang sehat dan persalinan yang aman


Setiap ibu hamil disarankan untuk melakukan kunjungan
antenatal yang komprehensif dan berkualitas minimal 4 kali, yaitu 1
kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester 2, dan 2 kali pada trimester
3. Pada umumnya standar minimal pemeriksaan ANC terdiri dari 10T
+ 3 Pesan:

10 T : T1 = Timbang BB

T2 = Tensi

T3 = Tinggi Fundus Uteri (TFU)

T4 = Status TT

T5 = Tambah Darah

T6 = Tes Laboratorium Rutin

T7 = Status Gizi (LiLA)

T8 = PMTCT (Prevent Mother To Cild Transmition)

T9 = Temu Wicara (Konseling)

T10 = Tata Laksana Rujukan

3 Pesan :

Sewaktu-waktu;

- Perut Sakit

- Dari kemaluan mengeluarkan cairan darah, keputihan

- Gerakan anak berkurang dari biasanya (Normal gerakan anak 10x


dalam sehari semalam)

Maka segera hubungi petugas kesehatan

\
3. Kunjungan Ibu Hamil Resiko Tinggi

Kunjungan Rumah Pada Ibu Hamil dan Ibu Nifas Resiko Tinggi
(resti) adalah kunjungan rumah yang dilakukan kepada ibu hamil dan
ibu nifas yang mengalami resiko tinggi kehamilan dan masa nifas,
untuk mendeteksi secara dini komplikasi kehamilan dan masa nifas.
Kunjungan Ibu Hamil Resiko Tinggi merupakan kunjungan kerumah
ibu hamil sejak kehamilan muda dan terutama sejak umur
kehamilannya 34-36 minggu bagi ibu hamil yang tidak pernah
memeriksakan kehamilan karena faktor resiko tinggi.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi tentang ibu


hamil dan ibu nifas resiko tinggi yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Semplak, termasuk ibu hamil dan ibu nifas yang tidak datang ke
Posyandu dan Puskesmas sehingga ibu hamil dan ibu nifas dapat
mengetahui kebutuhannya selama masa kehamilan dan nifas untuk
kesehatan diri dan bayinya. Langkah-langkah kunjungan ibu hamil
resiko tinggi adalah sebagai berikut :

1) Kunjungan kerumah ibu hamil

2) Anamnesis :

- Pemeriksaan Fisik
- Pemberian pelayanan sesuai dengan kebutuhan
- Pencatatan hasil pelayanan ANC

3) Memberikan pelayanan tindak lanjut

Adapun faktor pemicu kehamilan resiko tinggi terseebut antara lain


:

- Umur ibu kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun


- Tinggi badan ibu kurang dari 145 cm
- Berat badan ibu terlalu berlebih atau juga terlalu kurang
- Telah memiliki anak lebih dari 4
- Jarak antara kehamilan yang satu dan yang lain kurang dari
2 tahun
Terdapat riwayat proses persalinan yang kurang baik, seperti
riwayat mengalami keguguran lebih dari 2kali, mengalami persalinan
prematur lebih dari 2kali, pernah mengalami kematian janin didalam
perut, mengalami pendarahan hebat setelah melahirkan, serta hal-hal
beresiko tinggi lainnya :

- Ketuban pecah dini


- Ibu menderita penyakit anemia
- Pre eklamsi
- Ibu menderita penyakit hipertensi
- Letak janin yang tidak normal (sungsang atau melintang)

4. Pelayanan Rujukan

Sistem rujukan maternal adalah sistem yang dikelola secara


strategis proaktif, pragmatis dan koordinatif untuk menjamin
pemerataan pelayanan kesehatan maternal yang paripurna dan
komprehensif bagi masyarakat, sehingga tercapai peningkatan derajat
kesehatan ibu hamil melalui peningkatan mutu dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan maternal di wilayah mereka. Sistem rujukan
kegawatdaruratan maternal harus mengacu pada prinsip utama
kecepatan dan ketetapan tindakan, efisien, efektif dan sesuai dengan
kemampuan dan kewenangan fasilitas pelayanan. Setiap kasus dengan
kegawatdaruratan obstetri yang datang ke puskesmas harus langsung
dikelola sesuai dengan prosedur tetap.

Setelah dilakukan stabilisasi kondisi pasien, kemudian


ditentukan apakah pasien akan dikelola ditingkat puskesmas atau
dilakukan rujukan ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan yang
lebih baik sesuai dengan tingkat kegawatdaruratannya (Depkes RI,
2007)

5. Konseling Remaja / Pra Nikah

Konseling Remaja / Pra Nikah merupakan pemberian


Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE) kesehatan reproduks,
diharapkan calon pengantin (catin) dapat mempersiapkan diri
menjalani kehidupan berkeluarga termasuk merencanakan kehamilan
yang sehat sehingga dapat melahirkan generasi penerus yang
berkualitas dan terlaksananya pemeriksaan kesehatan bagi catin
termasuk pemberian pelayanan imunisasi Tetanus Toxoid.

Dalam rangka pemberian pengetahuan dan informasi kesehatan


reproduksi dan seksual bagi calon pengantin, Kementerian Kesehatan
telah menyusun Lembar Balik Kesehatan Reproduksi dan Seksual
bagi Calon Pengantin. Pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual
yang diberikan kepada calon pengantin adalah :

a. KIE kesehatan reproduksi dan seksual : penyuluhan dan konseling


b. Pemeriksaan kesehatan : pemeriksaan fisik dan penunjang
c. Imunisasi Tetanus Toxoid sesuai skrining status TT

3.4.2 Kesehatan Anak


1. Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita

Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang


kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,
ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.

a. Perawatan Kesehatan Bayi : setelah bayi lahir, bidan segera


memeriksa bayi yang lahir untuk mengetahui apakah ada kelainan
atau cacat bawaan
b. Perawatan Rutin : Mengedukasi orangtua cara merawat bayi dan
perawatan harian untuk bayi baru lahir, seperti pemberian Air Susu
Ibu (ASI) sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam, jaga bayi dalam
keadaan bersih, hangat, dan kering, jaga tali pusar dalam keadaan
bersih dan kering.
c. Perawatan Kesehatan Anak dan Balita : salah satu upaya untuk
mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita adalah
dengan melakukan pemeliharaan kesehatannya. Bidan yang
bekerja di wilayah kerja tertentu bertanggung jawab penuh
terhadap ibu hamil dan balita di wilayahnya melalui kegiatan
posyandu dan kunjungan rumah
2. Deteksi Tumbuh Kembang Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

Deteksi Tumbuh Kembang Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah


merupakan pemeriksaan anak balita secara berkala. Pertumbuhan
adalah bertambahnya jumlah dan sel diseluruh bagian tubuh yang
secara kuantitatif dapat diukur. Perkembangan adalah bertambah
sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui
kematangan dan proses belajar. Tujuan deteksi Tumbuh Kembang
anak adalah:

a. Agar pertumbuhan mudah diamati


b. Menciptakan kebutuhan akan rasa ingin tahu terhadap kebutuhan
anak
c. Menemukan seawal mungkin gejala-gejala gangguan
pertumbuhan
d. Merupakan sarana untuk memberikan penyuluhan kepada ibu
mengenai :
1) Gizi / Makanan bayi dan anak
2) Tumbuh Kembang Anak
3) Kesehatan Anak
4) Imunisasi

3. Kelas Ibu Balita

Kelas ibu balita adalah sarana untuk belajar bersama tentang


kesehatan bagi ibu yang memiliki anak balita (0-5 tahun) maksimal
15 ibu, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai
pemberian ASI, imunisasi, MP-ASI, tumbuh kembang balita,
penyakit pada balita, kesehatan gigi, gizi seimbang, obat pertolongan
pertama, dan perilaku hidup bersih dan sehat. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan pengetahuan, merubah sikap, dan perilaku ibu agar
memahami tentang kesehatan balita meliputi pemberian ASI,
imunisasi, MP-ASI, tumbuh kembang balita, penyakit pada balita,
kesehatan gigi, gizi seimbang, obat pertolongan pertama, dan perilaku
hidup bersih dan sehat.
3.4.3 Keluarga Berencana
1. Pelayanan KB

Pelayanan KB adalah suatu informasi yang diberikan kepada


pasien mengacu kepada kemampuan pasien untuk memilih dan
memakai metode alat kontrasepsi sesuai yang diharapkan. Tujuannya
adalah untuk :

a. Memberi pengetahuan dan pengenalan alat kontrasepsi pada


pasien
b. Membantu mengambil keputusan dan memilih alat kontrasepsi
c. Agar pasien bahagia dan sejahtera dengan memakai alat
kontrasepsi.

