KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbingan-
Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Hasil Laporan Tugas Akhir dengan judul
Hasil Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
Bersama ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih dengan
10. Denok widowati Amd. Keb selaku pembimbing Lapangan di Rumah Sakit
11. Erlita Amd. Keb selaku pembimbing lapangan di puskesmas Mekar Sari
12. Dwi Suprapti Amd. Keb selaku pembimbing di Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto
Balikpapan
13. Asmah Amd.keb selaku pembimbing di Puskesmas Sumber Rejo dan Praktik
14. Sri Hayati Amd. Keb selaku pembimbing Praktik Klinik Kebidanan di Rumah
15. Kedua Orang tua, Kakak dan Adik serta keluarga tercinta yang telah membantu
16. Pasien Laporan Tugas Akhir, Ny. P yang telah bersedia ikut berpartisipasi
menjadi pasien saya untuk menyeleaikan Laporan Tugas Akhir ini, terima kasih
kedepan
4
18. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Hasil Laporan Tugas Akhir ini
kekurangannya. Hal ini dikarenakan keterbatasan yang ada pada penulis baik
pengalaman, pengetahuan dan waktu. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun demi perbaikan yang akan datang sangat diharapkan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang telah diberikan dan
semoga Hasil Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain
yang membutuhkan.
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah
satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu Negara. Tingginya AKI dan
Development Goals (SDGs) yang telah disahkan pada September 2015 berisi 17
tujuan dan 169 target. Tujuan ketiga SDGs adalah menjamin kehidupan yang sehat
dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia dengan salah satu
target mengurangi AKI secara global sebanyak 70 per 100.000 Kelahiran Hidup
(KH) dan AKB 12 per 1.000 kelahiran pada tahun 2030 (WHO, 2017).
tahunnya lebih dari 585.000 jiwa per tahun meninggal saat hamil atau bersalin.AKI
di Asia Tenggara, salah satunya di Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015 (WHO, 2016). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) AKI menetap dengan jumlah 305 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2015
dan 305 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2018 . Sedangkan AKB menurun dari 32
per 1.000 kelahiran hidup tahun 2015 dan turun menjadi 24 per 1.000 kelahiran
hidup tahun 2017 (Profil Kesehatan, 2018). Sementara target AKI yang harus dicapai
sesuai kesepakatan SDGs tahun 2030 adalah 70 per 100.000 kelahiran hidup dan
sebesar 104 kasus kematian per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2019 menurun
6
menjadi 79 kasus kematian per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi
mengalami penurunan dimana pada tahun 2018 ada 9 kasus atau 72 per 100.000 KH,
kemudian menurun menjadi 8 kasus atau 64 per 100.000 KH tahun 2019. Sementara
itu AKB di Balikpapan pada tahun 2018 terdapat 94 kasus atau 7 per 1.000 KH,
kemudian tahun 2019 menurun menjadi 84 kasus atau 7 per 1.000 KH (Dinas
Upaya yang dilakukan untuk menekan AKI dan AKB dengan memberikan
mulai dari hamil, bersalin, nifas, neonatus hingga pemilihan alat kontrasepsi.
Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil melalui pemberian pelayanan
antenatal minimum 6 kali selama masa kehamilan yaitu minimal 2 kali pada
trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu). Minimal 1 kali pada trimester
kedua (usia kehamilan 12-28 minggu). Minimal 3 kali pada trimester ketiga (usia
perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa deteksi dini faktor resiko,
pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu pemberian zat besi sebanyak 90 tablet (Fe)
persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih (dokter spesialis kebidanan dan kandungan
(SpoG), dokter umum dan bidan). Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan
kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali
sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca
7
persalinan, pada hari ke empat sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada
hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan. (Kemenkes RI.2015).