2. Safari KB

Safari Keluarga Berencana (KB) merupakan pelayanan KB


gratis untuk masyarakat yang diselenggarakan oleh UPTD kesehatan
dalam meningkatkan jumlah peserta KB baru, jumlah peserta KB
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), dan menurunkan drop
out peserta KB. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberi pemahaman
tentang resti bagi wanita di usia yang kurang ideal mengandung, lalu
mengajak masyarakat untuk mau mengikuti program KB, dan
memberi pelayanan pemasangan alat KB. Safari KB di Puskesmas
Semplak diadakan selama 6 bulan sekali dengan sasaran wilayah kerja
Puskesmas Semplak yaitu Kelurahan Semplak, Curug Mekar dan
Curug Induk.

3. Kelas KB

Kelas Keluarga Berencana (KB) adalah kelompok belajar


Wanita Usia Subur (WUS) dengan usia 20-49 tahun dengan jumlah
peserta maksimal 15 orang. WUS yang mengikuti kelas KB akan
mendapatkan berbagai keuntungan, antara lain: dapat meningkatkan
pengetahuan mengenai pengertian, tujuan, manfaat, jenis-jenis alat
kontrasepsi beserta efektivitas dan efek sampingnya.
3.4.4 Pelayanan Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap
suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau bibit kuman yang
telah dilemahkan atau dimatikan kedalam tubuh dengan memasukkan
kuman atau bibit penyakit tersebut, tubuh dapat menghasilkan zat anti yang
pada saatnya digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit
penyerang tubuh. Tujuannya adalah untuk memberikan pelayanan berupa
pemberian imunisasi pada bayi 0-24 bulan secara bertahap dan optimal.
Jadwal Pelayanan di Unit KIA / KB

JENIS PELAYANAN HARI JAM PELAYANAN

Unit Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

1. Pelayanan Kehamilan, Senin dan Kamis 07.30 – 14.00


Pelayanan Imunisasi (Td),
Catin dan Skrining.

2. Pelayanan Imunisasi Bayi dan Balita. Selasa 07.30 – 14.00

3. Pelayanan KB IUD/Spira Rabu, Jum’at dan Sabtu 07.30 – 14.00


dan Implant, Pelayanan 07.30 – 13.00
IVA – IMS, Konsultasi Kebidanan
3.5 Standar Operasional Prosedur (SOP) di Unit Pelayanan KIA / KB

3.5.1 Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Antenatal Care

PELAYANAN ANC
No. Dokumen : 800/376/SOP/PKM.S
PK/05/2018
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 08 MEI 2018

Halaman : 1/3

UPT
RINA
PUSKESMAS
ERLIATI
SEMPLAK

1 Pengertian Antenatal care adalah pemeriksaan berkala yang dilakukan


kepada ibu hamil untuk memeriksa keadaan kesehatan ibu dan
bayi selama hamil dan mempersiapkan proses kelahiran.

2 Tujuan 1. Meningkatkan pelayanan ANC di Puskesmas Semplak.

2. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bagi ibu dan


anak dalam masa hamil, kelahiran dan nifas

3 Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Semplak No.


800/035/SK/PKM.SPK/05/2018 tentang Layanan Klinis Yang
berorientasi pasien

4 Referensi 1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 128 Tahun 2009 tentang


Kebijakan Dasar Puskesmas.

5 Prosedur 1. Persiapan Alat :

1. Ruang pelayanan

2. Tersedianya meja, kursi dan tempat tidur

3. Tersedianya alat-alat untuk memeriksa

- Timbangan

- Ukuran tinggi badan


- Tensimeter dan stetoskop

- Meteran dan pengukur lila

- Doppler

4. Buku register

5. KMS ibu dan status ANC (sesuai QA)

2. Cara Kerja :

1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut dari


pendaftaran ,

2. Petugas mempersilahkan pasien duduk dan dianamnese


sesuai dengan status pasien .

3. Petugas menimbang berat badan pasien,mengukur tinggi


badan dan mengukur LILA .

4. Petugas Petugas melakukan pemeriksaan tanda tanda vital


.

5. Petugas melakukan informed consent.

6. Petugas Mencuci Tangan

7. Petugas mempersilahkan pasien berbaring di tempat tidur


dan melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai urutan

8. Petugas memberikan rujukan pemeriksaan laboratorium


dan gigi .

9. Petugas melakukan konseling.

10. Petugas memberitahu jika ada resiko tinggi atau


komplikasi pada pasien dan dirujuk.

11. Petugas melakukan pencatatan dan dimasukkan ke kohort


ibu.

12. Petugas membuat pelaporan.

6 Diagram Alir -

- Unit pendaftaran / Rekam medik


7 Unit Terkait
- laboratorium
- Unit Gigi
- Unit BP
- Unit Farmasi
- Bidan KIA

8. Rekaman Historis Perubahan


Diberlakukan
No Halaman Yang diubah Isi perubahan
Tgl.

3.5.2 Standar Operasional Prosedur (SOP) Kelas Ibu Hamil

KELAS IBU HAMIL


800/246/SOP/PKM.SPK/0
No. Dokumen :
5/2018
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 08 MEI 2018
Halaman : 1/2
UPT
RINA
PUSKESMAS
ERLIATI
SEMPLAK

1. Pengertian Kelas ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu- ibu hamil dengan
jumlah peserta maksimal 10 ibu hamil, dalam bentuk tatap muka
di dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman
antara ibu-ibu hamil dan petugas kesehatan.
2. Tujuan Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap, dan perilaku ibu
agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh, dan
keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular,
dan akte kelahiran.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Semplak Nomor 800/
176 /SK/PKM.SPK/ 05 /2018 Tentang Pengelolaan dan
Pelaksanaan UKM Puskesmas di UPT Puskesmas Semplak
4. Referensi Buku Pedoman Fasilitator Kelas Ibu Hamil , Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia Tahun 2011
5. Prosedur 1. Tahap Persiapan
a. Petugas melakukan identifikasi atau mendata semua ibu
hamil yang ada diwilayah kerja puskesmas Semplak
b. Petugas mempersiapakan tempat,sarana dan prasarana
pelaksanaan kelas ibu hamil
c. Petugas mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan
dan jadwal pelaksanaan serta mempelajari materi yang
akan disampaikan
d. Petugas mengundang ibu hamil yang telah ditentukan
sebagai peserta melalui kader
2. Tahap Pelaksanaan
a. Petugas menyampaikan penjelasan umum tentang kelas
ibu hamil, dan melakukan perkenalan
b. Petugas melakukan Curah pendapat tentang materi yang
akan disampaikan
c. Petugas menyampaikan materi kelas ibu hamil
d. Petugas melakukan evaluasi pelaksanaan pertemuan
kelas ibu hamil
e. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan hasil
pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil

6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait Bidan wilayah

8. Rekaman Historis Perubahan

Diberlakukan
No. Halaman Yang Diubah Isi Perubahan
Tanggal
3.5.3 Standar Operasional Prosedur (SOP) Kunjungan Rumah Pada
Ibu Hamil Dan Ibu Nifas Resiko Tinggi

KUNJUNGAN RUMAH PADA IBU HAMIL DAN IBU NIFAS


RESIKO TINGGI
800/244/SOP/PKM.SPK/0
No. Dokumen :
5/2018
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 08 MEI 2018
Halaman : 1/2
UPT
RINA
PUSKESMAS
ERLIATI
SEMPLAK

1. Pengertian Kunjungan Rumah Pada Ibu Hamil dan Ibu Nifas Resiko Tinggi
adalah kunjungan rumah yang dilakukan kepada ibu hamil dan
ibu nifas yang mengalami resiko tinggi kehamilan dan masa
nifas, untuk mendeteksi secara dini komplikasi kehamilan dan
masa nifas.
2. Tujuan Untuk mendapatkan informasi tentang ibu hamil dan ibu nifas
resiko tinggi yang ada di wilayah kerja Puskesmas Semplak,
termasuk ibu hamil dan ibu nifas yang tidak datang ke Posyandu
dan Puskesmas sehingga ibu hamil dan ibu nifas dapat
mengetahui kebutuhannya selama masa kehamilan dan nifas
untuk kesehatan diri dan bayinya.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Semplak Nomor 800/
176 /SK/PKM.SPK/ 05 /2018 Tentang Pengelolaan dan
Pelaksanaan UKM Puskesmas di UPT Puskesmas Semplak
4. Referensi 1. PWS KIA Depkes RI tahun 2009
2. Pedoman pelayanan Antenatal Terpadu Kemenkes RI 2014
5. Prosedur 1. Petugas memberikan informasi kepada kader bahwa akan
melakukan kunjungan rumah ibu hamil dan ibu nifas
resiko tinggi
2. Petugas bersama kader melakukan kunjungan rumah
kepada ibu hamil dan ibu nifas resiko tinggi
3. Petugas melakukan anamnesa kepada ibu hamil dan ibu
nifas resiko tinggi
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil dan
ibu nifas resiko tinggi
5. Petugas melakukan konseling kesehatan kepada ibu hamil
dan ibu nifas resiko tinggi
6. Petugas mencatat dan melaporkan hasil kunjungan rumah ibu
hamil dan ibu nifas resiko tinggi
6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait Bidan wilayah

8. Rekaman Historis Perubahan

Diberlakukan
No. Halaman Yang Diubah Isi Perubahan
Tanggal

3.5.4 Standar Operasional Prosedur (SOP) Kunjungan Rumah Pada


Neonatus /Bayi Resiko Tinggi

KUNJUNGAN RUMAH PADA NEONATUS /BAYI RESIKO


TINGGI
800/245/SOP/PKM.SPK/0
No. Dokumen :
5/2018
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 08 MEI 2018
Halaman : 1/2
UPT
RINA
PUSKESMAS
ERLIATI
SEMPLAK
1. Pengertian Kunjungan Rumah yang dilakukan kepada neonatus/bayi yang
mengalami resiko tinggi untuk deteksi dini komplikasi pada
neonatus/bayi, dengan cara memberikan pelayanan kesehatan
berupa pemeriksaan fisik neonatus/bayi,penyampaian informasi
dan edukasi kepada keluarga dengan neonatus/bayi resiko tinggi
2. Tujuan Untuk mendapatkan informasi kesehatan pada neonatus/bayi
yang mengalami resiko tinggi, agar kesehatannya dapat
terpantau, sehingga neonatus/bayi tetap sehat
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Semplak Nomor 800/
176 /SK/PKM.SPK/ 05 /2018 Tentang Pengelolaan dan
Pelaksanaan UKM Puskesmas di UPT Puskesmas Semplak
4. Referensi 1. PWS KIA Depkes RI tahun 2009
2. Buku pelayanan Kesehatan Esensial, Kemenkes RI tahun 2011
5. Prosedur 1. Petugas memberikan informasi kepada kader bahwa akan
melakukan kunjungan rumah neonatus/bayi resiko
tinggi
2. Petugas bersama kader melakukan kunjungan rumah
kepada neonatus/bayi resiko tinggi
3. Petugas melakukan anamnesa kepada ibu/keluarga dengan
neonatus/bayi resiko tinggi
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pada neonatus/bayi
resiko tinggi
5. Petugas melakukan konseling kesehatan kepada
ibu/keluarga dengan neonatus/bayi resiko tinggi
6. Petugas mencatat dan melaporkan hasil kunjungan rumah
pada neonatus/bayi resiko tinggi
6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait Bidan wilayah
8. Rekaman Historis Perubahan

Diberlakukan
No. Halaman Yang Diubah Isi Perubahan
Tanggal
3.5.5 Standar Operasional Prosedur (SOP) Kelas Ibu Balita

KELAS IBU BALITA


800/247/SOP/PKM.SPK/05/20
No. Dokumen :
18
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 08 MEI 2018
Halaman : 1/2
UPT
RINA
PUSKESMAS
ERLIATI
SEMPLAK

1. Pengertian Kelas ibu balita adalah sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan
bagi ibu yang memiliki anak balita (0-5 tahun) maksimal 15 ibu, dalam
bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai pemberian ASI,
imunisasi, MP-ASI, tumbuh kembang balita, penyakit pada balita,
kesehatan gigi, gizi seimbang, obat pertolongan pertama, dan perilaku
hidup bersih dan sehat
2. Tujuan Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap, dan perilaku ibu agar
memahami tentang kesehatan balita meliputi pemberian ASI, imunisasi,
MP-ASI, tumbuh kembang balita, penyakit pada balita, kesehatan gigi,
gizi seimbang, obat pertolongan pertama, dan perilaku hidup bersih dan
sehat
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Semplak Nomor 800/ 176
/SK/PKM.SPK/ 05 /2018 Tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan UKM
Puskesmas di UPT Puskesmas Semplak
4. Referensi Buku Pedoman Fasilitator Kelas Ibu Balita,KEMENKES RI tahun 2016
5. Prosedur Tahap Persiapan
Petugas melakukan identifikasi atau mendata semua balita yang ada
diwilayah kerja puskesmas
Petugas mempersiapakan tempat,sarana dan prasarana pelaksanaan kelas
ibu balita
Petugas mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal
pelaksanaan serta mempelajari materi yang akan disampaikan
Petugas mengundang ibu balita yang telah ditentukan sebagai peserta
melalui kader
Tahap Pelaksanaan
Petugas menyampaikan penjelasan umum tentang kelas ibu balita, dan
melakukan perkenalan
Petugas melakukan Curah pendapat tentang materi yang akan
disampaikan
Petugas menyampaikan materi kelas ibu balita
Petugas melakukan evaluasi pelaksanaan pertemuan kelas ibu balita
Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan
kelas ibu balita

6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait Bidan wilayah

8. Rekaman Historis Perubahan

Diberlakukan
No. Halaman Yang Diubah Isi Perubahan
Tanggal
3.5.6 Standar Operasional Prosedur (SOP) Imunisasi

IMUNISASI
No. Dokumen : 800/381/SOP/PKM.S
PK/05/2018
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 08 MEI 2018