Sebuah kehamilan dapat dikatakan beresiko tinggi bila prosesnya beresiko lebih
tinggi dari kehamilan normal, bagi ibu maupun janin, baik selama hamil maupun
keadaan menyimpang dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan
kematian ibu maupun bayi (Manuaba, 2010). Menurut Dinkes Balikpapan tahun
2019 ibu hamil resiko dan komplikasi > 20 % dari ibu hamil di kota Balikpapan yang
tercatat di tahun 2018. Riwayat obstetric yang buruk akan menjadi salah satu faktor
risiko kehamilan dan persalinan ibu berikutnya seperti riwayat abortus berulang,
riwayat asma, riwayat hipertensi, riwayat persalinan dengan seksio sesarea atau
bahkan mengalami perdarahan setelah melahirkan, selain itu kondisi kesehatan dan
gizi ibu saat ini juga sangat berpengaruh (Manuaba, 2010). Dampak jika ibu memilki
resiko tinggi dan riwayat obstetric buruk pada kehamilan terhadap bayi antara lain
kelahiran prematur, berat badan lahir rendah atau BBLR, bayi lahir dengan anemia
mudah infeksi, dan pertumbuhan setelah lahir dapat mengalami hambatan dan
kematian bayi. Sedangkan dampak bagi ibu dapat terjadi kegagalan kehamilan dapat
berulang dan terjadi lagi, persalinan lama, distosia, perdarahan dalam persalinan,
merupakan asuhan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil,
bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatal sampai pada keluarga berencana. Asuhan
8
kebidanan ini diberikan sebagai bentuk penerapan fungsi, kegiatan, dan tangggung
jawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien dan merupakan salah satu
Faktor akibat terlalu dekat jarak kehamilan menjadi salah satu resiko tinggi
kehamilan yang dapat menyebabkan AKI. Jika dilihat menurut jarak kehamilan
ternyata jarak kurang dari 2 tahun menunjukan proporsi kematian maternal lebih
banyak. Jarak Kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu
sebelumnya dan cadangan zat besi ibu hamil belum pulih, akhirnya kebutuhan janin
(Ruswandiani dan Mainase, 2015, dalam Monita, et.al, 2016) mengatakan bahwa
jarak kelahiran yang ideal adalah lebih dari dua tahun, karena tubuh memerlukan
Dari permasalahan tersebut juga akan muncul beberapa resiko, misalnya kematian
janin saat dilahirkan, plasenta previa, BBLR, dan Kematian di usia bayi. Selain itu,
resiko lain juga dapat terjadi seperti prematur karena kesehatan fisik dan rahim ibu
Berdasarkan pada hasil pengkajian dan pemeriksaan, didapatkan data Ny. “P”
berusia 24 tahun saat kehamilan sekarang, anak keempat, TBJ bayi 1860 gr dengan
usia kehamilan 32-33 minggu. Saat kehamilan sekarang Ny. P Dari data yang
yang dialami oleh pasien antara lain yaitu, mengangkat diagnosa ” G4P3003 32-33
minggu Oleh karena itu penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan yang
9
komprehensif pada Ny. P selama masa hamil dan merancang beberapa asuhan untuk
mencegah terjadinya masalah pada Ny. P. salah satunya adalah dengan melakukan
pemantauan ibu hamil. serta melakukan asuhan untuk mengatasi apabila ada
Kebidanan Komprehensif Pada Ny. “P” G4P3003 Hamil 32-33 Minggu di Puskesmas
Baru Tengah Kota Balikpapan Tahun 2022” Dalam Asuhan komprehensif ini,
penulis berharap agar Ny. P mendapatkan Asuhan selama kehamilan sampai masa
nifas dan apabila terdapat masalah akan diatasi oleh penulis dengan berbagai
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah pada studi kasus ini adalah
“Bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. “P” G4P3003 Hamil 32-33
Minggu di Puskesmas Baru Tengah dalam masa kehamilan, persalinan, bayi baru
“Bagaimana Asuhan Kebidanan Konfrehensif pada Ny. “P” G4P3003 Hamil 32-
C. Tujuan
1. Tujuan umum
lahir, nifas, neonatus, sampai dengan pelayanan kontrasepsi pada Ny. “P”
G4P3003 Usia Kehamilan 32-33 minggu dengan jarak kehamilan terlalu dekat <
2 tahun .
10
2. Tujuan Khusus
SOAP
1. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti, dapat mempraktikan teori yang didapat secara langsung dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir,
perkuliahan.
2. Manfaat Teoritis
nifas, neonatus, sampai pemilihan alat kontrasepsi dapat dijadikan dasar untuk
selanjutnya.
E. Ruang Lingkup
pengambilan data secara primer terhadap Ny.P usia 24 tahun G4P3003 usia
kehamilan 32-33 minggu yang bertempat tinggal di Jl. 21 januari rt 04. Pelaksanaan