Halaman : 1/2

UPT
RINA
PUSKESMAS
ERLIATI
SEMPLAK

1 Pengertian Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan


terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau
bibit kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan kedalam
tubuh dengan memasukkan kuman atau bibit penyakit tersebut,
tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya digunakan
tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit penyerang
tubuh.
2 Tujuan Memberikan pelayanan berupa pemberian imunisasi pada bayi 0-
24 bulan secara bertahap dan optimal.
3 Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Semplak No.
800/035/SK/PKM.SPK/05/2018 tentang Layanan Klinis Yang
berorientasi pasien
4 Referensi 1. Undang-Undang RI Nomor : 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
2. Permenkes No. 12 Tahun 2017.
5 Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut antrian.
2. Petugas mencocokan identitas pasien.
3. Petugas melakukan anamnesa dan melakukan
pemeriksaan antropometri bayi.
4. Petugas mencatat hasil anamnesa dan pemeriksaan
tanda-tanda vital ke dalam KMS bayi.
5. Petugas mencuci tangan .
6. Petugas menjelaskan efek samping dari pemberian
imunisasi dan cara penanggulangannya.
7. Petugas meminta kepada orangtua bayi/keluarga mengisi
persetujuan inform concent.
8. Petugas mencatat dalam buku register kunjungan
KIA/Imunisasidan KMS bayi.
9. Petugas memberi jadwal kunjungan ulang untuk
dilakukan imunisasi kembali.
10. Petugas memberitahu kepada klien setelah mendapatkan
pelayanan.
6 Diagram Alir -
7 Unit Terkait - Unit Pendaftaran/ Rekam medis
- Unit KIA
- Unit BP
- Unit Farmasi

8. Rekaman Historis Perubahan

Diberlakukan
No Halaman Yang diubah Isi perubahan
Tgl.
3.5.7 Standar Operasional Prosedur (SOP) Sweeping Imunisasi

SWEEPING IMUNISASI
800/251/SOP/PKM.SPK/
No. Dokumen :
05/2018
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 08 MEI 2018

Halaman : 1/2

UPT
RINA
PUSKESMAS
ERLIATI
SEMPLAK

Sweeping Imunisasi adalah Upaya aktif mencari dan melengkapi


1 Pengertian imunisasi bagi bayi dan balita supaya jangan sampai drop out pada akhir
Tahun
2 Tujuan Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan sweeping imunisasidasar
SK Kepala Puskesmas Semplak Nomor.
3 Kebijakan 800/176/SK/PKM.SPK/05/2018 tentang pengelolaan dan pelaksanakan
UKM Puskesmas .
Undang undang Nomor 35 Tahun 2014
4 Referensi
Permenkes Nomor 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi
Petugas melakukan pendataan bayi /balita yang tidak berkunjung sesuai
5 Prosedur
jadwal imunisasi melalui kohort bayi /balita .
Petugas melakukan kunjungan ke rumah bayi /balita yang disweeping .
Petugas melakukan anamnese dan pemeriksaan pada bayi / balita yang
akan di sweeping .
Petugas mendiagnosis apakah bayi / balita bisa diberikan imunisasi .
Sebelum melakukan pelayanan imunisasi petugas memberikan konseling
,informasi dan edukasi . .
Petugas memberikan pelayanan imunisasi pada bayi / balita yang
disweeping sesuai dengan jadwal pemberian imunisasi .
Petugas memberikan konseling kepada orang tua bayi / balita bahwa
imunisasi sudah diberikan sesuai jadwal dan memberikan informasi serta
edukasi pasca pemberian imunisasi dan jadwal kunjungan ulang .
Petugas melakukan pendekomentasian pemberian imunisasi di buku KIA
bayi,
6
7 Diagram Alir -
Bidan pembina wilayah
8 Unit Terkait Kelurahan
Kader, Rt, Rw dan tokoh masyarakat .

8. Rekaman Historis Perubahan

No Halaman Yang diubah Isi perubahan Diberlakukan Tgl.


3.6 Hubungan Kerja dengan Unit Lain

1. Bidan pembina wilayah

2. Kelurahan setempat : Semplak, Curug Mekar, Curug Induk

3. Kader Posyandu, RT, RW, dan Tokoh Masyarakat

4. Unit Pendaftaran / Rekam medik

5. Laboratorium

6. Unit Gigi

7. Unit Farmasi
BAB IV

IDENTIFIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH

4.1 Identifikasi Masalah


4.1.1 Pengertian Masalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan


bahwa masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan).
Masalah pada umumnya berawal dari suatu kesenjangan yang terjadi
dilapangan, kesenjangan terjadi apabila suatu penampilan pelayanan
kesehatan yang terjadi dilapangan (what is) sangat berbeda dengan
standar yang sebelumnya telah ditetapkan (what should be) (Azwar,
1995).

Wikipedia bahasa Indonesia, mendefinisikan masalah yaitu kata


yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersumber
dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi
yang membingunkan. Dua faktor tersebut adalah : 1) Masalah biasanya
dianggap sebagai suatu keadaan yang harus diselesaikan. 2) Masalah
disadari “ada” saat seorang individu menyadari keadaan yang ia tidak
sesuai dengan keadaan yang ia inginkan.

Menurut Suryabrata (1994:60) masalah merupakan kesenjangan


antara harapan (dasollen) dengan kenyataan (das sein), antara kebutuhan
dengan yang tersedia, antara yang seharusnya (what should be) dengan
yang ada (what it is). Menurut Agung Wijaya, masalah merupakan suatu
keadaan yang tidak seimbang antara harapan atau keinginan dengan
kenyataan yang ada.

Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan


oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan) kepada wanita selama hamil,
misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis
termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan
proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru
sebagai orangtua (Wagiyo & Putrono, 2017).
Menurut Depkes RI (2005) mendefinisikan bahwa pemeriksaan
kehamilan merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan
upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Pada
hakikatnya pemeriksaan kehamilan bersifat preventif dan bertujuan
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan bagi ibu dan janin.

Tujuan pemeriksaan kehamilan menurut Kementerian Kesehatan


RI (2010) menyediakan pelayanan antenatal yang terpadu,
komprehensif, serta berkualitas, memberikan konseling kesehatan dan
gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI; meminimalkan
“missed opportunity” pada ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan
antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas; mendeteksi secara dini
adanya kelainan atau penyakit yang diderita ibu hamil; dapat melakukan
intervensi yang tepat terhadap kelainan atau penyakit sedini mungkin
pada ibu hamil; dapat melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai dengan sistem rujukan yang sudah ada. Selain itu
pemeriksaan kehamilan atau antenatal care juga dapat dijadikan sebagai
ajang promosi kesehatan dan pendidikan tentang kehamilan, persalinan
dan persiapan menjadi orangtua

Menurut Purwaningsih & Fatmawati (2010) menjelaskan bahwa


pemeriksaan antenatal juga memberikan manfaat terhadap ibu dan
janinnya, antara lain :

Bagi Ibu

a) Mengurangi dan mendeteksi secara dini komplikasi kehamilan


dan mengurangi penyulit masa antepartum;
b) Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jasmani dan
rohani ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan;
c) Dapat meningkatkan kesehatan ibu pasca persalinan dan untuk
dapat memberikan ASI; d) dapat melakukan proses persalinan secara
aman.
Bagi Janin :

Sedangkan manfaat untuk janin adalah dapat memelihara kesehatan ibu


sehingga mengurangi kejadian prematuritas, kelahiran mati dan Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR).

Indikator yang digunakan untuk menggambarkan keberhasilan


program pelayanan kesehatan ibu adalah cakupan pemeriksaan ibu
hamil terhadap pelayanan kesehatan yang diukur dengan K1 dan K4.
Cakupan K1 merupakan gambaran besaran Ibu Hamil yang telah
melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan antenatal. K4 adalah kontak Ibu Hamil dengan
tenaga kesehatan yang ke-empat (atau lebih) untuk mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan, dengan ketentuan:
satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua
kali pada trimester ketiga (Depkes RI, Pedoman Pelayanan Antenatal,
2010).

4.1.2 Metode Penemuan Masalah


Menurut (Pratinya, 2003), dalam penemuan masalah atau
penyimpangan ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan,
diantaranya:

1. Pendekatan Formal
- Metode Analog

Metode ini menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari


hasil penelitian pada bidang tertentu untuk menentukan
masalah penelitian pada bidang yang lain yang terkait.

- Metode Dialektis

Masalah penel itian yang diusulkan untuk


pengembangan terhadap teori atau metode yang telah ada.

- Metode Morfologi

Merupakan metode dengan pendekatan analisis pada berbagai


kemungkinan kombinasi bidang masalah penelitian yang saling
berhubungan dalam bentuk matrik.
- Metode Agregasi

Menggunakan hasil beberapa penelitian dari berbagai bidang


penelitian yang berbeda untuk mentukan suatu masalah
penelitian yang lebih kompleks.

- Metode Renovasi

Masalah penelitian ditentukan dengan cara memperbaiki atau


mengganti komponen teori atau metode yang kurang relevan
dengan komponen teori atau metode lain yang lebih efektif.

- Metode Dekomposisi

Membagi masalah ke dalam elemen-elemenyang lebih spesifik.

2. Pendekatan Non Formal


- Metode Perkiraan

Didasarkan intuisi pembuatan keputusan mengenai situasi


tertentu yang diperkirakan mempunyai potensi masalah.

- Metode Fenomologi

Bedasarkan observasi terhadap fakta atau kejadian.

- Metode Konsesus

Didasarkan konsesus dalam praktik bisnis.

- Metode Pengalaman

Didasarkan pengalaman perusahaan atau orang-orang dalam


perusahaan.

Berdasarkan metode-metode dalam penemuan di atas, metode


pendekatan yang dilakukan penulis untuk menemukan masalah di
Puskesmas Semplak adalah dengan menggunakan pendekatan non-
formal, yaitu dengan Metode Fenomologi (Observasi) dan Wawancara.

a) Observasi

Observasi yang dilakukan praktikan adalah dengan


melakukan pengamatan secara langsung dan ikut terlibat langsung
dalam pelaksanaan kegiatan dalam Unit Pelayanan KIA / KB di
Puskesmas Semplak. Observasi dilakukan untuk menyajikan
gambaran realiktik perilaku atau kejadian, untuk menjawab
pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia dan untuk
evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu dan
melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Beberapa
informasi diperoleh dari hasil observasi yakni pelaku/sasaran,
kegiatan, perilaku, kejadian atau peristiwa, dan waktu.

b) Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh praktikan adalah proses


memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan informan. Informan itu sendiri
adalah Bidan, Kader Posyandu dan Ibu Hamil. Wawancara itu
sendiri dilakukan setiap ada kegiatan Kelas Ibu Hamil dan jadwal
pemeriksaan Ibu Hamil di Puskesmas Semplak (Hari Senin dan
Kamis).

4.1.3 Penjabaran Masalah

Masalah yang ditemukan dengan metode observasi dan


wawancara (metode kualitatif) di Puskesmas Semplak unit pelayanan
KIA / KB antara lain:

- Rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan


keahamilan (antenatal care)
- Kurangnya sarana media informasi kepada ibu hamil
- Tidak ada dorongan atau motivasi dari diri sendiri, suami dan
keluarga untuk memeriksakan kehamilan
- Kurangnya kesadaran terhadap diri sendiri dan janin
dikarenakan faktor pengalaman kehamilan sebelumnya.

4.1.4 Penetapan Prioritas Masalah

Mengingat keterbatasan kemampuan mengatasi masalah


sekaligus, maka dari beberapa masalah perlu diprioritaskan satu masalah
dengan pendekatan tertentu. Metode yang digunakan untuk
memprioritaskan masalah adalah dengan metode USG (Urgency
Seriousnes Growth) (Ariffin, 2008).

Urgency

Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu


yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.

Seriousness

Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang
timbul dengan penundaan pemecahan masalah-masalah lain kalau
masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam
keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah
lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain
yang berdiri sendri.

Growth

Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi


berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin
memburuk kalau dibiarkan.

Nilai skor pada metode USG:

1 = Sangat Kecil

2 = Kecil
3 = Sedang

4 = Besar

5 = Sangat Besar

Hasil penilaian (Total): Nilai U x S x G

4.1.4 Penetapan Prioritas Masalah

No Masalah U S G Total
1 Rendahnya pengetahuan ibu hamil
tentang pemeriksaan kehamilan 4 5 4 80
(Antenatal Care)
2 Kurangnya sarana media informasi 2 4 3 24
kepada ibu hamil dikarenakan jarak
tempat tinggal yang jauh dari
fasilitas pelayanan kesehatan
3 Tidak ada dorongan atau motivasi
dari diri sendiri, suami dan keluarga 3 4 3 36
untuk memeriksakan kehamilan
4 Kurangnya kesadaran terhadap diri
sendiri dan janin dikarenakan faktor 4 4 3 48
pengalaman kehamilan sebelumnya

Dari hasil tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa masalah


utama yang menjadi prioritas masalah adalah “Rendahnya
pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan (Antenatal
Care)”
4.2 Pemecahan Masalah
4.2.1 Teori Pemecahan Masalah
Diagram Fishbone atau diagram tulang ikan dikenal juga dengan
Cause and Effect Diagram, pertama kali digunakan oleh Dr. Kaoru
Ishikawa dari Universitas Tokyo pada tahun 1943, maka sering disebut
sebagai "Diagram Ishikawa". Diagram ini digunakan untuk
mengidentifikasi semua penyebab utama yang mungkin menyebabkan
masalah. Metodologi ini dapat digunakan pada semua jenis masalah, dan
dapat disesuaikan dengan pengguna agar sesuai dengan keadaan.
(Ishikawa, 1943).
Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial
dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui
sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori
yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur,
kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab
yang perlu diuraikan melalui brainstorming. (Kusnadi, 2013).
Kategori yang paling umum digunakan menurut Ishikawa tahun 1943
yaitu:
a. Orang (Man) : Tenaga kerja atau pekerjaan fisik
b. Metode (Method) : Metode atau proses
c. Material (Materials) : Bahan baku, konsumsi, dan informasi
d. Mesin (Machine) : Mesin atau teknologi
e. Pengukuran (Measurement) : Pengukuran atau inspeksi
f. Lingkungan (Environment) : Lingkungan
Gambar 5.1
Diagram Fishbone, Ishikawa 1943

CAUSE EFFECT

People (Shooter) Material (Ball) Method (Shooting


Mechanism)

Missed free-Throws

Environment (Weather) Machine (Hoop & backboard)

4.2.2 Analisis dan Alternatif Pemecahan Masalah


Analisis penyebab masalah dilakukan dengan cara observasi dan
wawancara Petugas Kesehatan (Bidan), Ibu Hamil, dan Kader
Posyandu,. Dan hasilnya dijabarkan melalui diagram tulang ikan
(fishbone). Berikut analisi masalah yang dapat diambil berdasarkan
beberapa faktor dari diagram fishbone.

Gambar 4.2.2
Pendekatan Sebab Akibat (Fishbone)

Man 1. Tidak ada dorongan atau motivasi dari


diri sendiri (sikap ibu hamil), suami dan
keluarga untuk memeriksakan
kehamilan
Rendahnya
2. Ibu dengan jumlah paritas yang tinggi
pengetahuan
tidak terlalu khawatir dengan
ibu hamil
kehamilannya lagi, sehingga
tentang
menurunkan angka kunjungannya. pemeriksaan
kehamilan
Kurangnya sarana media (Antenatal
informasi kepada ibu hamil Care)
dikarenakan jarak tempat tinggal
yang jauh
Method
Alternatif Pemecahan Masalah

Langkah berikutnya setelah mencari penyebab masalah yang terjadi, maka


dilakukan alternative pemecahan masalah.

Alternatif Pemecahan Masalah


Analisis Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

1. Rendahnya pengetahuan ibu Pengetahuan merupakan faktor


hamil tentang pemeriksaan penting yang mempengaruhi motivasi
kehamilan (Antenatal Care) ibu hamil untuk melakukan
2. Kurangnya sarana media kunjungan ANC. Bagi ibu dengan
informasi kepada ibu hamil pengetahuan yang tinggi mengenai
dikarenakan jarak tempat kesehatan kehamilan menganggap
tinggal yang jauh dari kunjungan ANC bukan sekedar untuk
fasilitas pelayanan kesehatan memenuhi kewajiban, melainkan
3. Tidak ada dorongan atau menjadi sebuah kebutuhan untuk
motivasi dari diri sendiri, kehamilannya. Sedangkan ibu dengan
suami dan keluarga untuk pengetahuan yang rendah mengenai
memeriksakan kehamilan kesehatan kehamilan akan merasa
4. Kurangnya kesadaran tidak perduli akan kehamilannya dan
terhadap diri sendiri dan terus merasa yakin bahwa janin dan
janin dikarenakan faktor ibu akan terus sehat-sehat saja.
pengalaman kehamilan Pemecahan masalah yang dilakukan
sebelumnya (Paritas) oleh Puskesmas Semplak dalam
menangani masalah ini adalah dengan
mengadakan Kelas Ibu Hamil yang
dilaksanakan di Posyandu wilayah
setempat, akan tetapi kunjungan kelas
ibu hamil hanya dihadiri oleh 10
orang (35%) dari jumlah total ibu
hamil di wilayah tersebut. Alternatif
lain untuk pemecahan masalah
tersebut adalah bisa dengan
kunjungan ke rumah ibu hamil dan
menjadi seorang konselor untuk
mendengarkan semua keluhan yang
dirasakan oleh ibu hamil dan
memberikan sebuah solusi yang bisa
dilakukan oleh ibu hamil. Konselor
dapat memberikan informasi dan
penjelasan disertai dengan contoh
tentang pentingnya memeriksakan
kehamilan dan faktor yang
mempengaruhi terjadinya komplikasi
kehamilan dan menjelaskan manfaat
dan tujuan dari pemeriksaan antenatal
sehingga dapat membangkitkan
motivasi ibu hamil untuk dengan rutin
memeriksakan kehamilannya.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil serta pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pengetahuan Responden dalam penelitian ini sebagian besar berpengetahuan


baik sebesar 45,3% cukup baik sebesar 40.0% dan yang terrendah
bepengetahuan kurang baik sebesar 14,7%

2. Responden dengan umur remaja akhir (17-25) sebanyak 21,3 %, dan sebagian
besar responden dengan umur dewasa awal (26-35) sebanyak 48,0 %, dan
responden dengan umur dewasa akhir (36-45) sebanyak 30,7 %.

3. Tingkat pendidikan responden sebagian besar berpendidikan rendah (SD-SMP)


yaitu sebesar 69,3%) Sedangkan sebesar (30,7%) responden dengan tingkat
pendidikan Tinggi (SMA-PT).

4. Sebagian besar penelitian ini menunjukkan bahwa responden dengan pekerjaan


bekerja sebanyak 45,3 % dan responden dengan pekerjaan tidak bekerja lebih
besar dibandingkan dengan pekerjaan bekerja sebanyak 54,7 %.

5. Responden dengan jumlah kelahiran hidup ≤ 2 anak (Budaya ber KB Baik)


lebih tinggi dibanding dengan jumlah kelahiran hidup > 2 anaksebanyak 70,7
% dan responden dengan jumlah kelahiran hidup ≥ 2 anak (Budaya ber KB
Baik) sebanyak 29,3 %.

6. Responden sebagian besar dalam penelitian ini memiliki persepsi yang cukup
baik mengenai pemeriksaan antenatal care, sejumlah 49 responden dengan
persentase 65,3%.

7. Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan persepsi tentang


pemeriksaan Antenata Care (p value < 0,05 yaitu 0,038).

8. Tidak Ada Hubungan Antara Umur Dengan Persepsi Tentang Pemeriksaan


Antenatal Care (nilai p value 0,556 > 0,05).

9. Tidak ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan persepsi tentang
pemeriksaan Antenata Care (nilai p value 0,154 > 0,05).

10. Ada Hubungan Antara Pekerjaan Dengan Persepsi Tentang Pemeriksaan


Antenatal Care (ANC) (nilai -value 0,044 < 0,05).
11. Tidak ada Hubungan Antara Jumlah Kelahiran Hidup Dengan Persepsi Tentang
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) (nilai p value
0,269 > 0,05).

5.2 Saran

1. ngkatan pengetahuan pada ibu hamil oleh oleh petugas kesehatan dan kader
melalui pertePenimuan atau kegiatan posyandu atau kunjungan pertama
kehamilan ibu hamil.
2. Petugas memberikan informasi dengan bahasa yang mudah diPahami oleh
ibu hamil disetiap pemeriksaan antenatal care
3. Pada peneliti lainnya dapat dilakukan secara kualitatif sehingga
memperoleh hasil wawancara mendalam yang dilakukan tentang
4. penurunan cakupan ANC.

LAMPIRAN
- SURAT IZIN LKP
- MATRIKS KEGIATAN

No Hari / Tanggal Kegiatan Tempat


1. Senin, 11/11/2019 Membantu mencari Rekam Ruang Rekam
Medis pasien yang berobat Medis
di Puskesmas Semplak
2. Selasa, 12/11/2019 Membantu mencari Rekam Ruang Rekam
Medis pasien yang berobat Medis
di Puskesmas Semplak
3. Rabu, 13/11/2019 Menganamnesa keluhan / Meja BP (Bagian
gejala yang dirasakan Pengkajian)
pasien dan memeriksa
Tekanan Darah dan berat
badan pasien
4. Kamis, 14/11/2019 Membantu Pelayanan dan Ruang unit
Pemeriksaan Ibu Hamil, pelayanan KIA /
meliputi : KB
- Tensi Darah
- Berat Badan
- Tinggi Badan
- Lingkar Lengan
Atas
- Denyut jantung bayi
- Tinggi Fundus Uteri
- Imunisasi TT
(Tetanus Toxoid)
5. Jum’at, Membantu Acara Ruang Aula
15/11/2019 Sosialisasi Pendataan Puskesmas
Sanitasi Kelurahan Semplak
Semplak pada Ibu RT dan
Ibu Kader di Kelurahan
Semplak
6. Senin, 18/11/2019 Membantu Pelayanan dan Ruang unit
Pemeriksaan Ibu Hamil, pelayanan KIA /
meliputi : KB
- Tensi Darah
- Berat Badan
- Tinggi Badan
- Lingkar Lengan
Atas
- Denyut jantung bayi
- Tinggi Fundus Uteri
- Imunisasi TT
(Tetanus Toxoid)
7. Selasa, 19/11/2019 - Membantu Ruang unit
pelayanan dan pelayanan KIA /
pemeriksaan bayi, KB
pelayanan imunisasi
bayi sesuai umur
bayi Posyandu RW 10
- Penyuluhan Deteksi Kelurahan Curug
dini kanker leher
rahim dengan tes
IVA (Inspeksi
Visual dengan
Asam Asetat)
8. Rabu, 20/11/2019 Membantu Pelayanan dan Ruang unit
Pemeriksaan KB, meliputi : pelayanan KIA /
- Tekanan Darah KB
- Berat Badan
- Konsultasi KB
- Suntik KB (1 dan 3
bulan)
- Pemasangan /
pelepasan IUD
- Pemasangan /
pelepasan Implant
- Pelayanan Tes IVA
9. Kamis, 21/11/2019 Membantu Pelayanan dan Ruang unit
Pemeriksaan Ibu Hamil, pelayanan KIA /
meliputi : KB
- Tensi Darah
- Berat Badan
- Tinggi Badan
- Lingkar Lengan
Atas
- Denyut jantung bayi
- Tinggi Fundus Uteri
- Imunisasi TT
(Tetanus Toxoid)
10. Jum’at, Membantu Pelayanan dan Ruang unit
22/11/2019 Pemeriksaan KB, meliputi : pelayanan KIA /
- Tekanan Darah KB
- Berat Badan
- Konsultasi KB
- Suntik KB (1 dan 3
bulan)
- Pemasangan /
pelepasan IUD
- Pemasangan /
pelepasan Implant
- Pelayanan Tes IVA
11. Sabtu, 23/11/2019 Membantu Pelayanan dan Ruang unit
Pemeriksaan KB, meliputi : pelayanan KIA /
- Tekanan Darah KB
- Berat Badan
- Konsultasi KB
- Suntik KB (1 dan 3
bulan)
- Pemasangan /
pelepasan IUD
- Pemasangan /
pelepasan Implant
- Pelayanan Tes IVA
12. Senin, 25/11/2019 Membantu Pelayanan dan Ruang unit
Pemeriksaan Ibu Hamil, pelayanan KIA /
meliputi : KB
- Tensi Darah
- Berat Badan
- Tinggi Badan
- Lingkar Lengan
Atas
- Denyut jantung bayi
- Tinggi Fundus Uteri
- Imunisasi TT
(Tetanus Toxoid)
13. Selasa, 26/11/2019 - Membantu Ruang unit
pelayanan dan pelayanan KIA /
pemeriksaan bayi, KB
pelayanan imunisasi
bayi sesuai umur
bayi SDN Semplak 2
- Membantu
pelaksanaan
kegiatan BIAS
(Bulan Imunisasi
Anak Sekolah)
14. Rabu, 27/11/2019 Membantu Pelayanan dan Ruang unit
Pemeriksaan KB, meliputi : pelayanan KIA /
- Tekanan Darah KB
- Berat Badan
- Konsultasi KB
- Suntik KB (1 dan 3
bulan)
- Pemasangan /
pelepasan IUD
- Pemasangan /
pelepasan Implant
- Pelayanan Tes IVA
15. Kamis, 28/11/2019 Membantu Pelayanan dan Ruang unit
Pemeriksaan Ibu Hamil, pelayanan KIA /
meliputi : KB
- Tensi Darah
- Berat Badan
- Tinggi Badan
- Lingkar Lengan
Atas
- Denyut jantung bayi
- Tinggi Fundus Uteri
- Imunisasi TT
(Tetanus Toxoid)
16. Jum’at, SAFARI Keluarga Ruang unit
29/11/2019 Berencana (KB) pelayanan KIA /
KB
Membantu pemasangan dan
pelepasan KB Implant dan
IUD
17. Sabtu, 30/11/2019 1. Membantu Pelayanan Ruang unit
dan Pemeriksaan KB, pelayanan KIA /
meliputi : KB
- Tekanan Darah
- Berat Badan
- Konsultasi KB
- Suntik KB (1 dan 3
bulan)
- Pemasangan /
pelepasan IUD
- Pemasangan /
pelepasan Implant
- Pelayanan Tes IVA
2. Kelas Ibu Balita
3. Penyuluhan tentang Posyandu RW 03
Deteksi Dini Kanker Leher Kelurahan
Rahim dengan Tes IVA Semplak
18. Senin, 02/12/2019 1. Membantu Pelayanan Ruang unit
dan Pemeriksaan Ibu pelayanan KIA /
Hamil, meliputi : KB
- Tensi Darah
- Berat Badan
- Tinggi Badan
- Lingkar Lengan
Atas
- Denyut jantung bayi
- Tinggi Fundus Uteri
- Imunisasi TT
(Tetanus Toxoid)
2. Membantu kegiatan Posyandu RW 01
Posyandu, meliputi : Kelurahan Curug
- Pemeriksaan
Tekanan Darah dan
Berat Badan Ibu
Hamil
- Imunisasi bayi dan
balita
19. Rabu, 04/12/2019 Membantu Pelayanan dan Ruang unit
Pemeriksaan KB, meliputi : pelayanan KIA /
- Tekanan Darah KB
- Berat Badan
- Konsultasi KB
- Suntik KB (1 dan 3
bulan)
- Pemasangan /
pelepasan IUD
- Pemasangan /
pelepasan Implant
- Pelayanan Tes IVA

20. Kamis, 05/12/2019 Membantu Pelayanan dan Ruang unit


Pemeriksaan Ibu Hamil, pelayanan KIA /
meliputi : KB
- Tensi Darah
- Berat Badan
- Tinggi Badan
- Lingkar Lengan
Atas
- Denyut jantung bayi
- Tinggi Fundus Uteri
- Imunisasi TT
(Tetanus Toxoid)
Supervisi dari Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas
Ibn Khaldun Bogor
21. Jum’at, Membantu Pelayanan dan Ruang unit
06/12/2019 Pemeriksaan KB, meliputi : pelayanan KIA /
- Tekanan Darah KB
- Berat Badan
- Konsultasi KB
- Suntik KB (1 dan 3
bulan)
- Pemasangan /
pelepasan IUD
- Pemasangan /
pelepasan Implant
- Pelayanan Tes IVA

22. Sabtu, 07/12/2019 Membantu Pelayanan dan Ruang unit


Pemeriksaan KB, meliputi : pelayanan KIA /
- Tekanan Darah KB
- Berat Badan
- Konsultasi KB
- Suntik KB (1 dan 3
bulan)
- Pemasangan /
pelepasan IUD
- Pemasangan /
pelepasan Implant
- Pelayanan Tes IVA

23. Senin, 09/12/2019 Membantu Pelayanan dan Ruang unit


Pemeriksaan Ibu Hamil, pelayanan KIA /
meliputi : KB
- Tensi Darah
- Berat Badan
- Tinggi Badan
- Lingkar Lengan
Atas
- Denyut jantung bayi
- Tinggi Fundus Uteri
- Imunisasi TT
(Tetanus Toxoid)

24. Selasa, 10/12/2019 Membantu pelayanan dan Ruang unit


pemeriksaan bayi, pelayanan KIA /
pelayanan imunisasi bayi KB
sesuai umur bayi
25. Rabu, 11/12/2019 1. Membantu Pelayanan Ruang unit
dan Pemeriksaan KB, pelayanan KIA /
meliputi : KB
- Tekanan Darah
- Berat Badan
- Konsultasi KB
- Suntik KB (1 dan 3
bulan)
- Pemasangan /
pelepasan IUD
- Pemasangan /
pelepasan Implant
- Pelayanan Tes IVA
2. Kelas Ibu Hamil Posyandu RW 01
3. Penyuluhan materi Kelurahan
Keputihan (Flour albus) Semplak
pada Ibu Hamil
26. Kamis, 12/12/2019 Membantu Pelayanan dan Ruang unit
Pemeriksaan Ibu Hamil, pelayanan KIA /
meliputi : KB
- Tensi Darah
- Berat Badan
- Tinggi Badan
- Lingkar Lengan
Atas
- Denyut jantung bayi
- Tinggi Fundus Uteri
- Imunisasi TT
(Tetanus Toxoid)
27. Sabtu,14/12/2019 Membantu Pelayanan dan Ruang unit
Pemeriksaan KB, meliputi : pelayanan KIA /
- Tekanan Darah KB
- Berat Badan
- Konsultasi KB
- Suntik KB (1 dan 3
bulan)
- Pemasangan /
pelepasan IUD
- Pemasangan /
pelepasan Implant
- Pelayanan Tes IVA
28. Senin, 16/12/2019 Membantu Pelayanan dan Ruang unit
Pemeriksaan Ibu Hamil, pelayanan KIA /
meliputi : KB
- Tensi Darah
- Berat Badan
- Tinggi Badan
- Lingkar Lengan
Atas
- Denyut jantung bayi
- Tinggi Fundus Uteri
- Imunisasi TT
(Tetanus Toxoid)
29. Selasa, 17/12/2019 Membantu pelayanan dan Ruang unit
pemeriksaan bayi, pelayanan KIA /
pelayanan imunisasi bayi KB
sesuai umur bayi
30. Rabu, 18/12/2019 Membantu Pelayanan dan Ruang unit
Pemeriksaan KB, meliputi : pelayanan KIA /
- Tekanan Darah KB
- Berat Badan
- Konsultasi KB
- Suntik KB (1 dan 3
bulan)
- Pemasangan /
pelepasan IUD
- Pemasangan /
pelepasan Implant
- Pelayanan Tes IVA
Menganamnesa keluhan /
gejala yang dirasakan Meja BP (Bagian
pasien dan memeriksa Pengkajian)
Tekanan Darah dan berat
badan pasien
31. Kamis, 19/12/2019 Membantu Pelayanan dan Ruang unit
Pemeriksaan Ibu Hamil, pelayanan KIA /
meliputi : KB
- Tensi Darah
- Berat Badan
- Tinggi Badan
- Lingkar Lengan
Atas
- Denyut jantung bayi
- Tinggi Fundus Uteri
- Imunisasi TT
(Tetanus Toxoid)
Membantu pelaksanaan SDIT Baitussalam
kegiatan BIAS (Bulan Kelurahan Curug
Imunisasi Anak Sekolah) Mekar
32. Jum’at, Membantu Pelayanan dan Ruang unit
20/12/2019 Pemeriksaan KB, meliputi : pelayanan KIA /
- Tekanan Darah KB
- Berat Badan
- Konsultasi KB
- Suntik KB (1 dan 3
bulan)
- Pemasangan /
pelepasan IUD
- Pemasangan /
pelepasan Implant
- Pelayanan Tes IVA
33. Senin, 23/12/2019 Membantu Pelayanan dan Ruang unit
Pemeriksaan Ibu Hamil, pelayanan KIA /
meliputi : KB
- Tensi Darah
- Berat Badan
- Tinggi Badan
- Lingkar Lengan
Atas
- Denyut jantung bayi
- Tinggi Fundus Uteri
- Imunisasi TT
(Tetanus Toxoid)
34. Selasa, 24/12/2019 CUTI BERSAMA
35. Rabu, 25/12/2019
36. Kamis, 26/12/2019 Membantu Pelayanan dan Ruang unit
Pemeriksaan Ibu Hamil, pelayanan KIA /
meliputi : KB
- Tensi Darah
- Berat Badan
- Tinggi Badan
- Lingkar Lengan
Atas
- Denyut jantung bayi
- Tinggi Fundus Uteri
- Imunisasi TT
(Tetanus Toxoid)
37. Jum’at, Membantu Pelayanan dan Ruang unit
27/12/2019 Pemeriksaan KB, meliputi : pelayanan KIA /
- Tekanan Darah KB
- Berat Badan
- Konsultasi KB
- Suntik KB (1 dan 3
bulan)
- Pemasangan /
pelepasan IUD
- Pemasangan /
pelepasan Implant
- Pelayanan Tes IVA
Kelas Ibu Balita
Posyandu RW 03
Kelurahan
Semplak
38. Sabtu, 28/12/2019 1. Membantu Pelayanan Ruang unit
dan Pemeriksaan KB, pelayanan KIA /
meliputi : KB
- Tekanan Darah
- Berat Badan
- Konsultasi KB
- Suntik KB (1 dan 3
bulan)
- Pemasangan /
pelepasan IUD
- Pemasangan /
pelepasan Implant
- Pelayanan Tes IVA
2. Kelas Ibu Balita Posyandu RW 05
3. Penyuluhan tentang Kelurahan Curug
Faktor yang Mempengaruhi
Tumbuh Kembang pada
Balita
39. Senin, 30/12/2019 Membantu Pelayanan dan Ruang unit
Pemeriksaan Ibu Hamil, pelayanan KIA /
meliputi : KB
- Tensi Darah
- Berat Badan
- Tinggi Badan
- Lingkar Lengan
Atas
- Denyut jantung bayi
- Tinggi Fundus Uteri
- Imunisasi TT
(Tetanus Toxoid)
Penyuluhan tentang Deteksi Posyandu RW 05
Dini Kanker Leher Rahim Kelurahan
dengan Tes IVA Semplak
40. Selasa, 31/12/2019 1. Membantu pelayanan Ruang unit
dan pemeriksaan bayi, pelayanan KIA /
pelayanan imunisasi bayi KB
sesuai umur bayi
2. Membantu kegiatan
Pemberantasan Sarang Lingkungan RW
Nyamuk (PSN) 01 Kelurahan
Curug Mekar
- DOKUMENTASI KEGIATAN
Membantu Mencari Rekam Medis Pasien yang berobat di Puskesmas
Semplak

Penyuluhan tentang “Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Tes


IVA

Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SDN Semplak 2


SAFARI Keluarga Berencana (KB)

Kelas Ibu Balita dan Penyuluhan tentang “Deteksi Dini Kanker Leher
Rahim dan Tes IVA” di Posyandu RW 03 Kelurahan Semplak

Kelas Ibu Hamil dan Penyuluhan tentang Keputihan (Flour Albus) pada
Ibu Hamil di Posyandu RW 01 Kelurahan Semplak
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SDIT Baitussalam Kelurahan
Curug Mekar

Kelas Ibu Balita di Posyandu RW 03 Kelurahan Semplak

Kelas Keluarga Berencana (KB) dan Penyuluhan IVA tes


Kelas Ibu Balita dan Penyuluhan mengenai Faktor-faktor yang
mempengaruhi Tumbuh Kembang Balita

Wawancara Ibu Hamil Mengenai Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal


Care)
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2008). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Depkes RI. (2010). Pedoman Pelayanan Antenatal. Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Medik
Dasar Departemen Kesehatan RI.

Dinas Kesehatan Kota Bogor. (2017). Profil Dinas Kesehatan Kota Bogor. Bogor: Dinkes Kota
Bogor.

Fitrayeni, Suryati, & Faranti, R. M. (2017). Kelengkapan Kunjungan Antenatal Care Ibu Hamil
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pegambiran. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas.

Kementerian Kesehatan RI. (2015). infoDATIN : pusat data dan informasi kementerian
kesehatan RI : mother's day. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.

Manuaba, & Ida Bagus. (2015). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.

Masrianto, I. (2016). Hubungan Pengetahuan, Sikap Ibu Hamil terhadap Kunjungan


Pelayanan Antenatal. Jurnal Kesehatan Nasional, 15-22.

Mufdilah. (2014). ANC Pemeriksaan Kehamilan. Jakarta: Mulia Medika.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Puskesmas Semplak. (2018-2019). Hasil Cakupan PWS KIA. Bogor: Puskesmas Semplak.

Rizki, F. N. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan dengan peran bidan dalam pencapaian
cakupan K4 di Kabupaten Bandung. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

S, N. (2012). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

SDKI. (2015). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta: Badan Pelaksana Survei.

Susilawati, A. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.

World Health Organization. (2017, Oktober 2). Global Health Observatory (GHO) data:
maternal mortality. Diambil kembali dari Geneva: World Health Organization (WHO):
http://www.who.int/gho/maternal_health/mortality/maternal_mortality_text/en/.

Wylie, & Linda. (2015). Manajemen Kebidanan Gangguan Medis Kehamilan & Persalinan.
EGC.

Anda mungkin juga menyukai